Bowo berteriak gembira, langsung meloncat dari mobilnya dan berpelukan lama sekali.
"Orang gila, kemana saja kamu?" Bowo meninju dada kawannya pelan. Mereka akrab sekali, karena dulu sahabat waktu kuliah.
"Gagal kuliah aku membantu orang tua, mencoba bisnis kecil2an. Sekarang aku kembali kemari karena orang tuaku membuka cabang disini. Ayo kerumah.."
"Dimana rumah kamu?"
"Agak dipinggiran sana, cari yang murah... Ayo kesana."
"Kasih alamatnya dong, bukan sekarang, tapi kali lain."
"Wah.. kamu ini, lama nggak ketemu tau2 sudah punya bini,"
"Hahaaa.. kata siapa? Aku masih sendiri.."
"Lhah, yang tadi masuk kerumah makan itu? Bukan isteri kamu?"
"Waah.. bukan, hanya nganter teman aja..."
"Oh...kirain...tapi..., cantik bener... "
"Kamu masih saja suka yang cantik2.. boleh nanti kenalan sama dia. Eh.. anak kamu berapa?"
"Boro2 anak.. bojo aja belum punya.."
"Masa?" Keduanya tertawa terbahak bahak. "Berarti kita ini bujang lapuk dong, nggak laku2, mau aku kenalin sama dia?" Bowo menawarkan untuk berkenalaan dengan Dewi.. barangkali temannya tertarik.
"Mau sih kalau cuma buat iseng aja..."
"Masih gila kamu rupanya.. " dan keduanya terbahak lagi.
"Seungguhnya aku sudah punya pilihan.. "pelan kata Ongki
"Wouw...bagus dong, boleh aku dikenalin, kapan resminya?"
Ongky tertawa :"Aku baru tertarik. Gadis itu sederhana.. tapi cantik.. nggak tau kenapa aku melihatnya sekali.. lalu aku suka. serius kali ini.." kata Ongky
"Hebat nih, tumben kamu suka gadis sederhana.. biasanya kamu sukanya yng genit.. centhil.. agak seronok.. begitu.."
"Ya, itu dulu, aku sekarang sudah berubah, ya sejak aku kenal sama dia itu. Baru sekali aku ketemu, tapi itu sudah merubah segalanya."
"Luar biasa gadis itu. Baru sekali ketemu dan kamu sudah berubah? Dari Ongky yang bandel..kurangajar.. "
"Menjadi Ongky yang kalem..alim.. hahhaaa.. pokoknya baik deh. Aku serius. Aku sudah tua dan aku butuh pendamping. Gadis itu itu membuat aku jatuh cinta pada pandangan pertama."
Bowo mengangguk angguk. Dulu Ongky adalah anak yang boleh dibilang nakal.. suka gangguin gadis2.. gonta ganti pacar.. pokoknya segala kenakalan anak muda kayaknya disandang oleh Ongky. Tapi mereka bersahabat, karena sesungguhnya Ongky anak yang baik. Mereka berpisah sebelum Ongky menyelesaikan kuliah. Ongky dipaksa keluar oleh orang tuanya karena kerjanya menghambur hamburkan uang dan tak pernah mendapat nilai yang memuaskan dalam kuliahnya. Untunglah Ongky berhasil dalam membantu bisnis ayahnya.
"Aku senang Ongky, mudah2an segera kamu dapatkan gadis itu."
"Kamu sendiri bagaimana ?"
"Nasibku buruk.."
"Sejak calon isterimu meninggal itu, kamu belum menemukan gantinya?"
"Nanti lain kali aku sempatkan kerumahmu, aku akan berceritera banyak."
"Mas... ini sudah... eh.. ada siapa tuh?" Dewi tiba2 datang kemudian mendekati mereka.
"Ini temanku Ongky.. kenalkan..."
"Oh.. mas Ongky, saya Dewi.."
"Ongky.."
Keduanya bersalaman, tapi kemudian Ongky berpamitan. :" Okey aku pamit dulu, oh ya.. catat nomor tilponku supaya bisa kompak kalau kepengin ketemuan.
Bowo mencatat nomor telepon Ongky, lalu naik ke mobilnya.
"Terimakasih Ongky... secepatnya aku akan cari waktu yang tepat untuk bertemu dan ngobrol lebih lama.
Dewi naik ke mobilnya, dan sebelum Bowo naik, Ongky menyalaminga sambil berbisik ketelinga Bowo. :"Gadismu itu berbahaya,"
Bowo tertawa .. :"Jangan khawatir... " lalu berbisik..." bukan seleraku" kemudian mereka tertawa terbahak bahak kembali.
"Mas Ongky itu sebenarnya baik," kata pak Marsam pada suatu sore
"Karena telah memborong banyak tanaman kita?"
"Bukan, dia memang baik, dan sangat sopan."
Aduhh.. seandainya bapak tau apa yang telah dia lakukan sehingga aku harus berteriak memanggil bapak... pikir Asri. Memang setelah pak Marsam keluar dia begitu manis dan santunnya... Tapi Asfri tidak mau mengatakan itu pada bapaknya.
"Kamu kelihatannya nggak suka sama dia,"
"Masa? Asri nggak papa kok pak.. cuma kan Asri nggak pantas beramah tamah sama orang yang baru Asri kenal. "
"Benar, tapi kemarin itu kamu merengut begitu..."
"Bapak itu bisa saja... "
"Permisi...." pak Marsam menoleh kearan pintu...
Aduuh.. baru saja diomongin .. orangnya muncul. Batin Asri.
"Eeh.. nak Ongky.. ayo masuk, kalau malam2 begini nggak mungkin nak Ongky mau cari tanaman.." Sapa pak Marsam ramah.
Hampir saja Ongky bilang... bunga yang lain.. tapi untung ditahannya. Ia harus bersikap baik dihadapan gadis yang menarik hatinya.Sikap kurang ajarnya kemarin harus tertutupi oleh sikap santunnya.
"Selamat malam Asri.." Ongky menyalami pak Marsam, kemudian Asri. Asri lega Ongky tidak bersikap aneh2.
"Saya bawa oleh2 Asri, mungkin pak Marsam suka.." Ongky menyerahkan sebuah bungkusan.
"Nak Ongky kok repot2.. pake bawa oleh2 segala.."
"Tadi saya belanja dan membeli beberapa roti, saya kan cuma sendirian, jadi saya bagi saja sama pak Marsam."
"Terimakasih banyak, bawalah kebelakang nduk, dan buatkan nak Ongky minuman." perintah pak Marsam .. Asri membawa bungkusan itu kebelakang.
"Repot2 pak, saya cuma sebentar kok."
"Ya nggak apa2 nak.. disini adanya cuma air.
Ongky senang sikap pak Marsam begitu baik.. ia juga senang, sorot mata Asri tidak segalak kemarin. Ongky berjanji untuk lebih berhati hati membawa diri dihadapan mereka.
Asri keluar dan membawa minuman untuk tamunya.
"Silahkan ..." Sambil meletakkannya dimeja Asri mempersilahkan..
"Terimakasih Asri, harusnya tidak perlu repot2. Aku hanya sebentar.
Tiba2 ponsel Ongky berdering.. setelah mengangguk meminta ma'af Ongky menjawab telephone itu.
"Hallo... gimana nih.... oh.. mau kerumahku? Ok, benar itu alamatnya, ini aku lagi dirumah teman.. kamu mau nyamperin aku kemari? Nggak.. deket kok... hanya terpisah dua rumah, tapi berseberangan.. banyak tanaman bunga ...ya... gampang kok.. ok..aku tunggu.."
Ongky menutup telepone.
"Ma'af... dari sahabat yang lama nggak ketemu pak.. dia ingin kerumah, saya suruh saja nyamperin kemari."
"Oh.. diajak kemari sekalian saja gak apa2 nak.." ajak pak Marsam.
"Ya nanti kalau dia mau pak, tapi saya kira tidak.. soalnya kami berdua itu kalau sudah bertemu rame sekali. Bisa roboh nih rumah kalau kami bercanda disini."
Asri terpaksa tersenyum. Sedikit suka pada sifat kocak Ongky.
Mereka berbicara semakin akrab. Rupanya Ongky memang bisa mencairkan suasana hati Asri yang tadinya beku karena godaannya kemarin.
Ongky melihat jam tangannya, kemudian mencoba menelpon. "Hallo.. ya..sampai mana nih? Oh..itu berarti sudah dekat, ok aku tunggu didepan.."
Ongky berdiri dan melangkah kedepan, ditemani pak Marsam.
#adalanjutannyalho#
ahaaai ternyata ada di sini .... terimakasih ...
ReplyDelete