ROTI CINTA 15
(Tien Kumalasari)
“mBak, yang dibungkus nanti ya, saya melayani pembeli lain dulu, kan mbak masih makan,” kata si tukang bakso.
“Ya baiklah, nggak apa-apa, saya juga duduk disini sambil istirahat kok,” jawab Dina.
Tukang bakso itu melayani pembeli lain yang duduk di bangku agak jauh dari Dina.
“Bakso satu mas, seperti biasa ya, pangsitnya tiga,” tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Dina. Seorang laki-laki muda tiba-tiba saja duduk di depan Dina.
“Ya mas, sebentar ya.”
“Teh manis panas satu,” lanjut laki-laki itu.
“Baik.”
Dina menatap laki-laki yang baru datang dan duduk seenaknya sambil mengangkat sebelah kakinya.
“Mas, tolong duduknya yang sopan ya,” tegur Dina sambil terus menyantap baksonya yang tinggal sedikit, agak risih melihat ulah pendatang baru yang duduk seenaknya didepannya.
“Oh, maaf, “ kata pendatang baru itu sambil menurunkan kakinya.
“Lhoh, ini mbak Dina kan?” tiba-tiba laki-laki itu nyeletuk, sambil menatap Dina.
Dina mengangkat wajahnya, lalu ganti menatap laki-laki didepannya.
“Haaaah.. Ferry ya?”
“Lha iya mbak, saya Ferry..”
“Idih.. calon sarjana kenapa duduk seenaknya didepan seorang wanita?” tegur Dina.
“Maaf mbak, saya biasa nongkrong disini setiap hari, dan tadi spontan saja menaikkan kaki saya. Nggak sadar didepan saya ada gadis cantik yang mengawasi kelakuan saya. Sekali lagi maaf ya mbak Dina.”
“Dari kampus ya?”
“Iya, tadi ketemu Dita, mau saya boncengin nggak mau.”
“Oh ya?”
“Tampaknya dia sedang menunggu pacarnya.”
Dina tak menjawab, ia sudah tahu siapa yang ditunggu adiknya.
“mBak Dina sendirian?”
“Iya.. tadi dari jalan-jalan di komplek pertokoan ini.”
“Oh, saya heran orang kaya mau makan di warung bakso angkringan seperti ini.”
“Maksud kamu siapa?”
“mBak Dina lah, masa orang lain.”
“Yang kaya itu siapa?”
“mBak Dina kan orang kaya. Pantasnya makan di resoran mewah.”
“Aku bukan orang kaya. Aku orang biasa saja, dan suka makan di warung apa saja. Di kampus ada warung tongkrongan para mahasiswa, aku juga sering makan disana. Dan bakso ini enak, aku suka.”
“Sudah sering makan disini?”
“Baru sekali.”
Tukang bakso menghidangkan pesanan Ferry.
“Hm, dia hafal kesukaan aku. Terimakasih ya mas,” kata Ferry kepada tukang bakso.
“Ya mas, sama-sama. mBak tadi pesen tiga, dibungkus ya?”
“Ya.”
Dina sudah menyelesaikan makannya. Ia meneguk teh panasnya yang mulai mendingin.
“mBak, yang menjemput Dita itu pacarnya kan? Ngakunya kakaknya.”
“Kenapa kamu tanya. Suka ya sama Dita?”
“Sudah lama aku suka sama Dita.Tapi Dita itu susah didekati. Saingan aku banyak, nggak ada yang mendapat perhatiannya.”
“Iya sih. Tapi kalau kamu suka, ya harus berjuang.”
“Bagaimana kalau dia sudah punya pacar?”
“Pacar itu belum tentu bisa memiliki. Kalau suami.. nah.. jangan lagi diganggu. Dita kan belum bersuami, tinggal bagaimana cara kamu merebutnya.”
“Wah, aku jadi semangat nih,” kata Ferry sambil menyendok baksonya.
“Ini mbak, baksonya yang mau dibawa pulang sudah siap.”
“Oh, iya.. sudah ya, jadi berapa semuanya?”
“Eh, mas, jangan minta uang sama dia, biar aku yang bayarin,” kata Ferry tiba-tiba.
“Jangan, kasihan anak kost nraktir orang rumahan.”
“Aku baru dapat kiriman mbak, jangan khawatir, uangku masih banyak.”
“Nggak mau, kasihan, uang kiriman dari orang tua kan untuk biaya kamu selama nge kost, bayar kuliah,” kata Dina sambil menyerahkan uang ratusan.
“Ini mas, sama sekalian buat bayar dia,” lanjutnya sambil menambahkan lagi selembar lima puluhan ribu.
“Aduh, kenapa malah jadi kebalik?”
“Kurang nggak mas uangnya?” tanya Dina sambil berdiri.
“Nggak mbak, masih sisa.”
“Biarin saja, barangkali nanti dia masih mau nambah.”
Tukang bakso hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Dan Dina beranjak pergi.
“Lhoo… mbaaak, tungguin sebentar, nanti aku antar,” Ferry berteriak.
“Nggak, terimakasih, masih mau mampir-mampir,” teriak Dina yang menjauh sambil melambaikan tangannya.”
“Hm, sudah cantik, anak orang kaya. Tapi aku suka sama adiknya. Cuma susah ngedekatinya,” keluhnya sambil menyendok baksonya.
Tukang bakso hanya tertawa. Banyak cerita didengar diantara para pelanggannya. Tentang cinta, tentang rumah tangga, tentang banyak hal yang semuanya hanya didengar dari kuping kirinya dan keluar dari kuping kanannya.
***
“Dian, sudah bangun? Makannya sudah siap nih,” kata Yanti ketika memasuki kamar Dian.
Dian baru saja bangun, dan meraba ponselnya. Ada beberapa panggilan masuk, salah satunya dari Dina.
“Makan dulu Dian, baru buka ponselnya,” tegur ibunya sambil mendekatkan meja kecil berisi makan siang untuk Dian.
“Sebentar bu, ini dari Dina, nanti Dian makan sendiri.”
“Baiklah, obatnya juga sudah ibu siapkan ya.”
“Obat-obat itu membuat Dian selalu diserang kantuk.”
“Nggak apa-apa, justru kamu bisa istirahat lebih baik. Ya sudah ibu tinggal ya.”
“Ya bu, saya menelpon Dina dulu.”
Yanti melangkah keluar. Tak ada yang perlu dikhawatirkan ketika Dian menelpon Dina, mereka sudah tahu hubungan antara keduanya.
“Hallo..” sambut Dina ketika Dian menelpon.
“Tadi nelpon aku ya ?”
“Ya, lama nggak dijawab-jawab.”
“Aku tidur. Setiap habis minum obat aku pasti tertidur.”
“Bagus lah, jadi bisa istirahat.”
“Kamu dimana?”
“Baru masuk halaman rumah, dari jalan-jalan.”
“Oh, sama siapa?”
“Sendiri, mau sama siapa lagi?”
“Dita?”
“Tadi ke kampus, nggak tahu sekarang belum pulang.”
“Kamu tadi menelpon aku?”
“Iya,” kata Dina sambil duduk dibawah pohon mangga depan rumahnya. Ia baru pulang dan belum sampai masuk ke rumah.
“Ada apa? Kangen ya?”
“Aku lagi sedih nih mas.”
“Sedih ? Kenapa?”
“Gimana ya ngomongnya, agak sungkan sebenarnya, tapi aku butuh seseorang untuk mencurahkan isi hati aku.”
“Kalau begitu katakan saja, kakakmu akan membantu kalau memang bisa melakukan.”
“Aku jatuh cinta..”
Dian tertawa keras sekali.
“Kok tertawa sih mas.”
“Ya bagus kalau kamu bisa jatuh cinta. Kata bapak Leo kamu susah jatuh cinta.”
“Kali ini beneran deh mas.”
“Ya sudah, wajar kan orang yang sudah dewasa jatuh cinta. Aku ikut senang.”
“Tapi aku nggak senang.”
“Lhoh.. kenapa?”
“Dia tidak cinta sama aku.”
“O, itu masalahnya. Apa dia sudah punya pacar? Agak aneh kalau seorang laki-laki tidak suka sama gadis secantik kamu.”
“Tapi nyatanya memang begitu.”
“Kenapa dia tidak suka sama kamu?”
“Dia mencintai gadis lain.”
“Kalau begitu lupakan saja dia. Cinta kamu salah, karena mencintai seseorang yang sudah punya pilihan.”
“Tapi aku nggak bisa lupa sama dia. Aku inginkan dia menjadi pacarku, bahkan suami aku.”
“Itu tidak boleh Dina, kamu harus hentikan. Jangan sampai kamu merusak hubungan seseorang demi keinginan kamu sendiri.”
“Iya sih mas..”
“Hanya karena itu kamu seperti orang kebingungan. Didunia ini banyak laki-laki lain yang baik, yang ganteng, yang setia.”
“Mas Dian itu ngomong seperti lupa pada mas sendiri. Waktu kita belum tahu tentang hubungan darah diantara kita, mas sampai nekat pergi dari rumah, gara-gara keinginan mas ditentang orang tua. Bagaimana sekarang mas bisa ngomong begitu? Sangat mudahkah melupakan perasaan hati?”
“Kamu malah ganti menyerang aku Dina. Dengar, ini beda. Dulu aku nekat karena aku merasa kamu juga menyayangi aku.”
“Kan aku sudah menolak mas?”
“Aku mengira penolakan kamu adalah karena kamu tahu bahwa bapak sama ibu melarangnya. Itu sebabnya aku menelpon kamu setelah pergi dari rumah. Dan ternyata kamu benar-benar masih menolak aku. Walau begitu sebenarnya aku ingin meyakinkan perasaanmu lagi, benar-benar menolak atau karena takut sama larangan orang tua aku. Sayang aku tak tahan oleh sakitku, lalu aku lari ke rumah sakit. Dari situlah aku tahu bahwa sebenarnya kita saudara, dan berubahlah rasa cinta itu. Berbeda bukan? Barangkali kalau aku sekali lagi mendapat jawaban kamu bahwa kamu benar-benar menolak, aku pasti akan mundur. Aku belum yakin sih ketika itu.”
“Beda ya?”
“Beda, jadi dengar kataku Dina, jangan kamu terlalu risau dengan cinta kamu. Suatu hari nanti kamu pasti akan menemukan pria terbaik dalam hidup kamu.”
Ketika pembicaraan itu berakhir, Dina masih tertegun dibawah pohon. Alangkah susah memenuhi petuah kakaknya. Cinta itu begitu kuat mencengkeram batinnya.
Rina yang keluar dari rumah heran melihat anaknya termenung disana.
“Dina? Kamu itu ngapain, pulang dari bepergian kok nggak langsung masuk rumah ?”
“Ini bu, habis menerima tilpon, masuknya pas dihalaman, jadi langsung Dina terima sambil duduk,” jawab Dina sambil berdiri kemudian masuk ke rumah.
“Ya ampuun, diterima sambil masuk kerumah kan nggak apa-apa? Memangnya rahasia, sehingga ibu nggak boleh dengar.”
“Bukan bu, telpon dari mas Dian.”
“Apalagi dari Dian. Tapi nggak ada apa-apa kan? Dian sudah lebih sehat?”
“Sudah bu, kami hanya ngobrol saja kok,”
“Syukurlah kalau sudah lebih sehat. Ini kamu bawa apa?”
“Bakso bu, karena enak, Dina minta dibungkus, supaya bisa dibawa pulang. Bapak sudah balik ke kantor?”
“Sudah, tadi juga ditanyakan, kok Dita sama Dina ngga kelihatan.”
“Ya sudah, ibu dulu saja yang makan, ini ada tiga bungkus, nanti yang dua untuk bapak sama Dita, biar Dina panasin lagi.”
“Yaah, ibu juga masih kenyang nih, kan belum lama nemenin bapak makan tadi.”
“Sayang sekali, baksonya enak lho bu.”
“Ya sudah, nggak apa-apa, sini ibu cobain.”
“Nah, gitu dong bu, nanti kalau tidak habis biar Dina habisin. Tadi Dina juga sudah makan disana sih, tapi kalau sedikit lagi sih masih mau.”
“Memangnya beli dimana?”
“Di pinggir jalan. Bakso angkringan, tapi ada disediain bangku-bangku untuk yang makan ditempat. Tadi Dina kelaparan lalu nyobain bakso jalanan, enak tuh.”
“Ya, baiklah, sini.. yang dua disimpan dulu, yang satu biar ibu makan, tapi bener ya, kalau nggak habis kamu yang ngabisin.”
“Iya bu.”
***
Saat makan bersama Dita itu Bian masih memikirkan sikap Dina yang aneh. Masa tiba-tiba seperti marah terhadap dirinya. Padahal tadinya baik-baik saja, dan dia juga tak mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti. Tapi Dina tampak kesal ketika Abian menerima telpon dari Dita tadi.
“Apa Dina juga suka sama aku? Ah, mana mungkin, dia kan galak kalau sama aku.” Kata batin Abian.
Dita yang menemaninya makan, merasa aneh melihat Abian yang seperti tampak melamun, bahkan terkadang lama baru menyuap makanannya.
“Mas Bian, makan kok sambil ngelamun sih ?”
“Oh, eh.. tidak.. lagi mikirin kerjaan kok.”
“Tuh kan, mas Bian bilang lagi tidak ada kerjaan, karena urusan hampir selesai.”
“Iya, cuma sedikit urusan, bukan masalah. Ayo kita ngobrol..”
“Ngobrol apaan ?”
“Ngobrol apa saja? Kapan kuliah kamu selesai..”
“Kalau lancar yang mau secepatnya Dita selesaiin.”
“Bagus, setelah itu siap dilamar kan?”
“Maksudnya siap melamar pekerjaan ?”
“Bukan, dilamar seorang priya yang sangat mencintai kamu.”
“Ah…” jawab Dita sambil tersipu.
“Kok ah sih..”
“Siapa yang mencintai aku?”
“Bagaimana kalau aku?”
Wajah Dita memerah. Masa sih Bian menembak langsung begitu. Dia menyendok makanannya, dan terus menunduk seperti memperhatikan nasi rawon yang tadi dipesannya.
“Kok diam? Aku suka sama kamu sejak pertama kali bertemu.”
Dita mengangkat wajahnya, dan dadanya berdegup semakin kencang ketika matanya bertatapan dengan mata Abian.
Beberapa saat saling memandang, akhirnya Dita menundukkan lagi kepalanya.
“Kamu ingin menolak? Tidak suka ya sama aku?”
“Entahlah..” akhirnya jawabnya.
“Kok entah? Kamu menolak aku?”
Menolak? Aduhai, baru kali ini Dita merasakannya, dan itu terasa sangat indah. Tapi mengatakan tidak menolak, kok malu bukan main.
“Halloooo cantik.. jawab dong.”
“Apa sih?”
“Baiklah, kamu boleh mengangguk saja atau menggeleng. Dita, apa kamu membalas perasaan aku? Suka sama aku? Oh ya, harusnya aku membeli seikat bunga lalu aku serahkan ke kamu, baru mengatakan cinta. Begitu kan?”
Sekarang Dita tersenyum. Tapi senyum itu diterima oleh Bian dengan rasa senang. Itu bukan penolakan. Mungkin Dita malu, toh dia masih sangat muda. Aduh, benarkah sudah mahasiswa belum bisa mengucapkan cinta?
“Baiklah, kamu boleh memikirkannya, besok aku jemput lagi kamu, dan aku berharap kamu sudah menyiapkan jawabannya.
***
Hari itu Dita pulang dari kampus. Dia akan naik taksi saja dan tidak mengabari Abian untuk menjemput. Ketika sedang berjalan itu tiba-tiba seperti biasa sebuah sepeda motor berhenti tepat disampingnya.
“Ditaaa..”
Dita tidak terkejut. Sudah biasa Ferry melakukan hal seperti itu. Tiba-tiba mengejutkannya, dan selalu saja nekat biarpun beberapa kali dia menolaknya.
“Mau aku antar pulang?”
Lama-lama Dita kasihan juga. Setiap kali ditolak, tapi tak jemu dia melakukannya lagi. Kali ini Dita tidak menolak.
“Baiklah, sekali ini saja ya?”
“Okey, sekali juga lumayan, awas, pegangan pinggang aku ya, takutnya kamu terjatuh,” candanya setelah Dian naik ke bocengannya.
“Ih, ogah.. sudah begini saja,” kata Dita.
Lalu Ferry menjalankan motornya dengan gembira. Keduanya baru saja mau menyeberang setelah keluar dari kampus, ketika tiba-tiba mobil Bian bermaksud masuk ke halaman kampus.
Dan Bian belum sempat memanggilnya ketika Ferry sudah membawa Dita menyeberangi jalan.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah juara 1
ReplyDeleteAlhamdulillah Roti Cinta~15 sudah hadir... maturnuwun bu Tien..🙏
DeleteAlhamdulillah.... ceritanya semakin membuat pembaca (saya) terbawa seolah-menjadi salah satu tokohnya. GR bingit....
DeleteAlhamdulillah pagi pagi sdh hadir Roti Cinta , manusang bu Tien , slm sehat tetap semangat, Aduhai bravo
DeleteSelamat malam kejora
ReplyDeleteSugeng Dalu jeng Tien ,,hore tampil.gasik.,,,sehat ya jeng,,salam.ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah...,hasil karya bu Tien sdh tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun buuu
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteMasih sore yang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Lumayan no 7.......
ReplyDeleteHe he he
No 7 hadiahnya apa?
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni
Hadir Mbak Tien ... ceritanya sangat menghibur, meski sll bikin penasaran , terimakasih salam iman imun kuat
DeleteAlhamdulillah Absen hadir Bunda.Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat Sehat.Selamat &Sejahtera kagem Bunda dan seluruh klrg serta Sahabat PCTK.Aamiin Yaa Robb.
DeleteAamiin
DeleteADUHAI pak Herry
Tksh Bu Tien, Rocin gasik lg - pas utk nyamik’an lepas mkn mlm …😊🤝
ReplyDeleteSmoga Bunda Sehat sll ….
Aduhai …..
Aaniin.
DeleteADUHAI pak Wiyoto
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Terimakasih Magelang disebut sm Mbak Tien .. salam ADUHAI
DeleteLhoh..kan sudah lama pak Pri
DeleteMakasih Bunda.
ReplyDeleteBunda Tetap Sehat Ya
Alhamdulillah.. RC 15 sdh tayang, terimakasih mbak Tien, salam Aduhai dan sehat selalu.
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Komariyah
DeleteMatur nuwun bu Tien..mugi tansah sehat
ReplyDeleteCeritanya akan seru..seputar tukang bakso...mudah2an seseru tukang sayur
Salam aduhai
ADUHAI ibu Moedjiati
Delete𝕎𝕒𝕙 𝔽𝕖𝕣𝕣𝕪 𝕞𝕦𝕝𝕒𝕚 𝕞𝕖𝕝𝕒𝕟𝕔𝕒𝕣𝕜𝕒𝕟 𝕤𝕖𝕣𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕔𝕚𝕟𝕥𝕒 𝕡𝕒𝕕𝕒 𝔻𝕚𝕥𝕒. 𝔸𝕡𝕒𝕜𝕒𝕙 𝕜𝕚𝕣𝕒² 𝔻𝕚𝕥𝕒 𝕞𝕖𝕟𝕖𝕣𝕚𝕞𝕒 𝕒𝕥𝕒𝕦 𝕥𝕚𝕕𝕒𝕜 𝕪𝕒..?? 𝕂𝕚𝕥𝕒 𝕥𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦 𝕤𝕒𝕛𝕒 𝕧𝕖𝕣𝕤𝕚𝕟𝕪𝕒 𝔹𝕦 𝕋𝕚𝕖𝕟 𝕡𝕒𝕤𝕥𝕚 𝔸𝔻𝕌𝔸𝕀.🙏🙏🙏
ReplyDeleteADUHAI pak Indrisnto
DeleteSukron Roti Cinta 15 sudah tayang....sehat n sukses selalu mb Tien....salam aduhai
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI jeng Atiek
Alhamdulillah.. Roti cinta 15 sdh hadir terimakasih Nu Tien, salam Aduhai dan sehat selalu. Aamiin
ReplyDeleteSalam ADUHAI dan sehat ibu Mundjiati
Deletewadoooooh belajar selingkuh nih bocah, udah Bian balik ke Dina aja deh, beres khan ??
ReplyDeleteWadooooh..
DeleteADUHAI pak Petir
Hem..makin seru nih..Bu cantik..memang bisa aja membuat pembaca menerka nerka..indah deh.. salam sehat selalu ya Bu cantik Amin YRA 🙏
ReplyDeleteAamiin.. ADUJAI unknown
DeleteAlhamdulillah RC 15 sdh tayang gasik. Suwun mbak Tien, smg Alloh sll melindungi mbak Tien sklg dalam sehat dan semangat sll.
ReplyDeleteSalam aduhai....
Aamiin
DeleteADUJAI ibu Umi
Yerimakasih Rocin 15 bunda Tien
ReplyDeleteSemog bunda selalu sehat dan bisa beraktivitas menghibur para penggemarnya
Salam sehat dan aduhai selalu
Salam sehat dan ADUHAI ibu Salamah
DeleteTerima kasih Bu Tien, ROCIN 15 sdh hadir
ReplyDeleteSemoga Ibu selalu sehat wal'afiat
Salam ADUHAI dari Bekasi
Aamiin
DeleteADUHAI jeng Ting
Alhamdulillah roti cinta sudah tersaji, mari kita nikmati bersama...
ReplyDeleteMakasih Bu Tien.....salam sehat selalu...
Makasih bu Tien.Roti Cinta.sudah tayang awal Wah Bian melihat Dita sama Ferry..bisa bisa cemburu..persaingan nih. Ferry dapat lampu dari Dian sehingga tambah nekat. Ok..semoga tidak terjadi perebutan cewek dan cowok. Mbok ya didatangkan cowok lagi bu Tien yang cakep, baik hati, beramal soleh, beriman, tidak sombong, setia ..pokoknya yang ideal supaya makin seru persaingannya.
ReplyDeleteADUHAI ibu Noor
DeleteMatur nuwun mbak Tienku, Roti-nya sudah sampai di alamat.
ReplyDeleteBener kan.... ada orang ketiga, biar seru nihhh. Bisa saja Ferry justru yang berhasil menggaet Dita. Cuma Dian belum tampak tanda-tanda dekat dengan siapa.
Salam sehat, semangat, mantab dan selalu ADUHAI mbak Tien, dari Sragentina .
Semangat sehat dan ADUHAI pak Latief
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteDuuh.. Ditaa..Bisa runyam nih.
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Sehat selalu dan tetap aduhai
Terimakasih bunda Tien sayang.. sehat sll ysh.. doa sy utk bunda Tien smg sehat dan tetap Aduhaaaai ❤️😘
ReplyDeleteAamiin ibu Lily
DeleteADUHAI deh
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien sdh menayangkan rocin 15
Semoga bu tien sehat2 selalu & senantiasa dalam lindungan Allah SWT ..... Aamiin yra
Aamiin
DeleteADUHAI pak Arif
Alhmdulillah.. waaah...makin seruuuu Rocin ny... twrima kasih....sehat² bunda Tien....
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerimakasih pak Zimi
Rocan 15 makin seru ..dah tayang juga...matur nuwun bu Tieb sehat2 selalu...Aamiin.Yanti surabaya
ReplyDeleteSALAM ADUHAI ibu Yanti
DeleteALHAMDULILLAH ROTI CINTA 15 DAH TAYANG
ReplyDelete, MAKASIH BUNDA
MET MALAM DAM MET ISTIRAHAT.
SUKSES SELALU DAN TETAP SEMANGAT
SALAM BUAT BUNDA
Aamiim.
DeleteMatur nuwun mas Bambang
Terima kasih mbak Tien.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien selalu sehat.
Aduh kakak Dina lagi menumpuk gundah di hati; bisa² nya menyelidik, mungkin masih ada sisa harapan pada kakak Dian... Aduhai Dina, kakak Dian nggak mungkin begitu Dina, Dian tentu patuh pada ibunya dan ayah Baskoro..
ReplyDeleteMudah mudahan Bu Rina bisa mengatasi Dina yang idealis, dan Dita yang merasa jadi Putri salju aduhai..
Baiklah kita tunggu kiprah dua putri anak Leo
Semoga
Terimakasih Bu Tien roti cinta yang ke lima belas sudah tayang, selalu sehat dan lebih sehat dari yang lalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta.
amrih mulya Dalem Gusti.
Amin.
Aamiin
DeleteADUHAI Nanang
Alhamdulillah sudah tayang, wah makin seru Abian cemburu melihat Dita dengan Ferry lalu berfikir Dita tidak mencintainya.Bian lalu pdkt ke Dina.... semoga sehat selalu Bu Tien ....
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien RC15nya..
ReplyDeleteWaduuh..gmn tuh perasaan Bian..pdhl Dita jg udh cin...jangan2 smpe rmh ketauan Dina...waah bs salah pengertian jg..
Pokoknya seruu..
Tapiii...
Besok lagii..😊
Salam sehat mbak Tien dan aduhaii..🙏🥰⚘
Salam sehat dan ADUHAI ibu Maria
DeleteAlhamdulillah Cerbung ROTI CINTA Episode 15 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari. Semoga tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
ReplyDeleteSalam sehat dari Karang Tengah Tangerang
Aamiin, matur nuwun mas Dudut
DeleteAlhamdulillah terimakasih bu Tien , sehat selalu
ReplyDeleteSami2 ibu Hestri
DeleteWouw...
ReplyDeleteMakin seru cinta segi 4.
Terima kasih ibu Tien. Salam ADUHAI
Matur nuwun Bu Tien. Salam sehat selalu Ibu...
ReplyDeleteSalam sehat ibu Reni
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin wo
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMakasih bu Tien....
Sami2 ibu Sudarwati
DeleteAlhamdulillaah.. Roti Cinta sudah hadir dan makin seru.. matur nuwun ibu Tien, semoga sehat selalu dan bahagia.... Aamiin yaa Robbal’alamiin...
ReplyDeleteSalam ADUHAI...
Aamiin
DeleteADUHAI ibu Nur
Alhamdulillah, ADUHAI bacanya ngrapel ... makasih Mbak Tuen, salam sehat bahagia
ReplyDeleteAlhamdulillah, ADUHAI ... saya bacanya ngrapel, Mbak Tien yg baik hati ... salam sehat bahagia selalu
ReplyDeleteSalam sehat bahagia mas Pri..
DeleteEh ini bapak pa ibu ya
Jazakallah khoiran katsiro, Bu Tien rocin 15nya. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI ibu Yati
Assalamu'alaikum
ReplyDeletewarahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdulillah, ROTI CINTA 15 baru selesai disantap mantab n Aduhaaii buat Bian bingung ,, seperti lagu Ade Manahutu,,apa ku pilih keduanya ( Dina n Dita) seru nih 👍👍👍
Marur nuwun bu Tien,,salam Sehat wal'afiat 🙏🙏🙏
Jazaakillahu khairan
AAMIIN
DeleteADUHAI Mbh put
Alhamdulillah, RC 15 sudah tayang, terima kasih bu Tien, Sehat dan bahagia selalu.
ReplyDeleteUchuRudd Tangsel.
Terimakasih ibu Uchu
Deletesarapan pagi dengan Rocin ternyata asyiik juga
ReplyDeleteMatur suwun bunda Tien, semoga selalu sehat tetap semangat dan selalu ADUHAI..
Aamiin
DeleteADUHAI jeng Lina
Semoga Bian tidak cemburu sama Feri. Jadi berabe nanti kalo mereka ribut. Pasti yg senang Dina. Tapi aku yakin cerbung Mbak Tien semua berakhir happy ending.
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien juga selalu sehat shg karyanya bisa selalu dinikmati para pecintanya. Salam Aduhai selalu.
Salam ADUHAI jeng Ira
DeleteNgapain Dina mengompor
ReplyDeletengompori Ferry untuk berjuang mendapatkan Dita padahal dia sendiri tahu kalau Dita sdh sama Abian. Sepertinya Dina bener" ingin memiliki Abian seutuhnya.
Tidak cukup hanya sekedar pacar bahkan ingin Abian menjadi suaminya.
Waduh cinta segitiga diantara dua bersaudara nih....
Yg bikin penasaran tuh jangan" Abian juga tergoda dg Dina....
Karena Dita orangnya kalem, pendiam sedangkan Dina tuh agresif banget.
Yg penting jangan sampai kanan kiri oke.
Bisa ambyarrr...
Slamat pagi bunda moga sehat sll
Salam aduhai dari Bojonegoro
Ambyar yang ADUHAI jeng Wiwik
DeleteSlmt pgii mbak Tien RC nya.. Sdhbc bikin penasaran.. Slmseroja dan aduhai dri sukabumi🥰🥰
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI ibu Farida
DeleteAduh kok jd ada 6 putra putri yg kmkn berjodoh?
ReplyDeleteDian Sawitri
Abian Dina?
Dita Ferry
Mana nih mb Tien yg akan pemeran utama Rocin masa depan ? Siapapun pemerannya pasti tepat pilihan mb Tien...slm seroja sll🤗
Hehee..
DeleteADUHAI jeng Sapti
Makacih mbak Tien sudah hadir Roti cinta 15...aku ikutan BaPer bacanya 🙂🙂
ReplyDeleteSalam sehat mbak Tien
Aduhaiiii
Salam ADUHAI ibu Yulie
DeleteTerimakasih mbTien Salam Aduhai aku terima dgn senang hati
DeleteMendoakan selalu..mbak Tien diparingi sehat,terus berkarya memberi kebahagiaan kpd orang byk, penggemar setia selalu menanti
Kadang saya terlambat baca ...tapi tetap setia...
Kmren Olak alik blom muncul...
Alhamdulillah..
ReplyDeleteKali ini maksinya roti cinta, tks bu tien..
Sehat selalu..
Hehee..
DeleteADUHAI unknown
Alhamdulilah...terima kasih bu tien wah jangan jangan dita dan dina patah hati bareng .... dan krn saling menjaga perasaan jadi galau semua..
ReplyDeleteSalam sehat ...dan tetap ditunggu rv nya
Rc maksudnya
ReplyDeleteBaiklah
ReplyDelete.. ADUHAI ibu Sri
Aduhai... Mbak Tien salam sehat selalu...
DeleteSalam sehat Entong
DeleteTadi malam tidak bisa buka google untuk baca cerbung roti cinta 15 baru siang ini dicoba berhasil. Terima kasih bu tien cerbungnya
ReplyDeleteSama2 mas Anton
ReplyDeleteADUHAI..
ADUHAI jeng Maimun
ReplyDeleteSelamat mlm mb Tien .Telat baca nih. Rocin 16 bentar lg tayang
ReplyDeleteSalam sehat mb Tien.
Yuli Smrg
Alhamdulillah,roti cinta 15 baru ternikmati..senantiasa sehat nggih Bu Tien,Aamiin
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Wah di episode 15, ada yang sangat menarik, ketika Bian akan menjemput Dina, tapi tahu Dina sedang diboncengin Ferry dgn sepeda motor nya. Seru untuk ditunggu lanjutannya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...
ReplyDelete