Monday, April 5, 2021

JANGAN BAWA CINTAKU 21

 

JANGAN BAWA CINTAKU  21

(Tien Kumalasari)

 

Ika bergegas mendekat dan berusaha membangunkan Rina, sementara Dian berlari kearah mobil yang menunggu sambil berteriak-teriak.

“Oom.. om.. itu.. itu.. bu Rina pingsan..”

Baskoro melompat turun dan berlari kearah dimana Ika sedang berusaha mengangkat Rina.

“Rina.. Rina…”

“Mas, tolong diangkat kerumah dulu, mari saya bantu..”

Tapi Baskoro dengan sekali angkat sudah berhasil mengangkat tubuh Rina, lalu dibawanya masuk kerumah Ika. Lalu dibaringkan diatas sofa sederhana yang ada disana. Dian lari mengambilkan bantal kemudian diletakkan dibawah kepala Rina.

Ika sibuk menggosok-gosok tangan Rina, dan menciumkan bau minyak angin ke hidungnya.

Baskoro memandangnya bingung.

“Dia kurang memperhatikan kesehatannya sendiri. Hanya memikirkan suaminya yang sakit saja,” gerutunya.

“Iya mas, itu wajar,” kata Ika.

“Dia belum makan sejak pagi, dan sibuk memasak serta mengurus suaminya. Wajar kalau dia tumbang.”

Ika terus menciumkan aroma minyak angin ke hidung Rina. Lalu tak lama kemudian Rina tampak bergerak dan mengeluh.

“Aku… dimana aku.. ada apa.. ini?” katanya lemah.

“Dirumah saya bu Rina, tadi tiba-tiba ibu pingsan. Ibu mau makan? Saya tadi kebetulan masak, tapi ya.. hanya…”

“Tidak, terimakasih… aduh.. saya merepotkan..”

“Tidak bu, kalau ada yang bisa saya lakukan, pasti akan saya lakukan.”

“Kita ke dokter saja,” kata Baskoro.

“Saya pulang saja..” kata Rina sambil berusaha bangkit, tapi kembali terkulai.”

“Mas, ke dokter saja, biar saya antar. Tampaknya bu Rina sangat lemah,” kata Ika khawatir.

“mBak bisa ikut mengantarnya? So’alnya kalau saya sendiri pasti agak repot.”

“Tidak apa-apa. Biar sama saya, tunggu sebentar, saya hanya mau ganti baju saja.”

“Tidak, aku pulang saja. Kalau bisa tidur pasti lebih enak.”

“Jangan bandel. Sekarang juga kerumah sakit. Tampaknya kamu butuh perawatan serius, karena tidak bisa menerima makanan.”

Rina memejamkan matanya, tampaknya dia pasrah karena benar-benar tak berdaya.”

“Dian, ibu pergi dulu ya, jangan lupa kunci pintunya, dan jangan pergi kemana-mana,” pesan Ika kepada Dian.

“Ya bu..”

Ika mengikuti Baskoro yang menggendong Rina ke mobilnya. Ada rasa trenyuh ketika menyaksikan Rina sampai jatuh sakit gara-gara merawat suaminya.

***

Ternyata dokter menyarankan agar Rina dirawat. Baskoro menghela nafas lega, karena dirumah sakit Rina akan mendapat perawatan yang lebih baik.

“Suaminya juga dirawat disini mbak,” kata Baskoro kepada Ika  ketika selesai mengurus kamar inap untuk Rina.

“Oh.. iya “

“Mereka hanya berdua dan seorang anak kecil yang dititipkan pada neneknya. Saya akan meminta perawat agar ada yang menjaga Leo setiap sa’at karena isterinya juga sedang dirawat.”

“Ya mas..” jawab Ika sambil mengangguk. Ada perasaan tak menentu ketika menyadari bahwa Rina butuh seseorang sementara seseorang itu sedang sakit, sebaliknya Leo juga butuh isterinya dan isterinya juga sedang sakit. Ika menemani sampai Rina dibawa ke kamar inap. Wajah Rina sangat pucat, selang insfus disambungkan ke tubuhnya.

“mBak Yanti, terimakasih banyak. Saya sangat merepotkan.”

“Tidak bu, jangan berkata begitu, saya akan melakukan apapun untuk membantu.”

“Bagaimana dengan Dian?”

“Dia ada dirumah, tidak apa-apa, Dian kan sudah besar, sudah bisa menjaga dirinya.”

“Sekarang mbak Yanti pulang saja. Kasihan Dian,” kata Rina sambil menggenggam tangan Ika.

“Tidak apa-apa bu, saya menunggu pak Baskoro dulu. Katanya sedang mengurus perawat yang akan menjaga suami ibu.”

“Oh..”

“Dia saudara ibu?”

“Bukan, dia hanya teman, yang kebetulan ketemu ketika saya merasa sakit, lalu mengantarkan saya menjemput Dian juga.

“Dia sangat baik..”

“Tapi lama sekali dia perginya ya..”

“Barangkali urusannya belum selesai..”

“Saya akan menyuruh dia pulang. Kasihan, sudah sejak siang dia repot karena saya.”

“Kalau mas Baskoro pulang, ibu sama siapa?”

“Tidak apa-apa, aku kan hanya kecapekan, paling besok sudah boleh pulang.”

“Sekarang bagaimana rasanya bu, ada yang terasa sakit?”

“Hanya mual, sangat mual, tapi ini sudah berkurang.”

“Lain kali ibu juga harus memperhatikan kesehatan ibu sendiri. Harus makan, minum, istirahat juga.”

“Iya mbak.”

“Bu Rina ingin sesuatu ?”

“Tidak, kalau nanti Baskoro datang, mbak Yanti pulang saja, Baskoro juga akan saya suruh pulang. Tidak apa-apa saya sendirian. Besok juga pasti sudah boleh pulang.”

“Ya sudah, bu Rina tidur saja dulu, jangan memikirkan saya.”

“Aku memikirkan mas Leo.”

“Bukankah sudah ada perawat yang akan menjaganya? Ayolah bu, mas Baskoro sudah mencari orang yang akan mengurusnya. Bu Rina harus istirahat dan jangan memikirkan apa-apa.”

“Maukah mbak Yanti menengok mas Leo?”

“Apa?”

“Supaya dia merasa lega.”

“Itu kita pikirkan nanti saja, kalau bu Rina sudah baik.”

Rina tiba-tiba merasa ingin muntah. Ika mengambilkan tas keresek terdekat yang dipakainya untuk menampung muntahan. Tapi sampai terengah-engah tak ada yang bisa dimuntahkannya.

“Aduhh..”

Ika memijit-mijit tengkuknya, hanya ada sedikit kotoran yang segera dibuangnya. Ia segera melaporkan kepada perawat, agar melaporkan semuanya kepada dokter.

“Bu Rina tidak makan apapun, tak ada yang keluar. Biar saya gosok perut ibu biar agak terasa nyaman,” kata Ika sambil menggosok perut dan tengkuk Rina.

Rina masih terengah-engah.

“Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa..” kata Rina.

“Ini, aku belikan kamu baju ganti, nggak tahu ada yang kurang atau enggak. Aku hanya minta satu perangkat ganti dari dalam sampai luar. Eh, bukan hanya satu, ada empat setel, semoga cukup untuk kamu,” kata Baskoro sambil menunjukkan sebuah bungkusan besar, yang kemudian diserahkan kepada perawat jaga.

“Bas, kamu repot-repot sekali, aku bisa minta tolong suster jaga untuk membelikannya.”

“Beli saja barangkali ada yang kurang.”

“Sekarang kamu pulanglah, antar mbak Yanti sekalian.”

“Kamu tidak apa-apa sendirian ?”

“Tidak Bas, aku kan hanya masuk angin, kenapa juga harus dirawat?”

“Enak saja kamu ngomong. Masuk angin, lemas tanpa daya.. dan menurut dokter perlu dirawat karena harus ada cairan infus masuk ketubuh kamu itu.”

“Besok pasti aku sudah boleh pulang.”

“Syukurlah kalau memang dokter mengijinkan. Tapi ngomong-ngomong siapa yang namanya Ika?”

“Apa? Mengapa kamu menanyakan itu?”

“Tadi perawat yang menjaga Leo mengatakan bahwa ketika badannya panas Leo memanggil-manggil nama Ika. Dia bertanya, mana aku bisa menjawabnya?”

Ika berdebar, ia pura-pura membenahi selimut Rina yang sedikit tersibak. Rina tak menjawab. Khawatir Ika tak berkenan kalau sampai Baskoro mengetahuinya.

“Suami kamu punya selingkuhan?” tanya Baskoro tak puas melihat Rina hanya diam.

“Ah, kamu ada-ada saja..”

“Ma’af, aku bukan memanas-manasi kamu, tapi kalau itu benar, kamu harus tahu.”

“Tidak Bas, sudahlah, jangan memikirkan itu. Sekarang kamu pulang saja dan antarkan mbak Yanti kerumahnya.”

“Baiklah, besok pagi-pagi aku akan kemari. Apa aku harus nyamperin mbak Yanti juga?”

“Jangan Bas, mbak Yanti harus berjualan.”

“Tidak bu Rina, saya mau libur dulu.”

“Mengapa?”

“Belum mendapat pasar yang tepat, nanti saya pikirkan lagi.”

“Baiklah, ini kunci mobil kamu, aku tinggal disini, aku mau pulang dengan membawa mobil aku sendiri.”

***

“Bas, kamu dimana?” tanya Risma ketika menelpon Baskoro.

“Lagi dijalan, mau pulang.”

“Sesiang tadi kamu kemana ?”

“Rina sakit, sekarang dirawat.”

“Ya ampun, sakit apa?”

“Mungkin telat makan telat minum, sibuk mengurus suaminya, tiba-tiba tadi pingsan dirumah temannya.”

“Lalu kamu membawanya ke rumah sakit?”

“Iya, langsung aku bawa, ditemani mbak Yanti. Ini aku sedang mau mengantar mbak Yanti pulang.”

“Lalu Rina sama siapa ?”

“Ya sendiri lah, Leo juga sendiri, sama-sama tak bisa saling mengurus, tapi aku sudah titipkan sama perawat jaga.”

“Aku mau kesana ah..”

"Sudah, besok saja. Kalau mbak kesana malah dia nggak bisa istirahat.”

“Oh, gitu ya. Kasihan anak itu.”

“Ya sudah, nanti ceritanya dirumah, aku mau mengantar mbak Yanti dulu.:”

“Baiklah.”

Tapi tiba-tiba Ika minta diturunkan di deretan pertokoan.

“Mas, saya turun disini saja.”

“Lho, memangnya mbak Yanti mau belanja? Ini kan sudah malam.”

“Bukan mas, didepan itu ada gang kecil yang tembus ke rumah saya. Hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Kalau mas ingin sampai didepan rumah saya kan harus memutar dari sana, baru bisa masuk.”

“Oh, iya.. saya tahu. Kalau dari rumah mbak Yanti terus ke timur, sepertinya jalan buntu ya.”

“Memang mobil tidak bisa masuk mas. Tapi kalau berhenti disitu, saya bisa jalan sampai ke rumah dan lebih dekat.”

Baskoro memberhentikan mobilnya didepan sebuah toko. Memang ada gang kecil yang bisa dilewati, hanya untuk pejalan kaki saja, atau sepeda.

“Itu ya mbak?”

“Iya mas, saya bisa lebih cepat sampai ke rumah, dan mas tidak usah berputar untuk sampai kerumah saya.”

“Oh, gitu ya, so’alnya kemarin Rina mengajak lewat memutar.”

“Supaya mobilnya bisa sampai didepan rumah mas.”

“Oh, baiklah. Apakah besok saya harus nyamperin mbak Yanti?”

“Tidak usah mas, saya bisa naik sepeda motor sendiri,” kata Ika sambil turun dari mobil.

“Terimakasih ya mbak, sudah menemani.”

“Sama-sama mas.”

Ika memasuki gang kecil itu dengan perasaan yang bercampur-aduk. Ucapan Baskoro yang menirukan kata-kata bahwa Leo selalu menyebut namanya ketika mengigau, sangat mengganggunya.

“Apakah kalau Leo sudah bertemu aku, lalu bisa menghentikan semua itu?”

***

“Apakah sakitnya bu Rina sangat parah?” tanya Dian malam itu pada ibunya.

“Tampaknya tidak, mungkin dia hanya kecapekan.”

“Mengapa ibu seperti sangat memikirkannya?”

Ika terkejut. Sejak tadi dia memang melamun, tapi bukan memikirkan sakitnya Rina yang sepertinya tak apa-apa, ia justru sedang memikirkan Leo.

“Ibu sepertinya sangat sedih, sejak tadi melamun saja,” sambung Dian.

“Oh, tidak nak, ibu hanya.. hanya.. memikirkan.. bu Rina tidak ada temannya,” jawab Ika sekenanya.

“Ibu sebenarnya ingin menemaninya, tapi nggak tega sama Dian?”

“Tentu saja nak, kan Dian tidak ada temannya juga? Tapi tidak apa-apa, bu Rina sudah agak tenang, mungkin sudah bisa tidur malam ini.”

“Kasihan ya bu.”

“Iya, besok pagi ibu mau menengoknya lagi. Kamu nggak usah ikut.”

“Katanya ibu sudah mulai jualan?”

“Belum dulu nak, ibu belum menemukan daerah yang tepat untuk menjajakan dagangan.”

“Tadi ibu sudah jualan, tapi nggak laku?”

“Bukan nggak laku, disana sudah ada penjaja sayur, nggak enak kalau ibu nekat berjualan disana. Besok ibu akan mencari tempat lain yang cocok.”

“Kalau ke tempat lama, jauh ya bu.”

“Iya sih, jauh sekali. Tapi jangan khawatir, pasti nanti akan ada jalan. Sekarang tidurlah, ibu juga sudah ngantuk.”

***

“Ika… Ika…” Leo masih mengigau malam itu. Panas badannya masih naik turun, perawat yang menjaganya terus memantau perkembangannya.

Ketika pagi tiba dan perawat sudah selesai mengganti baju Leo, perawat yang seorang laki-laki muda itu bertanya.

“Apakah isteri bapak namanya Ika?”

Leo terkejut, tak sadar bahwa dia sering menyebut nama Ika.

“Mana isteri aku? Dari kemarin aku tak melihatnya.”

“Saya juga tidak tahu, seorang laki-laki menyuruh saya menjaga bapak.”

“Laki-laki siapa ?”

“Saya tidak menanyakannya. Mungkin saudara bapak.”

“Aku tidak punya saudara.”

“Mungkin teman, saya tidak tahu.”

Leo merasa kesal, tapi badannya masih panas dan lemas. Ia juga hanya makan sedikit karena tidak suka makanan lembek.

“Mengapa Rina tidak mau lagi datang kemari. Apa dia marah karena aku selalu menanyakan Ika?” pikir Leo.

“Bapak, jangan terlalu banyak bergerak, nanti jarum infusnya terlepas, bapak harus ditusuk lagi,” tegur perawat karena Leo terlalu banyak bergerak.

“Dimana isteriku ?”

“Waduh, saya tidak tahu pak, mungkin sedang repot, sehingga bapak harus dititipkan sama perawat.”

Leo mendengus kesal, ia ingin membalikkan lagi badannya tapi perawat sudah mengingatkan bahwa dia tak boleh banyak bergerak.

“Ini sungguh menyiksa,” keluhnya pelan.

“Bapak sabar ya, kalau bapak butuh sesuatu, bilang saja sama saya, nanti saya akan menelpon masnya yang kemarin.”

“Kamu tahu nomor kontaknya?”

“Bukan saya, perawat jaga yang ada dikantor yang tahu.”

“Tolong ditanyakan, berapa nomornya, saya harus menghubungi.”

“Bapak tidak boleh menelpon siapapun, bapak hanya boleh berpesan, dan bapak harus banyak beristirahat.”

“Aku tidak tahan dengan semua ini..”

“Sabar ya pak, kalau bapak tidak bisa sabar, bapak tidak akan segera sembuh.”

Leo sungguh merasa kesal. Banyak yang dia tidak mengerti. Kemana Rina, dan siapa laki-laki yang mengurusnya..

***

“Bagaimana keadaan bu Rina?” kata Ika ketika pagi itu datang sambil membawakan bubur untuk Rina. Hari masih pagi, belum sa’atnya jam bezoek, tapi Ika mengatakan bahwa dia orang yang bertugas menunggu pasien, sehingga diijinkan masuk.

“mBak Yanti, pagi-pagi sudah sampai disini ?”

“Nggak apa-apa bu, saya biasa bangun pagi, lalu kepasar. Ini bubur lemu bu, mau ya,” kata Ika sambil membuka bungkusan bubur yang tadi dibelinya.

“Biasanya aku suka bubur. Tapi kali ini baru melihat saja aku sudah mual.”

“Jangan-jangan bu Rina hamil,” kata Ika tiba-tiba.

Rina terkejut, matanya terbelalak.

“Hamil ?”

“Tanda-tandanya seperti saya ketika hamil. Lemas, mual, muntah, tidak suka makanan yang biasanya saya suka.”

“Ya Tuhan, tidak..” keluh Rina.

“Mengapa tidak? Dina akan punya adik, itu membahagiakan.”

Tiba-tiba Ika melihat mata Rina membasah, digenangi air mata.

“Mengapa bu Rina tampak sedih? Seandainya benar bu Rina mengandung, bukankah itu sesuatu yang luar biasa. Bayangkan Dina punya adik.. pasti dia senang..”

“Mas Leo tidak mencintai aku,” bisiknya pelan.

Ika terkejut.

“Tidak mungkin.. sesuatu yang dijalaninya selama bertahun-tahun, dan bu Rina mengatakan itu?”

“Tidak, aku tidak mengandung. Aku hanya capek.”

“Itu benar, bu Rina memang sedang mengandung anak kedua.”

Ika dan Rina menoleh kearah datangnya suara. Dokter Puji tiba-tiba sudah ada diruangan itu.

“Dokter? Bagaimana dokter bisa berada disini ?”

“Saya mendengar dari dokter Ani yang merawat ibu, bahwa isteri pak Leo dirawat. Ternyata benar. Dan saya sudah melihat kasil lab ibu. Benar bu Rina mengandung.”

Rina menatap langit-langit kamar di ruangan itu. Benarkah berita itu membahagiakan? Ika menggenggam jari tangan Rina kuat-kuat.

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

105 comments:

  1. Salam ADUHAIIIIII ...

    Terima kasih mbak Tien ... JBC 21 tayang pada malam ini.
    Jadi baper nih, kemarin seharian tidak ketemu IKA.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat buat mas Yowa, juara 1.

      Selamat malam Bu Tien, terimakasih

      Delete
    2. Selamat malam......Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat.....
      Bagai sang surya menyinari dunia......Aamiin 💗💗💗


      Hallooooo Guys.... gabung yukkk
      👇
      WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari

      0821 1667 7789 (admin)

      Jangan di tambahin angka lagi,, nanti ga nyambung..... baper dech
      Okey Guys....

      #silaturahim
      #cerbung/novel_populer
      #jumpa_fans

      Pokoknya aseeeeek dech....
      Di tunggu yaa jangan pake lama
      Okeeeeeey.....

      Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan apalagi pelakor.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,

      Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗

      Delete
    3. Alhamdulillah JBC dah tayang. Aduhaii

      Delete
  2. Cuplikan episode yll:

    _“Kalau nanti bu Rina mendesak atau memaksa, baiklah, aku akan menemui Leo dan mengatakan semuanya, agar Leo puas dan Bu Rina tidak kecewa,” kata hati Ika pada akhirnya._

    Selamat malam bu Tien, terimakasih JBC_21 sudah tayang.
    Bgmn keadaan Rina...
    Bgmn pula Ika apa memenuhi janjinya menemui Leo di RS?

    YUK KITA BACA BARENG-2.....

    ReplyDelete
  3. Terimakasih mbak Tien telah hadir JBC 21...

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah yg di tunggu2 udah muncul JBC 21

    Ayo kita baca bersama yah,kl udah ngantuk bobuk aj

    Lanjut bsk aj yg pntg dah ngintip

    Salam hangat dari Jogja

    Sehat selalu bunda Tien

    ADUHAI...dan selalu ADUHAI

    ReplyDelete
  5. Matur nuwun mbak Tien


    Salam ADUHAIIII...

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah, JBC 21 telah tayang, kesuwun mbak Tien,sehat sehat selalu ya salam Aduhai dari Cibubur

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah dah tayang
    Matur nuwun Bunda Tien, mugi tansah sehat.
    Salam Aduhai saking Klaten.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah....JBC#21 sdh terbit...
    Matur nuwun B Tien..
    Salam sehat dari Sidoarjo

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah... matur nuwun Mbak Tien, certanya semakin menarik dan tambah bikin penasaran. Lanjut....
    Semoga Mbak Tien selalu sehat dan tetap berkarya.

    ReplyDelete
  11. Alhamdulilah bu Tien JBC 21 sudah tayang...
    Mugi Ibu Tien tansah sehat...salam dari moedjiati pramono
    Tangsel

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah sfh tsyang JBC 21. Trmkdh mb Tien 🙏

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  14. Sugeng dalu mb Tien...aduhai selalu dari Kediri 🙏🙏🙏
    Smg selalu sehat njih 🙏

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillahcerbung JBC21sudah terbit...
    terima kasih mbak Tien...salam sehat n sukses selalu...

    ReplyDelete
  16. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno ,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah JBC Eps 21 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
      Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

      Delete
    2. Baguuusssss,,,, Dengan hamil nya Rina,,,, sehingga Leo & Rina, ... Sadar kalau Dulu saat Ika mengandung Dian sangat menderita,,, dari sini Leo & Rina jadi kasihan dengan Ika....

      Lalu Rina meminta Leo untuk menikahi Ika,,,

      Rina minta cerai,,, tapi Leo di sertai doaku yg tiada henti tidak mau menceraikan Rina,,
      He he he

      Dan Ika pun tidak mau kalau Rina sampai di cerai oleh Leo....

      Akhirnya,,, Rina tetap jadi istri Leo,, dan Ika juga di nikahi sama Leo,,, mantul teman,,, aduhai pool

      Dan OSt dari JANGAN BAWA CINTAKU adalah,,,,

      🎶 SAYANGEN AKU SAK SENGGANGMU 🎶

      Aku Ngerti Dirimu
      Mencintai Diriku
      Meski Ra Utuh Lan Tulus Seko Atimu
      Kowe Nresnani Aku
      Mung Gawe Panglipurmu
      Aku Sadar Yen Amung
      Jadi CINTAMU Yg Kedua

      Sayangen Aku
      Masio Sak Senggangmu
      Aku Sadar Yen Aku Amung
      Dadi Panglipur Atimu
      Sayangen Aku
      Masio Sak Senggangmu
      Senadyan Amung
      Sedelo Wae Wes Gawe Marem Atiku

      Delete
    3. Alhamdulillah JBC 21... ..yg ditunggu-tunggu hadir...terima kasih Bu Tien....wah Rina hamil masih belum mungkin Ika bersatu dengan Leo. Semoga Ika setidaknya mau menjenguk Leo sebentar saja. Tetapi pas Ika datang Leo sedang tidur jadi hanya mendengar samar2 suara Ika....antara mimpi dan nyata .. salam Seroja dan ADUHAI kami tetap menunggu episode berikutnya....

      Delete
    4. terimakasih  bu Tien  JBC #21  sudah hadir  ...makin seru bu ..
      smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
      Salam aduhaiii dr Semarang 🤩

      Delete
    5. Mas Rinto.. itu lagu apaa?

      ADUHAI deh

      Delete
    6. Lagu pop jawa,, Bunda,,, uasek tenan,,, karo liyer2 nyanyi lagu itu....

      Delete
    7. Tidak boleh ada poligami disini. Mudah²an.

      Delete
    8. Kalau baca permintaan mas Rinto sekali kali buat cerita polygami donk ya... ada pengalaman pak? Hehehe...

      Delete
  17. Replies
    1. Salam ADUHAI dari Solo, mbakyu Tulasmi.. semangat yuk.

      Delete
  18. Alhamdulillah, setelah libur 1 hari karena Bun Tien melepas kangen dg cucunda baru deby Hayyin di Boyolali kemarin,, malam ini JBC-21 dah bisa tayang, ... makasih buingit ya Bun Tien.

    Tak lupa ingin rasanya saya selaku anggota PCTK dari Boyolali untuk selalu menghaturkan salam aduhai, sayang, dan seroja baik kepada Bun Tien sklg di Solo maupun untuk segenap sedulur PCTK semuanya di manapun berada.

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah sudh hadir JBC 21
    Matur nuwn Bunda Tien

    ReplyDelete
  20. Rina terlalu baik. Kalau gak inget bu Tien,udah saya pentung aja si Leo. Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha... jangan dipentung jeng dokter. Disuntik saja...

      Delete
  21. Alhamdulillah yang ditunggu sudah hadir. Terima kasih
    Sehat selalu mba Tien. Salam sayang dari Cilacap barat...

    ReplyDelete
  22. Matur nuwun... Mbak tien... Sehat selalu

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah JBC 21 sdh hadir..trm ksh bu tien salam.sehat

    ReplyDelete
  24. Ahkirnya JBC 21 tayang ..ampun dah banyak juga yg komen..makasih bu Tien salam sehat🙏🙏🤲

    ReplyDelete
  25. Matur suwun bunda JBC 21 dah hadir
    Semakin penasaran bunda
    Salam tahes ulalea dari bumi Arema Malang bunda

    ReplyDelete
  26. Terimakasih mBak Tien JBC yang ke dua puluh satu sudah muncul.
    Sehat sehat selalu doaku.
    Ternyata Dina mau punya adek, repot ya punya pasangan letoy, sendiri juga nggak bisa apa-apa, Cemen lho ah..

    ReplyDelete
  27. Matur nuwun mbak tien-ku, jbc-21 telah datang menghibur.
    Nahhhh Rina benar hamil, mestinya tidak akan ditinggalkan Leo. Ika yang harus bijak, menolong Rina sekaligus menjernihkan masalah dengan Leo.
    Mau jualan belum mendapat lahan?? Tidak perlu khawatir terima saja tawaran dari Broto pasti beres.
    Salam sehat mbak Tien Kumalasari dari sragentina selalu Aduhaiiii.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, semoga ika berjodoh sama broto saja.. 😁

      Delete
  28. Trimakasih mbak Tien jbc21nya..

    Waduuh rina hamil...makin seru nii..

    Salam.sehat n aduhai mbak Tien..🙏

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah JBC 21 sdh hadir
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
    Salam Aduhai dari Bekasi

    ReplyDelete
  30. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah...jbc sdh tayang,terima kasih bu Tien salam sehat selalu

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah sdh tayang JBC 21,semakin seruu.Trimakasih Bu Tien,smg sehat sll Salam aduhai dari Noor Aini Yogyakarta

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah JBC21 sudah tayang.

    TERIMA KASIH ya Bunda Tien. Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat, dan selalu dalam lindungan ALLAH SWT.

    Menunggu JBC-22, yang tentu-nya terus bikin penasaran semua Pembaca-nya.

    ReplyDelete
  34. Terima kasih Bu Tien.
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  35. Terimakasih bunda Tien
    Salam sehat dan hangat dari Purworejo

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah rahayu sedoyonipun...

    ReplyDelete
  37. Matur nuwun bunda Tien,JBC21 sdh hadir..

    Salam sehat selalu dan tetep ADUHAI njih bun...🙏

    ReplyDelete
  38. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg JBC 21 hadir dgn tetap bikin penasaran penggandrungnya.

    Betulkan bu Rina hamil spt yg sy tebak sejak eps 18 ...
    Semoga mbak Ika bisa ketemu Leo dan membuka segala rahasia yg tersimpan. Hati Leo lega dan mempercepat kesembuhan. Ika bisa meluluhkan hati Leo bahwa cinta tdk harus memiliki.
    Semoga Leo tdk menuduh Rina selingkuh dgn Baskoro sampai hamil dan menceraikan...

    Sumonggo kerso lajengipun dalem nderek. Matur nuwun.

    ReplyDelete
  39. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg JBC 21 hadir dgn tetap bikin penasaran penggandrungnya.

    Betulkan bu Rina hamil spt yg sy tebak sejak eps 18 ...
    Semoga mbak Ika bisa ketemu Leo dan membuka segala rahasia yg tersimpan. Hati Leo lega dan mempercepat kesembuhan. Ika bisa meluluhkan hati Leo bahwa cinta tdk harus memiliki.
    Semoga Leo tdk menuduh Rina selingkuh dgn Baskoro sampai hamil dan menceraikan...

    Sumonggo kerso lajengipun dalem nderek. Matur nuwun.

    ReplyDelete
  40. Libur sehari kangen dg Ika, Rina dan Leo. Smg kehadiran Ika di rs sakit dpt membantu kesedihan Leo sekaligus memperjelas status Dian dimata Leo. Ika pasti sdh legowo dan mengikhlaskan Rina tetap sbg istri Leo. Ika yg akan menjauh membw Dian penyemangat hidupnya.. entah berjodoh dg Baskoro? Atau mas Broto? hanya mb Tien yg bs jwb di eps selanjutnya. Slm seroja utk mb Tien dan kita semua. Slm

    ReplyDelete
  41. Ya ampuuunnn Rinta....
    Ayu ayu kok seneng poligami ...
    Tidaaaakk....
    Jangan mau Ika ....
    Pergi pergilah ika ....
    Pergilaahhh jawablah ajakan broto yaaa
    Jangan jadi duri dalam kehidupan rumahtangga Rina ....
    Rina wanita yang lbut hatinya ...
    Kasihan dia ika ....
    Kabar kehamilan harusnya diterima dengan kegembiraan bukan dengan tangis sedih seperti itu ...


    Rina ...hatimu bagai tertusuk duri ...
    Kala kutahu ...
    Isi hatimu ...
    Aku tak mau ..sayang padamu ..
    Seperti ini ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pergi..... Ke KUA sama Leo,, biar Ika punya status,, ISTRi.... Dan DIAN punya AYAH,,,, asli bukan sambung,,, kantuk...aduhai pooollllll

      Delete
    2. Looo emang abis jogo to mbak Rinta🤭🙏🙏saya pas bangun u solat br baca ngantuk poll dari sore🤲🤲😴😴

      Delete
  42. Makasih Bunda untuk JBC 21 nya.Sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.Sukses buat Bunda.
    Met istirahat Bun.

    ReplyDelete
  43. Trims ceritanya bu tien...salam sehat selalu

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah, terima kasih mbak Tien, salam sehat selalu

    ReplyDelete
  45. Terima kasih JBC 21 sudah bisa saya baca dan nikmati. Ternyata benar dugaan bahwa Rina hamil. Tentunya perlu disyukuri, ada hikmah dibalik kehamilan Rina agar Leo sadar dan bersyukur dapat istri cantik, setia dan pintar masak. Ika adalah masa lalu. Leo pengin ketemu Ika untuk memastikan apakah Dian anaknya., dan Ika harus berterus terang dengan membuat perjanjian bahwa Ika akan berterus terang asalkan Leo tetap setia dengan Rina dan Leo tidak akan membawa Dian. Selamat berkarya dan salam sehat selalu katur bu Tien.

    ReplyDelete
  46. Terimakasih bu Tien.. JBC 21 sdh hadir..
    Bgmn nasib ika selanjutnya.. tambah penasaran..
    Salam sehat selalu dan aduhai utk bu Tien.

    ReplyDelete
  47. Mba Rinta lucuuu...
    mgkn mb ika mau diajak ke KUA sm mas broto...
    Setuju.. Leo hanya utk Rina.. hehe..

    ReplyDelete
  48. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  49. Kasihan semua... Ika ketemuan aja sama Leo. Leo ngakui Dian dan membiayainya. Tapi jangan pisahkan Dian dari Ika. ...Leo baikan dan bahagia dg Rina. Ika sama Broto aja.
    Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  50. Terima kasih Mbak Tien JBC 21 sudah hadir menghibur kami.
    Benar kan kalau Rina hamil. Semoga kehamilan Rina menyadarkan Leo bahwa keluarga yg dibangun bersama Rina harus dipertahankan krn sudah membuahkan anak yg membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Dan Ika semoga ada jalan keluar utk berjualan lagi.
    Terima kasih Mbak Tien, semoga Mbaj Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang Ika kenapa,, kesasar tapi,,,

      Napa sih pada ga suka liat Leo & Ika Bahagiahhhhh,,, heran deh.....

      Delete
  51. Dan saya sudah melihat hasil lab itu.
    Benar b. Rina mengandung.
    Benarkah berita itu membahagiakan?
    Kok jadi sedih Rin... itu berita bahagia Rina...
    Leo sayang sama kamu, kamu hanya salah paham saja.
    Memang Leo punya masa lalu yg buruk thd Ika, jelas" salah meninggalkan Ika dlm keadaan hamil dan tak berdaya. Bahkan
    hingga saat ini perasaan bersalah itu selalu menghantuinya, sampai mengigaupun nama Ika yg disebutnya.
    Tapi Rina harus bisa mengambil hikmah dari kejadian ini, jangan pandang dari kacamata negatif saja lihatlah positifnya walau hanya sedikit.
    Demi baktinya kpd orangtua Leo meninggalkan Ika dan menerima perjodohan ini. Yang sekarang sudah dijalaninya selama bertahun tahun. Rina jangan minta cerai dari Leo,jangan mengambil keputusan dalam keadaan emosi dan tertekan.
    Saat ini Leo benar" terpuruk,bahkan dia tidak tahu keberadaan istrinya hingga dia merasa semua telah meninggalkannya.


    -Maukah mbak Yanti menengok mas Leo? Supaya dia merasa lega....
    Sikapmu benar Rina, biar semua jelas dan kemelut segera bisa diatasi.
    Ika jangan takut bertemu Leo,toh Rina yg menyuruh.
    Jelaskan sejelas jelasnya,beri semangat dan harus segera tahu kalau istrinya hamil.
    Ika wanita yg baik tidak akan tega merusak rumah tangga Leo dan Rina.
    Tapi kamu juga harus memikirkan hidupmu kedepan,kamu masih muda,cantik,Dian harus punya bapak.
    Bisa jadi Baskoro malah tertarik sama kamu, maukah kamu menerimanya....
    Atau blm bisa melupakan Leo yg merupakan mantan terindah...
    Atau mau menunggu Broto yg seperti bang Toyip... Yg ndak pulang"....
    Jawabannya ada di bu Tien Kumalasari.
    Semoga bunda Tien selalu sehat
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin......
      Duwawa komentarnya.
      Begitulah cara berfikir ibu beneran, bukan ibu-2an/ibu jadi-2an gak isa ngrasakna "Gembol bayi 9 Wulan"
      Kenapa ya.....jeng Rinta sangat mengharap "POLIGAMI" padahal skenarionya ada di jati-2 lentik Bu Tien Kumalasari.

      Monggo Bu Tien ...... Mainkan....
      Buat semua tambah BAPER.....

      Delete
  52. Woow.. Pgiimba tien.. Cerbungnyamakin seru jg.. Sysetujunya ika sm broto.. Danrina hrs bhgia dgn leo.. Mnlgi mau punya dede lgi dina.. Pokonyamba tien yg tahu endingnya.. Mksihy mba tien.. Slmseroja dri sukabumi.. Muuaahh🥰🥰

    ReplyDelete
  53. Sebenernya Rina sudah siap kalau pun diceraikan Leo, tapi kini ia hamil itulah yg mbuat dia dilanda kebimbangan
    ....
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  54. Alhamdulilah sdh bisa mengikuti kisah JBC 21. Mksh M Tien mdh2an sehat selalu bersama klrg.

    ReplyDelete
  55. kok wis ngantuk... nunggu JBC 22 belum tayang juga.

    ReplyDelete
  56. Baca komen2 lucu2 jg ya..senyum2 sendiri..mengkhayal sendiri..mbak Tien jg pasti senyum..kabeh oengen jd pengarang..hehehe...

    Aku jg ga suka klo ika sm leo...leo tetep sm rina...ika terserah dgn pilihan mbak Tien tentunya...😁😁

    ReplyDelete
  57. Aduuuk...duh mata sdh ngantuk.tapi tetep pingin nunggu JBC ...22...

    ReplyDelete
  58. Kok JBC 22 belum nongol jg ya,apa mbak Tien hr ini libur?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dik Rinta bobok....besok kuliah daring kesiangan lohh

      Delete
    2. Siap Tante,, syantik,, ayo mau tayaaaang

      Delete
    3. Hmmmm....iya habis baca terus bobok ya...gak usah komen macam2...nnti tante2 pada marah kena cubit ya

      Delete
  59. Bu Tien lagi bingung... Mau Leo atau Broto untuk.mbak Ika...

    ReplyDelete
  60. Aku juga menunggu dengan sabar mba tien

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 42

CINTAKU JAUH Di PULAU SEBERANG  42 (Tien Kumalasari)   Arum terkejut, sekaligus tersipu. Ia melihat Listyo turun dari mobil dan menghampirin...