ADA YANG MASIH TERSISA 20
(Tien Kumalasari)
Anisa memanggil taksi dengan sangat bersemangat. Tak apa-apa ke dealer sendiri tanpa Tejo. Kan semuanya sudah diatur oleh Tejo.
Turun dari taksi Anisa melenggang dengan senyum terkembang.
“Selamat siang,” sapanya kepada petugas dealer.
“Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu ?”
“Saya isterinya pak Tejo. Tahu kan Tejo? Yang direktur perusahaan Kusuma?”
“Oh iya ibu, saya tahu.”
“Saya akan melihat mobil pesanan suami saya, dan kalau sudah siap bisa saya bawa sekarang juga?”
Karyawan itu tampak bingung.
“Bagaimana mbak? Boleh saya melihat mobilnya?”
“Nanti dulu bu.. sebentar...”
“Belum selesai ya?”
Karyawan itu kemudian berdiri dan menemui atasannya diruang lain.
“Pak, ini ada isterinya pak Tejo, menanyakan mobil yang kemarin mau dibeli oleh pak Tejo. Saya bingung. Bukankah transaksi sudah dibatalkan?”
“Ya benar, sudah dibatalkan, bahkan sudah ada susulan surat dari pak Kusumo direktur utamanya pak Tejo, bahwa apabila ada surat keterangan yang menyebutkan bahwa pak Tejo dalah direktur perusahaan, maka surat itu palsu. Perusahaan tidak pernah membuat surat apapun yang ada hubungannya dengan kredit itu. Jadi tetap transaksi dibatalkan.”
“Tapi kita kan belum menghubungi pak Tejo.”
“Saya sudah menghubungi belum lama, tapi ponselnya tidak aktif. Jadi saya memutuskan untuk membatalkan transaksi itu. Lagipula kalau perusahaan tidak menjamin, bagian leasing juga tidak akan bisa menerimanya.”
“Tapi tampaknya pak Tejo belum tahu, karena isterinya datang menanyakan mobil itu.”
“Bilang saja sudah dibatalkan, atau kita tunggu kedatangan pak Tejo kalau tidak bisa menerimanya.”
“Baiklah.”
Karyawan itu keluar dan kembali menemui Anisa.
“Bagaimana? Sudah siap kan mobilnya? Kalau belum bisa dibawa, saya boleh melihatnya dulu yang mana?”
“Begini bu, ma’af, tapi...”
“Tapi apa, belum selesai surat-suratnya? Kalau begitu saya mau lihat mobilnya saja dulu.”
“Sebentar bu, mengenai pesanan pak Tejo, bukankah sudah dibatalkan ?”
Anisa kembali duduk, wajahnya memerah.
“Apa maksudnya dibatalkan? Baru saja suami saya menelpon dan menyuruh saya melihat mobilnya dan mengambilnya sekalian kalau sudah selesai.”
“Tapi belum lama ini transaksi tersebut sudah dibatalkan.”
“Siapa yang membatalkan?” tanya Anisa dengan nada tinggi.
Direktur utama perusahaan Kusuma, yang juga ayahnya pak Tejo.
“Kurangajar. Mengapa dibatalkan ?”
“Kami tidak tahu alasannya bu. Mohon ma’af.”
“Tapi mengapa orang lain bisa membatalkan transaksi suami saya?”
“Dari fihak perusahaan dimana pak Tejo bekerja, tidak mau mengakui adanya hubungan transaksi tersebut , sementara surat itu juga kami butuhkan untuk menguatkan transaksi kreditnya.”
“Tapi mas Tejo itu direkturnya.”
“Ada direktur utama yang menguatkan bahwa surat-surat yang diajukan tidak benar. Perusahaan tidak tahu menahu adanya transaksi kredit itu. Dan barusan pak Tejo juga sulit kami hubungi.”
“Ini benar-benar mempermalukan saya. Biar suami saya saja yang datang kemari untuk menjelaskan semuanya.
“Benar ibu, kami tunggu kedatangan pak Tejo sendiri.”
Anisa berdiri dan keluar dari dealer, langsung menelpon Tejo, dengan wajah marah, tapi ponsel Tejo mati. Memang dimatikannya karena takut kalau Anisa menelpon sementara dia ada dihadapan bapaknya.
***
Tejo duduk dihadapan bapaknya dengan kepala menunduk. Entah kemarahan apa lagi yang akan ditumpahkan kepadanya kali ini. Menciut hati Tejo melihat wajah bapaknya yang gelap tanpa senyuman.
“Kamu tahu mengapa bapak memanggil kamu kemari?”
Tejo mengangkat wajahnya dan menggeleng.
“Jawab Tejo, untuk apa kamu mengajukan kredit mobil !!”
Tejo terkejut bukan alang kepalang. Darimana bapaknya tahu tentang mobil itu?”
“Jawab !!” pak Kusumo hampir berteriak.
“Itu... darimana bapak.. tahu?”
“Jawab saja untuk apa kamu mau kredit mobil! Untuk apa, atau untuk siapa?”
“Itu... tidak bapak.. sebetulnya.. tadi.. Tejo.. mau membatalkannya.”
“Omong kosong !”
“Begini.. Tejo.. tertarik ketika... seorang salesman menawarkan mobil baru, saya pikir saya ingin membelinya.. dengan.. mencicil.. tapi..”
“Tapi apa, kamu pintar mencari alasan dan mengarang jawaban. Kamu juga memalsukan tanda tangan bapak sebagai direktur utama perusahaan Kusuma untuk keperluan kredit mobil itu.”
“Iya... tapi.. saya kemudian menyesal.. dan tadi sebenarnya ingin membatalkan transaksi itu.”
“Bohong kamu ! Kamu sudah punya mobil bagus dan masih ingin mobil baru lagi? Atau kamu ingin memberikannya kepada seseorang?”
“Tidak bapak, sungguh tidak. Tejo hanya tergiur oleh rayuan salesman, lalu kemudian Tejo menyesal. Sekarang juga Tejo akan membatalkannya.”
“Terlambat. Bapak sudah membatalkannya.”
Tejo menatap bapaknya tak percaya.
“Itu benar.”
“Apa bisa, bapak membatalkannya?”
“Mengapa tidak? Bapak direktur utama perusahaan yang kamu palsukan tanda tangannya. Bapak bilang itu tidak benar dan mereka sudah melakukannya.”
“Bapak..sudah membatalkannya?”
“Tanyakan saja kepada mereka. Tadinya bapak hanya bilang melalui telpon, tapi bapak kemudian mengirimkan surat melalui fax bahwa kalau ada surat-surat perusahaan yang ada hubungannya dengan transaksi itu maka itu surat palsu.”
“Ya Tuhan, kalau Anisa datang kesana dan transaksi itu dibatalkan, pasti Anisa akan marah sekali,” kata Tejo dalam hati, dan keringat dingin mulai bercucuran.
“Mengapa wajahmu pucat?”
“Tejo.. Tejo... merasa bersalah.. mohon ma’af bapak..” lirih suara Tejo, bukan hanya karena rasa takutnya kepada bapaknya, tapi lebih-lebih karena rasa takutnya ketika Anisa marah-marah nanti.”
“Baiklah, akhir-akhir ini bapak kecewa melihat tingkah lakumu. Bapak khawatir ini semua karena perempuan pengerat itu.”
“Tidak bapak, Tejo tidak lagi pernah menemuinya.”
“Bapak pegang kata-kata kamu, tapi kalau sekali saja bapak mendapatkan bukti bahwa kamu masih ada hubungan sama dia, bapak tidak akan mengampuni kamu lagi,” kata pak Kusumo sambil berdiri dan berlalu kebelakang. Bagaimanapun melihat wajah Tejo menunduk dan meminta ma’af dengan suara memelas, hampir runtuh belas kasihannya. Tapi rasa kesal terhadap sikap Tejo masih memenuhi benaknya. Bahkan ia tak sepenuhnya mempercayai apa yang dikatakan Tejo.
***
Tapi begitu pak Kusumo memasuki kamar, dirasa kepalanya berdenyut-denyut. Pak Kusumo membaringkan tubuhnya diranjang dan memanggil istrinya.
“Bu... bu..”
Bu Kusumo masuk kekamar dan heran melihat pak Kusumo berbaring sambil memijit-mijit kepalanya.
“Ada apa pak? Itu Tejo kok langsung pergi..”
“Sudah bu, tidak usah memikirkan Tejo, tolong ambilkan obatku. Kepalaku pusing sekali.”
“Tuh kan, bapak tuh kebanyakan marah-marah sih, tensinya pasti tinggi lagi tuh,” kata bu Kusumo sambil mengambilkan obat untuk suaminya.
Pak Kusumo mengerti bahwa pasti tensinya naik karena hari ini kemarahan melandanya bertubi-tubi.
“Ini pak, obatnya,” kata bu Kusumo sambil membantu suaminya bangun.
“Hari ini kesabaranku hampir habis bu,” kata pak Kusumo sambil meminum obatnya, lalu kembali berbaring.
“Pak, segala sesuatu itu jangan dihadapi dengan marah, sabarlah pak, bapak itu kan sudah tua, jadi harus bisa mengendalikan diri,” kata bu Kusumo sambil memijit-mijit kaki suaminya.
“Pagi tadi, kesal karena Tejo tidak mau mengantar isterinya kedokter, agak siang mendapat telpon dari dealer yang tidak bapak sangka-sangka. Lalu bapak mengurus surat-surat ke dealer itu agar pembatalan yang aku lakukan sungguh-sungguh bisa diterima oleh fihak dealer yang semula ngotot harus ketemu Tejo dulu. Itu saja sudah membuat emosi bapak naik. Lalu menunggu Tejo terlalu lama, dan kemudian bapak marah-marah lagi setelah dia datang.”
“Lalu apa kata Tejo tentang mobil itu?”
“Ah, alasan apapun kok aku tidak percaya sih bu, ini dadaku sampai terasa sakit menahan rasa kesal aku sama anakmu itu.”
“Pak, sudahlah.. sekarang lepaskan semuanya. Tejo sudah bukan anak kecil lagi. Dia harus tahu mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak.”
“Lhah, ibu kok percaya kalau Tejo bisa melakukannya. Menurut bapak dia itu pembohong bu. Entah apa sebabnya, padahal aku tidak pernah mendidik anakku jadi pembohong.”
“Ya sudahlah pak, sudah.. jangan marah-marah lagi. Tidur dan lepaskan semua beban. Nanti bapak jadi sakit beneran lho.”
Pak Kusumo memejamkan matanya, berusaha tidur dan melepaskan beban seperti anjuran isterinya. Tapi kepalanya semakin terasa berdenyut-denyut.
***
Keluar dari rumah ayahnya dengan lunglai, Tejo tampak seperti prajurit kalah perang. Bajunya basah oleh keringat.
Hal pertama yang dilakukannya ketika mobilnya sudah keluar dari halaman adalah menelpon Anisa.
“Anisa...”
“Setan alas kamu mas, kamu mempermalukan aku. Kamu membuat aku kehilangan muka dihadapan karyawan-karyawan dealer itu. Kamu tidak bilang bahwa transaksi dibatalkan. Aku datang dan hanya mendapatkan malu,” semprot Anisa sambil terisak.
“Dengar Anisa, sekarang kamu dimana, aku akan menemui kamu dan menjelaskan semuanya.”
“Aku ada diwarung dipinggiran kota, tempat dimana kita sering ketemu.”
“Baiklah, sudah.. jangan menangis dan jangan marah, aku akan menjelaskan semuanya.”
***
“Kamu tega mas, kamu membuat aku malu, aku benci kamu. Mulai sekarang aku tak mau lagi kembali kerumah kamu. Semuanya sia-sia. Kamu bohong sama aku.” Isak Anisa ketika mereka bertemu.
“Jangan begitu Nis, kalau kamu tidak mau kembali kerumah, kita tidak akan bisa sering bertemu. Dengar dulu penjelasanku.”
“Aku kira kamu akan membelinya dengan cash mas, ternyata kamu hanya mau kredit. Aku tidak tahu semua itu.”
“Itu benar, aku belum punya uang ratusan juta Nis, baru akan aku bayar sebagian. Sebetulnya tidak akan lama pasti aku bayar semuanya.”
“Mengapa kamu bilang kepada bapak kamu bahwa akan kredit mobil?”
“Tidak, mana mungkin aku bilang sama bapak. Kebetulan saja fihak dealer menelpon dan aku sedang keluar, sehingga bapak yang menerima telpon itu.”
“Bagaimana bapak kamu bisa membatalkannya?”
“Aku memakai nama perusahaan untuk mengajukan kredit itu, agar prosesnya cepat. Tapi bapak mengatakan bahwa surat-surat itu palsu, jadi mereka langsung membatalkannya.”
Anisa masih terisak.
“Ma’af ya, aku tidak tau sebelumnya sehingga kamu aku suruh datang ke dealer itu. Aku disuruh pulang juga karena bapak akan memarahi aku,” lanjut Tejo dengan wajah memelas.
“Lalu bagaimana dengan mobil itu?”
“Kamu jangan khawatir, aku akan mencari dealer lain atas nama aku pribadi, tapi kamu harus bersabar ya.”
“Benarkah ?”
“Benar Nisa, aku sangat mencintai kamu dan tak ingin membuat kamu kecewa.
“Baiklah, sekarang antarkan aku pulang, aku akan ketemu ibu dan besok baru akan kembali.”
“Baiklah, sekarang senyum dong, jangan marah lagi. Mobil itu pasti segera terwujud untuk kamu.”
Anisa benar-benar tersenyum, karena janji tentang mobil yang diimpikannya dikumandangkan lagi ditelinganya.
“Tapi mampir dulu beli oleh-oleh untuk ibu aku ya mas.”
“Ya, mau beli oleh-olehnya dimana?”
“Agak kesana, ada warung makan yang enak, ada gudeg, dan macam-macam, tapi biar aku saja yang turun, kamu nggak usah, nanti kalau ada yang melihat bisa kacau.”
“Iya, terserah kamu saja.”
***
“Ternyata sudah siang ya Pram, padahal aku tadi belum masak.”
“Tidak apa-apa .. aku juga tidak lapar.”
“Tapi aku yang lapar Pram.”
Pram tertawa mendengarnya.
“Tapi bagaimana kalau beli saja makanan dan dibawa pulang? Tidak enak kalau kita makan berdua diluaran, lagi pula kamu membawa Abi juga, dia pasti lelah digendong terus.”
“Kamu benar Pram. Beli gudeg saja ya Pram, satu paket kan sudah lengkap lauknya.”
“Baiklah, tapi biar aku saja yang turun, kamu tetap dimobil.”
“Tidak apa-apa kalau kamu yang turun?”
“Tidak, kasihan Abi kalau kepanasan. Lihat, tidurnya pulas sekali.”
“Iya. Benar. Itu warung gudeg ada didepan.”
“Baiklah, lagian kamu pasti sudah sangat lapar. Biasanya wanita menyusui harus makan banyak bukan? Nanti aku juga mau beli beberapa potong roti supaya kamu bisa memakannya sebelum sampai dirumah.”
“Terimakasih Pram,” kata Miranti sambil tersenyum.
***
Pramadi membeli satu kendil gudeg Jogya dan beberapa potong roti, lalu segera memberikan rotinya kepada Miranti.
“Ini, rotinya dimakan dulu ibu, sepertinya kelaparan sekali,” goda Pram.
Miranti menerimanya sambil tertawa.
“Terimakasih mas sopir,” kata Miranti sambil membuka bungkusan roti pisang coklat yang diberikan Pramadi.
“Hm, enak..”
“Biasanya kalau orang sedang lapar, makan apapun jadi enak.”
“Iya benar. Kamu mau Pram.”
“Tidak, nanti saja, aku kan tidak sedang menyusui.”
Lalu keduanya tertawa keras.
“Sudah ya, mau beli apa lagi? Mampir kemana lagi?”
“Sudah Pram, kan keburu lapar, jadi harus segera sampai dirumah dan makan. Nanti ASI nya Abi kosong.”
“Iya benar.” Kata Pram yang kemudian menstarter mobilnya.
Namun ketika baru saja mobil itu distarter, Pramadi melihat seseorang memasuki warung gudeg itu.
“Lho, itu bukannya Ana?”
Miranti menatap kearah yang ditunjuk Pram.
“Mana sih Pram?”
“Itu, itu kan baju yang dipakai ketika dia pamit untuk pulang?”
“Iya, itu Ana. Kok dia masih ada disini sih? Bukankah perginya dari pagi?”
***
Besok lagi ya.
Terima kasih mbak Tien ... AYMT 20 sdh hadir menghibur para penggemarnya.
ReplyDeleteSalam kami dari Yogya.
Makasih mbak Tien, walau hanya sebentar mbacanya...
ReplyDeleteSehat terus ya mbak ...
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah AYMT 20 sudah tayang.
DeleteMatur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang
Alhamdulillah.....
DeleteSetelah melalui penantian yang panjang....
AYMT 20 hadir juga.....
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Ada koreksi bu Tien :
Delete“Kamu benar Pras. Beli gudeg saja ya Pram, satu paket kan sudah lengkap lauknya.”
# “Kamu benar Pram. Beli gudeg saja ya Pram, satu paket kan sudah lengkap lauknya.”
Akhirnya datang jg aymt~20...blm tertidur nginjen lg..eeeh ada..👏👏
ReplyDeleteDuuuh..tambah gregetan sm si tejo ituuu...bener2 ga kapok dgn ancaman bapaknya...😣
Maturnuwun mbak Tien...mlm2 ditayangkan krn bnyk yg nginjen..🙏🙏
Salam sehat selalu buat mbak Tien dan kelg..dari bandung timur.
Terima kasih mb Tien,AYMT 20 sudah hadir
ReplyDeleteMakin penasaran saja ni mba. T'kasih mba utk karyanya. Tetap sehat dan bersemangat yah..
ReplyDeleteAlhamdulillah AYMT 20 sdh tayang.
ReplyDeleteSuwun mbak Tien. Salam sehat sll dr Bekasi
Mtnuwun mbk Tien...
ReplyDeleteAna ketahuan
Alhamdulillah sudah tayamg episode 20 AYMTnya
ReplyDeleteTerimakasih Cerbung nya ibu Tien Kutunggu kelanjutannya ceritanya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien
Terima kasibbak Tien ep 20 sudah tayang... mengobati kerinduan kami semua yg menanti nantikan kelanjutan Miranti. Semakin seru aja. Semoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja dari Semarang.
ReplyDeleteTerima kasih butieeeen..akhirnya tayang jugaaaa.terobati penasaran kemaren ,tapi kok terus berlanjut rasa penasran nya tiap hari bu.😁🤭selalu menunggu episode selanjutnya ibu.salm seroja😍
ReplyDeleteAlhamdulillah Eps 20 telah hadir..matur nuwun mbak Tien..Salam sehat bahagia selalu..🙏🙏🙏...tadi sengaja gak pasang obat nyamuk..biar tidurku gak nyenyakk 🤭🤭😂
ReplyDeleteAlhamdulillah AYMT 20 sudah hadir
ReplyDeleteNah Ana ketahuan,semoga mobil Tejo yg sedang parkir kelihatan sm Miranti jg Pram
Semakin gregetan dan bikin penasaran ceritanya.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Alhamdulillah AYMT 20 sudah hadir
ReplyDeleteNah Ana ketahuan,semoga mobil Tejo yg sedang parkir kelihatan sm Miranti jg Pram
Semakin gregetan dan bikin penasaran ceritanya.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Matur nuwun mbak Tien...blm bs tdr sblm dtng episode 20....pinter bngt mbak Tien menggoda pembaca....selamat Tejo...ganti Anisa yg terlihat oleh Pram dan Miranti...bikin gemes aja...salam sehat dr Situbondo
ReplyDeleteSemakin seruu. Makasih mba Tien. Salam hangat selalu
ReplyDeleteTerimakasih, Bu Tien... Salam sehat dari Yogya. 😍
ReplyDeleteAkhirnya yg di tunggu mincul ...trm kasih bu Tien ..
ReplyDeletesemoga Pram dan Mirabti tdk segera pergi tp mengamati Ana dulu dan tahu kalo Ana diantar Tejo.. dan ketahuan kalo Ana itu Anisa ......hehe kok jd ikutan emosi ....
Alhamdulillah akhirnya tayang eps 20... Setelah qiyamul lail langsung buka dan Ana ketahuan sama Pram ketika beli gudeg... Kita tunggu saja kelanjutannya. Salam sehat buat Bu Tien dan Kel.
ReplyDeleteAlhamdulillah, pas nglilir AYMT~20 sudah hadir... maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien.. Smg mbak tien sehat selalu
ReplyDeleteduhh bikin tambah gemes deh
ReplyDeletePagi Bunda sehat selalu dan tetap semangat.
ReplyDeleteMakasih untuk cerbungnya yang makin bikin penasaran, sukses selalu buat Bunda
Akhirnya yg ditunggu muncul juga...
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien 👍😀😍
Semakin seru...pasti ana yg sdh mlungsungi krn tidak pake andeng2 lg kepergok lg diantar tejo nih, rasain lo tejo sutejo, ketangkap basah 😁
Assalamu'alaikum wr.wb. Akankah sandiwara Tejo dan Ana..Anisa terbongkar. Terimakasih Bu Tien, saya sabar nunggu jawabannya...Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin...
ReplyDeletePuji Tuhan, yg kuinjen ber kali2 sampai ketiduran ternyata hadir juga. Baru baca pagi ini pkl 05.15
ReplyDeleteTambah seru bikin penasaran. Semoga skandalnya cepat terbongkar. Kapan mau sadar dan bertobat Tejo dan Anisa??
Yustinhar menunggu eps 21.
Matur nuwun ibu Tien K, berkah Dalem
Puji Tuhan, yg kuinjen ber kali2 sampai ketiduran ternyata hadir juga. Baru baca pagi ini pkl 05.15
ReplyDeleteTambah seru bikin penasaran. Semoga skandalnya cepat terbongkar. Kapan mau sadar dan bertobat Tejo dan Anisa??
Yustinhar menunggu eps 21.
Matur nuwun ibu Tien K, berkah Dalem
Puji Tuhan, yg kuinjen ber kali2 sampai ketiduran ternyata hadir juga. Baru baca pagi ini pkl 05.15
ReplyDeleteTambah seru bikin penasaran. Semoga skandalnya cepat terbongkar. Kapan mau sadar dan bertobat Tejo dan Anisa??
Yustinhar menunggu eps 21.
Matur nuwun ibu Tien K, berkah Dalem
Apa yg dilakukan Miranti?
ReplyDeleteApakah menunggu dan melihat apa yg akan dilakukan Ana atau Miranti pergi saja...
Salam sehat selalu mbak Tien
Mb Tien , maturnuwun , eps 20 sdh tayang . Semoga ketahuan ya mb .
ReplyDeletePagi melek mata yang dilongok karya bu Tien..
ReplyDeleteAlhamdulilah tayang.
Makin seru bu..
Makasiih salam sehat tuk ibu yaa.
Asslm alaykum bu tien. Gak biasa bc pagi. Trims sdh terobati timbilennya. Tp ganti pensrn kayk pembaca yg lain. Miranti tentu mengira itu orng yg mirip ana. Karna gak ada tahi lalat diwajh.
ReplyDeleteJadi berharap bisa tayang di layar kaca. Kayaknya lebih seru. Smoga bu tien ...
Hadeh... baru mau girang ketauan... bener juga ya.. masih kayak lagu the Beatles nih... the long and winding roads...
DeleteTerima kasih mbak Tien, semakin seru. Salam Dewi Purworejo
ReplyDeleteSmoga ketauan.... pingin tau respon Ana klo d samperin Miranti...tanpa andeng2... nahhhh...
ReplyDeleteSehat slalu ya bu Tien... setia menanti kelanjutannya...mksh bu...
Mbak Tien...bikin penasaran auuhh
ReplyDeleteLg tegang tegangnya bacaa..
Terpotong....
Segera ditunggu episodenya...
Salam sehat dr Yulie SlemanSendowo
Bu Tieeennnn...... Hati q AMBYAAAARRRRRR... INI, apa obatnya yaaaa ??? ....he he he ..... smakin SERUUUUU BUUUU.. rasanya pengen ketemu Ibuuuu Tien..... Hiks hiks..... SmogabibunTien sehat " ya Buuuu.....
ReplyDeleteMdh2an Miranti punya keberanian negur Ana n Tejo liat .....mb Tien sdh pengen yg 21
ReplyDeleteSelamat pagi, terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu ,Aamiin 😍😍😍
ReplyDeleteseruuu seruuuu ... makasih mbak Tien, semoga sll sehat sejahtera
ReplyDeleteKapan nih ketangkapnya dua oeang itu Tejo sama Anisa ..makin gemes aja ...semoga sehat2 selalu mbk Tien dan terus berkarya ..Gusti mberkahi . Salam Yayuk Klaten.
ReplyDeleteKapan nih ketangkapnya dua oeang itu Tejo sama Anisa ..makin gemes aja ...semoga sehat2 selalu mbk Tien dan terus berkarya ..Gusti mberkahi . Salam Yayuk Klaten.
ReplyDeleteKapan nih ketangkapnya dua oeang itu Tejo sama Anisa ..makin gemes aja ...semoga sehat2 selalu mbk Tien dan terus berkarya ..Gusti mberkahi . Salam Yayuk Klaten.
ReplyDeletesemogA ketauan...biar tau rasa😡
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBetul , mb Rita
ReplyDeleteAlhamdulillah mtur nuwun Bun...
ReplyDeleteMugi2 sehat slalu...
Alhamdulillah, sudah tayang. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeleteAyo Bunda yg ke 21 cepet ditongolin ya jangan malem" keluarnya. Maacih...
ReplyDeleteYeee... belum nongol juga ep 21... udah gak sabar nih Mbak Tien... pengin tau segara kelanjutannya.
ReplyDeleteNgintip lg dan lg....🤩🤩
ReplyDeleteEeee...msh kosong
ikutan ngintip..tetnyata blm ada..
ReplyDeletesetia menunggu
Sabar menunggu lanjutan, kira2 pk 22 ayo kita lihat lg pembaca setia Tejo
ReplyDeletesemoga bisa tayang lebih awal ..
ReplyDeleteNgintip lagi ah yah...belum tayang salam sehat mbak Tien
ReplyDeleteHihihi...lucu-lucu komentnya..kok sana ya ternyata dengan diriku. Injan-injen harap-harap cemas...bagaimana kelanjutan kedok Ana dan Tejo..terbongkarkah di episode 21?
ReplyDeleteSabar nunggu :
Iyeng Sri Setiawati
Ana ketahuan mas sopir gak pakai tahi lalat, dik Iyeng..
DeleteCiluk... Baaaa
Wkkkk....iya..blaik lho...penasaran terus ya mas Dudud
DeletePasukan intip, siaaap grak.
ReplyDeleteTerimakasih Bu..semoga.segera lanjut dengan episode selanjutnya ya Bu..
ReplyDeleteYah blm nongol juga dianya si episode 21...
ReplyDeleteSemoga g terlalu malam yaaa...penasaran bu Tien, apa lagi komen2 dari para penggemar seru banget dan klo dikumpulkan dirangkai, wah bs jd crita versi penggemar deh 😀😀😀
Terima kasih bu Tien...
ReplyDeleteGak kapok juga si Tejo... jelas sudah ketahuan oleh ayahnya masih ngelak dan banyak alasan. Dasar si Ana Anisa matre.
ReplyDeleteMakasih mbak Tien. Sehat dan semangat ya. Sekarang lagi nungguin AYMT 21.
Bu Tien, sekali kali bu Tien cerita donk ke kita gimana rasanya di tungguin penggemar begini? Rasanya sih antara seneng tapi puyeng ya? Cerita juga donk itu ide bisa dari mana aja? Perasaan seperti kembang api, meletup letup dan membawa kebahagiaan, tidak ada habisnya. Boleh donk sekali kali cerita... hehehe...makasih bu Tien cantik...
ReplyDeleteHehe... besok kalau ketemu ya..
DeleteWah ketinggalan kereta.. td mlm ngintip blm ada .. sesiang ribet pek rmh br magrib buka tyt aymt sdh hadir.. trm ksh mb Tien .. sesekali telat lgs 2 eps... Slm seroja utk kita semua...
ReplyDeleteAlhamdulillah AYMT eps. 20 sudah hadir.
ReplyDeleteNah Ana ketahuan,semoga mobil Tejo yg sedang parkir kelihatan sama Miranti juga Pram. Tapi kemungkinan juga Tejo atau Anisa dapat melihat mobil baru Miranti yang sudah terparkir lebih dahulu
Semakin gregetan dan bikin penasaran ceritanya.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Cisauk Tangerang Banten
Sepagi dini ini, ngintai AYMT eps 21,
ReplyDeleteAaahhh belum muncul juga ternyata..!!
Kik blm nongol ya yg 21
ReplyDeleteAlhamdulillah...dibuka lgsg sdh nongol episode 21...
ReplyDeleteSwn mb Tien... menyenangkan...pagi pagi bisa sarapan AYMT 21
Salam sehat selalu dr YulieSleman Sendowo