MELANI KEKASIHKU 15
(Tien Kumalasari)
Abi mencengkeram lengan Melani, yang ingin pergi dari hadapan kedua orang tuanya.
“Lepaskan saya mas..” pinta Melani memelas, suaranya gemetar, seperti juga kedua kakinya bahkan seluruh tubuhnya.
“Dia minta kamu melepaskannya, mengapa kamu berkeras memegangnya? Kamu tahu, gadis seperti dia ini, suka sama kamu hanya karena suka sama harta kamu. Mengerti?” kata bu Cokro keras, dan semakin terasa merajang-rajang hati Melani.
Wajah Abi merah padam, sangat marah kepada ibunya, yang berucap sangat menyinggung perasaan.
“Ibu mengapa berkata begitu ?”
“Kamu laki-laki bodoh. Memilih perempuan sembarangan. Menolak pilihan ibu yang jempolan. Lalu apa dia? Hanya bermodalkan wajah cantik dan kamu tergila-gila? Kalau dia menghabiskan harta kamu, baru tahu rasa kamu.”
Melani meronta, dan akhirnya terlepas dari pegangan Abi, ia menghambur masuk kedalam, tapi dibelakang pintu ia bertemu dengan simbok, yang berjalan kearah depan karena mendengar majikannya berteriak-teriak.
“mBok.. ayo kita pergi dari sini..” pinta Melani sambil merangkul simbok dan menangis terisak di bahunya.
“Tenanglah nduk. Baiklah, simbok tidak begitu mengerti, tapi mendengar apa yang dikatakan bu Cokro.”
“Ayo pergi mbok, jangan takut miskin, aku akan terus bekerja.”
Simbok maju kedepan dengan Melani masih dalam rangkulannya.
“Bu, Melani minta agar saya pergi dari sini, mohon maaf, saya memang harus pergi.”
“Jangan mbok, mari kita bicara,” kata pak Cokro.
“Iya mbok, tetaplan disini, semuanya akan baik-baik saja,” kata Abi sambil memegang bahu simbok.
“Biarkan dia pergi, memangnya kenapa kalau dia pergi? Membuat aku kesal saja, ini kan namanya ngelunjak, mentang-mentang punya anak cantik,” kata bu Cokro tanpa belas.
“Mohon maaf kalau ada kesalahan saya dan Melani, saya mau menyiapkan barang-barang saya dulu,” kata simbok sambil berlalu ke belakang, diikuti Melani yang kemudian membantu simbok menyiapkan barang-barangnya. Tak banyak yang dibawanya, hanya pakaian yang tidak seberapa. Ia membawanya keluar, diikuti Melani. Didepan pintu, Abi menghadang mereka.
“mBok, aku mohon, jangan pergi, banyak waktu untuk bicara, ibu akan mengerti.”
“Tidak mas, saya minta maaf. Saya tidak tega mendengar Melani dibentak dan dihina. Kami memang orang miskin, tapi tak pernah bermimpi mengharapkan harta siapapun,” kata simbok sambil terus melangkah, melewati Abi yang menghalanginya.
Di teras simbok berhenti.
“Pak, bu.. saya mohon pamit.. Maafkan simbok kalau banyak kekurangan dan banyak berbuat kesalahan,” kata simbok sambil menahan tangis, lalu melangkah keluar sambil menggandeng Melani.
“mBok, tunggu mbok..” Abi ingin mengejar.
“Abi !!” bentak bu Cokro.
“Apa yang kamu lakukan? Kamu harus sadar, mereka itu siapa?” lanjutnya masih dengan wajah memerah.
“Abi cinta sama Melani.”
“Makan tuh cinta. Bodoh! Pilih perempuan yang sederajat, bukan anak pembantu!”
“Bu! Kamu sungguh keterlaluan !” hardik pak Cokro marah.
“Siapa yang keterlaluan? Ibu atau Abi?” jawab bu Cokro sengit.
“Melani bukan anaknya simbok bu.””
“Apa?” bu Cokro kembali memelototkan matanya.
“Dan kalaupun dia anaknya simbok, Abi akan tetap mencintainya.”
“Lalu anak siapa dia? Kalau bukan anaknya simbok, dia justru anak seseorang yang nggak jelas. Lupakan dia.”
Tapi Abi terus turun dari teras, mengambil mobilnya dan mengejar simbok. Bu Cokro mencak-mencak tidak karuan, melihat Abi lebih memilih mengejar simbok daripada mendengarkan kata-katanya.
“Pembantu itu telah mengotori pikiran Abi. Baru kali ini Abi berani menentang aku,” omel bu Cokro berkepanjangan.
“Ibu juga keterlaluan!” kata pak Cokro yang tak bisa menahan kemarahannya.
“Mengapa bapak memarahi ibu? Ibu kan memilih yang terbaik untuk Abi? Mana mungkin aku berbesan sama pembantu ?”
“Abi bilang Melani bukan anaknya simbok. Lagian memangnya kenapa kalau dia anaknya simbok? Melani cantik dan baik. Abi mencintainya. Apa yang salah?”
“Apa yang salah? Mana mungkin pengusaha seperti pak Cokro berbesan sama mbok Karti? Ibu malu pak.. malu.”
“Bagaimana kalau Abi tetap memilih Melani?”
“Ibu tidak sudi !!”
“Yang menjalani bukan ibu, tapi Abi. Biarkan Abi memilih seseorang yang dicintainya. Doakan dia bahagia.”
“Mana mungkin bahagia? Dia akan kecewa karena si miskin pasti hanya menginginkan hartanya.”
“Bu !!” hardik pak Cokro yang semakin marah.
“Itu benar. Ibu tak akan sudi !!” kata bu Cokro sambil masuk kedalam, meninggalkan pak Cokro sendirian yang merasa pusing akan ulah isterinya.
***
Abi menelusuri jalanan sambil melihat-lihat, barangkali simbok dan Melani masih berjalan. Dia harus mengantarnya pulang. Tapi sampai jauh dia tidak melihat bayangan mereka.
“Pasti sudah naik angkot,” gumam Abi.
Lalu ia memacu mobilnya, menuju ke rumah simbok.
Sedih hatinya mendengar ibunya menghina Melani sampai sedemikian rupa. Tapi ia tak hendak surut. Ia sangat mencintai Melani, ia harus bisa memilikinya. Tadi ia sudah mengatakan bahwa Melani bukan anaknya simbok, tapi ibunya tak peduli. Ia ingin bercerita panjang lebar mengenai orang tua Melani, tapi tak ada waktu. Ia bingung diantara mengejar Melani atau menerangkannya pada ibunya tentang siapa orang tuanya. Tapi bukankah Abi tak peduli entah siapa orang tua Melani? Ia jatuh cinta walau tahu Melani anaknya simbok. Dan ia tak ingin sikap ibunya berubah setelah mengetahui siapa Melani sebenarnya. Tidak, ia ingin Melani diterima karena Melani adalah Melani, entah anak siapa dia.
Ia terus memacu mobilnya. Dan setelah sampai didepan rumah Melani, ia melihat rumah itu masih gelap. Berarti simbok belum sampai di rumahnya.
“Mungkin karena angkot itu kan bisa saja berhenti di setiap tempat, jadi aku bisa datang lebih dulu,” kata Abi sambil meminggirkan mobilnya ketepi.
Tapi tiba-tiba sebuah sepeda motor lewat disamping mobilnya dan berhenti, lalu memukulkan tangannya pada kaca mobilnya.
Abi terkejut. Ia membuka kacanya, dan melihat seorang laki-laki muda masih nangkring diatas sepeda motornya. Hari belum gelap benar, sehingga Abi bisa menatap wajah laki-laki itu. Ia masih muda, badannya kekar, wajahnya biasa-biasa saja, matanya menatapnya dengan marah.
“Ada apa mas ?”
“Ada apa.. ada apa.. Ini jalanan kampung. Mengapa memarkir mobil seenaknya? Kalau ada mobil lain yang lewat bagaimana? Bukan sampeyan saja yang punya mobil. Tahu?”
“Ya ampun mas, bisakah bicara lebih pelan ? Saya hanya menunggu Melani datang,” kata Abi sambil menstarter mobilnya, dan menjalankannya memasuki halaman rumah simbok yang sempit.
Mendengar bahwa Abi sedang menunggu Melani, pemuda itu bertambah kesal. Ia Aris, laki—laki yang mengejar-ngejar Melani walau Melani tak pernah membalasnya. Ia juga membelokkan motornya memasuki halaman, dan berhenti tepat disamping mobil Abi. Abi heran melihat kelakuannya.
“Ada apa lagi mas?” tanyanya kesal.
“Kok parkir disini?”
“Lalu saya harus bagaimana? Kan saya sudah bilang bahwa saya menunggu Melani.”
“Memangnya ada urusan apa sampeyan sama Melani?”
Wah, laki-laki ini sungguh keterlaluan. Memangnya siapa dia dan mengapa ingin tahu apa yang akan dilakukannya?
Abi turun. Aris juga turun dari motornya. Waduh, Aris yang badannya tegap ternyata masih kalah tegap dibanding Abi. Wajah Abi sudah tampak kesal. Ia merasa laki-laki dihadapannya tak berhak mengaturnya.
“Sampeyan tidak menjawab pertanyaanku? Ada urusan apa sampeyan sama Melani?”
“Mengapa sampeyan bertanya begitu? Sekarang saya ganti bertanya, ada urusan apa sampeyan menanyakan hal itu.”
“O, jadi sampeyan belum tahu siapa aku? Aku ini adalah .... ketua perkumpulan anak muda disini, yang bertugas menjaga keamanan kampung.”
Sebenarnya Aris ingin mengatakan bahwa dia calon suami Melani, tapi diurungkannya. Ia takut Melani marah seperti dulu, ketika dia menemui Andra.
“O, memangnya saya tampak seperti orang yang membahayakan?” kata Abi sambil memandang tajam Aris.
“Seorang penjahat terkadang tampak seperti orang baik-baik,” kata Aris seenaknya. Abi sudah maju selangkah dan siap menampar laki-laki yang bicara seenaknya dihadapannya, ketika tiba-tiba simbok dan Melani muncul.
“Lho, ada mas Abi? Ada apa Ris ?”
“Oh, simbok kenal dia ? Saya curiga karena belum pernah tahu dia.”
“Kalau menanyai seseorang ya nggak usah pakai petentengan begitu Ris, nggak sopan namanya.”
“Maaf mbok, saya hanya menjaga keamanan kampung ini. Apa kabar Melan?” lalu katanya kepada Melani sambil nyengir menyebalkan. Melani tak menjawab, ia langsung bergegas kearah rumah, lalu Aris menyengklak sepeda motornya dan berlalu. Tapi diam-diam Aris hanya menstandartkan sepeda motornya diluar pagar, lalu memasuki halaman serta mendekati rumah dengan berendap-endap. Ia ingin tahu siapa sebenarnya Abi, dan ada maksud apa menemui Melani. Ia menunggu sampai simbok dan tamunya memasuki rumah, barulah dia mendekam dibalik rumpun tanaman dan memasang kupingnya.
“Maaf lho mas, anak itu sering kebablasan..” kata simbok ketika sudah duduk di teras bersama Abi.
“Tidak apa-apa mbok.”
“Mengapa mas Abi datang kemari ?”
“Aku mau minta maaf atas sikap ibuku mbok,” kata Abi dengan wajah murung.
Melani menyalakan lampu, membuat teras itu sedikit terang. Lalu pergi ke belakang.
“Buatkan minum untuk mas Abi ya Mel,” teriak simbok.
“Ya..” jawab Melani dari belakang.
“Jangan dipikirkan mas, sudah biasa kalau orang miskin itu direndahkan. Simbok tidak sakit hati kok. Lha tadi itu kenapa, sampai bu Cokro marah-marah?”
“Aku bilang sama ibu, bahwa aku mencintai Melani.”
“Mas Abi itu aneh. Tentu saja ibu marah, mas Abi itu siapa, Melani itu siapa. Bagaikan bumi dan langit kan?”
“Tidak mbok, aku mencintainya dan tidak peduli dia siapa. Ijinkan aku ya mbok.”
“Aduh.. bagaimana mas Abi ini, kalau simbok terima, nanti dikira simbok berharap harta yang banyak. Maklum orang tidak punya itu kan bawaannya dicurigai melulu. Jadi apa tidak lebih baik mas Abi mengurungkan niat mas Abi itu. Bukankah banyak gadis-gadis cantik yang sepadan dengan kedudukan keluarga mas Abi? Simbok pernah mendengar bahwa ibu akan menjodohkan mas Abi dengan seorang gadis bernama Indira, anak sahabatnya ibu. Bukankah itu lebih baik mas?”
“Tidak mbok, aku sama Indi hanya berteman. Dia juga tidak suka sama aku.”
“Ini mas, silahkan diminum.” Tiba-tiba Melani keluar sambil membawa nampan berisi segelas teh hangat.
“Terimakasih Melani.”
“Melan, duduklah disini, dengarkan apa kata mas Abi,” kata simbok.
“Saya ingin marah sama mas Abi,” kata Melani sambil duduk.
“Mengapa marah sama aku?”
“Tiba-tiba saja mas Abi bilang begitu sama bu Cokro, mas Abi belum pernah berkata apa-apa sama Melan.”
“Aku ingin bicara dulu sama ibu, kemudian sama kamu.”
“Aduuuh..”
“Aku sudah bicara sama ibu, sekarang aku minta ijin sama simbok untuk bisa menjadikan kamu isteriku.”
“Tapi Melani tidak bisa menerimanya mas.”
“Melani, aku hanya mencintai kamu.”
“Melani tak mau dianggap sebagai gadis yang menginginkan harta mas Abi. Saya memilih hidup sederhana saja sama simbok.”
“Tidak Melan, jangan dengarkan kata-kata ibuku.”
“Mana mungkin mas, kita tidak bisa melangkah tanpa restu orang tua.”
“Tapi bapak bisa menerimanya.”
“Bukankah orang tua itu adalah bapak dan ibu?”
“Aku tidak peduli Melani..”
“Jangan begitu mas, urungkan saja niat mas Abi, itu tidak baik..”
“Kamu menolak aku? Apa kamu sudah punya pacar ?”
“Maaf mas... yy..ya.. sudah..”
“Siapa dia ?”
“Yang jelas anak orang biasa mas, mas Abi terlalu tiggi bagi saya.”
Abi menahan perasaan perih di hatinya. Ia meraih gelas dan menenggaknya sampai habis. Lalu dia berdiri.
“Baiklah Melan, kalau begitu aku mundur saja. Aku pamit ya mbok..” kata Abi sambil berdiri. Ia menyalami simbok, mencium tangannya dan berlalu. Dengan langkah gontai dia masuk kedalam mobilnya, lalu menstarternya mundur. Ketika keluar dari halaman itu, tiba-tiba mobilnya menyerempet sesuatu. Sepeda motor yang diparkir dibalik pagar rumah simbok ambruk, menimbulkan suara keras.
Gubraaak...
“Aduuh.. motorku..!” teriak Aris yang semula mendekam dibalik semak, kemudian berlari keluar.
Simbok dan Melani saling pandang. Aris ada disitu tadi?
***
Besok lagi ya.
Hoorreeeee.....
ReplyDeleteMatur nuwun MK gangsal welas
DeleteAlhamdulillah mb Nani juara
DeleteHoreee jugaaaa
DeleteHoreeeeeeee melu2 😂😂😂😂
DeleteHoreeeeeeeeee
DeleteAku juga ikut
Pokoke horeeeee 🤣🤣🤣🤣🤣
Ben rameeeeee...
Ikutann aaaah....
DeleteHoreeee.....
Rintoooooooooo
DeleteAlhamdulillah.. tayang cepat lg hr ini.. matur suwun bunda Tien, salam sehat penuh Aduhaaaai 😘❤️
DeleteADUHAI ibu Lily
DeleteSelamat....ibu ketua Paguyuban malam ke 15 eMKa dapat juara 1.
DeleteMatur nuwun bu Tien
Bundaaaaa Tieeeen,Sugeng ndalu,matur nuwun mugi2 Bunda Tien sehat selalu Aamiin ya Allah 🙏🙏🙏
DeleteTumben mas Rinto. Ikutan horrey ah. Sehat selalu bu Tien, tks MK25
DeleteMK 15 maksude, salah nunul
DeleteIngin tahu suasana hati Abi
ReplyDeleteLagi wegah nulis Nang?
Delete𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡... 𝐓𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐠𝐚𝐤 𝐠𝐚𝐬𝐢𝐤 🙏🙏
ReplyDeleteWaduuuh sdh tayanf melani ...met malam bun sehat seklslu ya bu tien
ReplyDelete...salam aaduhai dari pondok gede
ADUHAI ibu Sri
DeleteGemes
ReplyDeleteADUHAI jeng dokter
DeleteAlhamdulillah ... MK 15 udh datang ... terima kasih Mbak Tien ... Salam sehat & Aduhai
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien MK 15 tayang awal..
ReplyDeletesampai berbunga² ini bun bisa baca lebih awal...asiik😍
Bunganya bunga apa nih, ibu Padmasari
DeleteAsyik tayang gasik matur nuwun jeng Tien,,salam sehat selalu ,,,lakok wis didisik,i mas Nanang
ReplyDeleteAlhamdulillah.. maksh bu Tien, salam sehat semangatbdan Aduhai..
ReplyDeleteAlhamdulillaah... MK 15 sudah hadir
ReplyDeleteTrima kasih ibu Tien...
Semoga ibu dan keluarga sehat dan bahagia selalu
Aamiin yaa Robbal’alamiin
Mantab bu cantik..makin seru dan menegangkan tapi indah..salam sehat selalu bu cantik Amin YRA 🙏.mr.wien
ReplyDeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan atau tetangga hi hi hi.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,
DeleteOkeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Alhamdulillah
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien 😊🌹🌹🌹
Terima kasih bu Tien... Salam sehat selalu
ReplyDeleteAssalamualaikum ibu Tien..
ReplyDeleteApa kabar? Semoga sehat selalu yaah..
Terim kasih tuk Melaninya.
Salam sehat dan salam Aduhai
Wa'alaikum salam jeng Putri kabar baik. Lama nggak komen nih..
DeleteHehehe.. Iya ibu. Tapi tetap nyimak kok..
DeleteTerima kasih bu... Tuk perhatiannya.. Love yu bu Tien.
Salam Aduhai...
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien ....
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN.
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono, Trie Tjahjo Wibowo
Trmksh mb Tien MK 15 sdh hadir
ReplyDeleteSalam sehat ADUHAI
Maturnuwun Bu Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda 🙏🙏🙏
Suwun bu Tien
ReplyDeleteIkutan yang lain juga horee ,MK 15 sudah hadir ,terimakasih bunda ,semoga sehat selalu ,salam Aduhai dari Jakarta
ReplyDeleteMatur nuwun Melani nya mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi Grobogan
Salam ADUHAI ibu Kharisma's
DeleteHooooreeee urutan 29, asyiiik gasik2 terus
ReplyDeleteHoreee... ibu Wiwik
DeleteAlhamdulillah Melani dah tayang.
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tein selalu sehat
Aamiin
DeleteMatur nuwun ibu Salamah
Alhamdulillah MK15 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L.
Sami2 ibu Uchu
DeleteAlhamdulillah, makasih bu Tien.
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteLho Abi..
ReplyDeletegimana seeh kamu mau membuat kejutan untuk siapa?
ini malah kejang kejang sendiri tho kamunya...
nanti ketemu Andra malah dicuci bersih sama temenmu itu.
kan bapak sudah kasih tahu tho Bi teori nya, kaya bapakmu dulu; cool getho looh...
ini malah elo jadi ribut sama anak kampung gitu..
ADUHAI
Malah Andra nelpon Melani kok nggak kerumah, lha mbokdhé Maruti takut kehilangan jejak; dari cerita Melani lah kelanjutan cerita ini, tapi besok lagi yaa...
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke lima belas sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Baru nemuin kata2 ya Nang
DeleteIya ini jebul nggak seperti bapak dulu..
Deleteini anak malah kaya jadi play group..
hé hé hé hé
Ngakak sendiri aku baca mbokdhe Maruti
DeleteIzo izo wae p Nanang tuh...
Horeee...MK 15 tayang fasik
ReplyDeleteHatinya Abi remuk redam
Salam sehat mbak Tien
Salam Aduhaiii
Alhamdulillah , salam sehat bu Tien
ReplyDeleteSukses selalu dengan cerita yang semakin menarik
Terima kasih ibu Tien …. 🙏
Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah diijinkan singgah di rumah.
ReplyDeleteGayeng kiyiii...tensi mulai meninggi. Ayo Aris, jotos saja tu orang kaya yang merobohkan motormu.
Ehhh jadi berkelahi tidak yaaaa tiwas bengok" gak jadi.
Salam sehat penuh semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Rame nih Abi berkelahi sama Aris biar kena batunya Aris...sugeng ndalu bu Tien
ReplyDeleteSugeng enjing pak Djuniarto
DeleteAlhamdulillah sudah tayang MK 15, terima kasih Bu Tien sehat selalu.....
ReplyDeleteSalam sehat ibu Yati
DeleteAbiiii kamu harus memperjuangkan cintamu Bi....
ReplyDeletePercayalah kamu pasti bisa menaklukkan hati ibumu
Jangan langsung menyerah hanya karena Melani bilang bahwa dia sdh punya pacar padahal itu semua bohong.
Sabar ya Abi...
Trimakasih bu Tien moga sehat sll
Salam aduhai dari Bojonegoro
Salam aduhai mb Tien...sehat selalu
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Atiek
DeleteHoorrreeeeee udah tayang...
ReplyDeleteWadauw Abi abbiiii,,, harusnya ngomong dl donk ke si Melan biar tuh anak ancamg2 ngadepin ibukmu yg gayanya ampyun,, kalau kekgini si Melan pasti kaget, kaget pernyataanmu dan kaget sama pelototan dan kata2 Bu Cokro. Wes skarang biarin dl Melani menenangkan hatinya, ada kangmas Andra yg siap membantumu. Semangaaatttt
Bunda Tien emang lihai mengocok hati pembaca, kereeennnn...
Salam aduhai dari Wahyu - Lamongan
Salam kereeen buat ibu Wahyu
DeleteMet malam Bunda
ReplyDeleteMakasih untuk Melanin nya.
Sukses selalu
Met istirahat dan salam ADUHAI
Salam ADUHAI mas Bambang
DeleteApa Abi mundur teratur....
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam sehat dan selalu aduhai
Selalu ADUHAI ibu Sul
DeleteAlhamdulilah MK sudah tayang. N Melani telah membohongi hatinya karena telah dihina sama B Cokro. Kpn B Cokro akan luluh hatinya untuk merestui Abi sama Melani.....
ReplyDeleteDan dimn Ibu Melani berada ....
Ku sabar menanti kisah MK berikutnya
Makasih matur nuwun Bu Tien semoga sehat selalu dan berkah semuanya.
Aamiin
DeleteMatur nuwun ibu Rochmah
Alhamdulillah,cerita semakin aduhai..
ReplyDeleteterima kasih Bu Tien,senantiasa sehat..,Aamiin
Maturnuwun Bu Tien 🙏,salam sehat ,tetap semangat, dan tambah ADUHAI... ceritanya
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih banyak atas Cerbungnya mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Tangerang.
Alhamdulillah Melani sdh tayang. Matursuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat, tetap semangat, semakin ADUHAI...
aduh kasihan abi.. kasihan melani juga.. smg cinta mrk bs bersatu ntinya.. sabar ya bi.. niat baik pasti ada jlnnnya🤗🙏
ReplyDeleteAlhamdulilah Melani sudah tayang matur nuwun mugi Ibu Tien tansah sehat.
ReplyDeleteCerita makin seru...mas Abi mengejar cinta..mudah2an tercapai..
Bu Cokro...belum tahu siapa Melani...
Mudah2an suatu saat sadar...
ADUHAI ibu Moedjiati..
DeleteTrimakasih mbak Tien MK15nya..
ReplyDeleteWaduuh...ikut galau nii..
Aris nguping...untung Melani hny jwb sudah punya pacar..org biasa kt simboknya..ga nyebut nama..klo Aris yg disebut bisa langsung ngajak nikah besoknya..🤦♀️🤦♀️
Kasian cinta Abi...semoga niat baik berbuah manis..🍭🍬
Besok lagiiii..setia menungguu..😊
Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..🙏😘🌹
Salam sehat dan ADUHAI ibu Maria
DeleteBerantem gak ya Aris dan Aby.
ReplyDeleteTakutnya Aby sampai parah, dirawat, selalu mengigau panggil2 Melani...
Penasaran banget jadinya.
Monggo ibu Tien dilanjut aja. Matur nuwun, Berkah Dalem.
Sami2 ibu Yustinhar
DeleteAlhamdulillah ... Terima kasih Bu Tien ... Semoga Bu Tien sehat selalu 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin
DeleteMatur nuwun ibu Sri
Matur nuwun sanget buat b Tien. Selamat malam buat para pembaca.
ReplyDeleteSalam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿
Salam sehat semangat cak
DeleteMaturnuwun ibu Tien, selalu menunggu lanjutannya, salam sehat, aduhai
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Idayati
DeleteSemakin menarik...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Sami2 KP LOVER
DeleteWah lama2 rame br baca ..trima kasih bu Tien
ReplyDeleteSami2 ibu Yanti
DeleteTerimakasih mbak Tien, MK 15 dah tayang...
ReplyDeleteSehat mbak Tien,
Salam aduhaiii 🙏
Salam sehat dan ADUHAI ibi Alfes
DeleteTrims bu tien MK 15 udah hadir sehat sehat trus bu tien panjang umur
ReplyDeleteAamiin
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Suparmia
Assalamualaikum wr wb. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya di episode 16, semakin seru dan menarik tentunya. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin..
ReplyDeleteSalam sehat dari Pondok Gede...
Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAamiin ya rabbal alamiin
Terimakasih pak Mashudi
Alhamdulillah MK 16 sdh hadir terimakasih bunda Tien
ReplyDelete