Monday, June 29, 2020

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 05

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA  05

(Tien Kumalasari)

 

Basuki masih tegak dengan menahan gemuruh dadanya, melihat Bagas menggenggam tangan Mery.  Apa yang terjadi dengan hatinya, Basuki sendiri tak menyadarinya.

Sementara itu Bagas yang lebih dulu melihat kearah pintu terkejut melihat Basuki berdiri disana, tak bergerak. Bagas mengira Basuki sedang mencari apakah dirinya sudah datang atau belum. Serta merta Bagas melepaskan tangan Mery. Mery pucat pasi. Itu kan Basuki, tempat dimana mega bertaut dan menyembunyikan cintanya. Mery tak tau apa yang akan terjadi nanti. Terakhir ia melihat Basuki ketika polisi menggelandangnya kedalam mobil, dan Basuki menatapnya penuh kebencian. Sakit melihat tatapan itu.

"Mas ! Sini.. aku juga baru datang," sapa Bagas. Tanpa sadar bahwa Mery sudah lebih dulu berdiri dan melangkah kedalam dengan hati gundah.

Basuki menatap punggung Mery dengan perasaan mengharu biru. Disadarinya Mery masih secantik dulu, tapi penampilannya sungguh berbeda. Bukan gadis yang suka berpakaian glamour dan dengan manisnya memperlihatkan lekuk liku tubuhnya yang indah. Membiarkan separuh dadanya menyembul keluar dan membuatnya gila dalam nafsu yang menggelegak. Namun Mery kecewa, yang diterimanya adalah pelampiasan nafsu, bukan cinta, sementara dirinya menyerahkan semuanya karena cinta. Aduhai, semuanya sudah berlalu. Hari demi hari, bulan dan tahun menggilas semua kenangan manis tapi juga menyakitkan itu.

Mery sembunyi dalam kebingungan yang menyentak. Ada ruang kerja yang tertutup, dia duduk disana dan berkunci didalamnya.

"Mas, kok bengong sih mas, aku sudah mendapatkan tempat duduk yang enak," kata Bagas sambil berdiri lalu mendekati Basuki sambil menarik tangannya.

Basuki mencoba tersenyum. Belum puas ia menyapa hatinya sendiri, menanyakan apa yang terjadi sehingga pertemuan itu membuat hatinya gemuruh yang membuatnya luruh dalam kebingungan.

"Sini mas. Aku hampir tertawa ketika mas Basuki mengirimkan alamat warung ini. Aku hampir setiap hari makan disini," kata Bagas gembira.

 Basuki perlahan menguasai hatinya, dan mencoba tersenyum.

"Aku tidak mengira.."

"Ayo mas, pesan apa yang mas ingin makan siang ini, pokoknya semuanya enak."

"Ya, terserah kamu saja, aku ikut.."

"Mas Basuki kok kelihatan lesu? Sakit?"

"Enggak, kecapean mungkin.."

"Jangan capek-capek lah mas.. biar banyak yang harus dikerjakan, mas juga harus ingat kesehatan."

"Iya.. "

"Mas sudah pernah datang  kemari pasti,dan merasakan enaknya, sehingga siang ini mengajak aku."

Pelayan mendekat ketika Bagas melambaikan tangannya.

"Mas Basuki mau makan apa? Aku nasi timlo saja.. minumnya teh hangat."

"Aku... sama deh. Nasi timlo sama teh hangat."

Pelayan mengangguk dan berlalu.

"Kamu.. kenal baik dengan pemiliknya?"

"Lebih dari kenal mas, dia gadis yang sangat baik."

Basuki berdehem. Ia sekarang yakin bahwa Mery pemilik warung ini adalah Mery yang dikenalnya. Benarkah ada hubungan yang lebih diantara Mery dan Bagas? Bukankah Bagas tampak masih sangat muda, dan Mery pastinya jauh lebih tua darinya? Pertanyaan demi pertanyaan bersahutan memenuhi benaknya.

"Pasti bukan sekedar kenal, aku melihat sendiri bagaimana dia menggenggam tangan Mery," bisik batin Basuki.

Ada yang aneh ketika dia merasa kurang senang melihat pemandangan itu. Basuki merasa bingung akan hatinya sendiri. Jatuh cintakah aku kepadanya?

Sesungguhnya Basuki mengajak Bagas bertemu bukan sekedar ingin makan bersama. Ia ingin mengajak Bagas membantu di perusahaannya. Tapi melihat sikap Bagas kepada Mery tadi, ia mengurungkan niatnya. Barangkali ia harus memikirkannya lagi.

 "Mas, pesanannya sudah.. silahkan mas.." ajak Bagas sambil mendekatkan mangkok kehadapannya.

"Oh iya..."

"Mas, sebetulnya tadi mas mengajak makan disini tuh karena ada perlu, atau hanya karena ingin makan bersama saja?"

"Tidak apa-apa,  hanya ingin makan bersama kamu saja. Maunya memamerkan ada warung sederhana murah, tapi enak, ternyata kamu sudah lebih dulu tau tempat ini."

"Iya mas, tapi jangan kecewa, aku senang bisa makan bareng mas."

Basuki tersenyum. Sesekali dia melirik kearah dalam, karena Mery tiba-tiba lenyap bagai ditelan bumi.."

Bagas juga heran, mengapa Mery tiba-tiba menghilang. Ia memanggil salah seorang pelayan.

"Bu Mery mana?"

"Ada di ruang kerjanya mas, tadi bilang kurang enak badan, jadi tak ada yang berani mengganggu," kata pelayan itu.

"Oh, mbak Mery sakit.." gumam Bagas.

Basuki juga heran, tadi tampaknya baik-baik saja. Diakah yang menyebabkannya? Ia tak mau bertemu dirinya, lalu bersembunyi diruang kerjanya?

"Kamu sangat dekat sama Mery ?"

Bagas agak heran mendengar Basuki yang dikiranya belum mengenal mbak Mery nya, tapi menyebut namanya begitu saja.

"Sangat dekat mas."

Basuki baru teringat, tadi Bagas sudah menjawabnya.

"Rasanya aku jatuh cinta sama dia."

Pernyataan yang terus terang ini mengejutkan Basuki, walau dia sudah menduganya dari awal. 

***

 

"Benar-benar dia Sri.. benar-benar dia.." kata Mery tiba-tiba begitu memasuki rumahnya.

"Apa mbak? Siapa yang mbak maksud?  Dan hari masih siang mengapa mbak Mery sudah pulang?" Siapa sih yang mbak maksud?"

" Coba tebak siapa..?"

"Bocah itu ?"

"Bukan... Basuki.."

"mBak ketemu dia?"

"Dulu aku tau seseorang yang dari belakang seperti Basuki, ketika dia habis makan diwarung. Tapi aku tidak yakin karena sejak datang dia duduk menghadap kejalan."

"Lalu dia datang lagi?"

"Dia ternyata kenal sama Bagas. Tadi janjian makan bersama di warung."

"Lalu bagaimana? mBak menyapa dia..? Lalu sikapnya bagaimana ? Baik ? Atau dia masih marah sama  mbak?"

"Aku lari kebelakang, dan bersembunyi diruang kerjaku."

"Sayang sekali, harusnya bisa melepas rindu," canda Sri.

Mery merengut dibuat-buat, lalu langsung masuk kekamarnya.

Sri tersenyum-senyum sendiri. Sejak awal dia tau bahwa Mery sangat mencitai Basuki, tapi dia kecewa karena Basuki tak pernah mencintainya.  Apakah cinta itu masih ada? Atau sudah beralih kepada anak muda bernama Bagas itu? Tak terbayangkan bagaimana bingungnya Mery waktu itu.

Ketika Mery sudah mandi, Sri kembali mencecarnya dengan banyak pertanyaan. 

"Mengapa mbak tak mau menemuinya sehingga mbak tau bagaimana sikapnya sekarang? Apakah mbak merasa tak enak karena Bagas ada disana juga? Bagaimana sih sebenarnya perasaan mbak. Masih cinta sama Basuki?"

Mery tersenyum, tapi senyum yang teramat sulit diartikan. 

"mBak.."

"Aku bingung Sri.. Ketika dia datang Bagas sedang menggenggam tanganku. Nekat anak itu, aku ingin melepaskan tapi dia mencengkeram sangat kuat."

"Waah, romantis dong mbak.."

"Romantis itu apa sih. Rokok..makan.. gratis.."

Sri terkekeh mendengar kepanjangan dari kata-katanya.

"mBak Mery pintar juga ya... bagus.. rokok .. makan.. gratis..."

"Kamu itu seperti nggak tau perasaanku saja Sri."

"Aku tau, baiklah biar aku tebak. mBak Mery masih mencintai Basuki, tapi mbak Mery juga mulai menyukai Bagas, lalu keduanya datang dan mbak Mery bingung."

Mery mengangguk-angguk.

"Tebakanmu hampir tepat."

"Kalau begitu mbak Mery tinggal memilih saja kan?"

"Apa katamu? Bagaimana kalau Basuki masih membenci aku? Kamu lupa ketika polisi membawanya lalu dia menatap aku penuh kebencian? Aku pernah mengatakan itu bukan?"

"Apakah benci itu tak akan luntur?"

Mery menghela nafas.

"Besok aku tak akan pergi ke warung."

"Lhoh, nanti anak buah kebingungan mencari mbak dong."

"Tidak, mereka sudah bisa melakukan semuanya sendiri. Ada Mini yang bisa mengatur semuanya."

"Mbak, bukankah masalah itu tidak harus dihindari tapi harus dihadapi ?"

Mery terdiam.

"Jangan-jangan dia masih cinta sama kamu."

"Lhah, mbak Mery mengada-ada nih.."

"Kamu kan masih ingat, ketika kamu menikah, dia memberikan hadiah sebuah leontin berbentuk jantung."

"Nah, ini namanya cemburu bukan?"

"Tidak, sungguh aku tidak cemburu sama kamu. Tapi siapa tau cinta itu masih ada."

"Lalu apa? Dia sudah mendo'akan aku agar aku bahagia, berarti dia sudah melepaskan rasa itu. mBak Mery jangan mengungkit masa lalu. Sebaiknya sekarang mbak Mery menghadapi dia dan melihat apa yang difikirkannya."

Mery menghempaskan tubuhnya disofa panjang. Menerawang jauh dan mencari dimanakah sebenarnya cintanya bersemayam. Masihkah ada diatas mega, atau sudah jatuh berderai menjadi kepingan-kepingan kecil yang tak berarti.

Lalu wajah polos yang terpancar dari laki-laki muda yang ganteng itu bergantian  dengan wajah ganteng yang tampak matang dan penuh wibawa,  menari-nari dalam benaknya.

Mery teringat ketika melihat sosok tinggi besar yang mematung ditengah pintu masuk, menatapnya tajam, namun tak bisa dia membaca apa yang difikirkannya. Ia lebih dulu ketakutan apabila Basuki masih membencinya. Lalu dia memilih kabur. Tak tau bagaimana harus bersikap dihadapan Basuki dan Bagas sekaligus.

***

"Makan dimana tadi?" Kristin selalu bertanya ketika ajakan makan siangnya tak pernah terpenuhi.

"Seperti biasa."

"Apa teman kamu suka kamu ajak makan di warung langgnan kamu itu?"

"Suka lah, dia yang mengajak kesana."

"Masa?"

"Benar."

"Sebenarnya masakannya enak.." gumam Kristin seperti kepada dirinya sendiri.

"Nah, tau sendiri kan ?"

"Cuma tempatnya yang aku nggak suka. Agak kumuh begitu."

"Kumuh apanya? Aku lihat tempatnya bersih dan nyaman. Beda dong kalau mbak Kristin membandingkannya dengan restoran mewah, yang lantainya berkilat dan tempat duduknya juga nyaman, ber AC pula."

"Iya sih.. tapi tempat yang nyaman juga mempengaruhi selera kita lho."

Bagas tak menjawab. Berdebat dengan gadis kaya yang tak mau mengerti keadaan, sangat menjengkelkan. Dia tak pernah mau kalah, dan selalu berpendapat bahwa yang mewah itu yang terbaik/

Sikap itu membuat Bagas ingin sekali menjauhinya. Kemudian dia menyesal ketika bertemu Basuki lalu dia tidak minta saja agar diperbolehkan bekerja diperusahaannya. Tapi Bagas berjanji suatu sa'at akan melakukannya. 

"Bagas, kalau besok bisa makan bersamaku kan? Apakah masih ada janji dengan teman?"

Bagas kesal sekali. Mengapa yang dibicarakan hanya ingin makan bersama saja? Tak adakah topik lain yang lebih menarik, misalnya rencana kerja yang bisa lebih memajukan perusahaan ayahnya. Bagas juga heran mengapa pak Suryo menyerahkan perusahaannya ditangan gadisnya yang manja ini. Tapi sebenarnya diakuinya bahwa Kristin gadis yang cerdas. Apakah hanya karena suka sama dia maka sikapnya seperti itu?

"Bagaimana Gas?"

"Belum tentu, lagi pula aku tidak suka makan ditempat mewah."

"Mengapa?"

"Karena aku bukan orang kaya. Aku orang biasa saja."

"Bagas, kalau kamu mau, kamu bisa mendapatkan salary yang lebih baik, nanti aku akan usulkan pada papa."

"Tidak, tidak.. bukan itu yang aku inginkan, aku ingin maju dengan upayaku sendiri, bukan karena belas kasihan orang lain. Dan sekarang ijinkan aku bekerja dan mohon mbak jangan mengganggu lagi."

Tapi sikap ketus yang diperlihatkan Bagas tidak membuat Kristin mundur dan sakit hati. Ia masih merasa yakin bahwa kecantikannya akan bisa meluruhkan kesombongan Bagas.

"

"Papa.. bolehkah aku minta sesuatu ?" tanya Kristin pada sore itu, ketika ia tidak langsung pulang tapi menemui papanya terlebih dulu.

" Minta saja, apa sih yang enggak buat kamu?" canda pak Suryo.

"Bagaimana kalau papa menyerahkan saja perusahaan ini kepada Bagas?"

Pak Suryo menatap anaknya tajam. Perusahaan ini miliknya dan sudah seharusnya Kristinlah yang mengelolanya. Mengapa tida-tiba Kristin mengatakan itu?"

"Kristin, kamu sadar akan apa yang kamu katakan?"

"Kristin merasa lelah bekerja."

"Kamu itu sudah menjalankannya selama tiga tahun dan papa bangga kamu bisa memajukan perusahaan itu."

"Apakah menurut papa perusahaan kita maju ditangan Kritin?"

"Lumayan bagus, paling tidak terus berjalan dan tidak berhenti."

"Tapi Kristin merasa tidak mampu lagi."

"Mengapa tiba-tiba kamu berkata begitu?"

"Ya memang Kristin bosan."

"Lalu kamu akan melakukan apa? Duduk berpangku tangan, keluar masuk salon dan menghamburkan uang papa?"

"Papa kok begitu..?"

"Biarpun kamu perempuan, kamu tidak boleh hanya duduk berpangku tangan. Kamu masih muda, kamu harus berkarya."

Kristin mengeluh, wajahnya muram. Dan kalau sudah begitu biasanya pak Suryo menjadi luluh. Tapi tidak untuk kali itu. 

"Dengar Kristin, kamu tidak boleh berhenti, kecuali kamu sudah menikah dan suami kamu bisa mengelola perusahaan itu."

"Kalau begitu nikahkan saja Kristin," kata Kristin tanpa malu-malu.

Pak Suryo terperanjat. Ditatapnya wajah puterinya dengan mata berbinar.

"Kamu sudah punya pacar? Siapa? Apa dia seorang laki-laki yang pintar?"

Kristin bingung menjawabnya. Ia ingin menyebut nama Bagas, tapi keraguan menyelimutinya.

"Katakan Kristin," desak pak Suryo.

"Kristin... mencintai seseorang.." jawabnya lirih.

"Oh ya? Lalu apakah dia juga mencintai kamu?"

"Kristin tidak tau.."

"Menikahlah dengan orang yang mencintai kamu, bukan dengan orang yang kamu cintai. Mengerti?"

Kristin menatap ayahnya yang mengatakannya dengan wajah bersungguh-sungguh.

"Siapa laki-laki itu ?"

Kristin bingung, akankah dia berterus terang bahwa laki-laki itu Bagas? Walau dia tau bahwa ayahnya sangat memanjakannya, namun dia belum pernah berbicara tentang cinta. Bahkan ayahnya selalu menganggap bahwa Kristin masih kanak-kanak.

"Kok diam? Aku yakin dia sama sekali tidak tertarik sama kamu."

Tapi kemudian Kristin berfikir, bahwa ayahnya pasti akan membantunya mendekatkan dirinya dengan Bagas seandainya dia mengatakannya. Bukankah ayahnya sangat suka pada Bagas?

"Bagaimana kalau laki-laki itu Bagas?" terlontar begitu saja ucapan itu, dan pak Suryo benar-benar terkejut.

Pak Suryo teringat pembicaraannya dengan sahabatnya beberapa hari yang lalu. Bukankah ia ingin menjodohkan anak mereka masing-masing?

"Bagas? Bagas anaknya Darmono?"

 

***

 

"Bapak tau nggak, Bagas tadi diajak makan siang oleh mas Basuki," kata Bagas kepada ayahnya.

"Oh ya? Dimana ?"

"Ya diwarungnya mbak Mery."

"Pasti kamu yang mengajak dia kesana."

"Bukan pak, dia yang mengajak. Bagas tertawa ketika dia mengajak makan di warung itu. Dia mengira Bagas belum tau."

"Aneh, banyak orang suka makan diwarung itu. Tapi bapa sudah merasakan, memang timlonya enak."

"Sebenarnya Bagas ingin ngomong sama mas Basuki."

"Ngomong apa?"

"Bagaimana kalau Bagas ingin bekerka di perusahaan mas Basuki saja."

"Kamu nekat ingin resign dari sana ?"

"Iya pak.."

"Dengar Bagas, pak Suryo perna megatakan sama bapak bahwa dia ingin menjodohkan kamu dengan Kristin."

Kalau ada geledeg menyambar tiba-tiba, pasti tak akan se terkejut hati Bagas ketika mendengar ucapan ayahnya.

Ia ingin mengucapkan sesuatu untuk menolak, tapi kemudian terdengar dering telpon di ponsel ayahnya.

"Sebentar, pak Suryo menelpon." kata pak Darmono sambil meletakkan jarinya dibibir, lalu dia menjawab telpon itu.

"Hallo mas, tumben sore-sore menelpon?"

"Ada berita baik untuk anak kamu Dar."

"Berita baik apa tuh mas?"

"Bagas akan aku minta agar dia menggantikan Kristin memegang perusahaan milikku."

Pak Darmono terkejut, sehingga ponselnya terjatuh.

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 


37 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo,Ops,Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto,Gilang, Ngatno,Hartono, Yowa, Tugiman,Dudut Bmbang Waspodo, Yustikno,Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Mastiurni,Yuyun, Jum,Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini,Yowa,Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi,Wida, Rita, Sapti,Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Putri, Bunda Rahma, Neny,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Purworejo, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah
      CADM 5 sdh hadir
      Matur nuwun bu Tien
      Semiga sehat selalu
      Lanjuuut

      Delete
    2. Alhamdulillah CADM 05 sudah tayang.. semangkin seru aja ceritanya
      Semoga Mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

      Salam hangat Dan salam SEROJA dari Karang Tengah, Tangerang.

      Delete
    3. Matur nuwum Mbak Tien, alhamdulillah ceritanya semakin menggoda dan rasanya tak sabar menunggu lanjutannya.
      Salam sejahtera dari Pangkalpinang semoga Mbak Tien sehat selalu dan tetap semangat utk berkarya.

      Delete
  2. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo,Ops,Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto,Gilang, Ngatno,Hartono, Yowa, Tugiman,Dudut Bmbang Waspodo, Yustikno,Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Mastiurni,Yuyun, Jum,Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini,Yowa,Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi,Wida, Rita, Sapti,Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Putri, Bunda Rahma, Neny,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Purworejo, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo juga mba, rupanya cinta segitiga nih, Bagas, Meru dan Basuki. Tambah seruu..... Lanjut mba. Semoga kita sehat selali

      Delete
  3. πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘...
    makasih mba Tien...
    Jambi selalu hadir...
    sukses n sehat terus mba Tien.. ceritanya mantab dan aku sukaa...

    ReplyDelete
  4. Asiiik...Bagas sama Kristin. Mery sama Basuki.Hehe..gimana bagusnya terserah mba Tien. Ditunggu lanjutannya mba. Makasih..Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  5. Terima kasih jeng tien cerbungnya
    Salam sehat dan jaga kesehatan

    ReplyDelete
  6. Makasih Bu Tien....
    Semoga selalu sehat

    ReplyDelete
  7. Wow...semakin asyik... Matur nuwun mnak tien salam tahes ulales

    ReplyDelete
  8. CADM 05 sdh hadir... Sy setuju dg pendaoat p Suryo klu bagi wanita lbh baik dicintai drpd mencihtai.. tp di crt ini smg perjodohan yg direnc p Suryo membw kebahagiaan dan perubahan yg berarti bg Kristin..smg kepercayaan yg akan diberikan p Suryo kpd. Bagas bukan dianggap di sbg upeti tp sbg penyemangat kinerja Bagas menuju keluarga sanawa.. Bgtupun dg Basuki dan mb Merry...mrk berhak bahagia... Lanjut mb Tien.
    Slm seroja...

    ReplyDelete
  9. Selamat malam Bu Tien , smga sekel sllu sehat , matur nuwun eps 5 nya , tambah menyenangkan critanya . salam dari Jaten.

    ReplyDelete
  10. Catatan pinggir, yang yang perlu disempurnakan :

    1. lalu mendekati Basuki sambil menarik tangannya/

    2.ajak Bagas sambil mendekatkan makok

    3. Meru menghadapi dia dan melihat apa yang difikirkannya."

    4. Beda dong kalau mbak Kritin

    5. berpendapatbahwa yang mewah itu yang terbaik/

    6. Apakah menurut papa perusahaan kita maju ditangan Kritin?"

    7.Dengar Krintin, kamu tidak boleh berhenti,

    8.Tapi kemudian Kristin berfikir,

    ReplyDelete
  11. Nuwun mbak Tien, salam sehat....Tangsel menyimak ...

    ReplyDelete
  12. Mksh mbak tien
    Salam sehat dari Batang

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah CDAM 5 sdh tayang, matursuwun mba Tien sll menyapa dan mengabsen penggemarnya. Salam sehat & setia sll dr Bekasi. Monggo pun lajengakenπŸ‘✋🌹🌷

    ReplyDelete
  14. Basuki masih tegak dengan menahan gemuruh dadanya, melihat Galang menggenggam tangan Mery
    "Basuki........., melihat Bagas menggenggam tangan Mery.

    Koreksi sedikit ya buk Tien , ceritanya dah mulai seru.
    Mturswun salam hangat dari tangerang πŸ™πŸ˜˜πŸ˜˜

    ReplyDelete
  15. Maturnuwun mbak tien semakin penadaran semoga mbak tien sehat selalu

    ReplyDelete
  16. Salam hangat dari mbak yun jember lanjuuut mbak tien

    ReplyDelete
  17. Terimakasih Kakek Habi. Mas Hadi. Mb Jum atas koreksinya.
    Salam.hangat.

    ReplyDelete
  18. Mtr swn bunda Tien..mmg wajar klu Mery msh takut ketemu Basuki krn melarikan si Sri....unt seterusnya monggo terserah bunda Tien ..salam Tahes Ulales dr Jogya .lanjuuut....

    ReplyDelete
  19. Good ...

    Dari teks asli sdh diedit dg peraga dialog yg benar.
    Terima kasih mbak Tien.
    Lanjut terus.
    Salam sehat dari Yogya.

    ReplyDelete
  20. Puji Tuhan, CADM05 sdh tayang... Luar biasa ibu Tien, dari awal sampai akhir bikin sesak dada, gemas penasaran... Bisakah diselipkan suasana new normal saat ini? Misal penggunaan masker, pengunjung warung yg hanya sekian %, dsb. Semoga ibu Tien selalu sehat n semangat, Yustin Har dkk menunggu 06.Matur nuwun...

    ReplyDelete
  21. Puji Tuhan, CADM05 sdh tayang... Luar biasa ibu Tien, dari awal sampai akhir bikin sesak dada, gemas penasaran... Bisakah diselipkan suasana new normal saat ini? Misal penggunaan masker, pengunjung warung yg hanya sekian %, dsb. Semoga ibu Tien selalu sehat n semangat, Yustin Har dkk menunggu 06.Matur nuwun...

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah, terima kasih Mbak Tien CADM 05 sdh tayang..
    Sdh mulai greget2 dan seru ceritanya
    Semoga Mbak Tien sehat selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  23. Terima kasih da di absen bu...
    semoga ibu dan klg sehat selalu.
    ditunggu kelanjutannya.

    salam ( Putri - Bekasi )

    ReplyDelete
  24. Mantaffff... Salam sehat Bu...

    ReplyDelete
  25. makan di warung langgnan kamu itu?"

    berpendapat bahwa yang mewah itu yang terbaik/

    Apakah menurut papa perusahaan kita maju ditangan Kritin?"

    (masih kelewatan belum ter edit mbak Tien)

    ReplyDelete
  26. Hallow jg bu tien salam semangat bu ditunggu lanjutannyya buuu

    ReplyDelete
  27. Surabaya selalu mengikuti, makin seru

    ReplyDelete
  28. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...