ADA YANG MASIH TERSISA 28
(Tien Kumalasari)
“Persilahkan dia masuk,” kata pak Kusumo dengan dada berdebar.
“Pramadi? Apakah perkiraanku benar?” gumam pak Kusumo sambil berdiri lalu menunggu dengan duduk disofa.
“Selamat siang bapak,” sapa seorang laki-laki tegap ganteng dengan pakaian jas keren.
Pak Kusumo menatap tanpa berkedip, karena agak gugup maka tak sempat membalas ucapan selamat siang dari tamunya.
Dan tiba-tiba saja Pramadi ganteng langsung menuju ketempat duduk pak Kusumo lalu bersimpuh dihadapannya lalu mencium lututnya. Membuat pak Kusumo kebingungan.
“Eeh..ehh...” pak Kusumo hanya bisa berkata ah eh ah eh..
“Bapak, ma’afkanlah saya bapak..” ucap Pram bergetar sambil terus mendekap kaki pak Kusumo.
“Nak.. tunggu nak, berdirilah..”
“Ma’afkan saya bapak..” Pramadi terus mengucapkan itu..
“Berdirilah..”
“Katakanlah bahwa bapak mema’afkan saya. Saya bersalah pada bapak, berbulan-bulan membohongi bapak, saya berdosa pada bapak.. ma’afkan saya..” Pramadi terus merangkul kaki pak Kusumo.
Susah payah pak Kusumo mengangkat tubuh Pramadi yang kekar.
“Baiklah, saya ma’afkan, berdirilah dulu dan katakan semuanya pada saya.”
Pramadi mengangkat wajahnya, lalu mengusap air matanya yang membasahi sepasang mata tajam dan penuh pesona itu.
“Apa-apaan ini nak..” pak Kusumo masih kebingungan, dan Pramadi masih bersimpuh dibawah kakinya.
“Saya bersalah pak, saya telah membohongi bapak..”
“Anda Pramadi yang saya kenal?”
“Bapak, saya mohon jangan merubah sikap bapak kepada saya. Saya masih seperti dulu. Saya tidak berubah untuk bapak.”
“Berdirilah dan duduk disini,” kata pak Kusumo sambil menarik sebelah tangan Pramadi lalu menunjuk kearah kursi didepannya.
“Saya bingung, saya tidak mengerti semua ini, dan mengapa kamu melakukannya Pram.”
“Ceritanya panjang pak..sungguh saya mohon ma’af, dan percayalah saya tidak ingin berbuat jahat.”
“Baiklah, aku tahu bahwa kamu baik. Sangat baik dan banyak menolong keluargaku. Tapi mengapa kamu melakukan semua itu? Seorang pengusaha yang memiliki beberapa perusahaan besar, lalu menjadi pengamen, lalu bersedia menjadi seorang sopir.. Ya Tuhan..” pak Kusumo geleng-geleng kepala.
“Hanya kamu yang bisa melakukannya, dan untuk apa?”
“Saya sangat mencintai Miranti..”
Pak Kusumo terkejut bukan alang kepalang.
“Itu benar pak, ma’afkanlah saya. Tapi percayalah bahwa saya tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma adab dan susila. Saya melakukannya menjadi sopir dan hanya menjadi sopir.”
“Jadi Miranti juga sudah tahu siapa kamu sebenarnya?”
“Kami sudah lama berkenalan, sejak masih kuliah. Lalu kami berpisah karena saya menderita sakit selama tiga bulan dan dirawat di Singapura. Ketika kembali, saya berharap bisa ketemu Miranti dan kembali merajut hubungan kami yang terputus, tapi ternyata Miranti sudah menikah. Saya akan menerimanya dengan ikhlas seandainya Miranti tidak mengeluhkan hubungannya dengan suaminya yang tidak bahagia. Ma’af pak.”
Pak Kusumo menghela nafas. Ia bisa mengerti kalau bersama Tejo MIranti tidak bahagia, walau Miranti tak pernah mengeluhkan apapun..
“Sekali lagi ma’af, pak Tejo tidak pernah mencintai Miranti, justru berhubungan dengan wanita lain. Tapi terhadap bapak maupun kedua orang tuanya Miranti tak pernah mengeluhkan apapun. Penderitaan itu dipendamnya dalam-dalam, demi baktinya kepada orang tua dan mertuanya.”
Pak Kusumo mengangguk-angguk. Kenyataannya memang demikian.
“Saya tidak tega mendengar keluhannya. Lalu saya menemui dia sebagai pengamen, hanya karena ingin mengetahui keadaannya. Lalu bapak melihat saya dan menjadikannya sopir untuk Miranti. Saya kemudian menjalaninya. Tapi percayalah kami tidak melakukan apapun yang melanggar norma-norma susila. Kami sangat menjaganya.”
Pak Kusumo mengangguk-angguk mengerti.
“Dan ketika pak Tejo pergi, saya mengundurkan diri karena saya tak ingin merusak citra Miranti yang ma’af akan menjadi janda, sementara saya ada didekatnya. Tidak pak, saya tak ingin mengganggunya.”
“Iya, saya percaya kamu Pram, kamu anak baik.”
“Tapi saya tak bisa menghilangkan rasa cinta saya kepada Miranti pak.”
“Hm.. baiklah, lalu bagaimana?”
“Saya mendengar Miranti sudah bercerai, dan saya ingin melamarnya.”
Pak Kusumo sangat menyayangi Miranti, dan berharap Miranti akan hidup bahagia. Apa yang dikatakan Pramadi sudah bisa diduganya. Ia suka Pramadi, dan ia yakin Pram akan bisa membahagiakan Miranti.
“Baiklah, datanglah kerumah, karena Miranti sudah seperti anakku sendiri. Tapi jangan lupa bahwa Miranti juga punya orang tua di kampung.”
***
Pramadi keluar dari kantor pak Kusumo dengan perasaan lega. Semua sudah diutarakan dan pak Kusumo bisa menerimanya. Rupanya sikap baik dan kelakuan yang terpuji ketika masih menjadi sopir Miranti cukup membuat pak Kusumo percaya bahwa Pramadi adalah memang laki-laki yang baik.
Miranti terkejut ketika Pramadi mengatakan bahwa dia sudah ketemu pak Kusumo dan mengatakan semuanya. Karenanya ia berdebar-debar ketika bekas bapak mertuanya itu sudah pulang kerumah, lalu tak lama kemudian memanggilnya.
“Ya bapak..”
“Kamu sudah tahu mengapa bapak memanggil kamu?”
“Tidak bapak..”
“Pramadi tidak mengatakannya sama kamu?”
Miranti terdiam, ditatapnya wajah kedua bekas mertuanya itu, tapi dia tak melihat ada kemarahan diwajah mereka.
“Kamu wanita yang sangat beruntung. Setidaknya setelah mengalami kepahitan dalam rumah tangga kamu.”
Miranti tak menjawab, tapi menundukkan kepalanya.
“Jangan takut Mir, bapakmu tak akan memarahi kamu,” kata bu Kusumo yang melihat Miranti tampak tertunduk dan tak mengucapkan apapun.
Miranti mengangkat wajahnya.
“Bapak sudah tahu siapa Pramadi..”
“Ma’af bapak... saya.. ikutan berbohong.. karena..”
“Ya nak, bapak sudah tahu alasannya, bapak menyesal karena hidup kamu waktu itu sangat tidak bahagia. Kamu menutupinya walau batin kamu menangis. Kamu bisa menjaga nama baik rumah tangga kamu dengan tak melompati pagar yang seharusnya memang terjaga.”
Miranti menatap pak Kusumo dengan wajah masih takut-takut.
“Sekaranglah sa’atnya kamu meraih kebahagiaan kamu.”
“Miranti sangat bahagia bapak.. karena bapak dan ibu sangat mengasihi Miranti.”
“Ada kebahagiaan lain yang kamu harus menikmatinya, yaitu hidup disisi seorang laki-laki yang sangat mencintai kamu.”
Walau sudah mengerti siapa yang dimaksud, tapi tetap saja jantung Miranti berdebar.
“Inikah awal kebahagiaanku?” bisiknya dalam hati.
“Pramadi akan melamar kamu.”
MIranti kembali menundukkan wajahnya, yang kali ini memerah karena malu.
“Apakah kamu mau menolaknya?”
Miranti mengangkat wajahnya. Menolak? Ya enggaklah..
“Melihat wajahnya yang malu-malu begitu, tampaknya dia tak akan menolaknya pak,” sambung bu Kusumo sambil tersenyum.
“Raih kebahagiaan kamu Miranti.. lupakan masa lalumu yang getir. Sekali lagi bapak minta ma’af karena telah membuat kamu menderita batin.”
“Tidak bapak, jangan berkata begitu.. orang tua selalu punya maksud baik untuk anaknya, demikian pula bapak dan ibu.”
“Baiklah, lupakan yang telah lalu, tapi tolong bilang kepada Pramadi agar melamar kepada bapak dan ibu kamu terlebih dulu, bapak ibu disini akan mendukung kamu.”
Dan ketika memasuki kamarnya maka terdengarlah senandung lirih dari bibir tipisnya. I can’t stop loving you...
Lalu rengek Abi terdengar, dan Miranti menggantikan popoknya sambil masih terus bersenandung riang.
“Sayang, mari kita raih bahagia untuk kita bersama,” kata Miranti sambil mengangkat tubuh Abi dan menciuminya berkali-kali. Lalu ia menidurkan Abi lagi sambil menunggu sebuah sapa melalui pesan singkat seperti biasanya.
“Apa kabar bidadari?”
***
“Bu, ibu janji apa sih sama pak lurah?” tanya pak Winardi malam itu.
“Lho, janji apa ya pak.. kok aku janji sama pak lurah?”
“Kata pak lurah, ibu janji bahwa kita mau besanan sama pak lurah.”
“O.. itu lho pak, pak Lurah ingin mengambil Miranti sebagai menantu.”
“O.. dulu itu? Apa kamu sudah bilang sama Miranti?”
“Ibu sudah bilang sama bu Kusumo waktu kemari itu.. tapi kalau sama Miranti belum.”
“Bu Kusumo bilang apa?”
“Bu Kusumo seneng pak, dia menyesal Tejo tidak bisa membahagiakan Miranti, malah rumah tangganya jadi berantakan. Jadi kalau ada yang mau ngelamar Miranti, bu Kusumo malah senang. Tapi aku sama pak lurah itu nggak janji apa-apa lho pak, wong dia yang ingin besanan, dan aku belum bilang sama Miranti juga.”
“Sebaiknya ibu bicara juga sama Miranti, kan yang mau menjalani itu Miranti?”
“Ibu telpon sekarang ya pak.”
“Jangan telpon bu, besok saja kita kesana, ngomong langsung. Masalah seperti itu mana bisa enak kalau hanya bicara di telpon?”
“Ya baguslah pak kalau kita kesana, kita sudah kangen juga sama Abi kan?”
“Iya, tapi besok Sabtu sore atau Minggunya, jadi bisa disana lebih lama.”
“Baiklah pak. Semoga Miranti mau ya pak, kasihan, ibu kira rumah tangga mereka itu baik-baik saja, ternyata kok ya bubar.”
“Dulu itu yang ingin besanan sama kita kan pak Kusumo, jadi nak Tejo sebenarnya tidak suka sama Miranti.”
“Lha iya pak, nggak kasihan sama isteri, masih berhubungan dengan pacar lamanya. Miranti juga tidak pernah cerita mengenai rumah tangganya, kalau ibu tanya .. kamu bahagia.. jawabnya bahagia sekali bu.”
“Ya sudah, semuanya sudah berlalu, semoga nantinya Miranti akan mendapat jodoh yang baik.”
“Aamiin ..”
***
“Nis, jangan pergi dulu, aku mau ngomong,” kata Rita ketika dilihatnya Anisa bersiap-siap mau pergi.
“Ya, ada apa? Kalau kamu mau ambil separo keuntungan kita bulan ini ambil saja, kan sudah ada perhitungannya,” jawab Anisa.
“Iya, itu aku tahu, tapi aku bukan mau bicara so’al uang.”
“Lalu..?”
“Minggu depan aku mau berhenti.”
“Berhenti bagaimana maksudmu?”
“Aku mau usaha dirumah saja, disini kejauhan Nis. Anakku protes.”
“Anakmu kan sudah besar?”
“Justru karena sudah besar itu makanya bisa protes, ibunya nggak pernah ada dirumah, kalau pulang dia sudah tidur, begitu.”
“Kamu tega ninggalin aku Rit?”
“Ini bukan so’al tega atau nggak tega. Ini masalah keutuhan rumah tangga. Suamiku juga mendukung kemauan anaknya. Lagi pula kan kamu sudah pintar, jadi bisa menjalankannya sendiri.”
“Tapi kalau sendirian aku nggak bisa kemana-mana dong.”
“Kamu itu usaha ya usaha, kesampingkan kesukaan bersenang-senang.”
“Yaah, cepat tua dong kalau dilarang mencari kesenangan.”
“Ya enggak.. tergantung kamunya.. Lagian kalau repot bisa cari kapster yang bisa membantu kamu.”
“Jadi kamu serius nih ?”
“Serius Nis, dan ma’af, uangku yang untuk modal walaupun tidak seberapa boleh aku minta ya?”
“Lhoh, kalau itu ya belum ada Rit, kamu bilangnya mendadak begitu, ya aku harus ngumpulin dulu.”
“Lho, masa sih kamu nggak punya simpanan sedikitpun, aku juga mau mempergunakannya untuk modal kerja sendiri nih.”
“Benar, aku nggak punya simpanan.”
“Kamu itu kalau sekalian mau bersenang-senang, cari bos yang berduit, bukan cowok-cowok yang cuma bisa jual tampang tapi kamu malah diporotin,” kata Rita kesal.
“Bukan diporotin Rit, cuma aku malu kalau nggak ngeluarin uang.”
“Daripada main gila tapi menghabiskan uang, cari dong yang bisa menghasilkan uang.”
“Yang banyak uang itu sudah pada tua, aku nggak suka.”
“Ya sudah terserah kamu, pokoknya aku minta, kapan kamu bisa memberikan, kabari aku, gitu ya Nis.”
Namun sebenarnya Anisa merasa bahwa dia ditinggal sendirian. Selama ini Ritalah yang mengatur pemasukan dan pengeluaran uang, Ia ingin menahan Rita tapi merasa gengsi, padahal sebenarnya apakah dia bisa menjalankan usaha itu atau enggak, entahlah.
***
“Sekarang boleh dong aku menelpon? Tidak perlu takut lagi kalau bu Kusumo bertanya, telpon sama siapa Mir.. ya kan?” kata Pramadi ketika menelpon Miranti.
“Iya, nggak apa-apa. Kenapa menelpon?”
“Duuuh, kejam banget pertanyaannya.”
“Kok kejam sih? Kejam bagaimana?”
“Ya kejam, masa menelpon ditanya kenapa, ya pasti kangen lah”
“Kalau kangen ya datang dong,”
“O, sudah berani menantang nih?”
Miranti tertawa.
“Kamu sudah diberitahu pak Kusumo?”
“Tentang ketika kamu datang ke kantornya? Wah.. aku kagum sama kamu, ragu-ragu terus, akhirnya berani juga.”
“Yah, kalau nggak gitu kapan akan mulainya? Ketika aku melangkah kesana aku sudah siap dicaci maki lho, habisnya aku berbohong selama berbulan-bulan. Pas aku datang itu beliaunya lagi membaca berita dikoran, dimana ada berita tentang aku. Kaget juga pak Kusumo, dan aku sungguh ketakutan karena merasa bersalah.”
“Akhirnya?”
“Pak Kusumo seorang yang bijaksana. Setelah aku ceritakan semuanya, pak Kusumo bisa mengerti, malah aku disuruh datang kerumah.”
“Syukurlah, ketika dipanggil itu aku juga takut kena marah, ternyata malah dikasih tahu bahwa aku mau dilamar. Bener nggak ya?”
“Bener nggak ya?” Pram balik bertanya menggoda.
“Ya sudah, kalau nggak bener aku terima saja lamaran anak pak lurah dikampungku.”
“Eiitt.. rupanya aku dapat saingan nih?”
“Iya, ibu yang bilang.”
“Harus segera nih, daripada kedahuluan.
“Kemarin bapak bilang, kamu ngelamarnya harus ke bapak yang dikampung, bapak disini hanya akan mendukung.”
“Pak Kusumo bilang begitu?”
“Iya. Mungkin bapak merasa bahwa tak berhak menerima lamaran karena orang tua kandungku kan yang dikampung.”
“Aku harus pakai kumis nggak nih?”
Miranti terkekeh. Kalau ingat kumis itu Miranti selalu ingin tertawa ngakak.
“Padahal kumis palsuku entah aku buang dimana ..”
Miranti masih saja tertawa.
“Pram, jangan buat perutku sakit.. “
“Jadi bagaimana dong, aku kan cuma bertanya, kok kamu jadi terpingkal-pingkal?”
“Ya terserah kalau kamu mau pakai kumis palsu, biar bapak mengira sopir aku mau melamar aku.”
“Baiklah, aku beli lagi saja kumis palsunya.”
“Pram.. bercanda ihh!”
“Kalau bisa hari MInggu aku samperin kamu, lalu kita ke bapak bersama-sama ya.”
“Iya, terserah kamu saja.”
***
“Iya benar Mir, harusnya ketika nak Pram menemui bapak sama ibu kamu, kamu juga harus ikut bersamanya. Masa dia akan datang sendiri.”
“Iya bu, “
Pagi itu bu Kusumo dan Miranti sedang menunggui Abi didepan rumah. Abi sudah mulai belajar berjalan. Dia sedang berjalan-jalan dihalaman dengan baby walker sambil berteriak-teriak riang ketika tiba-tiba seseorang menggendongnya dari belakang.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah telah hadir AYMT 28... Matur nuwun mbak Tien... Salam sehat bahagia.. 🙏. Temanggung Bersenyum ❤️
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien 😍😍😍
DeleteAlhamdulillah sdh tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien, uakeh sing ngenteni.
Trimakasih Bu Tien, salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.
ReplyDeleteTerima kasih mbak. Wah selalu penuh kejutan
ReplyDeleteHoree.. trims bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah.Terima kasih bu Tien.. semoga happy end.. Pram tidak kedahuluan anak pakLurah. Aamiin
ReplyDeleteAsyiiik, jadi semangat kalo ceritanya sdh trontong² bahagia .. itu Tejo ya yg kangen sm Abi, lantas kmudian pulang ..smoga Anisa segera sadar dan tobat
ReplyDeleteAkhirnya datang juga yg terus di intip"...
ReplyDeleteSalam sehat mbak Tien...
Akhirnya yg ditunggu muncul juga...
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien...semakin seru aja 👍, dan terima kasih bu Tien, akhirnya pak Kusumo mengetahui siapa Pram dan merestui hubungan pram dan Miranti...
Salam sehat kagem bu Tien dan Amancu...sugeng makaryo ❤
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar
Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar, Klaten,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Alhamdulillah AYMT 28 sudah terbit.
DeleteMatur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Jadi syukuran Jajan Bakso..di lapangan PS Jongke ah...Pram udah melamar Miranti.. sekalian jagong resepsinya di Sukoharjo 😂 mks ya mbak Tien🙏🙏🙏
DeleteAlhamdulillah sudah tayang. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeleteYang menggendong Abi dari belakang mungki Tejo yang kangen ya?
Untung cerbungnya dateng awal...jd tidurnya bisa nyenyak...mks bu Tien...semoga sehat selalu...aamiin yra
ReplyDeleteAduh... tejo datang lagi ya?
ReplyDeleteAkhirnya yg ditunggu datang ..trm.kasih bu Tien ... makin seru saja cerita...jd pingin segera tahu cerita selanjutnya.
ReplyDeleteSemoga Miranti dan Pram bisa hidup bahagia...dan Tejo jg dapat mendapat kedlhidupan yg lebih baik
Waduh... baru baca sebentar udah bersambung lagi... haduh... kecewa karena cepat selesai... menunggu sampai bsk malam lagi... tapi gpp... tetap setia menunggu lanjutannya. Terima kasih Mbak Tien... smoga selalu sehat.. salam seroja dari Semarang.
ReplyDeleteLembar koreksi:
ReplyDelete1. “Baiklah, saya mama’afkan, berdirilah dulu dan katakan semuanya pada saya.”
# “Baiklah, saya mema’afkanmu, berdirilah dulu dan katakan semuanya pada saya.”
2. Ya Tuhan..” pak Kuusmo geleng-geleng kepala.
# Ya Tuhan..” pak Kusumo geleng-geleng kepala.
3. “Nis, jangan pergi dulu, aku mau ngomong,” kata Rita ketika dilihatnya Rita bersiap-siap mau pergi.
# “Nis, jangan pergi dulu, aku mau ngomong,” kata Rita ketika dilihatnya Anisa bersiap-siap mau pergi.
Itu saja Bu Tien koreksi yang saya ketemukan.
Selamat malam, selanat beristirahat.
Puji Tuhan, seneng banget Miranti sdh mulai memetik kebahagiaan. Tapi sayang sekali Mir dan Pram gak bisa ketemu ortu di kampung krn ketlisipan. Mir Pram pulkam ortunya ke kota, kasihan...
ReplyDeleteSemoga ibu Tien tetap sehat semangat, besok hadir AYMT 29.
Yustinhar di Priok menunggu sambungnya.. Matur nuwun, Berkah Dalem.
Mohon jangan cepat2 cuntel njih ibu Tien... Nuwun.
ReplyDeleteMohon jangan cepat2 cuntel njih ibu Tien... Nuwun.
ReplyDeleteiya nih aymt selalu ngangeni rasanya ceritanya terlalu pendek tks mbk tien selamat malam
ReplyDeleteAlhamdulillah, salam sehat bahagia sll dr Bekasi
ReplyDeleteSuwun mbak Tien
Matur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat sari Batang
Tedjo apa Pram yg dtg yaa...
ReplyDeleteD tunggu bu Tien lanjutannya...nuwun..sehat slalu ya bu
Asyekk.. sdh muncul..bisa membaca lebih awal.. terimakasih mbak Tien .. semoga sehat selalu..Aamiin...🙏🙏🙏😊
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk cerbungnya.
ReplyDeleteCeritanya menarik dan selalu bikin penasaran.
Sukses buat Bunda.
Doa kami semoga Bunda selalu sehat dan tetap semangat
Alhamdulillah AYMT 28 sudah hadir
ReplyDeleteWah siapa yg menggendong Abi dari belsksng? Tejo kah? Atau Pramadi?
Semoga Miranti mendapat kebahagiaan bersama Pramadi jg Tejo yg sdh sadar akan kesalahannya mendapat pasangan yg baik
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi.
Alhamdulillah AYMT sdh hadir mksh mb Tien salam sehat selalu
ReplyDeleteSelamat malam, terima kasih Bunda Tien,, sehat terus ya Bunda ,,Aamiin 😍😍😍
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien...'apakah Tejo meminta Miranti utk rujuk Ya?... Smg mbak tien selalu sehat jasmani rohani ekonomi sehingga bisa betkreasi
ReplyDeletemengolah kata dlm cerita berikutnya
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAymt28...rasanya ikut berbunga~bunga nih..dengar pram.mau ngelamar miranti..semoga tdk ada halangan yaaa...
Yg nggendong abi..apakah tejo..ato embahnya dari kampung ya..kan mau nemuin miranti perihal anak pak lurah jg kangen abi...ato jgn2 malah pram...jwbnya besok ya mbak Tien...hehehe..
Salam sehat dari bandung buat mbak Tien dan keluarga.🙏
siapa dia?
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku, sdh hadir walau sebentar...tampaknya akan dibuat agak ruwet Pram - Miranti , biar pembaca berdebar ...
ReplyDeleteSalam sehat dari Sragen mbak Tien Kumalasari...
Tejo atau Pramadikah? Waduh msh bsk jwbnnya..slm seroja mb Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayamg episode 28,makin seru aka
ReplyDeleteKutunggu kelanjutannya ya bu Tien
Terimakasih Cerbung
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien
Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
Akhirnya eps 28 muncul juga...Bagaimana dgn Tejo yg sdh sadar akan kesalahannya??? Semoga segera minta maaf pada orang tuanya. Mumpung blm terlambat.
ReplyDeleteSalam sehat utk Bu Tien...🙏🙏🙏
Alhamdulillah, pas nglilir, AYMT~28 sudah hadir.. maturnuwun bu Tien ..🙏
ReplyDeleteSiapa ya yang gendong...? .aahh penasaran nich...
ReplyDeleteSalam sehat bunda...tetap semangat..
Jangan lupa berdoa
ReplyDeleteJalan masih berliku ......
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien.
Salam sehat buat mbak Tien dan semua penggemarnya dimanapun berada .. .
Miranti...perjuangkan kebahagiaanmu,inilah saatnya
ReplyDeleteMaturnuwun bu Tien semoga sehat dan sukses selalu
Bu Tien selalu cerdas membuat para pembaca ceritanya penasaran. Maturnuwun Bu Tien, saya sabar untuk menunggu kelanjutannya. Salam sehat dari Pondok Gede, untuk Bu Tien dan para pembaca semuanya...
ReplyDeleteAlhamndulillah.... Terimakasih mbak tien
ReplyDeleteSugeng enjang mb Tien , seneng baca episode 28 . Pram sdh jujur n pak Kusomo mengerti mlh memberikan dukungan . Memberi saran melamar ke ortu kandung Miranti . Anisa sdh keliatan watak nakalnya. Rita ygmenghormati perkawinan nya . Mgkn Tejo smakin maju . Tp itu yg mengangkat Abi , jangan2 Anisa mau menculik ...semoga bukan . Malam cepet dong dtg nya episde 29 pasti lebih keren
ReplyDeletealhamdulillah....akhirnya muncul juga episode 28...lega rasanya....titik kebahagiaan miranti sdh di ambang pintu...titik kehancuran annisa juga sdh diambang pintu....semoga tejo kembali sadar..dan kembali kepada orang tuanya....
ReplyDeleteAlhamdulillah....sehat njih mba Tien,salam dari Semarang
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah rahayu sedoyonipun...
Yogya selatan setia sll bu Tien
ReplyDeleteWaahh selalu bikin penasaran & gemes he mba Tien ki..tiap hari jadi ngareep terus..terimakasih sehat sll mb Tien njih...semangat menunggu lanjutan
ReplyDeleteEehhh lupaa mbk...salam dari Solo utara mepet Boyolali njih
ReplyDeleteSeruuu mb Tien....
ReplyDeleteLanjutkan...
Salam sehat mbTien dr YulieSleman Sendowo
Mulai terlihat mega mega indah bermunculan....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Yaahhhhh.... Mana nih.... Penasaran... 😘😘😘
ReplyDeleteMbak ini cerita apa msh dikarang ? Jadi kita akan bisa bava terusannya nunghu selesai dikarang per episode yaa . . Kami cape nunggunya Mbak . .
ReplyDeleteMasak sih nunggu, baca capek ????
DeleteCapek mana dengan yang nulis kira-2, coba yuswa penulis sdh senior, masih bekerja di apotik, aktif di kegiatan sosial, masih berkarya kerja sambil ngarang, menjawab komentar di WA-nya, membaca komentar di blogspotnya.
Alhamdulillah kita setiap hari masih bisa baca karya beliau. Sehat terus dan terus sehat ya bu Tien, untuk senantiasa menyenangkan, menghibur, para pemerhati cerbung karya bu Tien.
Setuju kakek Habi...salam sehat.
DeleteYa kalau capek gak usah nungguin juga gak apa apa. Kita semua penggemar bu Tien setia nunggu koq. Aneh, baru muncul udah ngomel ngomel gak jelas
DeleteHmmm... boro2 kita disuguhin tulisan bagus, gratis lagi. Kalau capek nunggu ya gak usah ngikutin...hehe
DeleteWaduh Pram itu gantengnya kayak apa sih ...mbk Tien memang pinter deh bikin kata2 biar pembacanya makin penasaran ...semoga selalu sehat mbk Tien dan tetap senangat dlm berkarya ...sdh injem2 nih ...Yayuk Klaten...😀
ReplyDeleteSama saya jg injen2 Yuli Smrg
ReplyDeleteMulai melongok....
ReplyDeleteMbok mbok sdh hadir
Tetapi blm hadir juga
Gpp nanti dilongok lagi
Bu Tien mbok ada visual dr masing2 tokoh.. Miranti itu cantiknya spt apa?Tejo gambarannya spt apa dll ...biaf tambah mantap gitu lho bu
ReplyDeleteYuk ngiceng inceng lagi... siapa tau ep 29 dah hadir...
ReplyDeleteAlhamdulillah.... Cerita nya makin asyik.... Segera menikah dengan pramadi yaaa.... Jangan dengan anak pak lurah.... Bisa kecewa nich pembacanya kalo nikahnya ama anak pak lurah....😄😅
ReplyDeleteResah dan gelisah.... Menunggu disini.... Di Sudut sekolah....Tempat yg kau janjikan..🎸..ikutan ngamen seperti Pram 🤭.. barangkali berkenan Trus Mak bedunduk AYMT 29.. 😂😂
ReplyDeleteMonggoooo..... Yg mo ngintip bareng" he he he ., Sehat sll ya Ibu kUUUhhhh ....haiyaaaa..... He he he
ReplyDeletePengintipan ke dua..
ReplyDeleteBlum kluar juga..
Hehehe
Selalu kutunggu lanjutan ceritanya...biar jelang tengah malam tetep ditungguin...
ReplyDeleteSelalu ku tunggu, walau sdh jam segini tetap nunggu lanjutan,
ReplyDeleteYakin lhooo,bentar lagi nongol
Kita hitung yoook, 3....2....1.. go
Mengintip Pram...., Kangen Miranti..., , Sebal sama Anisa..., Kesal tapi mulai salut sama Tejo...
ReplyDeleteTerimakasih mba Tien .....semoga senantiasa Afiat.
Bu Tien
ReplyDeleteSmoga niat baik mas pram nya dimudahkan dan dilancarkan...entar kita2 diundang ya....
ReplyDeleteSmoga niat baik mas pram, dimudahkan dan dilancarkan ya...entar kita diundang yaaa....
ReplyDeleteSemoga mba Tien K senantiasa sehat ya.....
ReplyDeleteSaya setia menunggu AYMT29
Tapi kelihatannya Tejo mulai insyaf.
ReplyDeleteBisa penghalang bagi rencana pernikahan Pram dan Miranti