Saturday, March 7, 2020

DALAM BENIBG MATAMU 73

DALAM BENING MATAMU  73


(Tien Kumalasari)

Adhit terkejut. Tak percaya apa yang didengarnya, kemudian ia meminggirkan mobilnya. Dipandanginya Anggi yang menatap lurus kedepan.
Wajah Mirna terbayang. Adhit kemudian sadar akan perasaannya. Tapi mana mungkin ia menuruti kemauan Anggi?
Adhit teringat dongeng bu Broto  ketika ia masih remaja. Dongeng tentang wayang. Katanya, Arjuna dan dewi Banowati itu saling mencintai, tapi tak bisa saling memiliki karena Banowati kemudian menikah dengan Duryudono, raja Astinapura. Namun cinta itu tetap terpendam dalam hati masing-masing, selamanya. Apakah dia Arjuna itu.. dan Mirna adalah Banowati? Ah.. kebalik ya.. Adhit yang sudah menikah.. sedangkan Mirna..  Tapi apakah Mirna mencintai dirinya? Adhit berbicara sendiri dengan batinnya, sejenak lupa bahwa Anggi ada disampingnya.

"Anggi...."

Anggi menoleh kearah suaminya. Sesa'at mereka bertatapan. Lalu Anggi kembali menatap kearah depan.

"Aku serius mas," katanya tanpa menatap suaminya.

"Tidak, kamu bercanda. Kamu tau bahwa aku tak mungkin melakukannya," kata Adhit pelan. Mungkin tak yakin akan apa yang diucapkannya.

"Aku serius... " ulang Anggi..

"Ma'afkan aku.. aku janji.. bahwa... "

"Jangan berjanji apapun..." potong Mirna.

Adhit memegang lengan Anggi, tapi dengan satu tangannya ia melepaskannya.

"Aku sangat mencintai mas. Aku tak ingin melihat mas menderita."

"Tidak.. aku tidak menderita .. tolong Anggi... aku... "

"Mas menderita. Mas menginginkan sesuatu tapi tak bisa mencapainya. Mas mencintai seseorang tapi tak bisa memilikinya. Aku mas.. aku akan melakukan sesuatu agar mas bahagia."

"Apa maksudmu Anggi... "

"Penuhilah permintaanku. Aku rela berbagi asal mas bahagia."

"Anggi... "

"Antarkan aku pulang. Bukankah sa'atnya mas pergi kekantor?"

"Anggi... "

"Ups... salah mas..turunkan aku dipasar saja. Aku kan tadi pamitnya jalan-jalan  kepasar ? Aku mau belanja untuk masak bersama eyang."

Adhit tak tau apa yang harus dilakukannya. Ia menjalankan mobilnya dan menurunkan Anggi dipasar seperti yang di inginkannya, lalu dia langsung pergi ke kantor.

***

Namun Adhit tak bisa melakukan apapun. Kata-kata Anggi terngiang ditelinganya. Bayangan Mirna juga me nari-nari dipelupuk matanya. Benarkah dia mencintai Mirna. Mengapa semalam terlontar bisikan itu.. nama itu.. dan sudah pastilah Anggi marah. Tapi mengapa kemudian Anggi menyuruhnya menikahi Mirna? Mirna nggak mungkin mau.. tapi kalau Mirna mau....  Aduh.. Adhit memijit kepalanya yang terasa pusing.

"Mas. Tumben tadi berangkat pagi-pagi.."

Adhit terkejut. Ayud sudah.ada didepannya.

"Mas sakit?Kok kepalanya di pijit-pijit?" tanya Ayud khawatir.

"Sedikit pusing.. nggak apa-apa kok. Ada apa kemari?"

"Cuma mau nanya. Tadi mas berangkat pagi-pagi.. Ananda men-cari-cari tadi."

Mendengar nama Ananda wajah Adhit langsung berseri. Benar, dia berangkat sebelum Ananda datang. Setiap pagi sebelum berangkat pasti Adhit bermain sebentar sama Ananda. Tapi tidak pagi tadi. Ada kemelut dirumah tangganya, gara-gara ulahnya.

"Iya. Tadi Anggi kepasar pagi-pagi. Aku menyusulnya langsung ke kantor," jawab Adhit menyembunyikan kejadian sebenarnya.

"Ooh.. rajin ya mas, isterimu?"

Adhit tersenyum. Tapi senyum itu sama sekali tak tampak manis. Ayud melihat ada mendung menggantung disana. Ayud juga ingat, bu Broto juga mengatakan bahwa pagi itu terasa lain.

"Mas nggak apa-apa kan?"

"Nggak.. aku baik-baik saja."

Tapi ketika Ayud pergi dari ruangannya, Adhit kembali termenung. Ada yang ingin dilakukannya, tapi ia tak tau apa. Adhit kemudian berdiri dan keluar dari ruangannya, menuju mobilnya. Tak nyaman rasanya melamun di kantor. Adhit membawa mobilnya keluar, tak tentu arah.

***

Tapi ditengah keramaian itu ia melihat Mirna. Tampaknya habis berbelanja. Ada bungkusan besar ditentengnya.

"Ya Tuhan... kenapa bertemu dia?"

Adhit menghentikan mobilnya didekat Mirna berdiri. Tiba-tiba debar jantung Adhit berdetak lebih kencang. Ada apa ini, tak biasanya aku merasa seperti ini. Keluh Adhit dalam hati. Ia tak segera turun dari mobilnya, sesa'at menata batinnya. Tapi ketika dilihatnya Mirna berjalan menjauh Adhit segera keluar dan mengejarnya.

"Mirna, tunggu Mirna.." katanya setengah berteriak.

Mirna menghentikan langkahnya. Suara itu sangat dikenalnya dan tak mungkin dilupakannya. Berdebar ketika terdengar langkah cepat menghampiri.

"Mirna.. lagi nyari taksi ya?"

"Pp.. pak Adhit.." gagap Mirna menyapanya.

"Ayo aku antar.."

"Tidak.. jangan pak.."

Tapi Adhit segera mengambil tas besar yang ditentengnya, lalu menarik tangan Mirna menuju mobilnya.

Mirna tertegun, ada rasa nyaman ketika tangannya digenggam bos gantengnya. Aduhai.. apa aku bermimpi? Bisik batinnya. Adhit membuka pintu mobil dan menyuruh Mirna masuk. Tak ada yang bisa dilakukan Mirna karena kemudian Adhit membawa belanjaannya lalu memasukkannya ke bagasi.

Mirna masih gemetaran ketika Adhit menjalankan mobilnya.

"Ke toko kan?"

"Ya, mbak Dewi.. menyuruh.. menyuruh saya.. belanja.."

" Sudah.kuduga.."

"Mengapa bapak antar ss.. saya?"

"Nggak apa-apa.. lagi nggak ada kerjaan," jawab Adhit sambil menoleh kearah Mirna. Entah mengapa hati Adhit merasa tenang. Kegelisahan sejak pagi sirna tiba-tiba.

"Apa aku sudah gila?"desisnya perlahan.

Mirna menoleh kearahnya, mengira Adhit mengajaknya bicara.

"Ya... pak," tanyanya ragu.

"Apa?" Adhit terkejut sendiri. Apa Mirna mendengarnya?

"Apa?" Adhit balik bertanya.

"Saya kk..kira bapak bicara sama saya."

"Mirna, bagaimana kalau manggilnya tidak bapak?"

"Ssa.. saya?"

"Iya, kamu.. aku ini bukan atasan kamu lagi, jadi kita boleh berteman kan? Panggil aku mas."

"Aapp.. pa?"

"Mas Adhit. Bukankah itu lebih manis?"

Mirna meremas tangannya sendiri yang basah oleh keringat dingin. Seandainya Adhit belum punya isteri.. alangkah membahagiakan kata-kata itu.

"Maukah ?"

"Nggak... jangan.. saya nggak berani.."

"Nggak berani kenapa?"

"Nanti bu Anggi marah," jawab Mirna pedih.

Tiba-tiba Adhit teringat peristiwa antara dirinya dan Anggi sejak semalam. Ketika dia membisikkan nama Mirna sa'at bercinta dengannya. Lalu Anggi menyuruhnya menikahi Mirna. Ya Tuhan, mengapa juga siang ini dia dipertemukan..

Adhit terdiam sampai mobil itu berhenti didepan toko Dewi. Adhit turun lebih dulu, membukakan pintu mobil untuk Mirna, kemudian mengambil belanjaan di bagasi.

Mirna meminta tas belanjaan itu tapi Adhit melarangnya.

"Biar aku saja Mirna.."

"Jangan pak.."

" Kok pak lagi.."

Sejenak mereka berpandangan. Mirna terpesona memandangi senyuman bos gantengnya. Itu senyuman yang sangat digandrunginya dan sekarang diarahkannya padanya? Mirna tak ingin melepaskan pandangan itu. Terbuai dan terbuai sehingga ia lupa melepaskan tangannya yang bersentuhan dengan tangan bos ganteng ketika berebut membawa tas itu.

Adhitpun terpesona. Ada rasa menyesal mengapa wajah cantik itu baru sekarang merasuki hatinya.

"Mirna... " itu bisikan yang nadanya mirip dengan bisikan semalam yang....

"Lho.. kok nak Adhit?"

Tiba-tiba keduanya terkejut mendengar suara itu. Mirna melepaskan pegangannya pada tas belanjaannya.

Bu Susan berjalan mendekati mereka.

***

besok lagi ya

33 comments:

  1. Jangan lama2 nulis lanjutannya ya bun...makin penasaran aja,pasti jadi nikahin mirna...intrik saling cemburu itu nantinya yg paling asyik...cepetan ya bun

    ReplyDelete
  2. Tambahin dong bu tien critanya..bikin pnsaran nih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang Anggi SDH siap mental seutuhnya kalou di poligami

      Delete
  3. kok ikut deg-degan ya bu tien jgn kelamaan bu lanjutan cerbungnya .. penasaran..

    ReplyDelete
  4. koq begitu mudahnya Anggi menyuruh adhit menikahi mirna...klau ada WIL itu...hati ini sakit sekali lho ibuk Tien...apakah RT adit anggi..bs dibuat cerita hidup bahagia tanpa kehadiran mirna...berilah rasa cinta adith utk anggi..buk tien..trims

    ReplyDelete
  5. Dari pertama sy inginnya adiet sm mirna tpi kok dimasukkan tokoh anggi dulu galang dpt putri khan sfh tdk gadis lagi tetnyata bahagia krn punya anak ayo bu tien terusannya jangan lama

    ReplyDelete
  6. Iya..tokoh Mirna dan Adhit sudah Ada sejak awal. Tapi di akhir tiba2 muncul Anggi Dan langsung menikah dengan Adhit. Saat mereka menikah, Ada Rasa yg kurang Tepat, buru2, Anggi ga bisa Punya anak, Adhit tdk mencintai Anggi, jarak umur. Seperti dipaksakan.

    Sepertinya Mba Mien memang sudah mereka alur ceritanya seperti itu. Mirna dapat Aji yg jahat itu krn patuh pada bapakmya.

    Ga tahu knp Saya ikut senang saat Adhit merasa mencintai Mirna.

    ReplyDelete
  7. Seneng sebenarxa cinta mirna g bertepuk sebelah tangan, tp dg adaxa usulan anggi, bagiku poligami sangatlah mexakitkan, bukanxa kebahagiaan yg anggi dpt tp penderitaan yg berkepanjangan, wanita manapun g akan ikhlas kl hrs berbagi dg org lain, trims mbk tien, ku tunggu kelanjutanxa

    ReplyDelete
  8. He he....Adith gimana sih, nikahin Anggi cepat2 karena kasihan, sekarang dia bimbang sendiri lihat Mirna.

    ReplyDelete
  9. Bu tien ceritanya bikin penasaran jgn lama" ya dan jgn pendek .

    ReplyDelete
  10. Aduuuuhhh mbak Mien nih bikin saya benci sama Adith, dia ingin jadi pelindung Anggi tapi masih lemah jiwanya, so soan namanya, sudah cariin aja pelindung buat mira yang lebih ganteng dari Adit lebih kaya lebih muda pokoknya yang lebih segalanya dari Adith, biar ke lepek2 tu Adith. Hu hu hu

    ReplyDelete
  11. Coba cari jalan lain utk menyingkirkan Anggivdari Adth janga dg pologami kasihan Anggi atsu biarkan Snggibyg meninggslkan Adith buksn ditinggslksn pertemukan Anggibyg masih polos dg seorsng pahlawanbyg benar2menerima&mencintai Anggi biar semua happy end

    ReplyDelete
  12. Penasaran pengen tau bngt... Endingnya gimana, jngn lama2 dong bu mien

    ReplyDelete
  13. Mbak Tien bisa aja meng aduk2 emosi Readers....... lanjut mbak.... semangat nulisnya.... bravo mbak Tien !!

    ReplyDelete
  14. Lanjutannya jangan lama2 donk mbak tien..

    ReplyDelete
  15. Lhoo 7 maret 2020 kok tayang Adhit.lagi mbak Tien ?

    ReplyDelete
  16. Knapa mbk Tien....kok judulnya lain , kisah adit mirna anggi πŸ₯ΊπŸ₯Ί bukan aryo angga ratih πŸ˜•

    ReplyDelete
  17. Malam ini libur ya mbk cerbungnya.😫😫

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya liburdulu ya. Lagi ngexit naskah yang mau masuk cetak. Besok in shaa Allah hadir

      Delete
    2. Iya liburdulu ya. Lagi ngexit naskah yang mau masuk cetak. Besok in shaa Allah hadir

      Delete
  18. Owh begitu......ngedit naskah dulu sebelum cetak.
    Sebelum tayang juga diperiksa lagi ya jeng, jangan ketukar Angga jadi Aryo dan yang seharusnya Aryo jadi Angga. Untuk yang kurang satu huruf gpp.

    ReplyDelete
  19. Ditunggu ya jeng, lanjutan Setangkai Mawar Untuk Ibunda_06.
    Matur nuwun.

    ReplyDelete
  20. Mbak Tien, saya ada usul. Bagaimana kalau Mbak Tien memposting kembali naskah sandiwara radio bhs jawa dulu di blok ini. Tapi sdh diedit dlm bentuk cerbung dan berbahasa indonesia.
    Terutama yg berjudul KEMBANG SEDHEP MALEM itu mbak Tien. Ceritanya Dokter Danarto sangat menyentuh hati. Terutama saat dicintai adik angkatnya yg berbama Rini (kalau gak salah).
    Ayo , Mbak Tien. Ditayangkan di sini.

    ReplyDelete
  21. Mbak Tien sepeetinya salah posting ya..harusnya setangkai mawar..

    ReplyDelete
  22. Kayaknya salah ambil file ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabaaaaar ... menanti xixixi πŸ€—πŸ€—πŸ€—

      Delete
  23. Lg nunggu part 6 ini mb Setangkai Mawar...����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sdh byk yg nanyak jee .. biasa rutin tiap hr ngirim

      Delete
  24. Kenapa yang muncul Dalam Bening Matamu 73, bukan Setangkai Mawar buat Ibu ken6..?

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...