MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 45
(Tien Kumalasari)
Thole menarik kursinya agak maju kedepan. Sudah sering ketika saat senggang, dan kebetulan simbah belum tidur, simbah mendongeng untuk Thole. Thole yang sudah tak lagi memiliki ibu, merasa bahwa simbah adalah keluarganya. Tapi selama Indri ada disana memang Thole belum pernah kegubug simbah. Mungkin sungkan atau malu, entahlah.
“Gimana cerita Hanomannya mbah ?” tanya Thole ketika simbah masih saja diam.
“Sebentar, simbah masih mengingat-ingat. Itu, ada roti yang kemarin dibawakan kerabat simbah dari kampung, kamu menunggui cerita simbah sambil makan roti itu gih.”
“Nanti saja mbah, tadi kan Thole sudah mengambil.”
“Baiklah, simbah akan mendongeng, sedikit saja dari dongeng yang sebenarnya panjang. Ini tentang Prabu Rama yang isterinya diculik Rahwana ke negara Alengka.”
“Wah. seru mbah.. apakah isterinya bernama Dewi Sinta?” sela Thole.
Simbah mengangguk senang karena Thole mengerti sedikit tentang apa yang akan dikatakannya.
“Ketika itu Sang Prabu ingin memberikan cincinnya kepada isterinya yang berada jauh diseberang lautan. Jaman dulu belum ada kendaraan apapun kalau kita mau kemana-mana. Harus berjalan kaki atau berkuda. Nah, kalau menyeberang lautan kan susah sekali tuh. Nah, negeri Alengka itu sangat jauh, tidak bisa dijalani dalam sehari dua hari, bahkan sebulan, saking jauhnya. Tapi sang Prabu ingin agar cincinnya bisa segera tersampaikan kepada sang isteri yang sangat dicintainya. Lalu sang Prabu mengadakan sayembara, siapa yang paling cepat bisa mengantarkan cincin itu kepada Dewi Sinta, maka dialah yang akan menjadi duta.
Duta itu utusan, dan adalah sebuah kebanggaan kalau seorang kawula bisa menjadi duta bagi rajanya. Tapi ternyata ada dua orang yang berani maju sebagai utusan, dia adalah Hanoman dan Anggada.”
“Sang Prabu, hamba bisa menyampaikan cincin paduka dan kembali hanya dalam waktu seminggu,” kata Anggada dengan bangganya.
“Hamba akan kembali dalam lima hari, sang Prabu,” tutur Hanoman tak mau kalah.
“Hamba akan kembali dalam dua hari,” kata Anggada dengan perasaan bangga karena akan bisa menjalankan tugas seberat itu hanya dalam dua hari.
Keduanya adalah putera raja kera yang amat sakti. Semua yang hadir yakin bahwa Anggada lah yang nanti akan menang.
Namun tanpa terduga, Hanoman maju beberapa depa dan bersembah.
“Sang Prabu, hamba akan kembali hanya dalam sehari.”
Sang Prabu Rama menatap Hanoman tak percaya. Bahkan tak seorangpun yang hadir disana waktu itu mempercayai apa yang dikatakan Hanoman. Kera putih itu pasti hanya membual.
“Benarkah kamu akan membawa cincin ini dan kembali dalam sehari?”
“Hamba akan berhasil, sang Prabu.”
Singkat kata, sang prabu memberikan cincin yang akan dibawa Hanoman untuk diberikan kepada Dewi Sinta.
“Bagaimana Hanoman bisa melakukannya ya mbah? Terbang seperti angin?”
“Tidak, Alengka sangat jauh. Terbang seperti angin tidak akan sampai dalam sehari. Kamu tahu, Hanoman itu adalah putera Bathara Surya. Bathara Surya itu rajanya matahari. Maka Hanoman kemudian naik ke angkasa, lalu ditelannya matahari.”
“Haaa.. alangkah panasnya..” teriak Thole.
Hanoman bukan sembarang kera, dia amat sakti. Nah, setelah matahari ditelannya, maka dunia menjadi gelap gulita. Orang-orang menganggapnya hari sudah malam. Lalu Hanoman berlari secepat kilat, bahkan melompati lautan dan sampailah dia di negeri Alengka.
“Bertemu Dewi Sinta? Dan hari masih tetap malam?”
“Benar, bertemu dengan Dewi Sinta dan memberikan cincin itu dengan selamat. Banyak rintangan, dalam upaya bertemu Dewi Sinta itu, tapi dia berhasil melampauinya. Setelah cincin diberikan, maka kembalilah dia ke hadapan Sang prabu Rama. Dia muntahkan kembali matahari sehingga dunia kembali benderang seperti siang.”
“Haaa… jadi mereka mengira Hanoman bisa melakukan tugasnya hanya dalam sehari bukan?”
“Benar.”
“Itu curang kan mbah?”
“Bukan. Sebuah keinginan harus ada akal dan perjuangan yang dilakukan.”
“Luar biasa..”
“Apa yang bisa kamu tangkap dari cerita simbah yang singkat ini ? Simbah bukan sekedar mendongeng. Ada yang bisa kamu pethik dari dongeng ini.”
Thole diam, dia sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan simbah.
“Ini ada hubungannya dengan keinginan simbah agar kamu mau melanjutkan sekolah kamu,” kata simbah.
“Ooh…”
“Kamu menemukan sesuatu?”
“Bahwa aku harus menelan matahari ?”
“Itu hanya sebuah cerita wayang. Kamu takut berteman dengan anak-anak yang lebih kecil, kamu merasa bahwa kamu pasti akan menjadi yang paling bodoh karena sudah lupa semua pelajaran sekolahmu. Iya kan?”
“Benar mbah.”
“Jadilah seperti Hanoman, ada cara supaya kamu bisa. Tidak perlu kamu harus menelan matahari atau rembulan, tapi kamu bisa berusaha. Belajar lebih rajin dengan tekat yang kuat.”
Thole diam, mulai dia mengerti.
“Mengapa simbah ingin agar kamu sekolah? Kalau kamu tidak sekolah, maka kelak kamu hanya akan bisa seperti bapak kamu, menarik becak, atau menjadi pemulung seperti simbah untuk mengais rupiah demi rupiah dan itu melelahkan. Sudah lelah, uangnya sedikit. Tapi kalau kamu berpendidikan, kamu akan bisa meraih pekerjaan yang lebih bagus.” Thole mulai mengangguk-angguk.
“Raihlah cita-cita setinggi langit.”
Tiba-tiba Thole menundukkan wajahnya dengan sedih. Dulu bapaknya memintanya berhenti sekolah karena tak kuat membiayai sekolahnya. Bayar sekolah, beli buku-buku, beli seragam, sepatu.. lalu menitiklah air mata Thole.
“Mengapa kamu menangis?”
“Mana mungkin bapak bisa menyekolahkan saya?”
“Kamu tahu Darman?”
“Yang anaknya simbah?”
“Dia bukan anak simbah, dia cucu keponakan simbah. Dia sanggup menyekolahkan kamu, dia sudah bilang begitu sama simbah.”
***
Tiga hari berikutnya simbah boleh pulang, bersamaan dengan Indri yang juga diperbolehkan rawat jalan. Darman menjemput mereka, dan simbah sangat terkejut ketika Darman berhenti disebuah ruko yang tertata rapi.
“Mengapa mampir-mampir di sini segala Man, aku ingin segera pulang.”
“Ini simbah sudah pulang.”
“Pulang bagaimana maksudmu?”
“Simbah tahu tidak? Rumah simbah sudah roboh.”
“Apa katamu? Kalau roboh kan bisa diperbaiki? Indri, uangku masih ada kan?”
“Ada mbah, ini, aku bawa.”
“Apa itu tidak cukup untuk memperbaiki yang roboh? Dibagian mana yang roboh?”
“Begini saja, Suni, bantu simbah turun. Nanti kami akan cerita didalam.”
“Ini rumah siapa?”
“Ayolah mbah, kita turun dulu,” kata Suni membujuk simbah untuk turun.
Simbah akhirnya turun, Suni menuntunnya masuk lalu simbah menjadi terheran-heran ketika melihat almari bambu seperti miliknya tapi warnanya berbeda.
“Ini.. mirip punya simbah bukan?” tanya simbah
“Iya, memang mirip punya simbah. Lha memang ini punya simbah.”
“Kok jadi bagus, pakai di cat coklat seperti pelitur.”
“Itu yang memperbaiki bapaknya Thole, yang ngecat juga bapaknya Thole.”
Simbah mengerutkan dahinya.
“Sini mbah, duduk dulu disini,” kata Darman sambil menarik tangan simbah diajaknya duduk.
“Aku kok bingung.. Lha itu kan juga punya aku, tempat aku tidur, kok jadi bagus.”
“Semua itu yang membuat bapaknya thole.”
“Mengapa barang-barang aku ada disini?”
“Kan aku sudah bilang kalau gubugnya simbah roboh, lalu oleh yang punya dirobohin sekalian. Sekarang simbah tinggal disini. Barang-barang simbah ada disini, itu kamarnya simbah, itu kamarnya mbak Indri..” terang Darman lagi.
“Dengar ya Man, aku tidak mau tinggal disini. Aku mana kuat bayar sewa rumah sebagus ini, dipinggir jalan pula. Dan jangan bilang kamu yang akan membayar, aku tidak mau,” kata simbah dengan wajah merengut.
“Siapa bilang saya akan membayar sewa rumah ini?”
Seseorang tiba-tiba datang, laki-laki tua dermawan dengan membawa tongkatnya.
“Ini, tuan dermawan .. ya ampuun, mengapa tahu tempat ini juga?”
“Karena ini rumah aku.”
“Ini rumah tuan?” kata simbah sambil berdiri.
“Hei, kembalilah duduk. Rumah ini aku berikan untuk simbah.”
“Apa? Jangan keterlaluan tuan, saya ini kan…” tiba-tiba simbah yang keras kepala tak mampu menahan turunnya air mata. Ia menangis tersedu-sedu.
“mBah, kenapa menangis?”
“Selama hidup saya, baru dua kali ini saya menangis. Pertama ketika ditinggal mati suami saya, kedua ya sekarang ini, mendengar perkataan yang membuat saya sedih.”
“Mengapa sedih ?”
“Saya menjadi beban… saya tdak suka.”
“mBah, kamu tidak membebebani siapapun. Ini kemauan aku, bukan kemauan kamu. Aku ingin kamu tinggal disini, menikmati sisa hidup kamu.”
“Apa pak dermawan juga akan memberi makan saya setiap hari?” kata simbah dengan wajah keruh.”
“Tidak, kamu boleh cari uang dengan cara kamu sendiri.”
“Masa rumah begini bagus akan saya pakai untuk tempat barang rongsokan?”
“Hahaaa.. apa mencari uang hanya dengan cara memulung setiap hari? Banyak cara. Indri.. coba katakan rencana kamu. Bukankah kamu yang akan menemani simbah disini ?” kata pak Murti kepada Indri.
“mBah, simbah kan punya uang, yang simbah bungkus dengan selendang itu?”
“Maksudmu kita akan makan setiap hari dengan uang itu?”
“Tidak, aku akan memakai uang ini untuk membeli beras, minyak, gula, sabun..mm apa lagi ya.. lalu aku tata disitu dan dijual.”
Simbah menatap Indri dengan mata tuanya. Indri tersenyum dan mengangguk-angguk.
“Keuntungan dari kita berjualan nantilah yang bisa kita pakai untuk makan.”
Simbah yang tadinya berdiri kemudian jatuh terduduk dikursinya semula.
“mBah, ide mbak Indri sangat bagus bukan ?” kata Suni ikut menimpali.
“Kalau simbah setuju, sekarang juga saya sama Suni akan belanja semua itu, dan mulai besok simbah bisa berjualan,” kata Darman yang kemudian menarik tangan Suni agar mengikutinya.
“Heiii.. uangnya masih dibawa Indri..”
“Ini, sudah diberikan semua sama saya mbah,” kata Suni yang sudah sepakat sama suaminya akan membelanjakan dagangan yang lengkap untuk simbah, tanpa harus bilang berapa banyak tambahan uang yang nanti akan dipergunakan untuk membeli barang dagangan yang lebih pantas dipajang.
Setelah melalui perayuan yang sangat alot, akhirnya simbah setuju. Sambil kembali menangis ia mengantarkan pak Murti yang mau pulang, sampai kedekat mobilnya.
“Ini tangis kamu yang ke tiga?” goda pak Murti sambil bersiap masuk kedalam, sementara simbah masih sibuk mengusap air matanya dengan lengan bajunya.
“Bapak dermawan, besok kalau bapak sudah berada di sorga, jangan lupa ajak saya agar ikut bersama bapak ya?”
“Hahahahhh… bicara apa kamu itu mbah? Siapa tahu aku akan masuk sorga atau neraka? Yang harus kita lakukan hanyalah kebaikan, nanti masalah sorga atau neraka itu Allah yang menentukan.”
“Iya benar, tapi banyak kebaikan bapak lakukan.. jadi..”
“Sudah, aku hanya melakukan yang orang lain juga pasti melakukannya. Jaga warungnya baik-baik ya. Oh ya, aku lupa bilang, nanti akan ada orang mengirim etalase kemari. Jangan protes ya.”
“Etalase itu apa?”
“Itu seperti almari, dari kaca untuk tempat atau wadah dagangan kamu. Sudah, aku pergi ya,” kata pak Murti sambil naik kedalam mobilnya, lalu menyuruh sang sopir menuju pulang, dengan rasa puas. Apa yang diinginkannya tentang pemulung tua itu sudah terlaksana.
Ia juga ingin segera pulang agar bisa segera menemani Yessyta yang sedang hamil muda.
***
Hari terus berlalu, setahun sudah lewat, tangan Indri sudah bisa melakukan apapun dengan baik, walau masih kelihatan ada cacat sedikit disekitar pergelangan tangan itu. Thole yang sdah bersedia masuk kembali sekolah, setiap hari ada dirumah simbah, menemani bersih-bersih dan belajar dengan rajin setiap malamnya. Warung kecil simbah juga berjalan dengan sangat memuaskan, membuat simbah sangat bersemangat.
Hari itu simbah sangat terkejut, ketika tiba-tiba Thole pulang sekolah sambil berteriak.
“Simbah, aku berhasil menelan matahari..!!”
“Apa maksudmu ?”
“Aku berusaha sekuat tenaga, dan aku naik ke kelas tiga.”
“Hebat Hanoman kecilku..”
“Dan aku juga juara kelas mbah !”
“Luar biasa… simbah bangga sama kamu.”
“Semangat ya Le, tapi mengapa tadi kamu bilang berhasil menelan matahari?” tanya Indri.
“Nanti aku akan bercerita sama bu Indri, sekarang aku mau ganti baju dulu,” kata Thole sambil berlari masuk ke dalam rumah.
“Apa sih maksudnya anak itu?” tanya Indri yang tidak tahu tentang dongengan simbah saat Thole enggan melanjutkan sekolah.
“Bukankah Thole sudah berjanji akan bercerita nanti sama kamu?” kata simbah sambil tersenyum.
Ketika itu pasangan suami isteri datang berboncengan sepeda motornya, dengan dua orang anak kecilnya. Yang besar duduk di depan , yang kecil dipangku sama ibunya.
Entah bagaimana si kecil yang berumur setahunan lebih tiba-tiba tiba turun dari gendongan sang ibu, dan berlari kecil memasuki warung simbah.
Tentu saja sang ibu berteriak khawatir.
“Nugiiiiii!!”
***
Besok lagi ya
Gasik
ReplyDeleteBangeeet jeng..
DeleteMatur nuwun Mbak Tien.
DeleteSalam ADUHAI mas Yowa
DeleteADUHAI jeng Niel
DeleteYah.....telat dech.
DeleteKemarin sdh gasik...ini lebih gasik lagi...matur nuwun bu Tien...salam SEROJA penuh makna dan ADUHAI selalu.
Sahabat yang mau RENJANA CINTA yang semalam saya tayangkan di WAG PCTK, japri ya.
Sekarang saya mau baca dulu MCYT_45, sambil koreksi dan edit, serahkan kembali ke bu Tien. Jangan share yang salah-2 dong, kasihan bu Tien.
Matur nuwun mbak Tien
DeleteAlhamdulillah MCYT45 tayang salam sehat dan aduhai untuk Bu Tien semoga Allah SWT selalu melindungi dan menganugerahi kesehatan pada Bu Tien ...Aamiin YRA.🙏🙏🙏
DeleteLembar koreksi ;
Delete1. Kamu tahu, "Hanomah" itu adalah putera Bathara Surya.
# Kamu tahu, "Hanoman" itu adalah putera Bathara Surya. #
2. “Semua itu yang membuat bapaknya "thole".”
# “Semua itu yang membuat bapaknya "Thole.” #
3. “Saya menjadi beban… saya "tdak" suka.”
# “Saya menjadi beban… saya "tidak" suka.” #
4. “mBah, kamu tidak "membebebani" siapapun.
# “mBah, kamu tidak "membebani" siapapun. #
5. .....kata simbah dengan wajah keruh.”
#.....kata simbah dengan wajah keruh. (seharusnya tdk pakai tanda kutip diblkg keruh)
6. “Tidak, aku akan "memmakai" uang ini untuk membeli beras, minyak, gula,....
# “Tidak, aku akan "memakai" uang ini untuk membeli beras, minyak, gula,..... #
7. “Iya benar, tapi banyak kebaikan bapak lakukan.. jadi..”
# “Iya benar, tapi banyak kebaikan "yang telah" bapak lakukan.. jadi..”
8. Thole yang sdah bersedia masuk kembali sekolah,......
# Thole yang "sudah" bersedia masuk kembali sekolah,..... #
9. “Bukankah "thole" sudah berjanji akan bercerita nanti sama kamu?”
# “Bukankah "Thole" sudah berjanji akan bercerita nanti sama kamu?”
10. ....setahunan lebih "tiba-tiba tiba" turun dari gendongan sang ibu, dan berlari kecil memasuki warung simbah.
# ....setahunan lebih "tiba-tiba" turun dari gendongan sang ibu, dan berlari kecil memasuki warung simbah.
Sampun bu, kesalahan kecil-2
Ada satu perubaha kalimat tamvah "yang telah"....
Alhamdulillah MCYT~45 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien semoga tetap sehat nggih..🙏🙏🙏
DeleteHadiiiiir, Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏🙏
DeleteRintoooooo
DeleteADUHAI deh
Nggih, pa Djodhi
DeleteMas kakek.. ok deh
DeletePak Indrianto, ADUHAI
DeleteTerima kasih MCYT 45 nya sudah tayang, semoga Bu Tien selalu sehat.
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI jeng Nani
DeleteAlhamdulillah... semoga Ibu Tien semakin sehat, semakin A D U H A I
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAlhamdulillah... Sehat selalu bunda Tien.. Salam dari Gawok
DeleteBunda Tien... Kliru bisa😇
DeleteSwissti Buana ?
DeleteAlhamdulillah, semoga bunda Tien sehat selalu
ReplyDeleteADUHAI IBU wahyu
DeletePuji Tuhan Jeng sehat bisa nunulnunul
ReplyDeleteHo oh mbak Yanik.
DeleteADUHAI
Seneng banget klo tayangnya jam segini
ReplyDeleteAku juga seneng jeng Laksmie
DeletePuji Gusti....
DeleteMb Tien sampun dhangan saestu .
Aduhai ...salam sayang saking malang mbak
Alhamdulillah.. Semoga ibu Tien selalu pinaringan sehat. Aamiin YRA.
ReplyDeleteADUHAI pak Samiadi
DeleteAlhamdulillah....tayang lagi, selalu sehat ibu Tien, salam Aduhai dari semarang
ReplyDeleteSalam ADUHAI IBU Noor
DeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteSehat nggih Mbak Tien.
Salam Aduhai dari Jatiasih Pondok Gede.
Selamat malam mbakayu Tien....
DeleteSalam sehat, terimakasih sdh tayang, ditambah bonus crita wayang, top dah 👍😘
Top dan ADUHAI jeng Nunuk
DeleteADUHAI jeng Susi
ReplyDeleteAlhamdulillah....MCYT45 sudah tanyang
ReplyDeleteSehat selalu mb Tien ...salam aduhai
Salam ADUHAI jeng Atiek
DeleteAlhamdulillah MCYT 45 dah tayang,gasik banget. Trimakasih bunda Tien.
ReplyDeleteSelamat mbak Triniel juara 1
ADUHAI jeng Wiwik
DeleteGeng ndalu Bu Tien ...🤝
ReplyDeleteSalam Aduhai .....
ReplyDeleteMoga Ibu sll Sehat
Aamiin dan ADUHAI pak Wiyoto
DeleteAlhamdulillah MCYT 45 sudah tayang
ReplyDeleteYerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai...
Salam ADUHAI ibu Salamah
DeleteTerima kasih Ibu , MCYT 45 udah tayang lagi, semoga ibu Tien selalu sehat dan selalu bisa menghibur kami , salam sehat n aduhai dr kota Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 45 dah tayang,gasik banget. Trimakasih bunda Tien.
ReplyDeleteSami2 ibu Moendjiati
DeletePuji Tuhan sudah tayang MCYT 45,terimakasih Bu Tien. Selamat malam & sehat selalu.
ReplyDeleteSalam dari Tangerang.🙏
ADUHAI ibu Yuni
DeleteAlhamdulillah tayang gasik
ReplyDeleteSehat selalu ya ibu Tien
Maksih cerbung nya..
Salam.ADUHAI Putri
DeleteAlhamdulillah mb Tien semakin semangat dan sehat teruuss
ReplyDeleteSalam sehat sll ADUHAI sekali mb Tien 🙏
ADUHAI Yangtie
DeleteAlhamdulillah sdh tayang gasik , terima kasih bu tien semoga sehat walafiat selalu dlm lindungan Alloh SWT... Aamiin YRA....
ReplyDeleteSelamat malam mbakayu Tien, terimakasih MCYT sudah tayang, semoga selalu sehat dan bahagia 😘
ReplyDeleteMalam ibu Nunuk
ReplyDeleteADUHAI
Aku tahu, yang gede itu .. anaknya indri. Ah, bu Tien ... pintar menjalin cerita ... (trie - surabaya)
ReplyDeleteAku juga tahu Trie
DeleteSenangnya MCYT 45 sudah tayang...
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien...
Salam sehat dan aduhaiii....
ADUHAI Alfes
DeleteAlhamdulillah .... terima kasih bu tien
ReplyDeleteSemoga bu tien semakin sehat2
Salam aduhai selalu
ADUHAI pak Arif
DeleteCerita inspiratif.... Hanoman. Matur nuwun.. Mbak Tien... Alhamdulillah...mbak tien sdh berkarya lagi semoga semakin sehat...
ReplyDeleteADUHAI jeng Nanik
DeleteAlhamdulillah tayang risik.
ReplyDeleteMatur nuwun Bunda Tien
Salam sehat, dan ADUHAI.
Makasih bu Tin...salam aduhai...smg sehat terus.
ReplyDeleteSalam ADUHSI ibu Herlin
DeleteMakasih Bunda.
ReplyDeleteSalam dari kami berdua.
Sehat selalu dan tetap semangat.Monggo istirahat Bunda
Salam ADUHAI mas Bambang
DeleteMaturnuwun kisah Hanomannya Bunda.salam sehat yang terAduhai
ReplyDeleteSalam Hanoman yang ADUJAI pak Harry
DeleteAlhamdulillah sudah tayang, salam sehat bu Tien semoga diberi kemudahan dan kelancaran dalan menjalankan aktifitas sehari-hari. Memberikan cerita yg selalu ditunggu-tunggu penggemar…. Semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya….sungguh Aduhai….
ReplyDeleteSalam ADUHAINW KG
Deleteapa tuh
Ealah aku lagi ngerti tenan nek Anoman Si Kethek Putih bisa menelan Matahari.
ReplyDeleteAnoman memang sekti mondroguna..
Salam ADUHAI saking Klaten ,nuwun.
Hahaa.. nonton wayang yuk jeng Isti
DeleteAlhamdulillah,matur nuwun Bu Tien ..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin
ReplyDeleteAamiin. ADUHAI jeng Rini
DeleteAlhmdulilllh... lagi lagi, kebahagiaan demi kebahagian terlukis d part yg dinnty... apkh Nuggi adalh Anugrah?
ReplyDeleteTerima kasih Mbu Tien... sehat² sllu bersma keluarga....
Tebakan yuk.. pak Zimi
ReplyDeleteMatursuwun Bu Tien utk MCYT 45nya. Salam sehat dan ADUHAI selalu
ReplyDeleteADUHAI selalu Yacinta
DeleteAlhamdulillah....maturnuwun bunda Tien...salam sehat n aduhai💖💖💖
ReplyDeleteADUHAI Niquee
DeleteMatur nuwun mbak Tienku, mcyt 45 sudah tayang.
ReplyDeleteTinggal sedikit lagi , kebaikan orang" baik dituntaskan.
Setia menunggu cerita selanjutnya dengan sabar.
Salam sehat untuk mbak Tien Kumalasari, dari Sragentina selalu Aduhai.
Selalu ADUHAI mas Latief
DeletePuji Tuhan bu Tien sdh sehat kembali...
ReplyDeleteTerima kasih kami senang bisa menikmati kmbli karya bu Tien, namun kami lbh senang lagi bila bu Tien selalu sehat.
Bnyk istirahat dulu ya bu, smp bener² pulih,doa kami agar panjenengan selalu diparingi sehat, amin!
Aamiin
DeleteTerimakasih Rery
Terima kasih Mbak Tien , MCYT sdh tayang lagi ... Smg sehat n happy sll ... Salam SEROJA & ADUHAI .
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI jeng Enny
DeleteMakasih mba Tien . Sehat selalu mba.
ReplyDeleteSalam hangat dan aduhai.
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah wilujeng rahayu sedoyonipun ...
Kalis hing rubedo
Aamiin wo..
DeleteMatur nuwun
Alhamdulilah sdh membaca MCYT 45 makasih bu Tien sehat sell
ReplyDeleteSalam sehat dr Makassar
Salam ADUHAI Nuraida
DeleteAlhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Salam ADUHAI pak Wedeye
DeleteTerima kasih Bunda cantik salam sehat selalu Amin 🙏
ReplyDeleteMaturnuwun mbak Tien mcyt45nya..
ReplyDeleteSemoga mbak Tien sehat selalu..
Salam sehat dan aduhai..🙏🥰⚘
Puji Tuhan ibu Tien sdh sehat, semangat dan produktip shg MCYT 45 hadir apik lagi gasik sangat memuaskan kami para penggandrungnya.
ReplyDeleteLuar biasa kasih dan kepedulian kel bpk Murti kpd sesama, terutama kpd orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD) seperti simbah dan Indri. Upahmu besar di surga.
Anak kecil yg datang mungkin anak Indri...
Monggo ibu Tien dilanjut aja. Matur nuwun berkah Dalem.
Salam ADUHAI...
ADUHAI, jeng Yustinhar
DeleteKagum dgn Eyang Habi...
ReplyDeleteLuar biasa jeli, teliti dan peduli...
Alhamdulillah Bu Tien udah segar kembali... Terimakasih ibu...
ReplyDeleteADUHAI, IBU Hestri
DeleteAlhamdulilah sptnya mb Tien sdh lbh sehat... Simbah dan Indri juga sdh sehat... Apakah yg berlari itu Nugi alias Anugerah anak Indri dg Anto? Akankah Anto mengijinkan Indri merawatnya? Hanya mb Tien yg tahu kmn cerita ini akan dibw🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun mb Tien, ......
Mugi tansah pinaringan sehat dan salam ADUHAY.
Aamiin Pudya
DeleteADUHAI
Alhamdulillah Bunda sudah berkarya lg,terima kasih Bunda Tien,,semoga Bunda sehat selalu Aamiin YRA
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI ibu Wiwin
Alhamdulilah MCYT 45 sudah hadir. Semoga Bunda Tien sehat selalu . Karya2 Bunda selalu membuat rindu....
ReplyDeleteApalagi kelanjutan MCYT ini selalu kutunggu. Matur nuwun Bunda Tien, salam sehat, selalu semangat n ADUHAI.
ADUJAI ibu Rochmah
DeleteAlhamdulillah....semoga terus sehat...
ReplyDeleteSalam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿
Alhamdulillah...semoga terus sehat
ReplyDeleteSalam sehat penuh semangat dari Rewwin ...🌿
Aamiin, cak.
DeleteAlhamdulillah mbak Tien, sehat2 selalu njih, semangat, Sy tetap panggil mbak njih, g beda lebih dari 5 th
ReplyDeleteMangga jeng Ninik
ReplyDeleteADUHAI..
Salam sehat sejahtera bu Tien..
ReplyDeleteTerimakasih MCYT nya...
Salam Hanoman
Siapa niih
ReplyDeleteHanoman katanya Bu.. 😀😀😀
DeleteHohooo... jeng Triniel pinter
DeleteAssalamualaikum wr wb. Alhamdulillah Bu Tien semakin sehat dan semoga bersama para pembaca setia, senantiasa dlm lindungan Allah Swt. Aamiin
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien ceritanya semakin menarik untuk di tunggu lanjutannya...siapa Nugi, mungkinkan itu anak Indri, kita tunggu apa yg akan diceritakan Bu Tien. Salam sehat dari Pondok Gede kagem Bu Tien dan para penggemar....
Aamiin dan
DeleteADUHAI pak Mashudi
Alhamdulillah, semoga Bu Tien sehat selalu....Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah, maturnuwun bu tien 🙏,sehat sll.. semangat 💪
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien ...sehat selalu...
ReplyDeleteKakek Habi Bandung saya mau Renjana Cintanya tapi tidak tahu cara japrinya....terima kasih...
ReplyDeleteSepertinya Nugiii itu anaknya Indri ya... he he he ini hanya nebak aja lhoo..
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 45 hadir,, matur nuwun bu Tien,,
Mengaharukan,,, Simbah takluk juga
Sehat wal'afiat semua ya bu Tien
Salam ADUHAAII 🤗🙏🌹
Baarakallahu fiikum
Alhamdulillah bu Tien sudah sehat sehingga dapat meneruskan cerita MCYT 45 yang sempat terrhenti. Banyak pelajaran berharga yang bu Tien berikan lewat tokoh yang diceritakan baik p.Murti, Yessyta, Gunawan, Suni, Indri, simbah, dan semua tokoh dalam MCYT. Sepertinya anak kecil yang namanya Nugi adalah anak Indri sehingga Indro bisa ketemu anaknya yang sudah diserahkan ke suaminya dulu..aamiin. Episode akhir alhir ini sangat menyentuh..aduhai
ReplyDeleteAlhamdullilah.. Pgiimbak Tien.. Sehaty.. Sy sdh bs menikmati cerbung mcyt lgi.. Smgmbak Tien sehat selamanya.. Slmseroja dan aduhai unk mbak Tien dri sukabumi🥰🥰
ReplyDeleteAamiin Farida
DeleteMksh bu tien...sehat selalu njih bu.
ReplyDeleteAnak kecil yg lari2 itu apa anak nya anto ya...
Tungguin nanti ya Eko
DeleteSepertinya yang datang ketemu Indri ini Anto dan Bu Anis sedangkan anak kecil yang di panggil Nugi adalah Anugerah anaknya Anto dan Indri nama panggilannya Nugi.Semoga saja gak salah njih Bu Tien...??? wah jan ADUHAI tenan nih cerita.
ReplyDeleteADUHAI pak Indrianto
DeleteAlhamdulillah Bu Tien sudah sehat kembali...
ReplyDeleteKlo yg saya tahu...Hanoman, Bimasena/Werkudoro ada kaitannya dengan Bathara Bayu/Angin dg ciri pakaian kotak² hitam-putih. Adipati Karna titisan Bathara Surya, Arjuna titisan Bathara Indra dlsb.... Maaf klo saya keliru... Salam Seroja dari Pamulang
ADUHAI pak Gembong
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien , smoga bu Tien sekeluarga sllu sehat2.
ReplyDeleteAlhamdulillah ,baru baca. Dan salam sehat bu Tien dan salam aduhai..MCYT 45 dah tayang hi hi hi hi..sippp
ReplyDeleteSelamat malam bu Tien...
ReplyDeleteSelamat malam sahabat-2 penggemar cerbung Tien Kumalasari, dalam SEROJA. Karena dua kali ketinggalan kereta terlambat menyongsong kehadiran Yessyta yang tayang "GASIK", mska sekarang nengok ... ternyata blm tayang.....