Friday, August 28, 2020

BUAH HATIKU 26

 BUAH HATIKU  26

(Tien Kumalasari)


Surti merasa bumi yang dipijaknya bergoyang, ia ingin lari tapi kakinya terasa gemetar. Ia mengatur nafasnya,  maju sedikit kejalan, dan melambaikan tangannya meminta jalan agar kendaraan memperlambat lajunya.

“Surti !!”

Panggilan itu membuat langkahnya semakin cepat,  dan terus melangkah tak tentu arah. Yang penting jauh dari laki-laki yang sejak tadi memanggil-manggil namanya.

“Aku minta ma’af Surti !!” teriakan itu sangat keras, tanpa sungkan semua orang menoleh kearahnya dengan heran.

Surti terus melangkah seperti dikejar setan. Sesekali ia menoleh kebelakang, takut laki-laki itu mengikutinya.  Tak tampak ada yang mengikuti, tapi Surti masih saja ketakutan. Ia terus melangkah tak tentu arah. Kemudian ketika kelelahan menderanya, ia jatuh terduduk disebuah pinggiran toko. Nafasnya tersengal, wajahnya pucat.

“Surti !”

Surti hampir pingsan mendengarnya, ia bangkit dan berusaha berlari, tapi sebuah tangan kekar mendekapnya dari belakang.

Surti meronta ingin melepaskan diri,  tubuhnya gemetar.

“Surti, kamu kenapa, ini aku !!”

Surti mendongakkan kepalanya , dan terkulai dalam dada laki-laki yang mendekapnya.

“Kamu kenapa Surti?”

Surti terisak didadanya. Hatinya mulai tenang ketika berada didalam dekapan suaminya.

“Mas... aku takut sekali mas..”

Tikno menggandeng tangan Surti mengajaknya masuk kedalam warung. Ia butuh air minum untuk menenangkan isterinya.

Ketika segelas teh hangat membasahi kerongkongannya, Surti merasa lebih tenang.

“Mas, untunglah ketemu kamu mas.”

“Ada apa sebenarnya ?”

“Makan ya..?”

Surti menggeleng.

“Habiskan minumnya, tenangkan hati kamu.”

Surti meneguk lagi minumnya, lalu tangannya menggenggam tangan suaminya erat-erat.

“Untunglah ada kamu mas, kalau tidak.. aku bisa mati ketakutan.”

“Kamu itu jangan bicara yang tidak-tidak, kamu kecopetan?”

Surti menggeleng keras.

“Dia.. aku melihat dia..”

“Dia siapa?” kata Tikno sambil menggoyang-goyang tangan isterinya.

“Laki-laki jahanam itu mas, aku takut sekali.”

“Laki-laki yang...”

“Iya, laki-laki  jahanam itu, dia mengemudi taksi, memanggil-manggil namaku..”

“Dia ada disini ? Bukankah dia dipenjara ?”

“Entahlah mas, aku tidak tahu.. dan mengapa juga dia memanggil namaku.. aku tidak sudi melihat dia, tidak sudi bertemu dia.”

“Ya sudah, tenangkan hati kamu. Tapi bukankah tadi kamu turun dirumah sakit? Kok bisa ada disini? Ini jauh dari rumah sakit lho.”

“Aku berjalan terus, pokoknya jauh dari dia. Tak sadar sudah berjalan jauh.”

“Sebenarnya kamu mau kemana?”

“Bu Indra minta agar aku membelikan sabun mandi.  Toko yang ada dirumah sakit tidak ada, lalu aku keluar, dan berjalan agak jauh untuk menemukan sebuah toko. Tapi tiba-tiba sebuah taksi berhenti didekatku, pengemudinya membuka jendela mobil dan memanggil namaku. Aku hampir pingsan mas, aku terus berlari tak  tentu arah, takut dia mengikuti aku.”

Tikno menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak mengerti bagaimana laki-laki itu bisa berada di Solo sementara tadinya dipenjara di Ngawi sana.

“Ya sudah, kamu sudah beli sabunnya?”

“Belum mas.”

“Ayo aku antar, aku ambil sepeda  motornya dulu. Untunglah aku sedang berada diluar dan melihat kamu.”

“Kamu penyelamatku mas..” bisiknya lirih.

Surti masih duduk dimeja didalam warung itu, ketika suaminya sudah memarkir motornya didepan warung.

“Ayo, kamu sudah lebih tenang?” katanya sambil menggandeng tangan isterinya setelah membayar minumannya.

Surti mengangguk.

***

Ketika mengantar Surti kembali dari rumah sakit, Tikno bertemu Indra yang sudah selesai mengantarkan pak Prastowo dan pak Mul kedalam. Sedianya Indra mau kembali ke kantor. Setelah Surti masuk kedalam, Tikno memerlukan menemui Indra yang hampir masuk kedalam mobilnya.

“Pak Indra..”

“Lho,  mas Tikno kok bisa ada disini ?”

Lalu Tikno menceritakan perihal Surti yang ketakutan karena melihat Sardiman yang menjadi pengemudi taksi.

“Jadi dia ada disini? “

“Iya mas, bukankah dia dipenjara?”

“Mas Tikno tidak membaca berita beberapa waktu yang lalu?”

“Berita apa pak ?”

“Bahwa beberapa napi di LP Ngawi kabur?”

“Jadi dia salah satu dari orang yang kabur ?”

“Kelihatannya begitu mas, karena disebutkan bahwa salah satu yang kabur adalah tersangka pemerkosaan.”

“Dia ada disini, menjadi pengemudi taksi. Tadi memanggil-manggil Surti, dan membuatnya ketakutan. Untunglah ketika itu saya melihatnya.”

“Saya heran, mas Tikno selalu menjadi penyelamat Surti.”

“Saya juga tidak tahu pak, tadi itu dia sangat ketakutan.”

“Kalau begitu ayo lapor saja ke polisi mas, biar dia bisa ditangkap kembali.”

“Sayangnya Surti pasti tidak mengenali nomor polisi taksi itu. Baru melihat orangnya saja dia sudah ketakutan.”

“Tidak apa-apa mas, nanti semua taksi pasti akan diperiksa siapa-siapa pengemudinya.”

“Baiklah, saya akan melaporkannya sekarang juga.”

***

“Surti... kamu kesasar ya?” teriak Seruni begitu melihat Surti masuk kekamarnya.

“Ma’af  bu Indra. Ini sabunnya, agak jauh saya belinya,” kata Surti sambil mengulurkan sabun yang tadi dibelinya bersama Tikno.

“Terimakasih Surti. Bagus sekali, mas Indra juga lupa lagi membawanya.”

Surti langsung menyalami pak Prastowo yang sudah ada disitu, dan juga bapaknya. Benar-benar membahagiakan, ketika setelah merasa panik dan cemas kemudian bertemu bapaknya.

“Kamu sehat nduk?”

“Alhamdulillah sehat pak, bapak juga kelihatan sehat,” Surti memeluk bapaknya untuk lebih menenangkan jiwanya. Tapi ia tak ingin mengatakan apapun tentang kejadian itu. Bukankah bapaknya tak tahu apa-apa?.

“Senang karena pak Pras mengajak bapak kemari, sehingga bisa bertemu kamu. Perutmu sudah tampak membuncit..”

“Iya bapak.”

“Jaga kesehatan baik-baik, dirimu dan juga bayimu.”

“Iya bapak. Tadi mas Tikno mengantar Surti kemari, belum bisa menemui bapak karena harus bekerja, tapi kamar untuk bapak sudah disiapkan oleh mas Tikno.”

“Iya.. iya, terimakasih ya nduk.”

“Tadi ketemu mas Tikno? Pantesan lama,” sela Seruni.

“Iya bu, ma’af,” hanya itu yang dikatakan Surti. Ia tak ingin menceritakan apa yang terjadi sehingga membuatnya ketakutan.”

“Nggak apa-apa. Tadi sudah mandi dengan sabun seadanya.”

“Ma’af. Mana bu Pras ?”

“Sedang kekamar bayi, tuh bapak juga sudah ikut kesana.”

“Iya, pasti tidak akan bosan menatap mahluk mungil yang tampan dan lucu menggemaskan.”

“Sebentar lagi kamu akan memilikinya Surti.”

“Iya bu Indra, apakah sudah diberi nama?”

“Nanti mas Indra akan berembug sama bapak, kalau mas Indra sendiri nanti bapak kecewa.”

“Benar bu, bagusnya diberikan bersama-sama, mana yang terbagus.”

“Nasi liwet dari kamu sudah aku habiskan lho Sur.”

“Syukurlah bu Indra.”

“Kamu tidak apa-apa Surti ?”

“Tidak, memangnya kenapa bu?”

“Wajahmu sedikit pucat.”

“Udara diluar panas sekali.”

“Benar Surti. Kamu jangan sampai lelah ya, jaga kesehatan kamu, dan juga bayi kamu, seperti pesan pak Mul tadi.”

“Iya bu Indra.. Oh, rupanya bapak juga ikutan kekamar bayi,” kata Surti ketika tak lagi melihat bapaknya ada didekatnya.

“Benar, tadi bersama-sama kesana. Setelah minum ASI lalu suster mambawanya kembali kekamar bayi, jadi yang kepengin melihat ya cuma melongok dari jendela  kaca.”

“Kapan boleh pulang?”

“Mungkin besok,  atau sehari lagi. Kata dokter saya dan bayinya sehat, jadi tidak perlu berlama-lama dirumah sakit.”

“Syukurlah  bu Indra, jadi  bisa lebih bebas melihatnya, atau bahkan menggendongnya..”

“Istirahatlah dulu disofa Surti, kamu seperti sangat letih.”

“Baiklah, sambil menunggu bapak, nanti bapak akan saya ajak pulang kerumah.”

“Iya Surti.”

***

Pak Mul senang melihat rumah anaknya tampak rapi walau tidak semewah rumah Indra. Ia merasa kehidupan Surti tidak kekurangan, dan itu sangat membahagiakan.

“Bapak disini merepotkan ya nak Tikno?”

“Tidak, mengapa bapak berkata begitu ?” Kami sangat senang ada bapak disini. Kalau bapak mau, bapak tidak usah kembali ke Surabaya, biar tinggal disini saja. Bukankah begitu Surti?”

“Iya benar, mau kan bapak?”

“Tampaknya menyenangkan. Tapi aku harus bilang dulu sama pak Prastowo. Kan selama ini bapak tinggal bersama pak Prastowo, diberi makan minum cukup, bahkan diberikan pakaian, dan uang yang membuat bapak tidak kekurangan. Bapak sakitpun pak Prastowo yang membiayainya. Jadi kalau tiba-tiba bapak pergi dari sana, rasanya kok kurang enak.”

“Itu benar. Tapi bapak  bisa bicara pelan-pelan nanti,” kata Tikno.

“Rumah bapak sesekali saja kalau kebetulan pulang dib ersihkan.”

“Rumah itu kan sudah disewa orang nduk.”

“Oh, disewa orang ?”

“Baru seminggu ini. Pak Pras yang menyuruh. Jadi beberapa waktu yang lalu bapak membenahi rumah dan mengecatnya sehingga kelihatan bersih, ternyata ada yang mau mengontrak untuk dua tahun ini.”

“Oh, syukurlah kalau begitu.”

“Ini, uangnya aku berikan kepada kalian, bapak tidak butuh uang banyak,” kata pak Mul sambil mengambil sebuah amplop tebal berisi uang.

“Tidak bapak, jangan, disimpan bapak saja, barangkali bapak memerlukan sesuatu,” kata Tikno.

“Bapak sudah punya cukup uang, bapak tidak kekurangan.”

“Itu benar, tapi kan lebih  baik disimpan bapak saja. Nanti kalau suatu sa’at Surti membutuhkan, Surti akan minta kepada bapak,” kata Surti sambil memeluk ayahnya.

“Untuk apa bapak uang sebanyak ini? Ini ada limabelas juta, rumah kecil dan sederhana, lumayan bisa laku.”

“Bapak kan punya rekening. Besok akan saya masukkan saja ke rekening bapak,” sambung Tikno.

“Lalu untuk apa bapak uang sebanyak itu.”

“Ya untuk simpanan, barangkali bapak butuh sesuatu.”

Pak Mul tampak kecewa, dan Surti tidak sampai hati mengecewakan ayahnya. Barangkali pemberian yang ditolak itu agak menyakitkan. Dan pastinya pak Mul memberikannya agar Surti senang.

“Begini saja pak, uang ini.. Surti minta yang lima juta, sedangkan yang sepuluh juta, biar oleh mas Tikno dimasukkan ke tabungan bapak.”

“Betul kata Surti bapak.”

“Baiklah, terserah kamu saja.”

“Kalau kurang, Surti pasti akan minta pada bapak.”

Pak Mul mengangguk, sedikit lega karena setidakn ya uang itu tidak semuanya ditolak oleh anaknya. Barangkali pak Mul ingin memberikan sesuatu kepada anaknya, agar ada sedikit kepuasan batin karena bisa membantu anaknya.

“Ya sudah, ini uangnya, kamu yang mengaturnya, dan bukankah milik bapak juga milik kalian juga?”

Tikno menerima uang itu, dan minta nomor rekening bapak mertuanya.

“Aku tidak hafal, ini bukunya ada.” Kata pak Mul sambil mengulurkan sebuah buku tabungan yang disimpan didalam tasnya.

***

Seruni dan bayinya sudah ada dirumah. Bu Pras terus menerus memangku cucunya, yang dipandanginya tanpa ada bosan-bosannya.

“Bu, sudahlah.. tidurkan saja, apa kamu nggak capek menggendong dan memangkunya terus?”

“Iya pak, sebentar lagi, tidurnya belum nyenyak, nanti terbangun lagi,” kata bu Pras memberi alasan. Padahal setiap selesai minum ASI  sang bayi pasti langsung pulas.

Indra dan Seruni hanya tersenyum.

Mereka tahu, bahwa pak Pras sebenarnya  juga ingin menggendong tapi takut.

“Bapak masih lama disini kan ?” tanya Indra kepada bapaknya.

“Tidak bisa Ndra, bapak besok harus kembali ke Surabaya, so’alnya urusan pekerjaan belum selesai. Kemarin itu bapak menunda semua acara kantor yang harus bapak  tangani.”

“Tidak bersama ibu kan?”

“Terserah ibumu mau ikut pulang atau tidak, tapi aku kira dia masih suka berada disini menimang cucunya.”

“Tapi saya kira pak Mul juga masih ingin tinggal dirumah anaknya,” sambung Seruni.

“Tidak apa-apa kalau Mulyadi masih ingin tinggal, aku bisa mengerti , kan jarang ada kesempatan  bisa bertemu anaknya. Aku buru-buru pulang karena pekerjaan.”

“Jadi bapak pulang sendiri?”

“Iya, tolong pesankan ticketnya, tidak usah yang pagi juga tidak apa-apa, bapak masih ingin jalan-jalan pagi disini besok.”

“Baiklah pak.”

“Mas, ada telpon diponselmu lho,” kata Seruni ketika mendengar dering ponsel dari arah kamar.

“Iya benar,” kata Indra sambil berlari kekamar.

“Hallo, mas Tikno?”

“Iya pak  Indra, saya mendengar berita dari kantor polisi tentang pesakitan yang kabur dan bernama Sardiman.”

“Sudah tertangkap?”

“Tidak pak, rupanya ketika polisi mendata semua pengemudi taksi, dia sudah mencium gelagat yang tidak baik.”

“Kabur lagi?”

“Salah seorang pengemudi taksi keluar sejak kemarin.”

“Waduh... kabur kemana lagi dia?”

“Polisi seda ng memburunya.”

“Mas Tikno harus hati-hati, jangan membiarkan Surti dijalanan sendiri, saya khawatir dia akan melakukan sesuatu pada Surti.”

“Saya tidak tahu apa rencananya, tapi yang jelas dengan adanya dia dikota ini membuat Surti sangat ketakutan.”

“Semoga dia segera tertangkap. Apapun maunya, itu sangat meresahkan. Saya heran mengapa dia seperti ingin mendekati Surti.”

“Ya sudah pak Indra, saya cuma ingin memberi tahu so’al itu.”

“Terimakasih , kabari saya kalau ada apa-apa.”

“Baik, pak Indra.”

“Ada apa mas? Dari mas Tikno?” tanya Seruni sambil mendekati suaminya.

“Iya..”

“Kenapa dengan Surti?”

“Bukan so’al Surti, Surti tidak apa-apa.”

“Lalu...”

“Nanti saja aku ceritakan. Aku tidak ingin bapak atau ibu mendengarnya.”

***

Sore hari itu Tikno mampir kesebuah toko cemilan. Ia ingin membeli makanan untuk mertuanya. Banyak pilihan, jadi Tikno bingung.

“Kalau orang tua kan sukanya yang empuk-empuk. Jadi.. apa ya..?’ pikir Tikno sambil mencari-cari.

Lalu Tikno memutuskan untuk membeli sosis, lalu dadar gulung, dan sus isi ragout..

“Pasti bapak suka.” Pikirnya.

Lalu ia mendekat kearah seorang penjual.

” mBak.. makanan ini baru atau sudah sejak pagi?”

“Ini baru dikirim sore pak, yang dari pagi sudah habis.”

“Baiklah, ini saya minta per macam tiga ya, ini apa mbak?”

“Itu ledre namanya pak, ketan dilipat, isinya pisang raja.”

“Baiklah, tambah ledre tiga. Semuanya berapa?”

“Silahkan di kasir ya pak.”

Tikno membayar makanan yang dibelinya, lalu menuju kearah motornya diparkir.  Tikno tak sadar, ketika tukang parkir bercambang menatapnya tajam. Kemudian ketika Tikno sudah mengendarai motornya untuk pulang, tukang parkir itu mengikutinya .

***

Besok lagi ya

75 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, RAHF Colection,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria. Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih ada tmbhan menu buka puasa dr Bu Tien.. Barakaalloh Bu Tien.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    2. Alhamdulillah....
      Yang ditunggu tunggu hadir gasik...
      Matur nuwun Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.

      Delete
    3. Alhamdulillah Buah Hatiku 26 sudah tayang..
      Matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah Tangerang.

      Delete
    4. Tien, ceritanya semakin membuat penasaran. Lanjut.....
      Salam dari Pangkalpinang semoga Mbak Tien dan pembaca yg setia selalu sehat dan sukses.

      Delete
  2. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, RAHF Colection,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria. Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. oalaaaah ndadak dadi tukang parkir tuh buronan, dideket-deket situ lagi, wadooooh sing ati2 lan waspada ya mas tikno...

      Delete
  3. Masih sore sdh terbit, dan Sardiman berulah misterius ... Terima kasih mbak Tien.

    Salam hangat dari Yogya

    ReplyDelete
  4. Masih sore sdh terbit, dan Sardiman berulah misterius ... Terima kasih mbak Tien.

    Salam hangat dari Yogya

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah, episode 26 sudah ada.
    Terimakasih Bu Tien, semoga senantiasa sehat.
    Salam dari Bandung (Komariah Prilanawati)

    ReplyDelete
  6. Terimakasih bu Tien buah Hatiku 26 sudah tayang lebih awal lagi... Salam sehat karyamu kami tunggu...
    semiga Surti dan Tikno selalu dilindungi

    ReplyDelete
  7. Matur nuwun... Mbak tien.. sdh terbit epd 26...semakin penasaran... salam sehat selalu jasmani rohani ekonomi semangat berkarya

    ReplyDelete
  8. Terima kasih mbak Tien. Semoga Surti baik baik saja dan Sarfiman segera tertangkap.
    Salam dari Dewi di Purworejo

    ReplyDelete
  9. Matur nuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Batang

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah sdh hadir.. Biasanya sy ngeceknya tengah malam sbg pengantar tidur, barusan sy cek, ehh ternyata sudah ada.. Makasih Mb Tien.. Sehat selalu yaa..

    ReplyDelete
  11. MAKASIH BUNDA UNTUK CERBUNGNYA , SALAN SEHAT DAN TETAP SEMANGAT BUAT BUNDA DARI KAMI SEKELUARGA.TERUS BERKARYA DAN SALAM HORMAT DARI KAMI

    ReplyDelete
  12. Waduh siapa lg itu tkg parkir bercambang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sapa maneh .....ya Sardiman si buron LP Ngawi sing ucul....
      Pemerkosa Surti

      Delete
  13. Maturnuwun Bu Tien ...🙏
    Salam sehat & salam hormat dari Kartasura.

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah, suwun mbak Tien 🙏
    Salam sehat sll dr Bekasi

    ReplyDelete
  15. Trims bu tien. Kejar tayang nih. Cepat sekarg terbitnya. Ini iseng liat eh sdh nongol.

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah dari siang cak cek cerbung blm tayang,iseng2 buka e...dah ada
    Nuwun Bu Tien kok pas mbikak sampun wonten Bu hartiwi DS penggemar setia banget jkrt.

    ReplyDelete
  17. Salam Seroja,,Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍

    ReplyDelete
  18. Mbak Tien..maturnuwun ceritanya makin menarik. Semoga lancar mengobati rasa penasaran kami. Salam sehat dan sukses dari Iyeng Sri Setiawati di Semarang

    ReplyDelete
  19. Ditunggu part berikutnya ibuuu... Makin penasaran ceritanya...

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah episode 26 dah tayang
    Terimakasih bu Tien. .makin penasaran....
    Salam sehat dari Purworejo

    ReplyDelete
  21. Jgn jgn tkg parkir bercambang itu si Sardiman yg keluar dr pek supir taksi menjd tkg parkir..smg tdk terjd apa2 dg Surti? Terutama dg bpknya takutnya darah tingginya kambuh krn stlh tahu rmh Surti berniat buruk... Lanjut mb Tien.. slm seroja utk kita semua...

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah....part 26
    Makin seru ceritanya...dan makin penasaran tentunya...
    .
    Matur nuwun bu tien
    Salam sehat dari Malang

    ReplyDelete
  23. Hallo Mbak Tien, Selamat malam
    Alhamdulillah Buah Hatiku 26 sdh tayang
    Semoga Allah Swt melindungi Surti jg mas Tikno dari ulah Sardiman,dan segera tertangkap polisi.
    Semakin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  24. Makin seru nih bu...
    Next

    Salam sehat tuk ibu yaa..

    ReplyDelete
  25. Mtnuwun mbk Tien


    Salam sehat dan semangat dr Sragen

    ReplyDelete
  26. Aduh jd spot jantung nih pasti bpk parkir tuh Sardiman buntutin Tikno,semoga Surti aman2 sj.
    Salam sehat2 mbak Tien.

    ReplyDelete
  27. Bu Tien memang juara, bikin orang penasaran dan menebak-nebak kelanjutan ceritanya. Salam dari Surabaya

    ReplyDelete
  28. Maturnuwun mbak Tien...
    Critanya makin seruuu...

    Salam sehat dari Bandung..🙏

    ReplyDelete
  29. Bikin tambah deg-degan semoga semuanya baik-baik saja semoga Sardiman benar-benar hanya ingin minta maaf dan bertaubat..sehat terus Bu Tien🙏

    ReplyDelete
  30. Kalau bapak mau, bapak tidaka usah kembali ke Surabaya, biar tinggal disini saja. Bukankah begitu Surti?”
    ---tidak---

    Bapak sakitpun pak Prastowo yang membeayainya.
    ---membiayainya---

    Salam sehat mbak Tien dan para penggemar setia dimanapun berada.




    ReplyDelete
  31. Terimakasih mbak Tien .. bikin deg2an lg niih, kasihan Surti

    ReplyDelete
  32. Semoga sadirman tdk membuat petaka pada Surti
    ....

    ReplyDelete
  33. Sardiman... Waduh ngikuti mas Tikno... Terimakasih Bu Tien, salam sehat dari Yogya. 😍

    ReplyDelete
  34. Rasanya tidak sabar menunggu lanjutannya

    ReplyDelete
  35. Sore bu Tien ....
    Jangan biarkan buronan itu berbuat seenaknya sendiri ya bu Tien ...
    Kasihan mas Tikno yang tulus menerima surti ....
    Salam hangat dari malang

    ReplyDelete
  36. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngapain sih ngiklan dirumah orang?
      Iklan ngajak berbuat maksiat lagi. Maaf....d isini tempat orang baik berkumpulan, disini bukan tempatnya orang-2 yang suka berjudi.

      Delete
    2. Setuju mbah Habi
      Disini tempat orang baik2
      Jangan masang iklan disini

      Delete
  37. Salam hangat dr Serang Banten Mbak Tien.. Nggoleki BH 27 belum tayang iki.. Semoga sehat selalu ya. ..

    ReplyDelete
  38. Sd jam dinding saya menunjukkan pkl 20.15, beha_27 belum tayang. Sabar ya bapak, ibu, saudara-2ku pemerhati cerbung bu Tien. Semoga bu Tien selalu diberkati sehat selalu. Aamiin

    ReplyDelete
  39. Bola bali dilongok
    Sampai jam 21.45 gak muncul2
    Semoga bu Tien selalu sehat dan semangat
    Cerbungnya selalu ditunggu

    ReplyDelete
  40. Makin penasaran sj ini nunggu episode lanjutnya mb Tien salam sehat selalu

    ReplyDelete
  41. Bu tien lg direpotin bayinya seruni. Cerbung besok lagi ya ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sy aja deh yang ngurusin bayinya Seruni, gpp gak dibayar juga.. Biar Mb Tien bisa focus ngelanjutin ceritanya aja.. Hihihi

      Delete
  42. Atas nana bu Tien, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan support para pembaca. Malam ini perkenankan saya menyampaikan permohonan ma'af yang sebesar besarnya, karena malam ini Beha eps_27 tidak bisa tayang. Jadi tdk usah dilongok-longok lagi. Selamat malam dsn selamat beristirahat buat semta pemerhati cerbung buah hatiku.

    Wassalam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun kakek habi infonya..
      .
      Sugeng istirahat..
      .
      .
      Bu tien...sehat sehat nggih..
      .
      .
      Salam dari Malang

      Delete
    2. Melongoknya dilanjut besok lagi ..ya kakek habi.hehe

      Delete
  43. Semoga mbak Tien sehat .....
    Terima kasih kakek Habi ....
    Nuwun

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah, suwun kakek Hasbi...
    Smg mba Tien sehat sll
    Salamu'alaikum

    ReplyDelete
  45. Wahh kakek Hasbi tau aja kalau sy bolak balik nglongok kesini.. Hihihi..
    Makasih infonya Kek..
    Semoga Mb Tien sehat selaluu...

    ReplyDelete
  46. Matur nuwun infonipun kakek habi.mugi2kito sedoyo saget kangkung sabar nenggo cerbung tayang..monggo

    ReplyDelete
  47. Penggemar setia hartiwi DS jkrt

    ReplyDelete
  48. pagi" dibuka kok blm ada ya 27 nya.....semangaat mba tien...jangan terlalu capek....kunanti karyamu selanjutnya...

    ReplyDelete
  49. Terimakasih ... ceritanya semakin seru...

    ReplyDelete
  50. Terimakasih ... ceritanya semakin seru...

    ReplyDelete
  51. Udah gak kehitung bolak balik ngintip cerita selanjutnya..tp kok blum tayang yach.. semoga sehat selalu ya bu Tien, jgn biarkan diri ini terlalu lama dalam penasaran yg membara ya bu 😁😁
    Salam dari Nias

    ReplyDelete
  52. Slamat pagi semua...
    Terima kasih utk cerbung nya...
    Sy tunggu kelanjutannya. Nuwun

    ReplyDelete
  53. Waduh... Semoga sardiman segera tertangkap... Ditunggu episode selanjutnya ibuk... Terima kasih sudah memberi kami bacaan yg bagus.
    Salam sehat dari jogjakarta

    ReplyDelete
  54. Alhamdulillah....
    Yang ditunggu tunggu hadir gasik...
    Matur nuwun Ibu Tien

    ReplyDelete
  55. Halow mbak Tien smg sehat selalu..jd ikut waswas dgn surti yg lg terancam. Tp klo terjadi sesuatu dg kandungan akibat ulah supir taksi apapun niatnya malah menguntungkan surti jd terputus hub dg supir edan itu.. salam sehat dari Pejaten,Pasar Minggu

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...