MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 42
(Tien Kumalasari)
Indri bergegas melangkah, menyibakkan kerumunan didepan gubugnya simbah, wajahnya tampak panik.
“Ada apa ini? Ada apa?”
“Tadi nggak tahu dari mana, tiba-tiba pingsan dijalan sana,” kata seseorang.
Indri langsung masuk, dilihatnya seseorang sedang mengurut-urut tubuh simbah dengan minyak gosok.
“mBah.. simbah.. simbah kenapa ?” tanya Indri sambil menggoyang-goyangkan tubuh simbah.
Tapi simbah diam, matanya terpejam.
Dua orang lagi masuk, mereka adalah pak Murti dan Yessyta.
“Ada apa?”
“Indri, apa yang terjadi?”
“Tadi sepertinya simbah habis beli makanan, tapi tiba-tiba terjatuh disana,” kata yang lainnya.
“Lalu kami mengangkatnya kemari.”
“Tolong, bisakah beberapa orang mengangkat tubuh simbah ke mobil saya?” kata pak Murti yang berinisiatif membawanya ke rumah sakit.
Beberapa orang laki-laki mengangkat tubuh simbah, membawanya keluar.
“Dimana mobilnya pak?”
“Disana, dijalan besar,” kata pak Murti yang mengikuti keluar. Kepalanya hampir terantuk pintu yang sangat rendah dibandingkan tubuh pak Murti yang tinggi besar.
Indri menangis terisak, Yessyta menggandengnya.
“Aku sudah melarangnya membeli nasi, simbah nekat. Mungkin kecapekan karena tidak tidur semalaman,” kata Indri yang terus mengikuti orang-orang yang mengusung tubuh simbah.
“Bapak, jalannya pelan-pelan,” kata Yessyta sambil menuntun ayahnya, karena jalanan di lorong itu tidak beraspal, bahkan banyak bebatuan menonjol. Sementara pak Murti ingin cepat-cepat sampai ke mobilnya.
“Masukkan saja, suruh sopirnya membuka mobilnya, di belakang.. ya, tidurkan di jok belakang,” teriak pak Murti memberi aba-aba.
“Indri yang sudah berjalan lebih dulu ikut mengatur mereka yang menidurkan simbah di jok belakang.
“Indri, kamu naik saja, jagain simbah, langsung ke rumah sakit,” teriak Yessyta yang sudah dekat.
“Bapak naik ya. Didepan.”
“Yessyta membantu bapaknya naik ke mobil, lalu dia sendiri naik dibelakangnya, dengan mengangkat kaki simbah, sementara Indri memangku kepalanya.
“Cepat ke rumah sakit,” perintah pak Murti.
Mobil itu berlalu diiringi perasaan heran pada orang-orang yang tadi membantu simbah.
“Hebat, siapa orang itu, begitu perhatian sama simbah?”
“Seorang dermawan pastinya,” kata yang lainnya.
“Beruntung sekali simbah, dibantu oleh orang kaya.”
“Semoga simbah tertolong, dia tak kelihatan sejak kemarin sore, katanya pergi ke pernikahan cucu keponakannya.”
“Kecapekan barangkali. Mungkin ikut bantu-bantu apa, gitu.”
“Kasihan, semoga tertolong, dia orang baik.”
“Benar, biarpun miskin suka sekali memberi. Anak-anak kecil yang lewat suka diberinya uang.”
“Ya, benar, dia orang baik, makanya ditolong oleh orang baik juga.”
“Beberapa hari terakhir ini ada yang menemani dia, wanita cantik yang cacat tangannya.”
“Kata simbah dia cucu jauh, aku pernah bertemu dan menanyakannya.”
“O.. baru sekarang aku melihatnya.
***
Simbah sudah dibawa ke UGD, pak Murti duduk menunggu ditemani Yessyta dan Indri yang diam dengan wajah cemas. Sesekali dia mengusap air matanya.
“Tenang Indri, simbah akan ditangani.”
“Dia seperti orang tua saya. Dia penolong saya. Jangan sampai saya kehilangan dia, ya Tuhan, tolonglah,” isak Indri.
“Dia akan tertolong, mungkin hanya capek.”
“Simbah punya uang tabungan sebanyak tiga juta, saya lupa membawanya, kan bisa untuk membayar biaya perawatan simbah.”
“Oh, simbah punya tabungan juga?”
“Baru tadi pagi dia menyerahkan uang itu pada saya. Katanya dia menabung uang itu selama bertahun-tahun.”
“Luar biasa dia.”
“Apa boleh saya mengambilnya dulu? Simbah kan butuh biaya?”
“Jangan memikirkan itu, biarkan saja uang simbah, aku yang membawanya kemari, jadi aku yang akan membayar semuanya,” kata pak Murti.
“Ya Allah… Bapak sungguh baik, terimakasih pak,” kata Indri sambil merangkapkan tangannya.
“Jangan memikirkan apapun, seandainya dia harus dirawat, itu tanggung jawab saya.”
“Terimakasih, pak,” kata Indri sambil mengusap air matanya.
“Bapak maukah diantar pulang dulu ? Biar Yessy sama Indri menunggui simbah.”
“Aku menunggu hasil pemeriksaan simbah dulu.”
“Nanti bapak capek ? Atau biar di jemput mas Gunawan?”
“Tidak, dia sedang bekerja, jangan ganggu dia. Begini, bukankah simbah itu kerabatnya Darman ?”
“Iya benar, Yessy harus menelpon Suni untuk mengabarkan keadaannya ya pak,” kata Yessyta.
“Nah, itu kamu pintar.”
Lalu Yessyta menelpon Suni.
“Maksud bu Yessy mbah Marto? Buliknya mas Darman ?” tanya Suni ketika Yessyta menelponnya.
“Iya, benar, yang semalam ikut nonton wayang di pernikahan kamu.”
“Lhoh, yang benar. Kok bu Yessy tahu ?”
“Ya tahulah, pokoknya ceritanya nanti saja, yang penting segera kabari suami kamu dan keluarganya. Dia dirawat di rumah sakit dimana bapak dulu dirawat.”
“Oh iya bu, baiklah, saya akan segera bilang sama mas Darman. Agar kami segera bisa kesana.
Begitu selesai menelpon, Yessyta melihat dokter keluar dari ruang UGD, Yessyta memburunya, diikuti Indri.
“Dokter, bagaimana keadaan simbah?”
“Dia sudah sadar, kalau bisa sebaiknya dirawat untuk beberapa hari.”
“Tentu dokter, kalau itu memang harus. Tapi bagaimana keadaannya? “
“Parahkah sakitnya?” sambung Indri.
“Dia sudah tua, tapi dia kuat kok. Hanya saja dia kelelahan. Tidak sakit apa-apa,” kata dokter sambil berlalu.
Indri menarik napas lega, lalu ia menghambur masuk ketika perewat jaga mengijinkan.
“Simbah… simbah…” tangisnya.
“Lha kamu itu mengapa menangis? Trus aku dimana ?”
“Simbah dirumah sakit..”
“Jadi aku ini sakit? Mana nasi yang tadi aku beli? Buat makan kamu sama aku, nasi kucing enak lho.”
“Simbah pingsan ketika membeli nasi, lalu digotong orang-orang kerumah, terus pak Murti membawanya ke rumah sakit.”
“Pak Murti itu siapa? Suami kamu?”
“Simbah ada-ada saja…”
“Aku yang namanya pak Murti,” kata pak Murti yang tiba-tiba muncul.
“Lho.. ini kan.. ini kan.. dia.. dermawan itu..”
“mBah, syukurlah simbah masih ingat aku, aku mencari simbah kemana-mana.”
“Mengapa mencari saya pak? Orang tua yang sudah renta, mau diapakan? Aduh, nduk, aku mau pulang saja, nggak mau aku, ini apa, lenganku diberi selang-selang apa ini?”
“Simbah jangan bandel, itu dokter yang kasih, supaya simbah kembali kuat. Awas ya, jangan dilepas.”
“Ribet sekali. Mana nasi bandeng yang aku beli, aku lapar menunggu kamu pulang,” kata simbah tak peduli pada pak Murti yang berdiri sambil memegang tongkat dan tersenyum-senyum melihat ulah simbah.”
“Biar Indri membelikan simbah nasi, kalau simbah lapar.” kata pak Murti.
“Indri itu siapa ?”
“Lhoh, simbah itu gimana, bukankah ini .. teman simbah ini.. namanya Indri?”
“Namamu Indri ? Aku tidak tahu, wong aku tidak pernah bertanya siapa namanya.”
“Haa, benarkah ?”
“Benar pak, kami bersama-sama selama berhari-hari, tapi tidak pernah saling menanyakan nama, dia juga tidak bertanya siapa saya dan kenapa saya ini.”
“Orang aneh..” lalu pak Murti tertawa terkekeh.
“Bapak dermawan ini juga aneh, nggak kenal nggak apa, tapi membawa saya kemari, apa disini ini tidak bayar?”
“Tidak mbah, disini semua gratis. Simbah mau apa juga gratis.”
“Wah, berarti ini juga rumah sakit dermawan?”
Pak Murti kembali terkekeh.
“Tapi aku tidak suka, kasurnya terlalu empuk.”
“mBah, simbah sedang dirawat supaya simbah sehat dan kuat, jadi nggak boleh bandel.”
“Aku tidak suka..”
“Harus suka, nanti aku selalu nungguin simbah disini.”
“Pokoknya simbah harus menurut, kalau tidak.. nanti akan disuntik dengan jarum yang lebih besar,” canda pak Murti sambil berjalan keluar.
“Hiih.. dermawan tapi suka nakut-nakutin orang,” gerutu simbah.
“mBak, kamar sedang disiapkan, simbah akan dipindahkan segera,” kata petugas UGD.
“Oh, iya, baiklah.”
“Hei, aku mau dipindah kemana ?”
“Simbah, akan dipindahkan ke kamar yang lebih nyaman.”
“Lebih nyaman itu apa? Lebih nyaman itu pulang ke rumah.”
“Tidak, simbah harus nurut, paling hanya sehari dua hari.”
Indri keluar karena perawat sudah siap membawa simbah untuk pindah ke kamar rawat, yang sudah dipesan Yessyta.
Ketika Indri keluar, dilihatnya pak Murti hanya sendirian.
“Dimana mbak Yessy?”
“Sedang ke warung diluar itu, membeli nasi, katanya simbah lapar,” kata pak Murti yang sangat perhatian pada simbah.
Indri sangat terharu, sebuah kemuliaan hati yang pantas diteladani. Ia kemudian duduk dan kembali mengusap air matanya.
“Sudah, jangan menangis lagi, simbah kamu akan dirawat dengan baik. Dan dengar, nanti setelah simbah itu sembuh, dilarang lagi memulung. Dia akan berjualan apa saja yang dia suka, nanti aku carikan tempat, sekaligus tempat simbah tinggal setelahnya. Kamu bisa memasak ?”
“Tidak pak,” jawab Indri lirih, tersipu.
“Belajar masak sama Suni, Suni itu kalau masak enak sekali. Kalau kamu pintar masak, kamu bisa membantu simbah jualan. Kamu yang masak, simbah yang jual. Bagaimana?”
“Baiklah, saya akan belajar pak.”
“Bagus sekali, tapi sebelumnya kamu harus perbaiki dulu tangan kamu itu, mungkin agak lama, tapi pasti bisa.”
“Terimakasih, pak.. Saya menangis, lebih karena semua kebaikan bapak, yang sangat perhatian kepada simbah. Saya merasa bahwa saya ternyata manusia yang sangat kotor dan tidak berharga.”
“Haa, mengapa kamu berkata begitu? Kotor dan tidak berharga? Tahukah kamu harga sebuah kebaikan? Harga sebuah kesadaran? Kamu sadar akan semua kesalahanmu, dan itu sangat berharga. Kamu meminta maaf, itu juga sangat berharga. Jangan menghitung sesuatu dengan materi. Jangan. Kekayaan materi bukan ukuran berharga atau tidaknya manusia. Jangan salah mengartikannya, dan lupakan kalau aku melakukan sesuatu untuk kalian, aku tak ingin punya harga atas semua itu. Biarlah Yang Diatas Sana yang menghargainya. Bukan kamu, bukan siapapun. Mengerti maksudku?”
Indri mengangguk mengerti, dan air matanya semakin deras mengalir.
Sementara itu simbah sudah dibawa ke ruang rawat, Indri berdiri bermaksud mengikutinya, tapi pak Murti tidak.
“Kamu saja yang ikut kesana, kalau aku ikut, nanti simbah kamu itu akan ngomong yang macam-macam dan banyak protes. Lakukan yang terbaik dan jangan pikirkan biayanya. Bilang sama simbah bahwa disini semuanya gratis. Mengerti?”
“Ya pak, sekali lagi terimakasih.”
“Sudah sana.. kebanyakan terimakasih aku nanti.”
Ketika Yessyta datang, pak Murti segera menyuruhnya membawa ke ruang inap untuk simbah. Biarpun bukan ruangan VIP tapi simbah mendapat ruangan yang baik.
“Berikan saja nasinya, biar mereka makan dan minum, lalu kita pulang,” kata pak Murti.
***
“Gun, kamu masih ingat ruko yang dulu kita beli untuk tempat tinggal pak Man, sopir kita?” kata pak Murti ketika menelpon Gunawan dalam perjalanan pulang.
“Iya pak, masih ada, mau dijual kah?”
“Tidak, suruh orang membersihkan tempat itu, dan atur supaya pantas ditinggali lagi.”
“Perabot yang dulu dipakai pak Man masih ada disana.”
“Bagus, suruh orang membersihkannya.”
“Siapa yang mau tinggal disana pak?”
“Simbah.”
“Simbah siapa pak?”
“Seharian ini ada kejadian luar biasa, aku sudah ketemu simbah, nanti sore kalau kamu pulang saja ceritanya. Pokoknya heboh.”
“Bapak mau agar nanti simbah tinggal disana ?”
“Ya, dan berjualan apa saja yang dia suka.”
“Ah, syukurlah, kelihatannya benar-benar heboh.”
“Tapi sekarang dia ada dirumah sakit.”
“Lhah, kenapa pak? Sakit apa?”
“Nanti saja ceritanya, hari ini kamu sibuk kan, nanti sore kamu akan mendengar semuanya. Tapi urus dulu itu, ruko yang tidak dipakai lagi. Besok harus sudah mulai di bersihkan.
“Baik lah, sekarang juga saya akan mencari orang untuk membersihkan semuanya.”
“Haa.. bagus.”
***
“nDuk.. siapa tadi namamu.. Indri ya?”
“Iya, mbah. Simbah kan mbah Marto?”
Simbah tertawa, menampakkan giginya yang ompong.
“Aku ini orang yang tidak pernah peduli pada apapun, siapa nama aku, nama kamu, yang penting bisa berhubungan baik.” katanya walau dengan pelan. Sesungguhnya simbah memang merasa lemas.
“Iya mbah.”
“Mengapa aku ditidurkan di sini? Kasurnya terlalu empuk.. dan lenganku ini.. pegal rasanya, bagaimana kalau selangnya kamu copot saja?”
“Oo, jangan mbah, dicopot bagaimana? Itu kerjaan dokter. Kalau saya atau simbah mencopotnya, bisa berbalik darah simbah yang keluar sampai habis,” kata Indri menakut-nakuti.
“Haahh? Begitukah ?”
“Ya iyalah mbah, itu kan kerjaan dokter. Namanya itu infus. Itu isinya obat, yang bisa membuat simbah kuat.”
“Simbah itu sudah mau mati, dibawa kerumah sakit ya percuma saja.”
“Darimana simbah tahu kalau simbah mau mati ? Simbah sudah ketemu malaikat pencabut nyawa ?”
“Aah, ya bukan begitu, ingat, simbah itu sudah delapanpuluh tahun. Lhaah.. mana KTP simbah? Disitu ada catatan umurnya.”
"Simbah tahu nggak, pak Murti tadi bilang, besok kalau simbah sudah sembuh, simbah nggak boleh lagi memulung.”
“Lhah, memangnya dia itu siapa kok melarang simbah memulung?”
“Bukan karena dia siapa mbah, dia itu kasihan melihat simbah yang sudah tua masih menelusuri jalan untuk memulung.”
“Kamu kan tahu bahwa itu kehidupan aku?”
“Ada jalan lain untuk mencari nafkah.”
“Hahh.. kata siapa?”
“Simbah bisa duduk manis sambil berjualan. Mungkin jualan makanan, atau jualan apa lah, yang penting bisa mendapat penghasilan dari itu.”
“Enak saja kamu ngomong, apa orang jualan bisa tanpa modal? Jualan apa coba? Tak ada yang menarik dari yang simbah punya. Jualan dirumah gubug itu, apapun yang simbah jual mana bisa laku? Gubug buruk dan kotor, untuk jualan makanan orang juga nggak suka, jijik lah. Jualan apapun nggak akan menarik, ya sudah biarkan begini saja. Repot amat.”
“Nanti pak Murti yang akan mengaturnya.”
“Pak Murti lagi? Sudah jangan ngomong saja, mana KTP aku?”
“Masih ada dirumah, nanti kalau simbah sudah tidur saya mau pulang sebentar, mengambil KTP simbah, dan baju simbah untuk ganti, dan uang simbah juga.”
“Uang untuk apa? Katamu disini semuanya gratis?”
“Barangkali simbah mau beli sesuatu.”
“Oh iya, tolong belikan aku kinang ya, mulutku pahit kalau tidak nginang.”
“mBah, dirumah sakit tidak boleh nginang, nanti kotor kasur dan bantalnya. Bisa merah semua.”
“Kalau begitu aku mau pulang saja, nggak mau aku kalau nggak boleh nginang.”
“Ya sudah, nanti saya belikan.”
“Sekarang saja, aku penginnya sekarang, atau aku mau beli sendiri saja? Susah aku kalau apa-apa dilarang.”
“Baiklah, baiklah… biar saya pulang dulu sama beli kinang, tapi simbah tidur ya, kalau nggak mau tidur nanti disuntik lagi lho.”
“Ya sudah, sana pergi, mengapa tiba-tiba kamu cerewet?”
Simbah sebenarnya sangat kuat, ia masih bisa bicara lancar, tapi sebenarnya ada yang terasa nggak enak ditubuhnya. Entah apa penyakitnya, tapi simbah tak mau mengakuinya. Ia juga kesal banyak di atur. Lalu tiba-tiba simbah melirik kearah selang yang terasa menjerat lengannya.
“Benarkah kalau aku copot selang itu lalu darahku akan habis? Pasti dia bohong, Ini sangat menyiksa, terkadang terasa perih,” gumamnya. Lalu dengan sebelah tangannya, simbah meraba jarum yang menancap di lengannya.
***
Besok lagi ya
_Tapi hati Indri terkesiap, dari jauh, dilihatnya banyak orang berkerumun didepan gubugnya simbah. (MCYT_41)_
ReplyDeleteAlhamdulillah.. MCYT_42 sdh tayang.
Matur nuwun bu Tien, dalam sehat penuh semangat dan ADUHAI selalu dari mas kakek mBandung.
Selamat Kek Juara 1
DeleteAlhamdulillah MCYT 42 sudah tayang
DeleteMatur nuwun mbk Tien,ADUHAI....
Sehat....sehat....sehat,Aamiin
Selamat kakek Habi juara 1
DeleteLoh iya ta bukannya jeng Nani.....?
DeleteAku kan lagi etung-2an karo njenengan....tak tunggu, je.
Etung"an apa kek Habi...
DeleteTanya jeng Nani....
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah yg dinanti MCYT 42 sdh tayang.
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien
Aduhaii
Alhamdulilah sdh tayang MCYT 42 makasih bunda tien
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-42. Bu TIEN.
ReplyDelete*SALAM ADUHAI DARI JOGJA*
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur,
,
Semoga bu Tien segera sehat kembali dan seluruh keluarganya senantiasa dilindungi dan dihindarkan dari covid 19.
DeleteTuhan memberkati bu Tien. Amin
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri RahayuHernadi , Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Salam ADUHAI..
Matur nuwun jeng Tien,,sudah tayang MCYT 42 semoga jeng Tien selalu sehat
ReplyDeleteSimbah kayanya mau bikin ulah ini....sabar mbahhhh... 😀😀
ReplyDeleteKayaknya iya loh, tapi kita tunggu episodenya aja, krn bu Tien paling seneng klu pembaca banyak perasaannya alias baper😅, terima kasih bu Tien atas tayangannya, selslu sehat dan aduhai
DeleteAlhamdulillah MCYT yg dinanti udah terbit, makasih Bunda Tien Komalasari, salam sehat dr pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 42 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mBak Tien tetap sehat bahagia bersama keluarga dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dari Karang Tengah Tangerang.
Selamat malam, semoga sehat selalu
ReplyDeleteSip...👍👍👍 Matur nuwun b Tien 🙏
ReplyDeleteTetap ADUHAI
Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿
Terima kasih bu Tien...episode 42 ...haduh simbah kok ditinggal kalo selamg infusnya di cabut sedang Indri sdh pergi bgmn?
ReplyDeleteJangan sampai terjadi hal buruk ya Allah biarkan simbah ditolong pak.Murti dan keluarga di desa menemui...
Berikan kesempatan simbah utk dapat hidup layak disisa usianya
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-42 sudah tayang.
ReplyDeleteTernyata Simbah pingsan karena kelelahan saja. Segera sembuh ya Mbah... Terus ganti pekerjaan, tapi 'anaknya' biar diobati dulu supaya tangannya sembuh.
Nah... mungkin tinggal satu dua episode sudah selesai.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, Semangat...kami dari sragentina selalu ADUHAI.
Alhamdulillah sdh tayang lagi seru-serunya ….
ReplyDeleteSalam sehat bu Tien …💪🙏😊
Matur nuwun Bu Tien. Semoga semakin sehat, aamiin
ReplyDeleteSuwun b. Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga sehat terus bu Tien, dari Nganjuk hadir.
ReplyDeleteMCYT 42 sdh kembali hadir salam sehat u bu Tien dan semua..seru.
ReplyDeleteAlhamdulillah,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat nggih,Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah terbit,,matur nuwun sanhet bu Tien.
ReplyDeleteCerita makin aduhai...semoga tidak terjadi apa apa pada Simbah ...
Salam aduhai
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulillah sudah tayang setiap hari, semoga mbak Tien sehat walafiat terus..
ReplyDeleteTebing Tinggi selalu menunggu cerita selanjutnya
Terimakasih Bu Tien mcyt 42 sudah tayang.semoga bunda sehat selalu. Aamiin
ReplyDeleteBahan koreksi naskah ;
ReplyDelete1. “Ya Allah… Bapak sungguh baik, terimakasih pak,” kata Indri sambil merangkapkan tanggannya.
# “Ya Allah… Bapak sungguh baik, terimakasih pak,” kata Indri sambil merangkapkan tangannya.#
2. Indri menarik napas lega, lalu ia menghambur masuk ketika perewat jaga mengijinkan.
# Indri menarik napas lega, lalu ia menghambur masuk ketika perawat jaga mengijinkan. #
3. “Iya, mbah. Simbah kan mbak Marto?”
# “Iya, mbah. Simbah kan mbah Marto?” #
Owh....simbah Marto memang bandel...
Kaya prnulise....disuruh istirahat waktu isih "gerah", nekat nyerat/ngetik.....
Iya ta akhirnya 4 dina......libur.
Hrbat pak koreksinya sedetil itu, luaar biasa padahal pembaca mah sdh mengerti maknanya.
DeleteMakasiih mbak Tien mcyt 42...
ReplyDeleteAduhai sekaliii...sangat menyenangkan dgn kebaikan pak Murti yg dermawan..msh adakah didunia nyata org seperti pak Murti..😊
Salam sehat dan aduhai sekali mbak Tien..🙏🥰⚘
Semoga ada.
DeleteADUHAI jeng Maria..
Selamat malam semuanya.
ReplyDeleteSemoga, semuanya sehat2 selalu.🙏
Alhamdulillah MCYT 42 sdh hadir
ReplyDeleteSemakin seru dan Aduhai ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga semakin sehat dan pulih kembali.
Aamiin yaa Robbal' Aalamiin
Salam ADUHAI dari Bekasi
Aamiin Yaa Robbal Alamiin
DeleteADUHAI jeng Ting
mBeguguk makutha waton.
ReplyDeleteBaik apa enggak? ya tergantung to, kalau memang itu sebuah mision yang bermanfaat bagi kehidupan kenapa tidak, manusia yang bermasyarakat ..
Wuah keren; jadi pokoknya, waduh jangan pakai pokoknya ah..
Lo gimana to, belajar dulu jadi manusia gitu lo.. yang bermasyarakat?
Ya iyalah..
0h gitu ya.. harus pakai standard dong ya..
Ya iyalah..
Standart jejeg.. apa standart miring..
Kamu pikir sepeda Hartog nya mBah buyut?
Ash embuh.. wong Jan jane mision dulu.. baru.. lagi vision.. dadi alure genah..
di bolak balik kaya gorengan aja..
Katanya awalnya dari mimpi..
Iya tapi pijakannya harus jelas jadi nggak terbawa arus..
Oh .. trus mBah Marto ..
Lah kan jelas to..
siapapun kalian nggak ngaruh yang penting bisa berhubungan baik kan..
Iya ya.. lahir batin.. pakai jujur ya..
Namanya juga lahir batin..
nggak pakai iri.. nggak pakai dengki ..
..Semurni hatiku semurni cintaku..
bahagialah aku..
nembang.. barang .. ADUHAI...
Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke empat puluh dua sudah tayang..
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta 🙏
Nanang, ADUHAI deh
DeleteMatur nuwun bunda Tien MCYT42 telah hadir...
ReplyDeleteSalam sehat selalu & semakin ADUHAI njih bun...
Semakin ADUHAI, Padmasari
DeleteAlhamdulillah MVYT42 udah terbit
ReplyDeleteSalam aduhai mb Tien
Salam ADUHAI jeng Atiek
DeleteSuwun bu Tien.. Salam sehat ❤
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI ibu Handayaningsih
DeleteTerima kasih Mbak Tien .. MCYT 42 sdh tayang ... Smg sehat n happy selalu ... Salam Aduhai .
ReplyDeleteHappy ADUHAI jeng Enny
DeleteAduhaiiiii...mbak Tien.
ReplyDeleteADUHAI ibu Purwani
DeleteMakasih mba Tien. Salam sehat selalu
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Sul
DeleteMatur nuwun Bunda Tien MCYT 42 ,kula tenggo kelajenganipun.
ReplyDeleteSalam sehat dan. A D U H A I.
Sehat dan ADUHAI keng Isti
DeleteAlhamdulillah, Terima kasih Bu Tien. Salam sehat dari Yogyakarta. 😍
ReplyDeleteSobatku di Yogja.
DeleteEdit dong profilmu dan sobat-2 lainnya yang masih UNKNOWN, biar bu Tien dan para blogger enak menyapamu, caranya :
1. Ketuk/klik UNKNOWN pada profil komenmu.
2. Ketuk/klik EDIT PROFIL.
3. Isi biodatamu, sesuai kondisi/statusmu, unggah fotomu ambil dari galeri HP-mu
4. Baca ulang/teliti biodatamu jika sdh "OK" semua klik SIMPAN (warna merah) ada dibawah.
5. Keluar dari blog, masuk lagi profil Anda pasti sdh berubah. Jika tidak berubah, hubungi saya di HP 085101776038.
Alhamdulillah MCYT42 tayang ternyata Simbah tertolong dengan kehadiran P.Murti & Yessyta. Apakah Simbah mau ditolong P.Murti dan ditempatkan di Ruko supaya bisa berjualan..??? Kita tunggu saja kelanjutannya besok ...Alur cerita yang sangat menarik dari ketukan keyboard Laptopnya Bu Tien memang ADUHAI. Salam sehat selalu UTK Bu Tien dan keluarga juga semua penggemar cerbung ini...ADUHAI 😊😀🙏🙏👍👍🌼🌺
ReplyDeleteADUHAI pak Indrianto
DeleteAlhamdulillah ...sehat ya Mbak Tien? Mbak tien.... luar biasa.. tebakan saya gak nyambung sama sekali. Sy kira MCYT itu ttg Gunawan yg meyakinkan Tessyta agar mau dgnya ....Lha..kok cerita masih berlanjut...Apa ini ttg Indri? Kayak Jangan Bawa Cintaku tahunya Leo saya sangka Ika
ReplyDeleteJeng Nanik ADUHAI
DeleteTrmksh mb Tien.... smg sll sehat dan sehat sll, aamiin... 🤲
ReplyDeleteSalam sehat ADUHAI mb Tien....
Salam ADUHAI Yangtie
DeleteAssalamualaikum wr wb. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa sehat wal afiat dan tetap semangat dlm berkarya. Aamiin. Salam sehat dari Pondok Gede....
ReplyDeleteAamiin,
DeleteSalam sehat pak Mashudi
Yuhuuuui ....sdh terbut seri 42 .. matur nuwun.Mbak Tien, ceritanya tdk saja menghibur tapi ada himah keteladanan .. salam ADUHAI
ReplyDeleteYuhuiii... pak Pri ADUHAI deh
DeleteAkan nekadkah M Marto menyabut selang infus. Dan adakah penyakit lain yg diderita M Marto ???
ReplyDeleteIni yg kutunggu lanjutannya.
Alhamdulilah MCYT 42 telah hadir. Matur nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu dan salam ADUHAI.
Salam ADUHAI pak Rochmah
DeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 42 hadir di Hari ahad,,, Matur nuwun bu Tien,Top markotop Aduhaaii banget 👍👍👍
Sehat wal'afiat semua ya bu Tien🙏☘️🌸☘️
ADUHAI sangat merkotop Mbah put?
ReplyDeleteSlmt pgi dan slnt berhari minggu mba Tien.. Tetap sehat dan semangat berkarya y mbak... Mksihcerbung mcyt ke 42 nya.. Dslmseroja dan aduhai dri sukabumi🥰🥰
ReplyDeleteSalam kenal & sehat selalu Mbak Tien & semuanya pecinta MCYT
ReplyDeletetrima kadih bu Tien semoga selalu sehat dan tetap semangat
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT42 sdh tayang, maturnuwun bu tien🙏,salam sehat dari kediri.. semoga bu tien sekeluarga diberi sehat Rizki umur yang barokah,sll dlm lindungan Nya, aamiin ya rabbal'alamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah..simbah masih diberi.umur panjang..semoga tidak nekat nyopot infus ya mbah.. Itu kalau di ksmpung mertua saya di Klaten dijuluki simbah Maryo wangkal..karena sulit diatur dan ngeyel..mesti baik hati dan tidak sombong. Matur nuwun bu Tien yang sudah mrmbuat cerber penuh filosofi kehidupan melalui kebaikan, kesederhanasn dan perhatian p Muryi msupun simbah yang welas asih tanpa pamrih..dan Yessyta yang berhati mulia walau sudah disakiti, dan Gunawan yang setia mrnperjuangkan vibtanya..aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah - barakallahu
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
Semoga bu tien sehat2 selalu
Salam aduhai n tetap semangat
Intip ah...
ReplyDeleteSalam sehat dan salam Aduhai Bunda Tien
Ikut ngintip aahhh...
ReplyDeleteSalam sehat selalu kagem ibu Tien
Libur kan minggu 🤭🤭☝️
ReplyDeleteYa ..kadang hari minggu jg tayang kok bu
ReplyDeleteAlhamdulillah - barakallahu
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tienkumalasari
Semoga sehat2 selalu injih salam aduhaai dari Cibubur
Salam aduhai n tetap semangat
Bu tanya donk, kalau simbah itu perempuan kan? Soalnya lucu aja, pak murti laki laki, marto malah perempuan...apa ada ya di jawa seperti itu?
ReplyDeleteDisekitar ku banyak Bu dokter, wanita yg SDH menikah dipanggil nama suaminya, dikampung ku banyak janda sudah tua panggilannya nama suaminya, Mbah Maryo,Mbah Paidi,Mbah Kasiman, Mbah Turut, Mbah Joyo, ...kadang suami-istri dipanggil nama anak tertuanya, mbok'e Yusup, pak'e Pur, Bune Edi...dsb.
DeleteAssalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteSelamat malam bu Tien, smg Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin yra. Waduh telat nih baca MCYT 42, gpp yg penting hepi...
ADUHAI...banyak pelajaran tentang kehidupan yang bisa dipetik dari cerita ini. Terima kasih bu Tien...
Salam sehat, hangat, dan ADUHAI selalu...🙏
Aduhaii..sehat sehat bu tien..jd terhibur dan bny pelajaran berharga dlm kisah ini..MasyaaAllaah tabarakaLLAAH
ReplyDeleteBu Tien, trmksh banyak. Sangat menghibur sekali membaca cerbungny.
ReplyDeleteSalam sehat selalu ... Barakallah .💜💖💜
Mbah Marto...pasti dulunya suaminya pa
ReplyDeleteMarto ya
Nunggu eps 43...
ReplyDeleteJeng Iyeng bu Tien dua hari ini panas dingin, mohon doanya, kecapekan ...diduga typus. Tapi nunggu hasil lab esok hari.
DeleteDuuuh...mbakyuku lagi gerah to. Enggal dhangan mbakyu. Alfatikha
DeleteAduhaii...sehat sehat bu tien..msh setia menunggu nih😍
ReplyDeleteNgintip
ReplyDeleteSahabat-2 Penggemar Cerbung Tien Kumalasari, bu Tien mohon maaf dan mohon doanya TIDAK BISA MENGHADIRKAN MCYT-43, MALAM INI KARENA LAGI PANAS DINGIN.
ReplyDeleteSelamat malam selamat beristirahat
Semoga bu tien cepat sembuh, diangkat penyakitnya oleh Allah SWT, dan segera bisa beraktifitas seperti biasanya .... aamiin yaa rabbal'alamiin
DeleteSemoga Bu Tien cepat sembuh dan dapat berkarya kembali menghibur penggemarnya...Aamiin yaa rabbal'alamin
DeleteSemoga bu Tien segera sembuh darivsegala penyakit yg diderita saat ini...sehat dan semangat.....salam aduhai
ReplyDeleteSemoga Bu Tien enggaL Dangan ... salam SEROJA dr sby
ReplyDeleteKita nongkrong dulu di sini sambil menunggu MCT-34.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien sehat-sehat saja.
MCYT 34 sdh lewat.....😀
DeleteSemoga bunda Tien cepat sehat kembali...🙏
ReplyDeleteMbak Tien..semoga cepat sehat kembali..tetap semangat..
ReplyDeleteSyafakillah Bu Tien, semoga selalu sehat....Aamiin
ReplyDeleteMbak Tien semoga segera sembuh ya...dan sehat2 selalu 🙏
ReplyDeleteSemoga Ibu Toen segera sembuh ..Aamiin YRA
ReplyDeleteSyafakillah u bu Tien ..semangat
ReplyDeleteSmg segera sehat kembali mb Tien. Aamiin YRA.. Kami sabar menunggu mcyt tayang kembali smp mb Tien benar2 bugar utk berkarya kembali🤗
ReplyDeleteSemoga mba Tien segera sembuh dan beraktifitas seperti biasa kembali.
ReplyDeleteSalam hangat selalu.
Semoga bunda Tien segera sembuh dan bisa beraktivitas kembali seperti sediakala aamiin
ReplyDelete*SEMOGA BUNDA TIEN SEGERA SEMBUH DAN BISA BERAKTIFITAS SEPERTI SEDIAKALA*
ReplyDeleteAamiiiin.
Y Allah mbak Tien sakit lgi.. Kitadoakan pak bpk n buibu.. Smgmba Tien diberi kesehatan lahir batin dan tetap semangat kembali unk menghibur penggemar cerbungnya.. Aamiin.. Semangaty mba Tien..
ReplyDeleteKami berdoa semoga Ibu segera sembuh dan dapat beraktifitas kembali seperti simula,aamiin
ReplyDeleteYa Alloh semoga mb Tien diberi sehat lahir batin dan tetap semangat dan sabar utk menjalaninya....
ReplyDeleteSehat... sehat... sehat....
Smg doa kita dikabulkan...... Aamiin 🤲
Bu Tien enggal dangan nggih ...supados saged makaryo malih ....salam aduhai dari Surabaya
ReplyDeleteDangan, dangan nggih bu...
ReplyDeleteMugi mugi Bu Tien enggal dangan nggih
Supados saged makaryo malih ....
Salam ADUHAI saking Penggandrung Cerbung Cilacap
Ya Alloh, semoga Bu Tien diberi kesehatan yg prima. Aamiin🤲
ReplyDeleteSemoga mba Tien cepet sembuh dan sehat kembali.
ReplyDeleteMudah2an bu Tien segera sembuh yang tiada penyakit lain lagi
ReplyDeleteYa Allah angkatkan penyakit ibu Tien..berilah beliau kekuatan untuk melalui semuanya dan segerakan kesembuhan untuk bu Tien ..Aamiin
ReplyDeleteEnggal dhangan Bu Tien,Aamiin
ReplyDeleteYaa Allah, angkatlah semya penyakit mbak Tin, karuniakan kesembuhan untuknya agar dapat beraktivitas lagu seperti biasa. Aamiin Yaa Rabb
ReplyDeleteSemoga Allah swt segera menyembuhkan penyakit b Tien Kumalasari, kembali sehat dan beraktifitas seperti biasanya.
ReplyDeleteSalam sehat dan semangat dari Rewwin...🌿
Syafakillah buat bunda tien Kumalasari...semoga allah segera pulihkan sakitnya ..aamiin ya rob
ReplyDeleteUnknown ....biar muncul nama dan foto,silahkan diedit,caranya...
Delete- Klik tulisan Unknown
- Klik edit profil
- Isi profil dan fotonya
- Klik simpan
Klo bu Tien mau menyapa juga enak ada namanya
Syfahullah, Semoga Allahmengangkat penyakit Bu Tien dan dikembalikan kesehatannya seperti semula, bisa beraktifitas kembali. Aamiin
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteSyafaakillah Laa basa thahuuran in syaa Allah bu Tien
Ditambahkn ketenangan,kesabaran n keikhlasan menerima ketentuan Allah Azza wa Jalla. Aamiin Ya Rabbal'Alamiin
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteSugeng enjang bu Tien, mugi2 Ibu enggal dangan saking gerahipun, kaparingan kesarasan kados wingi uni, ugi karaharjan...🙏
Aamiin yra...🤲
Semoga Bu Tien enggal dangan, sehat kembali....aamiin yaa rabbal alamiin..
ReplyDeleteSemoga bu tien lekas sembuh dr sakitnya ,sehat,sll dalam lindungan Allah SWT, aamiin ya rabbal'alamiin
ReplyDeletesemoga ibu tien segra sehat kembali
ReplyDeleteUnknown ...biar muncul namanya dan foto,silahkan diedit,caranya...
Delete- Klik tulisan Unknown
- Klik edit profil
- Isi profil dan fotonya
- Klik simpan
Selamat mencoba
Semoga bu Tien segera sembuh kembali..semangat njih bu Tien
ReplyDeleteSemoga bu Tien segera mendpt kesembuhan dan sehat kembali, Tuhan memberkati ibu Tien, amin
ReplyDeleteSemoga Ibu Tien diangkat penyakitnya, diberikan kesehatan pulih dan bisa beraktifitas kembali. Aamiin
ReplyDeleteUnknown ....biar muncul namanya dan foto,silahkan diedit,caranya...
Delete- Klik tulisan Unknown
- Klik edit profil
- Isi profil dan fotonya
- Klik simpan
Selamat mencoba
semoga mba Tien sehat dan sembuh dari segala penyakit...jangan bekerja dulu mba, smp betul2 sehat. Kami sabar menunggu karya2 mu
ReplyDeleteSemoga bu Tien segera dipulihkan kesehatannya. Salam aduhai.
ReplyDeleteSemoga Bu Tien segera pulih sembuh, sehat dan bisa terus berkarya, salam dari Tugiman Bandung
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteMaaf Pak Tugiman
DeleteMasih Unknown Pak Tugiman....biar muncul namanya,silahkan diedit,caranya...
Delete- Klik tulisan Unknown
- Klik edit profil
- Isi profil dan fotonya
- Klik simpan
Selamat mencoba
Pa Tugiman Bandung.
DeleteBandungnya dimana, saya di Antapani please callme 085101776038.
Edit dong profilmu dan sobat-2 lainnya yang masih UNKNOWN, biar bu Tien dan para blogger enak menyapanya, caranya :
1. Ketuk/klik UNKNOWN pada profil komenmu.
2. Ketuk/klik EDIT PROFIL.
3. Isi biodatamu, sesuai kondisi/statusmu, unggah fotomu ambil dari galeri HP-mu
4. Baca ulang/teliti biodatamu jika sdh "OK" semua klik SIMPAN (warna merah) ada dibawah.
5. Keluar dari blog, masuk lagi profil Anda pasti sdh berubah. Jika tidak berubah, hubungi saya di HP 085101776038.
Semoga bu Tien disembuhkan dan diangkat segala penyakitnya.
ReplyDeleteDuh...enggal dangan nggih mbakyu...
ReplyDeleteSahabat.....malam ini jangan mengharapkan MCYT_43 TAYANG, YA.
ReplyDeleteBiarkan bu Tien beristirahat, marilah kita doakan agar bu Tien segera pulih kesehatannya ...kayaknya beliau kecaoekan tenaga dan pikiran dimasa pandemi banyak orang mendatang Apotek butuh obat ...
Syafakillah bu Tien.
#kecapekan...
Delete#mendatangi apotek...
Semoga mbak Tien cepat sehat
DeleteYaa Allah segera sembuhkan mbak Tien....agar bisa segera beraktifitas kembali,Aamiin Yaa Rabb
DeleteSyafakallah bunda tien...semoga kembali sehat sempurna....
ReplyDeleteSyafakillah Bu Tien, semoga lekas sembuh dan sehat seperti sediakala
ReplyDeleteAamiin yaa Robbal' Aalamiin
Aamiin yarobbal alamin. Semoga doa doa kita diijabah Allah swt.
ReplyDeleteDan jika mau gabung ke WAG PCTK (Penggemar Cerbung Tien Kumalasari) japri aja ke 0821 1667 7789 Ibu Nani Nur'Aini Siba (Admin)
DeleteKiranya bunda Tien segera sembuh.
ReplyDeleteGusti amberkahi.🙏
Semoga cepat sembuh.
ReplyDeleteTuhan Memberkati .
Edit dong profilmu dan sobat-2 lainnya yang masih UNKNOWN, biar bu Tien dan para blogger enak menyapamu, caranya :
Delete1. Ketuk/klik UNKNOWN pada profil komenmu.
2. Ketuk/klik EDIT PROFIL.
3. Isi biodatamu, sesuai kondisi/statusmu, unggah fotomu ambil dari galeri HP-mu
4. Baca ulang/teliti biodatamu jika sdh "OK" semua klik SIMPAN (warna merah) ada dibawah.
5. Keluar dari blog, masuk lagi profil Anda pasti sdh berubah. Jika tidak berubah, hubungi saya di HP 085101776038.
Semoga Bu Tien lekas sembuh
ReplyDeleteSyafaakillah Bu Tien
ReplyDeleteMugi2 enggal dangan njih bu Tien
ReplyDeleteMcyt 42.
ReplyDeleteSimbah Marto yang baik budi telah menolong Indri yang terlunta lunta dan merasa bersalah selama ini telah banyak berbuat buruk kepada orang disekitarnya. Kini Indri yang merasa berkewajiban menolong simbah Marto. Salam.sehat dan semangat mbak Tien dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Terima kasih.
Semoga Bu Tien cepat sembuh dan bisa beraktifitas seperti sedia kala aamiin
ReplyDeleteSyafakillah.. Bu Tien.. Mugi Enggal dangan..
ReplyDeleteSyafakillah mba Tien,,, semoga cepat pulih kembali. Aamiin yra
ReplyDeleteSyafakillahu syifa'an ajilan mbak Tien.
ReplyDeleteSyafakillahu syifa'an ajilan mbak Tien
ReplyDeleteSyafakillah bunda Tien.....semoga lekas pulih kembali kesehatannya.....Aamiin YRA...🤲🙏🙏
ReplyDeleteSyafakillah mbak Tien semoga lekas pulih kembali Aamiin yra
ReplyDeleteSyafakillah Bunda Tien segera sehat kembali. Aamiin y r a.
ReplyDeleteSemoga ibu cepat sehat,aamiin kami selalu berdo'a untuk kesehatan ibu. Semangat ya bu
ReplyDeleteSahabat-2 PCTK, bu Tien titip salam ADUHAI buat sahabat-2 PCTK, baik yang di WAG PCTK. maupun yang di blogspot.
ReplyDeleteBu Tien mohon maaf blm bisa merespon empati sahabat2, sebab jika dipakai baca mual & kepala langsung pusing. 👇🏼👇🏼👇🏼
[14/7 18.40] Tien Kumalasari: Alhamdulillah, dari jeda panas yang tadinya setiap 4 jam, sejak semalam sampai hari ini sudah setiap 10 jam. Semoga tidak panas lagi.
[14/7 18.43] Djoko Budi Santoso: Alhamdulillah....
Tetep istirahat dulu ya bunda, bedrest dulu biar stabil, suhu badannya.
[14/7 18.44] Tien Kumalasari: Ho oh. Yen dinggo tonga tangi panas maneh.
[14/7 18.47] Djoko Budi Santoso: Sing ndongakna dlidir, saben nginceng blog durung tayang ndonga "syafakillah bu Tien"... nganti duwawa.
Njenengan gak pengin tilik blog saka hape??
[14/7 18.49] Tien Kumalasari: Ora disik mas kakek. Sok2 yen maca akeh rada mual lan pusing. Nyuwun tulung panjenengan aturke panuwunku nang kanca-2, njih.
[14/7 18.50] Djoko Budi Santoso: InsyaAllah bu, disampaikan.
Syafakillah Ibu Tien Kumalasari
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh ya bu Tien..
ReplyDeleteSemoga Bu Tien lekas sembuh 🙏🙏
ReplyDeleteTetap setia menunggu karyanya😍
Syafakillah bunda Tien, la ba'sa thohurun In syaa Allah, Aamiin 🤲❤️🙏
ReplyDeleteSyafakillah Bu Tien..
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh dan sehat kembali.
Aamiin Allohumma Aamiin
Syafakillah bu Tien ...sehat dan semangat
ReplyDeleteSyafakillah Bu Tien.. banyak yg do'akan semoga doa kami di ijabah Allah SWT Aamiin
ReplyDeleteSyafakillah mbak Tien... Ya Allah sembuhkan sakit dari tubuh mbak Tien. Sehatkan kembali seperti semula.
ReplyDeleteRehat yang cukup mbak Tien... Tetap semangat dan tawakal..
Syafakillah Bu Tien,In sya Allah doa kami di ijabah Allah SWT Aamiin 💞
ReplyDeleteLekas sehat kembali bu tien..
ReplyDeleteSemoga segera pulih kesehatannya b Tien.
ReplyDeleteSemangat ...
Syafakillah bu tien
ReplyDeleteSemoga lakas sembuh bu Tien Kumalasari dan sehat wal'afiat kembali ... Aamiin YRA
ReplyDeleteSemoga cepat sembuh mba Tien. Semangaattt
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMugi Ibu Tien enggal dangan..Aamiin YRA
ReplyDeleteMugi Ibu Tien enggal dangan. Aamiin YRA
ReplyDeleteMendoakan mbak Tien agar diangkat segala penyakitnya oleh Allah 🤲🤲..segera sembuh dan pulih kembali bisa beraktifitas seperti sediakala..melayani orang2 yg membutuhkan pelayanan obat2an dan yang lainnya..Amiin 🙏🙏🤲🤲
ReplyDeleteMendoakan mbak Tien..semoga diangkat segala sakit penyakitnya oleh Allah..🤲🤲..segera sembuh dan pulih kembali seperti sediakala..bisa keraktifitas lagi..Amiin 🙏🙏🤲🤲
ReplyDeleteSyafakillah mba Tien. Banyak yang mendoakan semoga Allah segera memberi kesembuhan dan kembali.beraktifitas seperti biasa lagi.... Aamiin YRA
ReplyDeleteSemoga cepet sembuh dan sehat lg mb Tien.
ReplyDeleteSemoga cepat sembuh ya ibu Tien
ReplyDeleteSemoga mbak Tien cepat sembuh
ReplyDeleteSemoga Bu Tien segera pulih sembuh, sehat dan bisa terus berkarya, salam dari suroboyo
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSemoga Mb Tien segera pulih kesehatannya & dpt beraktifitas kembali sbgmn mestinya... Aamiin (Gunarto/Bali).
ReplyDeleteSyafakillah mba Tien. semoga Allah segera memberi kesembuhan dan kembali beraktifitas seperti biasa lagi.... Aamiin.
ReplyDeleteSalam kagem njenengan
Syafakillah ibu
ReplyDeleteSmg Allah sgra angkat penyakit bu Tien cpt sehat bu dan braktifitas kembali... Aamiin
ReplyDelete