SSEBUAH JANJI 41
(Tien Kumalasari)
Sekar heran, bagaimana bekas ibu tirinya ini bisa ngomong ceplas
ceplos seenaknya, dan di depan Seno pula, mengatakan bahwa Seno adalah bawahan
Samadi? Dia tuh ngimpi atau ngawur atau salah ucap ya.
“Sekar, kamu harus bersyukur, pacar kamu ganteng
banget. Nanti aku mau bilang sama mas Samad, aku suruh dia menaikkan jabatan
pak Seno ini. Aku juga akan bilang ‘harus’ soalnya pak Seno adalah pacar bekas
anak tiri aku. Begitu lho. Oh ya, kenalkan dulu, aku nyerocos tidak menentu,
belum mengenalkan siapa aku,” lalu Yanti terkekeh.
Seno diam saja, mahluk apa yang ada di depannya ini,
sehingga bisa nyerocos seenak perutnya, dan mengatakan hal yang tidak benar. Ia
ingin menarik lengan Sekar supaya meninggalkan tempat itu, tapi kemudian dia
mengoceh lagi.
“Saya ini ya, pak Seno … nama saya Aryanti, isterinya
atasan sampeyan. Saya ini bu Samadi, paham?”
Seno tak menjawab, segera saja menarik lengan Sekar,
diajaknya keluar dari rumah makan itu.
“Eeh, aduh … tidak sopan bener ya, diajak bicara
isteri atasan kok langsung ngabur, tidak sopan. Awas kamu ya, bener-bener aku
laporkan sama suami aku,” omelnya sambil memasuki rumah makan, lalu duduk di
sebuah kursi, serta melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan.
“Mana kertas pesanan, tulis yang bener, jangan salah,
ada yang mau aku makan di sini, ada yang mau aku bawa pulang. “
Pelayan itu mengangguk, lalu mencatat semua yang
dipesan Yanti.
“Cepat ya, nggak pakai lama, aku bukan orang
sembarangan, tahu!”
Pelayan itu hanya mengangguk, agak heran melihat
penampilan dan sikap seorang nyonya yang merasa seperti hanya dia orang penting
di dunia ini.
***
Sementara itu Seno yang sudah dalam perjalanan
mengantarkan Sekar kembali ke kantor, tidak habis pikir, bagaimana ibu tiri Sekar bisa mengucap seperti itu.
“Dia itu benar, ibu tiri kamu, dan sekarang menjadi
istri Samadi?”
“Benar Mas.”
“Dia bilang apa tadi? Aku bawahan Samadi? Bahkan aku
akan dinaikkan pangkat aku juga karena
dia?”
Seno tertawa terbahak-bahak. Sekar juga tersenyum,
kecut.
“Sekar, apa yang terpikir oleh kamu tentang ucapan ibu
tiri kamu tadi?”
“Bukan lagi ibu tiri saya Mas.”
“Eh ya, maaf bekas ibu tiri kamu, dan tepatnya lagi …
istri Samadi.”
“Saya kira Samadi berbohong pada istrinya.”
“Nah. Dia mengaku menjadi pemilik perusahaan ini pada
istrinya, lalu suatu saat menunjukkan foto aku sedang bersamanya di sebuah
acara, lalu dia bilang bahwa aku bawahan dia.”
“Saya kira begitu.”
Seno masih tertawa.
“Dengan demikian, aku tahu bahwa Samadi itu pembohong,
untuk membanggakan dirinya kepada istrinya, atau apa ya.”
“Apapun alasannya, berbohong itu kan perilaku yang
tidak baik,” tukas Sekar.
“Naa, kamu betul.”
“Dan Mas Seno akan menjadikan saya sebagai sekretarisnya?”
“Hm.. . yaa… yaa … apa karena kamu sudah tahu bahwa dia pembohong
maka kamu lebih baik menjauhi dia?”
“Ada yang lebih buruk.”
“Ada yang lebih buruk? Dia merebut istri ayah kamu?”
“Ada lagi yang lebih buruk.”
“Dia menipu harta ayah kamu?”
“Bukan, jauh lebih buruk.”
“Apa dong Sekar, kamu suka sekali berteka-teki dan
membuat kepalaku pusing, tahu nggak sih?”
“Dia pernah mau memperkosa saya.”
Seno mengerem mobilnya dengan tiba-tiba, tak sengaja,
karena sangat terkejut mendengar penuturan Sekar. Ia kemudian meminggirkan
mobilnya.
“Kok berhenti di sini? Nanti saya terlambat.”
“Terlambat apanya? Kamu sedang pergi bersama aku, dan kalau-pun kamu tidak kembali tak akan ada yang berani menegur kamu.”
“Tap … pi ….”
“Katakan tentang perkosaan itu.”
“Panjang ceritanya.”
“Sepanjang apa? Sepanjang apapun aku akan
mendengarnya, dan kamu tidak akan kembali ke kantor sebelum kamu menceritakan
semuanya,” ancam Seno.
Sekar terlanjur bicara, tak ada lagi yang bisa ditutupinya. Dia terpaksa menceritakan semuanya, dari asal mulanya ibu tirinya mau mencarikan suami kaya, yang kemudian menjebaknya di sebuah rumah.
"Dengan alasan
saya harus menjemput ibu di rumah itu. Dan ternyata ada Samadi disana, lalu Samadi mau memaksa saya.
“Saya bersyukur Barno yang saat itu ada di rumah,
kemudian mengantarkan saya sampai ke rumah yang ditunjuk ibu.”
“Dia ikut masuk?”
“Tidak, dia menunggu di luar. Karena curiga setelah
melihat ibu pulang sendirian naik taksi, dan saya ditinggalkannya di dalam.
Barno masuk, saat Samadi memaksa saya.”
“Samadi takut dan melepaskan kamu?”
“Barno menghajar Samadi sampai babak belur.”
“Ya Tuhan.”
“Entah bagaimana, kemudian Samadi justru mengambil ibu
tiri saya.”
“Baiklah. Oh ya, Barno … aku jadi teringat. Hari ini dia
akan datang ke kantor aku,” kata batin Seno sambil menstarter mobilnya menuju kantor
cabangnya.
***
Yanti pulang ke rumah dengan membawa banyak makanan.
Dia selalu malas memasak, sehingga membeli bermacam makanan lalu dimasukkannya
ke dalam kulkas.
Begitu dia turun dari taksi, dilihatnya Samadi sudah ada di rumah. Yanti melonjak kegirangan.
“Ya ampun Mas, aku seneng banget, aku kira Mas
pulangnya besok, ternyata hari ini.”
“Ya, ternyata semuanya sudah selesai hari ini,
sehingga aku bisa pulang.”
“Syukurlah Mas, aku senang nanti malam tidak tdur
sendirian.”
“Kamu dari mana?”
“Dari cari makan, lalu beli makanan ini. Mas sudah
makan?”
“Sudah, nanti malam saja kita makan bersama. Sekarang
aku mau istirahat sebentar, lalu ke kantor.”
“Lhoh, kok ke kantor? Kenapa nggak besok saja?”
“Nggak bisa dong Yan, harus sekarang, aku bawa
surat-surat penting, jadi harus dilaporkan segera.”
“Mas itu kan pimpinan, kok harus lapor itu lapor sama
siapa?”
“Maksudku mengumumkan kepada staf-staf di kantor, bahwa
aku sudah berhasil membawa surat-surat penting ini.”
“O, gitu? Ya sudah, mas istirahat dulu sebentar.
Kecapekan nanti, kan masih harus ke kantor. Aku ikut ya?”
“Kamu gimana sih, ya nggak bisa, perempuan ikut-ikut
ke kantor. Kan aku sudah pernah bilang, bahwa kamu tidak boleh ikut ke kantor,
mengganggu pekerjaan aku, tahu.”
“Pengin, sekali saja.”
“Nggak usah.”
“Eh Mas, aku tadi ketemu bawahan kamu yang ganteng itu
lho, siapa namanya … pak Seno.”
“Ketemu di mana?”
“Tadi waktu aku mau masuk ke restoran, dia sudah
selesai makan. Dan Mas tahu nggak, dia makan bersama Sekar.”
“Sekar, gadis liar itu?”
“Iya, tampaknya mereka pacaran lho.”
“Biarkan saja. Ya sudah aku istirahat sebentar, pijitin
ya.”
***
Sekar sudah sampai di kantornya kembali, dan berkutat dengan
pekerjaannya. Ia senang bisa menceritakan semuanya pada Seno. Ia berharap
dengan mengatakan kelakuan Samadi, Seno bisa mengambil tindakan, atau entah
bagaimana, yang penting dijauhkan dari dirinya.
“Ini minumnya Mbak,” tiba-tiba Warjo mengejutkannya.
“Ya ampun Jo, kaget aku.”
“Kok kamu tahu kalau minum aku habis.”
“Saya kebetulan lewat, ketika Mbak baru pulang dari
makan siang, lalu melihat gelas minum Mbak Sekar kosong, jadi saya
mengambilkannya lagi.”
“Sebenarnya saya lebih suka air putih saja kok Jo,
tidak teh lagi.”
“Oh, jadi ini nggak mau? Saya ambilkan air putih saja,
kalau begitu?”
“Ya sudah, nggak apa-apa, kamu sudah susah-suah buat
teh, masa aku tolak. Besok lagi, aku lebih suka minum air putih.”
“Baiklah Mbak. Saya kan harus melayani Mbak
sebaik-baiknya, seperti pesan pak Seno,” kata Warjo sambil membalikkan
badannya.
“Eh, apa katamu? Pesan siapa?”
Warjo terpaksa kembali.
“Pak Seno menyuruh saya melayani Mbak Sekar dengan
sebaik-baiknya, jadi saya harus patuh, karena pak Seno kan pemilik perusahaan
ini.”
“Tidak usah berlebihan Jo, lakukan seperti kamu
melakukan kepada yang lainnya. Aku ini sama dengan yang lain, jangan
diistimewakan.”
“Tapi saya_”
“Sudah, sana, saya nanti tidak selesai-selesai kalau
melanjutkan ngobrol sama kamu.”
“Baiklah Mbak,” kata Warjo yang kali ini benar-benar
berlalu.
Baru saja Sekar mulai mengerjakan tugasnya lagi,,
interkom di sampingnya berdering.
“Ya ,” Sekar mengangkatnya, ternyata dari kepala
administrasi.
“Sekar datang ke ruanganku sebentar ya, ternyata ada
berkas yang belum tercatat, dan ini agak banyak. Kalau perlu kamu lembur ya.”
“Baik Pak.”
“Ambil berkasnya di ruanganku.”
"Baik.”
Sekar berdiri, dan berjalan menuju ke ruangan
pimpinannya. Banyak yang harus dikerjakannya, sementara yang tadi juga belum
selesai. Jadi memang benar bahwa rupanya dia harus lembur.
Setelah mengambil berkas, dia menelpon ke Bibik,
mengatakan bahwa dia nanti pulang terlambat, karena banyak yang harus
diselesaikan.
“Baiklah Non, tapi Non makan malam di rumah kan?”
“Iya-lah Bik. Supaya Bapak ada temannya.”
***
Tanpa di sangka, Barno sudah sampai di kantor pusat, bertemu
dengan Seno. Keduanya bersalaman begitu hangat, karena tidak mengira akan
bertemu dalam satu pekerjaan yang tidak mereka sangka sebelumnya.
“Senang karena kamu bergabung di perusahaan ini, Barno.”
“Saya juga senang bisa melakukan sesuatu untuk perusahaan
ini, yang ternyata Pak Seno adalah pimpinan saya.”
“Ketika Bapak ke Batam dan ketemu kamu, kemudian
bercerita di kantor. Sekar juga mendengarnya. Dia senang sekali.”
“Iya Pak, saya juga tidak mengira.”
“Kamu sudah ketemu Sekar?”
“Belum Pak, saya ingin membuat kejutan.”
Seno tertawa.
“Tapi sudah ketemu Bibik kan?”
“Juga belum, saya benar-benar ingin membuat mereka
terkejut.”
“Jadi tadi kamu langsung kemari, dari bandara?”
“Iya Pak, kopor dan bawaan saya, saya titipkan di
kantor satpam.”
“Ya ampun Barno, semoga saja mereka tidak jantungan
karena kamu mengejutkannya.”
Keduanya tertawa akrab. Selain
berbincang tentang pekerjaan, mereka juga bicara tentang banyak hal, sesekali
diselingi tawa.
Setelah berbincang dan menyampaikan apa yang menjadi
tugasnya, Barno kemudian berpamit.
“Kamu langsung menemui Bibik?”
“Iya Pak, tolong jangan beritahu Non Sekar kalau saya
sudah sampai di sini.”
“Baiklah,” kata Seno sambil tertawa.
***
Kedatangan Barno tentu saja mengejutkan Bibik. Ia
merangkul anaknya erat dan menangis haru di dada anaknya.
“Ya ampun Barno, kenapa pulang tidak bilang-bilang?”
“Ingin membuat kejutan buat simbok.”
“Dasar, anak bandel.”
“Non Sekar pulang jam berapa Mbok?”
“Biasanya sore, tapi tadi bilang kalau mau lembur.
Jadi ya lebih sore lagi. Semoga tidak sampai malam.”
“Biar nanti Barno jemput dia agak sorean Mbok.”
“Bik, suara siapa itu?” tiba-tiba pak Winarno
berteriak dari dalam.
“Kamu ke sana gih, bapak ada di ruang tengah tuh,”
kata Bibik.
Barno bergegas ke arah depan. Pak Winarno juga
terkejut melihat sosok gagah tinggi besar yang tiba-tiba berjongkok di
depannya.
“Kamu … Barno kan?”
Barno meraih tangan pak Winarno dan menciumnya lama
sekali.
“Ini saya Barno. Bapak sehat kan?”
“Ya … ya, aku selalu sehat. Kamu kok tiba-tiba pulang?”
“Kebetulan ada tugas di kantor pusat, sekalian minta
cuti Pak.”
“Berapa lama?”
“Seminggu ini Pak.”
“Bagaimana pekerjaan kamu?”
“Baik Pak, atas doa Bapak.”
“Syukurlah."
"Bik, buatkan dia minum dan beri makan Bik,” kemudian teriak pak Winarno.
“Ya pak,” jawab Bibik dari arah dapur.
“Ya sudah, kangen-kangenan sana sama simbokmu, nanti
kita omong-omong lagi. Oh ya, tadi kata simbokmu, Sekar akan lembur hari ini.
Mungkin agak sore pulangnya.”
“Iya, simbok sudah bilang Pak, nanti saya jemput agak
sore.”
“Baiklah, senang kamu datang No.”
Barno kembali ke dapur, menemui simboknya yang sedang
menata makan untuk Barno.”
“Bapak sudah makan, simbok juga, jadi sekarang kamu
makanlah.”
“Untunglah tadi Barno menolak ketika pak Seno menawari
makan. Kalau tidak, tidak akan bisa menikmati masakan simbok siang ini.”
“Besok simbok akan masak yang lebih enak lagi, karena
besok kan libur? Hari Minggu kan?”
“Iya Mbok.”
“Setelah itu istirahatlah sebentar, katanya nanti mau
jemput non Sekar. Ayo simbok temani nanti, dan cerita yang banyak buat simbok
ya.”
“Iya Mbok.”
***
Hari sudah sore, bahkan remang senja mulai membayang.
Tadi ada rapat atau entah apa, di ruang meeting, tapi Sekar tetap mengerjakan
pekerjaannya. Kurang sedikit lagi selesai. Ia tidak menoleh ke sana ke mari karena
ia ingin selesai sebelum gelap.
Ada langkah-langkah kaki keluar dari ruangan meeting,
menuju arah keluar. Tapi Sekar tak mempedulikannya. Tinggal beberapa lembar,
dan hari mulai remang.
Tinggal lembar terakhir, Sekar begitu lega. Tapi
tiba-tiba ia melihat seseorang berdiri di depan meja kerjanya. Sekar hampir
menjerit, tapi laki-laki itu menutup mulutnya.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah eSJe eps_41 sdh tayang, bgmb obrolan Yanti dengan mas Seno, yuk kita ikuti dari belakang
ReplyDeleteMature nuwun Mbak Tien sayang. SJ 41 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai....
DeleteAlhamdulillah, SJ41 sdh tayang, matur nuwun Bunda Tien. Salam sehat selalu 🙏🌹🦋
ReplyDeletembk Tien...
ReplyDeleteMtnuwun 🙏🙏
alhamdulillah.... maturnuwun🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah, malam bunda
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Janji telah tayang.
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDelete𝐖𝐚𝐝𝐮𝐡𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐝𝐞𝐤𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐣𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫..???
ReplyDelete𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐛𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧..🙏🙏🙏
alhamdullilah bunda SJ 41 sdh tayang..slmt beristrhat dan slm sehat sll unk bunda..🙏🥰🌹
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien....
Alhamdulillah .....
ReplyDeleteYg ditunggu2 sdh datang...
Matur nuwun bu Tien ...
Semoga sehat selalu....
Tetap semangat
Alhamdulillah SEBUAH JANJI 41 telah tayang, terima kasih bu Tien salam sehat n bahagia selalu bersama keluarga. Aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillah. Mtr nuwun
ReplyDeleteWaduuh....siapa yg mbekap Sekar ?
ReplyDeleteSamadi pasti ....
Walah...mosok mau duakali kejadian pelecehan ....
Waaah...ayahab ini....
Bikin penisirin...
Sampai ketemu di SJ 42
Matur suwun bunda Tien
Salam Tahes Ulales bunda dari bumi Arema Malang dan selalu Aduhaiiii
Samad beraksi lagi. Dewa Penolong kembali beraksi. Dan Samadpun dipecat oleh Seno, horreeee....plok plok plok plok plok.
ReplyDeleteBarno mengganti kedudukan Samad, bahagia bersama Sekar.
He he he he...ini angan -angan fans Sekar.
Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.
Nah lho nggak ngerti dia, kalau pak satpam sudah datang ke markas, dan siap membantu mengatasi kesulitan Sêkar yang sudah dilucuti, karena kok sampai jam segini belum pulang, apalagi cerita Sekar siang tadi, Seno pun dapat pertanyaan dari Barno jam berapa kok sampai lembur, keduanya sama-sama tanda tanya besar, apalagi sang satpam bilang sore menjelang malam Samadi kekantor, heboh..
ReplyDeleteBarno dan Seno..
Seno buru buru mendatangi kantor kembali teringat cerita Sekar tadi siang.
Samadi buang aja kelaut Seno..
Apakah Sekar berhasil dibawa kabur Samadi?
Dibawa ke petarangan yang telah disiapkan.
Terimakasih Bu Tien,
Sebuah janji yang ke empat puluh satu sudah tayang,
Sehat sehat selalu doaku,
Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
🙏
Tolooong... selamatkan Sekar pa Nanang..
DeleteEeeh.....mendingan diselamatkan Seno or Barno hehee...
Seruuu lg nih..
Mlm mb Tien trmksh SJ 40 sdh tayang. Jgn2 itu perbuatan p Samadi ... Smg Barno atau p Seno bs jd penyelamat Sekar🤗
ReplyDeleteWaduuh...siapa yg datang ya, Barno, seno atau jangan2 Samadi..
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya bunda Tien.
Terimakasih salam sehat dan aduhai..
Alhamdulillah terima kasih bu Tien, salam sehat selalu.
ReplyDeleteSekar dalam bahaya, siapa ya dewa penolong nya, apakah Barno lagi ? Duh aku kok ngarep Seno yg nolong ya, bukan matre sih tapi karena ganteng hahaha...
Terima kasih Bu Tien, ceritanya semakin seru dan bikin degdegan.
ReplyDeleteAlhmdllh... Terima kasih Mbu Tien.... Shat sllu bersama keluarga....
ReplyDeleteBaron kah, Seno atau Samadi?.... Pinisirin.....
Alhamdulillah terima kasih Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah tayang sj 40 , terima kadih bu tien...salam sehat bu
ReplyDeleteMakin seru ceritanya,
ReplyDeleteakankah Barno mengalah pada Seno,
Siapakah yg akan patah hati?
Jadi pengin segera tahu jawabannya 😍
Semoga bunda Tien selalu sehat
Lanjuuuttt
Alhamdulillah Maturnuwun
ReplyDeleteSiapa yg datang bikin kaget Sekar dan menutup mulutnya?
ReplyDeleteKayaknya ulah Samad yg mengatur bag admin agar Sekar lembur.
Makin gila aja Samad... Kapan bertobat?
Untung Barno mau jemput dan tentu bisa menolong kalau terjadi apa2...
Semoga setiap peristiwa ujian hidup Sekar mempercepat Sekar - Barno menjadi pasangan bahagia...
Semakin penasaran. Matur nuwun ibu Tien. Berkah Dalem.
Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah , Syukron nggih Mbak Tien 🌹🌹🌹🌹🌹
ReplyDeleteSemoga bukan Samadi ...
Semakin seru nich ... harus sabar nunggu Senin ...
Alhamdulillah SJ 41 sdh hadir
ReplyDeleteWaduh siapa yg menutup mulut Sekar
Samadi kah?
semakin penasaran lanjutan ceritanya.
Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat dan bahagia selalu
Aamiin Allahumma Aamiin
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagida family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen Rina, Mimin NP, Ermi S, Ira, Nina, Endang Amirul, Wiwik Nur Jannah, Ibu Mulyono, Betty Kosasih, Nanik, Tita, Willa Sulivan, Mimin NP, Suprilina, Endang Mashuri, Rin, Amethys, Adelina, Sari Usman
Alhamdulillah SEBUAH JANJI~41 sudah hadir.. maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien 🙏
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien, salam sehat dan semoga Sekar selamat dari bahaya yang mengancam???
ReplyDeleteBarno datang...
ReplyDeleteBagaimana menyelesaikan cinta segitiga ini?
Klo yg nutup mulut Sekar itu Samadi.....kayaknya dia akan dpt bogem lagi dari Barno....
ReplyDeleteTambah rame ......
Selain bogem dari Barno...
Deletekemungkinan samadi lngsung dipecat sm Seno..
Siiip lah.. bunda Tien emg Aduhaiii
Trims Bu Tien selalu bikin penasaran aja.....lah nunggu sampai hari Senin baru tayang aduh lama banget deh Bu....salam sehat Bu tien
ReplyDeleteHadeeh Barno beneran bikin kejutan nih
ReplyDeleteTuh lht Samad udah dgn bangganya mw menghampiri Sekar
Ayo Barno segera sikat...hajar sampai babak belur lg
Ku bantu doa deh dari jauh
Wow sehat selalu bunda Tien itulah doaku
Ttp semangat dan ADUHAI ...
Alhamdulillah ..sehat selalu Bu Tien
ReplyDeleteSamadi kah.
ReplyDeleteBarno selamatkan Sekar lagi dari Samadi.
Makasih mba Tien.
Selalu sehat dan semangat.
Aduhai
Klo laki" itu berani membekap Sekar.. bgmn klo Samadi kumaat
DeleteBarnoo... Senooo ayo selamatkan Sekar..
Sabaar.. penasaran tunggu nanti mlm lanjutannya..
Tks bunda Tien..
Alhamdulilah... Sekar sdh hadir
ReplyDeleteTks bunda Tien..
Semoga bunda sehat dan bahagia selalu
Salam aduhai..
Semoga Barno yang memberi kejutan Sekar...bukan Samadi. Aamiin. Kasihan Sekar hidupnya tidak tenang
ReplyDeletetest..
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteYg membekap Sekar... Senokah... rasanya tak mungkin. Barnokah... jelas tidak lah yaooo... apalagi Warjo....
ReplyDeleteLantas.. Samadi . ??
Aduhai.. hanya b Tien dan Tuhan yg tahu....
Terimakasih...semakin penasaran
ReplyDeleteTOP
ReplyDelete