Thursday, March 4, 2021

A Y N A 40

A Y N A   40

(Tien Kumalasari)

“Ibu... “ Arsi kembali meremas tangan bu Tarni. Ia mengira ibunya Rio sedang mengigau. Agak heran dia, mengapa seperti benci pada Ayna? Semalam baik-baik saja, bahkan sikapnya pada Ayna sangat manis. Dosa apa yang dilakukan Ayna sehingga bu Tarni sangat membencinya? Atau dia hanya bermimpi buruk, lalu dalam mimpi itu terjadi perselisihan dengan Ayna, dan terbawa dalam igauan.

“Kalau kamu Ayna.. pergilah..” kali ini suaranya agak keras, membuat Arsi terkejut. Dilihatnya mata bu Tarni masih terpejam. Arsi memegang dahi bu Tarni, terasa panas. Arsi menarik selimut bu Tarni agak keatas.

“mBak, apakah mbak membawa ganti baju untuk ibu Tarni?” tiba-tiba suster mendekati Arsi.

“Ada suster, ini sudah saya bawakan.”

“Baiklah, saya akan membersihkan tubuh bu Tarni lalu menggantikan bajunya yang terkena darah.”

Arsi membuka bungkusan yang dibawanya, mengulurkan sebuah baju yang sekiranya mudah dikenakan sambil tiduran, berikut perlengkapan lainnya.

“Suster, tapi suhu tubuh ibu sangat panas,” kata Arsi.

“Iya benar, setelahnya akan kami suntikkan penurun panasnya.”

Suster itu kemudian pergi untuk mengambil washkom berisi air hangat, dan dengan washlap dia membersihkan tubuh bu Tarni. Arsi membantunya melepas, dan setelah dirasa bersih, mereka kembali mengenakan baju yang dibawakan Arsi. Mata bu Tarni tetap terpejam.

“Suster, mengapa tubuh ibu panas sekali?” tanya Arsi khawatir.

“Iya mbak, tidak apa-apa, terkadang ada reaksi demam dan menggigil, nanti akan kami beri obatnya,” kata suster sambil berlalu.

Arsi terus menatap bu Tarni yang masih memejamkan mata. Lalu tiba-tiba dilihatnya bu Tarni menggigil.

Arsi membetulkan letak selimutnya. Rasanya selimut itu tak cukup menghangatkan tubuh bu Tarni. Arsi mencari suster jaga untuk meminta lagi selembar selimut, lalu Arsi merangkapkan kedua selimut ditubuh bu Tarni.

“Ibu..” panggilnya lirih.

“Aku tak mau membuka mataku, kalau kamu adalah Ayna.”

Arsi terkejut. Berarti bu Tarni bukannya mengigau. Bukan kata-kata dalam mimpi yang keluar sebagai igauan, tapi nyata dikeluarkan dalam keadaan sadar.

“Pergilah.. “ katanya lagi dengan bibir gemetar.

Arsi merangkulnya agar bu Tarni merasa lebih hangat.

“Pergi kataku..”

“Ibu.. saya Arsi..”

“Apa?”

“Ibu tenang ya.. “

Bu Tarni membuka matanya, tapi kemudian diam. Ia terus menggigil, tapi kemudian dibiarkannya Arsi memeluknya.

Tak lama suster memberikan suntikan, entah apa, barangkali untuk meredakan demam atau entahlah, tapi Arsi masih tetap memeluknya. Ia ingin menelpon Rio tapi belum bisa. Ia menunggu kalau keadaan bu Tarni sudah mereda.

***

“Kemana Arsi ? Belum pulang dari kuliah?” tanya Ryan setelah pulang kantor.

“Nggak tahu tuh mas, tadi bilang kalau mau ke rumah sakit, bu Tarni opname disana.”

“Sakit apa?”

“Belum tahu. Arsi berangkat buru-buru. Tadi aku menelpon berkali-kali tidak diangkat.”

“Masih nungguin yang sakit barangkali, apa Rio ada disini?”

“Sudah balik Jakarta kemarin. Nggak tahu, mungkin karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya lalu minta agar Arsi melihat ibunya atau apa.”

“Sakit apa sebenarnya?”

“Aku juga ingin tanya, tapi Arsi belum menjawab telpon aku. Padahal semalam katanya Arsi menemaninya belanja juga, dan tidak bilang kalau bu Tarni agak-agak sakit.. gitu.”

“Ya mungkin sakitnya mendadak atau apa. Nanti ibu telpon lagi saja, bagaimana keadaannya.”

“Iya mas, padahal tadi dia juga belum sempat makan.”

“Bagaimana sebenarnya hubungan Arsi dengan Rio? Apakah mereka serius?”

“Tampaknya begitu mas, kemarin itu agak ada perang sedikit, gara-gara salah terima, tapi sepertinya sudah baikan kembali.”

“Biasa kalau anak muda bertengkar sama pacar. Maksud aku, hubungan mereka serius apa tidak, kita harus tahu.”

“Nanti kalau Rio datang kemari ibu atau bapak tanya deh. Orang sudah dewasa masa mau main-main? Lagian Arsi juga harus menyelesaikan kuliahnya dulu kan?”

“Iya benar. Ya sudah bu, aku mau mandi dulu. Jangan lupa coba telpon Arsi lagi.”

“Iya mas.”

***

“Syukurlah.. aku tidak terlambat menjemput..” kata Bintang ketika keduanya sedang makan siang disebuah restoran.

“Tidak, bu Tarni kan sudah mengijinkan aku pulang kerumah ibu Danang hari ini, jadi pasti tidak akan menjemput lagi dong.”

“Biasanya kan minta diperpanjang..” olok Bintang.

Ayna tertawa.

“Sudah ada surat keputusan yang pasti, jadi tidak akan diperpanjang.”

“Mana suratnya?

“Sudah aku baca didalam hati.”

“Bagaimana kemarin, mengantar Rio ke bandara, pasti mengharukan dong perpisahannya.”

“Ya enggaklah, cuma gitu aja kok terharu. Kemarin itu mbak Arsi malah menyusul ke bandara.”

“Oh ya? Lalu kamu kecewa dong.”

“Ih, sukanya gitu deh, nanti kalau beneran nggak nyesel..?”

“Bukan cuma nyesel.. ya pasti aku nggak akan mengijinkan dong.”

“Nah.. kan? Lalu.. kami pulang sama-sama, karena kebetulan mbak Arsi bawa mobil sendiri.”

“O.. lalu..?”

“Kami belanja-belanja, karena bu Tarni memang ingin mampir belanja.”

“Sampai malam ?”

“Enggak.. kami pulang, makan, terus aku tidur deh. Tapi pagi itu bu Tarni tampak berat melepaskan aku pergi.”

“Tuh kan, barangkali kalau nggak sungkan, bener-bener diperpanjang tuh, minta kamunya nginep lagi.”

“Nggak tahu mas, tapi sebenarnya kasihan juga, bu Tarni kan sendirian dirumahnya.”

“Dari dulu kan juga sendirian. Memangnya sebelum ada kamu temannya siapa?”

“Iya sih..”

“Aku mau bilang, bahwa ibu sama bapak benar-benar akan melamar kamu. Mungkin Minggu ini.”

“Secepat itu?”

“Iya, keburu jadi perjaka tua dong aku, kalau kelamaan.”

“Mas harus pikirkan lagi ya, jangan sampai menyesal dikemudian hari.”

“Yaaah, kenapa itu saja yang diomongin.”

“Itu benar kan, mas harus ingat, aku ini siapa, dan mas itu siapa?”

“Kamu itu Ayna, dan aku Bintang Perkasa. Kamu lupa ya?”

“Bercanda deh, maksud aku, asal usul aku,  kan mas harus tahu, aku hanya anak yatim piatu, tidak punya derajat apalagi pangkat, sedangkan mas Bintang itu seorang dokter terkenal, anak seorang terpandang..”

“Teruuus.. terussss...”

Ayna teringat kata-kata bu Tarni, yang selalu mengingatkan siapa dirinya. Hal itu membuatnya terkadang ragu akan keputusan yang pernah diambilnya. Keputusan didalam hatinya bahwa ia akan mantap mencintai dan mengabdi kepada cintanya terhadap Bintang. Bersedia dengan penuh kebahagiaan ketika Bintang ingin melamarnya.

“Kok diam ?”

“Aku serius mas..”

“Aku juga serius. Memangnya kamu mengira bahwa aku main-main? Kalau aku main-main .. tak mungkin aku bilang kepada kedua orang tuaku bahwa aku minta agar mereka melamar untuk aku.”

“Ya, terkadang aku ragu, setiap kali mengingat siapa diriku.”

“Ayna, apa aku harus bersujud dihadapan kamu, dan meminta agar kamu mau menerima aku?”

“Bukan itu..”

“Kalau begitu jangan pernah meragukannya. Apapun syaratnya, akan aku penuhi.”

Ayna tersenyum.. sebenarnya dia sungguh bahagia. Hanya saja peringatan bu Tarni agak mengganggunya.

“Apa yang kamu minta, akan aku berikan.”

“Aku hanya ingin memetik bintang, dan akan aku sematkan didadaku.”

“Kalau begitu aku akan menyematkan hati dan jiwaku didadamu, agar menyatu dengan pemilik nurani yang bersih seperti dirimu. Aku ini Bintang bukan?”

Ayna mengangguk bahagia.

Tatapan mereka bertaut, seakan tak ingin melepaskan.

“Kamu adalah Aynaku,” bisik Bintang. Aduhai..

***

Ketika keadaan bu Tarni lebih tenang, dan bahkan bisa benar-benar tertidur, Arsi duduk di sofa, bermaksud menelpon Rio.

Tapi ketika ia membuka ponsel, dilihatnya beberapa panggilan tak terjawab dari ibunya. Ya, tentu saja karena Arsi lama tak memberi kabar tentang kepergiannya ke rumah sakit dan bagaimana sebenarnya keadaan bu Tarni.

“Ibu, ma’af, Arsi baru bisa menelpon ibu.”

“Apa yang sebenarnya terjadi?”

“Tadi bu Tarni mengalami kecelakaan kecil, pergelangan tangannya tergores pecahan gelas dan lukanya agak dalam. Barangkali terlambat diketahui karena dia sendirian, dan ketika karyawannya mengetahui baru dilarikan kerumah sakit.”

“Ya Tuhan, lalu bagaimana keadaannya?”

“Lukanya sudah dijahit, tapi bu Tarni harus di tranfusi karena banyaknya darah yang keluar.”

“Tapi sadar kan?”

“Tadi sempat menggigil tapi sekarang sudah tenang. Itu sebabnya Arsi tidak menjawab telpon ibu tadi.”

“Rio belum datang?”

“Dia kebetulan lagi banyak pekerjaan, jadi minta tolong Arsi yang menungguinya.”

“Kamu belum makan juga kan?”

“Iya bu, gampang, sebentar lagi Arsi mau menelpon mas Rio dulu, baru mencari makan.”

“Ya sudah, jangan sampai tidak makan ya, ingat, nanti maag kamu kambuh lho.”

“Iya bu.”

“Bapak sudah pulang, biar nanti bapak sama ibu ke rumah sakit, kalau bapak sudah istirahat sebentar.”

“Terimakasih bu, Arsi mau menelpon mas Rio dulu.”

Arsi merasa lega, ketika Rio mengatakan akan pulang sore itu juga, setelah dia menceritakan bagaimana keadaan ibunya.

Melihat bu Tarni tertidur, Arsi keluar sebentar untuk mencari makanan.

***

“Ibuu... aku pulaaang, teriak Ayna sambil berjalan lincah masuk kedalam rumah. Bintang menatap dari belakang.. langkah Ayna yang lincah seperti kijang. Ayna benar-benar sudah kembali. Ayna yang dulu, yang sejak awal sudah membuatnya jatuh bangun.

Dari belakang terdengar teriakan riang.

“Ayna... sayangku, kamu sudah pulang, ibu sangat rindu sama kamu,” kata Tanti sambil memeluk Ayna.

“Ayna juga kangen sama ibu, sama adik kecil didalam perut ibu ini..” kata Ayna sambil mencium perut Tanti berkali-kali.

“Kalau sama simbah kangen nggak?” teriak bu Suprih juga dari belakang.

“Kangen dong mbah..” Ayna juga memeluk bu Suprih erat.

“Bawa apa itu Ayna,” kata Tanti ketika melihat Ayna membawa bungkusan besar.

“Ibu, nanti Ayna mau memasak. Tadi Ayna mengajak mas Bintang belanja sayur..”

“Ayna...?”

“Ayna kangen memasak dirumah bu.. nanti Ayna masak sup ayam untuk makan malam, boleh kan?”

“Waah, simbah suka itu.. nanti simbah bantuin memetik dan mengupas sayurnya ya,” kata bu Suprih.

“Tanti juga mau bantu bu.. nanti kita masak rame-rame..” kata Tanti dengan bersemangat.

Bintang mendengar suara riuh dibelakang, tersenyum senang. Rumah ini akan kembali semarak dengan hadirnya Ayna. 

Tak tahan duduk sendirian di teras, Bintang ikut nimbrung kebelakang.

“Aku juga mau ikut memasak bersama,” serunya sambil duduk begitu saja di kursi dapur, dimana bu Suprih sudah memilah-milah belanjaan Ayna, sementara Ayna sudah masuk kekamarnya untuk berganti baju.

“Bintang, kamu laki-laki yang sangat beruntung. Ayna gadis yang luar biasa. Dia cantik, pintar, penuh semangat dan rajin,” kata Tanti sambil menepuk bahu Bintang.

“Terimakasih tante. Bintang juga ingin segera memperisteri dia, kata ibu, Bintang sudah jadi perjaka tua.”

“Nanti bakal ada banyak pengantin, ya kan Tan? Mas Bintang, Nanda.. sama itu, anaknya nak Widi..” sela bu Suprih.

“Masih ada bu.. adiknya Nanda.. sama Bimo.. tapi tidak mungkin bisa bersama bu, karena gadis-gadisnya masih pada kuliah. Yang paling dulu nanti Bintang dan Ayna. Aku bahagia untuk mereka.”

“Terimakasih tante. Ini kok om Danang belum kelihatan? Apa belum pulang dari kantor?”

“Sudah, tadi disamperin temannya main tenis.. mungkin sebelum maghrib baru pulang.”

“Pasti om Danang senang , Ayna sudah pulang.”

“Iya.. Kamu tahu Bin? Tadi pagi bu Riri menelpon.”

“Minta Ayna tidur disana lagi?”

“Tidak, minta agar Ayna bisa berjodoh sama Rio...”

“Haaa... ? Tante ijinkan?”

“Ya tidak dong Bin, nanti kamu patah hati..”

“Terimakasih tante. Tapi pasti bu Riri kecewa.”

“Tampaknya begitu, tadi telponnya langsung dimatikan. Kelihatan kalau dia marah. Tapi om Danang minta agar aku membiarkannya saja.”

“Kalau begitu jangan ijinkan Ayna tidur disana lagi tante, bisa keterusan dia mendekatkan Ayna dengan Rio.”

“Yang aku heran, kan Rio itu pacarnya Arsi. Kok ibunya punya keinginan aneh begitu.”

“Itu kemauan ibunya atau Rio ya tante. Aku juga curiga sama Rio.”

“Aku ingin tahu, seperti apa hubungan Rio dengan Arsi, apa lagi retak ya. Biar aku menelpon Widi dulu.”

Dan ketika Tanti menelpon Widi, Tanti mendapat jawaban yang membuatnya terkejut.

“Arsi ada dirumah sakit, menunggui Riri yang sedang opname disana.” kata Tanti setelah menelpon Widi.

“Sakit apa? Kemarin ketika aku kesana kelihatan baik-baik saja.”

“Katanya pergelangan tangannya terkena pecahan gelas. Lalu perdarahan, sampai harus tranfusi segala. Arsi menunggui disana sejak siang, menunggu Rio pulang.”

“Berarti hubungan mereka baik-baik saja.”

“Iya, pasti Riri yang punya keinginan begitu.”

“Siapa yang harus tranfusi ?” kata Ayna yang sudah berganti pakaian.

“Bu Riri.. eh.. bu Tarni..” kata Bintang.

“Memangnya kenapa?”

Ayna sangat terkejut mendengar cerita Tanti tentang kecelakaan yang menimpa bu Tarni.

“Ya ampun, saya ingin melihatnya..” kata Ayna.

“Ayna, kamu kan baru saja pulang, nanti saja setelah kamu istirahat boleh membezoek kerumah sakit,” kata Tanti.

“Baiklah, Ayna mau memasak dulu, nanti setelahnya baru Ayna kerumah sakit. Kasihan dia.. kenapa sampai bisa terkena pecahan gelas?”

“Cerita jelasnya nanti bisa tanya sama Arsi. Sekarang dia nungguin dirumah sakit, sendiri.”

***

Arsi mendekat ketika bu Tarni terbangun.Tak ada lagi kantung darah yang semula tergantung disisi pembaringannya. Berganti kantung infus yang entah apa namanya Arsi tidak tahu.

“Ibu..”

“Kamu bukan Ayna kan?”

“Ibu, saya Arsi. Dari tadi saya nungguin ibu disini.”

“Oh.. ternyata kamu anak baik. Ini jam berapa?”

“Sudah sore bu, jam lima sore..sebentar lagi mas Rio datang.”

“Rio.. membuat aku kecewa.. Ayna.. membuat aku membenci dia..”

“Ibu, mengapa ibu berkata begitu ?”

“Entahlah, jangan tanya lagi, yang jelas aku sangat membenci Ayna,” katanya agar keras sambil membalikkan tubuhnya memunggungi Arsi yang kebingungan, sementara didepan pintu Ayna tegak terpaku karena mendengar ucapan bu Tarni.

***

Besok lagi ya

 

113 comments:

  1. Replies
    1. Terima kasih mbak Tien ... atas hadirnya AYNA 40.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    2. Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗

      Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣

      Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗

      Delete
    3. Wahhhh....jawara lagi dokter

      Delete
    4. Terima kasih bunda Tien..Ayna dah hadir..salam sehat selalu

      Delete
    5. Selamat bu dokter juara #1 lagi

      terimakasuh bu Tien Aynq #40 sdh tayang ..sehat slalu ibu

      Delete
  2. Salam NKRI Bu Tien
    ( _Salam tie *N* *K* umalasa *RI*_ )
    Sukses selalu, sehat terus dan terus sehat ya, Bu Tien .....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Ayna 40 sdh tayang,trimakasih b.Tien,smg ibu sll diberi kesehatan.

      Delete
    2. Hahaa.. kalek Habi bisa lucu juga

      Delete
  3. Sugeng dalu.. Ayna 40 sudah hadir....terimakasih mbak Tien

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah wa syukurilah Ayna 40 dah tayang...
    Salam ADUHAIII...

    ReplyDelete
  5. Matur nuwun mbak Tien sayang,
    Ayna 40 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur


    ReplyDelete
  6. Terima kasih ibu Tien.

    Semoga ibu Tien selalu pinaringan sehat, dapat menyajikan hiburan kepada kami, yang membuat kami selalu penasaran menunggu episode selanjutnya.

    ReplyDelete
  7. Sampai masih gemeteran saking seneng nya... dari tadi tap tap terus...

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah AYNA Eps 40 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  10. Maturnuwun bu Tien, AYNA~40 telah hadir ...🙏

    ReplyDelete
  11. Baru buka tetnyata komen sudah banyak. Terima kadih Ayna 40 sdh muncul..salam sehat dan semangat berkarya

    ReplyDelete
  12. Ayna 40 akhirnya muncul juga...sugeng ndalu bu tien. .mg sehat sll...

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah Ayna40. Salam sehat dan terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih bunda Tien... Sehat sll 😘😘😘

      Delete
  14. Alhamdulillah Ayna 40 tayang...Salam sehat kagem Bu Tien dan keluarga.

    ReplyDelete
  15. 🌺. Terima kasih Bund Tien, atas telah terbit dan tayangnya *Ayna 40* yg sama" kita tunggu kehadirannya.

    Tidak lupa salam seroja kami dr Boyolali utk sel warga gwa PCTK, terutama khususon utk Bund Tien Kumalasari, yg semuanya sungguh sunghuh aduhai.

    🌺🌻🏵️

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah Ayna 40 tanyang...sukses selalu mn Tien

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah Ayna 40 muncul...sukses selalu

    ReplyDelete
  18. Makasih Bu Tien AYNA sdh hadir.

    ReplyDelete
  19. Terimakasih mBak Tien Ayna yang ke-empat puluh sudah muncul
    sehat sehat selalu doaku
    kaya anak manja yaa.. caper, emang diposisikan? iya kata sutradara, suka suka lah biar greget pakai serem serem gitu..
    ih ngeri.. stabilizer kurang standard, emang apaan, kejiwaan, setengah gila donk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mesti bikin senyum2 komennya.. aku gak ngerti ah..

      Salam ADUHAI

      Delete
    2. makanya kalau punya pilihan jangan dipanthengin sampai angan beterbangan tidak terkendali, jatuhnya sakit pake banget.
      Tuh kalau perubahan perlahan lumayan bisa nandai, iya kalau perhatian.
      Wuih kalau perubahan cepat bisa kaya tsunami ich, terseret alur dongeng

      Delete
    3. ketahuan tuh sama sutradara, potong honor lho mampus, asal nggrenyem aja nggak jelas

      Delete
    4. Pak Nanang Tuki ini komennya bikin gagal faham 🤣🤣🤭🙈

      Delete
    5. Waduh Bu In mau kondangan dipernikahan Bintang & Ayna

      Salam Aduhai..

      Delete
  20. Hari ini ceritanya bu Tarni kumat stres yg happy Ayna dan Bintang
    Mksh bunda Tien sehat selalu,bisa bikin senang penggemar setianya.
    Salam ADUHAIII

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah...mtr nwn mbk Tien...Ayna 40 sdh nongol ...
    Bu Riri...jangan kecewa...biarkan mereka bahagia ya...

    ReplyDelete
  22. Terima kasih jeng tien, cerbungnya
    Salam sehat dan jaga kesehatan

    ReplyDelete
  23. Terima kasih bu Tien Ayna 40 nya.Salam sehat n ADUHAII

    ReplyDelete
  24. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. “Kalau begitu aku akan menyematkan hati dan jiwaku didadamu, agar menyatu dengan pemilik nurani yang bersih seperti dirimu.

      Oh oh indahnya......

      Dan untuk Riri,,, edan kok ra uwis uwis,,,angel wes angeeeel......

      Delete
    2. Mbak Rinto... eh mas Rinto.. kok lucu men. Apa dulu pernah jadi pemain lawak?

      Salam ADUHAI...

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Matur nuwun mbak tien-ku, telah tayang ayna 40.
      Tuh...Bintang sudah ngebet... minta segera dilamarkan, yang lain kuliah dulu baik-baik, biar cepat lulus baru suka" cari kerja, cari jodoh.
      Yang kambuhan 'kurang waras' ya biarkan saja...sudah ada yang merawat.
      Kalau ayna tamat ganti apa ya, tentunya sudah diprogram.
      Salam sehat mbak Tien dari sragentina selalu ADUHAI.

      Delete
    5. Salam NKRI ... ADUHAIIIIII

      Bu TARNI ... makanya jangan suka marah demi ambisi pribadi.
      Tuh ... Kekesalan hati mengakibatkan grusah-grusuh dan tindakannya menjadi tidak hati².
      Fatal deh akibatnya ... terjadi kecelakaan yg hampir merenggut nyawa.
      AYNA dilawan ... walau AYNA tidak tahu tampaknya berakibat kuwalat bagi bu TARNI.

      Begitu ya mBak TIEN?

      Salam NKRI pokoknya.

      Delete
    6. Alhamdulillah Ayna 40..Semoga dengan ketulusan Arsi merawat Riri bisa menyetujui hubungan Arsi dan Rio tidak mengganggu hubungan Ayna dan Bintang. Tapi bagaimana reaksi Ayna...bisa saja Ayna malah menerima perjodohan Bu Tarni, walaupun kita tidak mngharapkan itu. Kita selalu tak sabar menunggu kelanjutan ceritanya... salam Seroja Bu Tien....

      Delete
  25. Halow mbak Tien smg sehat selalu..saya juga kangen Aina lho..salam sehat dari Pejaten Barat,Pasar Minggu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini siapa ya.. jangan unknown dong.

      Delete
    2. Ketuk *Unknown* untuk mngganti nama dan membuat foto profil anda supaya bu Tien mengenal anda

      Delete
  26. Alhamdulillah AYNA 40 sdh hadir
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  27. Matur nuwun bu Tien...AYNA sudah ada..mugi Ibu tansah sehat
    Salam dari Moedjiati Pramono ..

    ReplyDelete
  28. Trimakasih mbak Tien..

    Ayna msh lanjuut...syukur aja klo riri benci ayna..biar bintang cpt2 ngelamar n nikah..

    Salam sehat dr bandung mbak Tien..

    ReplyDelete
  29. Terima kasih mbak Tien. Alhamdulillah Anya sudah sampai episode 40.
    Salam dari Dewi Purworejo

    ReplyDelete
  30. Malam Bunda.Terima kasih untuk AYNA 40
    SALAM DARI KAMI dan met istirahat buat Bunda

    ReplyDelete
  31. Terimakasih Bunda Tien...ceritanya semakin seruuu

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 slamet sedoyonipun.. .

    ReplyDelete
  33. Riri....Riri....Riri....wek..wek..wek...itu suara bebek bersahut-sakutan kalau dipanggil pangonnya...
    Ayna tertegun kaget mendengar bu Tarni mengatakan membencinya...tak tahu kwsalahan apa yang dilakukannya...tingkah bu Tarni sangat kekanak-kanakan...salam NKRI...

    ReplyDelete
  34. Bu Tarni watak aslinya kelihatan
    ..spt dulu. Waktu jamil tan"a malu ngejar danang
    Biar saja Ayna kamu tdk salah kamu akan bahagia dengan Bintang

    ReplyDelete
  35. Ayna 40 hadir .sehat kan bu Tien .aku bangun baca ..hahaha semangat u yg lain nya ..Makasih bu Tien ,salam dari Yanti Surabaya

    ReplyDelete
  36. Maturnuwun mbak Tien, Ayna genep patang puluh sudah hadir.
    Waaah Riri kumat bersaing sama Danang mau merebut Ayna.

    Aduhai..... Ayna yang memetik Bintang.

    ReplyDelete
  37. Smg kumatnya Riri tdk merugikan Ayna yg dg tulus berkunjung ... Smg juga Rio bijaksana shg tdk tergoda utk mengikuti kemauan ibunya bu Tarni... Utk Bintang ayo segera sj minta p Handoko utk segera melamar Ayna ke om Danang agar tdk terjd lg Rio mengejar Ayna..., Bgmn mb Tien skenario berakhir spt apa? Smg sll seroja smp bsk...

    ReplyDelete
  38. Matur nuwun... Mbak tien... Smg sehat jasmanj rohani ekonomi selalu berkreasi berimajinasi dg kata2 romantis

    ReplyDelete
  39. Alhamdulillah.........

    Yang ditunggu tunggu sudah hadir
    Matur nuwun sanget Ibu Tien,
    Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
    Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.

    ReplyDelete
  40. Pagiiii mba Tien.. Ituriri.. Eehbu tarni kok otaknya sableng y.. Hhhhhh.. Mfmba jebw emosi jg.. Lanjuutknmba Tien bikin penasaran.. Lamseroja dan semangat dri skbmi y mba.. Muuaahh🥰🥰

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah, suwun mbak Tien AYNAnya.
    Salam hangat sehat sll katur mbak Tien sklg. Barokallohu fiikum ajma'in

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah Ayna 40 sudah hadir. Makin pelik kisahnya. Membuat penasaran.
    Terimakasih Bu Tien, salam seroja dari Magelang.

    ReplyDelete
  43. Terimakasih bunda Tien, AYNA 40 telah hadir.

    Salam sehat selalu dari kota Malang...🙏

    ReplyDelete
  44. Makasih.bu.ayna 40 uďah hadir

    ReplyDelete
  45. Alhamdulillaah ayna 40 tayang
    Hahaha bu tarni ... bu tarni ..
    Makasih bunda tien salam hangat dari tasikmalaya

    ReplyDelete
  46. Kenapa ya setiap konen di bawahna selalu ada delete yg ksin cuma repli

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena Ibu komentar maka di bawahnya pasti ada delete dan reply, coba Ibu tekan Reply pada komentar teratas lalu tulis d kolom komentar pasti nnt cuma reply,, kalau blm bisajuga,nnt saya pandu lewat japri ,, Rinta

      Delete
    2. Kalau kamu Ayna....pergilah...kali ini suaranya agak keras,membuat Arsi terkejut.
      Bagi b.Tarni benci dan sayang itu beda tipis ya,kemarin sikapnya sangat manis sekarang benci.
      Ayna mantapkan hatimu untuk memilih Bintang,jangan terpengaruh ucapan b.Tarni tentang asal usulmu.
      Karena sesungguhnya Bintang sdh berikrar akan menyematkan hati dan jiwanya di dadamu.
      Bintang kamu harus waspada jangan sampai lengah spy Ayna tdk lepas dari genggaman,sepertinya b.Tarni kembali pada sifat aslinya yg suka memaksakan kehendak.Kemarin sayang sekarang benci siapa tahu besok ingin merebut Ayna kembali.
      Makin seru b.Tien sepertinya konflik" msh muncul ....
      Bgmn dg Arsi...yaa...smg happy ending,seru kali kalau banyak pasangan pengantin.Aduhaii.
      Smg ibu sehat" sll.

      Salam NKRI dari Bojonegoro.

      Delete
    3. Reply = menjawab, disediakan untuk orang lain yang mau menjawab / mengomentari tulisannya.
      Delete= menghapus, hanya untuk yg menulis bisa menghapus tulisan / komentar /comment tersebut.

      Delete
  47. Benar benar kembali terganggu kejiwaan bu Tarni...
    Bagaima kalau melihat Ayna dia mengamuk lagi....???
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  48. Maturnuwun Bu Tien, Ayna sdh hadir.
    Semoga ibu sehat selalu.

    ReplyDelete
  49. Duh Riri begitu bencinya pada Ayna, gara2 tidak berhasil menjodohkan dengan Rio anaknya. Ayo dong Riri ingat, Rio dan Arsi begitu saling mencintai.. jangan memaksakan kehendak hati sendiri.
    Ayna jangan kecewa ya kalo Bu Tarni menjadi benci pada kamu. Masih banyak orang2 yg mencintaimu. Dan jangan termakan hasutan Bu Tarni tentang keadaan dan asal usul kamu Ayna. Ayo raih kebahagiaan kamu bersama Bintang.
    Terima kasih Mbak Tien, semoga lamaran Bintang berjalan lancar tanpa ada halangan.
    Semoga Mbak Tien selalu sehat ya. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak Tien Salam Aduhainya. Sehat selalu dan bersemangat.

      Delete
  50. Kalau kakek Habi dan pak Yowa salam NKRI, saya salam Aduhai sajalah. Seperti aduhainya hati bintang yang dipenuhi bunga bermekaran, melebihi bunga bunga yang tumbuh dihalaman rumahnya mbak Iyeng.
    Kalau bu Tarni atau bu Riri, dasarnya dari dulu sudah pernah konselt atau korselt kalau baper sedikit kumat konsletnya ....biarin saja ....semoga dibelakang Ayna ada Bintang, jadi Ayna bisa melampiaskan kesedihan hatinya didada Bintang. Bunga dihati Bintang semakin beterbangan, tapi dasar hati Bintang dari turunan gen baik, yang bisa mengatasi konseltnya bu Riri akhirnya dr. Bintang Perkasa juga. Jalan meraih Ayna semakin mulus kedepan. Bimo dan Deva cuma jadi penonton garis .....gelandang tengahnya Nanda dan Bulan sedangkan Back kanan dan kiri Rio dan Arsi .....Goal Bintang langsung tendang bola ke Gawang mempersunting Ayna ........

    Salam sehat buat mbak Tien dan semua anggota wa PCTK dimanapun berada .....horas ...buat mbak Sriati Siregar .......!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kok bgt bencinya Bu Tarni thdp Ayna. Maturnuwun Bu Tien, nunggu cerita selanjutnya saja semoga Bu Tien selalu sehat wal afiat. Aamiin. Salam sehat dari Pondok Gede. Mashudi

      Delete
    2. Pak Mashudi... unknown nya dikasih nama dong.

      Salam ADUHAI

      Delete
    3. Halloow.. mas Hadi.. waah.. kebiasaan main bola nih.. atau nonton bola?

      Salam ADUHAI..

      Delete
    4. He he he ....gaya komentator pengamat bola mbak Tien, habis perasaan pembaca digocek ke kanan kekiri terus seperti permainan bola ........he he he

      Salam aduhaai ........

      Delete
  51. Haiyaaa...kerinan bacanya...
    Btw,... Mtr nuwun B Tien..
    Salam sehat daru REWWIN...
    07:54

    ReplyDelete
  52. Haiyaaaa..
    .

    Salam ADUHAI mas Agoes

    ReplyDelete
  53. Salam kenal buat penggemar cerbung buk tien saya arini dr gresik tp asli wonogiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Ibu Arini ,, salam aduhai 🙏🙏🙏

      Delete
  54. Yg ditunggu2 akhirnya datang juga. Terima kasih Bu Tien. Semoga tetap sehat walafiat

    ReplyDelete
  55. Makasih Bu Tien, salam sehat selalu....🙏🙏

    ReplyDelete
  56. Terima kasih mbak Tien dgn cerbung ayna. saya kok mengharapkan ayna jadian dgn rio, agar ceritanya jadi panjang. Hanya tdk tahu caranya gimana mutusin hubungan rio dan arsi. Hanya mbak Tien yg bisa.
    Didoakan semoga mbak Tien sehat² saja. Salam sejahtera utk mbak Tien dan keluarga.

    ReplyDelete
  57. Slmt mlm mb Tien.. Mkshaynanya y.. Mkiinasyiim nih.. Bguslahayna dibenci sm bu tarni or riri.. Soalnyadri dlu kok kelakuannya krg abnormal.. Hehehe.. Kitapembc setia.. Bgmnakhir dri crita ini smo tamat.. Ygoenting semuanya bahagia.. Slmseroja dri skbmi y mba tien🥰🥰

    ReplyDelete
  58. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  59. Replies
    1. Semoga bu Tien selalu sehat aamiin salam hormat dari Purworejo

      Delete
  60. Trima kasih bu Tien, ceritanya sangat menghibur

    ReplyDelete
  61. Puji Tuhan Ayna 40 tetap hadir dg sangat memukau, bikin penasaran bagi para penggandrungnya. Semoga ibu Riri segera insaf, bersyukur dan semua ganjalan bisa dilalui dgn lancar...

    Monggo ibu Tien lanjutannya kita tunggu dg mantab... Matur nuwun, berkah Dalem.

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 31

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  31 (Tien Kumalasari)   Sinah terkejut. Pandangan mata simboknya sangat terasa menghujam di dadanya. Ia tah...