Thursday, February 4, 2021

A Y N A 16

A Y N A   16

(Tien Kumalasari)

 

Nanda tak bisa menjawab sepatah katapun. Nama Winarni dan Sumarno ada didalam benaknya, dan dia mengira bahwa Winarni  pastilah Ayna. Tapi ini bukan Ayna.

“Ada apa ya? Maksud saya ada perlu apa sama suami saya?”

“Mm.. apakah ibu.. baru saja mendapat kecelakaan?”

“Kecelakaan?” wanita isteri Sumarno itu tampak berfikir.

“Benarkah?” desak Nanda.

“Oh, hanya terjatuh.. ketika membonceng kendaraan.”

“Oh, sampai dibawa kerumah sakit?”

“Ya, tapi nggak sampai  opname. Ada apa ya?” tanya Winarni lagi.

“O.. ya sudah, saya hanya mencari pak Sumarno. Terimakasih bu,” kata Nanda sambil menarik tangan Bulan diajaknya pergi dari tempat itu.

“Bagaimana sih ini.. mana Ayna ?”

“Bingung aku, ayo pergi dulu.., ajak Nanda lalu menaiki mobilnya dan berlalu.

“Itu tadi siapa?”

“Orang, yang dicurigai  mengerti tentang Ayna.”

“Ternyata bukan ?”

“Entahlah, kita tunggu Bintang, lalu kita bicara.”

“Aneh orang itu ya.”

“Kamu nggak capek ?”

“Aku cuma lapar sama haus..” kata Bulan malu-malu.

Nanda tertawa keras.

“Baiklah, kita cari rumah makan, sambil menunggu Bintang ya.”

“Memangnya mas Nanda juga lapar ?”

“Iya sih, jadi kamu nggak perlu sungkan, aku juga lapar dan haus.”

Bulan tersenyum. Entah mengapa malam itu Bulan merasa sangat nyaman. Dia jarang ketemu Nanda, dan ternyata Nanda agak kocak juga. Itu membuatnya nyaman jalan bersamanya.

***

“Katanya lapar, kok makan cuma sedikit ?” tanya Nanda ketika makan bersama Bulan.

“Aku tuh nggak bisa makan banyak mas. Sedikit-sedikit...”

“Lama-lama menjadi bukit kan ?” canda Nanda.

Bulan tertawa, dan Nanda tiba-tiba menyadari, bahwa Bulan kalau tertawa manis sekali. Beberapa sa’at dia terpukau dan tak sanggup melepaskan pandangannya pada wajah cantik yang masih saja tertawa sambil memasukkan suapan terakhirnya.

“Eh.. kok nglihatin aku begitu? Aku aneh ya?”

“Kamu cantik..”

“Tadi sudah bilang begitu.”

“Bilang lagi boleh kan?”

“Boleh, nggak bosan?”

“Ya enggak lah, wajah cantik mana membosankan?”

Bulan kembali tertawa, dan Nanda tak henti-hentinya terpesona. Kemana saja perasaannya selama ini sehingga tak pernah memperhatikan adik sahabatnya yang menggemaskan ini.

“Mas Nanda malam ini aneh deh.”

“Aneh.. tapi nyata kan?”

“Nyata.. kan bukan mahluk halus...”

Lalu keduanya tertawa riang. Sejenak Nanda bisa menhilangkan kegelisahannya karena sejauh ini berita tentang Ayna masih merupakan tanda tanya.

“Mas Bintang mau kesini kan?”

“Iya, aku sudah menelpon supaya kalau sudah selesai menyusul kemari.”

“Kalau pasiennya hanya tiga pasti sudah selesai. Tapi seringkali ada pasien lagi, sehingga kadang dia selesai praktek sampai malam.”

“Iya, tadi bilang ada pasien satu lagi.”

Tapi tak lama kemudian Bintang muncul.

“Wah, sudah pada makan malam nih. Aku juga lapar.”

“Aku pesenin ya mas, mau makan apa?”

“Terserah, kamu kan tahu aku suka makan apa.”

“Iya, ayam goreng kremes, dada kan? Minum jeruk panas..”

“Pinter kamu.. “

“Tadi Bulan juga lapar, jadi aku ajak kemari.”

“Bagaimana tadi, ketemu alamatnya Sumarno.”

“Ketemu, yang nemuin isterinya.”

“Isterinya? Siapa nama isterinya?”

“Winarni..”

“Jadi yang dirumah sakit itu benar dia? Tapi yang dimaksud perawat rumah sakit itu kan gadis, cantik, semampai, korban kecelakaan, trauma otak..”

“Namanya benar, Winarni, suaminya bernama Sumarno, tapi dia hanya jatuh dari sepeda motor, dan benar juga kerumah sakit, tidak opname, tapi tadi tampak baik-baik saja. Cedera otak? Cedera tubuhnya saja sepertinya enggak.”

“Jadi tetap Ayna masih menjadi teka teki?”

“Menurut aku tetap ada yang aneh.”

“Aneh ?”

“Sangat aneh. Mengapa namanya Winarni, mengapa suaminya Sumarno, mengapa alamatnya benar, tapi mengapa bukan korban kecelakaan yang luka parah.”

“Berarti apa?”

“Berarti Sumarno menyembunyikan sesuatu.”

“Kamu mencurigai dia?”

“Bagaimana menurut kamu?”

“Menurut aku, mas Bintang makan dulu, tuh pesanan sudah siap,” kata Bulan menyela sambil tersenyum.

“Baiklah, aku makan ya?”

“Jadi sebenarnya tadi mas Nanda mencurigai perempuan itu ?” tanya Bulan.

“Ya.. sesa’at aku tak bisa omong apa-apa, tapi lama kelamaan terpikir olehku bahwa tampaknya Winarni atau Sumarno menyembunyikan sesuatu.”

“Kamu tadi tidak langsung menyebut nama Ayna?” tanya Bintang.

“Tidak, bagaimana aku bisa menyebutnya. Sekilas tak ada hubungannya Ayna dengan mereka.

“Tapi kalau dipikir-pikir, siapa sebenarnya Sumarno, dan mengapa kamu mengira bahwa dia ada hubungannya dengan hilangnya Ayna,” kata Bintang sambil menghirup jeruk panasnya.

“Bisa jadi dia hanya orang suruhan.”

“Orang suruhan ya?”

“Sarjono otaknya?”

“Mungkin.”

“Berarti kita harus mengawasi mereka terus menerus mas,” sela Bulan.

“Itu benar. Kita lapor polisi saja tentang kecurigaan kita ini, biar polisi membantu mengawasi mereka.”

“Baik Sumarno atau Sarjono.”

“Benar.”

“Kalau rumahnya bapak tirinya Ayna itu dimana?” tanya Bulan.

“Daerah Kampung Baru,” jawab Bintang.

“Oh, aku sering lewat sana, rumah temanku ada yang didaerah itu.”

“Aku sama Nanda juga dulu sering main kesana.”

“Iya lah, kalian kan lagi gandrung sama Ayna.”

“Gandrung? Gatutkaca...’kali.” seru Nanda yang lagi-lagi membuat Bulan tertawa.

***

“Tanti, makanlah, dari tadi kamu belum makan.”

“Iya bu, sebentar lagi, Tanti masih mual.”

“Itu buahnya dimakan dulu, nanti kan mualnya berkurang.”

“Iya bu..”

“Ibu kupasin jeruknya ya..”

“Iya bu..”

“Bu Suprih mengambil sebuah jeruk dan dikupas untuk Tanti. Beberapa hari ini Tanti sering diam, melamun. Dan bu Suprih khawatir karena tampaknya Tanti terus memikirkan Ayna.”

“Mengapa belum ada berita tentang Ayna ya bu.”

“Lho, kamu itu jangan begitu nduk, Ayna sudah ada yang mengurusnya. Kita cukup mendo’akan agar Ayna segera diketemukan. Kamu tidak boleh terlalu memikirkannya. Ingat kandungan kamu lho nduk.”

“Iya bu..”

“Pasti mas Danang juga akan sedih kalau kamu begitu.”

“Iya..”

“Ya sudah, jeruknya dihabiskan, setelah itu makan, sedikit juga tidak apa-apa, kalau kamu tidak makan ya lemas ta nduk.”

“Iya bu, habisnya kalau habis makan pasti muntah.”

“Tuh, mas Danang sudah datang, nanti kamu dimarahi karena belum makan.”

“Tanti, apa kabar anak bapak..?” datang-datang Danang merangkul isterinya kemudian mencium perutnya.

“Belum mau makan sejak tadi.”

“Lho, gimana isteriku ini..”

“Habisnya kalau makan pasti muntah mas..”

“Kalau begitu kita ke dokter saja nanti.”

“Benar mas Danang, lebih baik ke dokter saja, kasihan kalau muntah-muntah terus.”

“Belum ada berita tentang Ayna?”

“Belum, tapi tadi Bintang menelpon, katanya dia dan Nanda mencurigai bapak tirinya.”

“Ya ampuun, tidak jera-jeranya orang itu. Bagaimana kalau Ayna di apa-apain?”

“Tanti, semua sudah ditangani polisi, kamu tidak perlu khawatir. Pikirkan saja kandunganmu itu. Ya kan bu?”

“Iya mas, saya juga sudah bilang begitu. Itu nanti kalau tetap susah makan, sama dokter pasti disuruh opname. Seperti tetangga saya juga begitu mas. Hamil muda muntah terus lalu opname sampai hampir sebulan.”

“Saya kira itu lebih baik ya bu, supaya kesehatannya lebih terkontrol.”

“Tapi aku nggak mau opname.”

“Jangan seperti anak kecil Tanti, kalaupun opname kan bukan karena kamu sakit, tapi karena kamu harus lebih terjaga.”

“Iya, jangan ngeyel nduk, tapi ya nanti apa kata dokter saja mas Danang.”

“Iya bu, nanti ibu ikut ke dokter ya. Tampaknya Tanti lebih  senang  setelah ada ibu. “

“Iya nak, tidak apa-apa. Saya mau siap-siap sekarang. Kamu mau mandi pakai air hangat ya Tan?”

“Cuci muka saja ya bu, rasanya malas mandi.”

“Hm, kalau malas begitu itu kayaknya nanti anaknya bakal laki-laki.”

“Masa bu ?”

“Kata orang tua begitu, kalau ketika hamil itu malas, apalagi malas dandan.. biasanya anaknya laki-laki. Kalau anaknya perempuan pasti rajin. Rajin masak, rajin dandan..”

“Danang tertawa dan kembali mencium perut isterinya.

“Laki-laki atau perempuan bapak mau kok, ya nak, yang penting sehat.”

“Benar mas. Ya sudah, ibu buatkan minum dulu untuk mas Danang.”

“Ibu, biar saya membuat sendiri saja, ibu nanti kecapekan sudah mengurus Tanti segala.”

“Tidak nak, mana pantas laki-laki membuat minuman sendiri, “ kata bu Suprih yang langsung melangkah ke belakang.

“Aku mau mandi dulu saja ya. Kita siap-siap ke dokter.”

“Ya, aku mau rebahan sebentar.”

***

Sarjono sedang duduk diteras, seperti menunggu seseorang. Sebentar-sebentar kepalanya melongok kearah jalan. Tapi yang ditunggu belum tampak juga.

“Dasar bandel. Disuruh setiap hari datang kok ya masih saja semaunya dia. Awas nanti kalau tidak datang lagi,” omelnya.

Tiba-tiba seseorang memasuki halaman.

“Hm, itu baru muncul. Orang eddan.”

“Menunggu saya pak?”

“Iya lah, siapa lagi? Kamu kan aku suruh datang setiap hari. “

“Iya pak, ma’af, kemarin ada tetangga hajatan, jadi tidak bisa datang kemari.”

“Apa hajatan itu ya sehari semalam, ayo masuk, bicara didalam saja.”

“Tapi nanti dulu pak, saya kok tadi melihat ada orang mondar mandir didepan situ ya?”

“Siapa mondar mandir ?”

“Nggak tahu pak, kan saya tadi berdiri beberapa sa’at didepan. Saya melihat ada sepeda motor lewat, lalu melihat kearah rumah ini. Ee.. tidak lama dia kembali lagi, dan melihat kerumah ini lagi.”

“Kamu jangan menakut-nakuti aku lho Mar, beberapa hari yang lalu polisi menggeledah rumah ini, mengira aku menyembunyikan Ayna.”

“Masa sih pak? Kok tiba-tiba bisa kemari ya?”

“Ya nggak tahu .. mereka menggeledah rumah, untung mereka tidak menemukan apa-apa. Tapi hatiku sudah sangat ciut waktu itu.”

“Kalau memang mereka tidak menemukan apa-apa berarti ya tidak ada alasan mencurigai sampeyan. Tapi siapa ya yang tadi mondar mandir didepan sana, jangan-jangan polisi.”

“Wah.. kamu itu Mar.”

“Sudah pak, kalau begitu saya pamit dulu saja, daripada nanti bakal celaka”

“Eh, kita belum bicara lho Mar.”

“Bicaranya besok saja pak. Saya kok khawatir. Atau lebih baik untuk sementara bapak jangan pulang kemari saja.”

“Lha aku harus pulang kemana lagi?”

“Pokoknya jangan pulang. Sudah pak, saya permisi dulu.

“Eh.. gimana sih!”

Tapi Sumar yang ketakutan benar-benar  pergi.

Ia terus saja melangkah, dan  berdiri dijalan menunggu angkot.

Ia hampir melompat keatas angkot yang sudah berhenti ketika seseorang tiba-tiba memanggilnya.

“Pak.. pak, sebentar pak.”

“Ada apa ya?” dan Sumar terpaksa mem biarkan angkot itu berlalu karena orang itu memegang lengannya.

“Bapak kenal ya dengan pemilik rumah itu?”

“Ya kenal pak, saya ini seorang buruh yang cari pekerjaan dimana-mana. Kadang-kadang pemilik rumah itu menyuruh saya membetulkan rumahnya yang bocor.”

“Tadi bapak kesana mau ngapain?”

“Mencari pekerjaan pak, barangkali ada yang bisa saya lakukan.”

“Kok cuma sebentar?”

“Ya, so’alnya ternyata belum ada pekerjaan untuk saya.”

“Rumah bapak dimana ?”

“Jauh pak, Palur sana.”

“Cari pekerjaannya jauh ya?”

“Ya dimana-mana pak, namanya cari uang.”

“Ya sudah, bapak boleh pergi.”

Lalu Sumar bergegas pergi menjauh, mencegat angkot di tempat yang agak jauh dari tempat itu.

Sementara itu pak Sarjono yang sebenarnya ingin berpesan kepada Sumar, dengan kesal segera menutup pintunya. Namun belum sampai pintu itu tertutup, seseorang menyapanya.

“Tunggu pak, saya permisi sebentar.”

Sarjono mengurungkan niatnya menutup pintu.

“Ada apa ya? Saya sudah mau tidur.”

“Cuma ingin tanya, apa tadi ada orang yang datang kemari untuk mencari pekerjaan?”

“Tidak, tidak ada.” Jawab Sarjono.

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

68 comments:

  1. Terimakasih mBak Tien
    Ayna ke enam belas sudah tayang

    sehat sehat selalu doaku

    Sumarno ketemu rumahnya yang ternyata kaki tangan si djon dikasih upah buat memata matai hingga sampai tempat tinggal Danang, dimana Ayna tinggal.
    Winarni kok segar kelihatan seperti nggak habis sakit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Mas Nanang sebagai Juara 1

      Matur nuwun mbak Tien,AYNA 16 sdh tayang...
      Smg selalu sehat nggih mbk

      Delete
    2. Selamat mas Nanang nomor 1
      Sugeng Dalu Bu Tien.....wus nguantuk poll lakok Mak bedunduk Ayna_16 muncul.

      Delete
    3. Terima kasih mbak Tien ... AYNA 16 sudah tayang.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    4. Selamat pak Tuki...👏👏👏

      Delete
    5. Alhamdulillah Ayna 16 datang
      Selamat p.Nanang juara 1
      Trimakasih smg b.Tien sehat selalu,salam aduhai dari Bojonegoro

      Delete
  2. Alhamdulillah.. Sudah tayang..
    Matur nuwun bu tien
    .
    Musin hujan...sehat sehat nggih bu tien...

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah sudah tayang episode 16

    ReplyDelete
  4. Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah Ayna 16 sdh hadir
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan bahagia selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    Semoga polisi segera menangkap Sumarno dan Sarjono..

    ReplyDelete
  6. AAlhamdulillah Ayna sdh hadir
    Trima kasih Bunda, semoga sehat selalu
    Aamiin....

    ReplyDelete
  7. Terima kasih bu Tien Ayna 16 sudah muncul. Semoga Ayna segera ditemukan dalam kedaan selamat. Aamiin Salam sehat dan semangat berkarya buat bu Tien

    ReplyDelete
  8. Maturnuwum bu Tien ayna 16 nya udah tayang. Semoga bu Tien sehat selalu.

    ReplyDelete
  9. Wah ayna belum ditemukan juga pak sardjono dengan kegelisahannya pantas dicurigai

    ReplyDelete
  10. terima kasih bu Tien ..sehat slalu ya bu ...

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah AYNA 16 dah tayang , terima kasih Bunda.
    Sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.Selamat pagi dan met beristirahat

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah.
    Matur nuwun Bu Tien, Ayna sampun ready nadyan begadang ngantos Parak esuk.
    Jember tansah ngantu-antu.

    ReplyDelete
  13. terima kasih bu Tien Ayna1l #16 sdh hadir smoga ibu m kel sehat2 slalu...

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah AYNA Eps 16 sudah hadir. Kirain Ayna sudah ada beritanya, ternyata masih tetap menjadi misteri yang serius, jadinya misterius deh.. Sumar curiga ada orang mondar-mandir, karena dia sendiri juta mondar-mandir di depan rumah Danang mencari Ayna.?
    Kita tunggu besok lagi ya..
    Semoga mbak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam SEROJA dari Tangerang

    ReplyDelete
  15. Wah sedikit ada berbau detektif ini cerita hilangnya Ayna bagus sekali...ternyata Bintang juga sudah menduga Sarjono dan Sumarno ikut terlibat dalam perkara ini. Salam sehat selalu kagem Bu Tien dan keluarga.

    ReplyDelete
  16. Wah, Pak Sarjono dan Pak Sumarno pinter acting juga rupanya yaaaa...? Tapi dimanakah gerangan Ayna diumpetin?

    TERIMA KASIH Bunda Tien untuk tayangan episode 16-nya. Semoga Bunda Tien senantiasa sehat wal'afiat dan bahagia lahir dan batin. ♥️😗🇦🇺

    ReplyDelete
  17. Matur muwun mbak Tien, salam aduhai dari Magelang

    ReplyDelete
  18. Wah mulai curiga nih.....
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah Ayna 16 sudah tayang. Terimakasih bu Tien. Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  20. Terimakasih bunda Tien atas hairnya AYNA 16..

    Salam sehat selalu dari kota Malang...🙏

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah Ayna 16 sdh hadir menyapa penggemarnya, trmksh mb Tien smg sehat sll.....

    Salam hangat dr blora....🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍

      Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #silaturahim
      #cerbung/novel_populer
      #jumpa_fans

      Ayoooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, dan isi biodatamu,,, lalu SIMPAN,, mudahkan......

      Delete
  22. Matur nuwun mbak Tien sayang,
    Ayna 16 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur

    ReplyDelete
  23. Akhirnya kebagian baca pagi...

    Alhamdulilah, sehat selalu ya bu..

    ReplyDelete
  24. Terima kasih bu Tien Ayna 16....mantap
    Sptnya sdhbada titik temu yg menyembunyikan Ayna Sumar alias Sumarno
    Semiga Ayna baik baik.saja dan polisi segera menemukan Ayna

    ReplyDelete
  25. Alhamdulilah AYNA 16 telah hadir. Matur nuwun M Tien semoga sehat selalu. Jum'at Mubarok.

    ReplyDelete
  26. Maturnuwun ibu Tien.....
    Semoga sehat sll ,penasaran dgn kelanjutan critanya

    ReplyDelete
  27. Maturnuwun mbsk tien episode 16 sudah tayang semoga mbak Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah ayna sdh muncul sedangkan ayna nya masih misterius ...... kita tunggu di episode berikutnya dimanakah ayna ?
    trimakasih bu tien semoga bu tien selalu sehat2

    Assalamu'alaikum

    ReplyDelete
  29. Terima kasih mba tie ayynanys dah muncul.. Makinpenasaran dgn keterlibatan bpk tiri nya dan suwarmo smg cptterbongkar.. Slmserojadr skbmi y mba.. Muuaacchh🥰🥰😍😍

    ReplyDelete
  30. Heheehe... semakin membuat bingung semuanya... Ayna, kamu dimana? Semua pada bibgung mencari kamu.
    Terima kasih Mbak Tien, Ayna 16 sudah hadir. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  31. Ayna sdh hampir 4 hari, blm ada tanda tanda ditemukan. Mhn Bu Tien sgr membuka tabir hilangnya Ayna untuk mengurangi rasa penasaran. Salam sehat Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin..

    ReplyDelete
  32. Semakin penasaran. Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  33. Sudah lama gak komen disini ....
    Bu Tien ...
    Kasihan Ayna sudah beberapa hari lho gak di obati ....
    Jangan lama" bikin penasaran pembaca ...
    Kasihan tanti juga yg lagi hamil muda ...salam hangat buat bu Tien ..selalu sehat inggih bu

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah...
    Mtrswn mbTien telah tayang Ayna 16
    Penuh Lika liku...
    Dmn Ayna disembunyikan...
    Salam sehat mb Tien
    Always YulieslemanSendowo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok belum juga diedit ya profil Jeng Yulie Sleman Sendowo.........Kenapa gak membuka diri + tampil fotonya ??

      Delete
    2. Jeng Yulie....Ayooo di coba edit Profilnya

      Delete
    3. Kucoba lagi pak...sabar njih...Jiaan gaptek tenan Iki..🙏🙏

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete
    5. Naaah sdh muncul namanya Jeng Yulie....pinter nog

      Delete
  35. Ayna 16... ada apa ya dengan Ayna... bagaimana nasibnya sekarang...
    Salam sehat mbak Tien dan trrima kasih

    ReplyDelete
  36. Ayna amnesia karena benturan di kepala....mbak Tien...dimana Ayna disembunyikan oleh Sumar no

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sing ndelike dudu Sumarno....... ning bu Tien yang lebih tahu..... Sampai mana perjalanan jeng Indah ??

      Delete
  37. Selamat malam bu Tien..... sudah banyak yang nunggu lho.
    Salam sehat dari mBandung.

    ReplyDelete
  38. Ku tunggu kehadiranmu Ayna ... salam sehat selalu bu Tien
    Slmt mlm teman2 penggemar cerbung karya buTiem ...salam sehat selalu.

    ReplyDelete
  39. Kebagian bc Ayna menjelang tayangnya eps 17

    Ayna ..Ayna. sungguh kamu bikin penasaran kami... Petak umpet dmn ya? Kasihan bu Tanti jgn smp knp knp dg kandungannya... Slm seroja buat mb Tien dan kita semua.. slm

    ReplyDelete
  40. Trimakasih mbak Tien..
    Ayna 16..

    Lanjuut..penmasaran ni kemana ayna..
    Salam sehat dari mbandung..

    ReplyDelete
  41. Ayna... disembunyikan mbak tien...nanti tengah malam muncul...

    ReplyDelete
  42. Ayna Lg nyari sendalnya yg ketinggalan d depan toko ...he he he ..... Ibu Tien.. salam Seroja yaaa....sehat sehat ya ibuuuuuu

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah...
    Mtur swun bun..
    Mugi2 slamet sedoyonipun...

    ReplyDelete
  44. Aynaaaaa....blm ketemu ya Bundaaa Tien.... 😘

    ReplyDelete
  45. mbak, namaku BAMBANG SARDJONO...
    sedih juga kog jadi tokoh berperilaku. jelèk gitu ...

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 31

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  31 (Tien Kumalasari)   Sinah terkejut. Pandangan mata simboknya sangat terasa menghujam di dadanya. Ia tah...