Tuesday, November 25, 2025

RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA 32

 RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA  32

(Tien Kumalasari)

 

Seseorang bergegas mendekat, dan wanita yang berdiri di depan Kenanga melambaikan tangannya sambil berteriak.

“Mas, sini! Tolong Kenanga.”

“Apa ini? Siapa dia?”  Lurah lawas berteriak marah.

“Kenanga, apa yang terjadi?”

Yang datang adalah Hasto. Ia langsung mendekat ke arah kenanga, tapi salah seorang anak buah lurah lawas menghadang.

“Mau apa kamu?” hardiknya.

“Minggir. Kenanga adalah calon istri Lurah lawas, kamu tidak boleh mendekat."

“Lurah lawas yang mana? Calon istri apa? Kenanga adalah calon istriku,” Hasto gantian berteriak.

“Minggir Mas, kamu bukan lawannya,” Kenanga juga berteriak.

“Kamu siapa, anak muda masih ingusan, mengaku sebagai calon suami Kenanga? Berani sekali kamu mengorbankan nyawa kamu.”

Seorang anak buah Lurah lawas mendorong tubuh Hasto sehingga terhuyung-huyung.

Kenanga menjerit.

“Mas, kamu bukan lawannya. Mundurlah.”

“Kenanga, kamu bersedia menjadi istrinya?”

“Tidak, lebih baik aku mati.”

“Kenanga, kamu tidak boleh mati, kamu akan bahagia menjadi istriku. Kamu aku jadikan ratu di rumahku, Kenanga,” kata Lurah lawas lembut, membuat Kenanga bertambah muak.

“Cepat bawa dia, mengapa kalian malah seperti mendapat tontonan? Singkirkan anak muda itu!”

Walau tak segagah Alvin, tapi Hasto adalah laki-laki. Ia pantang menyerah. Demi cintanya kepada Kenanga, bahkan nyawa akan dikorbankannya. Ia melompat ke dekat Kenanga, lalu tiba-tiba sudah berdiri menghadang di depan gadis pujaannya, seperti melindunginya.

Lurah lawas yang tak menduga gerakan Hasto begitu cepat, menjadi terkejut lalu berubah sangat marah. Ia menerjang ke arah Hasto, tapi ternyata tulang tuanya kalah gesit dengan gerakan Hasto. Ia justru jatuh tersungkur, lalu sambil mengaduh-aduh ia memaki-maki anak buahnya.

Kesempatan itu dipergunakan Hasto untuk membawa pergi Kenanga dari tempat itu. Wanita yang tadi membantu Kenanga, merasa sedikit lega, berharap Hasto berhasil membawa pergi Kenanga.

Tapi Lurah lawas yang tak mampu berdiri memaki-maki anak buahnya.

“Bodoh! Bodoh kalian! Kejar dia! Kalian mau mati?”

Kelima anak buahnya bergerak, dan tiba-tiba sudah berada di depan Hasto, menghalangi Hasto yang menggandeng erat tangan Kenanga.

“Jangan harap kalian bisa lepas dari sini,” hardik salah seorang dari mereka.

Lalu tiba-tiba kelimanya serentak menyerang Hasto, yang kemudian mendorong Kenanga ke arah pinggir. Mana mampu Hasto melawan kelima anak buah Lurah lawas yang semuanya berbadan kekar dan berwajah bengis?

Berkali-kali Hasto terkena pukulan, tapi ia terus bertahan. Perempuan yang tadi menemani Kenanga mendekati Kenanga dengan wajah pucat. Tampaknya mereka akan berhasil menjatuhkan Hasto.

Tapi tiba-tiba seseorang muncul. Kenanga berteriak.

“Mas Alvin!!”

Alvin terkejut, melihat Hasto dikeroyok. Ia segera maju dan berhasil memukul salah seorang sehingga jatuh berguling-guling.

Masih ada empat orang, dan walau lemah tapi Hasto masih sempat mempertahankan diri. Ketika SMA, Alvin pernah mengikuti sekolah taekwondo, dengan gerakan secepat kilat kakinya menendang lawannya sehingga jatuh terjerembab mencium tanah. Gerakan yang tak terduga dan bisa mematikan, membuat empat orang anak buah Lurah lawas menjadi keder.

Dari jauh, Lurah lawas yang masih terduduk tak mampu bangun terus berteriak memaki-maki.

“Bodoh! Musuh dua orang bocah saja kalian tak berdaya? Dasar bodoh! Percuma aku membayar kalian!! Salah satu kemari, bantu aku bangun.”

Tinggal seorang yang masih berdiri, itupun sebelah lengannya terasa lemas setelah terkena tendangan Alvin. Iapun kemudian jatuh terduduk. Barangkali lengan kirinya patah.

Kenanga menatap kagum. Ia bersyukur atas kedatangan Alvin yang mampu melawan anak buah Lurah lawas, dan membuat mereka tak berdaya.

Sementara itu Alvin menatap Hasto yang tampak kelelahan.

“Kamu tidak apa-apa?”

“Aku baik-baik saja,” jawab Hasto walaupun wajahnya tampak pucat. Ada luka di kakinya yang tak dikatakannya. Mungkin malu, atau sungkan karena tanpa Alvin ia tak mampu berbuat apa-apa.

“Sebaiknya Mas ajak Kenanga pergi dulu dari tempat ini,” kata perempuan yang sejak tadi menggenggam tangan Kenanga.

“Baiklah, ayo turun  dulu, supaya Kenanga merasa tenang,” kata Alvin.

“Hasto, kamu masih kuat berjalan turun? Mari aku papah,” kata Alvin tulus, tapi Hasto menolaknya.

“Tidak, aku bisa.”

“Ya sudah, pelan-pelan kalau ada yang terasa sakit.”

“Benarkah kamu tidak terluka?” tanya Kenanga.

“Tidak, aku tidak apa-apa,” katanya sambil mengikuti mereka turun.

“Kenanga, ada ayah dan ibuku menunggu di bawah,” kata Alvin tiba-tiba, membuat Kenanga terkejut.

“Apa?”

“Mereka ingin mengenal kamu lebih dekat.”

“Tidak, aku malu, lihat pakaianku,” kata Kenanga yang kemudian berhenti melangkah.

“Hei, ada apa denganmu. Apa kamu memilih menjadi istri aki tua itu?”

Hasto mendengar apa yang dikatakan Alvin. Kejadian itu membuatnya mundur selangkah. Dia bukan apa-apa dibanding Alvin, apalagi sudah ada orang tua Alvin yang katanya menunggu di bawah, dan itu berati bahwa mereka bisa menerima Kenanga. Benarkah begitu? Keluarga kaya raya, dan Kenanga berani mengambil resiko untuk direndahkan nantinya?

Alvin tersenyum senang melihat Kenanga kemudian mengikutinya turun.

Di bawah, sebuah mobil tampak diparkir di tepi jalan. Begitu melihat beberapa orang turun, lalu ada seorang gadis berkulit putih, berkain dan berkebaya dengan diikatkan pada perutnya, bu Warsono dan pak Warsono segera turun. Ada Alisa bersama mereka, yang kemudian berlari mendekati Kenanga, lalu menariknya ke dekat ayah ibunya.

“Ini Kenanga, Pak, Bu. Gadis cantik calon menantu Bapak dan Ibu.”

Kenanga terkejut. Calon menantu? Tapi ia tak bisa lama-lama berpikir, karena tiba-tiba bu Warsono memeluknya.

Kenanga kebingungan mendapat sambutan hangat. Pak Warsono juga menjabat tangannya dan menepuk punggungnya hangat.

“Ini … ba … bagaimana?”

Alvin tersenyum.

“Aku sudah mengatakan pada bapak dan ibu aku, mereka akan menjadi mertua kamu.”

“Ta … tapi ….”

Tiba-tiba Kenanga menoleh ke arah Hasto yang diam sedari tadi. Menyadari situasi yang membuat dirinya kehilangan harapan, Hasto berusaha untuk menerima dengan  tabah. Berjiwa besar akan lebih mengangkat derajatnya, bukan kelihatan sebagai manusia terpuruk dalam kekalahan. Ia mendekat dan menjabat tangan Kenanga hangat.

“Selamat Kenanga, kamu sudah menemukan pasangan yang tepat. Semoga kalian berbahagia,” katanya tulus.

Kenanga hanya tersipu, menatap Alvin yang juga sedang menatapnya hangat.

“Itu kan Hasto, teman kuliah Alvin?” kata pak Warsono.

Hasto mendekat, kemudian menyalami ayah dan ibu Alvin, dan mencium tangannya.

“Kenapa diam saja? Kamu dulu sering datang ke rumah kan?” sambung bu Warsono.

“Iya Bu, Pak, tapi saya mau pamit dulu.”

“Mengapa buru-buru?”

“Saya lupa membawa kunci rumah, bapak dan ibu saya sedang bepergian, takutnya ketika pulang lalu tidak bisa masuk rumah,” kata Hasto memberi alasan, padahal sebenarnya ia memang merasa lebih baik tidak melihat kehangatan mereka, agar batinnya tidak semakin terluka.

“Baiklah Hasto, terima kasih banyak ya, apa harus aku antar?” tanya Alvin.

“Tidak, aku membawa mobil.”

“Daripada berbincang di sini, ayo singgah di rumah saya saja. Itu, rumah saya di depan, hanya gubug, maklum, rumah orang dusun, tapi lebih baik daripada berbincang di sini.”

Mereka setuju, lalu mengikuti perempuan dusun tadi yang bergegas mendahului. Perempuan itu menceritakan apa yang baru saja terjadi di atas, dan berharap mereka membawa Kenanga dulu ke kota, agar Lurah lawas tidak mengganggu lagi. Kedua orang tua Alvin setuju. Alisa sangat senang akan mendapat teman.

“Nanti tidur di kamarku, ceritakan tentang bukit-bukit berhantu yang ada di sana,” kata Alisa senang. Kenanga tersenyum, tak ada penolakan, karena ia mendapat sambutan hangat, tidak seperti yang pernah dia bayangkan.

***

Hasto berjalan dengan langkah lunglai, sesungguhnya tubuhnya terasa sakit semua. Ia jatuh bangun dihajar anak buah Lurah lawas, tapi sungkan mengatakan hal yang sebenarnya. Ia memilih segera pulang dan istirahat di rumah.

Langkahnya yang terhuyung-huyung membuat seorang pengendara mobil kemudian berhenti di dekatnya.

“Hasto?”

Bukannya menoleh, Hasto malah ambruk, bersandar pada mobil yang berhenti di dekatnya.

“Hasto, kamu kenapa?”

Dengan susah payah dia membuka mobil dan memapah Hasto ke dalam mobilnya, lalu dilarikannya ke rumah sakit.

***

Besok lagi ya.

24 comments:

  1. Alhamdulillah RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA~32 telah hadir.
    Maturnuwun, semoga Bu Tien tetap sehat dan bahagia senantiasa bersama keluarga, serta selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
    Aamiin YRA.🀲

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah, Rumah Kenanga Ditengah Belantara 32 sdh terbit. Matur nuwun & sugeng ndalu Bu Tien πŸ™

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum bu Tien, maturnuwun cerbung " Rumah Kenanga di Tengah Belantara 32" sampun tayang,
    Semoga ibu Tien serta Pak Tom dan amancu selalu sehat dan penuh berkah aamiin yra .. salam hangat dan aduhai aduhai bun πŸ€²πŸ™πŸ©·πŸ©·

    ReplyDelete
  4. Matur suwun Bu Tien salam sehat selalu.

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah, maturnuwun Bu Tien cerbungnya telah hadir, dan Kenanga telah bertemu dg Kel Alvin yg setuju.....sehat dan bahagia selalu bersama Kel tercinta BuπŸ™

    ReplyDelete
  6. Matur nuwun mbak Tien-ku Rumah Kenanga Di Tengah Belantara telah tayang

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah
    Syukron nggih Mbak Tien❤️🌹🌹🌹🌹🌹

    ReplyDelete
  8. Hatur nuhun bunda cerbungnya..slmt mlm dan slm sht sllπŸ™πŸ₯°πŸŒΉ❤️

    ReplyDelete
  9. πŸ›–πŸŒ³πŸ›–☘️πŸ›–πŸŒ³πŸ›–☘️
    Alhamdulillah πŸ™πŸ¦‹
    Cerbung eRKaDeBe_32
    telah hadir.
    Matur nuwun sanget.
    Semoga Bu Tien dan
    keluarga sehat terus,
    banyak berkah dan
    dlm lindungan Allah SWT.
    Aamiin🀲.Salam seroja 😍
    πŸ›–πŸŒ³πŸ›–☘️πŸ›–πŸŒ³πŸ›–☘️

    ReplyDelete
  10. Alhmdllh terima kasih Mbu Tien... seht sllu bersama keluarga trcnta

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah eRKaDeBe_32 sdh hadir.
    Matur nuwun Bu Tien, selamat malam.
    Salam SEROJA, tetap sehat dan semangat.
    πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ™

    ReplyDelete
  12. Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien dan psk Tom selalu sehat

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah sudah tayang
    Terima kasih bunda Tien
    Semoga sehat walafiat
    Salam aduhai hai hai

    ReplyDelete
  14. Terima kasih Bunda, serial baru cerbung Rumah Kenanga Ditengah Belantara....32...sdh tayang.
    Sehat selalu dan tetap semangat nggeh Bunda Tien.
    Syafakallah kagem Pakdhe Tom, semoga Allah SWT angkat semua penyakit nya dan pulih lagi seperti sedia kala. Aamiin

    Alvin yang tinggi, atletis, dapat melumpuhkan anak buah pak Lurah lawas, dengan tendangan Taekwondo nya.

    Kenanga merasa terharu krn keluarga Alvin mau menerima nya dengan senang hati.

    Sebalik nya Hasto yang sdh babak belur, shok.. terpukul dan pingsan di tengah jalan...😁😁

    ReplyDelete
  15. Terima kasih atas cerbung nya , semoga Bu Tien sehat²

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah.Maturnuwun Cerbung " RUMAH KENANGA DITENGAH BELANTARA ~ 32 " sudah tayang.
    Semoga Bunda dan Pak Tom Widayat selalu sehat wal afiat .Aamiin

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah cerbung RKB sudah hadir.... Terima kasih bunda Tien, sehat dan bahagia selalu bunda Tien sekeluarga.... Aamiin.. 🀲🀲🀲

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah, matursuwun Bu Tien. Salam hangat, sehat2 dan bahagia selalu bersama keluarga tersayang πŸ’–πŸ™

    ReplyDelete
  19. Matur nuwun Bu Tien, semoga Ibu sekeluarga sehat wal'afiat....

    ReplyDelete
  20. Terima kasih Bu Tien cerbung semakin terlihat kebahagiaan Kenanga dan Alvin

    ReplyDelete

RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA 33

RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA  33 (Tien Kumalasari)   Hasto membuka matanya perlahan. Jalannya mobil yang bergoyang-goyang membuatnya te...