MELANI KEKASIHKU 14
(Tien Kumalasari)
Andra tersenyum. Ia tahu Abi suka sama Melani. Tadinya hal itu membuat hatinya sedikit risau. Saingannya bukan main-main. Abi bukan hanya ganteng, tapi dia kaya raya dan hatinya sangat baik. Ketika itu sudah tersirat di pikirannya bahwa dia harus mundur. Tapi dengan terbukanya sebuah rahasia besar tentang Melani, rasa itu sudah berubah. Melani adalah adik sepupunya. Cintanya hinggap pada sosok yang salah. Lalu perasaan cinta dan sayang itu sudah menjadi sayangnya kepada adiknya sendiri.
Andra masih tersenyum ketika turun dari mobil dan berjalan kearah depan, mendekati mobil Abi, lalu mengetuk pintu kacanya.
Abi tampak terkejut. Ia membuka kaca mobilnya lalu membiarkan Andra meletakkan kedua sikunya dan kedua telapak tangan memangku kepalanya, sambil tersenyum menggoda.
“Aku bilang apa, kamu harus memanggil aku mas Andra, sebelum kamu mendekati adik aku,” kata Andra.
“Apa maksudmu ?”
“Aku sudah tahu kalau kamu suka dia. Oke, aku senang punya adik ipar seperti kamu.”
“Jadi... kamu sudah berhasil menemukan tante kamu? Dan benar bahwa Melani anak tante kamu?”
“Ada bukti bahwa ya, dia adik sepupu aku, tapi aku belum menemukan dimana keberadaan tante aku itu,” katanya yang kemudian menampakkan wajah sedih.
“Bagaimana kamu bisa tahu bahwa Melani adik kamu? Iklan itu? Ada yang tahu?”
“Benar, ada iblis yang menelpon aku..” geram Andra.
“Iblis ?”
Lalu Andra menceritakan bagaimana seseorang menelponnya dengan suara dan tawanya yang mengerikan. Penuh kebencian dan ancaman.
“Siapa dia?”
“Entahlah, tapi ketika tiba-tiba dia menyebutkan nama tante, aku yakin bahwa Melani adalah sepupu aku.”
“Jadi dia yang mengatakannya?”
“Tidak secara langsung, Dia keceplosan menyebut nama tante. Dan aku yakin kalau memang Melani itu anak tante Anindita. Sayang dia tak mau mengatakan dimana tante berada. Dia bahkan bilang bahwa tante sudah meninggal.”
“Ya Tuhan..”
“Tapi aku tidak percaya. Aku hampir yakin, dialah yang menculik Melani dan diserahkannya pada simbok.”
“Kasihan Melani.”
“Ya.. Dan sekarang kalau kamu mau menjemput Melani, kamu harus sabar. Aku kemari karena ingin mengatakan bahwa dia adalah benar sepupu aku.”
“Melani belum tahu ?”
“Belum. Ibuku bersikeras ingin bertemu Melani, jadi aku akan membawanya pulang lebih dulu. Apa kamu sabar menunggu?”
“Aku mengerti. Baiklah, aku akan sabar menunggu. Sebenarnya aku ingin mengajak Melani kerumah, dan memperkenalkan kepada bapak sama ibu, biarpun aku belum pernah menyatakan suka sama dia.”
“Bagaimana kalau besok ? Mengalah dong sama ibu aku.”
“Hahaaa, iya mas Andra, aku mengalah, tapi bantu aku agar Melani menerima cinta aku ya?”
“Baiklah, adik ipar.”
Lalu Abi pergi setelah mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Ia sungguh takjub, seorang bayi diserahkan kepada simbok, dirawat penuh kasih sayang, dan ternyata dia sepupu sahabatnya. Ini kisah yang luar biasa baginya.
***
Begitu memasuki rumah, Maruti sudah langsung berdiri menyambutnya, dan menghambur ke arah Melani, merangkulnya erat, dan menangis tersedu sedu sambil terus menyebut nama adiknya.
“Melani, anakku, anak Anindita adalah anakku. Akhirnya Allah menuntun kamu agar bisa ketemu aku .”
Melani yang sudah diberi tahu Andra di sepanjang perjalanan , ikut larut dalam kesedihan, apalagi ketika menyadari bahwa ibunya belum diketemukan.
“Kamu datang mengurangi kesedihanku, aku bahagia menemukanmu nak.”
“Melani juga bahagia ketemu ibu yang ternyata kerabat Melani,” kata Melani pelan.
“Panggil aku bude..”
“Bude..” isak Melani.
Panji dan Andra menyaksikan adegan itu dengan penuh haru. Mereka seperti menemukan Anindita kembali.
Terbayang oleh Panji, ketika Anindita mengejar-ngejarnya, selalu mencari kesempatan agar bisa bersamanya, sementara hatinya hanya untuk Maruti.
Setiap Panji mengajak keluar Maruti, Anindita selalu merengek ikut. Lalu gadis yang lugu itu diperalat oleh dokter Santi untuk melampiaskan kemarahannya, karena dokter cantik yang juga jatuh cinta padanya itu tak pernah mendapatkan balasan darinya. Kisah yang sangat menegangkan ketika dokter Santi menyembunyikan Anindita bahkan bersama Sasa anaknya sendiri.
Panji menghentikan lamunannya ketika Melani mendekatinya dan mengulurkan tangannya.
“Pakde...” bisik Melani yang mendekati Panji karena Maruti menyuruhnya.
“Anakku..” Panji memeluknya dengan sayang. Tak ada yang bisa menyembunyikan air mata haru mereka, ketika Melani datang ke rumah itu sebagai anggauta keluarganya.
“Melani, nanti kamu harus tidur disini ya, bude belum puas melampiaskan kerinduan bude kepada keponakan bude yang cantik ini.”
“Tidur disini ?”
“Iya, kamar kamu sudah bude siapkan, nanti kita akan cerita banyak. Ya.”
“Tapi Melani tidak membawa ganti , bude.”
“Kamu bisa memakai pakaian bude, tubuh kita hampir sama besarnya. Kamu boleh memilih mana yang kamu suka.”
Tak ada yang bisa Melani katakan selain meng ’iya’ kan kata Maruti. Masih banyak yang ingin ia ketahui tentang ibunya.
Tapi ketika Maruti minta agar dia tinggal seterusnya dirumah itu, Melani teringat akan simbok yang sudah dianggapnya sebagai ibu kandungnya.
“Bude, Melani mohon maaf. Selama ini Melani adalah anaknya simbok, jadi Melani tidak bisa meninggalkan simbok begitu saja,” kata Melani.
“Melani, mangapa hal itu memberatkan kamu? Kamu boleh membawa simbok tinggal disini. Rumah ini cukup besar dan ada beberapa kamar kosong. Katakan pada simbok bahwa bude memintanya tinggal bersama dirumah ini. Ya kan mas?” katanya kemudian kepada suaminya.
“Tentu saja Melan, kamu bukan orang lain. Sepantasnya kamu dan simbok tinggal bersama bude dan pakde disini. Lagipula Andra akan menjaga kamu.”
“Baiklah pakde, nanti Melani akan bilang dulu sama simbok.”
“Bagus Melani, bude tidak akan ingkar bahwa kamu dirawat simbok sejak masih bayi, dan bude juga akan menganggap simbok sebagai saudara bude.”
“Benarkah ?” tanya Melani dengan mata berbinar. Ia bersyukur menemukan keluarganya sendiri yang begitu baik dan mulia hatinya. Pasti simbok akan senang mendengarnya.
Malam itu setelah makan, Melani melihat-lihat album lama milik keluarga Panji. Begitu banyak foto-foto Anindita yang ternyata ibunya, bahkan sejak ketika Anindita masih kanak-kanak. Ia memotret foto Anindita kecil dan akan ditunjukkannya pada simbok. Apakah sejak kecil dia sudah mirip Anindita?
“Ini pengantinnya ibu?” teriak Melani ketika melihat foto sepasang pengantin.
“Iya Melan, itu ibumu. Ayahmu bernama Anggoro.”
“Ayahku ganteng sekali,” kata Melani, tapi kemudian wajahnya menjadi redup, manakalah belum ditemukannya dimana ibu dan ayahnya berada dan bagaimana keadaannya.
“Benar, ayahmu ganteng sekali. Semoga kita bisa segera menemukan mereka,” kata Panji yang ikut menemani mereka.
“Aamiin, tiba-tiba Melani merasa sangat merindukan mereka.”
“Kami semua merindukannya Melan.”
Tapi malam itu dia
belum ingin mengatakan pada simbok tentang kenyataan bahwa dirinya sudah tahu
siapa orang tuanya.
Bicara di telpon sangat tidak nyaman, apalagi kalau ternyata simboknya sedang
bekerja. Jadi dia bermaksud menemui simboknya sepulang dari bekerja nanti.”
***
“Abi, bapak bilang kalau kamu sudah punya pilihan, apa itu benar?” kata bu Cokro ketika mereka makan pagi, sebelum Abi berangkat ke kantor.
“Iya bu, jadi ibu jangan bicara tentang Indi terus menerus,” jawab Abi sambil menyuap nasi goreng masakan simbok.
“Siapa gadis itu? Anak pengusaha apa, dimana rumahnya, dan siapa namanya? Kalau pengusaha di kota ini pasti ibu sama bapak mengenalnya.”
“Enak nasi gorengnya mbok,” Abi berteriak pada simbok, yang entah mendengar atau tidak karena simbok ada di dapur.
“Abi, ibu sedang bicara sama kamu,” kata bu Cokro dengan kesal.
“Oh, iya, habisnya Abi sedang menikmati nasi gorengnya simbok. Hebat simbok ibu, masak apapun enak di lidah,” katanya sambil makan dengan lahap.
“Jawab pertanyaan ibu dong Bi,” kata bu Cokro sambil melotot, sementara pak Cokro pura-pura tak mendengar, asyik menikmati sarapannya yang menurutnya juga nikmat, seperti yang dirasakan Abi.
“Maaf bu, ibu tadi bilang apa?”
“Siapa gadis yang kamu sukai itu? Bapaknya pengusaha apa, rumahnya dimana, namanya siapa,” kata bu Cokro tanpa senyum.
“Nanti Abi akan membawanya ke rumah.”
“Tapi siapa dia?”
“Nanti ibu akan tahu, sekarang Abi sudah selesai, maaf akan segera berangkat. Ada meeting pagi ini dengan staf kantor,” kata Abi sambil berdiri, lalu mencium tangan bapak dan ibunya, dan berlalu.
Wajah bu Cokro muram bagai langit tertutup mendung.
“Nanti dia akan membawanya kemari. Kenapa ibu tampak gusar?” kata pak Cokro ketika tahu bahwa isterinya sangat kesal.
***
Pagi itu Andra mengantarkan Melani pergi bekerja. Dan Melani sangat terkejut ketika Andra mengatakan bahwa Abi menyukainya.
“Itu bohong kan?”
“Benar Melan..”
“Bercanda kan?”
“Serius. Abi sendiri yang bilang, ketika kemarin dia menjemput kamu ke toko.”
“Menjemput saya ?”
“Iya, aku lupa mengatakannya karena sibuk mengatakan tentang diri kamu yang sebenarnya adalah sepupu aku, jadi lupa bilang bahwa Abi tadinya juga menjemput kamu.”
“Kenapa kemudian pergi?”
“Aku suruh dia pergi..” canda Andra.
“Mas Andra kok gitu?”
“Kamu kecewa ya, nggak jadi ketemu Abi?”
“Bukan...” kata Melani tertawa.
“Tuh, menyalahkan aku kan karena aku menyuruhnya pergi?”
“Bukan itu, kenapa mas Andra menyuruhnya pergi ?”
“Kan ibu mau ketemu kamu. Kalau kamu dibawa Abi, kasihan ibu yang sudah menunggu dong.”
“Oh...”
“Bagaimana dengan kamu?”
“Apanya mas ?”
“Kalau Abi suka sama kamu, kamu menerimanya kan?”
“Wah, itu rasanya tidak mungkin mas.”
“Kenapa tidak mungkin?”
“Mas Abi itu siapa, aku itu siapa. Kalau aku menanggapinya, berarti aku ini tidak tahu diri. Lebih baik lupakan saja.”
“Mengapa dengan ‘kamu siapa’ dan ‘Abi siapa’ ?"
“Beda status .. itu hanya mimpi.”
“Tidak, jangan berkata begitu. Rasa itu tidak mengenal status. Kalau kamu suka, bilang suka. Kalau tidak suka, ya bilang saja tidak suka. Kamu tidak suka?”
“Bukan itu..”
“Berarti suka dong, nanti aku bilang pada Abi kalau cintanya diterima.”
“Iih.. apa sih. Mengapa sebuah perasaan harus orang lain yang mengatakannya?”
“Ini bukan Abi yang minta, tapi kemauan aku sendiri. Dan aku kan hanya bilang bahwa Abi suka sama kamu. Lalu aku ingin tahu apakah kamu juga suka. Bukankah aku ini kakak kamu? Aku ingin kamu mendapatkan pendamping yang baik dalam hidup kamu.”
“Hal yang tidak mungkin tidak usah dibicarakan.”
Andra tersenyum penuh arti. Tak ada ungkapan menolak dari Melani, dan Andra senang. Melani hanya takut karena merasa berbeda status.
“Nanti Abi akan menjemput kamu. “
“Aduh.. jadi nggak enak.”
“Kamu sekalian akan ketemu simbok bukan ?”
“Iya sih..”
“Ya sudah, jangan protes. Dan satu lagi, jangan mengingkari perasaan kamu.”
Melani terdiam. Gadis mana yang tidak suka pria ganteng dan baik hati seperti Abi? Tapi Melani lebih berpikir akan keadaan dirinya. Mana mungkin keluarga Cokro mau menerima dirinya sebagai menantu? Dia kan hanya anak pembantu?”
***
“mBok, jam berapa biasanya simbok senggang dari pekerjaan ?” tanya Melani ketika menelpon simbok disaat istirahat siang.
“Kalau sore, setelah menyiapkan minuman dan camilan untuk keluarga. Terus simbok mandi, nah itu waktu senggang. Kalau siang ya setelah masak dan menyiapkan makan siang. Memangnya kenapa?”
“Nanti sore sepulang kerja, Melan mau ketemu simbok.”
“Ya nggak apa-apa, datang saja. Itu kan waktu senggang. Simbok akan segera mandi setelah selesai semuanya.”
“Iya mbok.”
“Tumben kamu ingin menemui simbok? Ada yang mendesak?”
“Iya mbok, ingin segera cerita sama simbok.”
“Soal apa tuh? Kamu dilamar?”
“Ah, simbok kok selalu begitu. Bukan mbok, pokoknya ada yang harus simbok ketahui.”
“Kamu kok tumben-tumbenan bikin teka-teki buat simbok?”
“Hanya ingin bercerita langsung sama simbok, kalau bicara di telpon tidak enak.”
“Baiklah, nanti simbok tunggu.”
Ketika meletakkan ponselnya, hati simbok berdebar. Apakah sudah ada tanggapan dari seseorang tentang iklan itu? Lalu Melani sudah tahu siapa orang tuanya? Lalu apakah dia akan ditinggalkannya? Wajah simbok muram seketika. Ada rasa mengiris di ulu hatinya ketika menyadari hal itu. Memang benar, Melani sudah berjanji akan membawanya biarpun dia akan ikut dengan orang tua kandungnya. Tapi itu kan kemauan Melani, bagaimana kalau orang tuanya tidak suka kalau dia ikut bersamanya?
***
Ketika Melani ikut bersama Abi, bukan karena dia bersedia dipertemukannya dengan keluarga Cokro, tapi karena dia ingin bicara dengan simboknya.
Begitu turun dari mobil, dilihatnya pak Cokro dan bu Cokro sedang duduk diteras.
Melani menunggu Abi turun, lalu mengikutinya dari belakang. Ia membungkukkan tubuhnya ketika menyalami pak Cokro dan bu Cokro dan mencium tangannya dengan penuh hormat.
“Kok kamu bisa bersama anaknya simbok?” tanya bu Cokro heran.
“Iya, Abi menjemputnya dari tempat dia bekerja.”
“Lalu mana yang kamu bilang ingin membawa pacar kamu ke rumah?”
Abi memegang lengan Melani yang mau beranjak ke belakang.
“Ini bu, gadis yang menjadi pilihan Abi.”
Melani terkejut bukan alang kepalang. Bu Cokro mengangkat kepalanya, matanya melotot dan menyiratkan amarah. Melani melihat bahwa mata itu seperti menyemburkan api, membuat kedua kaki Melani gemetar.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah
ReplyDeleteJuara 1 mbk Wik
DeleteHoreeee...mb Wiwik juara 1
DeleteHoreeee sdh datang yg dinanti
DeleteAlhamdulillah
DeleteSelamat buat sang juara 1 jeng Wiwik Suharti dari Bojonegoro.
DeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah eMKa_14 sdh tayang, matur nuwun bu Tien. Sugeng dalu....
DeleteTetap sehat dan semangat.. salam ADUHAI.
Tayang cpt ya bunda.. alhamdulillah.. Terimakasih bunda Tien sayang..
DeleteSalam sehat penuh Aduhaaaai ❤️😘
Hore... Matur nuwun Mbak Tien MK 14 sudah hadir
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtnuwun mbk Tien
Pantesan disini, kita sampai telat nengok blog lagi diskusi di WAG ADMIN PCTK
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien 😊🌹🌹🌹
Telat lg jd blm bisa no 1
Alhamdulillah MK14 telah tayang terima kasih bu Tien, Sehat n Bahagia selalu.Aamiin
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillah ,MK ,14.sudah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah Melani sudah hadir.. maturnueun bu Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMelanie ku sudah datang,,,☺️☺️☺️
Aduhai terima kasih Bunda Tien,,🥰🥰🥰
Alhamdulilah kesuwun mbak Tien smoga sll sehat² ya salam kangen dan aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang terima kasih MB Tien, salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTrmksh mb Tien MK 14 sdh hadir
Salam ADUHAI
Wah... Gasik
ReplyDeleteAlhamdulillah.. matur nuwun ibu Tien..
Aduhai....Udah komen ke sekian...😀😀😘😘😘
Akhamdulillah tayang gasik.
ReplyDeleteMatur nuwun Bunda Tien.
Alhamdulillah Melani kekasih ku sudah tayang...salam aduhai mb Tien sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah MK part 14 sdh up, trims bu tien..
ReplyDeleteSehat dn bahagia selalu..
Unknown
DeleteBiar muncul nama,caranya....
- Klik tulisan unknown
- Klik edit profil
- Isi biodatanya
- Klik simpan
- Selamat mencoba
Matur nuwun bunda Tien MK 14 telah tayang...🙏
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Alhamdulillah ....
DeleteMatur nuwun bu Tien..
Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN.
Matur nuwun Mbak Tien, semoga panjang yuswa dan sehat selalu. Aamiin....
DeleteAamiin.
DeleteMatur nuwun mas Ngatno
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono, Trie Tjahjo Wibowo
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah.... Terima kasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAamiin
DeleteMatur nuwun ibu Yati
Alhamdulillah MK sudah tayang. Maturnuwun Bu Tien...
ReplyDeleteSami2 ibu Tri
DeleteSuwun bu Tien
ReplyDeleteSami2 Butut
DeleteAlhamdulillah.... terimakasih Bu Tien.... semoga sehat selalu
ReplyDeleteAamiin
DeleteNuwun ibu Tutus
Matur nuwun mbak Tien-ku , Melani sudah berkunjung ke rumah.
ReplyDeleteBaru datang sudah disambut oleh wajah yang menyeramkan, apalagi kalau nanti mendengar suara cacian, ngeri ...
Salam sehat penuh semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Selalu ADUHAI pak Latief
DeleteAlhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..
ReplyDeleteMugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.
Aamiin
DeleteMatur nuwun ibu Rini
Alhamdulillah... Matur nuwun mBak Tien Kumalasari MK Eps 14 sudah tayang gasik.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Tangerang
Salam hangat mas Dudut
DeleteMatur nuwun bu Tien. Sudah tayang awal MK 14. Sedikit demi sedikit mulai terkuak rahasia Melani yang ternyata aaknya Dita. Wah bu Cokro langsung melotot setelah tahu Melani yg dikenalkan sebagai pacar Abi...karena tahu anaknya sibok. Apakah bu Cokro akan setuju kalau setelah tahu Melani ternyata ponakan Maruti..anak Anggoro yang pengusaha. Wah..memang bu Cokro sukanya maunya sendiri. Matur nuwun bu Tien..semoga sehat selalu..aamiin
ReplyDeleteAamiin
DeleteMatur nuwun ibu Noor
Trima kasih Bu Tien semoga selalu sehat dan tetap semangat, salam aduhai dr Pasuruan
ReplyDeleteSami2 ibu Mundjiati
DeleteAamiin doanya
Slhamdulillah Melani dah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda selalu sehat walafiat
Salam sehat dan aduhai
Salam sehat dan ADUHAI ibu Salamah
DeleteMasyaAllah... semakin seru.....salam sehat dan aduhai bunda Tien.....
ReplyDeleteSalam seru dan ADUHAI Ibu Swissti
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin
DeleteNuwun wo
Alhamdulillah Bunda....
ReplyDeleteMakasih untuk Melanin nya yg sll ditunggu tunggu.
Sehat dan tetap semangat dalam berkarya.
Sami2 mas Bambang
DeleteAlhamdulillah, makasih bu Tien.
ReplyDeleteSemoga sehat selalu. Aamiin 🤲
Aamiin
DeleteSalam ADUHAI ibu Sri
Alhamdulillah
ReplyDeleteAliran air itu berliku mengikuti lekuk liku diantara sisi kiri-kanan yang meninggi dia akan berusaha memenuhi, bila ada halangan dan meluapkannya dan terus berusaha memenuhi yang menghalangi.
ReplyDeleteIni air sejuk yang diharapkan dapat sekedar membasuh kerinduan menahun, sebagaimana harapan itu kini kian menebal, bahkan berani menyatakan dengan pasti dari tanda alami yang ada.
Melani pun disambut Miranti dan Panji sebagaimana bagian dari keluarga nya dengan hati tulus, Melani pun merasakan kehangatan memiliki keluarga, walaupun begitu dia ingat selalu peran simbok Karti yang merawatnya penuh kasih sayang; kelegaan demi kelegaan bakal menumpuk mengguyur semua keraguan kekuatiran, benarkah?
ADUHAI
Iya nyonya Cokro saya Melani anaknya simbok, kalau memang tidak diperkenankan biarkan saya pergi saja nyonya Cokro..
Haduh Abi kremut kremut pusing kepala barusan sedikit lega karena pesaing beratnya berkurang karena Andra menyatakan bahwa Melani adalah adiknya sepupu nya.
Dan ini nanti Abi mengantarkan Melani ke rumah pak gedhé Panji, karena budhé Maruti mengharapkan Melani tinggal dirumah keluarga Panji.
Ada yang panas dingin tuh..
Aris.. nah terenduskah keinginan Aris olèh Sinta, hingga masuk jaringan kepanjangan kaki tangan Sinta?
Besok lagi aja yaa...
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke empat belas sudah tayang,
sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Nanang.. hehee
DeleteAlhamdulilah MK sudah hadir. Apa akan lancarkah percintaan Melaji dengan Abi. Dan simbok siapkah untuk membuka rahasia besar selama kl Melani bukan anaknya didepan B Cokro yg sudah melotot dan membikin gemetar Melani
ReplyDeleteJadi pingin cepat tahu kelanjutannya
Tidak sabar menantiiii
Matur nuwun Bu Tien semoga sehat selalu dan lancar terus
Salam sabar ibu Rochmah
DeleteMalam bu tien, terima kasih suguhannya...
ReplyDelete.smf bu tien sll sehat..salam aduhai dari pondok gefe
Salam sehat ADUHAI ibu Sri
DeleteAlhamdulillah Melani keponakanku sdh hadir,,,tp sabar ya ,,,bu cokro mau marah dulu,biar puas nnt jelasinnya di episode berikutnya,,,,oh tak sabar menunggu nya🤭
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien,Salam Sehat wal'afiat semua n Aduhaaii banget 🙏🙏🙏
ADUHAI banget Mbh put
DeleteSelalu ada kejutan tiap episode.
ReplyDeleteMaturnuwun bu Tien.
Salam ADUHAI selaluuu
Selalu ADUHAI ibu Nien
DeleteHidup memang begini, ada saja ujian2.
ReplyDeleteMelani merasa gemetar shock, atas perlakuan tanggapan ibu Cokro. Semoga bisa melalui cobaan hidup yg dari ibu Cokro ini.
Monggo dilanjut aja penasaran banget...
Matur nuwun, Berkah Dalem.
Sami2 ibu Yustinhar
DeleteAduh, makin seru...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Alhamdulillah MK sdh tayang,salam sehat semangat dan selalu ADUHAI Bu Tien 🙏
ReplyDeleteADUHAI Yangti
DeleteEng ing eng
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien..MK14nyaa..
ReplyDeleteEit..bu Cokro jangan mencereng dulu...liat kenyataan siapa Melan..klo ponakannya Panji&Maruti pastinya setuju..😊😊
Tunggu besook lagi..makin seruu pastinyaa...
Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..🙏😘🌹
Salam tidak mencereng ibu Maria
DeleteSeru .....komentar dari para blogger mbak Tien.
ReplyDeleteSaya ikutan komentar ah ........
Saat bu Cokro menghardik habis Melani, mbok Karti keluar dan menyatakan Melani sesungguhnya bukan anak kandungnya.
Abi telpon Andra, Andra mengajak ibu bapaknya kerumah Abi. Dan Maruti dengan tegas mengakui Melani anak adiknya, ya dianggap anaknya. Gantian bu Cokro kelimpungan kena batunya
Untuk lanjutanya, kita tunggu mbak Tien menyelesaikan dengan keahliannya .................
Salam aduhai .....
ADUHAI Mas Hadi
DeleteAlhamdulillah, makasih Bu Tien...salam sehat selalu.,🙏
ReplyDeleteSalam sehat pak Prim
DeleteMakasih mba Tien.
ReplyDeleteSalam hangat mba
Salam hangat ibu Sul
DeleteAndra akhirnya jadi berjodoh dgn Indri ... 👍
ReplyDeleteDan Abi berjodoh dgn Melani. 👍
Sungguh aduhai Bu Tien Kumalasari mengaduk-aduk hati para penggemar nya. 🙏
Lanjutkan Bu Tien Kumalasari ... Semoga kita semua selalu Sehat Wal'afiat, wabilkhusus Bu Tien sekeluarga. Aamiin Allahumma Aamiinn. ☘️
Kalau Abisatya dengan Melani, kemudian Andra dengan Indi .....??!.....Yah .....kasihan Sasa ... berjodoh dengan siapa dong ? Masa berjodoh sama Aris ....nggak layaw .... Cuma yang mengganjal ....Sasa anak dokter Santi ....mungkinkah Maruti besanan dengan dokter Santi ......apa salahnya .?. kata bu Tien.
DeleteKita tunggu kelanjutannya.
Mas Hadi ADUHAI deh
DeleteBukan Indri ... tapi *Indi...
ReplyDeleteSalam sehat dabn semangat. Andra sangat senang karena merasa yakin bahwa Melani adalah adik sepupunya. Tapi sausng.... ketika kerumah Abi..... Melani sangat terkejut dan ibu Cokro lebih tetkejut lagi saat Abi menyatakan bahwa Melani adalah calon pendamping Abi. ... Der .... serasa melayang tak karuan perasaan Melani.
ReplyDeleteTrima ksih mbak Tien
smg abi keukeuh dg hati nuraninya.. pdhal melani juga bukan anak sembarangan... andai dr santi tdk berulah..pasti melani tetap bersama bpk ibunya🤗
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien Melaninya
ReplyDeleteSalam sehat bahagia selalu. Salam kompak tuk WAG PCTK yang semakin ADUHAI
Sami2 ibu Umi
DeleteSalam sehat
Alhamdulillah ... Terima kasih Bu Tien ... Semoga Bu Tien sehat selalu 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin
DeleteSalam ADUHAI ibu Sri
Mksh bu Tien, makin aduhai. Semoga ibu sehat selalu
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerimakasihibu Hestri
terimakasih bu Tien.. salam aduhai dari grup baca penyintas kanker
ReplyDeleteSalam ADUHAI kembali ibu Susi
DeleteAssalamualaikum wr wb. Mudah mudahan Bu Cokro tdk memandang sebelah thdp Melani dan mendukung setelah tahu Melani itu dari keluarga Andra. Maturnuwun Bu Tien, Semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,
DeleteAamiin Allahumma Aamiin
Matur nuwun pak Mashudi
Wah, lagi-lagi harta dan tahta yang jadi penghalang ya. 😭😭
ReplyDeleteSemoga akan ada kebahagiaan untuk melani.
Dan bisa bersatu dengan keluarga, serta cinta sejatinya.
ADUHAI ibu Echy
DeleteAyo Abi segera kamu jelaskan kepada ibumu siapa sebetulnya Melani..??
ReplyDeletePasti lancar jaya deh hubunganmu dengan Melani..he..he.
Kalau kurang percaya telp Andra suruh menjelaskan siapa Melani sebenarnya...beres..
Kita tunggu saja kelanjutannya biar Bu Tien yang mengolah pasti ADUHAI.
Salam sehat selalu untuk Bu Tien dan Keluarga.
Salam sehat dan Aduhai pak Indriyanto
ReplyDeleteSami2 ibu Imah
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Akhirnya Melani tahu siapa dirinya
ReplyDeleteApalagi budhenya menyuruh tinggal bersamanya bahkan dg simboknya juga.
Lega rasanya hati Melani mendapatkan anugrah seperti itu,pun dia optimis suatu saat bisa bertemu dg ibu kandungnya.
Tapi blm saatnya dia bahagia
Karena pastinya bu Cokro menentang keras hubungannta dg Abi.
Sabar ya Melan...
Ingat ini ujian...
Suatu saat nanti kamu akan mendapatkan hikmahnya dan mendapat kebahagiaan dari cinta sejatimu.
Salam sehat dan aduhai dari Bojonegoro.
Terima ksih mbak Tien cerbung MK ke 14..smg sehat sll.. Slmseroja dri sukabumi🙏🙏
ReplyDeleteWuaduh, gek piye iki nasibnya Melani? Tergantung bu Tien khan mau dibawa kemana, hehehe....Suwun bu Tien MK 14. Salam sehat
ReplyDeleteHampir semua komentator punya bayangan sendiri. Tinggal bu Tien sebagai dalang nya menentukan. Bu, pernah gak bingung, aduh... aku mau bikin seperti ini udah di tebak. Jadi harus ganti deh... ada gak gitu? Aduhai banget lah yaw...
ReplyDeleteJeng dokter, nggak lah. Saya komitmen dengan angan2 saya. Nggak apa2 sudah ditebak juga. Saya cuma senyum2 saja kok. Yang nebak bener biar senang. Kalau nggak bener biar kecewa.
ReplyDeleteADUHAI bukan ?
Jempol...
DeleteYes..Andra kakak sepupu melani..dan gak jadi deh sukanya...hahahah Adi lah ..gmn nasib Anindita yaa..salam Aduhai u Bu Tien salam sehat selalu
ReplyDelete