Monday, December 2, 2019

DALAM BENING MATAMU 58

DALAM BENING MATAMU  58

(Tien Kumalasari)

 

Dinda terkekeh.

"Mas Adhit suka bercanda deh. Dinda ganti pakaian dulu ya," katanya sambil berlari kedalam untuk ganti pakaian.

Adhit tersenyum.

"Enak aja, siapa bercanda, aku bener-bener mau nglamar kamu nih," bisiknya sambil kembali duduk untuk menunggu.

Adhit ter senyum-senyum sendiri. Berita yang diterima dari Raharjo membuatnya ber bunga-bunga. Ia tak perduli apa kata Dinda, ia yakin pada suatu hari Dida pasti akan bisa menerimanya. Siapa sih yang nggak suka sama lelaki ganteng yang romantis seperti dirinya? Ehem... bodoh benar kalau kamu menolak cintaku Dinda, bisik hatinya, sambil terus ter senyum-senyum sendiri. Bahkan ketika Dinda sudah keluar, mengenakan celana jean ketat dan kaos warna pink berkembang didadanya, lalu membuat Adhit terpesona, senyum itu masih mengembang dibibirnya. Dindapun merasa aneh.

"Iih, mas Adhit, kok senyum-senyum sendiri sih, Dinda jadi takut nih," kata Dinda sambil memonyongkan bibirnya.

"Kok takut sih, masa sama orang ganteng kamu takut?"

"Bukan gantengnya, senyum-senyum sendiri itu yang membuat Dinda takut."

"Waaah, kamu nih, masa senyuman semanis ini membuat kamu takut?"

"Iya lah, senyum sendiri, siapa yang nggak takut," kata Dinda sambil mengunci pintu kamarnya, lalu melangkah keluar diikuti Adhit yang kemudian menggandeng tangannya.

"Mas, hari ini sikap mas Adhit aneh deh, tuh diliatin anak kost yang disebelah sana, ntar kita dikira pacaran donk."

"Biarin aja, emang kenapa kalau pacaran," jawab Adhit nekat, dan terus menggandeng Dinda sampai ke mobilnya.

"Enak aja, nanti aku nggak laku donk," kata Dinda sambil naik kemobil setelah Adhit membukakan pintunya.

"Nggak laku nggak apa-apa, kan ada aku," kata Adhit sambil menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah kost itu.

"Iih... nggak mau aku..."

"Awsa ya .. kalau bilang aku sudah tua, biar aku cubit bibirmu."

Dinda tertawa terkekeh. Ia selalu suka berdekatan dengan Adhit, tapi sedikit kesal kalau mendengar Adhit birsikap seperti pacarnya. Sungguh tak ada rasa lain kecuali menganggapnya sebagai kakak. Menurutnya Adhit adalah kakak yang selalu membuatnya senang.

***

"Bagaimana keadaanmu setelah sampai dirumah?"kata Dewi yang mengantarkan Mirna pulang kerumah kontrakannya setelah dari rumah sakit itu.

"Baik mbak, semuanya melegakan, karena saya kan nyaris terlibat dalam peristiwa pembunuhan itu, sementara saya sebenarnya nggak tau apa-apa."

"Si brengsek itu sudah akan mendapat ganjarannya. Biarkan saja, sudah banyak dia menyakiti orang terutama perempuan-perempuan. Dan membunuh itu sebenarnya hanya sesuatu yang akan membawanya ke penjara. Dia melakukannya karena terpaksa, sudah nggak punya apa-apa, ditagih puluhan juta, kacau dia.Lalu akhirnya melakukan hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Tapi semua itu kan hanya jalan untuk menghukum dia."

Mirn mengangguk.

Dielusnya perutnya yang tak lagi berisi janjin buah nafsu Aji.Mirna tak mensyukuri keguguran itu, sungguh sebenarnya ia ingin merawatnya,tapi Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Rupanya ia tak harus membawa apapun yang berbau Aji.

"Kamu menyesal telah keguguran?" tanya Dewi yang bersiap pulang setelah mengantar Mirna. 

"Ada rasa menyesal, karena sebenarnya saya mulai menyukai kehamilan saya, dan ingin merawatnya, tapi bagaimana lagi."

"Mungkin dengan begini kamu sudah tak akan lagi punya hubungan dengan dia. Berbeda dengan aku yang membawa benih orang jahat itu. Tapi dia tak akan pernah menjadi anaknya, keran toh dia juga tak pernah menghendakinya."

"Ya mbak, Bima anak baik dan pintar, dia akan menemani mbak Dewi dalam suka dan duka."

"Benar Mirna, dan sa'at ini aku sedang mengurus perceraian dengan dia.Kamu juga harus segera terlepas dari dia Mirna, supaya kamu bisa melanjutkan hidupmu. Kamu kan masih muda, semoga kamu juga segera mendapatkan pendamping yang lebih baik.Yang sungguh-sungguh mencintai kamu dan bisa mengayomi kamu."

"Aamiin," jawab Mirna singkat. SEkilas terbayang wajah bos ganteng yang sangat dikaguminya, tapi hanyalah mimpi kalau dirinya berharap bis bersanding dengan dia. Ada Dinda yang sangat dicintainya, apalagi sekarang dia kan sudah berstatus janda. Hm.. jangan mimpi Mirna...

"Kamu cantik, laki-laki mana yang tidak akan jatuh hati sama kamu?" kata Dewi sambil mengelus pipi Mirna, lalu berdiri dan berpamitan.

"Aku pulang dulu ya, mau menjemput Bima, sekalian belanja. Kamu tidak usah tergesa gesa masuk kerja, biar beenar-benar pulih dulu kesehatanmu. Kamu masih tampak pucat lho."

"Terimakasih mbak, tapi saya sudah meresa kuat kok, munkin besok atau lusa sudah bisa bekerja. Dan tolong sampaikan terimakasih saya pada pak Adhit mbak, pasti dia yang sudah membayar semua beaya ketika saya dirawat."

"Baiklah, nanti aku sampaikan."

"Tapi kalau se waktu-waktu aku dipanggil ke persidangan aku mohon pamit ya mbak."

"Ya, nanti aku temani kamu, jangan takut, katakan saja semuanya nanti."

"Terimkasih banyak mbak, kita belum lama bertemu, tapi mbak Dewi sudah banyak membantu saya. Saya merepotkan ya mbak."

"Jangan begitu Mirna, aku melakukan apa yang harus aku lakukan. Kita sesama wanita yang telah menjadi korban seorang lelaki yang sama pula."

"Sekali lagi terimakasih ya mbak."

"Ya, sudahlah, nggak usah dipikirkan."

***

Hari itu Raharjo sudah kembali.  Ia ingin mengatakan perihal hubungan antara dirinya dan Adhit, tapi ragu-ragu. Ketika ia mengatakan pada Galang bahwa dia yang akan berterus terang nanti pada Adhit, ternyata tak semudah yang dibayangkan. Baru menghadapi isterinya lalu menceritakan aib itu saja dia sudah ketakutan, bagaimana nanti mengatakannya pada Adhit? Retno yang tak jadi menyusul karena Raharjo tak mengabarinya, melihat kegelisahan pada wajah Raharjo.

"Pak, sebenarnya ada apa?" tanyanya sambil duduk dihadapan suaminya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku harap kamu jangan marah."

"Lho, ada apa ini..Kok pakai nyuruh aku nggak marah segala?"

"Sesuatu yang pelik. Puluhan tahu lalu, yang aku lakukan... "

"Apa ?"

"Sebuah dosa... dosa besar bu... kamu pasti tak akan mema'afkan aku."

Pak, mbok ya bicara yang jelas, yang urut begitu, aku sama bapak ini kan sudah hidup bersama selama puluhan tahun juga, jadi kalau ada apa-apa itu kan lebih baik dibicarakan dengan jelas. Puluhan tahun lalu, dosa besar.. apa itu?"

"Aku dan Putri...." kata Raharjo lalu terdiam. Ia berharap Retno bisa menangkap apa yang ingin ia katakan, tapi Retno memandanginya dengan penuh tanda tanya. 

"Aku tidak mengerti pak, bicaralah dengan jelas."

"Bu, kamu kan tau bahwa antara aku dan Putri dulu pernah menjalin cinta?"

"Ya, aku tau se jelas-jelasnya itu. "

"Pada suatu hari aku dan Putri melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan, sebuah dosa." kata Raharjo lirih. Matanya menunduk kebawah, tak berani menatap wajah isterinya, yang mungkin akan marah, atau kemudian mengumpatnya habis-habisan.

Lalu Retno mencoba mengurai kata-kata itu. Raharjo atau Teguh dan Putri melakukan hal yang seharusnya tak dilakukan, sebuah dosa, jawabnya hanya satu, Retno sudah menangkapnya, lalu lari kearah sosok Adhit, yang sebenarnya dari dulu dianggapnya mirip dengan suaminya. Itukan buah cinta mereka, sehingga ada larangan keras bagi Adhit untuk melakukan hubungan cinta dengan Dinda. Haa.. Retno bukan orang bodoh, ia sudah tau sekarang. Ia bisa memaklumi, ketika itu mereka masih sama-sama muda, dan kesempatan terbuka untuk setan mengipasinya, apalagi kalau ada banyak pertemuan yang memungkinkan untuk itu.

"Ibu..."bisik Raharjo yang kemudian mengangkat wajahnya, memandangi isterinya yang menatapnya lekat. Tapi Raharjo tak menangkap adanya kemarahan pada mata itu. Ia tau, sejak dulu isterinya begitu lembut dan penuh pengertian.

 "Ya, aku sudah tau pak... sudah bisa memaklumi semuanya. Bukankah Adhit itu darah dagingmu?"

Raharjo membelalakkan matanya. Tak perlu banyak cerita dan Retno sudah bisa menangkapnya, dan yang lebih mencengangkan adalah dia tidak tampak marah.

"Ma'afkan aku ibu..." kata Raharjo sambil mendekati isterinya lalu memeluknya erat.

"Sudah, nggak apa-apa, wong kejadian sudah puluhan tahun berlalu, dan kita sudah berbahagia dengan anak-anak kita. Tak ada yang perlu dima'afkan, aku bisa menerimanya kok."

"Syukurlah Retno, terimakasih banyak atas pengetianmu."

"Bapak sudah bicara sama Adhit?"

"Belum, aku menyuruhnya datang kemari hari ini. Entah jam berapa dia akan sampai. Tapi masalahnya, sangat susah bagiku untuk bercerita apa adanya sama dia. Sulit memulainya."

"Iya, aku bisa memakluminya pak, pasti sulit mengatakannya."

"Aku baru selesai mengatakannya pada ibu, tadinya agak susah, tapi aku lega ketika ibu bisa menerimanya. Cuma agak susah bicara sama Adhit ternyata. Bagaimana kalau dia marah, lalu menuduh aku laki-laki tak bertanggung jawab.. lalu..."

"Bagaimana kalau ibu yang mengatakannya?"

"Ibu mau?"

"Mungkin lebih baik orang lain yang mengatakannya."

"Ibu akan bilang apa?"

"Ya bilang semua yang terjadi, apa adanya, mau bilang apa lagi?"

"Ibu sanggup?"

"Ibu kan isterinya bapak, kalau bapak nggak bisa, ibu nanti yang cerita sama dia, mungkin lebih gampang ibu daripada bapak."

Raharjo menghela nafas lega, ada beban yang lebih ringan ketika sang isteri mau ikut memikulnya. 

"Terimakasih bu, kamu selalu bisa mengerti aku."

"Iya lah, kalau ibu tidak penuh pengertian, mana mungiin aku bisa menjadi isteri bapak, yang sepertinya selama hidup tak bisa melupakan kekasih pertamanya."

"Lho, ibu jangan ngeledek begitu, siapa yang selama hidup nggak bisa melupakan..? Buktinya aku kan bisa menjadi suami yang sangat mencintai isterinya?" kata Raharjo yang hatinya mulai tenang.

"Itu kan karena telatennya ibu menunggu jatuhnya purnama cinta dari hati bapak.."

"Ehem...gitu ya? Padahal diam-diam bapak juga jatuh cinta lho sama ibu."

"Aah.. gombal pak sudah.. sudah.. nggak pantes ah ngomongin cinta, orang sudah tua begini. Malu didengar anak-anak."

"Anak-anaknya saja jauh dari sini, bagaimana ibu bisa malu."

"Ya sudah, itu.. malu sama tembok.. sama yang ada disekeliling kita."

"Coba aku tilpun Adhit ya bu, jadi datang hari ini atau tidak, kalau hari ini mau jam berapa.Nanti sa'atnya dia datang bapak mau ke kantor saja ."

"Lhoh kok malah ke kantor sih pak."

"Supaya ibu bisa bicara enak sama dia. Apa ini berarti bapak pengecut?"

"Bukan pengecut, ibu kira memang lebih baik begitu, supaya lebih enak bapak bicaranya Coba sekarang bapak menelpon dia."

Ternyata Adhit sudah ada di bandara. 

"Lho, kamu sudah ada di bandara?"

"Iya om, lagi nungguin taksi nih."

"Sayang sekali om gak bisa menjemput Dhit, so'alnya om masih ada di kantor, datang tadi langung ke kantor.Nanti kamu bicara saja sama tante kamu ya."

"Baik om, itu taksinya sudah datang."

"Ya Dhit, tante kamu menunggu."

Raharjo menutup teleponnya, lalu bersiap berangkat ke kantor, diiringi senyuman isterinya.

***

Retno melihat kedatangan Adhit yang wajahnya tampak ber seri-seri. Ia mencoba menata kata-kata apa yang akan dikatakannya nanti setelah mereka duduk berdua.

"Selamat datang Adhit... sendirian?" kata Retno ber basa basi,.

"Iya tante, tadi mau mengajak Dinda tapi dia nggak mau, katanya ada kuliah penting, gitu."

"Oh ya? Anak itu merepotkan ya Dhit, terbiasa manja kalau dirumah."

"Nggak tante , Adhit suka kok."

Retno berdebar. Kata suka itu masih bernada suka yang lain. Ia harus segera mengatakannya.

"Itu, tante sudan menyiapkan minuman buat Adhit, diminum dulu lah, dan tante juga sudah masak enak buat Adhit."

"Terimakasih banyak tante, sungguh menyenangkan punya calon mertua seperti tante," kata Adhit setengah bercanda, tapi candaan itu membuat Retno ber debar-debar.

"Kok calon mertua?"

"Om Raharjo sudah menelpon Adhit, dan mengatakan ada berita baik untuk Adhit, Adhit sangat gembira mendengarnya."

Ya ampun, Adhit rupanya salah mengira. Berita gembira itu adalah ditemukannya darah daging yang tak pernah diduganya, dan Adhit menerimanya sebagai berita tentang hubungannya dengan Dinda yang sudah pasti diijinkan. 

"Adhit, munim dan makanlah dulu, nnanti tante akan menceritakan semuanya.

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9 comments:

  1. Walah....... Nakin greget nih..... Pengen cepet2 tau gmn reaksi adith ........ Cerita yang bagus.....

    ReplyDelete
  2. Betul + greget jangan lama2 yah menantinya, nanti keburu lupa ceritanya, maklum nenek2 yang bacanya.

    ReplyDelete
  3. bagus skali...alur ceritanya enak difahami..lanjutkan...

    ReplyDelete
  4. Makasih mb tien...ditunggu kelanjutannya....jangan lama lama ya mbak...pingin tau reakso adit kalau.tau bahwa dia anak raharjo dan putri

    ReplyDelete
  5. Mbak Tien, ditunggu sambungannya yaahh....gimana reaksi adhit trus adhit dijodoin ma siapa niihh....Mirna apa Dewi? 😂

    ReplyDelete
  6. Iya mbak Tien jangan lama2 lanjutan nya. Ditunggu nih.

    ReplyDelete
  7. Enak ceritanya bagus skl , kapan sambunganya 59 k luar aku tungg yah.

    ReplyDelete
  8. Untuk kamu yang tertarik bermain game Gaple IDN Poker Online kini

    bisa kamu mainkan di Agen Kartubos88,FUN dengan Daftrkan ID Login

    Gaple Online.
    klik https://kartubos88.fun/register.php

    KARTUBOS adalah Salah Satu Bandar Situs Judi Online Uang Asli Yang

    Sudah Terpercaya di Indonesia Sejak Tahun 2015 !!!

    PROSES DP / WD CEPAT & AMAN
    MIN DEPO RP.20.000,-
    MIN WD RP.20.000,-

    Pelayanan dan Sistem :
    => 100% Member Vs Member
    => Pelayanan DP & WD 24 jam
    => Bisa Dimainkan Di Hp Android Maupun Iphone
    => Dilayani Dengan 6 Bank Terbaik
    => Kartu Bagus, Boleh Banding !! Service Boleh TANDING.. !!

    ==> KENYAMANAN TRANSAKSI <==
    Transaksi dapat dilakukan melalui :
    Bank BCA, BNI, BRI, BNI, CIMB & DANAMON
    Transaksi dapat dilakukan 24 Jam, sesuai jam Online Bank yang

    bersangkutan

    TERSEDIA DEPOSIT VIA PULSA ( XL & TELKOMSEL )

    TERSEDIA DEPOSIT VIA OVO, DANA & GOPAY

    Contact :
    Website : WWW.KARTUBOS88.FUN
    WA : +855-96-438-7988
    LINE : kartubos
    FB : lapakbosque
    SKYPE : @kartubos378
    TWITTER : @kartubos

    https://linktr.ee/melda789

    Poker uang asli
    situs Poker Online
    Poker Deposit Pulsa
    pulsa xl

    ReplyDelete
  9. Permainan Sabung Ayam Online di Agen BOLAVITA , dengan minimal deposit hanya Rp 25.000 saja , dan minimal betting hanya Rp 10.000 saja sudah bisa mainkan permainan Sabung Ayam

    http://agensabungayam.logdown.com/post/7861697-situs-hj128-sabung-ayam-tampilan-terbaru


    Produk Kami Judi Sabung Ayam Online S128, SV388.

    https://www.sateayam.pro/
    https://m1.hj128.pw
    Daftar Sabung Ayam sv388
    Daftar Sabung Ayam Online S128

    Agen Sabung Ayam Online Bolavita Banyak Bonus dan Promo Mari Bergabung :

    Promo Sabung Ayam Terbaru 8x Win Beruntun.
    Bolavita Bisa Deposit Via OVO & GO-Pay.
    Sabung Ayam Deposit Via Pulsa XL & TSEL 25rb.

    Promo Promo BOLAVITA

    Telegram : +62812-2222-995
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 01

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  01 (Tien Kumalasari)   Seorang wanita cantik dengan pakaian anggun sedang duduk di sebuah kursi, di dalam ...