MELANI KEKASIHKU 08
(Tien Kumalasari)
Andra urung masuk kedalam mobilnya. Dihalaman yang sempit itu, membuat jarak diantara penunggang sepeda motor dan dirinya tidak begitu jauh. Andra penasaran melihat cara pandang laki-laki itu. Ia merasa tak bersalah apa-apa, sementara laki-laki itu menatapnya dengan pandangan garang.
“Ada apa mas?” kata Andra ketika melihat laki-laki itu masih terus menatapnya.
“Tidak ada apa-apa. Hanya ingin tahu ada perlu apa anda datang kemari.”
Andra mengangkat wajahnya. Memangnya siapa laki-laki ini sehingga ingin tahu urusannya datang kerumah Melani.
“Saya hanya ingin bertandang saja. Memangnya kenapa?”
“Asal anda tahu, bahwa saya Aris, calon suaminya, sehingga saya tidak suka melihat laki-laki asing mendekati dia,” katanya pelan tapi tandas. Barangkali ada rasa takut kalau Melani yang masih berdiri di teras mendengarnya.
“Oh, begitu, kalau begitu saya minta maaf.”
Melani yang melihat keduanya berbincang agak lama, dan sesekali Aris menoleh kearahnya, lalu turun dan mendekat.
“Ada apa ya mas ?”
“Maaf Melani, calon suami kamu tampaknya curiga sama aku. Dia mengira....”
“Apa?” pekik Melani memotong kata-kata Andra.
“Calon suami kamu mencurigai aku.”
“Calon suami ? Siapa calon suami?” tanya Melani sambil memandang marah kepada Aris.
“Maaf Melan, aku hanya ingin melindungi kamu..”
“Melindungi apa? Memangnya aku dalam bahaya? Dia seorang sahabat yang tidak punya maksud buruk. Kamu berbohong dan lancang dengan mengatakan itu.”
“Baiklah, kalau maksud baik aku tidak kamu terima,” kata Aris yang kemudian menstarter sepeda motornya dan berbalik keluar dari halaman.
“Maaf ya mas Andra, dia memang laki-laki pengganggu.”
“Aku kira dia benar-benar calon suami kamu.”
“Dimana-mana dia bilang begitu. Saya sudah berkali-kali menolak kedatangannya, dan kali ini dia nekat.”
“Kamu sendirian dirumah ini?”
“Ya mas, karena simbok kan bekerja.”
“Dia pulang setiap bulan?”
“Kadang-kadang lebih, kalau dirumah majikannya sedang repot.”
“Kamu harus hati-hati, tampaknya dia akan terus mengganggu kamu.”
“Iya mas, saya selalu mengunci pintu rumah saya.”
“Baiklah, sekali lagi hati-hati. Saya pamit ya.”
“Ya mas, terimakasih atas kedatangannya.”
Andra berlalu dengan mobilnya. Ada rasa iba dihati Melani mendengar bahwa Andra kehilangan tantenya sudah puluhan tahun..
“Seandainya aku bisa membantu,” bisiknya sambil masuk kedalam rumah dan menguncinya.
***
“Inikah gadis itu ? Ya ampuun... ini tante kamu Ndra..!” pekik Maruti ketika Andra menunjukkan foto Melani.
“Iya kan bu? Lalu ini.. lihat.. ini ibunya... Melani berfoto sama ibunya.” kata Andra sambil menunjukkan foto Melani yang sedang berdua sama simbok.
“Ini dia bersama ibunya?”
“Iya bu..”
“Ah, enggak deh.. nggak ada mirip-mirip nya..”
“Benar bu, tapi Melani sendiri juga tidak tahu apa-apa. Menurutnya, dia itulah ibunya..”
“Ada perasaan aneh ketika ibu memandangi wajahnya Ndra. Ini seperti bukan orang lain. Ini keluarga kita Ndra..”
“Satu-satunta jalan ialah kita harus menemui ibunya dan menanyakannya. Tapi sayangnya ibunya jarang pulang. Tidak selalu pulang sebulan sekali.”
“Ndra, kamu tetap harus minta tolonga sama Abi.”
“Minta tolong bagaimana bu? Abi sudah mengatakan bahwa sungkan menanyakan pada simbok.”
“Bukan Abi yang menanyakannya, tapi kamu, dengan sebuah alasan yaitu dalam rangka mencari tahu dimana tante kamu berada. Kamu harus minta tolong pada Abi, ketika simbok pulang, mintalah agar Abi mengabari kamu.”
“Oh, iya bu, ibu benar. Andra akan menghubungi Abi.”
“Lakukan Ndra, ibu merasa bahwa tante kamu sudah dekat dengan kita.”
“Ibu sabar ya.”
“Iya Ndra, tentu ibu akan bersabar menunggu, semoga segera datang berita baik untuk kita.”
“Aamiin bu.”
“Sekarang kamu mandi dulu, bapak sudah menunggu kamu, karena kamu pulang dari kantor masih agak siang.”
“Benar, takut tidak ketemu Melani, kalau Andra pulang kesorean.”
***
“Tumben kamu pulang bersama om Panji ?” tanya Laras kepada Sasa.
“Iya, kan Sasa tidak bawa mobil ?”
“Biasanya Andra yang mengantar.”
“Mas Andra lagi sibuk mencari tahu tentang gadis yang mirip tantenya itu bu, tadi pulang agak siangan, supaya bisa menemui dia.”
“Sudah ketemu kah?”
“Belum tahu bu, dia tidak mengabari Sasa sih.
“Semoga segera mendapat informasi yang jelas tentang tantenya Andra.”
“Iya bu, mas Andra bilang ibunya sangat sedih memikirkan adiknya.”
“Pastilah sedih, ibu bisa maklum. Dulu ketika masih remaja mereka selalu berdua.”
“Nanti Sasa akan menelpon mas Andra untuk menanyakannya. Apakah benar gadis itu ada hubungannya dengan tante Dita.”
“Ibu ikut prihatin. Ketika datang kesini, tante Maruti tampak sangat tertekan. Apalagi kalau siang kan dia hanya sendirian dirumah.”
“Mengapa ibu tidak minta agar setiap hari main kesini sehingga tante Maruti tidak kesepian dan semakin sedih ?”
“Ibu sudah minta, tapi ya tidak enak barangkali kalau dia setiap hari datang kemari. Besok setelah memasak gantian ibu yang mau kesana.”
“Nah, ibu ide bagus bu, nanti pulangnya Sasa jemput ya bu.”
“Nggak usah, nanti ibu pulang sendiri saja. Kalau menunggu kamu bisa kesorean, kan harus menyiapkan makan buat bapak juga.”
“Ya sudah, terserah ibu saja kalau begitu. Oh ya bu, om Panji itu lucu deh..”
“Lucu bagaimana ?”
“Masa dia mau mengambil Sasa menjadi menantunya?”
“Oh ya? Kamu mau?”
“Ya enggak lah bu, Sasa kan lebih tua dari mas Andra. Sekarang Sasa mangggilnya pakai ‘mas’ karena dia kan atasan Sasa. Dulu sih aku juga cuma memanggil dia Andra saja.”
“Tidak apa-apa, mas itu kalau bahasa Jawanya bisa berarti kangmas, untuk yang lebih tua, dan dimas untuk yang lebih muda. Jadi itu bukan masalah.”
“Oh, gitu ya bu.”
“Tapi kadangkala sebuah perjodoah tidak ditentukan oleh umur seseorang lho. Ada yang isterinya jauh lebih muda, ada juga yang jauh lebih tua.”
“Ibu setuju sama om Panji ?”
“Bukan begitu, kalau ibu sih terserah yang menjalani. Andra laki-laki baik, dan walau lebih muda dari kamu, tapi dia tampak lebih dewasa.”
“Rasanya nggak pantas bu, lagian Sasa tidak pernah berpikir sampai kesitu. Kami kan sahabatan sejak masih kecil.”
“Iya benar, terserah kamu saja. Lagipula apakah Andra juga suka sama kamu, kita kan tidak tahu?”
“Benar, setiap hari bertemu, kami seperti kakak adik saja kok.”
***
“Ini kok tumben kamu datang ke kantor aku?” tanya Abi ketika Andra datang ke kantornya siang itu.
“Apakah aku mengganggu ?”
“Tidak, mau keluar makan siang bareng aku?”
“Boleh saja, tapi nanti dulu, aku sebenarnya cuma mau minta tolong sama kamu.”
“Oh, baiklah, apa yang bisa aku bantu ?”
“Bagaimana kalau pas simbok, pembantu kamu itu pulang, kamu mengabari aku?”
“Maksudnya, kamu mau menjemputnya kerumah aku, lalu mengantarkannya pulang?”
“Tidak Bi, mana mau dia aku jemput. Nanti dikira aku mau menculik dia, kan kami belum pernah kenal?”
“Oh, cuma mengabari saja?”
“Sebenarnya aku ingin ketemu dia.”
“Tentang Melani ?”
“Aku ingin tahu, siapa sebenarnta Melani, apa benar dia anak kandungnya, atau bukan.”
“Bagaimana kalau dia tersinggung? Sudah lama kami ingin menanyakan hal itu, tapi takutnya dia tersinggung.”
“Aku kan punya alasan Bi.”
“Oh, baiklah, aku tahu. Nanti kalau simbok pulang aku akan mengabari kamu.”
“Terimakasih sebelumnya ya Bi.”
“Kita kayak bukan sahabat saja Ndra, apapun pasti aku akan membantu.”
“Aku tahu kamu sahabat sejatiku..”
“Kamu sudah ketemu Melani ?”
“Sudah, aku memancing-mancing tentang hubungannya dengan simbok, tapi dia tetap merasa bahwa simbok adalah orang tuanya. Aku memptret dia, ibuku langsung berteriak bahwa itu foto adiknya. Aku jadi sedih. Kasihan ibu.”
“Semoga nanti kalau ketemu simbok kamu bisa menemukan jawabannya.”
“Terimakasih Bi.”
“Ayo kita keluar, sudah lama sekali kita tidak makan bersama.”
“Baiklah, senang nih, ditraktir bos besar.”
“Sembarangan kalau ngomong, kamu sendiri kan juga bos.”
“Aku nih kecil Bi.”
“Tidak, sudahlah, apa bedanya bos besar atau kecil? Kita tetap sahabat bukan? Ayo berangkat.”
***
“Sa, kamu mau dibelikan apa?” tanya Andra ketika menelpon Sasa, saat makan bersama Abi.
“Kamu dimana?”
“Lagi makan sama Abi nih, nanti kamu mau dibungkusin apa? Kamu kan belum makan?”
“Terserah kamu saja deh.”
“Kok terserah aku sih.”
“Kamu kan sudah tahu aku sukanya makan apa?”
“Baiklah, tapi tahan dulu laparnya, kami baru mau makan nih.”
“Ya, nggak apa-apa, aku selesaikan dulu pekerjaan aku.”
“Siapa dia ? Pacar kamu ?” tanya Abi ketika Andra selesai menelpon.
“Bukan, sekretaris aku, tapi dia juga sahabat aku.”
“Perhatian benar kamu sama dia.”
“Kami sahabatan sejak kecil, lalu dia berkerja di kantor aku. Biasanya kami keluar makan berdua, tapi akhir-akhir ini aku sedang banyak pikiiran. Jadi sering makan sendiri-sendiri, atau saling membelikan makan kalau hanya salah satu diantara kita yang keluar makan.”
“Oh, bagus sekali itu, siapa tahu berjodoh.”
“Ngawur kamu.”
Tiba-tiba ponsel Abi berdering.
“Sebentar, ada apa nih, ibu menelpon.”
“Ya bu,” Abi menjawab telpon ibunya.
“Kamu lagi dimana Bi ?”
“Lagi makan sama Andra nih. Ada apa bu?”
“Bisakah ibu minta tolong? Tadi simbok ibu tinggalkan di mal, ibu suruh belanja. Ibu janji, sopir akan menjemputnya setelah mengantar ibu, tapi rupanya ibu harus pergi lagi kelain tempat.”
“Maksud ibu, ibu suruh Abi menjemput simbok ?”
“Iya bi, kasihan, belanjaannya agak banyak, karena besok dia mau pulang, jadi ibu suruh belanja dulu. Cuma dia kan nggak tahu jalan, ibu suruh naik taksi nggak berani katanya, jadi tetap menunggu. Tolong kamu jemput dia ya Bi?”
“Di mal mana dia bu?”
“Yang biasanya ibu belanja itu, kamu kan sering mengantar ibu kalau sopir nggak ada?”
“Baiklah bu, ibu beritahu simbok agar menunggu, soalnya Abi baru makan nih.”
“Ya, ibu akan menelpon simbok.”
“Kamu mau menjemput simbok?”
“Simbok lagi belanja, belanjaannya banyak, sopir tidak bisa menjemputnya, jadi ibu minta aku menjemputnya.”
“Nggak disuruh naik taksi saja?”
“Simbok itu nggak pernah berani naik taksi sendiri.”
“Kalau begitu aku ikut dong.”
“Oh iya, bagus kalau begitu, nanti kamu bisa bicara sama simbok.”
“Iya benar, kan mobilku ada di kantor kamu, jadi aku bisa ikut. Nanti aku akan bicara sama simbok.”
“Dan itu lebih baik daripada dirumahnya Ndra, kalau kamu bicara dirumah, nanti Melani akan mendengarnya. Pasti dia heran kalau mendengar kamu ragu bahwa Melani bukan anaknya simbok.”
“Kamu hebat Bi, itu benar, lebih baik aku bicara tanpa Melani mendengarnya.”
***
“Aduuh.. simbok ini penakut, nggak berani naik taksi sendiri, jadi ya begini ini, merepotkan mas Abi,” kata simbok setelah naik ke mobil Abi, sedangkan Andra duduk di sebelahnya.
“mBok, perkenalkan, saya Andra, yang pernah hampir menabrak Melani,” kata Andra memperkenalkan diri,
“Oh, iya.. Melan pernah cerita.. ini yang namanya mas Andra, ganteng banget. Seperti mas Abi juga ganteng,” kata simbok.
“Saya minta maaf ya mbok..”
“Tidak apa-apa mas, Melani bilang, yang salah dia, karena mau menyeberng tidak melihat jalan. Sudah simbok marahin dia.”
“mBok, sebenarnya saya mau minta tolong sama simbok.”
“Minta tolong apa mas? Masak buat mas Andra? Mas Andra masih bujang ?”
“Bukan itu mbok, iya sih saya masih bujang, tapi bukan minta tolong simbok untuk memasak buat saya.”
“Lalu apa? Simbok orang kampung yang pastinya bodoh, bisa membantu apa?”
“Ibu saya kehilangan adik kandungnya.”
“Oh, dimana hilangnya? Umur berapa dia? Masih kecil ? Kok aneh.. adiknya ibunya mas Andra masih kecil? Bisa hilang ?”
“ Bukan hilang mbok, sudah puluhan tahun tidak bertemu, dan juga tidak bisa menghubunginya, juga tidak tahu dimana dia berada.”
“Oh, kasihan benar.”
“Ketika saya melihat Melani, saya merasa wajahnya sangat mirip dengan tante saya itu.”
“Oh.. mirip Melani?” kata simbok yang kemudian menutupi mulutnya dengan sebelah tangan.”
“Mohon maaf ya mbok, saat ini saya sedang mencari tahu keberadaan tante saya itu. Saya berharap, karena wajahnya sangat mirip, Melani ada hubungannya dengan tante saya. Tapi saya kecewa, karena Melani kan anaknya simbok? Ibu saya sedih sekali karena ternyata Melani tidak ada hubungannya dengan adiknya.”
Simbok tiba-tiba diam. Sebelah tangannya masih menutupi mulutnya.
“Maaf lho mbok, saya hanya berharap terhadap simbok, ternyata saya salah. Berarti Melani tidak ada hubungannya dengan tante saya.
“Sesungguhnya mas, sesungguhnya.. Melani bukan anak kandung saya.”
“Bukan ?”
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah makasih bu Tien.
ReplyDeleteSemoga sehat selalu. Aamiin
Alhamdulillah
ReplyDeleteTrmksh mb Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah. Mksh B Tien
ReplyDelete𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐌𝐊 08 𝐬𝐝𝐡 𝐭𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐮𝐭𝐤 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧
ReplyDelete𝐍𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐢 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐬𝐝𝐡 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐦𝐛𝐨𝐤 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐚. 𝐖𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐚𝐬𝐲𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐮𝐡𝐚𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚. 𝐏𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐚.. 𝐃𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐚 𝐬𝐫𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 ??? 𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐬𝐨𝐤..𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈.
DeleteDimana ya, pak Indtiyanto
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Presensi
DeleteAlhamdulillah, terima kasih bu Tien..🙏🙏
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah.... matur nuwun Mbak Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien yg selalu ADUHAI
ADUHAI ibu Susi
DeleteAlhamdulillah udah tayang
ReplyDeleteMksh bunda Tien
Hallow jeng In Maimu ADUHAI
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete_Andra pulang dengan perasaan gundah. Foto simbok Karti dan Melani seperti menunjukkan bahwa mereka bukan ibu dan anak. Penelusuran itu belum tuntas, Andra ingin bertemu simbok dan berbicara dengannya._
ReplyDelete_Ketika Andra mau naik ke mobilnya, seorang laki-laki memasuki halaman dengan sepeda motornya. Ia menatap tak senang ke arah Andra. (eMKa_07)_
*****
Alhamdulillah lanjutannya sdh tayang. Matur nuwun bu Tien....sehat terus dan terus sehat nggih.
Salam SEROJA dan.... tetap ADUHAI ......
Alhamdulillah, makasih ya mbak Tien
ReplyDeleteSami2 pak Gondo
DeleteAlhamdulillah Melani dah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda sekeluarga senantiasa selalu sehat aamiin
Salam sehat dan aduhai dari Purworejo
Aamiin
DeleteNuwun ibu Salamah
Alhamdulillah MK~08 sudah hadir, maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteSmg mb zTien sehat sll
ReplyDeleteSalam seroja ADUHAI BUANGET
ADUHAI BUANGET Yangtie
DeleteAlhamdulillah gasik .... salam aduhai bunda Tien
ReplyDeleteMemcoba isi id
ReplyDeleteBerhasil ... Matur nuwun
ReplyDeleteADUHAI ibu Trie
DeleteMelani....bersahabat dengan dua cowok ganteng dan baik hati...jadi ingat sama Aina. Semoga Melani selamat dari gangguan Aris. Terimakasih mbak Tien. Salam sehat sejahtera
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI, bunda
DeleteTrima kasih Bu Tien, MK 08 telah hadur ditengah " kami, salam aduhai dr Pasuruan
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien MK 08 telah tayang..🙏
ReplyDeleteSami2 ibu Padmasari
DeleteTerimakasih bunda Tien.. ga sabar nunggu besok.. smg si mbok cerita jujur klo melani itu anak tantenya Andra ya bun.. alias anaknya Anindita.. Aduhaaaai..❤️😘
ReplyDeleteSalam aduhai mb Tien?... mgknkah Melani anak asuhnya dulu.. dmn ibunya adalah Anindita? mgknkah Dita meninggal ketika melahirkan Melani? Hanya mb Tien yg tahu jln crtnya? ditunggu kelanjutan crtnya mb Tien... trmksh .. slm seroja.. 🤗
ReplyDeleteBanyak kemungkinan ya jeng Sapti
DeleteTerima kasih bu tien, semoga bu tien sehat selalu salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Sri
DeleteAlhamdulillah MK8 sudah tayang
ReplyDeleteMbok sudah mengakui kalo Melani bukan anaknya ,Andra dan Abi tercengang ,kita tunggu kelanjutannya esok pasti lebih menarik ,makasih bunda Tien ,salam Aduhai dari Jakarta
Salam ADUHAI ibu Werdi
DeleteAlhamdulillah... keseruan berlanjuut.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Salam ADUHAI
Salam ADUHAI ibu Nien
DeleteSeru banget....tp nanti saat semua terkuak..Aries sdh duluan nyulik Melani........
ReplyDeleteHehee.. ibu Swissti
DeleteADUHAI deh
Alhamdulillah,semakin aduhai Melani..terima kasih Bu Tien,
ReplyDeleteSenantiasa sehat..,Aamiin.
Aamiin
ReplyDeleteNuwun ibu Rini
Semakin seru saja
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Sami2 KP LOVER
DeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung ke rumah.
ReplyDeleteCepat amat terkuaknya, tapi itu baru awal suatu kisah. Babaring lelakon ada di tangan penguasa.
Salam sehat penuh semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
ADUHAI pak Latief
DeletePuji Tuhan ,,tayang gasik Melani,,,tapi aku telat terus ,,kalah Karo kakek,,sehat ya jeng Tien
ReplyDeleteSehat mbak Yanik. Doa selalu kagem mbakyu
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien semoga sehat walafiat
Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏
Aamiin
DeletePenuh semangat ibu Endah
Haduh bu Yien buatvkita penasaran saja... Semoga segera terkuak siapa Melani..
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien ..slam sehat selalu
Salam sehat ibu Winarni
DeleteADUHAI ibu Lily, apa kabar
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun mBak Tien Kumalasari MK Eps 08 sudah tayang.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hanget dari Tangerang.
Sehat dan hangat mas Dudut
DeleteAlhamdulillah makasih mbak Tien.
ReplyDeleteSemoga sehat selalu. Aamiin
Salam ADUHAI
Terima kasih bu Tien, saya bisa baca lebih awal Melani Kekasihku 8.. alhamdulillah ada titik terang, ternyata Melani bukan anak kandung simbok. Bisa bisa dia anaknya Dita..cuma Dita kemana ya.. wah jadi penasaran menunggu lanjtannya. Hebat deh bu Tien,,membuat pembaca ketaguhan menunggu lanjytan cerita. Semoga selalu ya bu sehingga setia menulis dan menghibur pembaca..aamiin
ReplyDeleteSami2 ibu Noor
DeleteADUHAI
maksud saya selalu sehat, sehingga bisa bisa berkarya selalu.. aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah ala kulli haal.. smg bunda Tien jg sehat sll dan pnjg umur.. Aamiin ya Allah ya Mujiibusailin 🤲❤️
ReplyDeleteAlahamdulillah.. kalau Melan bukan anak si mbok, kemungkinan benar anaknya tantenya Andra, lanjut mbak Tien, salam
ReplyDeletehangat, sehat selalu dan Aduhai.
"Tumben kamu pulang bersama om Panji ?” tanya Maruti kepada Sasa.
ReplyDelete“Iya, kan Sasa tidak bawa mobil ?”
“Biasanya Andra yang mengantar.”
“Mas Andra lagi sibuk mencari tahu tentang gadis yang mirip tantenya itu bu, tadi pulang agak siangan, supaya bisa menemui dia.”
“Sudah ketemu kah?”
Seharusnya yg bertanya pada Sasa itu Laras ya...bukan Maruti. Sasa bercerita tentang Andra yang diharapkan oleh ibunya, yaitu Maruti, untuk bisa memperoleh info ttg Dita melalui Melani dan mbok Karti
Maturnuwun mbak Tien
Ya jeng Iyeng. Matur nuwun koreksinya. Sudah diganti semalam.
DeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng salami2nyo...
Alhamdullilah.. MKsdh tayang.. Mksihmbak Tien sayang.. Smgmbak Tien sekeluarga sll diberibkesehatan.. Salamaduhai dri skbmi🙏🙏😍😍
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI ibu Farida
Trimakasih mbak Tien..MK08nyaa..
ReplyDeleteNaah ini...mulai terkuak dikiiit..semogaa ini jalan baik buat Maruti utk menemukan Dita..
Setia nunggu kelanjutannya..
Besok lagiii...
Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹
Puji Tuhan ada secercah cahaya bahwa Melani bukan anak kandung Simbok.
ReplyDeleteMonggo dilanjut aja ibu Tien, penasaran berat. Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI.
Salam ADUHAI ibu Yustinhar
DeleteMelani 08 yes makasih Bunda , sukses selalu.
ReplyDeleteMet malam dan met istirahat.Salam ADUHAI....
Salam ADUHAI mas Bambang
DeleteTetap ADUHAI mbk Tien....
ReplyDeleteTetap ADUHAI jeng Nani
DeleteAduhai bu Tien
ReplyDeleteADUHAI ibu Hestri
DeleteAlhamdulilah...melani 08 dah tayang...suwun bunda Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Terimakasih Bu Tien ... 👍🙏🙏🙏
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteTks bu Tien,salam sehat njeh,🙏
ReplyDeleteMELANI Kekasihku part 8🙏, nuhun bu Tien ..sehat selalu
ReplyDeleteSalam sejat ibu Yanti
DeleteAlhamdulillah Melani sdh datang, matursuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Makasih bu tien MK 8 udah tayang....
ReplyDeleteSehat selalu bu tien sudah menghibur kita semua
Sami2 ibu Suparmia
DeleteAssalamualaikum wr wb. Alhamdulillah di episode 08, Andra ketemu orang yg jujur, Simbok, ART Kel. Pak Cokro dan ibunya Melani. Mudah mudahan segera terkuak siapa Melani sebenarnya. Wah, makin seru nih. Maturnuwun Bu Tien, yg selalu menyuguhkan cerita menarik dan penuh filosofi hidup. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin
Matur nuwun, ADUHAI pak Mashudi
Memanas
ReplyDeleteMelani anak Aninkah?
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
Aduhai. Sehat dan selalu semangat mba.
Mantaap...
ReplyDeletePenisiriin terus...motong ceritanya kok ya pas...disitu😁
Salam sehat mbak Tien
Salam aduhaiii
Assalamualaikum bunda tien. Nah tho, melani bukan anak kandung si mbok. Jadi penasaran. Kira-kira, si mbok ketemu tantenya andra di mana ya? Gimana ceritanya kok si melani bisa diasuh si mbok? Aduhai! Penasaran gimana kisah selanjutnya. Salam seroja buat bunda beserta keluarga. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
ReplyDeleteYa sudah tho nDra, Melani biar dirumahmu saja lebih baik kan, aman, mancing Abi, biar bisa nglèdhèkin Abi, eh nunggu dongèng nya simbok dulu, kelihatan nya disambut maksud baek pencarian sang Tantemu nDra, ih ikutan cari bolèh nggak yaa..
ReplyDeleteADUHAI..
dadi malah kepunthal punthal ngikutin cêrita ini, malem ngantuk, siang sibuk, yang penting semangat nDra tak bantu doa yaa..
Terimakasih Bu Tien;
sudah datang Melani kekasihku yang ke delapan, mulai ada gang; gangguan maksudté, tenang bos² muda disekitarmu cantik baek hati padé
Sehat sehat selalu doaku Bu Tien, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏🙏🙏
Terimakasih bu tien... Semakin bikin penasaran nih, mulai ada titik terang sehat sll bu tien.. Amin
ReplyDeleteAlhamdulillah.....sudah tayang..Melani kekasih ku
ReplyDeleteHallo Melaniiii...
ReplyDelete