Wednesday, November 11, 2020

ADA YANG MASIH TERSISA 30

ADA YANG MASIH TERSISA  30

(Tien Kumalasari)

Pramadi mengurungkan niatnya memilih mainan, menoleh kesekitar, lalu mendekati Tejo yang sedang membujuk Abi untuk memilih sebuah mainan.

Walau hanya melihat Abi dari foto-foto yang dikirim Miranti, tapi Pram yakin benar bahwa yang digendong Tejo adalah Abi.

“Abi..” panggil Pram.. yang kemudian membuat Abi menoleh. Ia menatap Pramadi, seperti pernah melihatnya. Mungkin Miranti pernah menunjukkan foto Pramadi kepadanya.

Tejo menatap Pramadi dan terkejut. Ia sudah tahu bahwa Pram adalah seorang pengusaha kaya yang entah bagaimana bisa menjadi sopir Miranti. Karenanya ia tak berani bicara atau memanggil sembarangan.

“Ada apa pak?”

Pramadi tertegun mendengar Tejo memanggilnya dengan sebutan ‘pak’.

“Mengapa Abi ada bersama anda?”

“Ini... anak saya...”

“Benar, saya tahu, tapi anda membawanya, apakah sudah sepengetahuan ibunya?”

“Ibunya ada, dia lagi belanja.”

Sekarang Pram benar-benar kaget. Api cemburu merayapi hatinya. Miranti pergi bersama Tejo dan anaknya?

Wajah Pram muram, lalu diambilnya ponselnya dan menelpon Miranti, tapi tak ada jawaban.

“Anda mau apa?” Tanya Tejo kesal, karena dia sama sekali tidak tahu adanya hubungan antara Pramadi dan Miranti.

“Saya akan menunggu disini, sampai Miranti datang kemari,” jawab Pramadi nekat.

Tejo heran mendengar Pramadi memanggil Miranti begitu saja. Tapi dia tak perduli. Ia melanjutkan mengajak Abi berkeliling dan melihat banyak mainan disana.

“Abi mau yang mana?”

Tapi Abi tidak mengerti mana yang dia mau. Ia menuding seluruh mainan yang berwarna warni dan semua sangat menarik hatinya.

“Mau yang mana Abi?”

Abi hanya menuding nuding, dan akhirnya Tejo mengambil sebuah kapal terbang mainan, yang celakanya tadi hampir dipilih oleh Pramadi .

“Baiklah, tadi sudah punya mobil, sekarang kapal terbang ya?”

Pramadi bertambah kesal. Sesungguhnya dia laki-laki yang baik hati, tapi ketika api cemburu membakarnya, maka ia hampir kehilangan akal sehatnya.

Maka kemudian dia pergi meninggalkan toko mainan itu, memasuki mobilnya dan kembali ke kantor dengan hati penuh gulana.

“Mengapa Miranti tak mau mengatakan apapun kalau Tejo telah kembali? Apakah sesungguhnya Miranti juga mencintai Tejo? O.. pantaslah ketika aku mengatakan bahwa aku melihat Tejo membuka bengkel maka Miranti begitu antusias untuk mengetahui dimana letak bengkelnya,” gumam Pramadi pilu..

“Padahal besok pagi janjian mau ketemu orang tua Miranti, jadi bagaimana? Atau aku batalkan saja?” Pramadi terus memikirkannya, dan tak bisa melakukan apa-apa sampai tiba dikantornya dan duduk didepan meja kerjanya.

***

Miranti menidurkan Abi sepulang dari membeli mainan, dan membiarkan Tejo berpamit setelahnya.

“Aku melakukannya supaya Abi lebih mengenal aku. Sedih rasanya kalau seorang anak tak mengenal bapaknya,” kata Tejo sebelum pulang.

“Ya, aku mengerti,” kata Miranti mengiringi kepergiannya.

Tapi Miranti tiba-tiba merasa kurang senang melihat cara Tejo menatap dirinya.  Tatapan yang menurutnya aneh, karena selama menjadi isterinya dulu tak pernah Tejo menatapnya seperti itu. Dan sekarangpun tatapan itu tak akan pernah diterimanya dengan senang hati.

“Mir, ada bungkusan belanjaan ibu terbawa oleh kamu?” tiba-tiba bu Kusumo mengejutkannya.

“Oh, apa itu bu?”

“Tadi kan aku membelikan kaos untuk bapakmu?”

“Oh, Miranti malah belum membongkar belanjaan bu, sebentar saya lihat dulu ya bu,” kata Miranti yang kemudian berdiri, menghampiri tas berisi belanjaan yang memang belum dibongkarnya.

“Tejo sudah pulang?”

“Sudah bu, langsung pulang setelah saya menidurkan Abi.”

“Oh, ya sudah, dia itu selalu buru-buru pulang karena takut ketemu sama bapaknya.”

“Memangnya kenapa bu?”

“Ibu belum tahu apakah bapakmu mau menerima Tejo atau belum. Takutnya nanti bapakmu masih marah dan menyemprot habis-habisan.”

“Masa selamanya ibu tak akan memberi tahu tentang pulangnya mas Tejo?”

“Iya, nanti pelan-pelan akan ibu beri tahu. Kalau ternyata bapakmu bisa menerima anaknya, nanti aku bilang sama Tejo.”

“Ini bu, kaos untuk bapak?” Miranti memberikan bungkusan kaos yang tadi dibeli bu Kusumo.

“Iya, ini.. semoga nanti bapakmu senang.”

“Pasti senang bu, warnanya bagus.”

“Ibu juga senang, Abi sudah mau dekat dengan bapaknya, bagaimanapun kan Abi itu anaknya, ya kan Mir?”

“Iya bu..”

“Sayang Tejo terlambat sadarnya, kalau tidak maka kalian pasti sudah menjadi keluarga yang utuh dan bahagia, meskipun agak berliku karena tidak bisa langsung meminang kamu sebelum kamu menikah lagi.”

Miranti tak menjawab. Seandainya Pram belum mengatakan bahwa dia akan melamar, pasti bu Kusumo sudah memintanya untuk rujuk. Tapi mana mungkin Miranti mau menerimanya? Hatinya sudah tertambat disana,  dihati pria ganteng yang memiliki mata teduh, dan senyuman hangat dan membuatnya nyaman. Dan yang penting masih sangat mencintainya walau dirinya sudah menjadi janda.

Tahukah Miranti, sipemilik mata teduh itu sa’at ini sedang terluka?

***

Malam mulai bergulir, Miranti menunggu dengan gelisah, bahkan sampai lewat tengah malam. Yang ditunggu hanyalah sebuah pesan singkat yang menyemarakkan hatinya dengan banyak cinta.

“Apa kabar bidadari.”

Dan kata itu tak juga tiba setelah berpuluh kali Miranti membuka ponselnya.

“Ada apa dengan Pram? Bukankan besok pagi akan bersama sama menemui bapak ibunya di kampung? Apakah dia tertidur karena lelah bekerja? Tak biasanya Pram membiarkan malamnya terlewat tanpa sapa manis yang selalu diucapkannya. Dan Miranti terlelap dengan ponsel masih digenggamnya, sampai pagi menjelang,

Miranti terbangun ketika sebuah suara nyaring memanggilnya..

“Buu.. buuu...”

“Oh, kamu sudah bangun nak? Ma’af ya, ibu tidur sampai larut.. “ kata Miranti sambil bangkit dan mendekati box anaknya.

“Mandi sekalian ya?”

“Buu.. buuu...” Abi masih merengek. Rupanya dia haus dan tak mau menahannya.

“Oh, mau minum dulu? Baiklah...”

Miranti menggantikan baju dan celana Abi yang basah kemudian terlebih dulu menyusuinya sebelum memandikannya. Dan sambil menyusui itu dibukanya ponselnya.. lalu dengan kecewa ia tak menemukan pesan apapun dari Pramadi. Miranti gelisah sepanjang pagi.

Ketika selesai sarapan, Miranti duduk diteras pavilyun sambil menunggui Abi yang berjalan-jalan dengan baby walkernya.

“Nanti kamu jadi disamperin Pram kan Mir?” tanya pak Kusumo sambil mendekati cucunya yang sedang bermain-main.

“Iya bapak, tapi kok sampai sekarang belum datang ya. Bahkan sejak kemarin dia tak mengabarkan apapun.”

“Mengapa kamu tidak menelponnya? Jangan-jangan dia sakit?”

“Belum bapak, nanti kalau sebentar lagi dia tidak datang Miranti akan menelponnya.”

“Iya, semoga saja tidak apa-apa. Abi... sudah jalan-jalannya, ayuk gendong yangkung.. kata pak Kusumo sambil mengangkat tubuh cucunya. Abi berteriak-teriak senang ketika pak Kusumo mengangkat-angkat tubuhnya keatas.

Miranti melihat jam tangannya, sudah jam sepuluh lewat. Ada apa dengan Pramadi ? Tak sabar menunggu Miranti menelponnya, tapi telponnya tidak aktif.

Miranti gelisah bukan main. Ia mendekati pak Kusumo yang masih menggendong Abi sambil jalan-jalan disekitar kebun.

“Bapak, bolehkah saya titip Abi sebentar saja?”

“Kamu mau kemana?”

“Kok Pram saya telpon nggak aktif, Saya khawatir ada apa-apa bapak, tak biasanya dia begini.”

“Oh ya, baiklah, biar Abi sama bapak. Sudah mam-mam kan?”

“Sudah bapak,” kata Miranti sambil masuk kedalam rumah, mengambil tas dan kunci mobil lalu bergegas pergi kerumah Pram.

Ketika mobil Miranti keluar, bu Kusumo menghampiri pak Kusumo.

“Kemana Miranti?”

“Sebetulnya dia menunggu Pram, katanya mau kerumah orang tuanya Miranti, tapi kok nggak datang-datang, ditilpun juga nggak bisa. Kata Miranti dari kemarin Pram tidak mengabari apa-apa. Jangan-jangan dia sakit.”

“Ooh.. jadi Miranti kerumahnya, sekarang?”

“Iya.”

“Pak, sebenarnya ibu mau ngomong.”

“Mau ngomong apa? Mau ikut kerumah bekas besanmu nanti?”

“Enggak pak, nggak enaklah kalau ikut. Itu lho pak, Tejo..”

“Kenapa lagi dia? Mengapa ibu masih memikirkannya?”

“Tejo sudah berubah.”

“Ah, dari dulu dia itu tukang bohong,” kata pak Kusumo tak acuh.

“Beberapa hari yang lalu dia datang kemari.”

“Oh ya?”

“Dia menangis dipangkuan ibu, meminta ma’af..”

“Pasti ada maunya kan?”

“Tidak pak, dia bilang sudah berpisah dari Anisa.”

“Bukankah itu sudah sering dia ucapkan? Dan nyatanya bagaimana ?”

“Kali ini benar pak.. dia menangis dan menceritakan semuanya. Dia menyesali semua perbuatannya.”

“Dan ibu percaya?”

“Pak, wong dia ngomongnya sambil nangis-nangis kok.”

“Lha ibu kok gampang sekali percaya sama air mata buaya.”

“Dia sudah dua kali datang kemari. Kemarin itu mengajak Abi jalan-jalan lalu membelikannya mainan.”

“Ibu kok sembrono ya, melepas Abi sama dia, nanti kalau dibawa lari bagaimana?”

“Tidak pak, wong perginya sama Miranti dan sama ibu..”

“Miranti juga mau diajak pergi?”

“Lha daripada Abi dibawa sendiri, lalu Miranti sama ibu ikut.”

Pak Kusumo diam, dia menunjukkan burung yang terbang dilangit.

“Lihat.. lihat.. itu burung banyak.. bagus kan?”

Dan Abi bertepuk tangan dengan celoteh yang menggemaskan.

Bu Kusumo menghela nafas sedih, rupanya suaminya tidak bisa dengan mudah mempercayai apa yang dikatakan Tejo. Berarti Tejo harus sabar menunggu.

***

Miranti sudah sampai dirumah Pramadi.  Pintunya tertutup, tapi seorang pembantu sedang membersihkan kebun.

“Pak.. “ sapa Miranti.

“Oh.. iya bu..”

“Pak Pramadi ada?”

“Oh, pak Pramadi lagi sakit..”

MIranti terkejut.

“Sakit? Dirumah kan?”

“Iya, tidur dikamarnya.”

“Bolehkah aku masuk?”

“Tapi.. pak Pramadi bilang, bahwa tidak boleh siapapun masuk.”

“Aku bukan orang lain. Masuk dan bilang bahwa bu Miranti datang.”

“Akan saya katakan dulu ya bu, mohon menunggu.”

Miranti mengangguk, lalu tanpa dipersilahkan, dia duduk dikursi teras. Prihatin mendengar Pramadi sakit.

“Sakit apakah, mengapa tidak mau mengabari kalau dia sakit?” batin Miranti.

Pembantu itu keluar dari pintu depan.

“Ibu, mohon ma’af, bapak tidak mau diganggu..”

“Apa?” kata Miranti dengan nada tinggi.

“Ma’af bu..”

“Kamu sudah bilang kalau yang datang namanya Miranti?”

“Sudah bu.”

“Bilang pada pak Pramadi, kalau aku tidak boleh masuk atau dia yang keluar menemui aku, maka aku akan tetap duduk disini dan tak akan pulang.”

“Oh.. baiklah, saya bilang dulu,” kata sang pembantu sambil masuk kedalam.

“Aneh ya .. biarpun itu aku, maka dia tidak mau keluar atau tidak mempersilahkan aku masuk? Pasti ada sesuatu, aku akan tetap nekat masuk kedalam. Bukankah tidak apa-apa masuk kedalam rumah bujangan apabila alasannya dia lagi sakit?”

Tapi pembantu itu lama sekali tak juga keluar. Miranti penasaran. Dia juga tak beranjak dari tempat duduknya.

“Ada apa ini.. tak biasanya Pram bersikap seperti ini. Baiklah, seperempat jam... setengah jam.. kalau dia tak mau keluar maka aku akan nekat masuk.” Gumamnya dengan perasaan kesal.

“Heran deh.. sakit tapi ngeselin..” omel Miranti lagi. Lalu dia melongok kedalam. Sepi, rupanya Pramadi ada didalam kamarnya. Dan kemana perginya pembantu itu, mengapa tiba-tiba dia juga menghilang?

Tapi tak lama kemudian pembantu itu keluar sambil membawa segelas jus jeruk.

“Silahkan diminum bu,” katanya sambil meletakkan jus itu dimeja.

Miranti melotot marah.

“Dengar ya pak, bawa kembali minuman ini, dan bilang sama pak Pram bahwa aku tak mau minum jus jeruk, maunya aku ketemu dia!”

Pembantu yang sudah setengah tua itu masuk kedalam dengan membawa jus jeruk yang tadi dibawanya, sambil mengomel panjang pendek.

“Hari ini bapak kok ya aneh-aneh, ada tamu cantik kok dipermainkan.”

“Ssst.. apa?” tiba-tiba terdengar bisik dari dalam kamar. Pembantu itu menoleh, dan melihat majikannya dari pintu yang sedikit terbuka.

“Ini tamunya nggak mau, maunya bapak yang keluar,” kata pembantunya dengan wajah cemberut.

“Eh.. bawa balik jusnya, mau tidak mau pokoknya taruh, Ya..”

“Waduh...” pembantu itu balik lagi kedepan, meletakkan jusnya kembali diatas meja.

“Pak, aku kan sudah bilang bahwa aku tidak mau?”

“Bapak menyuruhnya begitu, mau tidak mau disuruh menaruh saja dimeja,” kata pembantu itu dan pergi.

Pramadi keluar dari kamar, sambil menahan senyuman dibibirnya. Sebenarnya ia sedang mempermainkan Miranti, walau hatinya lega Miranti datang ketika dia tak mengabarinya apapun,

Ketika sampai diteras, Miranti sedang menyedot jusnya karena memang udara terasa panas, tapi tiba-tiba ia tersedak melihat siapa yang berdiri didepan pintu. Seorang laki-laki ganteng dengan kumis dibibirnya.

Miranti terus terbatuk-batuk, dan lelaki itu mendekat dan menepuk-nepuk tengkuknya.

“Pelan-pelan dong minumnya,” katanya lembut.

“Jahat..jahat..jahat!!” Pekik Miranti ketika batuknya sudah mereda.

Pramadi tertawa keras. Dan Miranti cemberut.

“Nggak lucu !!”

“Biasanya kamu baru ada orang ngomong tentang kumis saja sudah terpingkal-pingkal. Kok sekarang melihat aku pakai kumis malah marah sih.”

Aku marahnya bukan karena kumis itu.

“Oh, baiklah, aku pakai terus saja kumisnya.”

“Pram, jangan bercanda. Katakan kenapa kamu melakukan semua ini?”

“Masih nanya lagi, harusnya aku bertanya sama kamu, mengapa kemarin kamu pergi berduaan sama Tejo.”

“Aku? Berduaan sama Tejo? Ya enggaklah...”

“Eeh.. mau mungkir.. Aku kemarin melihat Abi digendong Tejo, aku hampir mengira dia menculik Abi, tapi Tejo mengatakan bahwa dia bersama kamu juga, lagi belanja.”

“Ya ampuuun... cemburu nih rupanya..”

“Cemburu lah.. aku baru mau beli pesawat terbang buat Abi, ee.. pesawat terbang itu dibeli oleh dia, diberikan Abi. Aku hampir mengamuk ditoko itu.”

“Pengin lihat tuh, gimana ya kalau kamu mengamuk..”

“Beneran nih, aku cemburu. Pagi ini baru mau kerumah bapak ibu kamu, berat rasanya, karena  kemarin melihat kamu berduaan sama mantan, lalu aku memilih tidur dirumah.”

“Hm, gitu ya polahnya orang kalau lagi cemburu.. semalam ditunggu nggak ada WA, pagi tadi ditelpon tidak diangkat.. lalu pura-pura sakit, lalu bilang tidak menerima tamu.. lalu nekat menyuguhkan jus jeruk yang sebelumnya aku tidak mau,” Miranti mengomel sambil cemberut.

“Tapi kan kamu kemudian meminumnya, lalu tersedak-sedak melihat aku keluar.”

Tanpa diduga Miranti kemudian tertawa.

“Lepasin kumisnya, jelek ah..”

Pramadi melepaskan kumisnya.

“Lalu mengapa sekarang kamu mau keluar menemui aku?”

“Lhah, ancaman kamu kan tidak akan pulang kalau aku tidak mau menemui kamu. Ya habislah aku dikira menyembunyikan anak orang.”

“Lalu bagaimana rencana kamu untuk menemui orang tua aku? Batal karena cemburu itu?”

“Siapa sih yang tidak cemburu, orang yang dicintainya pergi berduaan sama mantan..”

“Aku tuh tidak berduaan tahu. Ada ibu bersama aku.”

Pramadi menatap tak percaya.

“Sungguh, coba saja tanya sama ibu,”

“Tumben Tejo berani pulang, bu Kusumo tidak marah?”

“Dua hari yang lalu dia datang menemui ibu, nangis-nangis dan minta ma’af. Katanya dia sudah pisah sama Anisa. Dan dia tak memiliki apa-apa. Tapi ketika ibu menyuruhnya pulang dia tidak mau. Dia memilih hidup dari bengkel yang dibukanya bersama temannya.”

“Tempatnya pindah kemana?”

“Aku nggak nanya, entahlah. Lalu kemarin itu dia datang lagi, minta untuk mengajak Abi jalan-jalan, ya aku nggak ijinkan lah, lalu ibu ikut, aku jadi sungkan menolak. Gitu ceritanya. Ayo, sekarang nggak boleh cemburu lagi, jadi kerumah bapak tidak?”

“Jadilah, aku tanpa kumis nih?” Pram masih menggoda, padahal hatinya berbunga-bunga.

“Jeleeeekkkk!!”

Pram masuk kerumah sambil melepas kumisnya.

Tiba-tiba ponsel Miranti berdering.

***

Besok lagi ya

 

89 comments:

  1. Selamat malam mbak Tien.... matur nuwun .telah hadir AYMT 30. Salam Sehat bahagia selalu .kagem Mbak Tien sekeluarga ..serta reziki lancarr ..🙏 Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih mbak Tien, AYMT 30 sdh tayang.

    Salam kamu dari Yogya.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih mbak Tien, AYMT 30 sdh tayang.

    Salam kami dari Yogya.

    ReplyDelete
  4. tks mbk tien yg selalu membuat pembaca penasaran kok rasanya terlalu singkat ceritanya ....ditunggu episode berikutnys

    ReplyDelete
  5. Mbak Tien sayang...makasih yaaaa...eps 30 sudah hadir. Hmmm...dibaca bentar sdh terputus dan...besok lagi yaaa...
    Semoga mbak Tien sehat dan bahagia selalu.
    Salaam...

    Iyeng SS - Semarang

    ReplyDelete
  6. Yuhuuiiii .. asyiiik .. mkasih mbak Tien

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah AYMT 30 sudah tayang.
    Matur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
    Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Batang

    ReplyDelete
  9. Malam mba tien.....Alhamdulillah sehat njih

    ReplyDelete
  10. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar
    Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar, Klaten,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Tien..aku sambil baca eps 30 ini ..juga ngitung Suara tokek... 😂..suara pertama kkek. Tejo..Trus kkek kedua Pram..sampai tak terdengar suaranya...aku lupa jatuh ke Pram apa ke Tejo..🤭 . Monggo mbak Tien yg berkuasa. Mtr Nwn.

      Delete
    2. Trimakasih Bu Tien, salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    3. Alhamdulillah.......
      Setelah menanti cukup lama
      Akhirmya AYMT 3. hadir juga
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.



      Delete
  11. Mbak Tien saya penggemar karya2 mbak Tien...teruslah membuat karya2 yg apik, yg ada unsur inspirative atau yg mendidik..sukses ya mbak..

    ReplyDelete
  12. Puji Tuhan udh tayang..trimaksh ibu🙏🙏. Baca nya sambil senyum senyum neh..untung ga ada yg lihat😄😄.
    Semoga ibu sllu sehat...

    ReplyDelete
  13. Puji Tuhan udh tayang..trimaksh ibu🙏🙏. Baca nya sambil senyum senyum neh..untung ga ada yg lihat😄😄.
    Semoga ibu sllu sehat...

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah, Selamat malam mba, terima kasih eposodenya dah terbit. Salam, semoga sehat selalu dari Kuningan

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah sudah tayamg episode 30
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta.
    Ada telpon, jangan -jangan orang tua Meranti sudah sampai di rumah Miranti....
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan semuanya

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah AYMT~30 sudah tayang.. maturnuwun bu Tien..🙏

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah AYMT 30 sudah hadir
    Itu telpon dari siapa ya?
    Ayo Pram cepat melamar miranti.
    Semakin seru dan bikin greget ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  18. Wah jd deg2an saya kira Pram bnr2 cemburu ngambek batal sama Miranti,bisa kecewa berat nih saya.
    Untung Miranti kerumah Pram,lega sdh hati saya.
    Tks mbak Tien.Salam dr Tegal.

    ReplyDelete
  19. Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat, produktip shg AYMT30 hadir dg cantik,menggemaskan,mengagetkan dan tdk bisa ditebak,pokoknya ibu jago bikin emosi pembaca...
    Semoga berita yg diterima bahwa bpk ibu Miranti yg dari kampung sdh datang.
    Yustinhar dkk di Priok penasaran ingin cepat baca eps31. Bahagia bersama Pram.
    Matur nuwun, berkah Dalem.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah... baru bisa tidur... makasih ya bu... sehat terus... aammmiiin

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah, terima kasih bu Tien
    Semoga happy endingnya panjang jadi memuaskan

    ReplyDelete
  22. Jgn2 Abi rewel... Smg telp dr bu Kusumo bukan dr Tejo... Pramadi ayo jgn ketinggalan kereta... Smg restu bpk ibu hanya utk kalian Miranti fan Pram...smg... Bgtu ya mb Tien.. slm seroja sll...

    ReplyDelete
  23. Terima kasih Bu Tien AYMT part 30 telah tayang... Sehat dan semangat selalu buat Bu Tien. Salam dari Semarang 🙏

    ReplyDelete
  24. Matur nuwun... Mbak tien... Ikuut alur yg mbak tien sj... Smg sehat selalu jasmani rohani ekonomi hingga berimajinasi mengolah kata

    ReplyDelete
  25. Matur nuwun bu Tien, yg ditunggu-tunggu sdh muncul, kesayangan semua penggemar termasuk saya 😀😍
    Tp hati kok deg degan ya, aplg ada tilp tiba2 utk Miranti, jangan2 ortu Miranti menerima lamaran anak pak Lurah...blaik ik 😩😩😩, moga2 sekali Pram tetap Pram yg ada di hati Miranti ❤😊
    Salam sehat selalu kagem bu Tien dan Amancu. Sugeng makaryo nggih bu, sukses selalu ❤

    ReplyDelete
  26. Halow mbak Tien smg sehat selalu..dugaanku itu yg telpon apa mengabarkan abi sakit ( jatuh) dn brs masuk RS? Apapun itu smg niat baik miranti dan pram tercapai ya. Salam sehat dari Pejaten, Pasar Minggu

    ReplyDelete
  27. Trimakasih mbk Tien akhirnya tayang juga setelah dari tadi injen2 terus 😀 tp cuma sebentar bacanya ..penasaran nih ..salam sehat selalu dari Yayuk Klaten.

    ReplyDelete
  28. Makasih Bunda akhirnya yg dinanti hadir sudah.
    Teriring doa untuk Bunda semoga selalu sehat dan bahagia, dan tetap semangat dalam berkarya.
    Sukses buat Bunda

    ReplyDelete
  29. Terimakasih mbak Tien.. salam sayang kembali dari BPK/ ibu guru SMP N 1 Sawahlunto.. Semoga mbak Tien sehat selalu..

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah AYMT sdh hadir mksh mb Tien salam sehat sll

    ReplyDelete
  31. Rasanya baru sebentar bacanya... Kok udah selesai ...mungkin saking asyiknya ceritanya ya... Jd terasa cepat bacanya.
    Pram ..pake acara cemburu sih.. Acara ke rumah Miranti jadi tertunda dwh... Ayo Pram janganpatah semangat Miranti menunggumu


    ReplyDelete
  32. Suwon mbak Tien, masih sabar menanti
    Part lanjutan... semoga Pram tetap akan melamar Miranti ya...

    ReplyDelete
  33. Trimakasih mbak Tien..
    Aymt~30 nya..waah..deg2an jg nii..
    Wlpn br sempat bacanya malam..harus baca dl br tdr..tp kok ya bentar amat to mbak Tien..hehehe..
    Semoga telp miranti dr bu kusumo menanyakan keadaan pram..ngayal..😆
    Lanjuut mbak Tien...jgn gagalkan niat pram yaaàaa...😊

    Salam sehat dr bandung.

    ReplyDelete
  34. Telefon dari siapa ya? Makasih mba Tien .Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  35. Haduuuhhh...baru seru-serunya malah bersambung tapi tetap ditunggu kok kelanjutannya tetap sehat dan semangat ya bu Tien

    ReplyDelete
  36. Telpon dari bu Kusumo, mengabarkan bapak dan ibunya Miranti datang .......tapi Tejo datang juga ......Pram sudah siap melamar Miranti ......ambyar ....ruwet .....ambyar ....ruwet ......
    Salam sehat mbak Tien ....dan salam buat para pecinta cerbung karya mbak Tien dimanapun berada .......salam ambyaaar......

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah, suwun mbak Tien. Smg sehat selalu. Aamiin

    ReplyDelete
  38. wah rumiittt...ayolah semoga Mitanti dan Pram bisa melaluinya

    ReplyDelete
  39. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.

    ReplyDelete
  40. Akhirnya tayang juga eps 30... Semoga saja cepat ada keputusan...dan telp yg barusan masuk adalah dari Ortu Miranti yg sdh sampai di rumah P Kusumo. Salam sehat utk Bu Tien...🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  41. Seru euy, Salam sehat, Bu Tien. 😍

    ReplyDelete
  42. Smoga miranti tdk mengulangi kesalahan yg sm...meninggalkan Pram...
    Sehat slalu ya bu Tien..dg setia menanti kelanjutannya

    ReplyDelete
  43. Maturnuwun Bu Tien, penasaran..telpon dari Pak Kusuma, klo Abi rewel?..telpon dari ortu Miranti, telpin dari Tejo...saya nunggu saja kelanjutannya teriring do'a semoga Bu Tien sehat wal afiat, tetap berkarya untuk dinikmati para pembacanya. Aamiin...

    ReplyDelete
  44. Prawan...bikin gemes SD
    Salam sehat mb Tien dr YulieSleman Sendowo

    ReplyDelete
  45. Terima kasih Mbak Tien... lega rasanya setiap ep baru tayang... smoga Miranti happy ending dengan Pram ya Mbak Tien. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  46. Deg2 an rek....jeng tien bikin pinisirin ...makasih sudah bikin hatiku ber andai2

    ReplyDelete
  47. Trims mbak tien...ih ceritanya bikin penasaŕan

    ReplyDelete
  48. Selamat siang, terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu ,,Aamiin 😍😍😍

    ReplyDelete
  49. AMBYAAAAAARRRR HATIKU.... DEG DEG PLAS SLL MENUNGGU..... SMAKIN SERUUUUU IBU TEIN ... SALAM SEHAT dr Sby.....

    ReplyDelete
  50. Bundaaaaa...... Saya akan sabar menunggu part 31.... Deg deg an nih 💖💖smoga bunda sehat sll..... Semangat bundaaaa 😍😍😍

    ReplyDelete
  51. Deg2an ......semoga Pram cepet melamar Miranti . Cintanya. Dan Miranti tdk suka dengan pandangan Tejo

    ReplyDelete
  52. Alhamdulillah...
    Mtur swun Bun....
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  53. Penulis yg cantik dan pintar buat penasaran pembacanya terus. Sehat selalu dan terus berkarya jeng Tien. Selalu menunggu.

    ReplyDelete
  54. Bu Tien..saya mulai suka cerber karya bu Tien gara gara dikirimi teman setisp hari. Kalau tdk sabar langsung saya cari di google. Nah yang AYMT ini ternyata fresh from the oven. Shg sebelum dikirimi sy buka blog ibu..alhamdulillah sebelum tidur malam hari sudah muncul. Maklum ibu pinter mengaduk aduk perasaan dan membuat pertanya tanya. Pertanyaannya siapa dan mengapa telpun Miranti? Jawabannya nanti ditunggu

    ReplyDelete
  55. Berbagai kemungkinan perjalanan Miranti. Bisa diatur oleh mba Tien,
    Tentunya mengaduk ameka rasa dan harapan pembaca setia.

    Terimakasih mba Tien. Ditunggu AYMT31-nya.

    ReplyDelete
  56. Malam cepet datanglah , mb Tien ditunggu ep 31 njih . Tentunya dengan olahan kata yg membuat kita selalu membaca berulang . ..semoga Miranti tetep sama Pram ya mb Tien

    ReplyDelete
  57. Setia menunggu loh yogya selatan, bu Tien sayang
    Salam seroja sll

    ReplyDelete
  58. Bu Tien.....pliss dong, endingnya Miranti dg Pram. Pasti bnyk yg setuju to. Sedih deh kl endingnya tdk begitu. Matursuwun bu Tien sayang

    ReplyDelete
  59. Pasukan intai mulai operasi
    AYMT 31 kok blm kelihatan ya. ?
    Semoga tdk terlalu malam
    Sdh g sabarje

    ReplyDelete
  60. Siapakah yg menelpon Miranti ...
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  61. Yg menarik itu klo ada 'ruwet'nya, salamsehat dari Sragentina buat mbak tien-ku...

    ReplyDelete
  62. Yg menarik itu klo ada 'ruwet'nya, salamsehat dari Sragentina buat mbak tien-ku...

    ReplyDelete
  63. Mb.noordiana, sy jg pertama kali baca karya Bu Tien ,sy lngsung fall in.love, akhirnya gugling smuanya karya nya beliau ,heeeemmmm trnyata mba noordiana bru sadar yaaaa ., He he he he ,kalo karyanya Bu Tien IS THE BEST ....

    ReplyDelete
  64. Ayoooo pasukan PENGINTAI PADA NGUMPUL YUUUUKKKK...he he he ..... IBU TI3N KU SLL MENUNGGU .....

    ReplyDelete
  65. Bunda Tien K group Neli Cetro Sragentina sdh gk Sabar nunggu eps # 31 wlo ngebyar akan ditunggu ..salam tahes ulales dari Jogya ...

    ReplyDelete
  66. Menunggu detik-detik tayangnya eps 31. Hmmm...memang ya, baca tulisan mb Tien itu bikin ketagihan...
    Hallo mbakyu..kami sabar menanti.
    (Sabar ning ngoprak-oprak saben dina ya...hihi)
    Semoga mbak Tien sehat dan bahagia selalu.

    Salaam
    Iywng Sri Setiawati- Semarang

    ReplyDelete
  67. Wah blm muncul nih kesayanganku...sdh tidak sabar menunggunya lho bu Tien...

    ReplyDelete
  68. Jadi serunya novel bu Tien itu, selain ceritanya emang bagus...banget, pembaca dan penggemar setia nya juga gak kalah heboh. Jadi setiap kali, bukan cuma baca cerita, tapi komentar semuanya. Lama lama kita kayak grup wa aja ya? 😁😁

    ReplyDelete
  69. Pasukan inceng2 sudah pada ngintip lho Mbak Tien... ditunggu segera ep 31.. salam seroja selalu.

    ReplyDelete
  70. Ininggak tahu yg ke brp x nya
    Kok blm dtg jg ya?

    ReplyDelete
  71. Jadi inget jaman sekolah SD dulu...kita berjejer menanti kedatangan ibu guru...di depan pintu kelas ..kwkwk.. begitu beliaunya datang...kita serempak...kompak ..selamat pagi Ibuuu.. sambil menundukkan kepala.bener merasuk sampai hatii Mak Nyess rasanya.👍👍👍.. Maaf njih mbak Tien.🙏🙏🙏..meenghibur diri sejenak...😂

    ReplyDelete
  72. Telpon dari siapa ya.......
    Selalu endingnya, bikin penasaran. Bunda Tien makasih banyak. Moga sehat selalu

    ReplyDelete
  73. Bu tien jadikan Miranti menjadi istrinya pramadi... Biar kami semua ikut senang... Kalau tdk saya nanti jadi tidak semangat untuk bekerja.... 😄😄😄

    ReplyDelete
  74. Sdh bbrp hari kami tunggu eps 31 kok bl bisa mengikuti lanjutan AYMT kenapa y. Semakin dag dig dug he. Semoga M Tien sehat selalu. Dan kami mengikuti terus alur cerita. Aamiin

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 40

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  40 (Tien Kumalasari)   Listyo terpana. Bukankah Dewi menyebut nama Satria? Bukankah Satria mengatakan bahw...