Friday, August 6, 2021

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 45

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK   45

(Tien Kumalasari)

 Thole menarik kursinya agak maju kedepan. Sudah sering ketika saat senggang, dan kebetulan simbah belum tidur,  simbah mendongeng untuk Thole. Thole yang sudah tak lagi memiliki ibu, merasa bahwa simbah adalah keluarganya. Tapi selama Indri ada disana memang Thole belum pernah kegubug simbah. Mungkin sungkan atau malu, entahlah.

“Gimana cerita Hanomannya mbah ?” tanya Thole ketika simbah masih saja diam.

“Sebentar, simbah masih mengingat-ingat. Itu, ada roti yang kemarin dibawakan kerabat simbah dari kampung, kamu menunggui cerita simbah sambil makan roti itu gih.”

“Nanti saja mbah, tadi kan Thole sudah mengambil.”

“Baiklah, simbah akan mendongeng, sedikit saja dari dongeng yang sebenarnya panjang. Ini tentang Prabu Rama yang isterinya diculik Rahwana ke negara Alengka.”

“Wah. seru mbah.. apakah isterinya bernama Dewi Sinta?” sela Thole.

Simbah mengangguk senang karena Thole mengerti sedikit tentang apa yang akan dikatakannya.

“Ketika itu Sang Prabu ingin memberikan cincinnya kepada isterinya yang berada jauh diseberang lautan. Jaman dulu belum ada kendaraan apapun kalau kita mau kemana-mana. Harus berjalan kaki atau berkuda. Nah, kalau menyeberang lautan kan susah sekali tuh. Nah, negeri Alengka itu sangat jauh, tidak bisa dijalani dalam sehari dua hari, bahkan sebulan, saking jauhnya. Tapi sang Prabu ingin agar cincinnya bisa segera tersampaikan kepada sang isteri yang sangat dicintainya. Lalu sang Prabu mengadakan sayembara, siapa yang paling cepat bisa mengantarkan cincin itu kepada Dewi Sinta, maka dialah yang akan menjadi duta.

Duta itu utusan, dan adalah sebuah kebanggaan kalau seorang kawula bisa menjadi duta bagi rajanya. Tapi ternyata ada dua orang yang berani maju sebagai utusan, dia adalah Hanoman dan Anggada.”

“Sang Prabu, hamba bisa menyampaikan cincin paduka dan kembali hanya dalam waktu seminggu,” kata Anggada dengan bangganya.

“Hamba akan kembali dalam lima hari, sang Prabu,” tutur Hanoman tak mau kalah.

“Hamba akan kembali dalam dua hari,” kata Anggada dengan perasaan bangga karena akan bisa menjalankan tugas seberat itu hanya dalam dua hari.

Keduanya adalah putera raja kera yang amat sakti. Semua yang hadir yakin bahwa Anggada lah yang nanti akan menang.

Namun tanpa terduga, Hanoman maju beberapa depa dan bersembah.

“Sang Prabu, hamba akan kembali hanya dalam sehari.”

Sang Prabu Rama menatap Hanoman tak percaya. Bahkan tak seorangpun yang hadir disana waktu itu mempercayai apa yang dikatakan Hanoman. Kera putih itu pasti hanya membual.

“Benarkah kamu akan membawa cincin ini dan kembali dalam sehari?”

“Hamba akan berhasil, sang Prabu.”

Singkat kata, sang prabu memberikan cincin yang akan dibawa Hanoman untuk diberikan kepada Dewi Sinta.

“Bagaimana Hanoman bisa melakukannya ya mbah? Terbang seperti angin?”

“Tidak, Alengka sangat jauh. Terbang seperti angin tidak akan sampai dalam sehari. Kamu tahu, Hanoman itu adalah putera Bathara Surya. Bathara Surya itu   rajanya matahari. Maka Hanoman kemudian naik ke angkasa, lalu ditelannya matahari.”

“Haaa.. alangkah panasnya..” teriak Thole.

Hanoman bukan sembarang kera, dia amat sakti. Nah, setelah matahari ditelannya, maka dunia menjadi gelap gulita. Orang-orang menganggapnya hari sudah malam. Lalu Hanoman berlari secepat kilat, bahkan melompati lautan dan sampailah dia di negeri Alengka.

“Bertemu Dewi Sinta? Dan hari masih tetap malam?”

“Benar, bertemu dengan Dewi Sinta dan memberikan cincin itu dengan selamat. Banyak rintangan, dalam upaya bertemu Dewi Sinta itu, tapi dia berhasil melampauinya. Setelah cincin diberikan, maka kembalilah dia ke hadapan Sang prabu Rama. Dia muntahkan kembali matahari sehingga dunia kembali benderang seperti siang.”

“Haaa… jadi mereka mengira Hanoman bisa melakukan tugasnya hanya dalam sehari   bukan?”

“Benar.”

“Itu curang kan mbah?”

“Bukan. Sebuah keinginan harus ada akal dan perjuangan yang dilakukan.”

“Luar biasa..”

“Apa yang bisa kamu tangkap dari cerita simbah yang singkat ini ? Simbah bukan sekedar  mendongeng. Ada yang bisa kamu pethik dari dongeng ini.”

Thole diam, dia sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan simbah.

“Ini ada hubungannya dengan keinginan simbah agar kamu mau melanjutkan sekolah kamu,” kata simbah.

“Ooh…”

“Kamu menemukan sesuatu?”

“Bahwa aku harus menelan matahari ?”

“Itu hanya sebuah cerita wayang. Kamu takut berteman dengan anak-anak yang lebih kecil, kamu merasa bahwa kamu pasti akan menjadi yang paling bodoh karena sudah lupa semua pelajaran sekolahmu. Iya kan?”

“Benar mbah.”

“Jadilah seperti Hanoman, ada cara supaya kamu bisa. Tidak perlu kamu harus menelan matahari atau rembulan, tapi kamu bisa berusaha. Belajar lebih rajin dengan tekat yang kuat.”

Thole diam, mulai dia mengerti.

“Mengapa simbah ingin agar kamu sekolah? Kalau kamu tidak sekolah, maka kelak kamu hanya akan bisa seperti bapak kamu, menarik becak, atau menjadi pemulung seperti simbah untuk mengais rupiah demi rupiah dan itu melelahkan. Sudah lelah, uangnya sedikit. Tapi kalau kamu berpendidikan, kamu akan bisa meraih pekerjaan yang lebih bagus.” Thole  mulai mengangguk-angguk.

“Raihlah cita-cita setinggi langit.”

Tiba-tiba Thole menundukkan wajahnya dengan sedih. Dulu bapaknya memintanya berhenti sekolah karena tak kuat membiayai sekolahnya. Bayar sekolah, beli buku-buku, beli seragam, sepatu.. lalu menitiklah air mata Thole.

“Mengapa kamu menangis?”

“Mana mungkin bapak bisa menyekolahkan saya?”

“Kamu tahu Darman?”

“Yang anaknya simbah?”

“Dia bukan anak simbah, dia cucu keponakan simbah. Dia sanggup menyekolahkan kamu, dia sudah bilang begitu sama simbah.”

***

Tiga hari berikutnya simbah boleh pulang, bersamaan dengan Indri yang juga diperbolehkan rawat jalan. Darman menjemput mereka, dan simbah sangat terkejut ketika Darman berhenti disebuah ruko yang tertata rapi.

“Mengapa mampir-mampir di sini segala Man, aku ingin segera pulang.”

“Ini simbah sudah pulang.”

“Pulang bagaimana maksudmu?”

“Simbah tahu tidak? Rumah simbah sudah roboh.”

“Apa katamu? Kalau roboh kan bisa diperbaiki? Indri, uangku masih ada kan?”

“Ada mbah, ini, aku bawa.”

“Apa itu tidak cukup untuk memperbaiki yang roboh? Dibagian mana yang roboh?”

“Begini saja, Suni, bantu simbah turun. Nanti kami akan cerita didalam.”

“Ini rumah siapa?”

“Ayolah mbah, kita turun dulu,” kata Suni membujuk simbah untuk turun.

Simbah akhirnya turun, Suni menuntunnya masuk lalu simbah menjadi terheran-heran ketika melihat almari bambu seperti miliknya tapi warnanya berbeda.

“Ini.. mirip punya simbah bukan?” tanya simbah

“Iya, memang mirip punya simbah. Lha memang ini punya simbah.”

“Kok jadi bagus, pakai di cat coklat seperti pelitur.”

“Itu yang memperbaiki bapaknya Thole, yang ngecat juga bapaknya Thole.”

Simbah mengerutkan dahinya.

“Sini mbah, duduk dulu disini,” kata Darman sambil menarik tangan simbah diajaknya duduk.

“Aku kok bingung.. Lha itu kan juga punya aku, tempat aku tidur, kok jadi bagus.”

“Semua itu yang membuat bapaknya thole.”

“Mengapa barang-barang aku ada disini?”

“Kan aku sudah bilang kalau gubugnya simbah roboh, lalu oleh yang punya dirobohin sekalian. Sekarang simbah tinggal disini. Barang-barang simbah ada disini, itu kamarnya simbah, itu kamarnya mbak Indri..” terang Darman lagi.

“Dengar ya Man, aku tidak mau tinggal disini. Aku mana kuat bayar sewa rumah sebagus ini, dipinggir jalan pula. Dan jangan bilang kamu yang akan membayar, aku tidak mau,” kata simbah dengan wajah merengut.

“Siapa bilang saya akan membayar sewa rumah ini?”

Seseorang tiba-tiba datang, laki-laki tua dermawan dengan membawa tongkatnya.

“Ini, tuan dermawan .. ya ampuun, mengapa tahu tempat ini juga?”

“Karena ini rumah aku.”

“Ini rumah tuan?” kata simbah sambil berdiri.

“Hei, kembalilah duduk. Rumah ini aku berikan untuk simbah.”

“Apa? Jangan keterlaluan tuan, saya ini kan…” tiba-tiba simbah yang keras kepala tak mampu menahan turunnya air mata. Ia menangis tersedu-sedu.

“mBah, kenapa menangis?”

“Selama hidup saya, baru dua kali ini saya menangis. Pertama ketika ditinggal mati suami saya, kedua ya sekarang ini, mendengar perkataan yang membuat saya sedih.”

“Mengapa sedih ?”

“Saya menjadi beban… saya tdak suka.”

“mBah, kamu tidak membebebani siapapun. Ini kemauan aku, bukan kemauan kamu. Aku ingin kamu tinggal disini, menikmati sisa hidup kamu.”

“Apa pak dermawan juga akan memberi makan saya setiap hari?” kata simbah dengan wajah keruh.”

“Tidak, kamu boleh cari uang dengan cara kamu sendiri.”

“Masa rumah begini bagus akan saya pakai untuk tempat barang rongsokan?”

“Hahaaa.. apa mencari uang hanya dengan cara memulung setiap hari? Banyak cara. Indri.. coba katakan rencana kamu. Bukankah kamu yang akan menemani simbah disini ?” kata pak Murti kepada Indri.

“mBah, simbah kan punya uang, yang simbah bungkus dengan selendang itu?”

“Maksudmu kita akan makan setiap hari dengan uang itu?”

“Tidak, aku akan memakai uang ini untuk membeli beras, minyak, gula, sabun..mm apa lagi ya.. lalu aku tata disitu dan dijual.”

Simbah menatap Indri dengan mata tuanya. Indri tersenyum dan mengangguk-angguk.

“Keuntungan dari kita berjualan nantilah yang bisa kita pakai untuk makan.”

Simbah yang tadinya berdiri kemudian jatuh terduduk dikursinya semula.

“mBah, ide mbak Indri sangat bagus bukan ?” kata Suni ikut menimpali.

“Kalau simbah setuju, sekarang juga saya sama Suni akan belanja semua itu, dan mulai besok simbah bisa berjualan,” kata Darman yang kemudian menarik tangan Suni agar mengikutinya.

“Heiii.. uangnya masih dibawa Indri..”

“Ini, sudah diberikan semua sama saya mbah,” kata Suni yang sudah sepakat sama suaminya akan membelanjakan dagangan yang lengkap untuk simbah, tanpa harus bilang berapa banyak tambahan uang yang nanti akan dipergunakan untuk membeli barang dagangan yang lebih pantas dipajang.

Setelah melalui perayuan yang sangat alot, akhirnya simbah setuju.  Sambil kembali menangis ia mengantarkan pak Murti yang mau pulang, sampai kedekat mobilnya.

“Ini tangis kamu yang ke tiga?” goda pak Murti sambil bersiap masuk kedalam, sementara simbah masih sibuk mengusap air matanya dengan lengan bajunya.

“Bapak dermawan, besok kalau bapak sudah berada di sorga, jangan lupa ajak saya agar ikut bersama bapak ya?”

“Hahahahhh… bicara apa kamu itu mbah? Siapa tahu aku akan masuk sorga atau neraka? Yang harus kita lakukan hanyalah kebaikan, nanti masalah sorga atau neraka itu Allah yang menentukan.”

“Iya benar, tapi banyak kebaikan bapak lakukan.. jadi..”

“Sudah, aku hanya melakukan yang orang lain juga pasti melakukannya. Jaga warungnya baik-baik ya. Oh ya, aku lupa bilang, nanti akan ada orang mengirim etalase kemari. Jangan protes ya.”

“Etalase itu apa?”

“Itu seperti almari, dari kaca untuk tempat atau wadah dagangan kamu. Sudah, aku pergi ya,” kata pak Murti sambil naik kedalam mobilnya, lalu menyuruh sang sopir menuju pulang, dengan rasa puas. Apa yang diinginkannya tentang pemulung tua itu sudah terlaksana.

Ia juga ingin segera pulang agar bisa segera menemani Yessyta yang sedang hamil muda.

***

Hari terus berlalu, setahun sudah lewat, tangan Indri sudah bisa melakukan apapun dengan baik, walau masih kelihatan ada cacat sedikit disekitar pergelangan tangan itu. Thole yang sdah bersedia masuk kembali sekolah, setiap hari ada dirumah simbah, menemani bersih-bersih dan belajar dengan rajin setiap malamnya. Warung kecil simbah juga berjalan dengan sangat memuaskan, membuat simbah sangat bersemangat.

Hari itu simbah sangat terkejut, ketika tiba-tiba Thole pulang sekolah sambil berteriak.

“Simbah, aku berhasil menelan matahari..!!”

“Apa maksudmu ?”

“Aku berusaha sekuat tenaga, dan aku naik ke kelas tiga.”

“Hebat Hanoman kecilku..”

“Dan aku juga juara kelas mbah !”

“Luar biasa… simbah bangga sama kamu.”

“Semangat ya Le, tapi mengapa tadi kamu bilang berhasil menelan matahari?” tanya Indri.

“Nanti aku akan bercerita sama bu Indri, sekarang aku mau ganti baju dulu,” kata Thole sambil berlari masuk ke dalam rumah.

“Apa sih maksudnya anak itu?” tanya Indri yang tidak tahu tentang dongengan simbah saat Thole enggan melanjutkan sekolah.

“Bukankah Thole sudah berjanji akan bercerita nanti sama kamu?” kata simbah sambil tersenyum.

Ketika itu pasangan suami isteri datang berboncengan sepeda motornya, dengan dua orang anak kecilnya. Yang besar duduk di depan , yang kecil dipangku sama ibunya.

Entah bagaimana si kecil yang berumur setahunan lebih tiba-tiba tiba turun  dari gendongan sang ibu, dan berlari kecil memasuki warung simbah.

Tentu saja sang ibu berteriak khawatir.

“Nugiiiiii!!”

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

142 comments:

  1. Replies
    1. Yah.....telat dech.
      Kemarin sdh gasik...ini lebih gasik lagi...matur nuwun bu Tien...salam SEROJA penuh makna dan ADUHAI selalu.

      Sahabat yang mau RENJANA CINTA yang semalam saya tayangkan di WAG PCTK, japri ya.
      Sekarang saya mau baca dulu MCYT_45, sambil koreksi dan edit, serahkan kembali ke bu Tien. Jangan share yang salah-2 dong, kasihan bu Tien.

      Delete
    2. Alhamdulillah MCYT45 tayang salam sehat dan aduhai untuk Bu Tien semoga Allah SWT selalu melindungi dan menganugerahi kesehatan pada Bu Tien ...Aamiin YRA.🙏🙏🙏

      Delete
    3. Lembar koreksi ;

      1. Kamu tahu, "Hanomah" itu adalah putera Bathara Surya.
      # Kamu tahu, "Hanoman" itu adalah putera Bathara Surya. #

      2. “Semua itu yang membuat bapaknya "thole".”
      # “Semua itu yang membuat bapaknya "Thole.” #

      3. “Saya menjadi beban… saya "tdak" suka.”
      # “Saya menjadi beban… saya "tidak" suka.” #

      4. “mBah, kamu tidak "membebebani" siapapun.
      # “mBah, kamu tidak "membebani" siapapun. #

      5. .....kata simbah dengan wajah keruh.”
      #.....kata simbah dengan wajah keruh. (seharusnya tdk pakai tanda kutip diblkg keruh)

      6. “Tidak, aku akan "memmakai" uang ini untuk membeli beras, minyak, gula,....
      # “Tidak, aku akan "memakai" uang ini untuk membeli beras, minyak, gula,..... #

      7. “Iya benar, tapi banyak kebaikan bapak lakukan.. jadi..”
      # “Iya benar, tapi banyak kebaikan "yang telah" bapak lakukan.. jadi..”

      8. Thole yang sdah bersedia masuk kembali sekolah,......
      # Thole yang "sudah" bersedia masuk kembali sekolah,..... #

      9. “Bukankah "thole" sudah berjanji akan bercerita nanti sama kamu?”
      # “Bukankah "Thole" sudah berjanji akan bercerita nanti sama kamu?”

      10. ....setahunan lebih "tiba-tiba tiba" turun dari gendongan sang ibu, dan berlari kecil memasuki warung simbah.
      # ....setahunan lebih "tiba-tiba" turun dari gendongan sang ibu, dan berlari kecil memasuki warung simbah.

      Sampun bu, kesalahan kecil-2
      Ada satu perubaha kalimat tamvah "yang telah"....

      Delete
    4. Alhamdulillah MCYT~45 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien semoga tetap sehat nggih..🙏🙏🙏

      Delete
    5. Hadiiiiir, Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏🙏

      Delete
    6. Terima kasih MCYT 45 nya sudah tayang, semoga Bu Tien selalu sehat.

      Delete
  2. Replies
    1. Salam sehat dan ADUHAI jeng Nani

      Delete
    2. Alhamdulillah... semoga Ibu Tien semakin sehat, semakin A D U H A I

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Alhamdulillah... Sehat selalu bunda Tien.. Salam dari Gawok

      Delete
  3. Alhamdulillah, semoga bunda Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  4. Puji Tuhan Jeng sehat bisa nunulnunul

    ReplyDelete
  5. Seneng banget klo tayangnya jam segini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puji Gusti....
      Mb Tien sampun dhangan saestu .
      Aduhai ...salam sayang saking malang mbak

      Delete
  6. Alhamdulillah.. Semoga ibu Tien selalu pinaringan sehat. Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah....tayang lagi, selalu sehat ibu Tien, salam Aduhai dari semarang

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah.
    Sehat nggih Mbak Tien.
    Salam Aduhai dari Jatiasih Pondok Gede.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam mbakayu Tien....
      Salam sehat, terimakasih sdh tayang, ditambah bonus crita wayang, top dah 👍😘

      Delete
  9. Alhamdulillah....MCYT45 sudah tanyang
    Sehat selalu mb Tien ...salam aduhai

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah MCYT 45 dah tayang,gasik banget. Trimakasih bunda Tien.

    Selamat mbak Triniel juara 1

    ReplyDelete
  11. Salam Aduhai .....

    Moga Ibu sll Sehat

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah MCYT 45 sudah tayang
    Yerimakasih bunda Tien
    Salam sehat dan aduhai...

    ReplyDelete
  13. Terima kasih Ibu , MCYT 45 udah tayang lagi, semoga ibu Tien selalu sehat dan selalu bisa menghibur kami , salam sehat n aduhai dr kota Pasuruan

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah MCYT 45 dah tayang,gasik banget. Trimakasih bunda Tien.

    ReplyDelete
  15. Puji Tuhan sudah tayang MCYT 45,terimakasih Bu Tien. Selamat malam & sehat selalu.
    Salam dari Tangerang.🙏

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah tayang gasik

    Sehat selalu ya ibu Tien
    Maksih cerbung nya..

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah mb Tien semakin semangat dan sehat teruuss

    Salam sehat sll ADUHAI sekali mb Tien 🙏

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah sdh tayang gasik , terima kasih bu tien semoga sehat walafiat selalu dlm lindungan Alloh SWT... Aamiin YRA....

    ReplyDelete
  19. Selamat malam mbakayu Tien, terimakasih MCYT sudah tayang, semoga selalu sehat dan bahagia 😘

    ReplyDelete
  20. Aku tahu, yang gede itu .. anaknya indri. Ah, bu Tien ... pintar menjalin cerita ... (trie - surabaya)

    ReplyDelete
  21. Senangnya MCYT 45 sudah tayang...
    Terimakasih mbak Tien...
    Salam sehat dan aduhaiii....

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah .... terima kasih bu tien
    Semoga bu tien semakin sehat2

    Salam aduhai selalu

    ReplyDelete
  23. Cerita inspiratif.... Hanoman. Matur nuwun.. Mbak Tien... Alhamdulillah...mbak tien sdh berkarya lagi semoga semakin sehat...

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah tayang risik.
    Matur nuwun Bunda Tien
    Salam sehat, dan ADUHAI.

    ReplyDelete
  25. Makasih bu Tin...salam aduhai...smg sehat terus.

    ReplyDelete
  26. Makasih Bunda.
    Salam dari kami berdua.
    Sehat selalu dan tetap semangat.Monggo istirahat Bunda

    ReplyDelete
  27. Maturnuwun kisah Hanomannya Bunda.salam sehat yang terAduhai

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah sudah tayang, salam sehat bu Tien semoga diberi kemudahan dan kelancaran dalan menjalankan aktifitas sehari-hari. Memberikan cerita yg selalu ditunggu-tunggu penggemar…. Semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya….sungguh Aduhai….

    ReplyDelete
  29. Ealah aku lagi ngerti tenan nek Anoman Si Kethek Putih bisa menelan Matahari.
    Anoman memang sekti mondroguna..
    Salam ADUHAI saking Klaten ,nuwun.

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien ..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin

    ReplyDelete
  31. Alhmdulilllh... lagi lagi, kebahagiaan demi kebahagian terlukis d part yg dinnty... apkh Nuggi adalh Anugrah?
    Terima kasih Mbu Tien... sehat² sllu bersma keluarga....

    ReplyDelete
  32. Matursuwun Bu Tien utk MCYT 45nya. Salam sehat dan ADUHAI selalu

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah....maturnuwun bunda Tien...salam sehat n aduhai💖💖💖

    ReplyDelete
  34. Matur nuwun mbak Tienku, mcyt 45 sudah tayang.
    Tinggal sedikit lagi , kebaikan orang" baik dituntaskan.
    Setia menunggu cerita selanjutnya dengan sabar.
    Salam sehat untuk mbak Tien Kumalasari, dari Sragentina selalu Aduhai.

    ReplyDelete
  35. Puji Tuhan bu Tien sdh sehat kembali...
    Terima kasih kami senang bisa menikmati kmbli karya bu Tien, namun kami lbh senang lagi bila bu Tien selalu sehat.
    Bnyk istirahat dulu ya bu, smp bener² pulih,doa kami agar panjenengan selalu diparingi sehat, amin!

    ReplyDelete
  36. Terima kasih Mbak Tien , MCYT sdh tayang lagi ... Smg sehat n happy sll ... Salam SEROJA & ADUHAI .

    ReplyDelete
  37. Makasih mba Tien . Sehat selalu mba.
    Salam hangat dan aduhai.

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah wilujeng rahayu sedoyonipun ...
    Kalis hing rubedo

    ReplyDelete
  39. Alhamdulilah sdh membaca MCYT 45 makasih bu Tien sehat sell
    Salam sehat dr Makassar

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir,
    Matur nuwun bu......
    Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
    Aamiin.....

    Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

    ReplyDelete
  41. Terima kasih Bunda cantik salam sehat selalu Amin 🙏

    ReplyDelete
  42. Maturnuwun mbak Tien mcyt45nya..

    Semoga mbak Tien sehat selalu..
    Salam sehat dan aduhai..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  43. Puji Tuhan ibu Tien sdh sehat, semangat dan produktip shg MCYT 45 hadir apik lagi gasik sangat memuaskan kami para penggandrungnya.

    Luar biasa kasih dan kepedulian kel bpk Murti kpd sesama, terutama kpd orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD) seperti simbah dan Indri. Upahmu besar di surga.

    Anak kecil yg datang mungkin anak Indri...
    Monggo ibu Tien dilanjut aja. Matur nuwun berkah Dalem.
    Salam ADUHAI...

    ReplyDelete
  44. Kagum dgn Eyang Habi...
    Luar biasa jeli, teliti dan peduli...

    ReplyDelete
  45. Alhamdulillah Bu Tien udah segar kembali... Terimakasih ibu...

    ReplyDelete
  46. Alhamdulilah sptnya mb Tien sdh lbh sehat... Simbah dan Indri juga sdh sehat... Apakah yg berlari itu Nugi alias Anugerah anak Indri dg Anto? Akankah Anto mengijinkan Indri merawatnya? Hanya mb Tien yg tahu kmn cerita ini akan dibw🙏

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah ....
    Yang ditunggu tunggu telah hadir,
    Matur nuwun mb Tien, ......
    Mugi tansah pinaringan sehat dan salam ADUHAY.

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah Bunda sudah berkarya lg,terima kasih Bunda Tien,,semoga Bunda sehat selalu Aamiin YRA

    ReplyDelete
  49. Alhamdulilah MCYT 45 sudah hadir. Semoga Bunda Tien sehat selalu . Karya2 Bunda selalu membuat rindu....
    Apalagi kelanjutan MCYT ini selalu kutunggu. Matur nuwun Bunda Tien, salam sehat, selalu semangat n ADUHAI.

    ReplyDelete
  50. Alhamdulillah....semoga terus sehat...
    Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah...semoga terus sehat
    Salam sehat penuh semangat dari Rewwin ...🌿

    ReplyDelete
  52. Alhamdulillah mbak Tien, sehat2 selalu njih, semangat, Sy tetap panggil mbak njih, g beda lebih dari 5 th

    ReplyDelete
  53. Salam sehat sejahtera bu Tien..
    Terimakasih MCYT nya...
    Salam Hanoman

    ReplyDelete
  54. Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah Bu Tien semakin sehat dan semoga bersama para pembaca setia, senantiasa dlm lindungan Allah Swt. Aamiin
    Maturnuwun Bu Tien ceritanya semakin menarik untuk di tunggu lanjutannya...siapa Nugi, mungkinkan itu anak Indri, kita tunggu apa yg akan diceritakan Bu Tien. Salam sehat dari Pondok Gede kagem Bu Tien dan para penggemar....

    ReplyDelete
  55. Alhamdulillah, semoga Bu Tien sehat selalu....Aamiin

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah, maturnuwun bu tien 🙏,sehat sll.. semangat 💪

    ReplyDelete
  57. Terima kasih Bu Tien ...sehat selalu...

    ReplyDelete
  58. Kakek Habi Bandung saya mau Renjana Cintanya tapi tidak tahu cara japrinya....terima kasih...

    ReplyDelete
  59. Sepertinya Nugiii itu anaknya Indri ya... he he he ini hanya nebak aja lhoo..

    ReplyDelete
  60. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillah MCYT 45 hadir,, matur nuwun bu Tien,,
    Mengaharukan,,, Simbah takluk juga

    Sehat wal'afiat semua ya bu Tien
    Salam ADUHAAII 🤗🙏🌹
    Baarakallahu fiikum



    ReplyDelete
  61. Alhamdulillah bu Tien sudah sehat sehingga dapat meneruskan cerita MCYT 45 yang sempat terrhenti. Banyak pelajaran berharga yang bu Tien berikan lewat tokoh yang diceritakan baik p.Murti, Yessyta, Gunawan, Suni, Indri, simbah, dan semua tokoh dalam MCYT. Sepertinya anak kecil yang namanya Nugi adalah anak Indri sehingga Indro bisa ketemu anaknya yang sudah diserahkan ke suaminya dulu..aamiin. Episode akhir alhir ini sangat menyentuh..aduhai

    ReplyDelete
  62. Alhamdullilah.. Pgiimbak Tien.. Sehaty.. Sy sdh bs menikmati cerbung mcyt lgi.. Smgmbak Tien sehat selamanya.. Slmseroja dan aduhai unk mbak Tien dri sukabumi🥰🥰

    ReplyDelete
  63. Mksh bu tien...sehat selalu njih bu.


    Anak kecil yg lari2 itu apa anak nya anto ya...

    ReplyDelete
  64. Sepertinya yang datang ketemu Indri ini Anto dan Bu Anis sedangkan anak kecil yang di panggil Nugi adalah Anugerah anaknya Anto dan Indri nama panggilannya Nugi.Semoga saja gak salah njih Bu Tien...??? wah jan ADUHAI tenan nih cerita.

    ReplyDelete
  65. Alhamdulillah Bu Tien sudah sehat kembali...
    Klo yg saya tahu...Hanoman, Bimasena/Werkudoro ada kaitannya dengan Bathara Bayu/Angin dg ciri pakaian kotak² hitam-putih. Adipati Karna titisan Bathara Surya, Arjuna titisan Bathara Indra dlsb.... Maaf klo saya keliru... Salam Seroja dari Pamulang

    ReplyDelete
  66. Matur nuwun Bu Tien , smoga bu Tien sekeluarga sllu sehat2.

    ReplyDelete
  67. Alhamdulillah ,baru baca. Dan salam sehat bu Tien dan salam aduhai..MCYT 45 dah tayang hi hi hi hi..sippp

    ReplyDelete
  68. Selamat malam bu Tien...
    Selamat malam sahabat-2 penggemar cerbung Tien Kumalasari, dalam SEROJA. Karena dua kali ketinggalan kereta terlambat menyongsong kehadiran Yessyta yang tayang "GASIK", mska sekarang nengok ... ternyata blm tayang.....

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 29

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  29 (Tien Kumalasari)   Arum menyelesaikan administrasi dengan segera. Peringatan bahwa dia harus beristira...