Saturday, October 30, 2021

MELANI KEKASIHKU 13

 

MELANI KEKASIHKU  13

(Tien Kumalasari)

 

“Ada apa mas?” tanya Sasa yang heran melihat sikap Andra yang seperti orang sedang gelisah.

“Perempuan itu, tampaknya dia yang menculik Melani.”

“Dia? Yang menelpon tadi? Dia bilang begitu?”

“Suaranya amat pedas dan kasar. Terlontar nama Anindita dari mulutnya.”

“Jadi dia tahu tentang tante Anin?”

“Nama itu meluncur begitu saja dari mulutnya, mungkin tidak disengaja, tapi jelas dia mengenalnya.”

“Apa dia bilang bahwa ibunya Melani adalah tante Anindita?”

“Tidak jelas bilang begitu, tapi aku merasa bahwa itu memang benar. Dia bilang bahwa Melani tak akan pernah ketemu ibunya. Dia juga bilang bahwa tante sudah meninggal.”

“Ya Tuhan..

“Tapi aku merasa dia bohong. Perempuan itu entah kenapa, dia sangat membenci tante. Kata-katanya sangat kasar dan penuh ejekan. Dia tertawa seperti iblis.”

“Mengapa dia sangat membenti tante Anindita?”

“Entahlah, aku tidak tahu. Tapi aku tidak percaya kalau tante sudah meninggal. Tampaknya dia hanya ingin menghalangi agar Melani tak bisa ketemu ibunya.”

“Perempuan itu jahat sekali.”

“Bahwa Melani adalah saudara sepupuku, tampaknya sudah tergambar lebih jelas, sekarang yang aku ingin tahu, dimana tante Anindita,” kata Andra pilu, sambil menyandarkan kepalanya.

“Sabar mas, sebuah rahasia sudah terkuak bukan? Tinggal selangkah lagi kita akan menemukan tante.”

“Itu yang aku belum tahu caranya. Tampaknya sangat sulit, seperti mencari jarum ditengah tumpukan jerami.”

“Mungkin sulit, tapi bukan berarti tidak bisa kan?”

“Aku harus bilang apa sama ibu? Kalau aku bilang seperti apa yang dikatakan perempuan itu, bahwa tante sudah meninggal, pasti ibu akan sedih.”

“Jangan dulu bilang begitu mas. Bilang saja bahwa si penelpon tidak tahu keberadaan tante. Lagian belum jelas kan?”

“Memang belum, tampaknya dia bohong. Dia hanya ingin melampiaskan kebencian saja.”

“Berarti kamu jangan dulu bilang sama tante Maruti tentang apa yang dikatakan penelpon itu. Satu yang kamu yakini adalah bahwa benar Melani anaknya tante Anin.”

“Iya, itulah yang akan aku lakukan.”

“Apa kamu juga akan segera mengabarkan berita ini pada Melani?”

“Tentu saja ‘ya’. Soalnya itu menentukan status dia sebagai keponakan ibu. Walau sedikit, biarlah ibu terhibur dengan kehadiran Melani.”

“Nah, sekarang tenangkan hati mas Andra. Sambil memikirkan langkah selanjutnya, tanda tangani dulu surat-surat itu, karena harus segera dikirimkan. Nanti om Panji menegur aku lho.”

“Baiklah, biar aku teliti dulu sebentar.”

***

“Benarkah ? Benarkah Melani anaknya Anindita?”

“Perempuan itu tidak bicara jelas, tapi dia menyebut nama tante. Mungkin keceplosan, entahlah, barangkali Allah ingin menunjukkan sebuah kebenaran dengan disebutnya nama tante. Kan di iklan itu tidak ada yang menyebutkan nama tante? Tiba-tiba dia mengatakannya.”

“Lalu dimana tante kamu?”

“Dia.. dia tidak bilang. Dia tak mau mengatakannya,” kata Andra sedikit berbohong.

“Aku hampir yakin, bahwa pastilah ini ulah dia.”

“Dia siapa bu?”

“Dokter Santi.”

“Dokter Santi? Seorang dokter melakukan hal sekeji itu ?”

“Dulu dia dokter, tapi kemudian dia dipenjara. Setelah itu mungkin dia tak lagi memiliki ijin praktek atau apa, entahlah, tapi dengar-dengar dia pindah ke Jakarta.”

“Mengapa dia seperti membenci tante?”

“Ceritanya panjang. Nanti kapan-kapan ibu akan cerita.”

“Andra akan berusaha mencari, dimana tante berada. Ibu jangan sedih ya, paling tidak ibu sudah tahu bahwa Melani adalah keponakan ibu.”

“Ya Tuhan, besok kamu harus mengajak Melani datang kemari. Dia harus tahu bahwa ibu ini adalah bude bagi dia.”

“Iya bu, Andra juga belum sempat mengabari Melani.”

“Aku sudah merasa, bahwa Melani adalah darah dagingku.”

“Besok akan Andra jemput dia ditempat kerjanya, dan langsung Andra bawa kehadapan ibu.”

“Terimakasih Andra, ada sedikit hasil dari upaya kamu. Semoga kita segera tahu dimana keberadaan tante kamu.”

“Aamiin. Kita harus selalu berdoa disamping berusaha ya bu.”

“Iya Ndra, kamu benar.”

***

“Melani, nanti kamu jangan langsung pulang. Seandainya sudah waktunya kamu pulang kerja, dan aku belum datang, maka kamu harus menunggu. Ya,” kata Andra ketika menelpon Melani.

“Memangnya ada apa mas? Kan Melan sudah bilang, mas Andra tidak usah selalu menjemput Melani.”

“Ada sesuatu yang penting kamu ketahui.”

“Apa itu ?”

“Nanti kamu akan mendengarnya. Kalau sekarang nggak enak ngomongnya, lagi pula kan kamu sedang bekerja?”

“Iya sih mas.”

“Itulah sebabnya, kamu harus menunggu aku. Soalnya kadang-kadang aku berangkat dari kantor kesorean, dan toko kamu sudah tutup.”

“Kami tutup jam tiga mas.”

“Akan aku usahakan sampai ditoko sebelum jam tiga.”

“Baiklah mas.”

Andra tersenyum lega setelah berpesan pada Melani. Artinya nanti Melani pasti akan menunggu, seandainya dia datang terlambat.

“Mas, mas Andra dipanggil bapak tuh,” kata Sasa ketika baru saja masuk ke ruangannya. Tampaknya dia juga dari ruang ayahnya.

“Baiklah. Aku baru saja menelpon Melani.”

“Kamu sudah mengatakannya?”

“Belum, aku bilang akan menjemput dia, disana nanti aku akan mengatakannya.”

“Ya sudah, sekarang ke ruang bapak dulu, nanti kelamaan bapak menunggu.”

***

“Mas kok sudah pulang? Masih agak siang nih.”

“Mas kan nggak bawa mobil, tadi diantar Andra karena dia juga pulang agak siangan.”

“O iya, Andra bilang tadi mau pulang agak siang karena mau menjemput Melani. Andra langsung pergi?”

“Iya benar. Kamu lagi ngapain, kelihatan sibuk banget?”

“Lagi menata kamar sebelah itu.”

“Memangnya mau ada tamu?”

“Bukan tamu. Nanti kan Andra mau mengajak Melani kemari, Kalau mau aku akan minta dia tidur disini.”

“Tadi Andra dan Sasa sudah cerita, jadi benar Melani itu anaknya Anindita ?”

“Iya mas, aku lumayan terhibur bisa menemukan darah daging. Hanya masalahnya keberadaan Anindita belum jelas dimana.”

“Kita harus sabar dan selalu berdoa ya Mar.”

“Iya mas. Aku selesaikan dulu membenahi kamarnya ya mas, kurang menata guling sama bantalnya. Maaf, minuman mas belum aku siapkan. Sebentar ya mas.”

“Perlu aku bantu ?”

“Tidak mas, sudah hampir selesai. Setelah ini aku siapkan minum dan camilan untuk mas.”

“Baiklah, aku juga mau mandi dulu saja.”

***

“Pak, tadi jeng Yayuk bilang, Indi sepertinya mulai mau mendengar kata-kata ibunya,” kata bu Cokro siang itu.

“Aduh. Itu lagi.. itu lagi..” kata pak Cokro kesal.

“Bapak ini lho, kalau dikasih tahu bukannya membantu usaha ibu, malah seperti menyalahkan ibu terus. Apa salah kalau aku memilihkan yang terbaik untuk anakku?”

“Yang terbaik itu yang seperti apa?”

“Ya pastinya yang pantas dong. Pantas berdampingan sama anak kita, pantas menjadi menantu kita. Tidak sembarangan lho memilih menantu itu.”

“Yang sembarangan memilih itu kamu bu.”

“Kok bisa aku sih ?”

“Iya lah.. kan kamu memilih tanpa tahu apakah Abi suka atau tidak?”

“Biasa lah, awal-awalnya pada bilang nggak suka. Nanti kalau sudah berdekatan mana bisa bilang nggak suka? Memangnya ibu memilih tanpa memikirkan baik buruknya?”

“Kamu tidak bisa begitu bu, itu namanya memaksakan kehendak. Lama-lama aku bosan mendengar penuturan yang itu-itu saja.”

“Bapak kok gitu sih, apa tidak memikirkan kebahagiaan anak?”

“Justru bapak yang memikirkan kebahagiaan anak. Kalau memikirkan kebahagiaan anak, tanya apa dia suka. Kalau nggak suka ya jangan dipaksa dong. Itu bukan kebahagiaan anak, tapi kepuasan ibu sendiri.”

“Bapak masih tidak bisa memahami keinginan ibu.”

“Sangat paham. Dan dengar ya, aku tidak mau mendengar ibu bicara tentang Indi lagi.”

“Bapak gimana sih ?”

“Sekarang bapak beri tahu ibu ya, Abi itu sudah punya pilihan.”

“Apa?” tanya bu Cokro sambil membelalakkan matanya.

“Abi sudah punya pilihan, jadi jangan dipaksa-paksa juga.”

“Siapa memangnya pilihan Abi itu ?”

“Bapak sendiri belum tahu, karena Abi juga belum memberi tahu. Tapi bahwa dia sudah punya pilihan, dia sudah pernah mengatakannya pada bapak.”

“Harus dilihat dong, pilihannya seperti apa. Jangan asal memilih, nanti salah pilih, malah menjatuhkan martabat kita.”

“Ah, mana ada matabat jatuh gara-gara menantu.”

“Bapak selalu deh bikin kesel.”

“Ibu juga.”

“Hiih... ya sudah, terserah bapak saja, tapi awas ya, kalau pilihan Abi nggak sesuai dengan selera ibu.”

“Yang menjalani itu Abi, bukan ibu, mengapa harus sesuai dengan selera ibu. Sesuai selera Abi dong.”

Bu Cokro mengerucutkan mulutnya dengan sebal, lalu berdiri meninggalkan pak Cokro sendirian. Pak Cokro hanya geleng-geleng kepala.  Entah siapa pilihan Abi sebenarnya, dan pak Cokro merasa bahwa isterinya pasti bakal menentangnya, karena Abi sudah menggambarkan bahwa gadis pilihannya adalah gadis yang biasa-biasa saja.

***

“Kok pulang agak sore Sa?” tanya Laras kepada Sasa, ketika pulangnya terlambat.

“Iya bu, om Panji sama mas Andra pulang agak siang. Sasa harus menyelesaikan pekerjaan dulu.”

“Tumben mas Panji pulang bareng Andra?”

“Om Panji tidak membawa mobil, sedangkan mas Andra buru-buru pulang karena mau menjemput Melani.”

“Duuh, ibu ikut senang, Melani ternyata keponakannya mbak Maruti. Biarpun adiknya belum ketemu, tapi hadirnya Melani semoga bisa sedikit mengobati.”

“Iya, kata mas Andra, tante Maruti ingin segera ketemu lagi sama Melani.  Tapi yang aku heran, siapa ya wanita kejam itu? Ketika menelpon mas Andra, mas Andra bilang kalau tawa wanita itu seperti iblis. Mungkin saking kejamnya dan kasarnya wanita itu berkata-kata.”

“Apakah dia sangat membenci Anin ya? Tampaknya dia tahu banyak tentang Anin.”

“Nah, herannya Sasa juga tuh bu, apakah mungkin tante Anindita punya musuh? Pasti dia juga yang menculik Melani dan dibuang seenaknya. Apa dosa tante Anindita sampai mendapat perlakuan seperti itu ? Beruntung simbok merawatnya dengan kasih sayang.”

Tiba-tiba pikiran Laras melayang kearah puluhan tahun silam. Seorang dokter cantik bernama Santi melakukan hal kejam terhadap Anin, Bahkan Sasa juga terbawa-bawa. Anindita lah yang menyelamatkan Sasa dari kekejaman ibunya. Mungkinkah dia pelakunya? Ia ingin mengatakan dugaannya, tapi diurungkannya. Bukankah dokter Santi itu ibu kandungnya Sasa? Benar, dokter Santi tega berbuat kejam, karena keinginannya tidak tercapai. Mungkin dia sudah keluar dari penjara, lalu ketemu Anindita, kemudian melampiaskan dendamnya.  

“Aduuh, apa ya yang dilakukannya terhadap Anindita?” bisik Laras dengan wajah gelisah.

“Apa yang ibu pikirkan ? Ibu bisa mengira-ira  siapa penjahat kejam itu?”

“Tidak.. entah siapa, mana ibu tahu. Tapi dia memang kejam. Ya sudah, kita doakan yang terbaik untuk keluarganya om Panji ya Sa?”

“Iya bu. Kasihan kalau tante Anindita tidak segera ditemukan. Semoga wanita jahat itu segera mendapatkan hukuman.”

Laras menghela napas panjang. Seandainya Sasa tahu siapa wanita yang dimaksudnya.

***

Andra bersyukur, dia sudah sampai didepan toko dimana Melani bekerja, dan toko itu belum tutup. Padahal sudah jam tiga lebih. Tampaknya ada pembeli yang memborong barang-barang, untuk dijual lagi. Andra menunggunya dengan sabar. Ia bayangkan, bagaimana ibunya akan senang sekali menerima kedatangan Melani nanti.

Andra memutar lagu-laku dari tape recorder yang ada di mobilnya, sambil mengetuk-ngetukkan tangannya pada setir mobil.

Tiba-tiba matanya menangkap sebuah mobil, yang tiba-tiba parkir didepannya. Andra seperti mengenal mobil itu.

“Bukankah itu mobilnya Abi ?” bisiknya perlahan.

***

Besok lagi ya.

 

 

 

72 comments:

  1. Replies
    1. Selamat jeng Nani, di malam ke 13 juara 1.

      Delete
    2. Alhamdulillah........
      eMKa eps 13 sdh tayang..... Matur nuwun bu Tien, semoga bu Tien selalu diberikan kesehatan yang prima.
      Aamiin ya Mujiibas Saailiin.

      Delete
    3. *LEMBAR KOREKSI:*

      1. “Mengapa dia _sangat membenti tante Anindita?”_
      # “Mengapa dia *_sangat membenci tante Anindita?”_* #

      Masio dikesusoni hasil ketikan lebih bagus, ceritane runtut....aku sempat bingung..... Merga olehku maca Saat Hati Bicara durubg tuntas...tas.
      Ternyata Sasa kuwi anaknya dr. Santi.
      Kalau begitu Laras gak punya anak dong????

      Delete
  2. Replies
    1. Ada sedikit kelegaan ada pernyataan sekilas, bahwa Melani anak nya Anin.
      Ikutan kaya pepatah aja jangan lihat dari siapa penuturan itu tapi makna dari penuturan yang ada, betapa kerinduan itu meluap berharap Melani tinggal di rumah Maruti, saya kira Abi juga nggak keberatan, justru merupakan pembuka jalan, Melani keponakan pak Panji seorang pebisnis yang sukses. Kerèn tapi maukah Melina dimanjakan sama mBok Dhé Maruti? sang mBok Dhé yang menggebu gebu ketemu bagian keluarganya yang hilang.
      Pak Anggoro nggak baca iklan ya? atau menemukan sobèkan iklan ditempat sampah? Ah masak kantor segedhe gitu nggak langganan koran, paling enggak koran kuninglah yang sering bikin berita sensas asal nge-jrèng gitu lho.
      Sasa pun ikutan emosi, mendengar cerita dari Andra, kok ada pembenci yang keterlaluan, belum tahu dia kalau pelaku itu emaknya Sasa, kalau di tuntut pakai pasal penghilangan identitas; wuah kaya yang terjadi dimasa kini, data pribadi dijual; aduh bisa masuk lagi tuh...ke hotel pordeo.

      ADUHAI

      Andra keceplosan kemungkina pelaku nya pembuangan bayi; dokter Santi..
      Sasa bingung itukan emak guwé,
      trus aku kon piyé, mudah²an Sasa tahunya emaknya ya Bu Laras.. saking lamanya.
      Masak aku punya ibu penculik; ya nggak pa pa tho Sa, siapa tahu; waktu kamu kecil saja sudah bisa merasakan yang lebih sayang kepadamu; antara bapakmu dan ibumu.

      Terimakasih Bu Tien,
      Melani Kekasihku yang kf e tiga belas sudah tayang, rada ayêm,
      Sehat sehat selalu; sedjahtera bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

      Delete
  3. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah sampai di rumah.

    ReplyDelete
  4. yaach ……
    Kalah dech ma mbk Nur

    ReplyDelete
  5. Whaduuhhh Melaniku adh dtng nih

    Trmkah mb Tien

    Salam sehat ADUHAI

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah.... terimakasih Bu Tien, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
    Matur nuwun bu Tien..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN.


    ReplyDelete
  8. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,

    ReplyDelete
  9. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono, Trie Tjahjo Wibowo

    ReplyDelete
  10. Puji Tuhan sudah tayang gasik,,paling nanti komen ku lak di trombol.sama.kakek senengane nrombol

    ReplyDelete
  11. Terima kasih Melani nya Mbak Tien

    Salam sehat dari Purwodadi

    ReplyDelete
  12. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  13. Makasih Melaninya mbak Tien.. Slmtmlm dan slm Aduhai dri dukabumi🙏🙏🥰🥰

    ReplyDelete
  14. Wah...semakin ingin tahu lanjutnya mbak Tien... Salam aduhai selalu

    ReplyDelete
  15. Matur nuwun mbakku sayang udh lama tak berkabar ria, smoga sehat selalu dan sukses salam kangen dan aduhaai dari Tanggamus, Lampung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kangen jeng Sis aduh sudah sampai Lampung?

      Delete
  16. Matur nuwun bunda Tien, MK13 telah hadir..sebagai hiburan malam minggu di tengah rintik hujan...😊

    ReplyDelete
  17. Matur suwun bu Tien, buat malam mingguan ini.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah mulai ada titik terang,Melani putrinya Dita. Tinggal mencari tahu dimana Dita berada. Ternyata Santi memang sakit jiwa, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Koq Anggoro belum tahu ya tentang istrinya.. Sewaktu waktu harusnya Anggoro sidak pulang awal, cek keadaan rumah sehingga tahu kalau istrinya tidak waras. Semoga tabir mulai terungkap. Matur nuwun bu Tien, salam sehat selalu sehingga dapat berkarya terus. Aamiin

    ReplyDelete
  19. Maturnuwun Bu Tien, semoga Ibu sehat selalu...

    ReplyDelete
  20. Terima kasih Bu Tien, Melaninya Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..tansah pinaringan sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah ...Melani sydah tayang...salam aduhai mb Tien

    ReplyDelete
  23. 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐧𝐢𝐧𝐝𝐢𝐭𝐚.
    𝐒𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐢.
    𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐒𝐚𝐬𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐢𝐛𝐮 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐃𝐫.𝐒𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐲𝐠 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐦...
    𝐋𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈.🙏🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah, makasih bu Tien.
    Semoga bu Tien sekeluarga sehat selalu. Aamiin 🤲

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah makasih Bunda untuk MELANI 13
    Sehat selalu ya Bun

    ReplyDelete
  26. Matur nuwun ibu.....
    Semoga ibu sehat selalu

    ReplyDelete
  27. Maturnuwun bu Tien, semoga besok ada kilas balik saat sasa diculik oleh ibu kandungnya sendiri.. Agak lupa2 ingat sama ceritanya😅

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah, terima kasih bu Tien …
    Salam sehat…
    Makin aduhai ceritanya …

    ReplyDelete
  29. Andra ketemu Abi, ya kasih tau aja Melan itu sepupu. Sahabat jadi saudara, bagus kan.
    Salam sehat, semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  30. Terima kasih bu tien, salam.aduhai dari pondok gefe

    ReplyDelete
  31. MK 13 udah hadir trims bu tien sehat selalu...

    ReplyDelete
  32. Makin diseruu... makin aduhai
    Matur nuwun bu Tien

    ReplyDelete
  33. Terima kasih Bu Tien, MK 13 sdh hadir
    semakin seru dan bikin penasaran lanjutannya.
    Semoga Ibu sehat dan bahagia selalu
    Aamiin
    Salam ADUHAI dari Bekasi

    ReplyDelete
  34. Mk 13 udah tayang ..trms bu tien sehat selalu

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah.. terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari, MK Eps 13 sudah tayang.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah ... Terima kasih Bu Tien ... Salam sehat penuh semangat ... Semoga Bu Tien senantyasa sehat dlm perlindungan Allah SWT ... 🙏🙏😎

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah ... Terima kasih Bu Tien ... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah.. cerita MK13 sdh mulai mencekam.. mksh bu Tien, salam sehat selalu tetap semangat dan Aduhai...

    ReplyDelete
  39. Seruuuu....
    Makasih mba Tien.
    Salam sehat dan selalu aduhai

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah...
    Dengan sabaar...menunggu lagi

    Tiap malam mantengin blogspot Kejora...
    Salam sehat bwt semuaanya
    Sakan aduhaaiii

    ReplyDelete
  41. Trimakasih mbak Tien MK13nyaa..

    Makin seruuu aja dan aduhaiii...
    Sedikiit2 terkuat misteri Melani..Anindita..Shanti yg kejam dan apa ya..kenthir kali..duuh maaf..😠

    Semoga segra terurai kekusutan ini...bagaimana mbak Tien..😊😊

    Taunya besok senin lagiiii...

    Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng salami2nyo....

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah bisa bergabung di Melani Kekadihku 13.
    Salam sehat dan bahagia... terima kadih mbak Tien.

    ReplyDelete
  44. Assalamualaikum wr wb. Abi rupanya jatuh hati kpd Melani dan Andra mungkin mendukungnya. Maturnuwun Bu Tien, tdk terasa sdh episode13. Semoga Bu Tien senantiasa pinaringan karahayon wilujeng ing sadoyonipun. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede....

    ReplyDelete
  45. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
    Aamiin ya robbal alamiin.
    Matur nuwun pak Mashudi

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah, maturnuwun Bu Tien 🙏, semoga sehat selalu beserta keluarga, salam sehat semangat dan tetap ADUHAI

    ReplyDelete
  47. Mtrnwn mb Tien makin ikut penasaran nunggu lanj crt MK 14 dst.. slm seroja selalu utk mb Tien dan para pctk🙏

    ReplyDelete
  48. Oo...
    Alhamdulillah sdh bisa baca MELANI, matursuwun mbak Tien
    Salam sehat bahagia selalu, aamiin
    Semakin aduhai

    ReplyDelete
  49. Melani Kekasihku 13 wah Ini sasa anak dr Dr Santi yg nyulik Melani dr Anin tante dr Andra ...hayo bu Tien nih pasti tambah Seppp seruuu juga ...Abi suka ma Melani laa untung Andra sepupunya

    ReplyDelete
  50. Terimakasih mbak Tien. Semakin seruuu
    Sehat2 ya nbak Tien
    Salam aduuhaaaii 🙏

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah udah beres baca mk 13. Telat terus tapi.
    Nah lho, abi jangan salah paham ya sama andra.

    ReplyDelete
  52. Dua pejabat teras yang sukses sedang berembuk serius perkembangan pencarian asal usul Melani dan ada temuan temuan baru yang mendekatkan Abi dan Andra
    Semoga berhasil nDra..

    ReplyDelete
  53. Bagaimana ya kira kira pendapat Bu Cokro kalau tahu Melani masih sepupunya Andra..??

    Apakah setuju nanti kalau Abi mencintai Melani..?? Sementara ini kan belum tahu kalau Melani masih sepupunya Andra.

    Dari pada menebak nebak kita tunggu saja dari Bu Tien pasti ADUHAI..

    ReplyDelete
  54. Terima kasih mbak Tien, cerbung Melanie Makin seru.
    Saya mohon tanya, kira² kejadian ini ditahun berapa yah? Kok Andra masih mendengar lagu dari cassette?
    Terima kasih banyak mbak Tien. Salam sejahtera bersama keluarga.

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...