MELANI KEKASIHKU 12
(Tien Kumalasari)
“Tumben ya, tak ada koran hari ini,” kata sang suami ketika sarapan pagi.
“Cuma nggak ada koran saja, mengapa dipikirkan? Berita bisa dilihat dari televisi kan?” jawab isterinya.
Keduanya makan dengan berdiam diri. Entah mengapa pagi itu sang suami tidak banyak bicara. Wajahnya agak pucat, dan hanya makan sedikit sekali.
“Kamu sakit?”
“Tidak.”
“Wajahmu agak pucat, dan makan hanya sedikit, kenapa?”
Perasaanku tidak enak sejak beberapa hari terakhir ini.”
“Tidak enak bagaimana?”
“Ya tidak enak. Aku teringat anakku. Sudah sebesar apa ya sekarang ?”
Wajah sang isteri tiba-tiba muram. Matanya menatap tajam suaminya, dengan perasaan kesal.
“Kamu itu teringat anak kamu, atau teringat isteri kamu? Eh, bekas isteri kamu? Kamu kangen kan sama dia?”
“Jangan begitu Santi.”
“Kamu lupa ya, bagaimana kelakuan isteri kamu terhadap kamu? Kamu lupa penghianatan yang sudah dilakukannya? Apa kamu sebenarnya tidak mempercayai bukti-bukti foto dia bersama selingkuhannya yang pernah aku tunjukkan sama kamu? Sudah berpuluh tahun silam, tapi aku masih menyimpan kok fotonya. Kalau kamu tidak sakit hati, akulah yang sakit, karena aku sangat menyayangi kamu.”
“Kok kamu jadi panjang lebar begitu? Aku cuma kangen sama anakku.”
“Anak kamu sudah bersamanya, dan pasti dirawatnya dengan baik. Apa kamu menyesal karena aku tidak bisa melahirkan anak untuk kamu? Dulu kamu bilang tidak masalah. Tapi kamu sekarang menyesalinya kan?”
“Kamu bicaranya jadi tidak karuan,” kata sang suami sambil meneguk minumannya, lalu berdiri dan menjauh.
“Mas Anggoro.. Dengar dulu,” teriak isterinya.
“Sudah kesiangan, aku mau ke kantor,” katanya sambil meraih tas kerjanya dan beranjak keluar.
Santi, sang isteri mengejarnya dengan kemarahan yang meluap-luap.
“Mas, dengar aku.”
“Aku sudah sering mendengar omelan seperti itu, lebih baik aku segera pergi, aku bosan.” Katanya sambil turun dari teras dan menghampiri mobilnya.
“Aku melakukan itu karena aku mencintai kamu. Aku pikir kamu sudah melupakan dia setelah bertahun-tahun menjadi suami aku. Kurang apa aku ini? Perhatian yang aku curahkan sama kamu sudah tidak tanggung-tanggung.”
Anggoro masuk kedalam mobilnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, lalu menstrarternya dan menjalankan mobilnya keluar dari halaman.
Santi membanting-banting kakinya dengan marah, lalu masuk kedalam rumah dan membanting cangkir bekas minuman kopi pagi mereka sehingga pecah berantakan.
Santi membiarkannya. Ia duduk disofa setelah melemparkan bantal-bantal sofa yang semula tertata rapi.
“Kurangajar dia. Setelah bertahun-tahun menjadi suami aku, ternyata kamu masih ingat dia. Kurang apa aku ini ?”
Lalu asbak yang terletak dimeja dilemparkannya sehingga mengenai televisi, ambyar.
“Dimana kamu Anindita, dimana? Aku akan membunuh kamu !!” teriaknya meluap-luap.
Lalu ia teringat koran pagi itu, yang disembunyikannya dibawah meja. Ia membukanya, menatap foto gadis cantik yang terpampang di iklan itu, dan gambar baju bayi bertuliskan namanya. MELANI.
“Aku benci..aku benci. Ternyata kamu masih hidup?”
Lalu Santi merobek-robek koran itu dan menghamburkan serpihan-serpihan koran itu ke seluruh ruangan. Ia seperti orang kesurupan.
“Dimana kamu Anindita? Aku akan membunuh kamu !!”
Entah mengapa ia marah tk terkendali.
“Akan aku cari anak itu, akan aku hancurkan hidupnya!”
Santi mencari robekan koran, ia lupa mencatat nomor kontak yang tadi ada pada iklan itu. Kemudian ia memunguti serpihan demi serpihan, tapi dengan kesal ia tak berhasil menyatukan kembali serpihan itu sehingga nomor kontak yang ada, hilang entah kemana.
“Sialan! Mengapa aku tak mencatatnya lebih dulu?”
Sebuah ketukan pintu terdengar.
Santi menoleh kearah pintu, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.
“Selamat pagi bu,”
“Mengapa sudah siang baru datang?” hardik Santi. Yang datang adalah pembantunya. Entah pembantu yang keberapa, karena kebanyakan dari mereka tak ada yang betah bekerja di rumah itu lebih dari sebulan. Mereka menganggap majikan mereka tidak lumrah seperti majikan lainnya. Sering marah-marah tanpa sebab. Sering membanting gelas piring dan apapun yang ada didekatnya, tanpa sebab yang jelas.
“Mengapa baru datang?” hardiknya lagi.
“Maaf bu, anak saya sakit, tadi harus mengantarkannya ke puskesmas.”
“Tidak peduli anak setan atau ana siapa yang sakit, kalau bekerja itu ya harus bekerja.”
“Maaf bu,” jawab pembantu itu yang melebarkan pandangan matanya ke seluruh ruangan, dan melihat rumah itu berantakan, bahkan layar televisi pecah berhamburan. Bulu kuduk pelayan itu merinding. Rupanya baru saja ada bom meledak dirumah itu.
“Jangan hanya melotot. Bersihkan semuanya sampai bersih !” katanya sambil berdiri dan masuk kedalam kamarnya, kemudian menutupnya dengan membanting pintu keras-keras.
“Ya Tuhan, setan mana yang merasukinya?” bisik pembantu itu sambil mencari sapu dan siap membersihkan rumah dari guncangan gempa yang entah apa sebabnya. Tapi dalam hati dia sudah mengatakannya, bahwa ini adalah hari terakhir dia bekerja dirumah itu. Ia baru sadar bahwa majikannya memang agak-agak gila.
***
Ketika Anggoro pulang dari kantor, rumah itu sudah kelihatan rapi. Santi menyambutnya dengan manis, seperti tak pernah terjadi apapun. Ia sudah menyiapkan kopi manis kesukaan suaminya, dan menemaninya duduk didepan televisi.
“Ini televisi baru?” tanya Anggoro.
“Ya, baru.”
“Kamu membeli baru?”
“Ya iya lah mas, masa boleh minta–minta, ya harus beli lah.”
“Mengapa beli baru?”
“Yang lama sudah rusak.”
“Rusak? Aku masih melihat dan tidak apa-apa, gambarnya bagus, suaranya bagus.”
“Ada chanel yang tidak bisa tertayang dengan baik. Lalu gambarnya kabur. Itu ketika aku meliatnya setelah mas pergi. Kesal aku, lalu memesan yang baru. Dan sudah dikirim, bagus kan ?”
“Yang lama mana ?”
“Aku berikan kepada tukang loak.”
Anggoro menghela napas panjang. Menikmati acara televisi dengan perasaan kurang senang. Isterinya ini suka sekali menghambur-hamburkan uang. Apapun yang membuatnya kecewa, segera ganti baru. Ia tak tahu bahwa televisi sebelumnya sudah ambyar karena dilempar asbak kaca yang juga ikut ambyar bersamanya.
“Mana asbakku ?”
“Oh, ada dibelakang, lupa mengembalikan, tadi dicuci bibik.”
“Aku ingin merokok,” kata Anggoro sambil mengambil rokok dari dalam sakunya.
“Oh, baiklah, aku ambilkan,” katanya sambil berdiri.
“Kok ini? Yang biasanya mana ?”
Santi lupa membeli asbak baru yang biasa dipakai suaminya, karena dia memang tidak kemana-mana. Tapi ia selalu bisa menjawabnya.
“Masih basah mas, ini kan juga asbak. Pakai ini dulu kan nggak apa-apa.”
Anggoro diam dan mulai menyulut rokoknya.
“Kapan mas berhenti merokok? Rokok itu kan tidak sehat.”
“Kata siapa?”
“Kataku lah, aku kan dokter.”
“Tidak semua kata dokter itu benar. Ada bapaknya temanku, umurnya sudah delapanpuluh dua tahun, setiap hari menghembuskan asap dari mulutnya seperti lokomotif. Dia sehat tuh. Sehat sekali bahkan.”
Santi mencibir. Tapi sungguh ia mengagumi suaminya ketika sedang menghisap rokok. Ia tampak gagah dan jantan, dan itu sebabnya dia berjuang setengah mati agar bisa merebutnya dari tangan isterinya.
“Sebenarnya aku suka melihat kamu merokok,” bisiknya sambil menatap suaminya penuh kagum.
“Itu aku sudah tahu,” kata Anggoro dingin.
Anggoro heran, bagaimana dia bisa terpikat oleh dokter cantik yang kadang-kadang bisa bersikap kasar ini. Ia jauh bedanya dengan isterinya yang terdahulu, yang bukan hanya cantik, tapi lembut dan sabar.
Satu-satunya kelebihan Santi adalah dia hebat diatas ranjang. Itu yang Anggoro sering tak bisa melupakan.
Tapi entah mengapa, beberapa hari terakhir ini ia teringat kepada anak satu-satunya yang terpaksa berpisah dengan dirinya. Isterinya selingkuh. Aduhai, alangkah sakit hati mengetahui isteri yang sangat dicintainya bermain cinta dengan pria lain.
Ia sungguh tak mengira. Bahwa banyak laki-laki tergila-gila pada isterinya, itu tak bisa dipungkirinya, karena setiap kali ia mengajak isterinya ke sebuah acara, teman-temannya selalu memuji-mujinya. Bahkan ada yang iseng menggodanya. Bukan apa-apa, Anggoro bangga bisa memilikinya. Tapi ketika pada suatu hari didengarnya sebuah telpon yang mengatakan bahwa isterinya berselingkuh, hati Anggoro teramat sakit. Dan bukan hanya telpon itu, sebungkus paket berisi foto-foto Anindita yang sedang bersama laki-laki lain, diterimanya dengan tangan gemetar.
“Tidak mas, demi Allah aku bersumpah, aku tidak kenal laki-laki itu,” tangis Anindita ketika Anggoro menuduhnya dengan kemarahan meluap.
“Jangan membawa-bawa nama Tuhan. Kamu berbuat nista. Aku sudah memiliki buktinya. Lihat ini !!
Beberapa lembar foto terserak didepan Anindita. Membuatnya terbelalak. Itu wajahnya, dalam pelukan laki-laki asing yang tidak dikenalnya? Aneh, kapan kejadiannya dan siapa dia? Anindita tak pernah pergi kemana-mana.
“Hotel mana tempat kamu memadu cinta dengan mahluk ini ?” hardiknya.
“Tidak mas, aku tidak mengerti, bagaimana aku bisa berfoto dengan laki-laki itu. Aku tidak mengenalnya mas,” isaknya mengiris rasa, namun hati Anggoro sudah terlanjur hancur. Kemarahan membuat darahnya mendidih, dan melupakan akal sehat.
“Pergi dari sini, bawa anakmu sekalian !!”
Itu kata terakhir sebelum isterinya benar-benar pergi dari rumah.
“Mas, kok melamun, tuh, rokoknya hampir membakar jari mas lho.” Teriak Santi yang melihat Anggoro tidak menghisap rokoknya karena melamun.
Anggoro terkejut. Ia meletakkan rokok itu diasbak yang disediakan isterinya. Lalu menyapu wajahnya dengan kedua tangannya.
“Mas memikirkan apa lagi? Jangan bilang kalau....”
“Tidak.. tidak.. aku mau tidur saja..” kata Anggoro sambil beranjak dan berjalan kearah kamarnya. Santi merasa kesal, tapi didepan suaminya dia tak mau berbuat kasar. Ia menyimpan kekesalan itu untuk mengobrak abrik rumahnya pada keesokan harinya. Selalu begitu kalau dia marah. Ia sangat pintar menyembunyikan kegilaannya, karena takut Anggoro meninggalkannya. Santi bukan lagi wanita waras, sejak keluar dari penjara. Ketika ketemu Anggoro disebuah pesta temannya, ia langsung jatuh cinta, dan bersumpah ingin memilikinya dengan segala cara.
***
“Mas, ini sudah selesai semua, mau ditandatangani sekarang?” kata Sasa saat sudah menyelesaikan tugasnya.
“Iya, taruh di meja dulu, nanti aku periksa,” kata Andra.
“Lagi mikirin apa? Dari tadi ngelamun.”
“Sudah dua hari iklan ditayangkan, tapi belum ada tanggapan dari siapapun.”
“Sabar lah mas, nanti juga pasti ada.”
“Ibu sudah khawatir, kalau iklan itu tidak membuahkan hasil.”
“Baru dua hari, siapa tahu nanti akan ada hasilnya.”
“Semoga saja..”
“Bagaimana kabar Melani? Pastinya sekarang sudah tahu kalau dia bukan anaknya simbok.”
“Aku waktu itu kelepasan bicara, dan dia mendengarnya.”
“Tapi tidak salah kalau Melani segera tahu tentang keadaan yang sebenarnya. Dia sudah dewasa, dan berhak tahu kan ?”
“Pasti simbok sudah mengatakannya. Aku ingin ketemu dia, tapi belum sempat juga.”
“Temui saja lah mas, nggak bagus menahan kangen, nanti bisa terbawa mimpi lho.”
“Kamu ada-ada saja.”
“Itu benar kan?”
“Perasaanku sudah berbeda.”
“Begitu cepat ?”
“Kalau dia benar sepupuku, aku tidak boleh punya perasaan seperti itu.”
“Oh, gitu ya. Kemungkinan itu ada kah?”
“Banyak kemungkinan, melihat wajahnya yang mirip.”
“Sekarang semuanya masih menjadi teka-teki. Semoga saja segera terungkap semua misteri ini.”
Andra buru-buru mengangkat ponselnya ketika mendengar dering telpon.
“Tak ada namanya, haruskah diangkat ?” tanya Andra.
“Siapa tahu itu informasi yang kita harapkan. Angkat saja mas.”
Andra mengangkatnya hati-hati.
“Hallo..”
“Haa.. ini saya bicara dengan siapa ya?” suara lantang seorang wanita.
“Harusnya anda yang mengatakan, anda itu siapa dan mau ketemu siapa.” Kata Andra kesal.
“Oh, baiklah, saya hanya ingin mengatakan informasi tentang Anindita. Eett... aku kelepasan bicara,” lalu terdengar suara ngakak yang menyebelkan dari wanita penelpon itu. Tapi hati Andra terkesiap. Wanita itu menyebut nama tantenya.
“Anda mengenal Anindita ?”
“Wanita tak berguna itu, tentu saja aku mengenalnya.”
“Dimana dia? Apakah Melani anaknya ?”
“Oh, bayi itu masih hidup? Iya benar, tapi jangan harap bisa bertemu dengan ibunya.”
“Katakan dengan jelas.”
“Mungkin ibunya sudah mati.”
“Apa?”
Tapi wanita itu keburu menutup ponselnya. Andra menelponnya balik, tapi tak ada lagi suara menjawab. Ponsel itu sudah dimatikan. Gemetar tangan Andra ketika meletakkan ponselnya dimeja.
***
Besok lagi ya
Melaniiiii
ReplyDeleteJuara 1 Jeng Iyeng
DeleteHoreeee...akhirnya bisa mlayu banter....whhhuuuzzz
DeleteHoreee... juara
DeleteAlhamdulillah mb Iyeng juara 1
DeleteHoree....ADUHAI
Hore.... Semarang juara1
DeleteMaaf baru komen, baru bezoek marbot mesjidku sakit panas, semoga Allah sgr mengangkat rasa sakitnya dan menyembuhkannya Aamin .
Selamat buat jeng Iyeng
Mantaap ....juara satu ....
DeleteSalam aduhai ....
Salam sehat buat semuanya
Waaah Iyeng ndisiki niiih, monitor terus ya
DeleteMtnuwun mbk Tien
ReplyDeleteSami2 jeng Nani
DeleteAku juga matur nuwun bu Tien, mung telat baru buka blog 20.37.....
DeleteSalam Aduhai....
Sugeng Dalu jeng Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang gadik, matur nuwun bunda Tien, mugi tansah sehat.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung ke rumah.
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN.
Melani sayaaang….😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah Melaniku sdh dtng menemui kita semua, gasik sekali
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat all
Salam seroja ADUHAI SELALU
Terima kasih bu tien , smg bu tien sehat selalu sslam aduhai dari ondok gede
ReplyDeleteTernyata si penelepon keceplosan bilang Anindita ibu Melani ...
ReplyDeleteKalau Andra cerdas sudah ketemu jawabnya.
Salam sehat penuh semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Alhamdulillah, trmksh bu tien..
ReplyDeleteSehat dn bahagia selalu..
Alhamdulillah Melani hadir gasik banget, maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah ... terimakasih Bunda Tien... semoga sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah MK sudah tayang. Maturnuwun Ibu Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Melani kekasihku sdh hadir menemani malam yg dingin,,🙏🙏🙏
Sehat wal'afiat semua bu Tien🙂
Alhamdulillaah.. MK 12 sudah hadir,
ReplyDeleteTrima kasih ibu Tien,
Semoga ibu dan keluarga sehat selalu
Aamiin yaa Robbal’alamiin..
Salam SeRoJa.....ADUHAI....
Alhamdulillah Melani sdh datang gasik. Matursuwun mbak Tien yang semakin aduhai. Salam sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien... Santi semakin gila. Akibat dendam itu sangat menakutkan. Semoga Melani tidak pernah ketemu dia. Semoga Anindita baik-baik saja. Salam aduhai mbak Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah 👐👐👐
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien semoga selalu sehat walafiat 🙏🙏🙏
Alhamdulillah... terima kasih....
ReplyDeleteMantap!!! Makasih Bunda sehat dan tetap semangat
ReplyDeleteADUHAI mas Bambang
DeletePuji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg MK12 hadir gasik dan apik bagi kami penggemarnya.
DeleteRasanya dikit amat nih tulisan tahu2 besok lgi ya
Wow ada dokter kok gila juga ya.Semoga semuanya baik2 walau Santy masih mengancam.
Monggo dilanjut aja ibu Tien, kami sangat penasaran. Matur nuwun. Berkah Dalem.
Alhamdulillah.
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien ... Semoga Berkah dan Ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu melindungi kita semua Aamiin😊🌹
Aamiin ya robbal alamiin
DeleteAlhamdulilah..Mksh Bu Tien
ReplyDeleteTerima kasih Bi Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDeleteBu Tien maksudnya
DeleteTerima kasih mb Tien...sehat selalu salam aduhai
ReplyDeleteMakasih bu Tien....
ReplyDeleteHadeeh trnyt bnr deh Santi tuh mang kurang waras
ReplyDeleteStress berat cuma bermanis muka di dpn Anggoro
Smntra Anggoro udah terlihat kesal mengamati tingkah istrinya
Kita tunggu lanjutannya bsk deh
Trus siapa yg tlp td tuh
Tentunya org yg jahat hatinya
Kita tunggu aj bsk
Mksh bunda Tien sehat selalu doaku
ADUHAI
Alhamdulillah... Terimakasih bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah... matur nuwun bu Tien
ReplyDeleteSalam sehat penuh ADUHAI
Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien,Mugi tansah pinaringan sehat..,Aamiin.
ReplyDeleteGila juga dokter Santi ini, Makin Kumat. Bukannya insyaf setelah keluar dari penjara, malah Makin edun.
ReplyDeleteTerima kasih mbak cerbung nya, didoakan semoga mbak sehat² selalu. Salam sejahtera utk mbak dan keluarga.
Makasih Bu Tien smg sehat selalu.
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien Melani 12
ReplyDeleteSemoga bunda selalu sehat dan menghibur kita
Salam sehat dan aduhai dari Purworejo
Alhamdulillah....matur nuwun bu
ReplyDeleteOalah Anin jêbul dirimu sengsara pantesan kakak mu merasa ada sesuatu yang salah, Anggoro juga dibakar sama sampahnya Santi, pemaksaan memisahkan ibu dan anak rupanya kelanjutan dari fitnah Santi sang pelakor, owh bisakah Andra menangkap bahaya dibalik wanita penelpon tadi..
ReplyDeleteADUHAI..
Panji yang dulu gigih menjebloskan kepenjara sang penelpon gelap yang menghubungi Andra, masih punya semangat untuk mendeteksi perlakuan pengaco yang membingungkan Andra.
Namanya juga pengaco tentu simcard dia punya; ya banyak, ganti ganti nomor telepon.
Mudah-mudahan Anin tidak terawasi atau sengaja di sandera, nasibnya tragis, atau berusaha pulang kampung menemui kakaknya dengan segala upaya hanya untuk menenangkan kekacauan rumah tangganya, semoga ada niat itu.
Besok lagi aja sah..
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke dua belas sudah tayang, maafkanlah ke crigisanku.
Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Mulai tegang....Smg Anindita baik2 saja....salam aduhai bunda Tien
ReplyDeleteRasa kangenku terobati, MK 12 udah hadir lagi, trima kasih Bu Tien semoga selalu sehat n tetap semangat, salam aduhai dr kota Pasuruan
ReplyDeleteAsyiik. Konflik mulai membuat tegang. Keren bu Tien👍👍
ReplyDeleteSehat selalu njih, bu🙏💟
Alhamdulillah sudah tayang
ReplyDeleteSalam sehat selalu buat bu Tien semoga diberi kemudahan dan kelancaran.
Aduhai aku jadi berhandai-handai………………. sungguh menyedihkan nasib Anindita mengapa sikap dr Santi sangat mengerikan…
Alhamdulillah.. jumpa bu Tien di MK12, makasih,ceritanya semakin asyik dan Aduhaiii
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien Melani 12 sdh hadir ... Salam sehat & Aduhai
ReplyDeleteSehat selalu bu tien....siip ceritanya MK 12
ReplyDeleteDi tunggu cérita selanjutnya
Matur nuwun bu Tien Melani Kekasihku 12 sudah tayang. Semakin jelas kalau memang wanita itu dokter Santi yang merebut suami Anindita dengan memfitnah kalau Anindita selingkuh. Koq ada ya wanita seperti itu,cantik cantik berhati iblis. Memang dokter Santi agak kurang waras, kejam, temperamental, ambisius, apa yang diinginkan harus diperoleh...seperti waktu mengejar Panji..sekarang mengejar dan memiliki Anggoro suami Anindita yang direbut. Semoga informasi yang disampaikan ke Andra bahwa Anindita sudah mati tidak membuat Andra, Maruti, Oanji dan Melani percaya dan tetap mencari keberadaanya. Ayo bu Tien tolong dikasih info sedikit dimana Dita berada nanti saya sampaikan ke Andra. salam sehat selalu
ReplyDelete"Katakan dengan jelas.”
ReplyDelete“Mungkin ibunya sudah mati.”
“Apa?”
Tapi wanita itu keburu menutup ponselnya. Andra menelponnya balik, tapi tak ada lagi suara menjawab. Ponsel itu sudah dimatikan. Gemetar tangan Andra ketika meletakkan ponselnya dimeja.
Hadew....
Pas lagi tegang-tegangnya..., Serious bacanya... mak klek... dipunggel.... Besok lagi ya.....
Penasaran...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Alhamdulillah.. Terimakasih mbak Tien Kumalasari MK Eps 12 sudah tayang.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Maturnuwun mbak Tienku sayang... Wah Santi memang sarap. Dia menaruh dendam kesumat pada Dita karena berhasil mengungkap kejahatannya, dan bertekad menghancurkan hidupnya. Difitnahnya Dita hingga rumahtangganya hancur. Rupanya pengalaman di penjara tidak membuatnya jera. Waah...seru nih ceritanya..
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien MK12nyaa...
ReplyDeleteDuuuh..sedikiiit terurai n mengagetkan..ttg Santi..dulu dipenjara..setelah keluar tambah gila..jadi pelakor..menghancurkan Dita n anaknya..duuuh..harus diapain tih org..knp Anggoro ga curiga ya..ga dicari dl kebenarannya hny krn dr.cantik yg tergila gila itu..🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Semoga ada jalan lain..jgn sampe Santi mengusik ato menculik Melani spt dl menculik Dita...jahat banget tuh org...😠😠
Eeh..udh besok lagiii...
Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..🙏😘🌹
smg solusi terbaik utk keselamatan Melani.. jgn smp drama babak ke-3 terjd... Melani dewasa di culik spt ibunya dl oleh dr santi yg stress. semua ditangan mb Tien sang pubya cerita.. slm seroja sll🤗
ReplyDeleteAlhamdulillah MK 12 ,buat peneman otw sampe ngawi, maturnuwun Bu Tien 🙏,semoga sehat dan salam ADUHAI,,
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam sehat dan selalu aduhai
ReplyDeleteTegaaaaang....kemana ya anindita....kasihan difitnah ...suwun mba tien...sehat selalu
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Wah, rupanya Santi semakin gila, mudah mudahan Anggoro segera tahu kelakuan Santi istrinya dan segera mengambil keputusan yang terbaik bagi Anggoro, Dita dan Melani. Maturnuwun Bu Tien, saya tunggu kelanjutan yg lbh seru tentunya. Semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, dijauhkan dari musibah. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.... Salam sehat dan aduhai dari Pondok gede...
ReplyDeleteMohon maaf Bu Tien, komen saya di episode 11, ternyata keliru... Mengira Anindita tdk tahunya Santi, dokter yg gila istri Anggoro,...Salam sehat dan semangat Bu Tien...
ReplyDeleteGpp pak Mashudi. Boleh saja ber asumsi.. mengira ira..
DeleteADUHAI
Alhamdulillah ... Terima kasih Bu Tien ... Semoga Bu Tien sehat selalu ... Salam aduhai ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteSlmt pagii dan terima ksih mbak Tien.. Smgsht sll dan salam seroja n aduhaaidri skbmi🙏🙏🥰🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun.....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Astaghfirullaaaah! Kok dokter santi jadi beringas kayak gitu ya? Aduhai! Miris banget. Semoga sehat selalu bunda tien beserta keluarga. Aaamiiin!
ReplyDeleteTebakanku betul yg nyingitkan koran ternyata dr Santi
ReplyDeleteLengkap sudah penderitaan Anindita
Anak diculik suami diambil
Difitnah dg keji pula
Emang sakit jiwa dr Santi itu...
Jangan "Dita depressi.
Itulah mungkin yg jadi penyebab mengapa Maruti sampai kehilangan kontak dg dia
Bu Tien emang piawai mengaduk aduk hati pembaca
Apapun itu moga nantinya bisa disatukan lagi menjadi kluarga yg utuh
Salam sehat dan aduhai dari Bojonegoro
Alhamdulillah, sudah gak sabar menunggu lanjutan ceritanya Bu... Terimakasih ya seru bnaget nih...
ReplyDeleteTerimakasih, rasanya melehoy hatiku cemas dg Anindita... Kemana ya ? Baik2 saja kan ?
ReplyDelete😍🥰
Sekarang sdh canggih untuk melacak lokasi no HP.
ReplyDeleteKalau saya jadi Andra harusnya direkam pembicaraan tersebut dan laporkan pada Cyberkrim Polri pasti sebentar kelacak no IMEI hpnya juga lokasinya saat itu.
Kita tunggu saja kelanjutannya dari Bu Tien pasti ADUHAI..Salam sehat utk Bu Tien & Keluarga.
Waduh... dr Santi dr dulu mengganggu Anin...utk merebut Panji, mantan isteri Agus, sekarang merebut suami Anin. Santi kok gak kapok msk penjara
ReplyDeleteSmg sehat selalu mbak tien dan cerbung nya semakin Aduhai
Melani 12.
ReplyDeleteBisa diduga yang menelpon Andra kemungkinan besar adalah Santi...dari pembicaraannya yang bernada kebencian.
Salam sehat mbak Tien.terima kasih
Melani ooo melani ..salaam kangen u Bu Tien sehat selalu
ReplyDelete*Melani Kekasihku episode 12*
ReplyDeleteKoq ada ya ( seandainya ini kisah nyata )
Orang sejahat dokter Santi.
Memfitnah Dita dengan foto² rekayasa tentang perselingkuhan nya, sehingga termakan oleh Anggoro.
Kemudian menjerat Anggoro untuk dijadikan suaminya ( berarti Anggoro juga cluthak alias gampang kena rayuan ).
Diculik anak semata wayangnya, dimana Anggoro dibuat tak berkutik oleh Santi, sehingga selama ini tidak ada niat untuk ketemu anaknya atau mengirimkan nafkahnya.
Bagaimana perasaan Anindita, ibarat disuwir suwir, di remet remet dan di iles iles ( diinjak sampai lumat )
Ampun bu Tien, kejam nian dokter Santi.
Kalau Dita hanya mengalami gangguan jiwa, masih bagus. Se tidak²nya sudah tamat hidupnya.
Laras dan tentunya Agus, bila ini nantinya terkuak, menjadi buah si malakama .....sejelek apapun sifat dokter Santi, tetapi dia adalah ibu kandungnya 😭
Bagaimana ibu Tien menyelesaikan keruwetan ini .....
Kita tunggu kisah selanjutnya ....😭🙏
Salam aduhai .....
Salam sehat .......
Salam kagen mbak Tien dan Mas Widayat ......