ADA YANG MASIH TERSISA 29
(Tien Kumalasari)
Abi menjerit lalu menatap siapa yang menggendongnya. Karena ia merasa asing maka tangannya melambai kearah ibunya yang masih duduk bersama neneknya.
“Buuu...buuuu..” baru itu yang bisa diucapkannya.
Miranti terpaku ditempatnya, demikian pula bu Kusumo.
Sambil menggendong Abi, seseorang itu mendekat, lalu menyerahkan Abi ketangan Miranti setelah menciuminya sepuasnya, kemudian dia duduk bersimpuh dihadapan bu Kusumo, menjatuhkan kepalanya dipangkuannya dan tersedu disana.
Bu Kusumo belum hilang terkejutnya, tapi mendengar isak dipangkuannya hatinya terasa bagai teriris. Anak semata wayangnya, kembali dan menangis dipangkuannya. Kedua tangannya kemudian mengelus kepala Tejo dengan lembut, dan tak urung berlinanglah air matanya, kemudian mengalir dipipi tuanya.
“Tejo.. sudahlah Tejo...” bisiknya dengan suara bergetar.
“Ampunilah anakmu ini ibu.. ampuni ibu.. dosa Tejo teramat besar bu.. ampun ibu...”
“Sudah.. sudah.. jangan membuat ibumu juga menangis.. “
“Tejo menyesal bu, Tejo tersesat dijalan yang gelap.. tak ada yang menolong Tejo.. Tejo tak tahu jalan.. “
“Sekarang kamu sudah tahu jalanmu? Kamu pulang hanya untuk menangis, memohon ampun, atau ingin merubah hidup kamu?”
“Tejo bertobat bu.. Tejo menyesal ... ampuni Tejo ..”
“Benar kamu mau bertobat?”
“Benar ibu, Tejo sudah mendapat hukumannya , hidup kesepian dan menderita, Tejo kangen sama bapak, sama ibu.. dan juga Abi..”
Bu Kusumo menoleh kearah Miranti yang memandang bekas suaminya dengan iba. Abi masih diam dipangkuannya, terus memandangi orang yang memeluk neneknya.
“Abi, sayang.. kemarilah.. ini bapakmu nak..” kata bu Kusumo sambil melambaikan tangannya kearah Abi.
Tapi Abi segera merangkul leher ibunya dengan erat. Dia tak mengenal bapaknya, yang dianggapnya orang asing.
“Sini sayang..”
Abi memeluk ibunya semakin erat, dan merengek-rengek sambil menunjuk kedalam rumah. Tampaknya Abi memilih pergi dari dekat orang asing itu.
Miranti berdiri.
Tejo sudah mengangkat wajahnya yang kuyup oleh air mata. Menatap Miranti dan berbisik pelan.
“Miranti, ma’afkanlah aku..”
“Iya, sudah aku ma’afkan..” kata Miranti sambil tersenyum, lalu beranjak masuk kedalam rumah karena Abi merengek terus. Senyuman itu membuat hati Tejo bergetar. Mengapa baru disadarinya betapa cantik Miranti? Cantik dan lembut, matanya teduh, aduhai, alangkah jauh bedanya dengan Anisa, yang matanya tajam, tapi penuh gejolak, terkadang nakal, terkadang tampak genit memikat, tapi begitu jahat. Mata memikat itu bukan hanya untuk dirinya rupanya, tapi untuk banyak laki-laki lain. Tejo menghela nafas, menyesali kebutaannya karena cinta yang sesat.
“Kemana saja kamu selama ini, dan mana perempuan gila itu?” tanya bu Kusumo.
“Tejo sudah lama berpisah bu..”
“Mengapa akhirnya kamu memilih untuk berpisah ?”
“Tejo baru sadar setelah benar-benar hidup bersama dia, bahwa dia bukan wanita baik-baik. Tejo sangat menyesal bu.”
“Baiklah, memang penyesalan itu selalu datang terlambat. Lalu untuk apa uang penjualan rumah yang pastinya tidak sedikit.”
Tejo menundukkan kepalanya, sambil masih bersila dihadapan ibunya.
“Habis? Dihabiskan perempuan pengerat itu?”
Tejo tak menjawab, agak malu mengakui kebodohannya, bahwa beli rumah diatas namakan Anisa, yang pastinya ia tak mampu merebutnya kembali.
“Ibu sudah menduga, kamu tak memiliki apa-apa. Barulah kamu menyadari bahwa langkahmu benar-benar salah.”
“Ampun bu...apakah ibu tak mau mengampuni dosa-dosa Tejo?”
“Ibu telah memberikannya sebelum kamu memintanya..Yang harus kamu lakukan sekarang adalah memohon ampun kepada Allah Yang Maha Kuasa.”
Lalu Tejo kembali menjatuhkan kepalanya dipangkuan ibunya.
“Dimana kamu tinggal?”
“Tejo hanya menyewa rumah, lalu mendirikan usaha bengkel bersama Supri.”
“Supri teman kamu SMA dulu?”
“Iya bu, dia pintar, Tejo banyak belajar dari dia.”
“Belajar tentang mesih?”
“Dan belajar tentang kehidupan, tentang dosa.. Tejo benar-benar bertobat bu.”
“Syukurlah. Ibu senang mendengarnya. Kamu mau pulang kerumah ini?”
“Tidak bu, biarlah Tejo menjalani kehidupan Tejo sendiri, tanpa menyusahkan orang tua. Tejo akan pulang sekarang.”
“Apa hasil dari bengkel itu cukup untuk makan dan membayar kontrakan?”
“Cukup bu, sekarang sudah mulai ramai, dan Tejo memperkerjakan dua orang montir lagi untuk membantu.”
“Kamu tidak ingin kembali membantu dikantor bapak?”
“Tidak bu, biar Tejo berusaha menghidupi diri Tejo sendiri.”
Bu Kusumo terharu. Bagaimanapun ikatan darah itu tetap mengikat diantara jiwa masing-masing. Mana tega seorang ibu melepaskan anaknya?
“Kamu jangan tergesa pulang, temui bapak dulu.
“Jangan sekarang bu, Tejo masih takut sama bapak.”
“Mengapa kamu takut? Kamu sudah berani melakukannya, harus berani menanggung akibatnya.”
“Bapak pasti masih marah sama Tejo.”
“Mungkin juga. Tapi kamu harus menemuinya dan meminta ma’af.”
“Ya bu, mungkin besok, sekarang Tejo harus pulang,” katanya sambil masuk kedalam rumah, mencari Abi.
Abi sedang digendong Miranti, rupanya dia tertidur dipundak ibunya.
“Abi...”bisiknya sambil mencium kepala Abi.
“Aku mau pulang dulu ya Mir.”
“Ya mas..” Miranti menjawab singkat sambil tersenyum, dan lagi-lagi Tejo harus menelan ludahnya karena senyum itu seperti menghunjam jantungnya.
***
Tapi malam harinya bu Kusumo ternyata juga tidak berani mengatakan perihal kedatangan Tejo di pagi harinya. Ia merasa pak Kusumo sama sekali sudah melupakan Tejo, karena tak pernah menyebut namanya, atau sedikit bicara tentang Tejo. Barangkali benar bahwa hati seorang ibu lebih lembut, sebaliknya seorang bapak lebih keras dan sulit ditaklukkan.
“Ini ada gorengan enak pak..” kata bu Kusumo sambil meletakkan piring berisi gorengan.
“Gorengan apa itu bu? Baunya harum..”
“Ini namanya kepel?”
“Lho, kepel itu bukannya buah yang warna kulitnya seperti sawo, buahnya tumbuh disepanjang batang dari atas kebawah.”
“Itu kan kepel buah, ini kepel gorengan. Dibuat dari pisang diiris-iris, nangka diiris-iris, dicampur tepung sama telur, lalu digoreng.”
“Hm.. iya, enak.. baunya harum..”
“Tapi kalau yang nggorengnya dicetak pakai kepalan begini, itu bukan kepel walau cetakannya kepelan,” kata Bu Kusumo sambil mengepalkan tangannya.
“O, kalau itu bapak tahu, namanya lentho kan?”
“Iya bener..lentho.”
“Kadang-kadang aku juga pengin lentho, tapi yang empuk, kadang ada yang keras, gigiku sudah nggak kuat kalau makan makanan-makanan keras begitu.”
“Iya, lain kali ibu buat lentho yang empuk.”
“Mana Miranti?”
“Baru memandikan anaknya. Kalau sudah rapi pasti kemari.”
“Kalau dipikir-pikir, hidup itu sebenarnya seperti sudah ada gambarannya ya bu.”
“Apa maksud bapak?”
“Ya tentang Miranti dan Abi itu. Ibu ingat kan, ketika Miranti mau melahirkan, lalu harus operasi, karena suaminya tidak kunjung datang maka yang menandatangani persetujuan operasi itu Pramadi, biarpun itu atas saran bapak. Lalu ketika Abi lahir, bapaknya nggak ada, yang harus membisikkan adzan ditelinga Abi juga Pramadi. Lha sepertinya kan Abi itu anaknya Pramadi. Dan sekarang benar kan bu, Abi itu bakal jadi anaknya Pramadi? Kalau ibunya menikah dengan Pram kan Abi lalu jadi anaknya.”
Tiba-tiba bu Kusumo teringat kedatangan Tejo pagi tadi. Mulutnya sudah hampir terbuka untuk mengatakannya, tapi tiba-tiba Miranti muncul bersama Abi.
“Celamat cole eyang, Abi cudah wangi..” kata Miranti sambil duduk diantara bekas mertuanya. Bu Kusumo segera mengambil Abi dari pangkuan Miranti.
“Hm, benar.. cucu eyang sudah wangi..”
Abi tak mau dipangku dan duduk diam, ia merosot turun minta berjalan. Terpaksa bu Kusumo berdiri dan memegang kedua tangan Abi, mengikuti langkah Abi.
“Naah, kalau sudah hampir bisa berjalan, ya begitu itu, ibunya pasti capek,” kata pak Kusumo sambil tertawa.
“Ibu, pakai baby walker ini saja, nanti ibu capek. Mana mau dia berhenti,” kata Miranti sambil mengambil baby walker yang ada dibelakang.
***
Ketika kembali ke bengkel, Tejo melihat bengkelnya sedang ramai. Untunglah Supri tidak sendiri, ada dua temannya yang membantu.
“Ma’af, aku kelamaan ya Pri?”
“Tidak, semuanya beres kok. Bagaimana, sudah ketemu ibu kamu?”
“Sudah, aku menangis dipangkuannya, dan bahagia karena ibu mema’afkan aku. Tapi aku belum berani bertemu bapak.”
“Mengapa?”
“Haduuuh, bapak kalau marah.. nggak bisa ngebayangin aku. Biar ibu bicara dulu sama bapak, nanti aku tanya ibu bagaimana reaksinya, baru aku kesana.”
“Ternyata kamu takut sama bapak kamu. Ketemu anak kamu nggak? Masih tinggal disana atau pulang ke orang tuanya?”
“Masih ada disana, anakku aku gendong nggak mau. Walau nggak nangis tapi merengek minta masuk kedalam rumah.”
“Iya sih, kan merasa belum pernah ketemu kamu.”
“Aku juga ketemu bekas isteriku.”
“Bagaimana sikapnya sama kamu? Masih marahkah?”
“Tidak, Aku baru sadar bahwa bekas isteri aku itu cantik.”
“Ehem....” Pri menggoda Tejo.
“Bodohnya aku.. mengikuti perempuan nggak bener sampai hidupku seperti ini.”
“Ingin rujuk sama isteri kamu?”
“Kalau dia mau..”
“Tiba-tiba kamu jatuh cinta, sementara dulu kamu nggak peduli sama dia?”
“Tidak sulit jatuh cinta kepada wanita seperti dia. Dia cantik, sederhana, setia. Buktinya sampai sekarang masih menjanda.”
“Berarti kamu masih punya harapan untuk bisa rujuk sama dia.”
“Do’akan ya Pri.. hidup sendirian itu nggak enak rasanya. Apalagi aku suka sama Abi. Dia sudah belajar berjalan, ganteng. Kalau senggang aku akan sering kesana mengajak Abi bermain, supaya dia mengenal aku lebih baik.”
“Ya, aku do’akan Jo, dan kamu sendiri juga harus berdo’a demi kebahagiaan kamu.”
“Ya Pri, terimakasih banyak. Aduh, ngobrol jadinya, apa yang bisa aku bantu nih?”
“Sudah selesai semuanya. Anak-anak itu pintar-pintar dan menguasai segala jenis mesin mobil.”
“Iya, aku juga belajar dari mereka .”
***
“Pri, besok pagi saya tinggal lagi bisa ya?” kata Tejo ketika bengkelnya hampir tutup.
“Bisa saja, mau nengok anak kamu lagi?”
“Cuma agar dia kenal sama aku.. sakit dong kalau anak sendiri nggak mau kenal bapaknya?”
“Bagus Jo, dan kalau pengin mengambil hati bocah itu, kamu harus membawa mainan. “
“Ya Pri, kamu benar, enaknya dibelikan apa ya?”
“Laki-laki atau perempuan?”
“Laki-laki, kan tadi aku bilang ganteng.”
“Oh iya, aku lupa. Kalau laki-laki ya bawakan mobil-mobilan, kapal terbang.. jangan boneka..”
Tejo tertawa.
“Baiklah, besok aku beli mobil-mobilan saja, yang bisa berjalan sendiri dengan remote, supaya dia senang.”
“Naa, bagus itu. Umur berapa sih anakmu?”
“Setahunan lah kira-kira, baru senang-senangnya belajar berjalan.”
“Ya Jo, semoga berhasil mengambil hati anak kamu, sekaligus bekas isteri kamu.”
Keduanya tertawa. Supri teman yang menyenangkan. Dia selalu memberi semangat dan menunjukkan sesuatu yang baik, dan meminta agar membuang yang tidak baik. Supri juga mengajarkan bagaimana mengenal Tuhan. Bersujud dan memohon ampunan. Beruntunglah Tejo karena dengan bertemu Supri ia bisa menyadari ketersesatannya.
“Ya sudah, aku pulang dulu.. Kamu nggak usah tergesa-gesa kalau memang anakmu sudah mau diajak bermain.. aku kan sudah ada temannya.” Kata Supri sambil melangkah pulang.
“Terimkasih ya Pri, tapi aku berangkatnya menunggu kamu datang kok.”
***
Miranti tidak menduga kalau pagi hari itu Tejo kembali datang. Abi yang semula bermain sendiri tiba-tiba merangkak mendekati ibunya.
“Selamat pagi Abi, lihat, bapak punya mainan bagus.”
Tejo mengeluarkan kotak yang lumayan besar berisi mobil mainan. Tapi Abi tidak tertarik. Ia merangkul ibunya erat sekali.
“Abi.. lihat, mobilnya bisa berjalan sendiri,” Tejo tak mau menyerah.
Tejo meletakkan mobilnya dilantai, memencet remote lalu mobilnya berjalan maju, kemudian mundur.. begitu seterusnya dan Abi tampaknya mulai tertarik. Ia merosot dari pangkuan ibunya, sambil menatap Tejo yang memajukan mobil lalu memundurkannya, lalu belok kekanan.. lalu berjalan mendekati Abi.
Abi tersenyum.. lalu memegang mobil itu, tapi belum sampai dipegang, Tejo memundurkannya.. lalu memajukannya mendekati Abi.. dan Abi terkekeh ketika mobilnya tertangkap olehnya.
Abi menatap ibunya yang ikut tersenyum melihat Abi merasa senang.
“Ayo Abi.. jalankan mobilnya.. “ teriak Tejo.
Abi mendorong mobil dengan tangannya.. ahaaa.. Abi terkekeh kekeh senang.
Tejo menyerahkan remote kepada Miranti, lalu berjalan kesamping rumah.
“Ibu ada kan?”
“Ada.. dibelakang barangkali,” jawab Miranti.
Miranti merasa aneh, Tejo bisa berkata dengan manis.
“Buuu.. bbuuuu..” Abi berteriak karena mobilnya terbalik. Miranti tertawa, lupa menjalankan mobil itu dengan remotenya.
“Oh, sayang... ibu benerin ya..”
Lalu Miranti menjalankan mobil itu dengan remote.. dan Abi sekarang mengejarnya dengan celoteh yang lucu.
***
“Kamu Jo ?”
“Iya bu, kangen sama Abi.”
“Baru kemarin ketemu, sudah kangen lagi.”
“Naik apa kamu?”
“Naik angkot bu.. turun disitu tadi.”
“Sudah ketemu Abi?”
“Sudah bu.. itu, sedang mainan mobil-mobilan..”
“Oh, dia senang?”
“Tampaknya senang bu.. coba ibu lihat.”
Bu Kusumo mengikuti Tejo melangkah ke pavilyun, melihat Abi terkekeh-kekeh senang dengan mobil kecilnya.
“Ibu sudah bilang sama bapak bahwa Tejo datang kemari?”
“Belum Jo, ibu lupa. Coba nanti.”
“Bu, bolehkah Tejo mengajak Abi jalan-jalan? Nanti akan Tejo ajak melihat lihat ke toko mainan, biar dia senang dan mau mainan apa lagi.”
“Jangan tanya ibu dong Jo, tanya sama ibunya, boleh tidak? Tapi menurut ibu, kalau kamu mengajak Abi sendiri, Miranti tak akan mengijinkan. Kalau mau mengajak ya sama ibunya.”
“Mana mau Miranti pergi sama Tejo?”
“Kalau begitu biar ibu ikut, coba deh, ayo temui Miranti.”
Dan karena sungkan kepada bu Kusumo, Miranti menurut ketika harus mengikuti kemauan Tejo untuk mengajak Abi jalan-jalan. Toh ada bu Kusumo bersamanya.
***
Tapi tanpa diduga hari itu Pram juga pergi ke toko mainan untuk diberikan kepada Abi, karena besok paginya mau pergi ke orang tua Miranti untuk melamar.
Pram sedang melihat-lihat sebuah kapal terbang, dan berfikir apakah kira-kira Abi menyukainya, ketika tiba-tiba matanya menatap seseorang, dan orang itu sedang menggendong Abi. Pikiran Pram segera lari kearah penculikan. Tejo menculik Abi.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Batang
Selamat malam mbak Tien...matur nuwun AYMT 29 telah hadir.. bisa untuk penghantar tidur. π. Salam sehat bahagia selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah AYMT 29 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Malam bu Tien ....
ReplyDeleteKu inceng"mulai tadi akhirnya muncul juga he he ....
Makasih bu Tien ...
Salam hangat dari malang ...
GBU ....
Alhamdulillah.......
ReplyDeleteSetelah menanti cukup lama
Akhirmya AYMT 29 hadir juga
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Selamat mlm mbak Tien ... Terima kasih atas AYMT 29 yg sdh tayang.
ReplyDeleteSalam hormat dari Yogya.
Mengapa bentar aja mbacanya ..dah selesai...
ReplyDeleteBesok dipanjangin ya mbak Tien
Salam SEROJA dari Boyolali
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar
Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar, Klaten,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah, Terimakasih mba, cerita nya dah tayang. Salam dan sehat slalu
DeleteMatur nuwun mbak Tien...
DeleteDuuuh kok yo ketemu,mg2 Pram tetep nglamar Miranti
Waduuuh semoga Pram ttp sm Miranti, trimakasih Bu Tien.. salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir
DeleteAlhamdulillah AYMT~29 sudah hadir, maturnuwun bu Tien.. π
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien... alur cerita di luar dugaan,apapun yg terjadi ikut alur mbak tien sj
ReplyDeleteMbak Tien selalu...bikin gemetaran hati.setelah diriku melambung tinggi ke angkasa.eps 28.. Mak jleb.. njepapah di bumi.pada eps 29 ini... ππ. Monggo mbak Tien..terserah... Miranti mau dijodohin sama Pram apa sama si Tejo.. njenengan yg berkuasa.ππ.aku selalu menerima ππ
ReplyDeleteBenderanya Pram bergambar. Pak Tani nandur pari. Tukule suket teki.. π€. Masio ngono tetap sabar ya Pram.. mbak Tien bijaksana pastinya .
DeleteMatur nuwun bu Tien, yg ditunggu, yg dirindu sdh datang π
ReplyDeleteHanya....kok Pram bisa ketemu Tejo yg lg bersama Miranti dan Abi...wah smg Pram tdk cemburu yg dpt merusak hubungan Pram dg Miranti...kok ya belum2 sdh ada tantangannya yaaa, smg mereka sgr dapat mengatasi dan dpt bersatu π❤
Salam sehat kagem bu Tien dan Amancu ❤...sugeng makaryo ππ❤
Smkn seru... d tunggu slalu ya bu hadirnya...Smoga sehat slalu bu
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktif shg AYMT 29 yg ditunggu banyak penggemar hadir..
ReplyDeleteKenapa Tejo, baru menyatakan tobat dan sesalnya kpd ortu sdh mulai berpikiran mau menculik Aby?
Semoga semua baik2 dan bahagia yg didamba bisa terwujut.
Yustinhar Priok menunggu eps 30.
Matur nuwun, Berkah Dalem.
Selamat ibu...trimaksh udh..aduh sesak nafas baca nya hehehe..waduh waduh..pram cemburu neh..
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayamg episode 29 .jadi penasaran aja
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta, serta selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa aamiin
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo
Terima kasih bu Tien cerbungnya.Cm...wah kok ya ketemu Pram waktu pergi bersama.Biasanya nanti balikan dgn Tejo mengingat Miranti orang yg berhati lembut yg pasti menginginkan Abi mempunyai bapak kandung.Tp lebih baik jadian dgn Pram deh karena mereka saling mencintai.Waduh...kadang cerbung bu Tien susah ditebak akhirnya,yg penting pasti happy end.
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien..tetap semangat dan semoga ibu selalu sehat.
Alhamdulillah, dr Bekasi kami hadir mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat bahagia sll
Nggak setuju kalau Tejo rujuk dengan Miranti mengingat apa yang sudah dilakukannya selama ini.
ReplyDeleteSelama ini Tejo kemane aje ?
Enak aja pengen rujuk kalau bisa.
Setuju pake banget
DeleteTerimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang
ReplyDeleteMet malam Bunda terima kasih untuk cerbungnya.
ReplyDeleteSehat dan semangat untuk terus berkarya, sukses buat Bunda.
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAymt29....duuuh di adhuk2 bener ni bacanya..ternyata tejo yg merangkul abi dr blkg..kok baru nyadar mantan istrinya cantik...dasar blawur..π
Ga rela klo balikan tejo..π£
Duuh..ketemu pram lg..disangka abi diculik..walah piye ikii...
Lanjuut mbak Tien..yg panjaang yaaa..hehehe..
Salam sehat dr bandung buat mbak Tien n kelg.
Alhamdulillah AYMT 29 sudah hadir
ReplyDeleteWah Pram ketemu Tejo sedang gendong Abi, semoga tdk terjadi keributan krn salah faham.
Pram tetap melamar Miranti ya Mbak Tien krn mereka saling mencintai sejak kuliah dan sudah di setujui Pak Kusumo.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Penyesalan memang selalu di belakang.. seperti halnya pada Tejo.. Semoga Miranti tetap berjodoh dengan Pramadi.
ReplyDeleteSalam sehat dan bahagia mbak Tien
Miranti sama Pram aja mba. Jangan balikan sama Tejo. Makasih mba Tien.Salam sehat selalu
ReplyDeleteKenapa Miranti sih ngikuti Tejo hhh...waduh mbk Tien ini bikin gemes aja ceritanya ..trimakasih mbk Tien semoga sehat selalu dan terus berkarya ..salam Yayuk Klaten.
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien,, sehat terus ya Bunda,,,Aamiin πππ
ReplyDeleteSmoga miranti tetep pada pram
ReplyDeleteTrima kasih bu
Salam sehat tuk ibu n klg
Wadooooow...lg seru d tahan nafas...terputuslah cerita nyata
ReplyDeleteTunggu lageeeπππ
Salam sehat utk mbTien dr YulieSleman Sendowo
Wah, ternyata Tejo yg nggendong Abi . Miranti tetep santun . Tp kenapa ya bu Kusumo buru2 membolehkan Tejo membawa pergi n Miranti diminta ikut . Semoga Pram td salah faham . Dengan sifat arifnya. Miranti tetep dilamar Pram ya mb Tien . Deg2 an nih . Yuli Suryo . Smrg
ReplyDeleteMaturnuwun , mb Tien
ReplyDeleteMb Tien , semoga Miranti tetep sama Pram ya mb . Maturnuwun
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien yg sdh memberikan kebahagiaan kpd orang lain. Semoga Bu Tien tetap semangat dlm berkarya dan menjadi amal ibadah dan kebaikan yg diterima Allah Swt. Aamiin...
ReplyDeleteSalam sehat dari pembaca di Pondok Gede.
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Rahayu sami pinanggih
Pram mengikhlaskan Miranti rujuk dg Tejo... begitukah???
ReplyDeleteWah makin seru aja... smoga kehadiran Tejo tidak mrngganggu rencana lamaran Pramadi... makin penasaran nih. Makasih Mbak Tien.. semoga sehat selalu. Salam seroja dari Semarang.
ReplyDeleteApakah Miranti mau memperjuangkan dirinta sendiri?
ReplyDeleteAto msh memperjuangkan kebahagiaan bu Kusumo,Tejo dan Abi?
Hrs menunggu kelanjutannya nih, maturnuwun bu Tien semoga sehat dan bahagia selalu
Assalamu'alaikum ibu Tien.... Duh sy semakin BAPER ini bacanya he he he, pengen cepat segera mlm.... Sehat"sll ya ibuuuuuu..... Sby all menanti.
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb...bunda Tien...sy semakin penasaran dg cerita lanjutnya hehe...pengen cepet segera malam, sehat selalu ya bunda Tien...dr semarang
ReplyDeleteSama pengen cepet malam
ReplyDeleteSelamat sore..ikut nimbrung.. Penentu siapa yg dipilih Miranti tergantung bu Tien Doa'a saya Pram yg terpilih..semoga bu Tien mengamini..
ReplyDeleteApakah yang masih tersisa ini untuk Pram atau Tejo...???
ReplyDeleteCuma bu Tien yang bisa mengatur nya..
ππππ
Semoga , mb Tien mengabulkan keinginan kita ya ....Pram n Miranti . Bentarlg nih . Sdh mulai deg2an
ReplyDeleteBanyak request agar Miranti dan Pramadi bersatu....apakah sang pemilik cerita akan memenuhi keinginan mayoritas pembaca....monggo mbak Tien terus berkarya dg apik....doa kami penggemar setia utk kesehatan dan kebahagiaan mbak Tien sekeluarga
ReplyDeleteMiranti memaafkan dan menerima kembali Tejo, demi Abi dan sebab lainnya.
ReplyDeleteYang tersisa adalah ke-insyaf-an Tejo.
Dan cinta Pram kepada Miranti yang tanpa pamrih..!!
TIDAK!!!
DeleteAduhhhh, jangan balikan dunk mbak Tien, kasian mas Pram.
ReplyDeleteMiranti berhak bahagia dg cinta pertamanya..
Sedih aku, kl balikan dg Tejo.
Cepet mas Pram, lamar Miranti..jangan keduluan Tejo...
Cepet malam, nunggu lanjutan harap" cemas.
Salam SEROJA dr Boyolali..
Menunggu Nasib...Miranti rujuk dengan si Tejo..apa sama Pram . Salam senam jantung ππ. Kalo sama Tejo..kebangeten π€π..
ReplyDeleteAssalaamualaikum bunda Tien.... Menunggu....penasaran.... Saya ttp setia πππ demi cerbung bunda Tienπππ, smoga bunda sll sehat, panjang umur.... Aamiiin YRA
ReplyDeleteMakasih bunda Tien, alur ceritanya susah ditebak, tapi seru sih
ReplyDeleteInjen2....π slmt mlm mbk Tien semoga sehat selalu
ReplyDeleteKok blom muncul ya . Ini saya jg injen2
ReplyDeleteSama deg2 an ......
ReplyDeleteIkutan nginjen achhhh
ReplyDeleteMonggoooo pada merapat pasukan intip" Miranti he he he .... Bu Tien Kuuuuuhhh where r U ? Hiks hiks
ReplyDeleteIkutan intip2 lah,ee blm muncul
ReplyDeleteassalamu'alaikum
ReplyDeleteikutan pasukan intiiiip...π
Miranti jgn sm Tejo lah. Dah kena batunya baru sadar. Ga pantes dia dng Miranti.
ReplyDeleteHiks...gak rela ah kalau sama Tejo. Tapi...kita juga yang minta ke mbak Tien supaya ceritanya jangan cepat selesai alias cunthel. Kalau dibikin berliku dulu ya wajar to.
ReplyDeleteHm...kita ini memang banyak maunya ya...
Ayuk mbak Tien...siap menanti munculnya eps 30
Salam sehat dan sayang dari
Iyeng Sri Setiawati -Semarang
Ini dah ngintip lg
ReplyDeleteBelum tayang..
ReplyDeleteWah apakah Pram akan memukul Tejo...
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Terima kasih Bu Tien,,bagus bangett. Jangan sampai Miranti gagal menikah dg pram
ReplyDeleteBu tien jangan kembali kan Miranti ke tejo..... Pastinya saya akan kecewa kalo miranti kembali dengan tejo.... Kasihan pram....π
ReplyDeleteBu tiinnn.... tolong jangan kembali kan Miranti ke tejo.... Miranti untuk pram saja.... Dengar kan keinginan kami para pecinta kejora.... Agar pram menikah dengan Miranti....
ReplyDelete