Thursday, July 6, 2023

SEBUAH PESAN 37

 SEBUAH PESAN  37

(Tien Kumalasari)

 

Bu Rahman tertegun. Tentu saja dia tidak percaya bahwa Damian memiliki banyak uang sehingga bisa membayar biaya rumah sakit istrinya, di kamar VVIP pula. Orang biasa saja tak akan mampu, apa lagi Damian yang hanya orang miskin.

“Pak, mengapa Bapak tidak menyuruh petugas itu untuk mengembalikan saja uang yang sudah dibayarkan Damian, lalu pakai uang Bapak sendiri,” geram bu Rahman karena merasa kalah duluan.

“Mana bisa begitu Bu, seperti pembayaran antar orang saja. Uang yang sudah masuk di sini tidak bisa keluar lagi. Yang bisa kita lakukan adalah menukar uang Damian yang sudah dibayarkan, supaya Damian tidak terbebani.”

“Ya sudah, segera saja Bapak kembalikan, nanti kalau dia banyak hutang, anak kita juga akan ikut susah dan malu. Bisa-bisanya ngutang untuk gaya-gayaan, biar dikira mampu membiayai istrinya yang sedang sakit," omel bu Rahman.

Raya yang semula diam saja, terpaksa membuka mulut karena kesal kepada ucapan-ucapan ibunya.

“Pak, Bu, tadi Damian bilang, dia punya tabungan. Jadi dia tidak meminjam uang dari siapapun,” kata Raya.

“Huh, omong kosong apa itu? Mana bisa uang tabungan dia cukup untuk membayar biaya rumah sakit. Coba Pak, berapa uang yang dititipkan Damian di rumah sakit ini.”

“Katanya lima puluh juta, dan biaya pemeriksaan sebelumnya juga sudah lunas.”

“Dia punya tabungan sebanyak itu? Omong kosong. Kamu itu cuma dibohongi sama suami kamu Raya. Nanti kalau tiba-tiba di rumah kamu ada orang menagih hutang, baru kamu merasa malu.”

“Ya sudah Bu, tidak usah dipermasalahkan. Nanti aku akan ketemu Damian dan menanyakannya. Kalau itu uang dari meminjam, aku akan minta agar dia membayarnya dengan uangku.”

“Ya sudah, secepatnya Bapak berikan uangnya. Dasar tak tahu malu.”

Raya diam-diam menitikkan air mata. Sedih sekali hatinya mendengar ibunya terus menerus menjelek-jelekkan suaminya.

“Raya, kenapa kamu menangis? Tidak usah sedih, nanti ayah kamu yang akan membayarya, kamu tidak akan susah dan malu karena ditagih utang," kata sang ibu yang mengira anaknya sedih kalau sampai ditagih utang.

“Raya sedih karena Ibu selalu menjelek-jelekkan Damian. Dia suami aku Bu, kalau dia sakit, aku juga merasa sakit. Kalau ibu mengumpat dia, aku juga merasa terluka,” isaknya

“Raya, kamu itu salah terima. Ibu hanya menjaga supaya kamu hidup tenang. Suamimu yang sombong itu, kalau dibiarkan nanti hanya akan membuat kamu susah. Percayalah sama ibu.”

“Sudah Bu, hentikan. Sudah jelas Raya terluka dan menangis. Nanti kalau dia sedih lalu sakitnya bertambah parah, bagaimana?”

Bu Rahman terdiam, ia mengusap air mata Raya, tapi dikibaskan oleh Raya.

“Kamu kok begitu sih, ibu melakukan ini, karena sayang sama kamu. Tahu begini, aku carikan kamu suami yang baik. Dulu ada anak pengusaha teman ayahmu yang ingin mengambil kamu sebagai menantunya. Keburu kamu tergila-gila sama tukang kebun itu.”

“Sudah Bu, diam. Ibu hanya menambah sedih hati anak kita saja. Sekarang ayo kita pulang saja,” kata pak Rahman gusar. Ia mengelus  kepala Raya dan mencium keningnya.

“Kamu harus sehat. Sekarang bapak sama ibu mau pulang ya, sebentar lagi suami kamu pasti datang menemani kamu. Jangan memikirkan apa yang dikatakan ibumu.”

Raya mengangguk. Memang lebih baik kalau ibunya pulang saja, karena kalau dia mendengar omelan-omelan yang isinya hanya merendahkan Damian, Raya akan semakin terluka. Baginya, Damian adalah laki-laki baik yang tak ada cacat celanya. Ia merasa tak salah pilih, dan dia berjanji akan menjaga pernikahannya agar selalu merasa tenang dalam hidupnya.

***

Abi baru pulang kerja di sore hari itu, ketika mendapati Kamila sedang tertidur di ruang tengah. Abi heran karena biasanya Kamila selalu menunggu di teras saat kepulangan suaminya. Ia mendekat, dan meraba kening sang istri, barangkali dia sakit. Karena sentuhan itu, Kamila terbangun.

“Eh, sudah pulang?”

“Iya, aku berharao ada yang menunggu aku di teras seperti biasanya, ternyata tidak.” kata Abi sambil mencium kening istrinya, sambil duduk di sampingnya.

“Badanku agak kurang enak, ditambah ada berita yang kurang enak pula dari rumah.”

“Berita apa?”

“Raya dirawat di rumah sakit. Ibu yang menelpon.”

“Sakit apa, dia?”

”Katanya dadanya sesak. Ibu kesal karena mungkin rumahnya kurang memadai, sehingga membuat Raya sakit napas.”

“Masa karena rumah sih. Aku lihat rumahnya baik-baik saja. Bersih dan rapi, walaupun sangat sederhana.”

“Iya sih. Nggak tahu, kenapa ibu tadi bilang begitu.”

“Ibu tidak suka pada Damian, sehingga mencari-cari kesalahannya. Padahal Raya tampak sangat bahagia. Lagi pula kalau karena udara tidak bersih, mengapa Damian yang tinggal di sana selama bertahun-tahun masih baik-baik saja?”

“Iya juga sih. Tadi ibu sedang menunggu bapak, yang katanya sedang menemui dokternya. Setelah itu belum mengabari lagi. Aku ingin menelpon, dan sebenarnya juga ingin pulang untuk melihat keadaan Raya, tapi badanku rasanya nggak enak.”

“Tuh, kamu kecapekan barangkali. Kamu mengerjakan semuanya sendiri sih. Masalah Raya kita tunggu saja berita selanjutnya, kalau hanya sakit ringan saja ya tidak usah pulang, kalau kamu sedang tidak enak badan. Cari pembantu saja ya.”

“Tidak, mengapa mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak begitu berat harus mencari pembantu? Barangkali memang aku sedang tidak enak badan saja.”

“Rasanya bagaimana?”

“Lemas, malas ngapa-ngapain. Bekas makan siang juga belum aku bersihkan. Oh ya, aku juga belum membuatkan minum untuk kamu.”

“Nggak usah, biar aku buat sendiri saja. Biasanya juga buat sendiri kok, itupun kalau lagi pengin minum-minum.”

“Jangan, itu kan sekarang menjadi pekerjaan aku. Setelah punya istri, kamu harus makan dan minum dengan lebih teratur. Kalau tidak, nanti aku dikatain istri yang tidak perhatian sama suami,” kata Kamila sambil berdiri.

“Katanya kamu sakit.”

“Tidak apa-apa kalau hanya membuat minum saja. Mungkin benar, aku hanya kecapekan.”

“Baiklah, aku ganti baju dulu kalau begitu.”

Kamila mengangguk, lalu melangkah ke belakang.

Abi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan belum ingin mandi karena sebenarnya sedang mengkhawatirkan keadaan istrinya. Ia menganti baju dan beranjak keluar. Tapi sudah sekian lama, Kamila belum juga muncul dari dapur. Abi melangkah menuju dapur, dan terkejut melihat istrinya duduk di kursi dapur dan menelungkupkan kepalanya di meja.

“Mila, ada apa?”

“Kepalaku pusing sekali.”

“Kita ke dokter saja.”

“Aku coba minum obat pusing dulu, barangkali reda.”

“Jangan sembarangan minum obat, kalau belum jelas apa sakitnya. Pokoknya kita ke dokter.”

“Sekarang Mas?”

“Ya sekarang dong, aku nggak mau ketika aku bekerja lalu kepikiran kamu terus. Semuanya harus jelas, sakit benaran atau hanya kecapekan.”

Kamila mengangkat kepalanya yang terasa berat. Abi menuntunnya ke arah kamar, dan membantunya berganti baju yang pantas untuk pergi ke dokter.

***

 Abi menuntun istrinya memasuki ruang tunggu dokter. Dokter yang satu ini pasiennya lumayan banyak. Abi mendapat nomor lima. Dan walaupun hanya lima, tapi memeriksa satu pasien saja bisa hampir setengah jam. Apa lagi kalau pasiennya banyak bertanya, atau ada masalah yang harus di bicarakan dengan dokternya. Disebelah ruang praktek dokter itu juga ada dokter lain yang praktek. Seorang wanita, spesialis kandungan. Ada beberapa pasien yang menunggu di sana. Menurut salah seorang yang duduk di dekatnya, mereka adalah suami istri.

Kamila tampak tak sabar. Dia menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami.

“Lama sekali sih,” keluhnya.

“Sabar, kurang dua pasien lagi. Pusing sekali ya?” tanya Abi sambil memijit-mijit kepala istrinya.

“Tak tahan, lama-lama jadi mual nih.”

“Membawa minyak angin nggak?”

Kamila menggeleng.

“Aku beli dulu di warung ya, kamu tunggu di sini.”

“Jauh nggak warungnya?”

“Nggak, aku tadi melihat ada warung dua rumah dari sini. Tak akan lama,” kata Abi sambil  berdiri, kemudian melangkah menjauh.

Abi bergegas memasuki warung dan mengatakan apa yang ingin dibelinya. Ia segera membalikkan badan agar bisa segera memberikan minyak angin itu kepada istrinya. Tapi ketika ia memasuki ruang tunggu dokter itu lagi, ia melihat seseorang keluar dari ruangan dokter kandungan. Ia heran karena wanita itu adalah Juwita. Tapi Juwita tampak berjalan dengan lesu.

“Itu kan Juwita,” kata Kamila yang lebih dulu melihatnya.

Mendengar orang menyebut namanya, Juwita menoleh. Ia terkejut ketika melihat Abi dan istrinya. Bukannya sungkan, Juwita malah mendekat.

“Aku ingin menggugurkan kandungan ini, tapi semua dokter menolaknya,” katanya tanpa basa basi.

“Apa? Mengapa digugurkan?” kata Kamila yang sejenak melupakan pusing di kepalanya karena terkejut mendengar orang mau menggugurkan kandungan.

“Keadaan aku yang seperti ini sangat mengganggu. Kehamilan menghambat aku mencari uang.”

“Bayi itu kan tidak berdosa? Dosa kamu akan berlipat-lipat kalau menggugurkannya,” kata Abi.

“Persetan dengan dosa itu. Pokoknya aku merasa sangat terganggu. Kalau dokter tidak mau melakukannya, aku akan mencari jalan lain.”

“Apa kamu sudah gila?”

Juwita menjawab lagi, entah apa jawabnya, tapi keduanya segera berdiri karena nama Kamila sudah dipanggil. Mereka segera memasuki ruang praktek dokter itu.

Dokter yang sangat ramah itu kemudian memeriksa Kamila dengan teliti, tapi kemudian sang dokter tersenyum.

“Ini bukan sakit, kalau menurut saya.

“Apa maksud dokter?”

“Kemungkinannya adalah, bahwa istri Anda ini hamil.”

“Hamil?” pekik Abi dan Kamila bersamaan.

“Baru pertama kali ini ya?”

“Iya, baru beberapa bulan kami menikah.”

“Baiklah, tapi saya bukan ahlinya. Sebaiknya Anda memeriksakan ke dokter kandungan, agar benar-benar yakin kalau Anda memang hamil.”

“Baiklah, saya akan langsung. Bukankah di sebelah itu dokter kandungan?”

“Benar, silakan kalau mau periksa ke situ, dia istri saya,” kata sang dokter yang lagi-lagi tersenyum.

Abi dan Kamila segera keluar dan mendaftar ke dokter kandungan yang prakteknya bersebelahan dengan suaminya.

Ketika menunggu itu mereka kemudian teringat kepada Juwita.

“Mana dia?”

“Sudah pergi lah, kan sudah selesai dia konsultasi ke dokter kandungan itu?”

“Bukan begitu, aku ingin membujuknya agar dia tidak menggugurkan kandungannya. Itu sudah besar lho. Perutnya sudah kelihatan membuncit.”

“Benar, sudah gila dia. Semoga ada orang lain yang mengingatkannya. Padahal kehamilan itu kan membahagiakan? Kamu tahu Mila, aku bahagia sekali mendengar kata dokter tadi.”

“Kan harus dibuktikan kebenarannya. Harus menunggu sebentar lagi.”

“Iya, tak sabar menunggu.”

“Tapi ngomong-ngomong mana minyak angin yang tadi Mas beli? Sampai lupa aku, gara-gara ketemu Juwita, lalu mendengar dari dokter bahwa kemungkinan aku hamil,” katanya yang kemudian menerima minyak angin yang diberikan  suaminya, lalu menggosokkan minyak angin itu ke pelipisnya, karena rasa pusingnya kembali terasa.

“Masih pusing ya?”

“Tadi lupa rasa pusingnya, sekarang terasa lagi.”

Tapi mereka benar-benar bahagia ketika dokter kandungan juga mengatakan bahwa Kamila benar-benar hamil.

Sepanjang perjalanan Abi berpesan kepada istrinya dengan kata-kata yang dipenuhi kata ‘tidak’, Tidak boleh terlalu capek, tidak boleh memasak, tidak boleh lupa minum obatnya, dan banyak lagi kata tidak yang diucapkannya.

“Aku akan segera mengabarkannya pada ibu tentang kehamilan ini,” kata Kamila sambil tetap menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.

***

Damian sudah kembali ke rumah sakit, setelah ke bengkel untuk minta ijin, dan pulang mandi untuk berganti pakaian rapi.

Raya tampak senang ada Damian di sampingnya.

“Aku menyusahkan kamu, bukan?”

“Mengapa kamu berkata begitu?”

“Kamu harus membayar biaya rumah sakit yang pastinya tidak sedikit, karena kamu memilihkan kamar yang mahal untuk aku.”

“Jangan dipikirkan. Apa yang terjadi pada istri, sepenuhnya menjadi tanggung jawab suami, dan itu bukanlah beban yang berat.”

“Ibu mengira kamu mendapatkan uang dari meminjam, benarkah?”

“Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku punya tabungan?”

“Sebanyak itu?”

"Kamu tidak usah berbicara tentang itu semua. Kamu harus yakin kalau suami kamu mampu melakukannya dan tidak akan memberatkan kehidupan kita. Yang penting sekarang kamu harus cepat sembuh."

“Iya, kata dokter aku tidak apa-apa dan akan segera pulih.”

“Kamu tahu apa yang aku inginkan setelah kamu  pulih?”

“Apa? Memasak buat kamu, menyiapkan semua kebutuhan kamu …”

‘Tidak …”

“Lalu apa? Jangan yang susah-susah dong.”

“Aku ingin kita segera memiliki seorang anak.”

“Haaa?”

Lalu senyuman mereka merekah. Raya tersipu malu.

***

Besok lagi ya.

 

95 comments:

  1. Replies
    1. Untuk yang kedua kalinta jeng Sri Maryani Pondok Gede juara 1
      Please call me 085101776038

      Delete
    2. Innalillahi wa inailaihi rojiun..

      Turut berdukacita..

      Semoga husnul-khatimah

      Aamiin..

      Selamat pagi Bunda Tien...

      Maturnuwun..

      Semoga Bunda sehat selalu Aamiin


      ๐Ÿ’œ๐Ÿ’™๐Ÿ’›❤๐Ÿ’š๐Ÿงก

      Delete
  2. Sugeng ndalu Bu Tien, matur nuwun Damian sampun tayang. Mugi2 panjenengan tansah pinaringan sehat wal afiat ๐Ÿคฒ๐Ÿป

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah bisa komen..tadi ga bisa buka bu Tien...rupanya ada yang main-main dengan blognya bu Tien

    ReplyDelete
  4. Matur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Pesan telah tayang

    ReplyDelete
  5. Matur nuwun bunda Tien, smg sehat2 selalu dan salam aduhai dri Bintaro

    ReplyDelete
  6. Terima kasih Mbak Tien. Didoakan semoga sehat selalu. Bahagia bersama keluarga.

    ReplyDelete
  7. เน‘ ꦿ๐Ÿƒ ๐ŸŒน๐ŸŒป๐ŸŒธ๐ŸŒป๐ŸŒน๐Ÿƒเน‘ ꦿ
    Alhamdulillah eSPe 37
    sudah hadir...
    Matur nuwun Bu Tien.
    Semoga sehat selalu &
    Smangats berkarya nggih
    ๐Ÿฆ‹ Salam Aduhai ๐Ÿฆ‹
    เน‘ ꦿ๐Ÿƒ ๐ŸŒน๐ŸŒป๐ŸŒธ๐ŸŒป๐ŸŒน๐Ÿƒเน‘ ꦿ ️

    ReplyDelete
  8. ayo Juwita, ojo ngawur kowe yok, bikinnya aja mau, giliran jadi ehh mau dibuang, emangnya sampah..... dasar wong edan

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah SEBUAH PESAN~37 sudah hadir, terimakasih, semoga bu Tien beserta keluarga tetap sehat .. Aamiin..๐Ÿคฒ

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah...
    SP 37 sudah hadir...
    Matur nuwun bu Tien...
    Salam sehat selalu..

    ReplyDelete
  11. ๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน
    Alhamdulillah...
    Syukron nggih Mbak Tien .
    ๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน

    ReplyDelete
  12. Alhamdulilah, sampun tayang episode 37, smoga Raya cepat sembuh dan langsg gas pol buat anak hahaha...& Damian tetep ambil kuliah biar lebih keren, wassalam..Salam sehat inggih mbakyu Tienkumalasari sayang dariku di Cibubur

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah , Terima kasih bunda Tien ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah SP 37 sdh hadir
    Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu.
    Aamiin

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah Terimakasih MST,a Bunda Tien,,,

    Ayo Raya kamu pasti sembuh,,,
    Jangan khawatir Bu Rahman
    Mantumu Damian wong sugih lho,,๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ

    ReplyDelete
  16. Mtrnwn mb Tien....
    Bu Rahman blm tau kl Damian tajir, ayo Damian bikin bu Rahman terkaget2, sekalian aja kuliah di LN

    ReplyDelete
  17. Matur nuwun, bu Tien

    Damian tunjukkan dirimu sesungguhnya

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah
    Matur sembah nuwun mbak Tien

    ReplyDelete
  19. Matur nuwun bunda Tien...
    Sehat selalu, amin!

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah

    SP 37 dah tayang
    Mksh bunda Tien sehat selalu doaku

    Moga Raya dan Damian selalu tentram dan damai
    Bu Rahman moga segera di sadarkan jgn gangu kehidupan anaknya

    Ayo ber paling dulu pd Kamila,biar Raya tenang hidupnya bersama Damian

    Sabar Raya suamimu mang bnr cinta juga

    Penasaran bsk bgmn kelanjutannya
    Ttp setia menanti deh

    ADUHAI ADUHAI DAN ADUHAI

    ReplyDelete
  21. Replies
    1. Nderek belosungkowo Bunda Tien & Bapak Tom W

      Delete
  22. Alhamdulillaah dah tayang
    M
    Lekas sembuh raya bikin momongan yg cepet berlomba dengan kakak.
    Bunda bikin bu rahman kaget bahwa damian tajir, bikin bu rahman klepek" malu sendiri

    ReplyDelete
  23. Mature nuwun bu Tien..teman sy cari " Sebuah pesan 16 " tapi kok ga bisa ketemu . Mungkin bu Tien bisa ksh Tip ...



    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah saya coba bantu cari tapi yg keluar " Sebuah janji 16 "
      Saya selalu baca / mengikuti semua tulisan dari bu Tien...
      Semangat bu !

      Delete
    2. ๐˜—๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ด๐˜ฆ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ 085101776038

      Delete
    3. Sebuah Pesan 17 dan 16 memang diblog ini tidak ada

      Delete
  24. Mila dan Raya kalau segera punya anak tentu sangat membahagiakan orang tua mereka. Cuma bu Rahman perlu diberi pengertian tentang Damian yang sebenarnya kaya raya.
    Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.

    ReplyDelete
  25. Tuh kan
    Habis diperiksa dr Danarto malah kini nggeser ke dr Desy, baru tahu tuh; kalau beneran hamil tuh Kamila
    Bakalan ramรฉ banyak cucu nich, senengnya..
    Abi sibuk cari asisten biar Kamila nggak terlalu berat menangani kerjaan rumah tangga.
    Biar perhatian lebih pada calon bayinya.
    Belum lagi berita itu sampai ke calon nenek, eh Damian bรชnรชr bรชnรชr, menginginkan anak biar ramรฉ tuh rumah, ada celoteh yang bikin rindu; mau mengalahkan kecerewetan omanya, perlu penterjemah lagi; yang ngerti maksud celotehan cucu kan ibunya anak anak.
    ADUHAI

    Terimakasih Bu Tien
    Sebuah pesan yang ke tiga puluh tujuh sudah tayang
    Sehat sehat selalu doaku
    Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    ๐Ÿ™

    ReplyDelete
    Replies
    1. _*๐˜—๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ*_
      Buat teman2ku PCTK, bhb bu Tien sedang berduka... karena wafatnya besan beliau, jangan terlalu diharapkan kehadiran _*๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ_38*_
      ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜‰๐˜ช๐˜ข๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜‰๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜›๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ด ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฅ๐˜ฆ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ 38. ๐˜š๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ²๐˜ฌ๐˜ถ.
      ๐˜š๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜š๐˜Œ๐˜™๐˜–๐˜‘๐˜ˆ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ˆ๐˜‹๐˜œ๐˜๐˜ˆ๐˜.

      Delete
    2. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun..
      Turut berduka cita semoga Allah Swt memuliakan besan bu Tien dialam kuburnya.. Aamiin

      Delete
  26. Terima kasih Bunda Tien Kumalasari

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah,matursuwun Bu Tien

    ReplyDelete
  28. terima kasih buTien...salam sehat selalu...

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah, matur nuwun, sehat selalu bunda Tien . .

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah....matur nuwun Bu Tien

    ReplyDelete
  31. Sebenarnya yang saya penasaran...nanti2 akan terungkap ga ya...aib Abi tentang hubungannya dengan Juwita waktu itu?๐Ÿค”

    Terima kasih, ibu Tien sayang...salam sehat.๐Ÿ™๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜€

    ReplyDelete
    Replies
    1. ๐˜ˆ๐˜ช๐˜ฃ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ, ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ข๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข. ๐˜’๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ.... ๐˜ธ๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฅ๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜‘๐˜ถ๐˜ธ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ฑ ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ

      Delete
  32. Matur nuwun bunda Tien...๐Ÿ™๐Ÿ™

    ReplyDelete
  33. Terima Kasih Bu Tien...SP ke 37 sampun tayang, salam Sehat Selalu nggih Bu.

    Bagaimana caranya membuat sikap Bu Rahman Luluh terhadap mantu nya ya. Sampai Raya juga ikut sakit hati.

    Semoga Damian tetap tabah dan pantang menyerah meluluh kan sikap Ibu Mertua nya yang kasar dan Arogan.

    Salam hangat dan Aduhai dari Jatinegara ,- Jkt

    ReplyDelete
  34. Terimakasih Bu Tien untuk ceritanya hari ini. Sehat selalu ya

    ReplyDelete
  35. Terimakasih....Bu Tien , semoga sehat selalu . Juwita.... bagaimana nasibmu?

    ReplyDelete
  36. Moga Raya cepat sembuh .
    Kuliah Raya bagaimana ya, dan Damian kapan mulai kuliahnya?
    Makasih mba Tien.
    Salam hangat selalu aduhai

    ReplyDelete
  37. Alhamdulilah...
    Tks banyak bunda Tien..
    Salam sehat dan bahagia selalu..

    ReplyDelete
  38. Maturnuwun mbak Tien. Bu Rahman kudu dilethoki sambel ya...ben kapok. Kamila, selamat atas kehamilannya ya...wis Juwita gak usah diurusi

    ReplyDelete
  39. ๐˜ˆ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ด_16, ๐˜ด๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช 085101776038

    ReplyDelete
  40. _*๐˜—๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ*_
    Buat teman2ku PCTK, bhb bu Tien sedang berduka... karena wafatnya besan beliau, jangan terlalu diharapkan kehadiran _*๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ_38*_
    ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜‰๐˜ช๐˜ข๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜‰๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜›๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ด ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฅ๐˜ฆ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ 38. ๐˜š๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ²๐˜ฌ๐˜ถ.
    ๐˜š๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜š๐˜Œ๐˜™๐˜–๐˜‘๐˜ˆ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ˆ๐˜‹๐˜œ๐˜๐˜ˆ๐˜.

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah
    Terima kasih bu Tien.

    ReplyDelete
  42. Innalillahi wainna ilaihi raji'un ... Kita adalah miliknya dan akan kembali berpulang kepadaNya. Ikut berduka cita mb Tien atas wafatnya rahimahullah keng besan... smg diampuni salah dan dosanya dan mendpt tempat terbaik disisi Allah SWT . Aamiin Yaa Robbal'aalamiin.

    ReplyDelete
  43. Innalillahi wainnailaihi rojiun..SMG alm/almh dan terima iman Islamnya dan ditempatkan yg layak di sisi Allah .dan Kel yg ditinggalkan diberi keihklasan dan kesbran .Aamiin yra

    ReplyDelete
  44. Innalillahi wainna illaihi rojiun..
    Nderek bela sungkawa bu Tien.

    ReplyDelete
  45. Ikut berduka atas berpulangnya besan b Tien...
    Innalillahi wainna ilaihi rajiun....

    ReplyDelete
  46. Turut berduka, semoga husnul khotimah. Aamiin

    ReplyDelete
  47. Innalillahi wainna illaihi raji'un.
    Nderek bela sungkawa bu Tien.

    ReplyDelete
  48. nderek belo sungkowo bu Tien...๐Ÿ™

    ReplyDelete
  49. Turut berduka cita, in syaa Allah mendapat tempat yang layak disisi Allah SWT... Aamiin

    ReplyDelete
  50. Innalillahi wainnailaihi rojiun , nderek belosungkowo bunda Tien semoga besan meninggal husnul khotimah . Aamiin YRA ...๐Ÿ™๐Ÿ™

    ReplyDelete
  51. Innalillahi wa innailaihirojiun... Nderek belasungkawa bu Tien

    ReplyDelete
  52. Innalillahi waina ilaihi roojiun .. smoga kapundhut Husnul khotimah, keluarga yg ditinggal senantiasa sabar ikhlas

    ReplyDelete
  53. Innalilahi wa innailaihi rojiun
    Nderek bela sungkawa katur bu Tien dan keluarga besar

    ReplyDelete
  54. Turut berduka cita atas wafatnya besan dari bu Tien.

    ReplyDelete
  55. Innalilahi wa innailaihi rojiun
    Nderek bela sungkawa bu Tien๐Ÿ™

    ReplyDelete
  56. Innฤlillฤhi wainnฤ ilaihi rฤji'ลซn

    ReplyDelete
  57. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  58. Innalillahi wainnailaihi raajiuun. Ikut berduka cita atas berpulangnya Besan Ibu Tien. Al Fatihah. Allahummaghfirlahuu warhamhuu wa'afihi wa'fu'anhuu.....

    ReplyDelete
  59. Innalillahi wainna ilaihi raaji'uun. Ikut berduka cita atas berpulangnya Besan Ibu Tien.
    Allahummaghfirlahuu warhamhuu wa'afihi wa'fu'anhuu.....
    Al Fatihah.

    ReplyDelete
  60. Innalillahi wa innailaihi roji'un semoga husnul khotimah..Al Fatihah...aamiin๐Ÿคฒ๐Ÿคฒ๐Ÿคฒ

    ReplyDelete
  61. Innalillahi wa innailaihhi rojiun, Turut berduka bu Tien, semoga husnul khotimah aamiin yra

    ReplyDelete
  62. Inna lillahi wainna ilaihi rojiun
    Ikut bela sungkawa bu Tien

    ReplyDelete
  63. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, nderek belosungkawa mugi besan bu tien sedo kanthi husnul khotimah, aamiin

    ReplyDelete
  64. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun..
    Turut berduka cita semoga Allah Swt memuliakan besan bu Tien dialam kuburnya.. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Innalillahi wa'inailaihi roji'un. Ikut berduka cita, semoga alm/almh meninggal dlm kead. Husnul khotimah, kelg yg ditinggalkan diberi kesabaran dan keichlasan. Aamiin yra

      Delete
  65. Innalilahi wa innailaihi raji'un...
    Nderek belasungkawa, mugiya sedha kanthi husnul khatimah...
    Aamiin Yaa Mujibassailiin...

    ReplyDelete
  66. Innalilahi wa Innailaihi rojiun turut bela sungkawa atas berpulangnya besan mbak Tien Kumalasari, semoga di terima amal ibadahnya, dimaafkan dosa² nya, ditempatkan di janah Nya. Aamiin YRA ๐Ÿคฒ

    ReplyDelete
  67. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  68. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
    Ikut berdukacita atas meninggalnya besan bu Tien Kumalasari, semoga diterima amal ibadahnya, dimaafkan dosa² nya, dan arwahnya ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya.
    Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  69. Semoga Damian nanti mlm sdh tayang...
    Tks bunda Tien Kumalasari..
    Semoga sehat selalu..

    ReplyDelete
  70. ๐˜š๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต²๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ ๐˜Š๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜›๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฏ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ณ๐˜ช, ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ด ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ˆ๐˜ฅ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜จ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ž๐˜ˆ๐˜Ž ๐˜—๐˜Š๐˜›๐˜’, ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข (๐˜๐˜ฃ๐˜ถ ๐˜›๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฏ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ณ๐˜ช) ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ญ๐˜ฎ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ด_38, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ข๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข'๐˜ฆ, ๐˜š๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ-๐˜š๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ฑ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ (๐˜ด๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ง๐˜ญ๐˜ถ) ๐˜ต๐˜ฅ๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ช ngetik lanjutan cerbung EsPe_38.
    ๐˜œ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ.
    ๐˜š๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ˆ๐˜‹๐˜œ๐˜๐˜ˆ๐˜.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ๐ŸŒน๐ŸŒป๐ŸŒธSemoga Ibu Tien segera sembuh paripurna dan beraktifitas seperti sediakala. Aamiin YRA ๐Ÿคฒ ๐ŸŒบ๐ŸŒผ๐ŸŒท

      Delete
  71. Semoga lekas pulih bu Tien... sehat , bisa menghibur kita lagi...๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿฅฐ

    ReplyDelete
  72. Innalillahi wainna ilaihi rojiuun...ikut belasungkawa atas meninggalnya besan bunda Tien....dan smg bunda Tien jg cepat sehat ...pulih dr flunya...aamiin..

    ReplyDelete
  73. Kutunggu. ... kutunggu ....SP Damian..., Semoga mbak Tien segera sehat dari flu, capek2 seger hilang, jangan lupa makan telur kampung setengah matang lebih bagus, klo g da ya bs telur ras

    ReplyDelete
  74. Smg mb Tien segera sehat dan pulih dr sakitnya shg dpt beraktifitas spt sediakala. Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin.

    ReplyDelete
  75. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
    Ikut berdukacita atas meninggalnya besan bu Tien Kumalasari, semoga diterima amal ibadahnya, dimaafkan dosa² nya, dan arwahnya ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya...Keluarga yg ditinggalkan diberi kesabaran dan keihklasan..Aamiin

    ReplyDelete

M E L A T I 31

  M E L A T I    31 (Tien Kumalasari)   Ketika meletakkan ponselnya kembali, Daniel tertegun mengingat ucapannya. Tadi dia menyebut Nurin? J...