Sunday, August 27, 2023

Puisi Selembar Cinta

 PUISI SELEMBAR CINTA


Cintaku berbalut rindu

kudekap hangat dalam pelukanku

detaknya mengiringi setiap degup jantungku

getarnya berdesir disetiap alir darahku

cintaku bagai kidung2 dari nirwana

indah dan tak pernah henti mengalun

cintaku tak pernah pudar

walau musim berganti menggilasnya

hanya itu milikku

cintaaaa...

selamat siang dari kereta Manahan Jakarta-Solo.

26 comments:

  1. Selamat siang Bu Tien

    Selalu dalam doa
    Sehat selamat sampai tujuan

    Home sweet home
    ๐Ÿ™

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat sore mas Nanang
      Aamiin. Matur nuwun. Hampir sampai Jogya.

      Delete
  2. maturnuwun puisinya
    salam sehat selalu bunda

    ReplyDelete
  3. Sungguh indah dialog ini :

    ***

    “Saya hanya gadis miskin, Tuan.
    Saya juga hanya pembantu.
    Saya tak akan pernah bermimpi untuk menggapai langit, karena tangan saya tak akan sampai.”

    “Aku akan membawamu terbang ke langit, agar kamu bisa menggapainya.”

    ***

    Busur sudah dipentang
    Panah asmara sudah dilepas........
    Mungkinkah akan sampai pada sasarannya

    Cinta tak mengenal strata
    Walau ada yang bilang cinta itu buta
    Tapi, manakala sudah terpagut
    Membuat dua hati saling terpaut

    ***

    Semoga bunda Tien Kumalasari
    Telah sampai dengan selamat
    Tidak kurang suatu apapun.

    Salam sehat....
    Salam Aduhai.....

    ReplyDelete
  4. Smg mb Tien sehat sll dan slmt smp 7an

    ReplyDelete
  5. Sungguh indah puisinya...mak nyesss rasanya terima kasih Bu Tien smoga sehat selalu..

    ReplyDelete
  6. Plok plok plok... bukan hanya prosa, puisi juga oke.

    ReplyDelete
  7. Kereeeen puisinya .... terima kasih.
    Met malam bu Tien... semoga sampai dirumah dengan sehat dan selamat . Met istirahat bunda Tien

    ReplyDelete
  8. Puisi cinta yg indah
    Mengukir masa lalu
    Makasih bunda

    ReplyDelete
  9. Luaar biasa .. di dalam kereta msh. berkarya nan istimewa ...aduhai ..salam dan doa sehat wal Afiat sejahtera

    ReplyDelete
  10. Terima kasih perhatiannya untuk mas2, dan diajeng2, Nanang,mas Hadi, Pri, Engkas Kurniasih, Sri Maryani, Wignyo press, Latif, Suprilina, Yangtie,

    ReplyDelete
  11. Terima kasih puisi indahnnya mbak Tien

    ReplyDelete
  12. Maturnuwun puisi cintanya ...bu Tien

    ReplyDelete
  13. Terima kasih juga untuk diajeng2 Endah. Nanik, mas Suprawoto

    ReplyDelete
  14. Maturnuwun puisinya Bunda Tien, sehat selalu buat Bunda Tien bersama keluarga๐Ÿคฒ๐Ÿ™

    ReplyDelete
  15. Matur nuwun puisinya mbakyu Tienkumalasari, sehat² sll dan salam kangen dari Tanggamus, Lampung

    ReplyDelete
  16. Luar biasa mbak Tien
    ๐Ÿฅฐ๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  17. T O P pokoknya ๐Ÿ‘๐Ÿ‘,terimakasih bunda

    ReplyDelete
  18. Aku juga masih ingat apa yang pernah kutulis dua tahun sebelum menikah......

    Kedatanganmu....
    Bagaikan air bah
    Yang melanda dahsyat...
    Sampai bendungan hatiku bobol
    Bahkan.....
    Sebelum kuselami lubuk hatimu yang paling dalam..
    Aku sudah berharap....
    Kan kujadikan engkau
    Ibu dari anak²ku.

    Bojonegoro 21 Agustus 1974

    ReplyDelete
  19. Mantab. Kakek Habi .. tdk mau kalah dengan Bunda Tien...๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐ŸŒท๐Ÿ™๐ŸŒท๐ŸŒท๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

    ReplyDelete

JANGAN BIARKAN BUNGAKU LAYU 25

  JANGAN BIARKAN BUNGAKU LAYU  25 (Tien Kumalasari)   Bu Wita terbelalak. Wanda yang masih  mendengar ucapan dokter itupun berteriak. “Bohon...