Friday, December 21, 2018

SEPENGGAL KISAH 94

SEPENGGAL KISAH  94

(Tien Kumalasari)

Pandu mengenal pemilik suara nyaring itu, dengan berjingkrak ia mendekatinya.

"Hai Pandu.."

"Nancy...." Dan Nancy pun memeluk dan mencium Pandu dengan gembira.

"Oh ya, mana papa tadi, Pandu, aku akan perkenalkan kamu sama papa aku, tapi dia lagi ketoko sebelah, nggak tau beli apa, untuk mobilnya. Kamu sama siapa?"

"Sama kakek, kakeek... ini Nancy..," Pandu berteriak kepada kakeknya yang keheranan melihat cucunya kenal dengan gadis cantik. Iapun mendekat dan menerima uluran salam Nancy.

"Apa kabar kakek?" Sapa Nancy ramah.

"Baik nak.. Ayo Pandu, segera beli es krimnya lalu kita pulang, nanti ibu menunggu lama jadi bingung dia." ajak kakek Marsam kepada cucunya.

"Oh, Pandu mau beli es krim? Ayo..ayo.. masuk.. nanti Nancy temenin.." Tanpa menunggu jawaban, Nancy menarik tangan Pandu kedalam rumah makan dan mengajaknya duduk dibangku.

"Tapi Pandu pasti ditunggu ibunya, ia mau beli lalu dibawa pulang nak," kata pak Marsam.

"Nggak kakek, Pandu mau minum disini sebentar, ayo kakek ikut, boleh kan Nancy?" sanggah Pandu.

"Tentu saja boleh, ayo kakek, silahkan,"

Tapi pak Marsam segera melangkah keluar dan mengambil ponselnya lalu menelpon Asri. Setiap kali pergi kemanapun, Asri menyuruh ayahnya membawa ponsel supaya kalau ada apa2 bisa menghubunginya.

"Hallo pak, ada apa? Kok belum pulang nih," tanya Asri dari seberang sana.

"Ya itulah, Pandu minta es krim,...itu.. ditempat yang biasanya kamu mengajak dia makan.. ee.. disini ketemu gadis cantik yang katanya namanya Nancy. Diajak pulang susah, malah duduk didalam tuh."

"Nancy? Asri teringat ceritera Pandu dan ketika ketemu dengan gadis itu hanya sekilas. Asri sangat penasaran. Ia harus menemui gadis itu dan menanyakan siapa sebenarnya dia dan mengapa sangat menyukai anaknya. 

"Begini saja pak, bapak tunggu disitu sebentar, Asri mau menyusul. Ingat, Pandu jangan boleh kemana mana, tungguin Asri sebentar ya, nanti kalau Asri sudah disiitu, bapak boleh pulang duluan."

"Baiklah, aku tunggu diluar saja .. nggak enak aku ikutan duduk sebangku dengn gadis cantik..," canda pak Marsam.

"Loh kenapa pak?"

"Grogy...," Asri tertawa dan menutup telponnya.

Karena rumah Asri nggak terlalu jauh, tak lama kemudian ia sudah sampai dirumah makan itu. Pak Marsam masih menunggui didepan, sambil memegangi sepeda motornya.

"Nggak masuk bener nih pak? Atau bapak pengin makan sekalian?"

"Nggak nduk, aku pulang saja," Asri memberikan kunci rumah dan pak Marsam pun berlalu.

Ketika memasuki rumah makan itu Asri harus mencari cari, dimana Nancy dan anaknya duduk. 

"Ibuuu.." ketika mendengar teriakan Pandu itulah Asri baru menemukan mereka. Asri mendekat, dan Nancy menyambutnya dengan ciuman. Gadis ini sangat ramah, pikir Asri.

"Pandu, dimana mana kamu merepotkan orang lain ya," tegur Asri kepada anaknya.

"Nggak bu, Pandu sama sekali nggak merepotkan kok. Silahkan duduk, saya pesankan makan bu?"

"Terimakasih..Saya minum teh hangat saja dan kroket," sambut Asri sambil tersenyum.

Sementara Nancy memesankan makanan, Pandu dipelototi oleh ibunya." Kamu nakal ya Pandu, awas ya, nanti ibu bilang sama bapak biar dijewer telinga kamu."

"Pandu hanya makan sebentar saja kok bu,"

"Pandu tidak nakal, saya yang memintanya duduk disini. " kata Nancy sambil duduk kembali.

"Rumah kamu dimana Nancy?"

"Agak jauh juga dari sini.. Nancy tinggal sama grandma..sama mama.. di jalan Duku..

"Owh, jalan2nya kok jauh.. sampai sini."

"Tadi saya jalan sama papa, tapi dia lagi beli apa.. gitu.. Nancy disuruh nungguin disini. Nggak tau tuh lama bener...tapi nggak apa2, aku senang ditemani Pandu."

"Ibu heran, mengapa kamu suka sekali sama Pandu, Nancy?

Nancy tertawa. :"Nancy suka karna Pandu itu lucu, dan nggemesin.. nggak nyangka bisa berkali kali ketemu. Saya juga senang bisa berkenalan sama ibu."

"Kamu punya adik?"

"Nggak, Nancy anak satu2nya. Itulah sebabnya Nancy suka sama Pandu, Nancy pengin punya adik seperti dia."

Pandu asyik menikmati eskrim nya yang dari tadi belum habis2 juga.

"Pandu mau tambah es krim nya?" 

"Jangan, dia sudah kebanyakan itu, porsiny besar, sudah habis. Nanti dia pilek."

Teh dan makanan yang dipesan Asri telah datang, Nancy mempersilahkannya makan.

"Silahkan tante, Nancy juga pesan, disini kroketnya enak, sudah tiga kali Nancy kesini sama mama."

"Terimakasih Nancy, kamu masih muda tapi baik sekali. Sikap kamu seprti orang dewasa saja. Berapa umur kamu?"

"Tujuhbelas.."

"Oh ya.. kamu cantik, pasti ibumu secantik kamu."

Nancy tersenyum." Ya, ibu Nancy cantik, tapi lebih cantik dari Nancy.

"Ibu kamu .. ma'af.. Belanda?"

"Bukan, mama asli Solo..."

"Brarti papa kamu yang bule.."

"Bukan juga... Nancy juga keran, Nancy sama sekali nggak mirip papa atau mama. Papaku ganteng lho.. tapi dia juga orang sini."

Asri merasa heran, menyenangkan ya punya anak cantik seperti indo.. hibungnya mancung, kulitnya putih, matanya biru...  Nancy memandangi gadis itu tanpa bosan.

Sementara itu mereka telah selesai makan, Asri segera mengajak pulang anaknya.

"Ayo Pandu, kita pulang.. "

"Rumah ibu dimana? Bolehkah Nancy tau alamatnya? Kalau ada waktu Nancy boleh nggak main kerumah Pandu?"

"Boleh donk, main aja kalau mau.

Asri bergegas membayar semua jajanan, dan Nancy menggerutu. :"Mengapa ibu yang bayar, harusnya Nancy, kan Nancy yang ngajak,"

"Kamu masih kecil nggak pantas mentraktir orang tua," kata Asri sambil tertawa. Ia menggandeng Pandu dan berlalu. Tak lupa Pandu memberi salam pada Nancu yang kemudian menciumnya.

"Ibuuu.. minta alamatnya donk," teriak Nancy

Asri memberikan alamatnya dan menggandeng Pandu pergi. 

Nancy senang sekali. Asri dan mobilnya telah berlalu, tapi Damar belum juga kelihatan. Dengan kesal ia duduk kembali dan menelponnya.

"Papa... masih lamakah papa?"

"Nggak, ini sudah selesai,"

"Kalau masih lama, Nancy akan menyusul kesitu,"

"Nggak usah, ini sudah jalan kesitu."

Tak lama kemudian Damar datang membawa sebuah bungkusan. Tapi pasti bukan makanan karena tadi mengatakan mau beli sesuatu untuk perlengkapan mobilnya.

 " Setelah  ini papa mau balik ke Jogja dan kamu pulang sendiri ya."

"Nggak mau ketemu grandma?"

"Nggak, lain kali saja."

"Mama ?"

"Nggak... nggak usah." Nancy terdiam karena sudah tau bagaimana jawaban papanya.

"Tadi Pandu ada disini, lama,"

Damar terkejut.

"Juga ada mamanya."

Damar bertambah terkejut. 

#adalanjutannyalho"

No comments:

Post a Comment

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 13

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  13 (Tien Kumalasari)   “Kamu tidak menjawab pertanyaanku, Tangkil? Apa yang kamu lakukan di sini?” Tangkil...