Sunday, November 8, 2020

ADA YANG MASIH TERSISA 27

ADA YANG MASIH TERSISA  27

(Tien Kumalasari)

 

“Pri, ayo pulang,” ajak Tejo dengan suara gemetar.

“Pulang? Bukannya mau meminta kartu untuk mengambil sembako itu, barangkali masih ada.”

“Enggak, memalukan. Aku tiba-tiba kok merasa pusing,” kata Tejo yang berjalan sambil memegangi lengan Supri.

Supri agak cemas, karena tiba-tiba tangan Tejo berkeringat dan terasa dingin. Padahal tadinya tak apa-apa.

Sesampai dirumah Tejo duduk dikursi sambil menyandarkan kepalanya. Yang dilihatnya membuat perasaannya tak menentu. Pramadi? Pengusaha kaya yang dermawan? Bukankah dia pengamen yang pernah dibentaknya dan dilemparinya uang receh limaratusan? Lalu dihardiknya ketika menaruh sepeda motor butut di garasi...?

“Ya Tuhan, apa arti semua ini? Lalu aku diberinya uang duapuluh ribu hanya ketika mengisi angin di ban mobilnya, dan Supri diberinya seratus ribu hanya untuk melihat mesin mobilnya?” Tejo terus memikirkannya dalam hati.

“Mengapa dia melakukannya? Menjadi pengamen, lalu menarik hati bapak kemudian dijadikannya sopir Miranti? Ternyata dia bukan orang sembarangan..”

“Kamu perlu obat Jo?”

“Tidak, tidak...aku hanya ingin beristirahat saja,” kata Tejo pelan.

Ia tidak sakit, ia hanya terkejut, bercampur malu tak terhingga atas semua perlakuannya kepada Pramadi.

“Aku ambilkan minum ya,” kata Supri sambil beranjak kebelakang, lalu kembali dengan segelas air dingin.

“Minumlah dulu. Kenapa sih kamu ini? Kesambet barangkali?”

“Tiba-tiba pusing, terimakasih Pri, aku akan istirahat dikamar sebentar ya.”

“Baiklah, istirahat saja, aku mau pulang mempersiapkan alat-alat bengkel kita, sekaligus memesan colt yang bisa mengangkut besok pagi.”

“Baiklah Pri.”

“Kalau ada apa-apa kabari aku.”

Supri berlalu dan menutupkan pintu depan.

Tejo masih terbaring dengan lamunan yang sungguh membuatnya sangat menyesal.

“Apakah Miranti tahu  siapa sebenarnya Pramadi? Apa maksudnya dengan menyamar-nyamar seperti itu? Ya Tuhan, dulu aku sangat membencinya karena bapak sangat menyayangi dia. Ternyata dia seorang baik yang punya kedudukan. Apakah dia tahu bahwa yang ditemuinya beberapa minggu yang lalu itu adalah aku? Sungguh aku malu..”

***

“Pram... ternyata yang kamu bilang bengkel itu nggak ada..” kata Miranti di pesan singkatnya kepada Pramadi.

“Iya, kamu benar, aku juga sudah tak melihatnya sejak seminggu lalu.”

“Pindah tempatkah ?”

“Mana aku tahu? Kamu ingin sekali ketemu?”

“Iih.. enggaklah.. hanya pengin tahu saja.. “

“Mungkin saja mencari tempat yang lebih menjanjikan, karena disitu sepi.”

“Kamu melihat salon yang ada disekitar tempat itu?”

“Salon? Aku nggak begitu memperhatikan.. ada apa dengan salon itu?”

“Aku mencari bengkel nggak ketemu, malah melihat salon didekat situ, dengan nama ‘ANISA’.”

“Benarkah? Jadi mungkin saja Tejo tinggal disitu.”

“ Bisa jadi.”

“Aku akan menyuruh orang untuk mencari tahu. Bukan apa-apa, cuma penasaran saja.”

“Barangkali keadaannya baik, aku ingin memberitahu ibu. Aku tahu ibu masih memikirkan Tejo, seringkali aku melihat ibu melamun, dan tampak sedih. Bagaimanapun Tejo itu anak satu-satunya, nggak mungkin benar-benar dibuangnya. Cuma saja, kalau masih bersama Anisa ya susah kalau mau agar ibu mema’afkannya.”

“Iya benar. Nanti aku cari tahu bagaimana keadaannya”

***

Malam itu ketika Miranti sedang duduk sendirian dipavilyun yang ditempatinya, tiba-tiba bu Kusumo datang.

“Mir, kamu belum mengantuk?”

“Belum bu, kan masih jam delapan.”

“Abi sudah tidur?”

“Sudah bu..”

“Ibu ingin bicara sama kamu, setelah berhari-hari ibu ingin mengatakan tapi belum sempat mengatakannya.”

“Ada apa bu?”

“Waktu kita ketempat ibumu itu, dan kamu sedang menyusui anakmu dikamar, ibumu bilang bahwa ada yang ingin meminang kamu.”

Miranti terkejut.

“Meminang saya? Maksudnya..?”

"Kamu sudah lama menjanda Mir, hampir setahun. Sudah sepantasnya kalau kamu menikah lagi.”

“Ah, ibu..”

“Ibu sama bapakmu tidak apa-apa Mir, kami justru berharap kamu segera menikah lagi, karena kamu kan masih sangat muda.”

Miranti terdiam. Terbayang olehnya wajah ganteng Pramadi yang selalu membayanginya. Tapi sejauh ini Pramadi belum pernah mengatakan ingin meminangnya. Miranti tahu, pasti sulit baginya setelah Pram melakukan penyamaran beberapa waktu lalu. Atau.. jangan-jangan Pramadi ragu karena dia sudah janda?”

“Mir, kata ibu kamu, anaknya pak Lurah yang rumahnya disebelah rumah itu.. suka sama kamu lho. “

“Oh.. dia ?”

“Iya, kalau dia baik.. terima saja Mir, sudah lama kamu hidup sendirian.”

“Kan sama bapak sama ibu sama Abi?” Miranti mengelak.

“Itu hal yang berbeda. Aku sama bapak adalah orang tua kamu, Abi adalah anak kamu. Tapi kamu butuh seseorang yang bisa melindungi kamu. Ya kan?”

“Iya bu, tapi Miranti belum memikirkan itu.”

Walau begitu, kata-kata ibu Kusumo itu menyiratkan bahwa tak ada masalah seandainya dia menikah lagi. Tapi siapa yang mau melamar? Jangan anaknya pak lurah ah. Kata hati Miranti. Ada yang ditunggunya, tapi belum datang juga.

“Mir, pikirkan baik-baik ya, ibu sama bapak disini akan mendukung kamu kok. Tapi kamu harus mendapatkan laki-laki yang baik, yang mencintai kamu, yang bisa melindungi kamu, dan Abi pastinya.”

“Iya ibu, akan Miranti pikirkan.”

“Baiklah. Sekarang tidurlah, sudah malam,” kata bu Kusumo sambil mengelus wajah Miranti dengan kasih sayang.

Miranti masih duduk dikursinya, membiarkan televisi menyala tanpa sedikitpun dinikmatinya. Batinnya menjerit...

“Praaaam, lamarlah aku..”

Malam itu Miranti bermimpi tentang bunga-bunga, tentang pangeran berkuda yang meraih pinggangnya dan menaikkannya keatas kudanya, lalu mengajaknya terbang keawang, menggapai bintang-bintang, bermain dengan gumpalan mega dan berpacu dengan angin menderu. Aduhai...

***

“Anisa, mobil siapa itu?” tanya Rita heran melihat Anisa datang membawa mobil baru.

“Mobil aku lah, masa mobil orang..”

“Dikasih sama kekasih baru kamu? Alex?”

“Bukan, aku beli sendiri.”

“Banyak duit rupanya.”

“Aku menggadaikan surat rumah ini..”

“Astaga, kamu sembrono tentang uang Nis. Hanya untuk membeli sebuah mobil kamu menggadaikan rumah kamu?”

“Ini kesenangan aku Rit, aku pasti bisa menebusnya. Bukankah salon kita semakin ramai?”

“Kalau kamu suka menghamburkan uang untuk kesenangan kamu, mana bisa uang kamu menumpuk?”

“Bisa.. harus bisa.”

Tapi Anisa terus saja bersenang senang dan menghamburkan uang. Ia juga berganti-ganti pasangan. Bagai kuda lepas dari kandangnya semenjak Tejo sudah pergi dari rumahnya. Baginya Tejo sudah tak berguna karena tak lagi memiliki apa-apa.  Berbulan bulan ia menikmati kesenangan, dan membuat Rita terkadang  juga merasa kesal.

“Rit, aku pergi dulu ya..”

“Pergi kemana lagi?”

“Ada aja.. nggak akan lama.. mumpung lagi sepi.” katanya sambil berlalu, pergi dengan mobil barunya.

Rita hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia menyesal bekerja sama dengan Anisa, yang pada kenyataannya dia sering harus bekerja sendiri sedangkan Anisa hanya meminta uang lalu lebih banyak bepergian. Lalu ia berfikir akan melepaskan salon itu dan berusaha sendiri dirumahnya  walau hanya sederhana.

“Selamat siang,” sapa seorang wanita yang kemudian masuk kedalam.

“Selamat siang mbak, silahkan masuk.”

“Lagi sepi ya?”

“Baru saja sepi mbak, tadi lumayan ramai. Mau potong rambut?”

“Saya mau keramas dong mbak, lalu dipotong sedikit saja.”

“Baiklah, ayo silahkan duduk disini.”

Rita melayani pelanggan yang baru masuk dengan sangat ramah. Begitu  ia selalu melakukannya.

“Kok sendirian mbak..”

“Iya, teman saya sedang keluar.”

“Nama salon ini Anisa, mbak kah yang bernama Anisa?”

“Oh bukan, itu nama teman saya yang sekarang sedang keluar. Dia juga pemilik rumah ini.”

“Oh, tidak ada karyawan lain ya mbak..”

“Biasanya saya mengerjakan dengan Anisa. Tapi karena sepi dia keluar sebentar katanya.”

“Itukah yang namanya Anisa?” kata sang pelanggan sambil menunjuk kearah sebuah foto besar yang terpampang didinding.

“Ya, itu Anisa.”

“Masih muda ya, dan masih gadis tampaknya. Hebat, masih muda-muda sudah sukses menjalankan usaha.”

“Oh, saya sudah punya suami dan seorang anak mbak.”

“Oh ya? Tampaknya seperti masih gadis.”

“Masak sih?”

“Iya mbak, bener, mungkin karena punya salon jadi pintar merawat diri.”

“Mbaknya terlalu memuji.”

“Benar kok. Kalau mbak Anisa itu juga masih gadis kah, atau sudah keluarga?”

“Dia .. pernah punya suami.. “

“Apa maksudnya pernah?”

“Suaminya sudah pergi, mungkin tidak cocog dengan kehidupan salon yang pelanggannya bukan hanya wanita tapi juga pria.”

“O..jadi mbak Anisa sendirian dirumah ini?”

“Ya.. begitulah. Sudah mbak, ayo pindah kesana, saya potong dulu rambutnya, mau yang seperti apa, lalu saya keringkan.”

“Seperti ini saja mbak, cuma agak dipendekin sedikit.”

“Oh, baiklah..”

***

Sebuah pesan singkat diterima Miranti dengan hati berdebar.

“Bidadari, aku ingin sekali ketemu kamu, tapi seakan akan ketemu dimana.. gitu..”

“Memangnya kenapa?”

“Kangeeeen...”

Maka Miranti mendekati bu Kusumo dengan hati-hati.

“Ibu, bisakah saya nitip Abi sebentar?”

“Mau kemana Mir?”

“Belanja sebentar saja bu..”

“Mau ibu temenin, nanti biar Abi sama ibu.”

“Nggak usah ibu, Abi lagi tidur. Cuma sebentar saja kok bu.”

“Baiklah Mir.”

“Ibu mau nitip apa?”

“Apa ya, semua masih ada. Kalau ada beli jeruk saja buat bapak.”

“Baiklah bu, nanti Miranti belikan.”

***

Miranti memasuki supermarket dengan hati berdebar. Ini janjian tempat bertemu, pura-pura tidak sengaja, tapi sebenarnya sengaja. Miranti berdebar-debar. Sudah berbulan-bulan tidak ketemu, hanya memandangi foto dan membaca kalimat-kalimat romantis dipesan singkat, dan sekarang akan bertemu. Miranti menata batinnya yang bergejolak. Ini adalah kerinduan yang sudah lama ditahannya, lalu ketika ia sedang memilih sayuran dan akan memasukkannya ke keranjang belanjaan, dan seseorang berdehem dibelakangnya, maka Miranti hampir jatuh terhuyung.

“Apa kabar bidadari...” kali itu dibisikkannya melalui bibirnya yang selalu tersenyum teduh.

“Pram...” bergetar Miranti menyapanya.

“Kamu masih seperti dulu..cantik dan menawan.”

“Apa kamu juga ingin agar aku memuji kamu?” kata Miranti setelah menata batinnya.

“Jangan, aku sudah tahu bahwa aku tampan, handsome,ganteng,menawan..” goda Pram.

“Huuh..” Miranti mencibir, Pram menatapnya gemas.

“Aku sudah tahu kalau Anisa tidak bersama Tejo..”

“Oh ya..”

“Salon itu memang punya Anisa. Karyawanku pura-pura memotong rambut disana dan sempat memotret fotonya, karena waktu itu Anisa tidak ada.”

“Lalu dimana Tejo?”

“Entahlah, aku tidak tahu, atau belum tahu. Karyawanku mau menanyakan dimana bekas suami Anisa, tapi sungkan.”

Mereka berbicara sambil belanja, berjalan pelan dan sesekali saling pandang dengan manis.

“Sudah aku duga, Anisa hanya menginginkan hartanya. Tapi entah bagaimana caranya dan apa yang terjadi sehingga mereka berpisah,” lanjut Pramadi.

“Ya sudah, nanti kalau sudah jelas keberadaannya aku mau bilang sama ibu. Kalau ternyata dia sudah tidak bersama Anisa pasti ibu mau menerimanya.”

“Bagaimana kalau Tejo tak mau datang untuk menemui ibu bapaknya?”

“Yah, entahlah. Sebenarnya aku kasihan sama ibu. Terkadang ibu tampak diam sambil membuka-buka album, menatap wajah Tejo berlama-lama.”

“Tak mungkin seorang ibu melupakan atau membuang anaknya.”

“Semoga yang hilang segera kembali,” gumam Miranti sambil mengambil jeruk pesanan bu Kusumo.

“Didekat situ ada  cafe, boleh kan sekedar minum berdua?”

Setelah belanja Miranti mengikuti Pramadi masuk ke cafe yang ditunjuk. Memesan dua gelas jus jeruk kesukaan mereka, sambil saling pandang dengan mesra.

“Aku akan segera melamar kamu. “

“Benar? Tidak menyesal melamar seorang janda?”

“Janda cantik yang selalu hadir didalam mimpi dan sa’at terjaga. Aku serius. Tapi aku tak tahu, harus melamar kemana? Ke pak Kusumo atau ke pak Winardi?”

“Karena aku anak mereka berdua, jadi datanglah dulu kepada pak Kusumo.”

“Benarkah? Mereka tidak akan sakit hati aku menggantikan kedudukan Tejo?”

“Tidak, bu Kusumo justru mengejar-kejar aku supaya segera menikah lagi.”

“Kalau begitu kendalanya tinggal satu, yaitu aku akan datang sebagai apa? Bekas sopir kamu, atau sebagai aku yang sesungguhnya.”

“Aduh, jangan tanya kalau so’al itu, aku juga bingung.”

“Semoga ada jalan, dan semuanya menjadi lancar.”

Tiba-tiba Pram melihat seseorang memasuki cafe, dan Pram mengenalnya.

“Itu kan Ana.. eh.. Anisa?”

Miranti menoleh kearah pintu masuk, dilihatnya Ana sedang menggandeng seorang laki-laki yang tampak tidak muda lagi. Mereka tampak mesra, lalu duduk diseberang meja dimana Pram dan Miranti duduk.

“Ayo kita pergi,” bisik Miranti.

Pramadi menurut, tapi ketika keduanya berdiri, Anisa melihatnya.

“Haa... akhirnya Miranti pacaran dengan sopirnya?” teriak Anisa tanpa sungkan.

Miranti dan Pram mendengarnya, tapi tidak menggubrisnya. Pramadi justru merangkul pundak Miranti sambil melangkah keluar lalu menghampiri mobil masing-masing yang kebetulan diparkir berurutan.

“Hati-hati, bidadari,” pesan Pram ketika mengantarkan Miranti ke mobilnya.

“Terimakasih, mas sopirku yang ganteng,” kata Miranti tersenyum lalu masuk kedalam mobilnya.

“Sopirmu ini akan segera melamar kamu,” kata Pram sambil menatap Miranti dari jendela kaca.

Miranti mengangguk sambil tersenyum.

***

Masih pagi ketika pak Kusumo duduk dikursi kerjanya dan membaca koran yang sudah siap di mejanya. Tiba-tiba pandangannya terpaku pada sebuah berita dikolom utama koran itu.

SEORANG PENGUSAHA MUDA,  Ir. PRAMADI ADALAH SEORANG DERMAWAN.

“Pramadi?” gumam pak Kusumo, lalu melanjutkan membaca.

Setiap bulan ribuan kaum du’afa mendapat limpahan rejeki dengan sembako yang dibagikan disetiap sudut kota.

Dibawahnya terpampang foto seorang laki-laki ganteng dan seorang lagi sedang membagikan sebuah bungkusan yang diterima seorang wanita.

Pak Kusumo menatap lekat-lekat wajah itu, tanpa melanjutkan membaca.

“Pramadi? Insinyur Pramadi.. pengusaha muda yang dermawan.. Tapi bukankah ini Pramadi yang aku kenal?” gumamnya sambil terus menatap wajah yang terpampang dikoran itu.

“Kalau nama sama, boleh saja.. wajah sama juga boleh.. tapi nama sekaligus wajahnya sama.. bagaimana ini?”

Tak lama kemudian terdengar  interkom berbunyi.

“Bapak.. ada yang mau ketemu bapak, apakah bapak bisa menerima?”

“Siapa?”

“Seorang bapak bernama Pramadi..”

***

Besok lagi ya

 

80 comments:

  1. Alhamdulillah telah hadir AYMT 27.. Matur nuwun mbak Tien.. Salam sehat bahagia selalu..

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah AYMT~27 telah hadir.. maturnuwun Bu Tien..
    Semoga tetap sehat semangat dan bahagia senantiasa.. Aamiin YRA..

    ReplyDelete
  3. Makasih Bunda untuk cerbungnya.
    Sehat selalu dan terus berkarya.
    Sukses selalu buat Bunda

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah AYMT 27 sudah terbit.
    Matur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
    Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

    ReplyDelete
  5. Trims bu tien. Bisa tidur nyenyak nih.

    ReplyDelete
  6. alhamdulilah...yg di tunggu"akhirnya udah nongol...terima kasih bunda selamat malam semoga bunda tien selalu sehat rohani dan jasmani Amiin...

    ReplyDelete
  7. Maturnuwun bu Tien 🙏🙏👍👍

    ReplyDelete
  8. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar
    Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar, Klaten,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Eps 27 sdh tayang.....
      Mtnuwun mbak Tien
      Jangan gagalkan Pram yg mau nglamar Miranti ya mbk

      Delete
    2. Ahaahaaaa..... mbak Tien pinter ya bikin penasaran tingkat dewa.... lanjuut mbak duuuh ga sabar aku 🙄😍🤔🤔
      Semoga lbh asyik lg alur cerita yg menginspirasi mbak Tien agar AYMT ini penuh dg warna pelangi yg indah...
      Selamat berkarya.... Doaku selalu mbak..... Semoga mbak Tien sekeluarga senantiasa sehat dan bahagia ...dan Salam sayangku dr Surabaya 🤗😙😍😍

      Delete
    3. Alhamdulillah.......
      Setelah menanti cukup lama
      Akhirmya AYMT 27 hadir juga
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.



      Delete
  9. Mbak Tien bikin deg degan lho .... Matur nuwun....

    ReplyDelete
  10. Trimaksh ibu..sllu menunggu cerita ini...semakin seru🙏🙏😊

    ReplyDelete
  11. makasih mbk tien aymt 27 udah muncul ..cerbung yg selalu ditunggu2...

    ReplyDelete
  12. Salam kenal ibu..sy rista silalahi dari lampung...sllu mengikuti cerbung ibu tien..sllu ingin koment tp sllu gagal...😁🙈

    ReplyDelete
  13. Salam kenal ibu..sy rista silalahi dari lampung...sllu mengikuti cerbung ibu tien..sllu ingin koment tp sllu gagal...😁🙈

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah AYMT27 sdh tayang.
    Suwun mbak Tien. Smg sehat dan bahagia sll bersama Amancu
    Aamiin ya Robb.

    ReplyDelete
  15. Pram mau melamar Miranti kpd pak Kusumo ya. Makasih mba Tien .Salam sehat selalu mba

    ReplyDelete
  16. Terimakasih part 27 dah muncul, mengapa hanya pendek ceritanya...semakin penasaran mbak Tien...

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah.... yang di tunggu tunggu... berita nya juga menyenangkan hati... makasih ya bu Tien

    ReplyDelete
  18. Hore akhirnya permadi melamar miranti, makasih bunda Tien

    ReplyDelete
  19. Mbak Tien sayang..maturnuwun ya..AYMT 27 sudah muncul. Aku membacanya sambil berdebar dan sesekali tahan napas.
    Ayo Pram segera lamar Miranti... Aduh kok ada putra pak lurah segala..emoh ah..hehe.
    Syukurlah jika Tejo masih punya malu terhadap perbuatannya yang tidak baik. Dasarnya Tejo keturunan orang baik. Semoga kelak menemukan pasangan yang baik juga. Biarkan Miranti bahagia bersama Pram. Cukuplah sekali ia dijodohkan dan terbukti tidak bahagia..jangan sampai pak dan bu Winardi (maaf...tampaknya Miranti malah kesannya kurang dekat ya dengan ortunya) menjodohkan dengan orang lain.
    Semoga mbak Tien sehat selalu...dan dilimpahi pahala karena menghibur hati para penggemar karyanya..Aamiin

    Salaam
    Iyeng Sri Setiawati - Semarang

    ReplyDelete
  20. makasih bu tien.. ditunggu kelanjutannya..

    ReplyDelete
  21. Smg p Kusumo bs menerima Pramadi dan tdk merasa dipermainkan oleh Pram supir Miranti...lanjut mb Tien...slm seroja....

    ReplyDelete
  22. Matur nuwun... Mbak tien... cerita semakin mendebarkan... Smg mbak tien sehat selali

    ReplyDelete
  23. S3moga rencana pramadi utk melamar miranti segera terwujut
    Salam sehat jeng tiwn

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah sudah tayang episode 27
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
    Salam sehat dan hangat untuk ibu Tien dan semuanya dari Salamah Purworejo

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah AYMT sdh hadir mksh mb Tien salam sehat selalu .

    ReplyDelete
  26. Alhamndulillah....
    Terimakasih mbak tin

    ReplyDelete
  27. Puji Tuhan, AYMT27 yg kutunggu hadir...
    Mantab sdh mulai tampak titik2 bahagia... Orang baik pasti disayang Tuhan. Tejo, ayo cepat bertobat, banyak orang baik disekitarmu yg akan membantumu.
    Yustinhar Priok menunggu eps 28.
    Matur nuwun ibu Tien, berkah Dalem.

    ReplyDelete
  28. Akirnya nongol jg episode 27 Tks mbak Tien.

    ReplyDelete
  29. Trims Bu Tien
    Ditunggu episode selanjutnya dg harapan orang baik ketemu orang baik karena bisa menjadi Berkat bagi sesama.

    ReplyDelete
  30. ayolah Miranti segera raih bahagiamu

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah sdh tayang eps. 27.... Tejo pulang saja ke rmh pak dan ibu Kusumo... pasti bpkmibu akan memaafkan asal sdh tdk bersama anisa dan jangan lagi berhibungan dg Anisa...
    Pram.segŕa lamar Miranti ...
    Mantap bu Tien sehat selalu kami selalu menunggu eps. selanjutnya

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah sdh kubacaaaa
    Potong ceritanya...bikin penasaran euiy...
    Salam sehat mb Tien
    YulieSleman Sendowo

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah AYMT 27 sudah hadir
    Semakin deg2an nih dan makin penasaran ceritanya.
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu.
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  34. Salam sehat utk Bu Tien ...Semoga Pramadi jadi melamar Miranti..🙏👍

    ReplyDelete
  35. Yaaa bu Tien...lagi seru2nya kok diputus siiihhh....
    Smg pak Kusumo enggak marah krn Pram sdh membohongi beliau menyamar jadi pengamen smp diangkat jadi supirnya Miranti, kan semua dilakukan Pram awalnya utk bisa sering bertemu Miranti, akhirnya tk menjaga/melindungi Miranti.
    Matur nuwun bu Tien, semakin seru dan seru 👍👍👍 jangan buru2 tamat ya bu Tien 😀😀😀
    Salam sehat selalu kagem bu Tien dan Amancu ❤ sugeng makaryo nggeh bu, mugi lancar dan sukses senantiasa, amin! ❤🙏👍

    ReplyDelete
  36. Terima kasih Bunda Tien,.. tetap semangat dan salam sehat selalu..

    ReplyDelete
  37. Smoga rencana Pramadi melamar Miranti tidak hambatan dan halangan.. smoga semua betjalan dgn lancar. Orang baik selalu diberkahi Allah... Terima kasih Mbak Tien.. ditunggu kelanjutannya dengan tidak sabar. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  38. Gemeeeeeesssss....ceritanya menggelitik, mksh bu tien...sehat selalu njih

    ReplyDelete
  39. Duuh ketiduran, jadi ketinggalan baca..
    Kereen bu. Berharap Pram segera melamar Miranti, biar yang baca tambah happy.. Hehehe..

    Terima kasih bu..
    Salam. Sehat tuk ibu dan keluarga. Serta pembaca setia karya Bu Tien dimana saja berada..

    We love yu bu....

    ReplyDelete
  40. Maturnuwun bu Tien. Seroja sll utk ibu Tien dan kelg.salam dr yogya selatan

    ReplyDelete
  41. Eps kali ini bikin seneengg...akhirnya pram mau melamar miranti...😘😍

    ReplyDelete
  42. Semoga Pramadi mendapatkan kemudahan dari Allah Swt atas rencananya melamar Miranti dan Tejo kembali kepangkuan bpk ibunya dan diterima mereka dgn baik. Maturnuwun Bu Tien, saya penasaran nunggu kelanjutanmya yg semakin menarik. Salam sehat dari Pondok Gede...Mashudi

    ReplyDelete
  43. Ibu Tiennnn kuuuuhhhh....... Sehat sll yaa Buuu...... Semakin SERUUUUU..... Hati q AMBYAAAARRRRR........BU Tien sll bikin penasaran ..... Uuppss.. lup U Bu Tien.... Pengen cepat malam.... Nunggu Pram... He he he

    ReplyDelete
  44. Surabaya sll menungguuu Buuuuu ......hiks hiks

    ReplyDelete
  45. Rupanya Pramadi mendatangi kantor pak. Kusumo.....
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  46. Semoga selalu sehat Bu Tien, ditunggu lanjutannya Bu Tien, selalu dbikin penasaran dan ketagihan..

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah.. Bun..
    Mtur nuwun...
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  48. Jadi berdebar.....apa yg akan dibicarakan Pram ya?
    Tejo?nampaknya dia mulai menata hidupnya,penasaran dg episode selanjutnya,salam sehat ibu Tien,makasih

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah sudah tayang. Terimakasih bu Tien. Magelang hadir

    ReplyDelete
  50. Mb Tien , memang toop . Pengen cepet malem nih . Pram segeralah nglamar Miranti . Semoga pak Kusumo menerima Pram dengan penuh kasih sayang . Tejo ayo berjuang trus majukan bengkelmu n plg ke bpk ibu. Tinggal kan bunga jlnan itu ...gemes....

    ReplyDelete
  51. Wuih makin seru nih. Pak kusumo senang dgn pram, pa winardy senang dgn anak pa lurah, gimana caranya bisa menyenangkan mantan mertua dan orang tua sendiri?.
    Terima kasih mbak tien, semoga sehat² selalu.

    ReplyDelete
  52. Halo mbak Tien...
    Duuuh..smlm inguk2 smpe ketiduran..pg ada kegiatan..jd bs smpt baca...
    Trimakasiih mbak Tien...makin seruuu ajaa..
    Semoga yg terbaaik buat miranti&pram..pak kusumo tdk berhak menolak lamaran pram pd miranti..jika itu tujuan pram..

    Semoga anisa mendapat imbalan setimpal dgn perbuatannya..rumah digadaikan..tdk bs nebus..trus dilelang bank..pram yg beli...hahaha..
    menghayal.com 😁 lanjuuutbak Tienn..

    Salam sehat dr bandung buat mbak Tien & kelg.

    ReplyDelete
  53. Sy juga berpikir Anisa g bisa nebus rumahnya...trus dilelang...Miranti dg Pram ...trus Tejo , anak lurah, ya...ngikut mbak tien-ku aja...
    Salam sehat dari Sragen mbak Tien Kumalasari ...

    ReplyDelete
  54. Saya jg ngira , Anisa ga bisa nebus dan rumah disita.habisnya pengen hidup enak kok ga mau rekoso .

    ReplyDelete
  55. Selak kepengin cepat2 tahu lanjutannya
    Coba2 mulai melongok....
    Eeeee siapa tahu sdh ada????
    Termyata.....
    Belum ada
    Setia menunggu....

    ReplyDelete
  56. Pasukan inceng2... tapi kok ya blm muncul ya ep 28? Ayo dong Mbak Tien... selak gak sabar nih... hehehe...

    ReplyDelete
  57. Di AYMT ini komen pembaca seru dan lucu2....masing2 punya keinginan dan harapan atas nasib tokoh2nya...tp mbak Tien yg punya cerita....salam sehat dr situbondo

    ReplyDelete
  58. Kutunggu dan kutunggu lg.....salam seroja bu Tien sayang, dr yogya selatan sll setia

    ReplyDelete
  59. Wah , malamnya kok lama ya ...ngintip2 trus .....

    ReplyDelete
  60. Bagaikan boneka plastik bermata biru... 🤭🤭..hanya bisa ..merem melek...merem melek.. kemudian .longok lagi longok lagi....eps menunggu AYMT 28.. 💃💃💃

    ReplyDelete
  61. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu dan tetap semangat Aamiin 😍😍😍

    ReplyDelete
  62. Yeee belum ada...
    Bu Tien sdh pada tdk sabaran lho, pingin tau ada apa Pram kok menemui pak Kusumo, moga2 melamar Miranti dan direstui beliau...semua sekarang pinter ngarang ya bu Tien? 😀😀😀
    Salam sehat kagem bu Tien dan Amancu...sugeng makaryo 😀😊👍

    ReplyDelete
  63. Intap intip, longak longok, buka tutup. Capek ngetik, bu tien lg istriht, biar tetp seht. Besok lagi ya. Ha.. ha..

    ReplyDelete
  64. Ditunggu lanjutannya ibuuu... penasaran...

    ReplyDelete
  65. Antrian ke 15.
    Selamat malam Bu Tien selamat malam sahabat-2 pecinta cerbung Bu Tien.
    Salam sehat dan sejahtera

    ReplyDelete
  66. Intap intip setiap beberapa jam blm muncul tinggal tidur dulu yaaa smg nnt nglilir sdh muncul he..he..

    ReplyDelete
  67. Hati q deg deg plaaasss..... Bu Tien..... Shat sll yaaa.. salam dr sbyo .......

    ReplyDelete
  68. Ngintip Lg yuuuuukkkkk..... He he he Bu Tieeennnn....mmmuuuuaaaahhhh....

    ReplyDelete
  69. Kutunggu dan kutinggu lagi
    Dari detik ke menit
    Dari menit ke jam......🤗🤗

    ReplyDelete
  70. Di intip lagi eeeh blum nongol juga...

    ReplyDelete
  71. Yoook intip lagi, bentar lagi nongol

    Hitung, mulai....1...2...3. eeeh belum nongol juga..

    ReplyDelete
  72. Seninnya lewat...blm nong" sdh tengah mlm lbh. Tetap semangat semakin seroja utk bu Tien ku sayang, dr yogya selatan penggemar setia

    ReplyDelete
  73. Terima kasih mbak Tien, episode berikutnya saya nantikan

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 40

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  40 (Tien Kumalasari)   Listyo terpana. Bukankah Dewi menyebut nama Satria? Bukankah Satria mengatakan bahw...