Thursday, August 26, 2021

ROTI CINTA 12

 

ROTI CINTA  12

(Tien Kumalasari)

 

“Oh, mau bicara sama bapak Leo?” tanya Baskoro.

“Ya pak..”

“Leo, Dian mau bicara,” kata Baskoro sambil memberikan ponselnya kepada Leo, tapi Leo menggoyang-goyangkan tangannya pertanda menolak.

“Leo…” ulang Baskoro.

“Tidak Bas, daripada aku bertambah sakit. Kamu saja yang bicara..” kata Leo sendu.

“Dian, bapak Leo takut kamu menyakitinya lagi.”

“Bapak, tolong.. Dian mau minta maaf.. Dian ingin ketemu..” kata Dian sambil terisak. Baskoro bergetar mendengarnya dan dengan gemetar pula diberikannya lagi ponselnya kepada Leo.

“Leo, terimalah, Dian mau minta maaf, dia mengucapkannya sambil menangis.”

Leo tertegun, pelan diterimanya ponsel itu, sambil menatap Baskoro. Baskoro menganggukkan kepalanya.

“Dian..” gemetar suara Leo.

“Bapak… maafkan Dian ya..” kata Dian terisak.

“Dian, senang mendengar kamu memanggil aku bapak.”

“Maafkan Dian, bapak..”

“Kamu tidak perlu minta maaf. Kamu tidak bersalah. Bapak yang bersalah,” kata Leo yang tak tahan untuk menutupi tangisnya.

“Bapak tidak bersalah. Apakah bapak sakit?”

“Tidak, sudah sembuh, apalagi ketika kamu mau bicara sama bapak.”

“Aku mau ketemu bapak, aku mau ikut ke bandara.”

“Tidak Dian, kamu kan sedang sakit.”

“Pokoknya Dian harus ketemu bapak.”

“Baiklah, bapak akan mampir ke rumah sakit sebentar.”

“Jangan bohong ya pak, kalau bapak tidak datang aku mau kabur dari rumah sakit, supaya bisa ikut ke bandara.”

“Tidak, jangan begitu, ini kami mau berangkat. Kamu akan bertemu bapak.”

Leo menutup ponselnya.

“Bagaimana?” tanya Baskoro sambil menerima ponselnya.

“Kita berangkat sekarang, mampir ke rumah sakit dulu.”

“Waduh, semoga jalanan lancar. Yanti, kami berangkat sekarang saja, supaya tidak ketinggalan pesawat.”

“Baiklah, semuanya sudah siap? Dina, Dita, ada yang ketinggalan ?”

“Tidak bu Yanti, semua sudah siap.”

Dan Baskoro segera bersiap mengantarkan tamu-tamunya. Ada rasa lega bahwa semuanya berjalan dengan baik, walau semula ada sedikit hambatan. Dian anak baik dan pemaaf, dia tak akan bisa selamanya mendendam kepada seseorang. Sejak dulu ibunya selalu berkata, jangan menyimpan kebencian, karena rasa benci itu akan menyakiti hati kamu. Dan petuah itu tertanam dalam-dalam sampai didasar hatinya. Apalagi ini menyangkut ayahnya, ayah yang sesungguhnya dan yang amat dirindukannya.

***

Wajah Leo berseri-seri. Ia akan bertemu anaknya, merangkulnya seperti rangkulan seorang ayah yang merindukan anaknya. Mendekapnya erat untuk melepaskan rindu yang puluhan tahun ditahannya. Dian yang sesungguhnya adalah darah dagingnya, bukan sebagai anak angkat seperti yang bertahun-tahun dianggapnya begitu.

Dina dan Dita senang melihat wajah bapaknya berbinar bahagia.

“Pak, nanti di rumah sakit jangan kelamaan, kita bisa terlambat lho.”

“Biar saja terlambat, kalau perlu kita cansel saja ticketnya untuk besok,” kata Leo enteng.

Baskoro terbahak mendengar kata-kata Leo.

“Ya sudah, kalau begitu dari sekarang saja kamu hubungi bandara, mumpung masih ada waktu.”

“Horeee… kita pulang besok…” sorak Dina dan Dita hampir bersamaan.

Baskoro terpingkal-pingkal mendengar kegembiraan tamunya, sementara Leo menelpon bandara.

***

“Sawitri, kok kamu masuk ? Bagaimana dengan ibu ?”

“Tadi sudah tidak panas, lalu saya tinggal. Nggak enak kalau saya lama tidak bekerja.”

“Kamu jangan begitu Witri, nanti sudah ada yang akan menggantikan kamu.”

“Apa ibu tidak marah kalau saya kelamaan nggak masuk, sementara sakitnya ibu saya sudah dibiayai semuanya oleh ibu dan bapak.”

“Mengapa kamu berkata begitu Witri? Bapak juga kan sudah bilang kalau kamu harus merawat ibu kamu dulu. Meskipun dia ada dirumah sakit, kalau ada apa-apa kan kamu harus tahu.”

“Saya sudah pesan sama perawatnya, kalau ada apa-apa saya minta agar diberitahu.”

“Tapi tidak Witri, sudah, kamu tidak boleh begitu, jangan risau soal uang perusahaan sehingga karena itu ibu kamu terkalahkan, Kembalilah ke rumah sakit, dan masuk kerja ketika ibu sudah benar-benar baik.”

“Tapi bu..”

“Sawitri, kamu tidak mendengar kata saya? Kasihan ibu kamu dong kalau kamu tinggalkan dalam keadaan sakit.  Nanti kalau sudah membaik, silahkan kamu masuk kerja.”

“Jadi…”

“Jadi sekarang kamu harus pulang dan langsung tungguin ibu di rumah sakit terlebih dulu. Baru sehari dirumah sakit dan penyakitnya adalah tifus, pasti masih perlu pengawasan Witri, kamu harus tahu itu.”

Sawitri mengambil kembali tasnya, menyalami dan mencium sang majikan yang sangat baik hati itu dengan berlinang air mata.

“Ibu, terimakasih banyak, saya hanya memikirkan hutang saya yang terlalu banyak, jadi harus tetap bekerja.”

“Tidak, kalau orang tua butuh perhatian, maka dia harus menjadi nomor satu dalam perhatian kamu.”

“Baiklah bu, kalau begitu saya permisi dulu."

“Hati-hati Witri, maaf belum bisa menengok ibumu ya.”

“Tidak apa-apa bu, saya tahu ibu sangat sibuk. Saya pamit bu..”

Sepeninggal Witri Yanti tersenyum. Ia ingat dulu hidupnya juga serba kekurangan. Ia tak kenal lelah menyusup dari kampung ke kampung demi rupiah, yang dipergunakannya untuk makan dan menyekolahkan Dian. Semuanya sudah berlalu, sekarang hidupnya berlimpah harta, ia tak boleh melupakan yang namanya penderitaan. Melihat penderitaan Witri yang berjuang seorang diri demi orang tuanya, ia harus membantunya. Apalagi Witri karyawan yang jujur, rajin dan cekatan.

Dering telpon dari Baskoro membuyarkan lamunan Yanti.

“Ya mas.. ” jawab Yanti..

“Kamar untuk mereka tolong dipersiapkan lagi.”

“Maksudnya?”

“Tamu-tamu kita tak jadi pulang hari ini.”

“Ooh .. itu karena telpon Dian tadi ya?” tanya Yanti gembira.

“Ya. Leo ingin lebih lama bersama anaknya. Kepulangannya di cansel untuk besok.”

“Syukurlah, mereka sudah ketemu?”

“Belum, ini masih dijalan. Macet..”

“Tuh, kalau seandainya tidak dipendingpun pasti terlambat kalau mampir-mampir. Allah mengatur segalanya dengan sangat baik.”

“Benar. Nah, ini sudah sampai di rumah sakit, sudah dulu ya.”

“Baik mas, saya akan menata kembali kamar untuk mereka.”

***

Ketika memasuki rumah sakit, langkah Leo tampak sangat tergesa-gesa. Ia mendahului yang lainnya agar bisa segera ketemu anaknya. Baskoro tersenyum-senyum, demikian pula Dina dan Dita.

“Bapak sangat bersemangat,” celetuk Dina.

“Iya, kita bisa maklum dong,”

Tiba-tiba ponsel Dina berdering.

“Siapa nih, nggak kenal aku..”

“Angkat saja, siapa tahu penting, kalau nggak kenal tinggal ditutup, gitu aja,” kata Dita.

“Hallo…” sapa Dina.

“Ini Dina kan?”

“Ya.. ini siapa?”

“Aduh, kok cepet banget lupa sama aku sih, aku Abian.”

“Oh, Abian.. kok nelponnya ke aku?”

“Berkali-kali aku menelpon Dita, nggak diangkat. Dimana dia?”

“Tuh, didepan, sebentar.”

“Kalian ada dimana sih, aku ke rumah, tapi kosong.”

“Kami lagi ada di Jakarta.”

“Di Jakarta? Aduh, kenapa nggak bilang? Tahu begitu aku ikut.”

“Ih, kayak anak kecil saja, dengar orang bepergian merengek ingin ikut.”

Abian tertawa.

“Ditaaa..” Dina berteriak karena Dita sudah jauh didepannya, soalnya saat menerima telpon, Dina jalannya agak pelan.

Mendengar teriakan kakaknya, Dita berhenti.

“Ada apa?”

“Ini, telpon buat kamu.”

“Dari siapa?”

“Abian,”

Dita menerima ponsel Dina.

“Kok ke ponsel mbak sih,” gumam Dita.

“Katanya menelpon kamu nggak kamu angkat.”

“Oh, iya.. aku silent, lupa.”

“Dita?”

“Ya mas..”

“Kok aku telpon dari tadi nggak diangkat sih?”

“Aku silent mas. Kok tahu nomornya mbak Dina?”

“Dian yang kasih tahu waktu kopor kami tertukar.”

“Ohh..”

“Kalian ada di Jakarta ya?”

“Iya. Sama bapak, sama ibu juga.”

“Ada acara apa nih..”

“Nengokin mas Dian..”

“Dia kenapa? Sudah ketemu?”

“Ternyata dia ada dirumah sakit.”

“Sakit apa?”

“Gegar otak ringan, mungkin karena berantem sama berandal-berandal itu.”

“Kok aku bisa nggak tahu ceritanya? Kemarin waktu ketemu nggak ada yang ngomong tentang acara berantem itu.”

“Iya, besok kalau ketemu aku ceritain deh.”

“Tahu begitu aku ikut.”

“Besok kami sudah pulang.”

“Aku jemput ya? Jam berapa?”

“Nanti aku kasih tahu, soalnya tadi bapak cansel kepulangan kami yang seharusnya hari ini, jam nya belum tahu.”

“Aku nanti dikasih tahu ya, aku akan jemput supaya tidak usah naik taksi.”

“Baiklah, terimakasih sebelumnya.”

***

Leo memasuki kamar inap Dian, dan langsung memeluknya erat.

“Maafkan bapak ya..” suaranya gemetar.

“Bapak, Dian yang minta maaf, Dian berdosa menyakiti bapak,” kata Dian sambil terisak.

“Kamu tidak menyakiti siapa-siapa, kamu pantas melakukannya. Bapak memang laki-laki yang tidak pantas dihormati.”

“Tidaaak… tidaaak… bapak .. maafkan Dian. Saya menyayangi bapak, dan akan selalu menghormati bapak.”

“Terimakasih nak. Terimakasih. Aku tidak ingin mengambilmu .. kamu tetap anaknya Baskoro, kamu anaknya Baskoro Dian, aku cukup menjadi ayah angkatmu, seperti ketika kamu masih kecil aku mengatakannya. Kamu anak angkatku.. itu cukup.. tapi jangan membenciku ya Dian..”

“Tidak, aku tidak membenci bapak..  Bapak juga bapakku, bapak Baskoro juga bapakku. Aku bahagia memiliki dua bapak.”

Leo mempererat pelukannya dan menangis ierisak isak. Dan bukan hanya mereka berdua yang menangis. Baik Rina, Dina maupun Dita juga menghapus air mata yang tak mampu mereka tahan. Pertemuan itu mengharukan. Pengakuan seorang anak atas bapak yang mengukir jiwa raganya.

“Bapak, pesawatnya jam berapa, nanti bapak terlambat,” kata Dian mengingatkan.

“Tidak Dian, bapak sudah meng canselnya. Bapak dan bu Rina serta adik-adik kamu akan pulang besok.”

“Aku mau ikut ke bandara.”

“Tapi kamu kan masih di rumah sakit?”

“Kata dokter besok boleh pulang.”

“Cari penerbangan yang agak sorean Leo.”

Dan hari itu adalah hari paling bahagia bagi ke dua keluarga. Yanti dan Arini yang semula ditinggal dirumah segera menyusul ke rumah sakit, agar bisa ikut beramai ramai disana.

***

Sore pada keesokan harinya, keluarga Leo sudah turun dari pesawat. Seperti janjinya, Abian menjemput mereka. Tapi Dita belum melihatnya muncul.

"Kasihan ya mas  tampaknya Dian masih ingin kita tidak pulang dulu." kata Rina.

"Iya sih, sebenarnya aku juga masih ingin tinggal. Tapi besok aku ada janji dengan client  di kantor. "

"Sepertinya mas Dian masih sakit," kata Dita.

"Iya, meski dirumah masih harus istirahat."

“Itu Abian,” teriak Dina lebih dulu ketika melihat Abian.

“Kok tiba-tiba ada Abian disini?” kata Leo dan Rina hampir bersamaan.

“Iya pak, kemarin Abian janji mau menjemput, ya kan Dit?” Dina lah yang menjawab, karena begitu bertemu Abian Dita  selalu berdebar-debar.

“Iya pak, kemarin saya berjanji pada Dita bahwa akan menjemput. Saya kemarin kerumah tapi ternyata semua pergi ke Jakarta.”

“Iya Bian, hanya dua hari.”

“Tunggu disini dulu, saya ambil mobilnya,” kata Abian yang segera bergegas mengambil mobilnya.

“Bian ternyata baik ya?” celetuk Dina.

Dan entah dari mana datangnya, ada rasa tak suka ketika mendengar Dina memuji-muji Abian. Cemburukah Dita?”

“Benar, dia anak baik, semoga benar-benar menjadi menantu kita,” kata Leo.

“Mas Iskandar pasti senang kalau anak-anak cocok,” sambung Rina.

Dita diam saja, karena ia juga belum tahu, siapa sebenarnya yang akan dipilih Abian. Sekarang  sudah ada dua-duanya, mungkin saja Dina yang akan dipilih. Tapi kok sakit ya rasanya. Dita menghela napas panjang, lalu merogoh ponselnya untuk menyibukkan diri sebelum mobil Abian sampai.

“Itukah mobilnya? Dita pastinya tahu,” teriak Dina.

Dita tak menjawab, ia pura-pura membuka-buka ponsel seperti sedang mencari sesuatu.

“Benar, itu Abian.”

Abian turun dan membantu memasukkan kopor-kopor mereka ke bagasi.

“Itu kopor yang tertukar sama kamu Bian,” kata Dina sambil tertawa lucu.

“Iya, ada-ada saja cara untuk mengenal seseorang,” kata Abian sambil tertawa juga.

Lalu Abian mempersilahkan Leo dan isterinya masuk.

“Bolehkah aku duduk didepan?” tiba-tiba kata Dina, yang langsung membuka pintu bagian depan dan masuk ke dalamnya.

***

Besok lagi ya.

 

104 comments:

  1. Alhamdulillah Roti Cinta 12 sdh tayang.
    Trimakasih bunda Tien
    Aduhai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat gantiin posisiku ya? Dua kali berturut-turut.
      Aku digriseni jeng Iin mibta dikirimin RUMIT 30 eps dan SELALU DIHATI 22 Eps.
      Jadi ketinggalan balapan.

      Delete
    2. Alhamdulillah Roti Cinta ~ 12 sudah hadir, maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien..👍

      Delete
    3. Selamat.....
      Jm 20.15 sy buka blm ada
      20.40 dibuka sdh no 22

      Ha ha ha

      Delete
    4. Terima kasih Mbak Tien ... kiriman ROTI CINTA 12 sudah kami terima.

      Salam ADUHAI.

      Delete
    5. 𝔸𝕝𝕙𝕒𝕞𝕕𝕦𝕝𝕚𝕝𝕝𝕒𝕙 ℝ𝕆ℂ𝕀ℕ 12 𝕥𝕒𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕞𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘 𝔸𝔻𝕌ℍ𝔸𝕀 𝕓𝕦 𝕋𝕚𝕖𝕟 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕦𝕒𝕥 𝕒𝕝𝕦𝕣 𝕔𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕤𝕖𝕜𝕒𝕣𝕒𝕟𝕘 𝔻𝕚𝕥𝕒 𝕕𝕚 𝕓𝕦𝕒𝕥 𝕔𝕖𝕞𝕓𝕦𝕣𝕦 𝕠𝕝𝕖𝕙 𝔻𝕚𝕟𝕒 𝕪𝕘 𝕤𝕖𝕟𝕘𝕒𝕛𝕒 𝕞𝕚𝕟𝕥𝕒 𝕕𝕦𝕕𝕦𝕜 𝕕𝕚𝕕𝕖𝕡𝕒𝕟 𝕕𝕖𝕜𝕒𝕥 𝔸𝕓𝕚𝕒𝕟..𝕙𝕒..𝕙𝕒 𝕜𝕒𝕤𝕚𝕙𝕒𝕟 𝔻𝕚𝕥𝕒. 𝕂𝕚𝕥𝕒 𝕥𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦 𝕤𝕒𝕛𝕒 𝕜𝕖𝕝𝕒𝕟𝕛𝕦𝕥𝕒𝕟𝕟𝕪𝕒 𝕓𝕖𝕤𝕦𝕜 𝕡𝕒𝕤𝕥𝕚 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕠𝕜𝕖𝕪 𝕕𝕒𝕟 𝕒𝕕𝕦𝕙𝕒𝕚 𝕔𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒𝕟𝕪𝕒.❤🙏

      Delete
  2. Alhamdulillah Rocin 12 sdh hadir, manusang mbak Tien, slm sehat tetap semangat.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah udah tayang Roti Cinta 12
    Salam aduhai mb Tien

    ReplyDelete
  4. Terima kasih roti cinta nya mbak Tien....

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah ROCIN_12 sudah tayang..........
    Matur nuwun bu Tien

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah tayang lebih cepat..
    Sehat2 selalu Bundaa...

    Salam Aduhai dari Cirebon

    ReplyDelete
  7. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti
    .

    ReplyDelete
  8. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  9. Sugeng Dalu jeng Tien ,,,hebat sudah tayang RC 12 tayang gasik ,,,sehat selalu ya jeng ,,,salam ADUHAI

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah
    Makasih bu Tien, Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah.... terimakasih dan sehat selalu bunda

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah Roti Cinta 12 sdh tayang gasik

    Trmksh mb Tien sng sehat sll

    Salam sehat dan ADUHAI BANGET

    ReplyDelete
  13. Makasih Bunda untuk ROTI CINTA NYA, Sukses selalu.
    SEHAT DAN TETAP SEMANGAT.
    Salam ADUHAI BUAT BUNDA

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah mbak Tien RC 12 nya muncul sehat selalu dan ya...

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah Roncin 12 sudah tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu sehat dan bahagia
    Salam sehat dan ADUHAI dari Purworejo

    ReplyDelete
  16. Matur nuwun bu Tien.
    Salam ADUHAI selalu

    ReplyDelete
  17. Rocin 11 hadir sipp deh ...Salam sehat dan salam aduhai u Bu Tien..bacaa dulu yook gmn Dgn Dian

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah
    Terima kasih bu tien
    Semoga bu tien sehat2 selalu

    Salam aduhai

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah.. trims bunda Tien.. salam sehat penuh Aduhaaaai ❤️😘

    ReplyDelete
  20. wadoooooh brebes mili neh......hiks...hiks...hiks....

    ReplyDelete
  21. Terimakasih bunda Tien, Rocin 12 dah tayang..
    Dina pengen dekat jg ama Bian
    Salam sehat dan aduhai...

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir gasik
    Matur nuwun bu Ten..
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin..... .

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

    ReplyDelete
  23. Terima kasih Mbak Tien , Rocin 12 udh tayang ... Smg Mbak Tien beserta kelrg juga kelrg PCTK sehat & sukses sll ... Aamiin

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah ikut senang Dian sudah menyadari kesalahannya, Leo sangat bahagia pastinya... terimaksi bu tien RC 12 tayang lebih awal lagi

    ReplyDelete
  25. Makin aduhai trs part nya... terima kasih... sehat² mbu tien...

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah, suwun mbak Tien Roti Cinta 12 tayang awal
    Salam sehat semangat selalu, semakin ADUHAI mabk...

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah ROTI CINTA Episode 12 sudah tayang gasik, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Semoga mBak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT
    Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang

    ReplyDelete
  28. Pertemuan antara Dian dan Leo ,,,mengharukan,,semua keluarga jadi meneteskan air mata,,,hik,,hik,,hik,,,Aku tak ikut nangis juga aahhh hik,,hik ,,hik

    ReplyDelete
  29. Matur nuwun mbak Tienku, Roti-nya sudah diantar langsung ke alamat.
    Nah...apa kataku, Dina menyalip adiknya di tikungan. Hemmm jadi prihatin juga, Dita sudah berdebar sejak tadi tidak jadi duduk bersama si dia. Tapi Abian pilih siapa ya..
    Sambil menunggu Dian mendapat pasangan, apa tidak Witri saja.
    Salam sehat selalu mbak Tien Kumalasari, dari Sragentina yang ADUHAI.

    ReplyDelete
  30. Alhamdulilah akhirnya Dian memgakui Leo sbg bpknya.. bu Ika pasti sangat senang Dian berdamai dg Leo
    ..tinggal siapa jodoh bagi anak2 nya nti.. hanya mb Tien yg tahu...bsk pasti ads jwbnya..slm HH seroja

    ReplyDelete
  31. Makasiih mbak Tien RC12..

    Duuuh terharuuu biruuu..mrinding..ikut mbrebes..🥺
    Luar biasa mbak Tieeen...👍👍

    Waduuh..Dita sptnya udh mulai suka sm Abian..tp knp Dina begitu ya..😏
    Tunggu besok lagii..

    Salam sehat mbak Tien dan aduhaiii..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  32. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Rocin 12 tersaji bagi kami para penggandrungnya.

    Ikut senang semua serasa aura surgawi kecuali Dita yg mulai ada rasa cemburu
    Semoga nilai luhur cinta kasih mewarnai hidup kita semua.

    Monggo dilanjut aja ibu Tien kami sabar menunggu. Matur nuwun Berkah Dalem.
    Salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah roti cinta 12 sudah tayang semoga mbak tien sehat selalu aamiin

    ReplyDelete
  34. Terima kasih Bu Tien kiriman ROTI CINTA 12 sudah kami terima dan kami nikmati, makin seru critanya

    Salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  35. Matur nuwun bunda Tien RC12 sudah tayang..

    Dina dan Dita berebut Abian kah??

    Ngikut bunda Tien saja sudah, yg pasti makin ADUHAI...😚

    ReplyDelete
  36. Leo mempererat pelukannya dan menangis ierisak isak. Dan bukan mereka berdua yang menangis. Baik Rina, Dina maupun Dita juga menghapus air mata yang tak mampu mereka tahan. Pertemuan itu mengharukan. Pengakuan seorang anak atas bapak yang mengukir jiwa raganya.

    Tidak saja keluarga leo dan baskoro

    Kitapun ikut menitikkan air mata
    Terharu

    ReplyDelete
  37. Alhmadulillah Roti Cinta 12 sd sampai Bekasi...pingin nomor 1 tapi belum kesampaian...nggak apa2 belakangan...semakin seru dan asyik...
    suwun mba Tien...semoga selalu sehat dan terus berkarya...Aamiin

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah, santapan malam sdh tersedia.....terima kasih Bu Tien Roti cintanya.....sehat selalu Bu Tien.

    ReplyDelete
  39. Hem..ternyata tangis bahagia dan sedih itu tak jauh beda tapi maknanya yang beda..Bunda cantik memang wow.. salam sehat selalu ya Bunda cantik Amin YRA 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduuh.. ini siapa ya.
      ADUHHAI deh

      Delete
    2. Bunda cantik..dah lupa ya..kan episode kemarin udah aku jawab..emang Bunda cantik..banyak penggemarnya sih..harap maklum...yang penting aku suka semua karya Bunda cantik..indah dan banyak makna yang terkandung di dalam cerita..itulah Bunda cantik..makasih salam sehat selalu Amin YRA 🙏

      Delete
  40. Roti cinta makin seru …. Terima kasih bu Tien…
    Sehat selalu ….menceritakan kecemburuan Dita …
    sudah tak sabar menunggu esok hari ….

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADUHAI ibu NW..
      Ini kok singkatan lagi sih.. aku gak mudeng

      Delete
  41. Bolehkah aku duduk di depan?
    Waduh.. Dina tu ngeselin ya.
    Ketika diajak kenalan sama Abian, Dina jual mahal bilangnya cowok kok genit.
    Sekarang malah dia yg genit.
    Awas bentar lagi bisa klepek"
    Makin seru aja ceritanya, mungkinkah terjadi perang saudara...
    Lihat aja Dita sdh mulai cemburu...
    Tapi Abian blm menentukan pilihannya.
    Akankah Dita yg dipilih...
    Atau mungkin Dina...
    Kita tunggu saja kabar baik dari bu Tien...
    Moga sehat sll bunda
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  42. Dina mau mendekati Abian nih ceritanya. Dulu aja kabur.
    Makasih mba Tien. Salam sehat mba dan selalu aduhai

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah roti cinta dah tayang
    Terima kasih bunda tien semoga sehat walafiat
    Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  45. Alhdulilah. Mksh Bunda Tien semoga sehat selalu dan salam ADUHAI

    ReplyDelete
  46. Alhamdulilah. Matur nuwun Bunda Tien. Salam sehat dan Aduhai

    ReplyDelete
  47. Alhamdulilah rc 12, sdh tayang terima kasih bu tien, semoga sehat selalu....salam.aduhai dari pondok gedeb

    ReplyDelete
  48. Trima kasih bu Tien, Roti Cinta sangat menarik
    Salam kenal Aduhai....

    ReplyDelete
  49. Salam kenal juga untuk saudara2 di PCTK,

    ReplyDelete
  50. O..o...mulai terlihat persaingan dua cewek sama cowok genit tapi ganteng dan baik .... ada rasa iri di dada Dina dan cemburu di hati Dita .... maturnuwun mbak Tien sungguh ADUHAI .... salam sehat dari Situbondo

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah,roti cinta..matur nuwun Bu Tien tansah pinaringan sehat,Aamiin

    ReplyDelete
  52. Duh kakak, kalau protes nanti kakak nggak merestui, ini malah hatiku yang diperes, berantakan hatiku...

    ADUHAI..

    Bingung ya.. dek..
    Nah lho mana bisa masalah hati dibuat gampang, tuh kan..
    Mudah mudahan Bu Rina tanggap apa yang di maui adek.. bisa sedikit melegakan.. susahnya.. badai asmara melanda dua gadis remaja bersaudara ..

    Terimakasih Bu Tien roti cinta yang ke dua belas sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta.

    ReplyDelete
  53. Assalamu'alaikum
    warahmatullahi
    wabarakatuh

    Alhamdulillah ROCIN 12 sdh disantap habis,, sedap ,,krn mereka juga senang
    Apakah Dian berjodoh Sawitri n Dina dg Abian,,,yuk Kita tunggu dg penuh Aduhaaii banget deh 👍

    Salam Sehat wal'afiat n jazaakillahu khairan, matur nuwun bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  54. Slmt pgii mbak Tien.. MksihRovin 12 nya.. Sedihterharu jg bcnya.. Alhamdullilahbahagia krn Dian dan ayahnya Leo sdh baik.. Aduuhtapiii ada penasaran jg antara Abian. Dina. Ditasiapa yg akan dipilih.. MbakTien hebat bikun penasaran jg... Slmseroja dan aduhaaii dri skbmi😍😍😘😘🥰🥰

    ReplyDelete
  55. Alhamdulillah.. RC 12 sdh hadir, terimakasih mbak Tien, ceritanya mengharu biru.. semoga tidak ada perang saudara...

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah semalam sudah baca. Vuma belum sempat komen keburu ngantuk. Wah semakin seru..alhamdulillah Dian dan Leo sudah damai
    .yang akan ramai tentunya Dina dan Dita
    .sepertinya sama sama tertarik dg Abian ..wah bagaimana nih bu Tien.
    Kira kira siapa ya yang akan jadian dengan Abian..yang tua apa yang muda..hem manut deh

    ReplyDelete
  57. Alhamdulillah.. ROCIN 12..salam sehat semangat dan ADUHAI bu Tien 🙏..

    ReplyDelete
  58. Assalamualaikum wr wb. Ikut senang dan tdk terasa mata berkaca kaca ketika ada pertemuan yg mengaharukan antara Dian dgn Leo, ayahnda tercintanya.
    Ada yg membuat penasaran, Abian pilih yg mana Dita atau Dina. Maturnuwun Bu Tien, semoga bisa menciptakan suasana hati yg ikhlas, penuh kasih sayang antara Abian, Dina dan Dita. Teriring do'a, semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin..Salam sehat dari Pondok Gede....

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 37

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  37 (Tien Kumalasari)   Laki-laki yang baru saja membuka pintu itu adalah Sulistyo. Matanya menatap gadis y...