MELANI KEKASIHKU 06
(Tien Kumalasari)
Andra urung memegang bungkusan yang baru saja disodorkan Sasa. Matanya bersinar mendengar penuturan sahabat yang juga sekretarisnya.
“Benarkah?”
“Iya, ada toko lumayan besar didekat rumah makan itu, dan aku melihat gadis itu sedang melayani pembeli.”
“Kamu tidak bertanya dimana rumahnya?”
“Tidak, aku sudah mau naik ke mobil ketika mataku menatap gadis itu. Aku mengamatinya dengan seksama, dan memang benar dia.”
“Aku mau kesana.” Kata Andra bersemangat.
“Katanya kelaparan, itu dimakan dulu saja, nanti kurus lho,” goda Sasa.
“Baiklah, aku makan dulu kalau begitu. Kamu nggak makan?”
“Aku juga mau makan, tuh punyaku, memangnya yang lapar cuma kamu saja,” kata Sasa sambil duduk dan membuka bungkusan yang ditaruh di mejanya sendiri.
Gara-gara hatinya tidak tenang, Andra sampai tersedak-sedak.
“Pelan-pelan dong mas.. Minum dulu..”
“Iya, kenapa ya aku sampai tersedak-sedak. “
“Habisnya hati kamu tidak tenang, selalu membayangkan gadis itu kan? Hm, baru kali ini aku melihat kamu seperti orang jatuh cinta mas.”
“Tidak, bukan hanya itu..”
“Lanjutkan dulu makannya, jangan sambil bicara, nanti tersedak lagi.”
“Hm.. ya, baiklah.. ini hampir selesai.”
“Cepat benar, dikunyah enggak tuh nasinya?”
Andra tertawa, tapi tak lama kemudian dia sudah menghabiskan makanannya. Ia mengelap mulutnya dengan tisse dan kembali minum. Menghabiskan segelas air yang tadi disiapkan Sasa.
“Bagaimana tadi.. aduh, kita tadi ngomongin apa? Eh.. kamu kan yang terakhir ngomong?”
“Aku cuma bilang, baru kali ini aku melihat kamu seperti orang jatuh cinta.”
“Bukan.. bukan masalah jatuh cinta, aku penasaran dengan wajah gadis itu.”
“Iya, ibu bilang wajahnya miritp tante Dita kan?”
“Benar. Memang sih, banyak orang mirip didunia ini, tapi aku merasa lain. Jangan-jangan dia ada hubungannya dengan tante aku.”
“Baiklah, nanti sepulang kantor kita kesana ya, pura-pura belanja apa.. gitu.”
“Jangan sepulang kantor, aku khawatir tokonya sudah tutup, atau dia sudah pulang.”
“Itu bukan masalah mas, kan kita bisa bertanya sama pemilik toko atau temannya, siapa dia dan dimana rumahnya.”
“Nggak, kalau tokonya tutup kita harus bertanya pada siapa?”
“Baiklah, kalau mas mau pergi kesana, aku nggak usah ikut. Tadi kamu meletakkan berkas-berkas yang harus aku kerjakan, nanti tidak bisa selesai kalau aku pergi juga.”
“Kamu benar, aku mau pergi sendiri, tidak apa-apa. Apa nama tokonya?”
“Aku tidak sempat membaca nama tokonya, tapi letaknya kira-kira tiga atau empat kios disebelah selatan rumah makan itu.”
“Sip kalau begitu, aku berangkat sekarang saja.”
“Ya sudah, semoga berhasil ya. Semoga benar dia ada hubungannya dengan tante Dita, tapi paling tidak kamu bisa berkenalan dengan gadis yang menarik hati kamu.”
“Iya, itu benar,” kata Andra yang kemudian bergegas keluar dari ruangannya.
Sasa hanya geleng-geleng kepala. Ia sangat dekat dengan Andra, seperti saudara, karena Sasa tidak memiliki adik seorangpun.
“Hei, kunci mobil ada disini,” teriak Sasa karena Andra lupa mengambil kunci mobil yang masih dibawanya.
“Oh iya.. aku lupa.”
***
Tetapi ketika Andra sampai disana, dia tidak bisa bertemu gadis yang dicarinya. Ia masuk kealam toko, dan salah seorang petugas mendekatinya.
“Mas memerlukan apa?” tanyanya.
“Saya.. mm.. saya mau beli.. gula..”
“Gula pasir atau gula jawa mas?”
“Gula apa ya ... eh.. pasir saja..”
“Baiklah, berapa kilo ya mas?”
“Sepuluh kilo..” jawab Andra sekenanya. Ia bingung harus membeli apa dan berapa banyak. Yang penting dia bisa mendapat informasi tentang gadis cantik yang membuatnya penasaran.
Matanya mencari-cari, tapi ia tak menemukan yang dicarinya.
“Lalu apa lagi ya mas ? Teh.. kopi..?”
“Mm.. kopi saja.. “ lagi-lagi Andra menjawab sekenanya.
“Kopinya yang mana mas.. ini.. mas boleh pilih...”
“Yang.. itu..”
“Ini? Berapa bungkus?”
“Mm.. sepuluh... eh.. satu saja..”
“Baiklah, lalu apa lagi mas? Beras ? Ada beras wangi disini.. sudah bungkusan per lima kilo atau duapuluh lima kilo.. namanya Raja Lele..”
“Aduh.. mm.. anu mbak.. sebenarnya saya sama mau mencari.. mbak yang....” kata Andra sambil matanya menatap ke sekeliling..”
“Mencari siapa mas? Pegawai disini yang tidak ada ditempat hanya Melani. Dia pergi ke bank. Majikan hanya percaya sama dia.”
“Melani? Orangnya cantik ?”
“Ya, dia paling cantik di toko iki. Mas kenal? Apa mas yang hampir menabraknya beberapa hari yang lalu?” dan pertanyaan itu membuat Andra senang, ada sedikit dari dirinya yang dikenal oleh salah seorang petugas toko ini.
“Nah, itulah dia. Dia cerita kalau pernah nyaris tertabrak mobil ?”
“Iya. Dia cerita. Katanya yang menabrak seorang laki-laki ganteng bersama isterinya yang cantik.”
Andra hampir tertawa mendengarnya. Ia bersama Sasa, dan Melani mengira Sasa adalah isterinya.
“Dia kakak aku..”
“Oh.. Melan mengira dia isteri mas. Apa mas mau menunggunya?”
“Apa dia akan segera kembali ya?”
“Belum lama dia berangkat, tadi diantar sopir, cuma sopirnya sudah kembali, katanya bank nya ramai sekali. Padahal dia ditunggu ibu untuk mengantarkannya pergi.”
“Oh, dimana banknya?”
Petugas toko itu mengatakan nama bank yang dituju Melani.
“Mas mau kesana?’
“Kalau mungkin, saya mau kesana. Baklah, terimakasih ya mbak.”
“Eh mas, belanjaannya bagaimana?” teriak petugas toko ketika melihat Andra beranjak pergi.
Andra terkejut, lupa bahwa tadi dia membeli sesuatu.
“Oh iya, tolong, bisakah membawakan ke dalam mobil saya? Berapa saya harus membayar ?” kata Andra sambil mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan.
“Ini terlalu banyak mas, ini cukup, saya ambilkan dulu kembaliannya. Belanjaan akan diangkat oleh teman saya ke mobil.”
***
“Melani !”
Melani yang sudah selesai menyetorkan uang dan siap keluar, terkejut mendengar seseorang memanggilnya.
Melani berhenti melangkah, menatap seorang laki-laki yang bergegas mendekatinya.
“Melani ? Lupa ya sama aku?”
“Ini...mas yang.. eh.. pak.. yang.. dulu itu kan?”
“Sudah bener ‘mas’, jangan ‘pak’.. aku belum menjadi bapak,” kata Abi bercanda. Melani menunduk sungkan.
“Lupa sama aku?”
“Ini mas Abi kan ?”
“Kok sudah tahu nama aku?”
“Simbok sudah cerita ketika menelpon Melan, bahwa yang menolong saya adalah mas Abi, puteranya pak Cokro.”
“Oh, syukurlah, simbok sudah memberi tahu rupanya.”
“Terimakasih banyak mas..”
“Ini habis setor uang lagi? Tidak trauma setelah kecopetan?”
Melani tertawa, dan tawa itu terasa manis sekali dimata Abi.
“Saya diantar sopir, ditungguin sampai saya masuk ke bank, baru ditinggal.”
“Kok ditinggal? Sopirnya tidak nungguin sekalian? “
“Soalnya majikan saya mau bepergian. Jadi tadi cuma mengantar saja.”
“Kalau begitu nanti biar aku yang mengantar kamu.”
“Jangan mas, saya naik angkot saja.”
“Jangan menolak, aku juga mau kembali ke kantor, sekalian jalan kok.”
“Saya merepotkan, nanti simbok marah sama saya.”
“Mengapa simbok marah ?”
“Saya merepotkan orang lain.”
“Tidak, kan aku yang minta, bukan kamu.”
“Abi !”
Abi menoleh kearah datangnya suara.
“Andra ?”
Andra dan Abi ternyata sudah saling kenal. Kecuali dulu teman kuliah, keduanya sama-sama anak seorang pengusaha yang memegang bisnis orang tua mereka.
“Ini.. Melani ?” tanya Andra.
Melani menatap pria yang baru datang.
“Kamu kenal Melani ?” tanya Abi yang sedikit curiga ketika dilihatnya Andra menatap Melani tak berkedip. Ia sih, kan Melani cantik, pria mana yang tak suka memandangi gadis cantik?”
“Iya aku kenal. Beberapa hari yang lalu dia hampir tertabrak mobil aku,” jawab Andra dengan masih tetap memandangi Melani.
Melani menundukkan kepalanya menyadari Andra menatapnya tak berkedip.
“Kamu ingat kan Melani?”
“Kok tahu nama saya sih?” tanya Melani lirih.
“Tahu dong, aku punya informan yang selalu mengawasi kamu,” jawab Andra seenaknya.
“Rupanya baru saja kenal?”
“Ya, malah belum pernah kenalan,” kata Andra jujur.
“Tapi baiklah, bagaimana kalau kita ngobrol lain kali saja? Melan akan segera kembali ke tempat kerjanya,” kata Abi yang disambut anggukan oleh Melani.
“Oh, begitu ya. Melan, lain kali aku ingin bicara sama kamu,” kata Andra sebelum mereka pergi.
Melani berhenti melangkah.
“Masalah apa ya? Ada mobil mas yang rusak? Saya hanya menyentuhnya saat mau jatuh,” kata Melani khawatir.
“Tidak, bukan itu. Ada masalah yang lain. Nanti, secepatnya aku akan menemui kamu.”
Abi dan Melani melangkah keluar. Andra menatapnya dengan penuh tanda tanya. Mereka tampak dekat, apakah mereka pacaran ?
“Aku akan secepatnya bicara sama kamu Melan,” bisik Andra dalam hati.
***
“Andra, apa-apaan kamu ini? Mengapa membeli gula begini banyak, dan kopi? Siapa yang minum kopi dirumah ini?” omel Maruti kepada anaknya, ketika Andra meletakkan ‘belanjaannya yang tidak disengaja’ siang itu.
“Andra bermaksud menemui Melan, dan terpaksa belanja barang-barang ini.”
“Apa hubungannya belanja dengan.. Melan? Siapa dia?”
“Dia gadis yang Andra ceritakan sama ibu.”
“Ketemu ?”
“Dia bekerja disebuah toko kelontong, lalu Andra pura-pura belanja.”
“Aduh, tapi ini gula sangat banyak, kemarin kan ibu habis belanja Ndra.”
“Maaf bu. Kebanyakan ya?”
“Nggak apa-apa. Lalu bagaimana dengan.. siapa tadi.. Mulan .. eh.. Melan?”
“Namanya Melani. Andra berhasil ketemu dia ketika dia habis menyetor uang di bank.”
“Lalu...”
“Andra baru tahu sebatas nama dan tempat bekerjanya saja.”
“Mengapa tidak bertanya sekalian ?”
“Soalnya waktu itu dia sedang bersama Abi, sungkan Andra mau tanya macam-macam.”
“Abi siapa? Abisatya, putranya pak Cokro ?”
“Iya bu. Mungkin mereka pacaran. Tapi semuanya juga belum jelas. Ini tadi sepulang kantor sedianya mau mampir ke tempat dia bekerja, tapi tokonya sudah tutup. Besok Andra akan pulang lebih sore.”
“Aduh, ibu kok jadi penasaran banget. Seperti apa sih dia ?”
“Besok kalau bisa ketemu, Andra akan memotretnya.”
“Ya sudah, itu bapakmu juga sudah pulang. Tumben kamu pulang duluan.”
“Tadi masih ada tamu, sedangkan Andra terburu-buru gara-gara ingin segera ketemu dia. Ternyata gagal lagi.”
“Ya sudah, semoga besok bisa ketemu dan tahu siapa dia sebenarnya. Kok ibu jadi ikut penasaran ya.”
Tiba-tiba ponsel Andra berdering.
Dari Abi? Ada apa dia menelpon? Jangan-jangan dia mencurigai aku. Pikir Andra yang kemudian mengangangkat ponselnya.
“Hallo, Abi..?”
“Iya Ndra, aku.. masih di kantor ?”
“Sudah dirumah, baru saja. Ada apa nih ?”
“Nggak apa-apa, lama sekali nggak ketemu ya kita.”
“Aku tahu kamu selalu sibuk. Tapi Bi, aku mau nanya, kamu sudah lama kenal sama Melani? Jangan-jangan kalian pacaran?”
“Ah, kamu tuh, curigaan. Kamu naksir? Awas ya, kita bisa bersaing lho,” kata Abi sambil tertawa.
“Bukan naksir, hanya penasaran saja. Dia itu wajahnya mirip sekali dengan tante aku, padahal saat ini ibu sedang mencari tante aku itu, yang sudah puluhan tahun tidak ketemu.”
“Oh, begitu? Jadi kamu ingin tahu, apakah dia ada hubungannya dengan tante kamu?”
“Benar Bi, kamu tahu dimana rumahnya dan siapa orang tuanya?”
“Aku tahu rumahnya dong, soalnya ibunya Melani itu pembantu dirumah aku.”
“Apa?”
Andre terkejut bukan alang kepalang.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah mbah AI ku tunggu akhirnya bs muncul
DeleteJuara 1 selamat yah horee
Alhamdulillah....mbah Wi akhirnya berhasil.menduduki singgasana juara 1..... Selamat mbah Wi
DeleteMbah Wi
DeleteAda pesan dari bu Tien, sbb :
DeleteMas kakek
Karena ada beberapa penggemar cerbung yang masih membutuhkan, aku akan cetak ulang buku2 ku, dibawah ini ;
1. SEPENGGAL KISAH
2. SAAT HATI BICARA
3. SEKEPING CINTA MENUNGGU PURNAMA
4. LASTRI
5. KEMBANG TITIPAN
Untuk itu bagi Anda yang berminat mengoleksi novel karya bu Tien, japri saja ke 0822 2632 2364 nomor bu Tien Kumalasari.
Kakek Habi +++++
_“Gadis yang mana ?”_
Delete_“Gadis yang membuat mas Andra tertarik, yang nyaris tertabrak mobil mas,” kata Sasa sambil meletakkan bungkusan nasi pesanan Andra. (eMKa_05)_
*****
Alhamdulillah lanjutan episode diatas sdh tayang....
Bagaimana kelanjutan kisah Melani dimalam yang ke enam ini?
Yuk kita baca bareng².
Matur nuwun sanget, bu Tien .....
Salam ADUHAI......
This comment has been removed by the author.
DeleteMatur nuwun Mbak Tien MK 6 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu.
DeleteAlhamdulillah....mtnuwun mbk Tien
ReplyDeleteHalo bu cantik...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteUdah lama gak ber kabar... sehat sehat ya bu Tien...
ReplyDeletetrmksh mb Tien
ReplyDeleteSelamat malam sahabat PCTK dimanapun Anda berada, selamat malam.
ReplyDeleteAlhamdulillah meilani 6 sdh tayang.. Terimakasih bunda Tien.. salam sehat sll.. dan tetap Aduhaaaai ❤️๐
ReplyDeleteMbak Tien ... ternyata susah ntuk menjadi no satu di koment-nya ... selalu keduluan .
ReplyDelete... tetep ADUHAI mbak Tien
Jamgan lupa bahagia
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Sehat wal'afiat semua ๐๐
Alhamdulillah....salam sehat selalu Bu Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMakasih bu Tien, semoga bu Tien sekeluarga sehat selalu.
Dari Nganjuk hadir.
MK 06 hadir gasik
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah harir M Melaninya.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
ReplyDeleteSalam ADUHAI
ADUHAI ibu Nien
DeleteMaturnuwun
ReplyDeleteSami2 pak Herry
DeleteWaah.... luar biasa... terima kasih Mbu Tien... sehat² trs...
ReplyDeleteSalam luar biasa pak Zimi
DeleteTerima kasih Mbak Tien, salam aduhai....
ReplyDeleteSami2 bunda
DeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung ke rumah.
ReplyDeleteMulai jalan ni cerita, Melani menarik perhatian para jomblo.
Selalu menunggu kisah selanjutnya.
Salam sehat tetap semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Alhamdulillah ... Terima kasih Bu Tien kiriman cerbungnya ... Ditunggu kelanjutannya ๐ ... Semoga Bu Tien senantyasa sehat, salam seroja tuk kita semua ๐๐๐
ReplyDeleteAlhamdulillah MK Eps 06 sudah hadir.
ReplyDeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari.
Salam sehat dan salam hangat.
Salam sehat dan hangat mas Dudut
DeleteBu Tien, titip salam utk Pak Yowa, semoga lekas sehat kembali
ReplyDeleteUntuk semua penggemar Cerita Bersambung Ibu Tien, semoga sehat dan bahagia selalu
Akan saya sampaikan ibu Niel
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Presensi...
DeleteTerima kasih bu Tien...๐๐
Sami2 bapak Entong
DeleteAlhamdulillah, MK.06 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Sami2 ibu Uchu
DeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah..terima kasih Melani Kekasihku 6 sdh tayang..Semoga keberaddan Dita bisa segera ditemukan, paling tidak info tentang Dita. Salam sehatbu Tien..lagi semangat ya bu. cerber jaditsyang awal.. Semoga ibusehat selalu.aamiin
ReplyDeleteAamiin
DeleteSehat ADUHAI IBU noor
Matur nuwun... Mbak Tien. Sehat selalu
ReplyDeleteSami2, salam.sehat ibu Nanik
DeleteAlhamdulillah Melani sudah hadir
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Srmoga bunda Tien srlalu sehat walafiat
Salam srhat dan aduhai.
Aamiin
DeleteTerimakasih ibu Salamah
Alhamdulillah Melani sudah hadir, matursuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat selalu,... dan semakin ADUHAI
Semakin ADUHAI ibu Umi
DeleteTerima kasih ibu tien, semiga ibu tien sll sehat, terima kasih suguhannya melanie kekasihku ..salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Sri
DeleteAlhamdulillah MK~06 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien..๐
ReplyDeleteAlhamdulillah... Terimakasih bu Tien, aduhai sekali baca cerita MK karena sambil baca sambil mengingat2 kembali cerita tentang maruti dan dita
ReplyDeleteSalam ADUHAI sekali ibu Hestri
DeleteAlhamdulillah, maturnuwun Bu Tien ๐, semoga Bu Tien sekeluarga sehat selalu dan tetap ADUHAI, selamat istirahat, Sugeng dalu Bu...
ReplyDeleteAamiin
DeleteTetap ADUHAI ibu Yangti
Ma kasih Bunda semoga Bunda selalu sehat dan tetap semangat.
ReplyDeleteNet malam dan met beristirahat
Salam ADUHAI mas Bambang
DeleteAduhai...Tambah seru nih...
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
Salam sehat dan selalu semangat.
Salam seru ibu Sul
DeleteTrimakasih mbak Tien MK06nya..
ReplyDeleteYa iyalah Andra kaget bangeet...gadis yg dikira ada hubungannya dgn Dita tantenya..kok ibunya jd pembantunya Abi??
Jadiiii...siapakah Melani?..๐ค๐ค
Sampe besok lagiii...๐
Salam.sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..๐๐๐น
Sehat selalu ibu Maria
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien ๐๐๐
Sami2 ibu Endah
DeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteSemakin penasaran ajaah
Salam sehat mbak Tien
Salam Aduhaii
Salam sehat dan ADUHAI ibu Yulie
DeleteAlhamdulillah,Melani..semakin ADUHAI
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien,senantiasa sehat..,Aamiin.
Semakin ADUHAI ibu Rini
DeleteMaturnuwun mbak Tien, kisah MK berlanjut terus. Mohon diluruskan, mungkin aku yang lupa. Seingatku, Sasa adalah anak Panji dari perkawinannya yang pertama, dengan dokter Santi. Lalu Panji menikah dengan Maruti. Lahir Andra. Jadi, sepahamku, Sasa adalah kakak tiri Andra. Tapi kok Sasa memanggil Andra, mas ya...
ReplyDeleteSasa anaknya Agus dengan dr. Santi. Panji saat itu masih bujangan lho
DeleteManggil mas untuk menghormati saja, karena Andra kan bos nya.
Terima kasih bu Tiem, salam suhat
ReplyDeleteSemoga selalu semangat dengan cerita cintanya…
Aduhaiiii menarik ….
Sukses selalu bu …
Terimakasih dan ADUHAI ibu Nur
Delete*salam sehat
ReplyDeleteWaahhhh...makin seruuuu ini Melani sepertinya akan terjadi saingan antara Andra dan Abi..ha..ha. Semoga dalam memperebutkan pasangan tidak akan mengakibatkan rusaknya tali persahabatan antara Andra dan Abi. Salam sehat dan ADUHAI kagem bu Tien dan Keluarga.
ReplyDeleteSalam ADUHAI pak Indtiyanto
DeleteDuh nDra jangan kemrungsung ya nDra, takutku kamu ketemu pembantunya Abi trus kamu sruduk manggil tante lagi, lha wong dia itu simboknya Melani..
ReplyDeletePak Cokro aja curiga kalau Melani itu bukan anaknya, bisa² malah simboknya melarikan diri; cari kontrakan biar nggak kamu lacak nDra..
Dah maรจn candid camera aja nDra ngumpulin data dulu
ADUHAI
Biasanya namanya cowok asal samber aja, alasan ingin cepet selesai, padahal ada sesuatu dibalik itu yang lebih penting.
Biarlah besok lagi aja..
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke-enam sudah datang dua bos muda memahami masing-masing tujuannya.
Sehat sehat selalu doaku Bu Tien sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta ๐
ADUHAI Nanang,
DeleteKomennya mesti gawe guyu
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Assalamualaikum wr wb. Kemarin mencari MK 05, tdk ketemu, pagi ini malah bisa baca MK 05 dan 06. Menarik ceritanya, karena Melani tdk mirip dgn simbok dan lbh mirip dgn tantenya Andra. Melani nantinya menjadi kekasih siapa, Andra atau Abi. Saya tunggu saja lanjutan ceritanya... Maturnuwun, semoga Bu Tien sehat selalu. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin
Trims bu tien.MK.6 udah hadir...semoga keberadaan dita cepat ketemu...salam sehat selalu bu tien
ReplyDeleteCeritanya semakin panas
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien