Saturday, September 30, 2023

BERSAMA HUJAN 06

 BERSAMA HUJAN  06

(Tien Kumalasari)

 

Gadis cantik berwajah Indo itu duduk didepan Andin, yang asyik mengingat-ingat, apakah pernah bertemu gadis ini.

“Hei, saya mau periksa,” kata gadis itu mengejutkannya.

“Oh, maaf. Sudah pernah periksa kemari sebelumnya?”

“Pernah … pernah, tapi sudah dua tahunan yang lalu.”

"Kartu pasien masih ada?”

“Mana aku ingat, sudah lama sekali.”

“Nama Anda?”

“Elisa. Elisa Wilton, ayah saya orang bule,” terangnya tanpa di tanya.

“Alamat?”

“Saya lama di luar negri. Belum dua minggu kembali kemari.”

“Maksud saya, alamat Anda saat berada di negeri ini.”

“Mm … Jl. Pakis nomor 50.”

“Akan saya cari kartu anda sebelumnya,” kata Andin sambil berdiri dan mencari nama Elisa di almari yang tak jauh dari tempatnya duduk.

Memang sudah lama, tapi akhirnya Andin menemukannya. Pasien lama. Dengan perasaan lega dia membawa kartu itu ke dalam ruang dokter, yang tampaknya pasien sebelumnya sudah bersiap untuk keluar.

“Masih ada pasien?”

“Masih ada satu dok, pasien lama,” katanya sambil menyerahkan kartu di depan sang dokter.

“Oh, ini gadis indo itu. Persilakan masuk.”

“Tapi tanpa dipanggil, Elisa sudah langsung memasuki ruangan. Andin membiarkannya karena memang tinggal dialah satu-satunya pasien yang tersisa.

“Hallo, dokter gantengku,” serunya riang.

Faris menghindar ketika Elisa berusaha memeluknya.

“Silahan duduk. Lama sekali tidak ketemu, sehat terus ya,” kata dokter Faris ramah.

“Aku di luar negri bersama papa. Baru dua mingguan kira-kira, aku pulang kemari. Dokter masih seperti dulu, ganteng dan menawan,” kata Elisa tanpa sungkan.

“Sakit apa?” tanya Faris langsung, untuk menghindari Elisa bicara yang tidak-tidak.

“Periksa saja. Aku sering pusing tanpa sebab. Barangkali aku makan tidak teratur.”

“Tidurlah di sini, aku akan mencoba memeriksanya.”

Elisa bangkit, lalu berusaha membuka baju atasnya sebelum berbaring, tapi dokter Faris menahannya.

“Tidak usah dilepas.”

“Tidak dibuka sama sekali?”

“Tidak, begitu cukup. Berbaringlah.”

Elisa tampak kecewa, ada keinginan untuk menggoda, tapi apa mau dikata. Dokternya tak mau buka-bukaan, pikirnya sambil tersenyum.

Faris memeriksa dengan stetoskopnya, dan Elisa menatapnya tanpa berkedip. Ia sungguh mengagumi dokter ganteng yang memeriksanya.

“Bisakah mendeteksi penyakit tanpa membuka pakaian?”

“Silakan kembali duduk.”

Elisa bangkit, dan kembali duduk di depan sang dokter. Elisa terus menatapnya dengan kagum.

“Kamu sudah menikah?” tanya dokter Faris tanpa menatap Elisa.

“Menikah? O, tidak. Aku tidak mau menikah muda. Tunangan aku masih kuliah,” katanya sambil tertawa kecil.

“Kamu baru bertunangan?”

“Hm mh.”

“Tapi tampaknya kamu hamil.”

“Haa, aku hamil?”

“Sudah dua bulan, kira-kira.”

“O, my God,” Elisa memegangi kepalanya.

“Aku bukan dokter kandungan, sebaiknya kamu periksa ke dokter kandungan untuk memeriksakan kondisi kandungan kamu.”

Elisa masih terpaku di tempat duduknya.

“Aku hanya menuliskan resep untuk mengurangi rasa pusing,” katanya sambil menyodorkan resep yang baru saja ditulisnya.

“Ya Tuhan … itu benar?”

“Dan maaf, kalau tidak ada keluhan lainnya, aku mau tutup.”

Elisa berhenti menatap dokternya, dan melupakan rasa kagumnya. Ia berdiri dengan lemas, lalu melangkah keluar.

Andin yang menunggu di depan mejanya, mengeluarkan sehelai kwitansi, kemudian Elisa membayarnya, dan pergi begitu saja.

Andin menatap punggungnya. Pertanyaan tentang siapa gadis itu belum terjawab. Lalu Andin berpikir, barangkali pernah bertemu di jalan, di pasar atau di toko, entahlah, ia tak ingin memikirkannya.

“Sudah habis, Andin?”

Tiba-tiba dokter Faris sudah berdiri di depan pintu.

“Iya dok, sudah habis. Itu tadi pasien terakhir. Cepat sekali periksanya.”

“Dia itu pasien lama, sudah dua tahun atau barangkali lebih, dia sering ke mari. Waktu itu dia baru lulus SMA.”

“Dia cantik sekali.”

“Benar. Tapi pergaulan di luar negri membuatnya kurang bisa menjaga sikapnya.”

“Dia seperti tidak sedang sakit.”

“Dia hanya hamil, aku suruh ke dokter kandungan.”

“Hamil?”

“Tampaknya kehamilan yang dibawanya dari luar negri.”

“Masa?”

Dokter Faris tertawa.

“Saatnya berkemas, Andin. Nanti kamu kemalaman.”

Andin berkemas dan tak ingin memikirkan pasien terakhir yang kata dokternya sedang hamil. Perutnya tidak atau belum tampak membesar.

***

Saat sampai di rumah, Andin melakukan hal rutin yang biasa dilakukan sepulang kerja, melayani ayahnya setelah membersihkan diri, lalu ngobrol sebentar untuk menunggu kantuk datang, barulah beranjak ke kamarnya untuk tidur.

Andin berusaha belajar, tapi kantuk lebih dulu menyerangnya.

Besok adalah hari Sabtu, berarti dia bisa libur bekerja. Lebih baik belajar besok saja, barangkali lebih bisa berkonsentrasi, daripada dipaksa belajar dalam kondisi mata mengantuk.

Tapi entah dari mana datangnya, tiba-tiba dia mengingat sesuatu. Gadis itu, bukankah yang datang ke kampus dan mengaku sebagai tunangan Romi?

“Iya, benar dia. Tapi dia hamil? Apakah mereka sudah menikah?” gumamnya.

Sudah punya tunangan cantik, kelakuannya sungguh tak bermoral. Tapi gadis itu bilang bahwa dia tinggal di luar negri, dan baru dua mingguan kembali kemari? Apakah dia hamil ketika berada di luar negri?

“Ya ampun, mengapa aku harus memikirkannya? Aduh, gara-gara teringat dia, kantukku jadi hilang,” gumamnya kesal.

Andin meraih bantalnya untuk menutupi wajahnya, ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Andin segera tahu,  siapa lagi yang suka menelpon malam-malam kalau tidak Aisah.

“Andin, sudah tidur kamu?”

“Ya ampun, hampir aku tidur, ada apa sih, malam-malam menelpon?”

“Nggak apa-apa. Kangen saja.”

“Iya juga sih, semingguan kamu tidak mengganggu aku malam-malam.”

“Maaf Ndin, aku lagi ujian nih.”

“Kalau begitu kenapa menelpon malam-malam? Belajar sana.”

“Sudah capek Ndin, mau tidur nih. Oh ya, sebenarnya aku mau cerita.”

“Cerita apa?”

"Beberapa hari yang lalu, eh agak lama sih, saat kamu baru sehari bekerja di mas Faris, ada gadis yang mencari Romi di kampus."

“Gadis indo, matanya kebiruan?”

“Iya, kamu ketemu juga?”

“Ketemu, tapi aku nggak begitu perhatian. Ogah aja ditanya tentang laki-laki brengsek itu.”

“Dia mencari Romi dan mengaku tunangannya.”

“Tadi tuh dia periksa ke dokter Faris.”

“Dia? Periksa? Sakit apa?”

“Nggak tahu keluhannya apa, tapi dokter Faris bilang, dia hamil.”

“Waouu, baru datang sudah hamil?”

“Kata dokter Faris, kehamilan yang dibawa dari luar negri.”

“Mampus.”

“Heiii, ngomongnya kasar amat.”

“Aku kalau sama dia nggak perlu ngomong yang halus-halus. Tuh, dia menemukan karmanya. Tunangannya hamil dan bukan dari benihnya? Rasain.”

“Sudah … sudah, nggak suka aku ngomong tentang dia, lebih baik tidur saja.”

Andin menutup pembicaraan karena tak suka mendengar cerita yang ada hubungannya dengan Romi.

Ia berusaha melupakan semuanya, lalu tidur. Besok dia harus ke kampus pagi-pagi, dan sebelumnya ingin memasak untuk ayahnya sebelum pergi.

“Keburu nggak ya? Tadi sih sudah belanja, kalau besok bangun kesiangan, walau bahannya sudah ada, tetap saja aku tak bisa memasak."

Andin memejamkan matanya, dan tak lama kemudian diapun terlelap.

***

 Pak Harsono sudah bersiap berangkat, ketika Andin sibuk menata sarapan di ruang makan.

“Andin, katanya kamu kuliah pagi, kok pakai masak segala?”

“Lagi pengin masak Pak, cuma oseng kacang sama bandeng presto goreng. Ini pak, sudah siap, Bapak sarapan dulu.”

“Waah, begini ya enaknya punya anak perempuan. Kalau ada waktu, juga sempat memasak buat bapaknya,” kata pak Harsono sambil duduk di depan meja. Hidungnya mengendus endus harum masakan anak gadisnya.

“Silakan Pak, biar Andin ambilkan nasinya.”

“Baunya enak, pasti rasanya juga nikmat.”

“Rasain dulu, baru komentar,” kata Andin sambil tersenyum.

“Bapak yakin, pasti enak. Hmmm, benar kan,” kata sang ayah yang sudah menyendok makanannya.

“Benarkah?” kata Andin senang.

“Almarhumah ibumu itu, kalau masak selalu enak. Jadi tidak aneh kalau kamu juga bisa masak  enak.”

“Semoga Bapak selalu senang masakan Andin. Mulai sekarang, setiap hari Andin akan memasak buat Bapak.”

“Kamu itu tugas kamu bertambah, kok masih ditambah masak pula?”

“Andin sudah mencoba, dan itu tidak sulit. Habis kuliah, Andin mampir belanja sayur, lalu disimpan di kulkas. Pagi sebelum berangkat masih sempat masak kok.”

“Tapi harus menjaga kesehatan kamu juga, kalau lagi capek, jangan dipaksakan.”

“Iya, Andin mengerti.”

“Kamu mau berangkat jam berapa? Nanti kesiangan.”

“Tidak, setelah sarapan Andin baru mau berangkat.”

“Tidak terlambat?"

 ”Tidak Pak, Bapak jangan khawatir. Kalau dulu, kalau berangkatnya tidak bareng Bapak, Andin kan harus naik angkot, menunggu dulu kapan lewatnya angkot, jadi harus buru-buru. Sekarang Andin naik sepeda motor, jadi sudah bisa menghitung, jam berapa nanti bisanya sampai di kampus.”

“Iya, bapak tahu. Bersyukur sekali kamu mendapat pinjaman dari majikan kamu. Tampaknya dia baik. Apakah dia sudah setua banpak?”

“Tidak Pak, dia masih muda. Dia kan kakak misannya Aisah.”

“Kakak misan kan bukan saudara kandung. Kalau saudara kandung, bisa saja terpaut beberapa tahun, kalau kakak misan, bisa saja jauh lebih tua.”

“Tidak Pak, masih muda, dan belum menikah.”

“Oh ya?”

“Iya Pak.” tiba-tiba saja Andin teringat ucapan Aisah yang berharap dirinya bisa berjodoh dengan dokter Faris. Mimpi kah Aisah? Apa dia lupa bahwa dirinya bukan lagi gadis suci yang pantas mendampingi seseorang. Apalagi yang sebaik dokter Faris. Diam-diam Andin menghela napas sedih.

“Mengapa tiba-tiba wajahmu muram?”

Andin terkejut mendengar pertanyaan ayahnya. Mana ayahnya mengerti apa yang dipikirkannya? Apa yang terjadi pada dirinya akan tetap menjadi rahasia hidupnya. Hanya Aisah yang mengetahuinya selain dirinya.

“Ini Pak, sambalnya kepedasan,” kata Andin sekenanya.

“Bapak merasakannya, tidak tuh, cukupan. Bagaimana kamu bisa kepedasan?”

“Andin mengunyah cabe utuh rupanya, kurang halus mengulegnya.”

Pak Harsono tertawa. Andin merasa lega, ayahnya tak mempersoalkan wajahnya yang tiba-tiba muram. Padahal orang lagi kepedasan dan orang sedang tertekan kan beda. Syukurlah, barangkali karena sang ayah sedang terburu-buru harus segera berangkat kerja, terbukti ia sudah mengakhiri makan paginya tak lama kemudian.

“Bapak langsung berangkat ya, ini akhir minggu, banyak urusan,” katanya sambil minum segelas air dan berdiri.

“Bapak pelan-pelan saja naik motornya, tidak usah ngebut,” pesan Andin sambil menumpuk piring-piring kotor, kemudian mengantarkan sang ayah sampai ke halaman. Ia baru kembali masuk ke rumah setelah tak lagi melihat bayangan sepeda motor yang dikendarai ayahnya.

***

Begitu memasuki halaman kampus, dilihatnya Aisah sudah memarkir kendaraannya di parkiran.

“Ada kelas pagi?”

“Iya. Kamu juga?”

“Iya. Tapi kenapa semalam kamu buru-buru menutup telpon aku?”

“Yah, kan itu sudah malam, aku sudah sangat ngantuk, tahu.”

“Ya sudah, sebetulnya masih ingin ngerumpi tentang indo cantik itu.”

“Kurang kerjaan ya kamu?” kesal Andin yang segera melangkah ke ruangannya.

“Maaf, aku tahu kamu tidak suka membicarakan hal-hal yang ada hubungannya dengan laki-laki brengsek itu. Tapi aku heran tentang gadis itu.”

“Sudah, itu bukan urusan kita kan?”

Mereka berpisah ketika harus memasuki ruangan masing-masing, yang berbeda tempatnya.

***

Hari itu Romi tidak ke kampus, karena pagi-pagi sekali Elisa sudah nyamperin ke rumah. Keduanya langsung pergi, dan berhenti di sebuah rumah makan untuk sarapan.

“Semalam kamu pergi ke mana? Aku cari di rumah kamu tidak ada.”

“Semalam? Kamu ke rumah aku?”

“Kata pembantu kamu, kamu pergi ke dokter.”

“Oh, iya. Aku ke dokter.”

“Kamu sakit?”

“Hanya sedikit pusing, tidak masalah, sudah diberi obat.”

“Sejak beberapa hari yang lalu kamu terus mengeluh pusing.”

“Iya, itu sebabnya aku ke dokter.”

“Kamu batuk? Pilek? Sakit perut?”

“Tidak, hanya pusing. Jangan mengkhawatirkan aku, nikmati saja sarapannya,” kata Elisa yang tentu saja ingin menyembunyikan kata dokter Faris bahwa dirinya hamil. Mana mungkin Elisa berani mengatakannya, ia hamil karena siapa, ia tak menyadarinya.

“Aku bergaul dengan beberapa laki-laki, entah siapa ayah dari bayi yang aku kandung ini. Satu-satunya jalan aku harus memaksa Romi supaya harus segera menikahi aku.”

“Kok kamu nggak makan?” tanya Romi.

“Iya, sebentar, masih panas sotonya,” kata Elisa karena dia memang memesan nasi soto ayam.

“Enakan dimakan panas-panas,” gumam Romi sambil menyuap makanannya.

“Rom, kita kan sudah berhubungan lebih dari hanya seperti sepasang kekasih,” kata Elisa, hati-hati.

“Memangnya kenapa? Kamu yang mau kan?”

“Bukan masalah siapa yang mau.”

“Lalu …”

“Bagaimana kalau kita segera menikah?”

Romi meletakkan sendoknya, menatap Elisa tajam.

“Apa maksudmu? Menikah? Tidak. Aku kan belum selesai kuliah!”

***

Besok lagi ya.

94 comments:

  1. Matur nuwun mbak Tien-ku Bersama Hujan tayang

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah...
    Maturnuwun bu Tien
    Salam sehat selalu...

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah BERSAMA HUJAN~06 sudah hadir, terimakasih bu Tien, semoga tetap sehat dan bahagia senantiasa bersama keluarga.
    ‌Aamiin yra..🤲

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah sdh tyg...trmksh mb Tien BH 06 nya...seroja selalu doanya..aamiin

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah
    Tks bunda Tien
    Salam sehat ya

    ReplyDelete

  6. Alhamdullilah
    Bersama Hujan 06 telah hadir
    Matur nuwun bu Tien
    Semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga

    ReplyDelete
  7. Alhamdulilah, semoga sehat selalu ya Bunda Tien Kumalasari

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah.....matur nuwun bu Tien.
    Salam aduhai, sehat selalu.buuu

    ReplyDelete
  9. Hamdallah.. Bersama Hujan 06.. telah tayang. Matur nuwun Bu Tien, semoga Ibu tetap Sehat wal Afiat bersama Keluarga di Sala.
    Aamiin

    Selamat malam untuk semua nya.
    Salam sehat penuh semangat

    ReplyDelete
  10. Maturnuwun sanget Bu Tien...
    🙏🙏

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah.tks bu tien.ttp sht dn smangat

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah..
    Syukron nggih Mbak Tien 🌹🌹🌹🌹🌹

    ReplyDelete
  13. OOO... ternyata si indo yang hamil. Akibat pergaulan bebas tentunya.
    Andin baik baik saja ya.. lancar kuliah, lancar bekerja..
    Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.

    ReplyDelete
  14. seru juga nih buaya jantan diakalin ma buaya betina, kira2 menang siapa ya ??

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah
    "Bersama Hujan" 06
    sudah tayang.
    Matur nuwun mbakyu Tienkumalasari
    Tetap sehat & semangat
    selalu yaa....
    Salam kangen & Aduhaai dari Tanggamus

    ReplyDelete
  16. Mtr nwn Bu Tin, BH 6 sdh tayang. Salam seroja.
    Di prolog, ada seorang perempuan dng perut buncit. Sy deg2an apakah perempuan itu Andin, krn diperkosa. Setelah baca episode ini, kemungkinan itu Elisa, semoga benar . Kasihan Andin....😪

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah Bersama Hujan 06 sdh hadir
    Terima kasih Bunda Tien, semoga sehat dan bahagia selalu.
    Aamiin

    ReplyDelete
  18. Walah...Romi gak mau diajak nikah ....

    Semoga Andin gak hamil..kasihan ...

    Matur suwun ibu Tien
    Semoga selalu sehat ibu segala penyakit hilang ...sehat terus...
    Salam tahes ulales dari bumi Arema Malang 🙏❤️

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah sdh BH 06 tayang
    Mtnuwun mbk Tien,smg sehat selalu ya mbk

    Mau gak ya Romi nikahi Elisa?
    Jawabannya masih nunggu besuk senin malam

    ReplyDelete
  20. Biasanya orang sono kalau mau date ortunya nyuruh minum obat.
    Ini malah kebobolan, nggak taulah tahuku juga gara gara film cerita keluarga di serial tivi nasional waktu itu.
    Yang bapaknya bilang kalau kamu ke Inggris kamu akan menemui orang-orang Inggris berbahasa Amerika kata bapaknya, waktu anak gadis kecilnya minta ceritakan; keseruan di negara Inggris.
    Jadi ingat nasib Andin diperlakuan tidak baek, yang diceritakan pada Ais.
    Kalau jaman simbah katanya remaja putri bawa pisau kecil buat bela diri.
    Repot donk kalau lewat metal detektor. ya naek pesawat telpon kan nggak nglewati metal detektor.

    Terimakasih Bu Tien
    Bersama hujan yang ke enam sudah tayang
    Sehat sehat ya Bu
    Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    🙏

    ReplyDelete
  21. Witeng tresna jalaran saka kulina. Semoga Andin bisa berjodoh dengan dr Faris dan mau menerima apa adanya, krn ini adalah musibah yng tdk Andin kehendaki..mau sih begitu. 😁😁

    ReplyDelete
  22. Matur nuwun jeng Tien sehat sehat nggih

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah Bersama Hujan sdh tayang .... Srmoga bu Tien selalu sehat

    ReplyDelete
  24. Terima kasih, bu Tien cantiik... salam sehat untuk sekeluarga, yaa....

    ReplyDelete
  25. Terima kasih bu tien , semoga ibu bertambah sehat ..salam hangat dan aduhai...

    Rasain romi akan dijadikan timbal oleh elisa ... apakah berhasil ? Tunggu senin

    ReplyDelete
  26. Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  27. Makaciih bunda Tien...Bersama Hujan 05 sudah dapat kunikmati di tengah malam stlh terbangun😀
    Makin seruu

    ReplyDelete
  28. Bersama Hujan episode 06... makin kompleks ceritanya

    ReplyDelete
  29. Matur sembah nuwun mbak Tien..🙏⚘

    ReplyDelete
  30. Terimakasih Bu Tien, salam sehat bahagia selalu

    ReplyDelete
  31. Selamat Pagiii bundaqu..terima ksih Cerbungnya .slm sehat sll unk bunda 🙏😘🌹

    ReplyDelete
  32. Nah lho rasain si Romi, kekasihnya dihamili pria lain, karma tu Rom..
    😅🤣

    Matut nuwun bunda Tien, mohon maaf baru sempat baca..🙏🙏

    ReplyDelete
  33. Alhamdulilah..
    Tks banyak bunda..
    Semoga bunda sehat dan berbahagia selalu..
    Aamiin.. 🙏🙏

    ReplyDelete
  34. Makasih mba Tien.
    Semakin penasaran nih.
    Salam hangat selalu. Aduhai

    ReplyDelete
  35. Mohon maaf bu Tien lagi kurang sehat dan perlu istirahat, mohon doanya besuk akan menjalani ctScan jantungnya, semoga hasilnya baik2 saja dan bisa diberikan solusi penyembuhan nya.
    Aamiin......

    ReplyDelete
  36. Moga cepat sembuh dan banyak istirahat bu....

    ReplyDelete
  37. Aamiin YRA 🤲 semoga segera sehat mbak Tien Kumalasari, terima kasih cerbungnya yg aduhai BERSAMA HUJAN... Andin aman2 saja g ada cela...hanya TDK tau apa itu...sekali lagi beristirahat mbak Tien sehat².

    ReplyDelete
  38. Aamiin yra ... Semoga cepat sembuh bu Tien , mendapat pengobatan yg baik n sehat wal'afiat kembali ... Aamiin .

    ReplyDelete
  39. Semoga mba Tien cepat sembuh dan pulih lagi serta dapat beraktifitas seperti biasa.
    Aamiin YRA

    ReplyDelete
  40. Semoga ibu tien cepat sembuh dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa aamiin

    ReplyDelete
  41. Semoga bunda tien di sembuhkan kembali sehat selamanya

    ReplyDelete
  42. Semoga bu Tien segera diberikan kesembuhan dan sehat kembali

    ReplyDelete
  43. Syafakillah mb Tien.. smg lekas pulih. Aamiin Yaa Robbal'aalamiin.

    ReplyDelete
  44. Semoga Bu Tien segera diberikan kesembuhan dan sehat kembali .. Aamiin Yaa Rabbal 'Alaminn..

    ReplyDelete
  45. Semoga ALLAH segera menyembuhkan Bu Tien

    ReplyDelete
  46. Moga Bu Tien segera Sehat kembali dan tidak kambuh lagi....

    Aamiin....

    ReplyDelete
  47. Semoga Bu Tien diberi kesembuhan, kembali sehat.... dapat beraktifitas seperti sediakala.... Amin

    ReplyDelete
  48. Semoga bu Tien di beri kesembuhan dan pulih , dan dapat beraktifitas lagi seperti biasa ....aamiiin yra

    ReplyDelete
  49. Enggal dangan bu Tien....
    Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿

    ReplyDelete
  50. Syafakillah mb Tien.. semoga lekas sehat. Pulih seperti sedia kala.Aamiin Yaa Robbal'aalamiin.

    ReplyDelete
  51. Semoga Allah SWT segera mengangkat penyakitnya sehingga Bu Tien dapat beraktivitas kembali seperti sediakala...
    Aamiin Yaa Mujibassailiin...

    ReplyDelete
  52. Semoga Allah CPT mengangkat penyakit bunda dan pulih kembali y bunda..doa kita semua menyertai bunda🙏😘🌹

    ReplyDelete
  53. Cepat sembuh seperti semula bunda Tien.. Aamiin3x Yaa Rabbal Alaamiin 🤲🤲

    ReplyDelete
  54. Semoga ibu Tien segera diberi kesembuhan, sehat kembali dpt beraktifitas kembali , kami tunggu cerbungnya yg sangat menarik.

    ReplyDelete
  55. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah hasil USG Jantung bu Tien masih bagus, 75% hanya saja ada gangguan ritme jantungnya.
    Ctscan jantung masih ngantri, inshaaAllah tgl 3 Nopember 2023.

    Malam ini Andin (Bersama Hujan eps 7) belum dapat hadir, ya teman-2. Biarlah bu Tien istirahat dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insyaallah bu Tien segera sehat lagi.. aaamiin

      Delete
    2. Alhamdulillah, selamat istirahat, Semoga ibu Tien lekas sembuh. Aamiin yra.

      Delete
    3. Terima kasih infonya. Semoga Bu Tien lekas sembuh dan pulih kembali. Aamiin

      Delete
  57. Trmksh infonya Kakek Habi..... smg mb Tien diberi sht sll, cepat pulih kembali spt sediakala, aamiin

    ReplyDelete
  58. Semoga Bu Tien segera sembuh sehat kembali seperti semula.. aamiin..

    ReplyDelete
  59. Semoga bu Tien segera sehat kembali..aamiin

    ReplyDelete
  60. Semoga bu Tien segera sembuh dan dpt beraktivitas lagi. Aamiin

    ReplyDelete
  61. Semoga Bu Tien segera sehat kembali. Aamiin yra🤲

    ReplyDelete
  62. Bunda Tien semoga cepat sembuh ..tetap semangat Bunda..

    ReplyDelete
  63. Syafakillah Bunda Tien, semoga Allah Swt mengangkat penyakitnya dan sembuh sehat kembali.
    Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin

    ReplyDelete
  64. Semoga Mbak Tien cepat sehat, āmīn

    ReplyDelete
  65. Semoga bu Tien cepat sehat. Aamiin🤲

    ReplyDelete
  66. Semoga bunda Tien cepat sehat kembali dan dpt beraktivitas spt biasa lg.. Aamiin 🤲 🤲🏻🙏

    ReplyDelete

SURAT KEPADA KAWAN

  SURAT KEPADA KAWAN. (Tien Kumalasari)   Kawan, SEPENGGAL KISAHku, sudah aku ungkapkan SAAT HATI BICARA. Juga saat SEKEPING CINTA MENUNGGU ...