Thursday, October 21, 2021

MELANI KEKASIHKU 05

 

MELANI KEKASIHKU  05

(Tien Kumalasari)

 

Maruti menatap Andra yang masih memandangi foto dirinya bersama Anindita adiknya, ketika mereka masih sangat muda.

“Apa maksudmu Ndra?”

“Sungguh mirip sekali dengan gadis itu, hanya matanya yang berbeda. Gadis itu matanya agak sipit seperti Cina. Tapi mulut dan bibirnya, hidungnya, sama lho bu. Jangan-jangan gadis itu ada hubungannya dengan tante Dita.”

“Kamu itu Ndra, banyak orang mirip didunia ini.

“Iya sih bu, tapi aku kok penasaran banget.”

“Memangnya siapa gadis itu? “

“Andra juga tidak tahu bu,” kata Andra sambil menutup albumnya.

“Kamu itu gimana sih Ndra, bicara panjang lebar, akhirnya bilang tidak tahu,” kata ibunya kesal.

“Pada suatu hari Andra hampir menabrak seorang gadis yang menyeberang tiba-tiba.”

“Ya ampun.. Kamu jangan ngebut dong Ndra kalau berkendara.”

“Tidak bu, justru karena Andra menjalankannya pelan maka dia jadi tidak tertabrak, hanya nyaris terjatuh kalau tidak berpegangan pada bemper mobil Andra.”

“Syukurlah.”

“Saat itu, sungguh bu, Andra terpana melihat gadis itu. Dia sangat cantik.”

“O, kamu ingin mengatakan bahwa kamu jatuh cinta pada pandangan pertama?”

Andra tertawa.

“Entahlah bu, tapi Andra tertarik pada gadis itu. Sayang Andra tidak menanyakan siapa namanya dan dimana rumahnya.”

“Maksud kamu, dialah gadis yang kamu bilang mirip dengan tante kamu?”

“Benar bu, baru ini tadi Andra merasa, bahwa dia memang benar-benar mirip tante. Ya setelah Andra melihat foto itu bu.”

“Hm, seandainya benar gadis itu ada hubungannya dengan tante kamu, alangkah senangnya hati ibu. Siapa tahu dia juga ada di kota ini lagi. Tapi kalau dia ada disini, mengapa juga tidak menghubungi ibu?”

“Andra berharap bisa ketemu dia lagi bu, sehingga jelas dia itu siapa. Benarkah dugaan Andra bahwa dia ada hubungannya dengan tante.”

“Ya sudah, bagaimanapun jalannya, ibu ingin bertemu tante kamu lagi, dalam keadaan baik-baik saja.”

“Semoga harapan ibu akan segera menjadi kenyataan. Ibu tenang ya, dan jangan terlalu dipikirkan.”

“Iya nak, semoga ibu bisa melakukannya.”

***

“Melan, kalau kamu mau, sepeda motor ini boleh kok kamu pakai setiap hari,” kata Aris yang sore itu bertandang ke rumah Melani.

“Lha aku kemana, kok setiap hari harus memakai sepeda motor kamu?”

“Kan kamu setiap hari kerja?”

“Ah, ya enggak mas, masa kalau aku kerja setiap hari harus memakai sepeda motor kamu?”

“Tidak apa-apa Melan, kan aku punya sepeda motor dua, jadi yang satu tidak terpakai. Itu, yang aku bawa kemari itu, biar aku tinggal saja disini, biar besok kamu bisa memakainya.”

“Jangan mas, aku tidak mau, bawa saja pulang sepeda motor itu. Aku sudah biasa naik angkot setiap hari.”

“Tapi kalau bawa sepeda motor kan tidak usah menunggu angkot lewat.”

“Iya sih, tapi aku kan tidak punya sepeda motor, dan aku tidak mau setiap hari memakai sepeda motor kamu.”

“Tidak apa-apa Melan.”

“Tidak mas, sungguh aku tidak mau,” kata Melani tandas.

Baru sekali Melani meminjam sepeda motor Aris, dan itupun karena simbok pulang agak kesorean. Tapi Aris tiba-tiba menawarkan sepeda motornya. Mana bisa Melani menerimanya? Gadis cantik dan sederhana itu tak mau menerima kebaikan orang begitu saja. Kecuali kalau ada alasannya.

“Wah, sudah hampir maghrib mas, sebaiknya mas pulang dulu, nggak enak dilihat tetangga,” kata Melani.

“Iya, benar, hari hampir gelap. Jadi beneran nih, kamu nggak mau memakai sepeda motor ini?” tanya Aris masih menawar.

“Tidak mas, terimakasih banyak.”

“Atau kalau mau, setiap mau berangkat kerja aku samperin ?”

“Tidak.. tidak, yang jelas ya mas, saya tidak mau merepotkan orang lain. Jangan bilang kamu tidak repot, aku merasa merepotkan, titik,” Melani mulai kesal atas sikap Aris. Ia kemudian teringat, ketika sedang makan bersama simbok, simbok bilang bahwa  penjual sayur mengira kalau simbok mau mantu, karena katanya Aris sudah ngebet ingin memperisterinya.

“Melani..”

“Maaf mas, sekarang benar-benar sudah maghrib tuh. Maaf ya,” kata Melani dengan wajah cemberut.

Dan sejak saat itu, setiap pulang kerja Melani selalu mengunci pintunya serta tak pernah mau menerima kedatangan Aris lagi.

***

“Benarkah Andra pernah melihat seorang gadis yang Mirip Anindita?” kata Laras ketika pada suatu siang Maruti bertandang ke rumahnya.

“Iya, Andra bilang begitu. Padahal didunia ini kan banyak sekali orang yang wajahnya mirip. Ya kan?”

“Iya benar mbak.”

“Tapi aku kok ya jadi ikut memikirkannya, dan ingin ketemu gadis itu.”

“Kalau begitu mbak minta saja agar Andra mengantarkan mbak ke rumah gadis itu.”

“Ya itulah Laras, Andra itu hanya melihat ketika gadis itu hampir tertabrak mobilnya saat menyeberang tiba-tiba.”

“Ya ampuun.. itu Sasa juga cerita mbak. Ketika mereka mau makan siang, Andra nyaris menabrak seorang gadis cantik.”

“Sayangnya nggak sempat bertanya tentang siapa namanya apalagi dimana rumahnya.”

“Yaa, memang hanya sekilas. Tapi Sasa mengolok-olok Andra yang katanya tertarik pada gadis itu,” kata Laras sambil tertawa.

“Dia juga bilang bahwa gadis itu sangat cantik.”

“Mengapa Andra tidak langsung bertanya kepada gadis itu, kalau memang dia yakin bahwa dia mirip sama Dita?”

“Andra baru menyadari hal itu ketika aku menunjukkan foto aku bersama Anin ketika masih muda dulu. Dia melihatnya dan tiba-tiba berteriak kalau ada gadis mirip tantenya.”

“Persis, gitu?”

“Katanya persis, yang berbeda hanya matanya. Mata gadis itu agak sipit, kayak Cina.”

“Aduh, mungkinkah ada hubungannya ya mbak?”

“Aku ingin sekali ketemu gadis itu. Tapi kemana harus mencarinya Laras?”

“Ya sudah, mbak Maruti harus sabar, dan jangan lupa selalu memohn, agar ada jalan untuk bertemu Dita.”

“Iya Laras, aku selalu berdoa kok.”

“Aku akan membantu berdoa mbak, semoga ada jalan.”

“Aamiin, terimakasih Laras. Perasaanku agak tenang karena ada teman berbincang. Kalau ada mas Panji, aku tak berani mengeluh tentang ini.”

“Memangnya mas Panji akan memarahi mbak Maruti?”

“Tidak, tapi karena aku mengeluh, lalu dia jadi seperti ikut tertekan. Kan kasihan Laras, dia sudah capek bekerja.”

“Iya benar mbak. Harusnya mbak Maruti tidak melupakan aku dong. Kita kan bersahabat, ada baiknya selalu berbagi. Jangan sungkan datang kemari.”

“Iya Laras, terimakasih banyak.”

***

Sore itu ketika sehabis arisan, bu Cokro melihat Indi menjemput ibunya. Kebetulan itu hari Minggu, jadi Indi memiliki banyak waktu luang.

“Indi... ya ampun, kamu kok semakin cantik begitu,” puji bu Cokro sebelum masuk kedalam mobilnya.

“Terimakasih bu.”

“Masih sering ketemu Abi ?”

“Sering bu, kemarin siang juga ketemu. Ketika sedang makan siang diluar kantor.”

“Dengar Indi, ibu kamu ingin agar kami berbesan,” kata bu Cokro tanpa basa basi, padahal Indi belum pernah mendengar apapun dari ibunya.

“Maksud bu Cokro apa?”

“Berbesan itu artinya, anakku, sama anak ibu kamu akan dijodohkan.”

Indira agak berpikir ketika mendengar ucapan bu Cokro, sementara ibunya sendiri hanya senyum-senyum saja.

Anak ibu saya cuma saya, putranya bu Cokro.. Abisatya..”

“Benar.. kalian itu akan menjadi pasangan yang serasi..”

Mata Indi membulat. Tak menyangka para orang tua bermaksud main jodoh-menjodohkan. Tapi kemudian Indi tertawa lirih.

“Ini kan bukan jamannya jodoh menjodohkan bu. Kami bisa mencari pasangan kami masing-masing. Mana yang cocok untuk kami.”

“Apa kamu tidak merasa cocok sama Abi?”

“Cocok dalam hal apa? Kalau hal cinta, Indi tidak ingin suami yang sangat sibuk seperti Abi. Dia itu pengusaha yang tidak pernah sempat mengurus dirinya sendiri, seperti saya juga ini bu. Lha kalau sama-sama sibuk, lalu apa artinya berumah tangga?” kata Indi sambil tertawa.

“Indi, kamu itu ngomong apa. Ya sudah bu Cokro, lain kali saja kita bicara lagi, sudah capek kita ketemuan sejak siang kan?” kata bu Yayuk, ibunya Indi memotong ucapan Indi yang sebenarnya membuatnya kesal karena menolak Abi untuk menjadi jodohnya.

“Baiklah jeng, masih banyak waktu untuk bicara. Anak-anak memang susah diatur,” kata bu Cokro yang bersiap masuk kedalam mobilnya karena sopir sudah sejak tadi membukakan pintu untuk majikannya.

***

“Ibu benar-benar kesal hari ini,” omel bu Cokro ketika sudah sampai dirumah, dan duduk menemani suaminya yang sedang santai sambil menonton televisi.

“Kenapa kesal? Pulang arisan biasanya sumringah, kok sekarang bilang kesal? Pasti karena nggak dapat arisan,” ejek pak Cokro.

“Ah, bapak kok mesti begitu, masa cuma nggak dapat arisan saja kesal.”

“Lalu kenapa ?”

“Indi itu lho pak, ternyata tidak mudah mengatur anak-anak.”

“Indi itu yang ingin kamu jodohkan sama Abi?”

“Iya. Jawabannya mengesalkan sekali.”

“Mengesalkan bagaimana ? Dia tidak memaki-maki ibu kan ?”

“Ya enggak. Tapi seperti juga Abi, rupanya dia juga menolak dijodohkan.”

“Bapak kan sudah bilang, sekarang bukan jamannya jodoh-menjodohkan, jadi biarkan saja bagaimana maunya anak-anak. Kalau kamu bersikukuh dengan keinginan kamu, akhirnya kamu akan merasa kesal sendiri.”

“Orang tua itu kan maksudnya baik. Bukan menyesatkan.”

“Benar, tapi baik bagi kamu, belum tentu baik juga bagi anak kamu.”

“Tapi jeng Yayuk masih akan mengajak bicara lagi, barangkali dia akan membujuk anaknya. Tadi dia juga tampak kesal sama Indi.”

“Aduh bu, mbok ya sudah kenapa sih.. Nanti kalau memang sudah ketemu jodohnya pasti semuanya akan baik-baik saja. Jangan memaksakan kehendak lah bu. Jodoh itu sudah diatur dari Sana.. kita tidak usah mengejar-ngejarnya.”

“Bapak itu kalau diajak ngomong, bukannya mendukung atau membesarkan hati ibu, tapi malah menyalah-nyalahkan ibu,” kata bu Cokro sambil mulutnya cemberut.

“Lho, kalau dikasih tahu mesti salah terima. Ya sudah, bapak diam saja, pokoknya urusan begitu-begitu kamu urus sendiri saja, karena bapak tidak setuju,” kata pak Cokro sambil berdiri dan seperti biasa, berjalan ke teras untuk mencari udara segar. Dibiarkannya isterinya yang masih mengomel melampiaskan rasa kesalnya.

***

Hari itu Andra di kantor sangaat sibuk, sehingga tidak bisa keluar untuk makan siang.

“Mas Andra nggak makan ?” tanya Sasa.

“Aku sedang menungu telpon dari pak Markus, kalau kamu mau keluar, aku nitip saja deh.”

“Boleh, kalau begitu aku keluar saja, nanti aku belikan. Mas Andra mau makan apa?”

“Terserah kamu saja mbak, pokoknya yang enak.”

“Nasi rames ya? Atau nasi gudeg?

“Nasi gudeg juga nggak apa-apa.”

“Di rumah makan yang waktu itu kita makan lalu kamu hampir menabrak gadis cantik?”

“Iya, enak tuh masakannya.”

“Baiklah bos, aku keluar sekarang.”

“Bawa mobilku nih.”

“Baiklah,” kata Sasa sambil berdiri lalu mengambil kunci mobil di meja Andra dan berlalu.

Tiba-tiba Andra kembali terngat gadis itu. Dia bukan hanya menarik hatinya, tapi juga membuatnya penasaran karena wajahnya mirip tantenya diwaktu muda.

Lamunan itu buyar ketika pak Markus menelponnya. Agak lama mereka bicara karena menyangkut kerja sama yang hampir menemui titik temu.

“Baiklah pak, besok kita ketemu. Terimakasih karena mau datang ke kantor saya.”

Andra menutup telpon itu lalu menyandarkan tubuhnya yang terasa agak penat. Banyak yang harus diselesaikan hari itu, dan beruntung Sasa sangat membantunya.

Tiba-tiba Sasa muncul, pas ketika perutnya terasa melilit.

“Aduh, lama sekali sih, aku sudah kelaparan nih,” canda Andra.

“Iya, ini aku kan sudah datang, tapi dengar mas, aku tahu dimana gadis itu bekerja.”

“Gadis yang mana ?”

“Gadis yang membuat mas Andra tertarik, yang nyaris tertabrak mobil mas,” kata Sasa sambil meletakkan bungkusan nasi pesanan Andra.

***

Besok lagi ya

 

 

 

66 comments:

  1. Replies
    1. manusang.bu Tien, Melaniku sdh hadir..slm sehat tetap semangat

      Delete
    2. Selamat untuk kedua kalinya jadi juara 1.

      Delete
    3. Alhamdulillah aMKa_05 sdh tayang.
      Terimakasih bu Tien, selamat malam sehat selalu dan selalu sehat, tetap semangat dan.....
      Salam ADUHAI......

      Delete
  2. Hehehe komentxa no 3 mk sungguh mengangenin tenan selalu ditunggu

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah MK Eps 05 sudah tayang gasik, terimakasih mBak Tien Kumalasari.
    Semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia sejahtera bersama keluarga, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam hangat dari Tangerang.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah,, Melani,,kamu bikin penasaran semua orang,,, ADUHAAII bener bu Tien
    Matur nuwun bu Tien
    Salam sehat wal'afiat semua ya🙏💖

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah gasik... Makasih Bu Tien

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah Melani 05 telah hadir
    Terimakasih mbakyu Tien sayang
    Srmoga panjenengan sekeluarga selalu sehat walafiat aamiin
    Salam sehat dan aduhai dari Purworejo

    Reply

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah ... Matur nuwun Bu Tien ... 👍👍👍🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah yang penting mbak Tien sehat selalu, Aamiin Ya Rabbal Aalamiin...

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
    Matur nuwun bu Tien..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN


    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah MELANI-KU 05 telah tayang , terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah MK.05 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  12. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagida family, Umi Iswardono,

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  14. Mungkinkah Melani anak Anindita ?
    Makin penasaran saja ......
    Bu Tien, makasih banyak ....

    ReplyDelete
  15. Terima kasih Mbak Tien , MK 05 sdh hadir ... Salam Seroja buat Mbak Tien n kelrg & anggota PCTK semua ...

    ReplyDelete
  16. Terima kasih banyak bTien, salam sehat
    Selalu dan sehat seantiasa, setta salam Aduhai...

    ReplyDelete
  17. Terima kasih Bu Tien, MK 05 udh hadir menemani kami, salam sehat n tetap semangat dari Pasuruan

    ReplyDelete
  18. Terima kasih Bu Tien utk MK 05nya... 🙏😊

    ReplyDelete
  19. Alhamdulilah M melani sudah bisa terbaca dan Andra ada angin segar tentang gadis yg hampir tertabrak. Akankan terkuak siapa Melani sebenarnya. Yang tdk ada miripnya sama Mbok yg kerja di Bu Cokro.
    Dan apa yg akan dilakukan Aris untuk merebut hati Melani.
    Ku tunggu kisah lanjutannya .....
    Matur nuwun Bu Tien semoga sehat selalu dan lancar terus.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah Melani 5 sdh up, tks bu tien
    Sehat selalu

    ReplyDelete
  21. Matur nuwun .. sg ndalu sg istirahat buTien

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah .... Tambah keren ceritanya, terima kasih Bu Tien semoga selalu sehat.

    ReplyDelete
  23. terima kasih mb Tien...Melani kekasih ku 05 sudah tayang....m

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah, matursuwun mbak Tien Melaninya sdh datang.
    Aduhai... salam sehat selalu

    ReplyDelete
  25. Alhamdulilah twrima kasih bu tien... smg ibu sehat selalu salam aduhai dari pd gede

    ReplyDelete
  26. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah diijinkan singgah di rumah.
    Melani gadis baik, cantik sehingga banyak yang naksir. Tetapi bu Cokro pasti tidak tertarik, bahkan membencinya.
    Kita tunggu saja hasil olahan nyi dalang.
    Salam sehat penuh semangat mbak Tien, selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  27. Trimakasih mbak Tien MK05nya..

    Tokoh2 lama bermunculan..
    Tpa blm terdeteksi alur cerita..baru perjodohan Abi & Indi yg sama2 menolak..

    Lanjut besook...

    Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹

    ReplyDelete
  28. Sudah ada tanda2 ketemu Melani
    Semoga segera dapat ditemui Melani oleh andra atau maruti .. Dan semoga benar melani.ada hub dg anindita
    Trm kasih bu Tien salam sehat

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah
    Terima kasih bunda Tien semoga sehat walafiat
    🙏🙏🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  30. Rupanya dunia selebar daun kelor,mungkinkah Melani karyawan dari pak Markus relasinya Andra ,sayang sudah besok lagi.
    Tks mbak Tien tuk Melani kekasihku 5 nya.Salam aduhai.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah MELKE 5 sdh tayang, maturnuwun Bu Tien 🙏, semoga sehat selalu beserta keluarga 🙏🙏🙏🙏, selalu ADUHAI

    ReplyDelete
  32. Terimakasih bunda Tein Melani 5
    Semoga bunda Tien sekeluarga selalu sehat walafiat aamiin
    Salam sehat dan aduhai dari Purworejo

    ReplyDelete
  33. Matur nuwun bunda Tien....🙏

    Salam sehat selalu & tetap ADUHAI njih bun..

    ReplyDelete
  34. Karena cerita Melani pada simboknya diceritakan kembali mbok Narti kepada Abi nah jadi ada rasa ingin jumpa sama Melani.
    Mandra eh bukan, kliru ini bukan kasus suap, ini Andra bos muda yang penasaran dapat informasi dari Sasa (ini juga bukan penyedap rasa) jadi ingin sekali bertemu syukur bisa memamerkan pada Maruti sekedar penampakan bukan kah mirip, gitu ndéan, ujarku tapi.

    Asyik ya, ada kompetisi perebutan pengaruh diantara bos muda dengan alasan masing-masing sementara Aris si penjaga gawang biasanya nunggu adja didepan gawang, namanya juga penjaga.

    ADUHAI..

    Simbok nya Melani merasa masa depan nya terusik, karena Melani satu satunya harapan masa depan, akan kah terpinggirkan bila terkuak rahasia asal usul Melani, besok lagi aja

    Terima kasih Bu Tien Melani Kekasihku yang kelima menebar praduga lebih, sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

    ReplyDelete
  35. Semoga penulis dan para pembaca cerita bersambung Melani Kekasihku dari seri 1 sampai seri ini dan seri2 berikutnya diberikan kesehatan.
    Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿

    ReplyDelete
  36. Masih susah mengingat ngingat cerita lama dan menyambungkan dgn yg baru. Tapi sedikit sedikit sdh mulai terbayang siapa abi siapa Andra. Jadi sedikit asah otak.
    Terima kasih banyak mbak Tien cerbung nya. Semoga mbak Tien dan keluarga sehat² selalu.

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah...
    Mantaap...nunggunya😁
    Salam sehat mbak Tien

    ReplyDelete
  38. Jadi penasâran benarkah melani anak anindita...
    Trims bu tien di tunggu cerita selanjutnya...sehat třus bu tien

    ReplyDelete
  39. Alhamdullilahh terima ksih mbak Tien.. Salamseroja dan tetap aduhai dri skbmi🙏🙏🥰🥰

    ReplyDelete
  40. Selamat malam sahabat PCTK dimanapun Anda berada, selamat malam.

    Ada pesan dari bu Tien, sbb :

    Mas kakek
    Karena ada beberapa penggemar membutuhkan, aku akan cetak ulang buku2 ku, divawah ini ;

    1. SEPENGGAL KISAH
    2. SAAT HATI BICARA
    3. SEKEPING CINTA MENUNGGU PURNAMA
    4. LASTRI
    5. KEMBANG TITIPAN

    Untuk itu bagi Anda yang berminat mengoleksi novel karya bu Tien, japri saja ke 0822 2632 2364.

    Ditunggu pesanannya.
    Kakek Habi

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
    Matur nuwun bu Tien..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN


    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng salami2nyo...

    ReplyDelete
  43. Presensi
    Terima kasih bu Tien...🙏🙏

    ReplyDelete
  44. Ceritanya luar biasa
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete

BULAN HANYA SEPARUH

BULAN HANYA SEPARUH (Tien Kumalasari) Awan tipis menyelimuti langit Lalu semua jadi kelabu Aku tengadah mencari-cari Dimana bulan penyinar a...