MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 43
(Tien Kumalasari).
Simbah merasa ada sesuatu yang mengganjal di ujung lengannya.
“Menyebalkan sekali ini. Masa sih kalau dicabut kemudian darahku akan keluar semuanya? Mati dong aku. Tapi aku tidak suka, akan aku coba, benarkah darahku akan habis terkuras.”
Simbah mengangkat lengannya kedepan wajahnya dan mengamatinya dengan seksama.
“O, aku sudah tahu, yang ditutup ini kan jarumnya? Jadi aku harus melepas plesternya ini dulu.”
Simbah meraba ujung plester yang mengikat jarum infus itu ke lengannya, tapi sedetik kemudian sebuah teriakan terdengar.
“Simbah ! Apa yang simbah lakukan ?”
Simbah terkejut, tangannya kembali terkulai.
“Darman? Apa yang kamu lakukan disini ? Mana ada pengantin keluyuran kemana-mana?”
“Saya mendengar simbah sakit, lalu saya mengajak Suni kemari.”
Simbah belum jelas benar bagaimana wajah isteri Darman. Ketika pagi harinya mereka ingin menemuinya, simbah sudah pergi bersama Indri.
“Ini isteri kamu Man?”
“Iya mbah.”
Suni mendekati simbah, meraih tangannya kemudian menciumnya,
“Anak baik, darimana kamu mendapatkan isteri begini cantik?”
“Dia kan tetangga desa mbah..”
“Oh, iya aku tahu. Lalu ngapain kamu datang kemari?”
“Simbah itu bagaimana? Mendengar simbah sakit, ya sudah pasti kami segera datang kemari. Simbah sakit apa?”
“Ini kan akal-akalannya dia, bapak dermawan itu. Namanya orang tua ya biasa sakit, lalu sembuh, sakit lagi. Tapi dia repot sekali, aku pakai di masukkan ke rumah sakit, disuruh tidur di kasur empuk.”
“Simbah memang sudah tua, tapi biarpun tua, harus tetap dijaga kesehatannya.”
“Kamu tahu Man? Rumah sakit sebagus ini semuanya serba gratis.”
“Wauuw, luar biasa..” kata Darman sambil menahan senyum.”
“Itu benar, bapak dermawan itu yang bilang. Tapi aku nggak suka, aku mau pulang saja.”
“Simbah nggak boleh sembarangan pulang. Simbah sedang dirawat.”
“Aku sudah biasa merasa seperti ini. Paling aku minta Siti ngerokin , udah.. besoknya bisa jalan lagi cari uang,’ kata simbah ngeyel dan lagi-lagi sambil meraba jarum infusnya.
“Simbah, kalau dokter bilang simbah harus dirawat, berarti simbah memang harus dirawat,” kata Suni.
“Siapa mengharuskan? Kamu itu jangan ikut-ikutan suami kamu yang banyak bicara ini.”
Suni tertawa.
“Bukan ikut-ikutan simbah. Dengar, simbah akan disini selama paling dua atau tiga hari lagi, nanti saya akan menemani simbah disini.”
“Kamu? Kamu kan punya suami? Pengantin baru pula.”
“Memangnya kenapa kalau pengantin baru mbah?” sela Darman.
“Jangan berlagak tak tahu, simbah kan juga pernah jadi pengantin baru,” lalu kata-kata simbah itu membat Darman dan Suni terkekeh.
“mBah, memangnya kalau pengantin baru nggak boleh berpisah biarpun cuma sehari dua hari. Apa dulu simbah juga begitu?” canda Darman.
“Suni, darimana kamu dapatkan suami cerewet seperti dia?”
“mBah, kenapa tangan simbah memegangi jarum itu terus, nanti tangan simbah bisa tertusuk lho.”
“Sebenarnya ini untuk apa? Mengganggu saja.”
“Besok kalau dokter bilang simbah sudah sehat, pasti infusnya akan dilepas.’’
Tiba-tiba Indri muncul dengan berurai air mata.
“mBah, maafkan aku ya mbah..”
“Ada apa?” tanya simbah.
“Ada apa mbak Indri?” tanya Suni heran.
“Uang simbah yang aku taruh dibawah bantal hilang. Rumah bersih, nggak ada apa-apanya.”
“Apa? Maling gila darimana tega mencuri barang-barang di gubug bau seperti gubug aku?”
“Maafkan aku mbah, uang itu terutama membuat aku sangat menyesal. Simbah menitipkannya, tapi sku tidak bisa menjaganya.”
“Sudah, sudah.. tidak usah menangis. Memang uang itu banyak bagi simbah, tapi nanti kita cari lagi ya. Sebenarnya uang itu mau aku berikan untuk kamu ketika saatnya aku mati nanti. Tapi kok ternyata aku belum juga mati,” keluh simbah tanpa rasa sesal walau uangnya hilang.
“Simbah tidak akan mati sekarang. Nanti aku sama siapa?”
“Apa ini kamarnya simbah?” tiba-tiba terdengar suara nyaring kecil, dan seorang anak kurus dekil muncul.
“Thole.. kok kamu bisa datang sampai disini ?”
“Dikasih tahu sama bapak, ini baju-baju simbah, ini selendang simbah yang berisi uang, dan ini dari bapak, uang rosok yang dijual bapak,” kata anak yang dipanggil Thole, sambil meletakkan bungkusan-bungkusan itu dilantai. Kemudian tanpa menunggu jawaban dari simbah, Thole membalikkan tubuhnya dan pergi. Tapi kemudian Darman memegang lengannya.
“Eit.. jangan pergi dulu.”
“Bapak nungguin diluar..”
“Bapak kamu?”
“Ya, saya anaknya tukang becak yang sering mengangkut barang-barang loakannya simbah,” katanya sambil meronta agar segera dilepaskan.
“Nanti dulu, Thole.. namamu Thole kan?”
Thole mengangguk, bingung mau diapain lagi dia.
“Ini, kasihkan buat bapak kamu ya, lalu ini buat jajan kamu.”
“Mengapa saya juga diberi uang?”
“Karena kamu anak baik, bapakmu juga orang baik.”
“Biasanya simbah hanya memberi sepuluh ribu.”
“Itu kan simbah, aku ini anaknya simbah.”
“Sampeyan anaknya simbah?”
“Iya. Aku berterimakasih karena bapak kamu dan kamu sudah membawa barang-barang simbah kemari. Berikan pada bapak ya.”
“Rumah simbah sudah bersih, kemarin bagian bekalakang roboh.”
“Roboh?”
“Terus oleh yang punya dirobohin sekalian. Nggak tahu nanti simbah akan tidur dimana,” kata Thole seperti sedih. Tampaknya dia sudah sangat dekat dengan simbah.”
“Tidak apa-apa Thole, masalah nani simbah tidur dimana, biar aku yang mengatur.”
“Benarkah?”
“Ya benar lah, kan aku ini anaknya simbah.”
“Baiklah,” kata Thole yang ingin segera berlalu, tapi lagi-lagi tangannya dipegangi Darman.
“Thole, kamu ini gimana sih, ini uang untuk bapak kamu, ini uang untuk kamu.”
Thole menerima dengan ragu-ragu, tapi Darman menggenggamkan uang itu di tangan Thole, yang segera berlari keluar untuk menemui bapaknya.
“Lama banget sih Le, tadi orang sudah mau naik.. nggak jadi deh.”
“Ya maaf pak, habis diajakin ngobrol.”
“Sama simbah?”
“Bukan, sama anaknya simbah.”
“O yang perempuan itu? Anak angkat itu, bukan anaknya.”
“Bukan pak, bukan perempuan, tapi laki-laki. Sepertinya orang kaya. Nih bapak dikasih uang seratus, aku juga dikasih duapuluh ribu,” kata Thole sambil menyerahkan uang itu kepada bapaknya.
“Mengapa dikasih sebanyak ini? Biasanya simbah kasih cuma sepuluh ribu.”
“Aku sudah menolaknya pak, tapi dia memaksa. Mau bagaimana lagi?”
“Ya Allah, terimakasih banyak, ini rejeki dariMu, kata bapaknya Thole sambil menadahkan kedua tangannya keatas langit.”
“Kita juga tidak perlu memikirkan kemana nanti simbah pulang setelah rumahnya roboh, karena anaknya yang kaya pasti sudah memikirkannya.”
“Syukur alhamdulillah kalau begitu aku tak usah berpikir, apakah nanti simbah mau tinggal berdesakan digubug kita.”
“Anaknya pasti sudah memikirkannya.”
“Sekarang kita pulang, kamu kan harus bantu-bantu dirumah pak lurah yang mau syukuran besok Minggu depan.”
“Iya pak.. “
***
“Jadi Thole itu anaknya pak becak yang biasanya membantu simbah?”
“Iya, kasihan nggak bisa nglanjutin sekolah, anaknya rajin, tapi mau gimana lagi, simbah ingin bantu tapi uang simbah cukup nggak ya?”
“Simbah nggak usah memikirkan Thole, nanti Darman yang akan menyekolahkan dia.”
“Benarkah ?”
“Benar mbah, iya kan Suni? Tanya Darman kepada Suni.
“Iya mbah, tentu saja.”
***
Hari itu simbah agak terhibur dengan kedatangan Darman dan Suni, kemudian tak lama lagi kedua orang tua Darman juga menyusul.
Dalam kesempatan itu Yessyta yang datang bersama Gunawan mengajak Indri meninggalkan mereka.
“Ada apa?” tanya Indri.
“Aku antarkan kamu hari ini ke dokter tulang. Tangan kamu akan lebih diperbaiki nanti.”
“Ssaya..? Itu… beneran ?”
“Iya, jangan kelamaam, mas Gunawan sudah mendaftarkan dari tadi, nanti kamu akan segera diperiksa dan pasti juga segera akan ada tindakan.”
Indri mengelus pergelangan tangannya yang cacat, berlinang air matanya mendengar kesungguhan keluarga pak Murti untuk menolongnya. Keluarga yang pernah disakitinya.
“Sudah, jangan pikirkan apapun. Nanti mas Gunawan yang akan mengantarkan kamu masuk, aku menunggu disini.”
“Mengapa tidak dengan mbak Yessy ?”
“Nggak apa-apa, aku agak merasa letih setelah memasak tadi.”
“Ibu Indriani..”suara pembantu dokter memanggil, Indri dan Gunawan segera masuk kedalam.”
Yessyta menyandarkan kepalanya di kursi, entah mengapa hari itu ia merasa sangat letih. Suni yang tadi baru sebentar bertemu Yessyta tiba-tiba menemuinya.
“Kok bu Yessy sendirian disini? Mana mas Gunawan dan mbak Indri?”
“Sudah masuk kedalam, aku agak merasa letih.”
“Jadi akan di operasi juga tangan mbak Indri?”
“Baru diperiksa, mungkin secepatnya akan ada tindakan.”
“Syukurlah, saya ikut senang.”
“Mengapa kamu kemari?”
“Mereka sedang berbincang dengan keluarganya. Saya tuh heran, banyak keluarga ingin membantu tapi simbah memilih kehidupannya sendiri yang sebenarnya sudah tidak layak dilakukan. Simbah sudah tua.”
“Bapak, dan juga kami kagum atas perjuangan simbah. Itu sebabnya simbah dibantu.”
“Nanti setelah sembuh, kami akan mengajak simbah pulang kampung.”
“Tidak mungkin simbah mau Suni, dia itu tidak mau bergantung kepada orang lain, dia hanya mau makan dari keringat yang di teteskannya sendiri."
“Lalu dia akan terus memulung? Sementara menurut apa yang tadi dikatakan mbak Indri, rumah simbah sudah roboh, dan mungkin akan diminta oleh pemiliknya.”
“Ya, tapi simbah tidak akan pulang kesana. Bapak punya ruko kecil yang dulu pernah ditempati oleh sopir kantor. Saat ini sudah mulai dibersihkan dan dibenahi, untuk tempat tinggal simbah nanti.”
“Allah hu akbar…” Suni meremas tangan Yessyta.
"Simbah begitu beruntung telah bertemu keluarga mulia seperti bapak Murti.”
“Simbah akan berdagang disitu. Indri pernah ingin membantu berjualan makanan, tapi Indri tidak pintar memasak. Mungkin toko kelontong lebih bagus.”
“Saya bersyukur, simbah akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, semoga saja dia tidak menolaknya, karena menurut mas Darman, simbah itu susah dikasih tahu, Kalau bukan kemauannya sendiri dia jarang mau melakukannya.”
“Tampaknya memang begitu. Semoga saja nanti kta bsa membujuknya dan kamu harus membantunya, Suni.”
“Siap bu, pasti saya akan membantu. Tapi kapan ya mbak Indri mau dioperasi lagi?”
“Mungkin secepatnya.”
“Selama mbak Indri dioperasi, saya akan menemani simbah disini.”
“Bagaimana dengan mas Darman ?”
“Kami sudah bicara, tidak apa-apa sementara saya menemani simbah di rumah sakit.”
“Syukurlah Suni.”
“Tapi saya lihat bu Yessy kelihatan sangat pucat.”
“Kepalaku sedikit pusing Suni, tolong belikan obat pusing di apotik situ ya.”
“Iya, baik bu, saya akan belikan,” kata Suni yang langsung beranjak pergi.
Sementara itu Indri dan Gunawan sudah keluar dari ruangan dokter.
“Mengapa secepat itu pak?” kata Indri agak cemas.
“Itu lebih baik, jadi tidak terlalu lama menunggu. Kamu sudah dengar kan, mulai nanti malam harus puasa, besok pagi-pagi akan ditangani.”
“Iya pak, bagaimana dengan simbah?”
“Ada keluarga simbah yang datang dari kampung, pasti mereka tak akan membiarkan simbah sendirian.”
“Syukurlah, saya agak sedikit lega. Terimakasih banyak bapak telah membantu saya, orang jahat yang…”
“Hentikan dan lupakan semuanya. Penyesalan akan membuat kamu perlahan berubah, dan masa lalu harus dipendam dalam-dalam.”
“Mana mbak Yessy?”
“Lho, tadi duduk disini ? Mana dia?”
Gunawan tampak mencari-cari, kemudian berusaha menelponnya, tapi tak ada yang mengangkatnya.
“Mungkin ke ruangan simbah," kata Indri yang mendahului, setengah berlari menuju keruangan simbah. Tapi ketika Gunawan hampir sampai di ruangan itu, dilihatnya Indri keluar sambil menggoyang-goyangkan tangannya, tanda bahwa Yessyta tak ada disana.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah akhirnya yg ditunggu2 tayang....
ReplyDeleteMtnuwun mbk Tien,smg sehat teruuuuus.....
Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏
Delete"Alhamdulillah....
DeleteAlhamdulillah....
Alhamdulillah....
Terimakasih ya Allah Engkau telah mendengar dan mengijabah doa-doa kami yang memohon kesembuhan bu Tien Kumalasari, yang sejak tayangan MCYT_42 tgl 10 Juli (itupun memaksakan diri menulis), Alhamdulillah Senin, 26 Juni 2021 jeng Nani bezoek ke rumah ibu di Babar Layar Solo, bu Tien sdh kelihatan cerah wajahnya... dan kami manfaatkan kesempatan tersebut video call yang diikuti saya, pa Yowa/bu Yowa, jeng Nani/bu Tien, jeng Iin Maimun, bu Ira, Ranis, jeng Sari. Jeng Iyeng dan bu Mien (berhalangan lagi WEBINAR), bu Tingting, jeng Wiwik Jonegoro, jeng Indah tidak diangkat. Ternyata jeng Indah sdg terpapar covid-19, alhamdulillah sekarang sdh dalam taraf pemulihan, semoga recoverynya lancar dan dimudahkan segala urusannya. Aamiin.
Selasa 27 Juli tahu2 muncul judul baru jam setengah tigaan di blogspot "JANGAN DIBACA_01 INI MEMBOSANKAN" dan 30 Juli 2021 tayang lagi di blogspot "JANGAN DIBACA_02, INI LEBIH MEMBOSANKAN',
"Ternyata selama menjalani ujian-MU, untuk meningkatkan derajat ketaqwaan kepadaMU, bu Tien banyak menerima cinta dan kasih sayang yang berupa doa, dorongan semangat, energi positif, suplemen, doa yang semuanya mengharap semoga bu Tien terus sehat dan sehat terus ya Allah agar tetap istiqomah derajat keimanannya setelah lulus dari ujian-Mu.
Aamiin ya Mujibas Saailiin."
Sahabat-2 Penggemar Cerbung Tien Kumalasari, yang baik.
Mohon dorongan doa:
1. Bu Nani (admin WAG PCTK), putri no.2 Ulfah dan suaminya sedang ISOMAN, hari ini hari ke 5. Semoga Allah segera mengangkat sakit mereka dan menyembuhkannya agar dapat beraktifitas lagi. Aamiin.
2. Innalillahi wa innailaihi roji'uun. Telah berpulang ke Rahmatullah salah satu sahabat PCTK, Ibu Titi Suwarti (Klaten) yang menyusul suaminya yang telah wafat 18 Juli yll. Semoga Allah mengampuni dosa dan khilafnya dan ditempatkan yang layak disisiNya.
Al Fatihah.
Terimakasih bu Tien, sdh tayang lagi lanjutan MCYT yang malam ini ke 43. Sehat terus bu Tien dan terus sehat. Aamiin.
Salam SEROJA & salam ADUHAI SELALU.
Semoga ibu sehat selalu
DeleteTerima kasih Mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang kembali....semoga Bu Tien sehat selalu, salam Aduhai
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien... Alhamdulillah sehat selalu. Akhirnya menikmati Yessita dan Gunawan
ReplyDeleteAkhirnya muncul juga yg ditunggu tunggu selama ini. matur nuwun Mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah ....terima kasih bu tien
ReplyDeleteSemoga bu tien semakin sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT
Horeee....muncul mcyt43...matur nuwun mbak Tienku...sehat-mantab.
ReplyDeleteAlhamdulillah bu Tien sdh sehat....trims MCYT 43 bisa hadir mlm ini ..smg bu Tien sll.di beri kesehatan Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah, Suni sudah tampil lagi... Terimakasih Bu Tien semoga sehat selalu... Salam aduhai dr Kendal
ReplyDeleteKerinduan akan cerita Bunda sudah terobatiterimaka kasih ..sehatselalu Bunda doa terbaik untuk Bunda Tien Amin YRA 🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah..
ReplyDeleteWelcome back Bu Tien ❤️❤️❤️❤️
Alhamdulillah ... Akhirnya muncul
ReplyDeleteMtur nuwun b Tien..
Salam sehat penuh semangat dari Rewwin ...🌿
Alhamdulillah sudah tayang. Semoga bunda Tien sehat
ReplyDeleteSalam aduhai dr Wahyu-Lamongan
Alhamdulilah mb Tien sdh bs menulis crt kembali mcyt 43 hadir mlm ini. Jgn dipaksakan hadir tiap mlm klu mb Tien msh dlm kondisi pemulihan.. pctk akan sabar menunggu kapan sj hadirnya mcyt🌷🥰🙏
ReplyDeleteSimbah dan Indri akan dibantu , diberi jalan keluar mengais rejeki. Suni sudah bahagia bersama Darman, Gunawan dengan Yessita.
ReplyDeleteYaaa... jadilah orang baik seperti tokoh utama, bahkan orang jahatpun dapat berubah jadi baik.
Salam sehat untuk mbak Tien Kumalasari, dari Sragentina selalu Aduhai.
Alhamdulillah MCYT sdh tayang kembali
ReplyDeleteTrimakasih bunda Tien...
Moga makin sehat nggih bunda...
Alhamdulillah, terima kasih ya Alloh Bu Tien sdh sehat....semoga semakin sehat....Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah.. . Akhirnya kelanjutan episode suni sdh hadir. Sehat selalu bu Tien.. .
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh nulis lagi bu Tien,sehat2 terus bu Tien🤗😘❤
ReplyDeleteAlhamdulillāh MCT-43 akhirnya tayang.
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT sudah tayang ,semoga bunda terus sehat dan sehat selalu ,salam kangen dari Jakarta
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien MCYT 43 sdh tayang,
ReplyDeletesehat-sehat selalu ya mbak Tien...
salam aduhaaaiiiii dari Tangsel
Alhamdulillah - Wasyukurillah ...
ReplyDeleteMCYT part 43 tayang, pertanda kesehatan Bu Tien Kumalasari full pulih, baik kesehatan fisik n mental juga semangat utk menulis sesuai Talenta anugerah-Nya.�� ��
Selamat malam mbakayu ...
ReplyDeleteSeneng mba Tien sdh sehat dan berkarya lagi,,,,
MCYT 43udah hadir.salam sehat u bu Tien dan semoga selalu dlm lindungan Allah...selamat istirahat
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak Tien sdh sehat kembali ... Terima kasih MCYT sdh tayang lagi ... Salam sehat , semangat & Aduhai Mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulilah bu Tien sudah sehat.matur nuwun MCYT sudah tayang.
ReplyDeleteSalam aduhai dari Tangsel
Alhamdulilah bu Tien sudah sehat.matur nuwun MCYT sudah tayang.
ReplyDeleteSemoga bu Tien selalu Sehat
Salam aduhai dari Cilacap
Alhamdulillah ceritanya hadir lagi...semoga lekas sembuh Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu Tien sudah sehat dan sudah hadir kembali bersama Suni di MCYT~43. Semoga Bu Tien tetap sehat & semangat... Aamiin..🤲
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien..🙏🙏🙏
Makasih mba Tien. Suni dah datang lagi. Semoga mba Tien tetap sehat. Salam hangat dan aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah ...matur nuwun bu Tien..rindu kami sdh terobati ...sehat sehat selalu nggih ....salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah bu Tien sudah benar2 sehat. Semoga selalu dalam lindungan Tuhan.
ReplyDeleteAlhamdulillah...mb Tien sudah sehat...salam aduhai
ReplyDelete*MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 43*
ReplyDeleteby : Tien Kumalasari.
_“Benarkah kalau aku copot selang itu lalu darahku akan habis? Pasti dia bohong, Ini sangat menyiksa, terkadang terasa perih,” gumamnya. Lalu dengan sebelah tangannya, simbah meraba jarum yang menancap di lengannya. (MCYT_42)_
Alhamdulillah ......!
Terimakasih bu Tien, setelah sejak 10 Juli yang lalu absen, malam ini kembali menyapa kita MCYT_43.
Salam kangen buat Yessyta, Suni, Indri, mbah Marto, salam ADUHAI..........
Alhamdulillah MCYT 43 sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien semakin sehat
Salam sehat dan ADUHAI....
Alhamdulillah MCYT43 tayang semoga Bu Tien tambah sehat ya Allah & bisa berkarya lagi utk menghibur para penggemar nya ... Aamiin YRA.🙏🙏🌼🌺
ReplyDeleteLembar koreksi ;
ReplyDelete1. Itu benar, bapak "darmawan" itu yang bilang.
# Itu benar, bapak "dermawan' itu yang bilang.#
2. “Simbah, kalau dokter bilang simbah harus dirawat, berarti simbah "memag" harus dirawat,” kata Suni.
# “Simbah, kalau dokter bilang simbah harus dirawat, berarti simbah "memang" harus dirawat,” kata Suni.
3. .....lalu kata-kata simbah itu "membat" Darman dan Suni terkekeh.
# ......lalu kata-kata simbah itu "membuat" Darman dan Suni terkekeh.
4. “mBah, memangnya kalau pengantin baru nggak boleh "berpisan" biarpun cuma sehari dua hari.
# “mBah, memangnya kalau pengantin baru nggak boleh "berpisahan" biarpun cuma sehari dua hari. #
5. Simbah "menitiipkannya", tapi "sku" tidak bisa menjaganya.”
# Simbah menitipkannya, tapi "aku" tidak bisa menjaganya.” #
6. ....uang "rosok" yang dijual bapak,” kata anak yang dipanggil Thole,...
#...uang "rongsokan" yang dijual bapak,” kata anak yang dipanggil Thole,...#
7. “Rumah simbah sudah bersih, kemarin bagian "bekalakang" roboh.”
# “Rumah simbah sudah bersih, kemarin bagian "belakang" roboh.” #
8. “Tidak apa-apa Thole, masalah "nani" simbah tidur dimana, biar aku yang mengatur.”
# “Tidak apa-apa Thole, masalah "nanti" simbah tidur dimana, biar aku yang mengatur.” #
9. “Aku antarkan kamu "haru" ini ke dokter tulang. Tangan kamu akan lebih diperbaiki nanti.”
# “Aku antarkan kamu "hari" ini ke dokter tulang. Tangan kamu akan lebih diperbaiki nanti.” #
10. “Iya, jangan "kelamaam", mas Gunawan sudah mendaftarkan dari tadi,...
# “Iya, jangan "kelamaan", mas Gunawan sudah mendaftarkan dari tadi,.. #
11. “Ibu Indriani..”suara pembantu dokter memanggil, "Indrin" dan Gunawan segera masuk kedalam.”
# “Ibu Indriani..” suara pembantu dokter memanggil, "Indri" dan Gunawan segera masuk kedalam.” #
12. Saya bersyukur, simbah akan "mendapatkaan' kehidupan yang lebih baik,....
# Saya bersyukur, simbah akan mendapatkan" kehidupan yang lebih "baik,.....#
13. Tampaknya memang begitu. Semoga saja nanti "kta bsa" membujuknya...
# Tampaknya memang begitu. Semoga saja nanti "kita bisa" membujuknya...#
14. ....pasti mereka tak akan "membiarakan" simbah sendirian.”
#....pasti mereka tak akan "membiarkan" simbah sendirian.” #
15. "PGunawan" tampak mencari-cari,..
# Gunawan tampak mencari-cari,..#
Saya maklum bunda. ..nulus dambil tiduran hasilnya tidak seperti jika dengan duduk.
Setidaknya ada 15 yang saya koreksi untuk bahan efiting naskahnya.
Selamat dini hari.
Semoga Bu Tien sllu diberi kesabaran , kekuatan dan bisa cepat pulih kesehatannya. Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulillah Bunda Tien sudah sehat dan sudah dpt berkarya lagi,,sehat selalu Bunda
ReplyDeleteAlhamdulilah Bunda Tien udah sehat n bisa beraktivitas lagi, terima kasih bunda, karya" mu selalu kami tunggu, salam aduhai dr kota Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh sampai yang dinanti. Semoga Allah selalu menjaga kesehatan b. Tien beserta keluarga dan kita semua. Aamiin YRA
ReplyDeleteAlhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih ya Allah bunda Tien udah bnr2 sehat
Sungguh2 gak berani ganggu istirahatnya bunda dlm pemulihan kesehatannya
Hanya doa yg selalu kupanjatkan utk kesehatan bunda Tien
Salam sehat selalu dan ttp ADUHAI bunda
Alhamdulillah MCYT 43 tayang kembali, berarti mb Tien sdh semakin sehat......
ReplyDeleteSmg mb Tien sll diberi sehat oleh Allah SWT.... Aamiin.....
Salam sehat ADUHAI BANGET.... 🙏🙏
Alhamdulillah MCYT 43 udah tayang,.
ReplyDeleteMakasih ya Allah karena Bunda Tien dah sehat .
Dan cerbung yang ditunggu - tunggu bisa dinikmati kembali.
Salam ADUHAI dan salam K A N G E N. S E L A L U.
Alhamdulillah
ReplyDeleteSemoga Bu Tien sehat
Terima kasih MCYT 43
Alhamdulillah Bunda sudah bisa beraktivitas kembali, sehat dan tetap semangat Bunda.
ReplyDeleteSalam Kangen dari kami .
Alhmdulillah sdh tayang kembali... rindu sama indri terobati he.. terima kasih mbu tien... sehat² trs.....
ReplyDeleteAlhamdulillah bu Tien sdh sehat....trims MCYT 43 sudah hadir ..smg bu Tien sll.di beri kesehatan dan dalam lindungan Allah SWT Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah..matur nuwun Bu tien.salam sehat dari Kediri.
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 43 sudah tayang, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mBak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Alhamdulillah ibu.....senang sekali sudah bisa beraktivitas lagi. Semoga tetap sehat dan barrokah.
ReplyDeleteUntuk saudara2ku penggemar MCYT yang sedang sakit semoga Allah segera membeti kesembuhan yang tanpa bekas.
Untuk semuanya...salam sehat selalu dari Magelang.
Alhamdulillah, yang ditunggu sudah datang.Terima kasih bu Tin smg sehat selalu. Salam aduhai
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Alhamdulillahirrabbil'alaamiin kami panjatkan ke hadirat-MU Yaa Allah yg telah meng-ijabah do'a para pembaca dan penggemar cerbung MCYT untuk kesembuhan Bu Tien. Semoga Bu Tien dan kita semua senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin...teriring salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteAamiin ya robbal alamiin.
DeletePak Mashudi
Maturnuwun Bu Tien yg telah melanjutkan ceritanyabdi episode 43, semoga Bu Tien bertambah sehat dan tetap semangat serta menjadi amal ibadah yg diterima Allah Swt. Aamiin...
ReplyDeletePuji Tuhan nderek bingah bu Tien sdh sehat...
ReplyDeleteMatur nuwun sdh bs lanjut cerbungnya, namun tetap jaga kesehatan ya bu, jangan kecapekan lg...yg kami inginkan bu Tien selalu sehat.mtrnw
Alhamdulillah bunda Tien sudah sehat dan kembali berkarya..
ReplyDeleteMatur nuwun bunda..tambah semangat dan tetep ADUHAI njih bu..🙏
Puji Tuhan ,,,jeng Tien sudah bisa nunul nunul lagi,dan,, melanjutkan Mengais Cinta yang terserak episode 43 sehat terus jeng Tien ,,,nanti bisa meluncur ke gubuk ku di Madiun metik pisang yaaaaa kalo Pageblug sudah pergi looo
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak Tien Kumalasari, sehat2 selalu njih, banyak sobat yg menunggu karyanya yg aduhai. Salam sehat dari Jogja, Monggo
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 43 datang juga yg dinanti sekian lama,, kangeeeen Yessyta & Suni ,,matur nuwun bu Tien
Sehat wal'afiat semua ya bu Tien & Salam ADUHAAII 🤗🙏🌿🌹🌿
Alhamdulillah, terima kasih mbak Tien, 43 sudah tayang, semoga panjenengan selalu sehat dan kuat serta bahagia sejahtera
ReplyDeleteAamiin. Matur nuwun Bunda Hayu
DeleteAlhamdulillah....setelah berhari-hari melongok ke blog...akhirnya kembali si Suni..sehat terus nggih mbak Tien...salam ADUHAI dr Situbondo
ReplyDeleteADUHAI jeng In.
DeleteAlhamdulillah sdh tayang , maturnuwun bu tien,semoga sehat ..sll dlm lindungan Nya aamiin ya rabbal'alamiin,y dan buat keluarga yg isoman semoga lekas sembuh dan sehat kembali dan buat keluarga nya telah berpulang semoga Husnul khatimah diampuni dosanya dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan, kesabaran aamiin ya rabbal'alamiin
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin
DeleteYangtie
Terima kasih bu Tien akhirnya MCYT tayang juga. Semoga bu Tien senantiasa diberi kesehatan sehingga tetap dapat hadir dengan cerita yang aduhai. Aamiin
ReplyDeleteAAMIIN DAN ADUHAI ibu Noor
DeletePuji Tuhan. Mbak Tien sdh sehat kembali, sdh pulih seperti sedia kala. Puji Tuhan. Halleluyah.
ReplyDeleteTerimalasih Andrew
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga bu Tien tambah sehat selalu dan aduhai banget
ReplyDeleteSl. Tsiang mbak Tien.. Alhamdullilah akhirnya sambungan cerbung dah muncul.. Mbakyg sehat seterusnya y.. Tetapsemangat dan berkarya mbas.. Salamseroja dan aduhai dri sukabymi.. Muuaacchh🥰🥰😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun..
Mugi2 tansah wilujeng rahayu sedoyonipun....
Alhamdhulila,jeng Tien Kumalasari sdh sembuh,bisa mengikuti cerbung lagi
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu Tien sudah sehat kembali, sehat selalu Bu Tien cerita njenengan ditunggu banyak orang
ReplyDeleteSyukurlah Bunda Tien sudah bisa nunul" lagi..jadi kangen lanjutannya...
ReplyDeleteSehat selalu ya Bunda...tetap semangat..dan salam Aduhai.
Alhamdulillah Suni sudah hadir lagi, terimakasih bu Tien sudah berbagi kebahagiaan.. sehat selalu ya bu
ReplyDeleteAlhamdulilah. Bunda Tien sudah menulis lg dan MCYT 43 telah hadir. Semoga sehat selalu dan semangat. Salam sehat n aduhai.
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak Tien sdh sembuh
ReplyDeleteSalam hangat dan ucapan terimakasih serta doa semoga mbk Tien sehat sll dari anggota group Cerbungers
Alhamdulillah....MCYT 43 sudah hadir...Terimakasih Bunda Tien...🥰🥰🙏🙏
ReplyDeleteSampun telas mbesok malih nggih
ReplyDeleteSore2 ngintip Suni eh trnyata sdh nongol ,tks mbak Tien sdh mulai melanjutkan Suni lagi walau br sj sembuh dr sakit.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien sehat2 selalu.
Salam Aduhaiii dr Tegal
Alhamdulillah, Suni sdh datang lagi
ReplyDeleteSuwun Mbak Tien, semoga sehat dan semangat selalu
Semakin aduhai mbak Tien
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteSalam sehat, mbak Tien.
Mb Tien , maaf terlambat komen . Maturnuwun sdh lanjut lg ceritanya.
ReplyDeleteNderek bingah panj sampun sehat .
Salam manis n aduhai
Alhamdulillah, semoga mbak Tien selalu sehat wal'afiat aamiin yra..
ReplyDeletesalam dari Sukabumi Jabar.
Alhamdulillah, akhirnya MCYT 43 muncul jg. Sehat selalu ya bh Tien. Salam Dewi Purworejo
ReplyDeleteAlhamdulillah .. MCYT 43 sudah tayang lagi. Matur nuwun Ibu Tien, semoga Ibu Tien sehat selalu dan dalam lindungan Allah SWT.. Aamiin Yaa Robbal Aallamiin
ReplyDeleteWass,
enchi koesdi - cimahi
Selamat malam mbak Tien, puji Tuhan, mbak Tien sudah sehat dan berkarya lagi, ikut bahagia. Semoga semakin sehat, mbak jangan capek² dulu ya,jaga kesehatan salam aduhai.
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu Tien sdh dapat melanjutkan cerita Suni. Semoga cepat pulih kembali kesehatan Ibu, aamiin yaa rabbal alamiin.
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien sdh sehat, semangat dan produktip. Melanjutkan menulis yg luar biasa membumi kisah ceritanya, sangat menyegarkan.
ReplyDeleteKesehatan tetap dijaga ya Ibu. Matur nuwun...
Hallooo mbak Tien...
ReplyDeleteMakasiih mcyt yg sdh lamaa ditunggu..tp malah telat gegara kemarin tdr cepat..jd baca 2 eps asiiik..👏👏
Salam sehat selalu dan aduhai mbak Tien..🙏🥰⚘
Terima kasih Bu Tien telah hadir lagi cerbung yg menghibur, suwun
ReplyDeletePuji Tuhan.. Akhirnya Mbak Tien hadir kembali. Terima kasih Mbak Tien, smg Mbak Tien selalu diberi kesehatan dan umur yg panjang
ReplyDelete