A Y N A 34
(Tien Kumalasari)
“Sepertinya kurang bagus, ya nggak bu..?” kata Rio sambil menatap lengan Ayna yang sudah memakai arloji pilihan Rio.
“Bagus kok.. menurut ibu bagus,” kata bu Tarni
“Bagaimana menurut kamu Ayna?”
“Ya bagus.. “ kata Ayna sambil melepas arloji dari tangannya, lalu mengulurkannya pada Rio.
Ayna tak ingin berlama-lama memakai arloji yang hanya dipergunakan sebagai tontonan. Itu sebabnya dia bilang bahwa itu sudah bagus.
“Baiklah, aku ambil yang ini,” katanya kepada penjual.
Penjual segera menerima arloji itu lalu menyetelnya dan mencocokkan waktunya.
“Kalau yang untuk perempuan ... itu mas, coba..” kata Rio sambil menunjuk kearah sebuah arloji cantik yang cocok untuk perempuan.
Ayna menjauh.. melihat-lihat ke counter lain. Ia kesal sama Rio, karena tampaknya Rio nekat mau membelikannya arloji. Tapi tiba-tiba Rio memanggilnya.
“Ayna.. sini..”
Ayna menggoyang-goyangkan tangannya, memberi tanda bahwa dia tidak mau.
“Tolong Ayna..”
“Rio, dia tidak mau, mengapa kamu nekat membelikannya, nanti dia marah,” tegur bu Tarni.
“Ya sudah mas, ini saja sekalian,” kata Rio kepada penjual arloji itu yang segera menyetelnya.
Ayna berjalan-jalan di counter lain, melihat barang-barang yang dipajang. Lalu bu Tarni menyusulnya.
“Kamu ingin apa, Ayna? Baju ya? Ini bagus sekali, warnanya cocok dengan kulit kamu,” bujuk bu Tarni.
“Tidak bu, baju Ayna masih banyak.”
“Barangkali modelnya lain.. Cobain, ibu ingin membelikan sesuatu untuk kamu. Kamu lupa ya kalau ibu ini juga ibu angkatmu?”
“Ibu, saya tidak lupa. Sungguh saya harus berterimakasih pada ibu karena telah membuat saya hidup kembali. Tapi ibu tidak usah memberikan apapun lagi. Semua yang ibu berikan kepada Ayna sudah lebih dari cukup. Saya ingin membalasnya, tapi tidak tahu dengan apa.”
“Ayna, mengapa harus ada balas membalas? Kasih sayang seorang ibu tidak memerlukan balasan. Kasih sayang itu bukan barang dagangan. Kamu tahu Ayna?”
“Iya bu, saya tahu.”
“Kalau begitu terimalah pemberian ibu kali ini, pilih baju yang kamu suka.”
“Tapi bu...”
“Kalau kamu ingin membalasnya, terimalah pemberian ibu ini, jangan membuat ibu kecewa.”
“Ibu...”
“Pilih yang kamu suka Ayna...”
“Ya ampun ibu... Baiklah kalau ibu ingin saya menerimanya. Tapi tolong ibu pilihkan yang mana, Ayna tidak bisa memilih.”
“Baiklah nak, yang ini bagaimana, warnanya hijau bersemu kuning.. cocok dengan kulit kamu yang bersih. Ini ya?”
“Baiklah bu, terimakasih banyak.”
Ketika bu Tarni membawa baju itu ke kasir, Rio mendekatinya.
“Beli baju? Biar Rio yang bayar,” kata Rio yang segera mengeluarkan uangnya.
Ayna ingin memprotes, tapi bu Tarni diam saja. Aduuh.. alangkah beratnya orang berhutang, apalagi kalau hutang budi. Ingin menolak pemberian saja nggak bisa. Akhirnya Ayna hanya diam dan pasrah.
“Sudah ?” kata Rio sambil menerima bungkusannya lalu diulungkannya pada Ayna.
Ayna menerimanya, lalu menggandeng lagi tangan bu Tarni.
“Kemana lagi kita bu?” tanya Rio kepada ibunya.
“Terserah kamu saja... ayo.. “
“Ya sudah, jalan-jalan saja.. barangkali ada yang menarik,” kata Rio yang terus melangkah. Bu Tarni mengikuti, Ayna terus menggandeng tangan bu Tarni.
***
“Bulan, lama-lama capek ya.. aku jadi lapar..” kata Nanda ketika capek berjalan-jalan.
“Ayo istirahat dulu kalau begitu.”
“Ada rumah makan disitu, kelihatannya enak.”
“Eh, lihat.. bukankah itu tante Widi? Juga Arsi, mengapa Arsi menarik-narik tante Widi seperti itu?”
“Seperti memintanya segera pergi. “
“Tampaknya keluar dari supermarket itu.”
“Tante Widi !!” teriak Bulan.
“Hei.. Bulan sama Nanda tuh.. ayo kesana.”
Arsi yang sudah mau naik keatas mobil terpaksa mengikuti ibunya mendekati Bulan.
“Tante.. mana om Ryan?”
“Om Ryan agak masuk angin, sepertinya flu berat, jadi kami berangkat sendiri.”
“Ooh.. om Ryan sakit?”
“Iya.. tapi nggak apa-apa.. tadi sudah bisa bangun sih, cuma belum berani keluar malam. Mau kemana kalian?” tanya Widi.
“Cuma jalan-jalan tante.. ini mau makan. Ayuk ikut..” ajak Nanda.
“Iya, aku mau..ayo Arsi.. kangen sama Bulan aku.. “
Arsi ingin menolak, tapi sungkan. Akhirnya ia mengikuti langkah mereka memasuki rumah makan.
“Arsi.. sejak kapan kamu jadi pendiam?” tanya Bulan melihat wajah Arsi tampak murung.
“Nggak apa-apa. Tiba-tiba kepalaku pusing,” jawab Arsi.
“Benar kamu pusing?” tanya ibunya.
“Iya bu, makanya Arsi ingin cepat-cepat pulang.”
“Padahal masih beberapa yang belum sempat kita beli,” gerutu Widi.
“Ya sudah, kita istirahat saja dulu, nanti pesan yang hangat-hangat,” kata Bulan sambil menarik Arsi memasuki rumah makan, kemudian memilih tempat duduk yang sekiranya nyaman.
“Agak lama kita nggak ketemu ya Bulan? Kapan menikah nih ?” tanya Widi sambil menatap Bulan dan Nanda bergantian.
“Secepatnya tante...” jawab Nanda.
“Eeh.. enak saja... Belum tante.. menyelesaikan kuliah dulu. Arsi kapan nih?” tanya Bulan.
“Aku nggak mau menikah.”
“Lhoooh.. gimana sih?” tanya Bulan heran.
“Arsi jangan ngomong seenaknya.” tegur ibunya.
“Ngomong yang baik dong Arsi, kalau ada setan lewat bagaimana?” canda Nanda.
“Biarin. Emang iya kok.”
“Apa maksud kamu Arsi?” tanya Widi lagi.
“Dimana-mana ada saja laki-laki yang tidak setia.”
“Oouw.. lagi marahan sama pacar ya?” canda Nanda lagi.
“Ada aja kamu Arsi, ayo pesan apa.. aku yang tulis. Tante Widi apa?”
“Aku ngikut yang muda saja..”
“Mas Nanda apa?”
“Aku nasi rames.. minumnya jeruk panas.
“Tante?”
“Aku selat segar. Minumnya jeruk panas juga.
“Arsi?”
“Aku terserah, pokoknya bukan yang menyebabkan orang mati.” jawab Arsi.
“Arsi, kamu ngomong apa sih? Jangan ngomong yang enggak-enggak..”
“Baiklah, aku bakso sama teh panas.” Jawab Arsi sekenanya.
Lalu semua mengerti bahwa Arsi sedang kesal.
“Habis dimarahi om Ryan ya?” tanya Bulan sambil menyerahkan pesanan kepada pelayan.
“Mana pernah bapaknya marah sama dia. Dia itu anak emas,” kata Widi.
“Kok hari ini kamu aneh?”
“Ooh.. karena malam minggu nggak ketemu pacar ya?” lagi-lagi Nanda berseloroh.
“Memangnya Rio nggak pulang?”
Arsi diam, Widi yang menjawab.
“Pulang kok, tadi dia menelpon, tapi Arsi lagi melayani bapaknya yang lagi sakit flu. Setelah itu tidak menelpon lagi. Barangkali takut mengganggu,” kata Widi.
“Lalu dia jalan dengan gadis lain,” kata Arsi dengan wajah gelap.
“Eee.. nggak boleh gitu dong Arsi..”
“Emang iya,” kata Arsi sengit.
“Siapa bilang?”
Lalu pesanan mereka sudah siap terhidang.
“Ayo.. semua pesanan sudah siap. Jangan gitu dong Arsi.. ayo makan baksonya, hangat-hangat begitu bisa mengendapkan kemarahan kamu,” kata Nanda.
“Lagian kalau tidak melihat sendiri, jangan percaya pada omongan orang lain,” kata ibunya.
“Tidak bu, aku melihat dengan mata kepala sendiri.”
“Apa? Kapan?”
“Barusan, makanya Arsi mengajak ibu segera pulang.”
“Lho.. kalau melihat pacar berselingkuh, dekati saja dan hajar, Arsi,” kata Bulan dengan berapi-api.
“Duh, kamu kok sadis sih,” tegur Nanda.
“Iya lah, aku sadis, apalagi kalau melihat pacar tidak setia. Awas saja kamu ya mas,” kata Bulan sambil menatap tajam Nanda.
“Kok aku sih yang dipelototin?”
“Itu peringatan buat kamu.?”
“Aduuuh... ayo kita makan saja dulu.. Kalau ada acara makan lalu ada ancaman-ancaman begini, jadi nggak nikmat dong. Ayo tante, Arsi.. makan saja dulu.”
“Ayo Arsi, makan saja dulu, beritahu aku dimana Rio sedang pergi bersama gadis lain, biar aku omelin dia.”
“Nah, itu agak lunak, omelan kan tidak sekeras hajaran, sakit tahu,” kata Nanda sambil menghirup jeruh panasnya.
“Ayo Arsi, makan dulu, aku ada dipihak kamu,” kata Bulan bersemangat.
Widi hanya tersenyum.
“Ini apa sih... anak-anak muda.. bicaranya nggak keruan. Sudah Arsi, makan saja dulu, nanti kita bicara lagi,” kata Widi.
Arsi diam. Ia menyendok pelan bakso yang dipesannya, tapi wajahnya tetap saja muram. Tadi dia melihat Rio, sedang mengenakan sebuah arloji ditangan seorang gadis yang dikenalnya. Itu Ayna. Bagaimana Rio bisa pergi bersama Ayna dan tampak begitu dekat? Tentu saja Arsi cemburu. Barangkali Arsi tidak tahu, ketika Rio menelpon siang tadi, yang menerima ibunya, ibunya mengatakan bahwa Arsi sedang melayani bapaknya yang sedang sakit flu agak berat. Rupanya Rio salah terima. Dikiranya Arsi yang sakit. Aduhai.
“Kamu tahu Bulan, siapa yang tadi sedang bersama mas Rio?” kata Arsi setelah hanya menghabiskan separo bakso pesanannya.
“Siapa? Kamu mengenalnya? Kenapa tidak kamu dekati saja dan ...”
“Menghajarnya...?” sambung Nanda.
“Bukan hanya aku. Kalian pasti juga sangat mengenalnya,” kata Arsi.
“Siapa sih ?”
“Ayna.”
Dan itu benar-benar mengejutkan mereka semua.
***
“Maas... mas.. aduh, sudah tidur ya mas,” kata Bulan begitu pulang dari bepergian bersama Nanda.
“Eeh.. apa sih ini.. nyelonong saja masuk ke kamar orang,” gerutu Bintang sambil memunggungi adiknya yang berdiri disamping ranjang.
“Eh.. dengar, ada berita bagus untuk kamu mas.”
“Nggak mau dengar.. nggak mau..pergi sana.. aku mau tidur. Duh.. kenapa aku lupa mengunci kamarku sih. Nggak ingat ada kucing garong yang suka nyerobot masuk ke kamar.”
“Enak aja, ngatain aku kucing garong. Dengar ya.. ini berita tentang pacar kamu.”
“Nggak mau dengar.. nggak mau dengar..”
“Ya ampuun.. pacar kamu selingkuh, tahu !!”
Bintang menutupi wajahnya dengan bantal. Tapi Bulan menarik bantal itu.
“Mas Bintang.. aku gelitikin kamu...” kata Bulan sambil menggelitik pinggang kakaknya. Tentu saja Bintang berteriak-teriak.
Bulan memang nakal, ia tak mau diacuhin kakaknya tanpa sebab. Ia akan terus berusaha agar kakaknya mendengarkan apa yang dikatakannya. Apapun akan dilakukannya. Ia terus menggelitik pinggang kakaknya sampai Bintang bangkit dan menjauh sambil berteriak-teriak. Bulan ikut naik ke ranjang, Bintang memukulinya dengan guling.
Teriakan kedua anak bersaudara itu membuat Palupi kemudian masuk ke kamar mereka dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Ini ada apa sih... duuuh.. ibu kira ada gempa. Lihat.. tempat tidur kamu seperti kapal pecah,” kata Palupi sambil memungut bantal dan guling yang terserak dilantai.
Bulan menghentikan serangannya. Turun dari ranjang kakaknya.
“Itu bu, kucing garong ngamuk,” omel Bintang.
“Kalian ini bukan anak kecil lagi lho, kalau bercanda kok keterlaluan begitu. Aduuh... berhenti mengganggu kakak kamu dong ..”
“Kesel aku sama mas Bintang.. dari tadi nggak peduli sama Bulan..” sungut Bulan sambil keluar dari kamar.
“Bintang, kamu itu jadi saudara tua, kok ya nggak mau ngalah sama adiknya,” kata Palupi memarahi Bintang.
“Dia itu selalu ingin tahu urusan Bintang bu..”
“Karena adik kamu sangat memperhatikan kamu. Tahu nggak sih kamu.”
“Tahu bu, tapi hari ini Bintang sedang nggak ingin diganggu.”
“Tampaknya begitu, kamu tampak suntuk sejak siang. Capek karena hari Sabtu ada pasien?”
“Tidak bu.. “
“Ya sudah, sekarang ayo makan dulu, bapak sudah nungguin tuh.”
“Bintang lagi ogah makan..”
“Bintang, nggak boleh begitu. Dokter kok nggak bisa jaga kesehatan. Ayo bangun dulu, udah ditungguin bapak tuh.”
Bintang dengan malas bangun. Ketika keluar dari kamar, dilihatnya Bulan duduk didepan televisi. Bintang menghampiri, lalu mengacak rambutnya pelan.
“Iih... sebel.. !” sergah Bulan sambil memiringkan kepalanya.
“Dengar Bulan, aku sudah tahu apa yang akan kamu katakan.”
“Apa ?”
“Tadi kamu jalan-jalan, ketemu Ayna kan ?”
“Nggak...”
“Lalu... kamu mau bilang apa?”
“Sekarang ingin tahu...”
“Mungkin beda dengan yang aku pikirkan. Ayna pergi sama Rio dan bu Riri kan ?”
“Haa, jadi sudah minta ijin sama mas, kalau mereka mau jalan?”
“Bukan minta ijin, memberi tahu.”
“Lalu mas tampak kesal kan tadi? Itu sebabnya?”
“Ya.. jadi jangan lagi memperkeruh keadaan karena aku sudah tahu.”
“Aku tidak ketemu mereka.”
“Lalu ?”
“Aku ketemu tante Widi dan Arsi, yang marah-marah karena melihat pacarnya jalan sama Ayna.”
“Lho.. bukannya Arsi sakit ?”
“Siapa bilang Arsi sakit? Yang sakit itu om Ryan. Tadi tante Widi yang menerima telponnya.”
“Hm.. jadi Rio salah terima nih. Dia mengira Arsi yang sakit, jadi tidak jadi nyamperin kesana.”
“Waah.. bakal terjadi perang nih. Arsi kan tidak tahu tentang salah terima itu.”
“Bintaaaang... buruaan,” teriak Palupi dari kamar makan.
“Makan sana, aku sudah kenyang.” Kata Bulan.
***
Pagi itu Rio berpamit kepada ibunya akan keluar sebentar. Ayna merasa lega karena Rio tidak memberikan jam tangan yang semalam dibelinya. Tapi bu Tarni memaksa agar Ayna memakai gaun yang dibelikannya.
Duduk sambil sarapan pagi Ayna sudah mengenakan gaun itu. Bu Tarni tersenyum senang, dan Rio menatapnya tak berkedip.
“Ayna benar-benar cantik ya,” puji Rio.
“Iya, anak ibu ..” kata bu Tarni senang.
“Iya bu, Rio percaya.. Sekarang Rio pamit dulu ya.”
“Mau kerumah Arsi ya?”
“Iya, ingin melihat keadaannya, katanya kemarin sakit.”
“Bawakan buah atau apa..”
“Sudah beli kan semalam?”
“Iya, ibu lupa.”
“Baiklah. Ayna, mau ikut kerumah Arsi?”
“Tidak mas, aku mau menemani ibu masak puding buah.”
“Oh, bagus.. nanti begitu mas Rio datang bisa menikmati segarnya puding buatan kamu dong ya.”
Ayna hanya tersenyum. Ia melanjutkan sarapannya bersama bu Tarni yang tak bosan-bosan menatap anak angkatnya. Ada sesal mengapa Ayna harus menjafi anak angkat Tanti, bukan anak angkatnya sendiri.
***
Rio turun dari taksi, dan dengan langkah ringan memasuki halaman rumah Ryan.
Dipintu, dilihatnya Widi sedang menata tanaman bunga dikebun kecilnya.
“Selamat pagi ibu,” sapa Rio.
“Nak Rio ? Aduh.. pagi-pagi sudah sampai disini. Ayo masuk,” kata Widi ramah.
Rio mengikutinya masuk, lalu duduk di teras.
“Arsiii... “ teriak Widi keras.
“Arsi sudah sembuh bu?”
“Arsi tidak sakit.. yang sakit bapaknya. Flu berat, tapi sudah agak mendingan,” kata Widi sambil berjalan masuk.
Rio tertegun. Bersama itu Arsi keluar. Tapi begitu melihat Rio, wajahnya berubah masam. Lalu ia membalikkan tubuhnya, masuk kedalam rumah, langsung ke kamarnya dan menguncinya dari dalam.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun ibu Tien, semoga selalu pinaringan sehat. Aamiin yra.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ... atas hadirnya AYNA 34.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Trimakasih b Tien yg
Deletedinanti nanti Ayna 34 sdh tayang.
Sehat" selalu nggih ibu🙏
Selamat p.Samiadi juara 1 lagi
Selamat Pak Samiadi...Juara 1 lagi
DeleteAlhamdulillah Ayna sdh tayang.
DeleteMaturnuwun Bu Tien, semoga ibu sehat selalu.
Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗
DeleteHallooooo Guys.... gabung yukkk
👇
WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
Buruan Nunul yaaa....
Enol Lapan Dua Satu
Satu Enam Enam Tujuh
Tujuh Tujuh Lapan Sembilan
Jangan di tambahin angka lagi,, nanti ga nyambung..... baper dech
Okey Guys....
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Pokoknya aseeeeek dech....
Di tunggu yaa jangan pake lama
Okeeeeeey.....
Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Padahal baru di tinggal setengah jam, kok koment nya da byk yaa..?.
DeleteSugeng dalu...maturnuwun mbakyu
ReplyDeleteMantab...... wong situbondo berhasil komen nomor setong.
DeleteSalam aduhai dari Bandung.
Alhamdulillah yes tayang
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien sayang,
ReplyDeleteAyna 34 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur
Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA34 dah Tayang
ReplyDeleteSalam sehat kami dari Klaten
Alhamdulillah trmksh mb Tien sdh tayang ayna 34
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien
ReplyDeleteSemoga ibu Tien selalu sehat Walafiat aamiin
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo
Alhamdulillah... Terimakasih Bunda Tien... Sehat sll 😍😍😋
ReplyDeleteAlhamdulillah...maturnwn Bunda Tien...Salam Aduhai dari Purwokerto
ReplyDeleteHadir.Ayna 34.Alhamdulillah ..trima kasih Bu Tein sehat selalu..
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah hadir Aina 34...? Matur nuwun mbak Tien..selamat malam Salam sehat bahagia selalu 🙏🙏🙏
ReplyDeleteTuh kan, ada yang ngga enak hati jadinya.... hihihi
ReplyDeleteSalam dari Bandung, semoga Bu Tien selalu sehat.
Selamat malam bu Tien, terimaksih Ayna_34 sdh tayang di blogspot seperti biasa.... untuk mengobati kepenasaran pembacanya...... sepasang mata siapa ya ? yang melihat Rio mencoba/memasang jam tangan di lengan Ayna ????
ReplyDeleteBaca dulu ahhhhhhhhhh
Alhamdulillah Ayna 34 sudar hadir trima kasih bu tien salam sehat penuh semangat dari Sidoarjo.....
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah datang Ayna 34 sebelum.tidur.. terima kasih bu Tien semofa senantiasa diberi kesehatan dan semangat berkarya..aamiin
ReplyDeleteTerimakasih...
ReplyDeletemkasih bunda... mkin top markotop .dtggu klnjutnnya bunda
ReplyDeleteslm sehat dri sukoharjo
Yahh... miskomunikasi nih...
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang.... Salam Seroja ya Bu Tien .... Sll bikin penasaran ceritanya he he he
ReplyDeleteAlhamdulilah Ayna sdh hadir ...trims jeng Tien ...semoga sehat sll...selamat malam sampai jumpa bsk malam.
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna 34
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Trimakasih Ibu...🌹🌹🌹
DeleteAlhamdulillah AYNA Eps 34 sudah tayang.
DeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari.
Salam ADUHAI dari Karang Tengah Tangerang.
Trimakasih jeng Tien. Kok sll bisa menyetop cerita pas dakam kondisi yg membuat pembaca penasaran menunggu kelanjutannya...bikin gemeeezfeh.
DeleteMatur nuwun mbak tien-ku...ayna34.
ReplyDeleteOOO...yang 'perang' Rio - Arsi ternyata
bukan Bintang - Ayna. Tapi masih menunggu, konflik lain supaya lebih seru. Biasanya cerita yang menarik, kalau banyak konfliknya.
Salam sehat mbak Tien dari sragentina selalu ADUHAI.
Matur nuwum Bu Tien...
ReplyDeleteKomen dulu baru bacaa..
ReplyDeleteMaksih bu Tien, sehat selalu yaa. Tetep semangat.
Doa yang sama tuk semua. Penggemar karya bu Tien
Matur nuwun b Tien...AYNA 34 sdh muncul.
ReplyDeleteSalam sehat dari REWWIN
22:17
Hallow mbak Tien.....Sugeng dalu 🤗😘
ReplyDeleteWhuaaaa...Ayna ketiban awu anget... keciaaan... serba ewuh pakewuh
Semoga cepat clear yaaa
Semoga keberkahan dan kebahagiaan senantiasa menyertai mbak Tien beserta keluarga....Selamat berkarya
Salam sayang dr Surabaya❤️🤗😘😍
Aamiin ya robal alamin..
DeleteSalam ADUHAI
Owh...... jebule sepasang mata diakhir Ayna_33 itu Asri.....kata Rio lagi sakit.... bilangnya sama bu Tarni.... wah bakal ana perang barotoyuda iki mengko antara Rio sama Asri...... tp terserah dalange..... dienggoke kemana... Tul nggak diajeng Rinta Anastasia dan dimas TUKI..... kangen euy.....
ReplyDeleteBiasanya ngoreksi. Yg bener arsi pak de. Bukan asri. Hmm...
DeleteAlhamdulillah malam ini sdh tuntas bersama ayna, terima kasih bu tien semoga bu tien sehat2 selalu dan ku menanti esok malam tayangan ayna berikutnya
ReplyDeleteSelamat malam semuanya, selamat beristirahat
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah, AYNA 34 sdh tayang, suwun mba Tien
ReplyDeleteSalam hangat dan sehat sll dr Bekasi
Ha ha ha gara2 miskomunikasi arsi jafi ngambek
ReplyDeleteSalam sehat jeng tien
Terima kasih bunda Tien, AYNA 34 sudah hadir.
ReplyDeleteSalam sehat selalu kagem bunda...🙏
Senengnya,alhamdulillah Ayna 34 sdh hadir👏terima kasih bu Tien.K
ReplyDeleteLanjut bu Tien...tambah seruu🤩
ReplyDeleteKasian Ayna... jadi korban kecemburuannya Deva, Arsi bahkan Bulan... mudah mudahan senua nya selesai dengan baik... aamiiiin
ReplyDeleteSi Ayna ndak tau kalo ditempat lain ada yang kobaran hati-nya... Padahal Ayna sudah menolak kebaikan Rio habis-habisan. Lika liku perjalanan cinta-nya anak-anak mudaaa.. Hehehehe..
ReplyDeleteTERIMA KASIH ya, Bunda Tien - yang sudah menayangkan Ayna episode 34-nya.
Kami ikut mendoakan, semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat.
Alhamdulillah Ayna 34 sudah tayang. Terimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeletehihihi...romantika anak muda. bolak balik cemburuan
ReplyDeleteMalam Bun, makasih AYNA 34 nya, wah tambah seru dan bikin penasaran
ReplyDeleteSehat selalu dan semangat,Sukses dalam berkarya, bahagia bersama keluarga.
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna....
Maaf bkn ga komen..ganti hp..kok ga bs komen..lupa pswd 😣
Tp baca teruus...jd komen di hp lama..
Salam sehat selalu buat mbak Tien..🙏
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun.. .
Mugi2 slamet sedoyonipun...
Namanya anak.muda.. Mudah cemburu sabar ya Rio... Arsi pasti nanti kembali
ReplyDeleteKeren di cantik Bulan show of force pakai mau bikin geng segala, ngeri juga si Nanda ahai..
ReplyDeleteSama tuh kaya tantenya, bilang 'nggak ada alasan untuk cemburu, tapi awas kalau berani'
Huhui.. mampus lu
Kasihan Rio, ngikutin kemauan emaknya kena hadiah ngambek dari sang kekasih, kasihan deh elo..
Emak mu kan kepingin refreshing, lagi lagi disuruh sabar, mau maunya diperintah sabar; dah nikmatin aja Rio..
Ayna dalam hati kaya disandera, rindu dokter gantengnya(sok tahu) ...aduhai ..
Terimakasih mBak Tien Ayna yang ketiga puluh empat sudah muncul
Sehat sehat selalu doaku
Ya siapapun pasti cemburu...lihat pacar sama cewek lain cantik lagi..
ReplyDeleteBiasa karena komunikasi kurang jelas...
Terima kasih Bunda Tien..salam sehat
Wah..seru nih... Makasih mba Tien.Salam sehat selalu
ReplyDeleteMatur nuwun mb.Tien ayna 34 sudah hadir, salam sehat selalu dan sukacita dalam perlindungan Tuhan.
ReplyDeleteSalam aduhai, mb.Tien bikin penasaran.ditunggu lanjutnya.
Makasih bu tien....
ReplyDeleteSalam sehat
Selamat pagi.. Alhamdulillah AYNA 34 sdh hadir..
ReplyDeleteseru,lucu dan bikin penasaran ceritanya
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam hangat dari Bekasi
Aha arsi dan bintang cemburu ...
ReplyDeleteNanti baikan ya
Makasih bunda tien atas ceritanya
Salam sehat dari tasikmalaya
Alhamdulillah...Moga2 perang Arsi dan Rio bisa selesai dengan damai salam sehat buat Bu Tien dan keluarga.
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 34
ReplyDeleteMtrswn
Salam sehat mbTien
Salam aduhaiii
Terima kasih atas tayangan AYNA 33.
ReplyDeleteKita siap menunggu AYNA 34 yang jalan hidupnya penuh cobaan...
Salam sehat selalu dalam menghibur penggemarnya
Terima kasih atas tayangan AYNA 34.
ReplyDeleteKita siap menunggu AYNA 35.
Salam sehat selalu uktuk Bu Tien dalam menghibur penggemarnya.
Wah pd ngambek nih di episode ini,bikin tambah penasaran
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien semoga sehat selalu 🙏
Ngambek dan cemburu itu bumbu cinta anak muda yg sedang kasmaran..membuat penasaran nunggu lanjutan ceritanya. Maturnuwun dan salam sehat dari Pondok Gede, kagem Bu Tien beserta keluarga ...
ReplyDeletePondok gede kok msh UNKNOWN terus
DeleteWah ini dia bumbu penyedap hubungan dua sejoli... ..
ReplyDeleteSalah sangka....
Cemburu....
Salam sehat selalu mbak Tien
Wouw... Arsi ngambek. Gara2 cemburu sama Ayna.. smoga semua bisa selesai dengan baik..
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, Ayna 34 sudah hadir menghibur kami. Smoga Mbak Tien selalu sehat shg bisa terus berkarya. Salam seroja dari Semarang.
Matur suwun bunda, semakin seru alur ceritanya...
ReplyDeleteSalam sehat ulales dari bumi Arema Malang
Mksih mba tien aynanya.. Ceritanyasemuanya lgi perang batin y.. Penasaran ih.. Pokoknyapd akhirnya pd bahagia y mba.. Slmseroja dri farida sukabumi unk mba tien sekeluarga.. Dantetap semangaat.. Muuaahh🥰🥰🙏🙏
ReplyDeleteAsik, mudah²an ayna jadi sama rio. Ayna membalas budi dgn setimpal. Jadi anak angkat tanti yg sdh menyelamatkan ayna dari kebingungan cara tempat tinggal. Jadi mantu riri yg sdh menyelamatkan ayna dari kejaran sarjono.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien. Semoga mbak Tien dan keluarga sehat² saja. Amin. Salam.
Hahaaaa... bagusnya gitu ya..?
DeleteADUHAI.. deh
Haduh mbk Tien....buat aku tambah penasaran saja nih....
ReplyDeleteTerima kasih...semoga sehat dan selalu semangat. Aamiin
Mbk jangan buat Bintang patah hati ya.....
ReplyDeleteTrima kasih...
Haduh mbk Tien....buat aku tambah penasaran saja nih....
ReplyDeleteTerima kasih...semoga sehat dan selalu semangat. Aamiin
Haduh mbk Tien....buat aku tambah penasaran saja nih....
ReplyDeleteTerima kasih...semoga sehat dan selalu semangat. Aamiin
Mbk...jangan buat Bintang patah hat ya.....mksh
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien... Semoga mbak Tien sehat selalu..
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien... Semoga mbak Tien sehat selalu..
ReplyDeleteWuaduh
ReplyDeleteMasih banyak konflik
Penggambaran sifat bulan pas dan detil banget
Mungkin sama dgn sifat bu Tien yaaa?
Mas Wedeye bsa aja. Saya sabuaar.. lho
Delete.heheee..
Salam ADUHAI..
Aduhai... saking sabuaar, jadi banyak yg cuma intap intip, lo bu tien. Hi.. hi..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNgintip....Ayna 35 sampe mana ya.
ReplyDeleteAyna masih otw..he.he..
Kesalahpahaman sering terjadi, pada siapa saja. Semoga Ayna tidak menjadi korban kecemburuan antara Rio dan Arsi. Salam sehat dan terima kasih mbak Tien atas tulisannya tentang Ayna 34
ReplyDeleteMulai ngintip..🧐. Salam ADUHAI 🙏 buat semuanya ❤️
ReplyDeleteSelamat malam Bu Tien
ReplyDeleteSelamat malam sahabat-2ku Penggemar Cerbung Tien Kumalasari.
Semoga hari ini semua dalam keadaan sehat wal'afiat.
Nunggu tayangnya Ayns_35
Bgmn ya Nanda dan Asti?
Bintang & Ayna???
Siap kakek..Aamiin. mks Do,a nya🙏🙏
DeleteMatur nuwun untuk Ayna 34.
ReplyDeleteTetap bikin penasasan....