Saturday, July 11, 2020

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 16

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 16

(Tien Kumalasari)

Kali ini Basuki sampai melangkah mundur beberapa tindak, kepalanya mendongak keatas menghindari mulut-mulut kemerahan yang berusaha menciumnya.

"Uuh, lepaskan, apa-apaan ini?"

"Basuki.. sayangku.."

"Apa kalian sudah gila ??" kata Basuki sambil mendorong keduanya hingga hampir terjengkang.

"Ya ampuun, kok sekarang kamu kasar begitu sama perempuan Bas?"

"Kalian ini benar-benar tak tau malu !!"

"Bas, kamu sadar apa yang kamu katakan?"

"Pergi !!!"

Mery menatap keduanya yang bersandar pada sebuah bangku. Kalau tidak pasti mereka terjengkang karena dorongan Basuki. Mery ingat yang satu adalah yang kemarin datang ke warung ketika dia mau pulang. Satunya lagi.. Mery mengenalnya, dia Susan, salah seorang kekasih Basuki. Aha, sekarang Mery teringat, perempuan yang satu itu pernah juga dibawa Basuki. Ia yang mengantarkannya, lalu Basuki turun menghampiri dia, dan Mery berlalu. Pantas wanita itu tak mengenalnya karena waktu itu dirinya ada didalam mobil. Tapi Mery sempat memandangnya sekilas.

Dulu, Mery tak perduli pada setiap perempuan yang bersama Basuki, toh Basuki selalu menganggap dirinya adalah yang nomor satu. Tapi sekarang, darah Mery benar-benar mendidih melihat kelakuan keduanya.

"Basuki..., kamu lupa sama aku?"  perempuan yang bernama Susan merengek."

"Kamu bukankah yang mengaku bernama Evy dan datang kerumah di Ungaran kemarin? Kamu belum mendengar apa yang aku katakan bahwa aku sudah mau menikah. Dia ini calon isteriku," katanya sambil merangkul pundak Mery dan didekatkannya pada tubuhnya, sedangkan sebelah tangannya menuding kearah hidung Evy.

Susan terbelalak sedangkan Evy langsung menatap Mery dengan penuh kebencian.

"Mery ini? Kamu benar-benar akan menikahi dia? " tanya Susan dengan mata melotot.

"Enyah kalian dari hadapanku ! Tak tau malu !!"

Kedua wanita itu saling pandang, seakan tak percaya akan apa yang dialaminya. Basuki tak pernah menolak wanita. Sekarang, dia mengusirnya.

"Enyah kalian!! Pergi dari hadapanku !!" Kata Basuki, tandas, dengan mata menyala penuh kemarahan.

Evy yang pernah mendatangi rumah Basuki di Ungaran menarik tangan  temannya keluar dari warung, sementara banyak orang menatapnya dengan kesal.

Basuki mempererat rangkulannya, Mery tak menjawab apapun. Ia masih memeluk Tiwi yang melihat kejadian itu dengan bingung.

Basuki yang melihat banyak orang menatap kearahnya, kemudian menghadap kearah mereka sambil merangkapkan kedua tangannya.

"Ma'af bapak-bapak, ibu-ibu.. kejadian tadi diluar perkiraan saya. Mohon ma'af sekali lagi karena telah mengganggu ketenangan bapak-bapak dan ibu-ibu disini.

Sebagian dari mereka mengangguk-angguk dan melanjutkan acara makannya, sementara beberapa lagi nyeletuk menampakkan rasa tak senangnya  karena ulah kedua wanita tadi.

"Tampaknya memang bukan wanita baik-baik.." kata seseorang.

"Iya, kelakuannya sungguh tidak sopan.. tertawa lepas seperti dirumah sendiri saja." sambung yang lainnya.

"Untunglah sudah pergi."

Basuki kemudian menatap Mery.

"Ma'af Mery, kamu kan sudah tau mereka itu seperti apa."

"Iya aku tahu."

"Ayo, kamu mengajak mampir kemari karena ada pesan untuk Mini bukan? Sini biar Tiwi sama aku," kata Basuki yang kemudian meraih Tiwi dari gendongan Mery, kemudian mengajaknya kembali ke mobil.

Mery mendekati Mini yang sedang sibuk dibelakang.

"Bu, itu wanita yang kemarin datang kemari kan?"

"Iya, satunya lagi , aku mengenalnya."

"Itu kemarin sikapnya juga sungguh menjengkelkan. Bilang masakannya kurang mantaplah.. keasinan lah.. tapi semangkok dihabiskannya tanpa sisa."

"Iya Min, biarkan saja, lain kali kalau dia datang kemari ketika aku tidak ada, jangan dihiraukan. Kalau dia membuat gaduh, laporkan saja kepada polisi."

"Iya bu."

"Ini Min, harusnya kan aku tidak kemari, tapi kunci laci terbawa oleh aku, barangkali kamu butuh menyimpan uang disana."

"Iya bu, terimakasih."

"Aku pergi dulu ya Min, sampai besok."

"Hati-hati dijalan bu."

 

***

 

"Ternyata masa lalu kamu masih mengikuti kamu ya Bas." kata Mery ketika mobilnya sudah meninggalkan warung.

"Biarkan saja, namanya juga masa lalu..Apa kamu tidak percaya sama aku ?"

"Bukan, tapi kalau hal itu terus menerus membayangi kehidupan kamu, apa tidak mengganggu ?"

"Biarkan saja mereka mengganggu, yang penting kan kita tidak tergoyahkan."

"Benarkah ?"

 "Hm... nggak percaya lagi nih."

Mery terdiam, tapi sungguh ia tahu bahwa Basuki telah berubah. Ia mencoba mempercayainya.

"Kemana nih, tuh Tiwi malah tertidur."

"Iya Bas, ayuk ke mal yang ada banyak mainan, Tiwi pasti suka."

"Baiklah.."

Mereka berdua memang hanya ingin bersenang-senang. Pergi ke tempat mainan, beli es krim, semua itu untuk menyenangkan Tiwi yang begitu ketemu langsung dekat dengan Basuki. Maklum, ketika datang Basuki membawa beberapa kotak coklat dan mainan untuk Tiwi.

"Senang ya, seandainya Tiwi itu anak kita..." celetuk Mery ketika menunggui Tiwi bermain mobil-mobilan.

"Pengin ya? Sebentar lagi kita buat sendiri," kata Basuki sambil tersenyum nakal. Mery gemas dan mencubitnya keras.

"Aauuw.. sakit, tahu." kata Basuki sambil merengut.

"Emangnya roti ?"

"Mirip bikin roti..." lalu keduanya tertawa lucu.

"Harus pas adonannya, supaya jadinya bagus kayak Tiwi.." kata Basuki lagi.

"Iih.. apaan sih."

"Jadi pengin nikah buru-buru," kata Basuki sambil merangkul pundak Mery.

"Terserah kamu saja."

"Nanti aku akan bicara sama mas Timan supaya membantu memikirkannya. Barangkali kita juga perlu pak lurah ya, dan pak Darmin... dan bapaknya.. eh.. mertuanya pak Darmin siapa ya?"

"mBah Kliwon.."

"Iya, aku ingin mendekati mereka, sebagai permintaan ma'af atas semua kesalahanku dimasa lalu."

Mery tersenyum. Senang Basuki  punya keinginan untuk minta ma'af kepada orang-orang yang pernah dilukai."

"Ibu Meliiii... nanti obilnya dibawa .. ,ulang ya.." teriak Tiwi tiba-tiba.

"Haaah? Dibawa pulang? Ya nggak boleh.. itu punya orang.."

"Aku mau bawa ulang;.. " Tiwi merengek sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Oh, anak ibu Mery yang cantik... sini.. sini.. ayo kita cari mobil yang seperti itu ditoko ya.. kalau itu tidak boleh dibawa pulang."

"Iwi mau.. Iwi mauuu.."

Basuki tersenyum, lalu menggendong Tiwi.

"Ayuk kita cari disana... pasti ada yang lebih bagus. Aduuh.. anak perempuan mengapa suka mobil sih?"

"Obil bagus.. obil bagus..."

"Oke, latihan direwelin anak ya Bas, jadi besok-besok kalau anak kita rewel kita sudah merasa biasa." kata Mery sambil mengikuti langkah Basuki, mencari counter mainan anak yang ada mobil-mobilannya.

"Mana obil.. mana obil.. " rengek Tiwi..

"Sebentar sayang.. disana.. jauuh.."

"Auhh..ya?"

"Ya... jauuh.. tapi sebentar lagi sampai." Tiwi berlari-lari mendahului, tapi karena khawatir jatuh, Basuki memburunya dan menggendongnya."

Basuki tampak senang, dan semestinyalah dia sesungguhnya sudah pantas memiliki anak.

"Nanti segera dibicarakan. Aku sudah tak punya orang tua dan jauh dari saudara. Aku juga akan minta om Darmono mewakili keluargaku."

"Siapa om Darmono?"

"Ayahnya Bagas."

"Oh.."

"Dia itu sahabat almarhum bapak, senang aku bisa ketemu beberapa waktu yang lalu."

Ketika sampai dicounter mainan, ternyata Tiwi minta mobil dimana dia bisa naik kedalamnya. Tidak mau mobil-mobilan kecil.

"Itu obilnya.. itu.. bawa ulang.. ya." Tiwi berjingkrak dalam gendongan Basuki.

Mery geleng-geleng kepala, tapi Basuki segera minta agar mobil itu dibungkus.

***

 

"Timan pulang agak siang atas permintaan Sri. Suaminya harus sudah ada dirumah sa'at Mery dan Basuki sampai disana.

"Tapi ini sudah sore, mengapa mereka belum pulang juga?" tanya Timan sambil menunggu tamunya diteras, sementara Sri sudah menyiapkan minuman dan makanan kecil dimeja.

"Barangkali Tiwi belum ingin pulang."

"Benarkah mereka akan segera menikah?"

"Iya mas, mbak Mery bilang begitu. Ia minta agar mas Timan membantunya mempersiapkan segala sesuatunya."

"Iya pastilah kita akan ikut memikirkannya, bukankah mbak Mery sudah seperti keluarga kita sendiri?"

"Iya mas, apalagi dia itu tak punya siapa-siapa, kasihan."

"Tak bisakah dia mencari siapa orang tuanya?"

"Entahlah. Harusnya mereka datang ke panti asuhan itu dan menanyakannya."

"Bisakah? Mungkin saja bisa, kalau dia mendapatkannya dari seseorang yang jelas. Kecuali kalau dia ditemukan disuatu tempat tanpa diketahui siapa orang tuanya."

"Wah, semoga ada keterangan tentang orang tuanya ya. Tapi kalau memang ya, mengapa mbak Mery tidak menanyakannya sejak dulu, dan malah mendiamkannya?"

"Yah, itulah.. Mengapa mbak Mery juga tetap tidak tahu siapa orang tuanya."

"Berarti tidak jelas ya mas."

"Semoga ada titik terang."

Tiba-tiba mobil Basuki memasuki halaman. Sri beranjak mau masuk kerumah, tapi Timan memegangnya.

"Mengapa Sri? Kamu tampak ketakutan?"

"Tidak, bukan begitu, aku mau .."

"Disini saja, kamu jangan memikirkan hal-hal yang telah lama berlalu, kita sudah membuka lembaran baru yang semoga bersih dari noda."

"Apaaaak... Iwi unya obiiill!! teriak Tiwi begitu turun dari mobil dan berlari kecil menuju kearah ayahnya.

Timan menyambutnya lalu mengendongnya.

"Tiwi tadi ikut siapa?"

"Ibu Meli... sama om Uki..."

"Nakal tidak?"

Tiwi menggeleng, lalu merosot turun dari gendongan ayahnya.

"Ada obiil.. ada obiil..."

Basuki turun, lalu mengambil bungkusan di bagasi.

"Itu obilnya.. itu... ukaa... bu Meli.. ukaa.."

"Apa ini ? Tiwi nakal rupanya?"

"mBak Mery, Tiwi nakal bukan? Minta apa dia?" tanya Sri.

"Bukan aku, Basuki yang membelikan."

Basuki menyalami Timan dan Sri.

"Selamat bertemu kembali mas Timan, Sri."

Sri hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia mendekati Tiwi yang berjingkrak menunggu bungkusan mobil dibuka oleh Mery.

"Senang bertemu kembali. Dan senang mendengar kabar tentang mas Basuki dan mbak Mery.

"Mohon do'a dan bantuannya mas Timan."

"Pasti mas. Nanti kita bicarakan."

Basuki menghampiri Mery dan membantu membuka bungkusan itu.

Timan dan Sri terkejut Tiwi mendapat mainan mobil-mobilan.

"Ya ampun mas, ini pasti mahal."

"Tidak, jangan difikirkan, lihat.. Tiwi sangat senang bukan?"

Tiwi kegirangan, ia langsung minta naik kedalam mobil sementara Mery mendorongnya.

"Silahkan masuk.. Sri sudah menyiapkan minum tuh," kata Timan ramah.

Walau pada awalnya merasa kikuk, Sri mulai terbiasa berbicara bersama mereka, karena Basuki juga bersikap sangat lugas, seperti tak terjadi apa-apa.

Mereka berbicara tentang rencana menikah Mery dan Basuki yang akan diselenggarakan secepatnya.

***

  "Bagas.."

"Ya bapak."

"Hari Minggu nih. Nggak ingin jalan jalan?"

"Kalau bapak ingin, mari saya antarkan."

"Kok malah bapak?"

"Kan bapak nyang ingin?"

"Bapak itu tidak usah menunggu hari Minggu kalau mau jalan-jalan. Bisa Senin.. bisa Selasa... bisa Kamis.. Lha kamu itu .. selain hari Mingu kan sibuk bekerja."

"Karena sibuk bekerja, hari Minggu mestinya dipakai untuk istirahat. Ya kan pak?"

"Iya juga, tapi kan kamu sudah tidur seharian. Lihat, malam sangat cerah, ada bulan, ada bintang bertaburan.. apa kamu nggak ingin jalan-jalan?"

"Tidak bapak, dirumah saja, menatap rembulan dan bintang- bintang, barangkali yang Bagas cari ada diantara mereka."

Pak Darmono tertawa.

"Jadi kamu sedang mencari sesuatu ?"

"Ya, barangkali ada.."

"Siapa tahu Kristin menari diantara bintang-bintang itu."

"Kok Kristin sih bapak?"

"Eh, bukan ya, apa benar kamu tidak tertarik sama dia?"

"Rupanya bapak sudah terpengaruh pada kata-kata pak Suryo."

"Lho.. kok pak Suryo?"

"Karena pak Suryo ingin menjodohkan Bagas dengan Kristin, lalu bapak ikut-ikutan menginginkannya."

"Tidak, bapak sebenarnya heran. Mengapa kamu tidak tertarik pada gadis secantik Kristin?"

"Tidak selalu yang cantik itu menarik kan pak?"

"Mungkin ya, tapi daripada kamu memikirkan yang lebih tua dari kamu, bukankah lebih baik memikirkan yang ada didepan mata?"

"Bapak memaksa Bagas ?"

"Oh, tidak, bapak tidak memaksa. Hanya meyakinkan saja, apa benar kamu tidak tertarik? Kalau tidak ya sudah, terserah kamu saja."

Bagas terdiam. Tertarikkan dia pada Kristin? Dia hanya kesal. Dulu kesal kepada rengekan dan manjanya yang setiap waktu menggelitik telinganya. Dan sekarang kesal karena sikapnya yang dingin dan seakan mengacuhkannya. 

"Ternyata dia sombong.""

"Benarkah dia sombong?"

"Setidaknya terhadap Bagas, ah.. sudahlah pak.. "

"Sepertinya ada tamu," seru pak Darmono tibaa-tiba.

Sebuah mobil memasuki halaman.

Pak Darmono dan Bagas berdiri menyambut.

"Selamat malam om," sapa tamu itu.

"Basuki ya?"

Bagas ingin kabur dari situ, tapi Basuki terlanjur melihatnya.

"Iya om, Bagas, apa kabar?"

Basuki mencium tangan pak Darmono dan menyalami Bagas dengan hangat.

"Silahkan masuk kedalam, disini lama-lama dingin," kata pak Darmono sambil membawa tamunya masuk

Bagas tak ikut duduk, ia langsung berjalan kebelakang.

"Bagas, disini saja.." tegur pak Darmono.

"Mau menyuruh simbok membuat minuman ," kata Bagas.

"Simbok kan sudah tau kalau ada tamu, dan tanpa disuruh pasti dia sudah menyiapkan minum untuk tamu kita."

Bagas terpaksa ikut duduk bersama mereka.

"Apa kabar Bas, agak lama ya kita tidak ketemu setelah kamu mengantarkan aku pulang itu?"

"Iya om, tapi sekarang saya sangat perlu bertemu om. "

"Ada yang penting rupanya?"

"Iya om, sangat penting." 

"Wouw.. apa kamu mau menikah?" pak Darmono hanya menerka.

Basuki tersipu, tapi ia segera memberanikan diri untuk mengutarakan maksudnya.

"Om, seperti om ketahui, saya kan sebatang kara, tidak punya siapa-siapa lagi. Maka dari itu, saya minta om juga memikirkan saya, membantu saya, menjadi wakil keluarga saya."

"Oh, bagus Bas, pastilah, ayah kamu itu sudah seperti saudara bagi om ini. Baiklah, kamu minta agar om melamar seorang gadis untuk kamu?"

Bagas diam, kepalanya menunduk. Ia tak ingin mendengarnya, tapi ayahnya pasti tak akan mengijinkannya pergi dari situ.

"Saya sudah melamar dia om. Dia itu juga sebatangkara seperti saya, malah orang tuanya saja dia tidak tau siapa."

"Kok aneh, lalu kamu mengenalnya dimana ?"

"Saya mengenalnya duapuluhan tahun yang lalu, disebuah panti asuhan. Ketika itu juga fihak panti asuhan tidak bisa memberikan keterangan tentang siapa orang tuanya."

"Duapuluh tahun yang lalu?"

"Ya om.. umur kami sekarang tidak muda lagi. Tapi Tuhan mempertemukan kami lagi dan rupanya kamu berjodoh,"

"Mengapa baru sekarang kamu ingin menikahi dia?"

"Ceritanya panjang om. Kami lama terpisah, dan baru ketemu lagi belum ada sebulan ini."

Pak Darmono mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Pada suatu hari nanti saya ingin bercerita banyak tentang perjalanan hidup saya om."

"Baiklah, siapa sebenarnya gadis itu, dan dimana dia sekarang?" 

"Dia mendirikan usaha warung dan berhasil. Warung Timlo Mery, barangkali om pernah mendengarnya karena warung itu cukup terkenal.

Pak Darmono terkejut. Tentu saja dia pernah mendengarnya. Bahkan Bagas mencintai gadis pemilik warung itu juga. Ia menatap kearah Bagas yang menundukkan wajahnya.

"Haa, Bagas juga sudah mengenalnya om. Kan itu warung langganan Bagas, iya kan Gas?"

Bagas mengangkat kepalanya dan mencoba tersenyum.

"Iya mas."

"Nanti Bagas akan aku minta agar menjadi pendampingku. Mau kan Gas?"

"Tentu mas.." jawab Bagas sekenanya, masih dengan tersenyum.

"Baiklah Bas, yang jelas aku bersedia membantu."

"Terimakasih banyak om."

"Nanti setelah aku menikah, aku akan bicara banyak tentang bisnis yang sedang aku jalankan. Sesungguhnya aku butuh bantuanmu." kata Basuki sambil menatap Bagas.

"Lho, simbok ini apa tertidur? Ternyata tidak tahu kalau ada tamu."

Bagas berdiri, mempergunakan kesempatan itu untuk kabur dari hadapan mereka.

"Tidak apa-apa om, biarkan saja. Besok om ada acara?"

"Tidak, om itu kan pengangguran, acaranya ya cuma bengong dirumah."

"Saya akan mengajak om jalan-jalan, nanti saya akan cerita banyak tentang hidup saya dimasa lalu."

 

***

"mBoook.... teriak Bagas begitu sampai dibelakang.

"Eh, ya ampun.. ada apa mas, mau makan malam sekarang?"

"Makan malam bagaimana sih mbok, kan tadi kami sudah makan?"

"Oh, ya ampuun.. simbok ketiduran.. jadi seperti ngelindur."

"Ada tamu tuh, buatkan minuman."

"Baik mas, minumnya apa?"

"Terserah simbok, kalau ada racun ya kasih saja dia racun." kata Bagas sekenanya.

Simbok membelalakkan matanya.

***

besok lagi ya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

32 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Yowa, Yustikno, Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Nova, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah CADM 16 sudah tayang.. semangkin seru aja ceritanya Dan mbak Tien PANCÈN OYÉ dalam mengolah kata-kata...
      Matur nuwun mbak Tien, semoga Mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin
      Salam hangat dan salam SEROJA dari Karang Tengah, Tangerang.

      Delete
    2. Alhamdulillah bacaan malam yg ditungu-tunggu sdh tayang. Matur nuwun Mbak Tien semoga sehat selalu dan tetap semangat.

      Delete
    3. Ahaaahaaa.... Bagaaas cembokur yaaa... semoga cintanya ama Kristin nantinya bukan cinta pelarian.. Stlh menerima tawaran pekerjaan dr Basuki... Bagas jd jauh dr Kristin tp malah memikirkannya terus.... biasa mbak "Absence makes the heart grow fonder".... sing adoh iku sing ngangeni... jadikepo.com😍😍😍

      Delete
    4. Matur nuwun sapaannya mbak Tien... Semangat ya mbak💪💪
      Sala sayang dr Surabaya
      Doaku senantiasa menyertai 🤗😗😍😍

      Delete
    5. Alhamdulillah, halo juga mba Terimakasih cerbung nya mba. Weekend ......ini bisa menikmati ceritanya yang kereeen. Sehat slalu mba.

      Delete
  2. Pas buka pas ada Mery.. Trimakasih Bu Tien.. Happy saturday night, always best wishes... Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.

    ReplyDelete
  3. Maturnuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Batang

    ReplyDelete
  4. Supraise, ga swngaja buka, eeh ternyata da kluar..
    Salam hangat tuk bu Tien sekeluarga..
    Makasiih critanya ok..
    Sehat selalu ya bu..
    Salam (Putri Bekasi)

    ReplyDelete
  5. Kaciaan Bagas... Senang malam ini CADM muncul lebih cepat. Makasih mba Tien. Salam sehat dan semangat mba

    ReplyDelete
  6. Basuki semakin mantap langkahnya ... tetapi Bagas semakin kelimpungan.
    Makin seru ... dan lanjut mbak Tien.

    Salam hangat dari Kota Gudeg.

    ReplyDelete
  7. Smg urusan Basuki dan Merry lancar... Bagas juga pelan tapi pasti bs move on dr mb Merry nya ke bos cantik Kristin yg sdh sdh mulai feminin... Slm seroja utk mb Tien dan kita semua...

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah ,pas buka sdh muncul mksh mb Tien makin seru sj niii

    ReplyDelete
  9. Selamat malam Bu Tien , smga sekel sllu sehat , matur nuwun CADM 16 nya , smga sllu sukses. mtr nuwun. salam dari Jaten.

    ReplyDelete
  10. Wadyuuh Bagassss...😬 terimakasih Bu Tien... Salam sehat dari Yogya. 😍

    ReplyDelete
  11. Tks mbak Tien,malam ini sdh muncul episode 16 nya yg tambah seru pengin segera baca lanjutannya.
    Salam sehat2 dan terus semangat buat mbak Tien.Salam dr Tegal.

    ReplyDelete
  12. Nglilir buka hp eh ada eps 16
    Makasih mba Tien. Sehat selalu.
    Salam dari Cilacap Barat

    ReplyDelete
  13. Hallo juga Mbak Tien,terima kasih sdh di absen.
    Alhamdulillah CADM 16 sdh tayang,
    Basuki semakin mantap..
    Bagas Bagas dunia tak selebar daun kelor kt si mbok..
    Semakin seru ceritanya, lanjuut
    Semoga Mbak Tien sehat selalu dan salam hangat dari Bekasi


    ReplyDelete
  14. Bunda Tien, terima kasih sudah selalu mengabsen saya. salam sehat selalu buat Bunda.

    ReplyDelete
  15. Tks CADM16 sdh hadir dg tetap bikin penasaran. Mungkinkah Mery adik kandung Basuki yg dititip di Panti Asuhan dg merahasiakan identitas ortunya (maaf lho) Semoga mas Timan bantu melacak dan bisa ketemu. Mungkin ibunya mbak Mery adalah ibu Sumini yg pingsan dipinggir jln dan ditolong Basuki dirawat di RS.
    Ibu Tien memang luar biasa, bikin tebakan yg sulit juga. Yustin Har Priok dkk menunggu eps 17.Matur nuwun.

    ReplyDelete
  16. hehehe,kasih racun. Kamu jahat Bagass

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah epsd 16 sdh dtg, suwun mba Tien... smg smkn berkah dg karya2 nya sdh menghibur banyak penggemarnya.
    Salam sehat & setia sll dr Bekasi🙏😙
    Sampai besok ya...

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah... Bangun tidur episode 16 udah tayang. Makasih mbak Tien... Ditunggu episode berikutnya... Salam sehat selalu dan terus berkarya. Salam dari Pati

    ReplyDelete
  19. Tambah seru ajah nih bu Tien..senang deh..walau ahir2 ini byk bgt kesibukan..tp disempatkan jg baca CADMny..sebagai relaksasi dr kesibukan 🙂🤭 salam dari Nias ya bu 😉

    ReplyDelete
  20. Alhamndulillah... Makasih mbak Tien, ceritanya menyenangkan,kebaikan" mulai bermunculan

    ReplyDelete
  21. Sukaaa mb Tien ...cerita yg apik ramuannya...ditunggu lanjutannya
    SlemanJogjakarta

    ReplyDelete
  22. Aq tiap saat buka..berharap cerita sgra disambung. G sabaran, penasaran trs...semangat ya mb Tien.Tak tunggu lnjtan critanya. Salam dr Madiun

    ReplyDelete
  23. Terimakasih bu Tien Cerbung nya, makin seru dan bikin penasaran, pengin terus dan terus membaca.....
    Kutunggu kelanjutannya salam dari Purworejo

    ReplyDelete
  24. Kutunggu #17 bunda Tien ,smg Mery dan Basuki tayang spt #16 agak gasiiik gk tengaah2 malam , swn bunda Tien salam Tahes Ulales dr Jogya ...lanjuuut..

    ReplyDelete

ADA MAKNA 33

  ADA MAKNA  33 (Tien Kumalasari)   Bu Simah mana tahu kertas seperti kwitansi yang bisa di jadikan uang? Seperti apa nanti cara menjadikann...