Wednesday, December 12, 2018

SEPENGGAL KISAH 72

SEPENGGAL KISAH  72

(Tien Kumalasari)

Bowo lupa segala galanya. Bukti bahwa gadis penjual bunga itu adalah Asri hampir menjadi kenyataan. Ia menstarter mobilnya dan melarikannya kencang, seperti terbang. Ia lupa akan perasaan Ongky yang ditinggalkannya dirumah makan, lupa bahwa sahabatnya sedang mencintai kekasih hatinya. Ia harus kesana, masuk kerumah itu dan bertemu Asri. Selama ini ia tak pernah menanyakan siapa nama gadis penjual bunga itu, dan tadi Ongky mengucapkannya, Bowo ingin menangis, ingin bersorak, ingin berteriak .. ingin mengumumkan kepada langit.. bahwa ia akan bertemu kekasih hatinya yang bertahun tahun menghilang dari hidupnya. Debar jantung Bowo bertambah kencang, diteriakkannya nama Asri berkali kali didalam mobil itu.. 

Ketika memasuki halaman rumah itu, terlihat pintunya tertutup rapat. Tentu saja, hari telah malam, jangan2 Asri sudah tertidur. Tapi Bowo tak perduli, diketuknya pintu rumah itu keras2. Bowo tak ingin kehilangan lagi, malam ini juga harus ditemukannya Asri... Ketika pintu itu terbuka, Bowo terpana, gadis cantik dengan rambut terurai, wajah kusut seperti bangun tidur.. namun alangkah cantik mempesona. Gadis itu tak kalah terkejutnya, seperti bermimpi ia menemukan laki2 yang menjatuhkan hatinya. Ia mengucek matanya, meyakinkan dirinya bahwa dia tidak bermimpi.

"Asriiii...Asri..." bisik Bowo penuh perasaan.. lalu didekapnya gadis itu didadanya.. tak satu katapun terucap karena tak mampu lagi mengeluarkan suara dan karena kalah oleh debur jantung mereka. Asri tersedu, belum pernah Bowo memeluknya seperti ini. Ia juga tak pernah bermimpi untuk mendapatkan pelukan seperti ini dari laki2 yang dicintainya diam2. Diam2 karena Asri belum pernah mengatakan membalas cinta Bowo, namun perasaan itu dipendamnya. Mereka berpelukan lama sekali, seakan tak pernah mau melepaskannya.

"Lama sekali kamu menghilang, Tuhanlah yang telah mempertemukan kita Asri," bisik Bowo setelah mampu mengucapkan kata.

Asri terdiam, tenggelam dalam dekapan seorang yang dicintainya, terasa sangat nyaman. Asri lupa, mana bumi, mana langit, lupa semuanya..

Namun tiba2 seseorang menarik baju Bowo, sehingga Bowo melepaskan pelukannya, lalu sebuah tamparan mengenai mukanya.

"Penghianattt! Aku bunuh kamu!!" Itu teriakan Ongky penuh amarah, dan bertubi tubi pukulan mengenai wajahnya. Bowo tak sempat membela diri, apalagi membalasnya. Asri berteriak teriak ketakutan.. :" Jangan.... Tolonglah... hentikaaan..." Asri menarik tubuh Bowo supaya luput dari hantaman berikutnya, namung Asri malah terjengkang.

Mendengar keributan itu pak Marsam yang sudah tertidur keluar dari kamar, dan menemukan orang2 yang sedang bertarung diruang tamunya.

Asri bangun dan berusaha lagi melerai, namun Ongky seperti orang kesetanan, tak perduli melihat Asri terjatuh, tak perduli ia sedang berada dimana. Kemarahannya pada Bowo sudah sampai pada puncaknya. Ia mengira Bowo menghianatinya, dan diam2 mengadakan hubungan dengan Asri diluar sepengetahuannya.

"Laki2 busuk !! Jahanam kamu! Aku bunuh kamu!! "

"Hentikaaan!! Hentikaaan! Ada apa ini? Ada apa?"

"Bapak, tolonglah kedalam saja.." Asri tak ingin keributan ini mengganggu kesehatan ayahnya.  Sedangkan kedua laki2 itu masih bertarung dengan sengitnya.Tapi pak Marsam tetap berdiri didepan pintu.

"Penghianat !! Jahanam busuk! Setann! " Ongky kalap.

"Tunggu..tunggu Ongky, kamu salah duga," teriak Bowo, lalu sebuah pukulan lagi mendarat pada pipinya.

"Hentikaaan !!" teriak pak Marsam..

"Tolong, kasihanilah ayahku...." teriak Asri sambil menarik lagi tubuh Bowo yang terjengkang. Wajah Bowo lebam, tapi ketika Ongky ingin memukulnya lagi, Asri menghalanginya. . dan pukulan itu mengenai pipinya. Asri menjerit kesakitan. Baru Ongky sadar, dan menghentikan amukannya.Matanya menyala, seperti memancarkan api. Sambil menuding kearah Bowo dengan geram,   Ongky mendekati Asri untuk melihat bekas pukulan yang nyasar tadi, tapi Asri menepiskannya. Ia marah pada Ongky yang telah membuat wajah Bowo lebam tanpa mampu membalasnya.

"Penghianatt!! Ongky masih mengumpat.

"Tunggu dulu, ada apa ini, ini ada mas Bowo juga.. lha kenapa bisa terjadi seperti ini?" Ujar pak Marsam sambil menuding kearah Bowo yang wajahnya sudah matang biru.

"Bapak kenal laki2 ini?" Tanya Ongky heran ketika pak Marsam menyebut nama Bowo .dengan sangat akrab.

"Ber tahun2 saya menjadi sopir ayahnya mas Bowo ini,"

"Jadi...."

"Duduklah dan mari kita bicara dengan mengendapkan hati yang meluap luap.. Asri, ambilkan obat untuk mas Bowo."

Asri sungguh merasa iba melihat keadaan Bowo. Ia segera pergi kedalam. Ia  mengambil es batu  dan obat untuk mengompres wajah lebam Bowo dan mengobati luka2nya.

Ongky memandanginya dengan batin teriris. Ini kejadian yang tak diduga. Kemudian ia merangkai semua cerita Bowo tentang kekasihnya yang menghilang. Jadi Asri inikah kekasih Bowo? Ya Tuhan, mengapa bisa ada kejadian seperti ini? Masih gemetar tangan Ongky ketika Asri menyodorkan segelas air padanya begitu selesai mengobati Bowo. Bowo diam membisu, mungkin marah sekali pada Ongky, tapi bukankah darah Ongky juga mendidih melihat gadis pujaannya ada didalam pelukan lelaki lain.

"Sabar nak Ongky, harusnya semua dibicarakan dengan baik, sehingga tidak terjadi hal yang seperti ini."  Ongky terdiam.. ia bingung harus berbuat apa. Ia juga bingung menentukan apakah dirinya yang bersalah ataukah Bowo. Tapi sungguh ia cemburu melihat Asri merawat luka Bowo dengan penuh kasih sayang. Rupanya mereka memang saling mencintai.

"Mereka sudah lama saling kenal, mungkin perkenalan itu lebih daripada perkenalan biasa. Entahlah, itu urusan anak2 muda yang saya belum diberitau secara jelas."

"Sebenarnya sedikit banyak saya sudah tau ceriteranya, tapi sungguh saya tidak mengira bahwa Asrilah yang dimaksud. Bowo ini sahabat saya sejak masih sama2 kuliah, Saya pernah berkata, akan membunuh Bowo jika Bowo mengganggu gadisku, siapa sangka, justru dialah kekasih Bowo." gumam Ongky sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Ia tak berani menatap lama2 wajah Asri dan panas hatinya melihat Asri masih sibuk mengusap usap wajah Bowo.

"Ma'af Ongky, aku tidak tau semua ini," kata Bowo serak."Aku lupa segalanya begitu kamu menyebut nama Asri. Bertahun tahun aku mencarinya, sering melewati tempat ini tapi tak tau bahwa yang aku cari ada disini, dan sedang menjadi gadis incaranmu."

"Ya sudah, berarti tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini, kecuali saya perlu mengingatkan nak Ongky, lain kali jangan grusa grusu,"

 Malam itu Bowo pulang dengan wajah lebam, bu Prasojo yang melihatnya menjadi sangat terkejut.  

"Kenapa wajahmu itu Bowo? Kamu Jatuh? Atau berduel dengan penjahat? Kenapa ini, paaak.. paaak.. lihat anak bapak inii.." bu Prasojo panik. Bowo langsung masuk kekamarnya tapi ibunya mengikutinya. Ia harus tau apa yang terjadi dengan anaknya. Pak Prasojo yang kemudian datang juga terkejut melihat keadaan anaknya.

"Ada apa ini ?"

"Bowo bertemu Asri pak.." jawab Bowo pendek.. sambil melepas bajunya.. lalu pergi kekamar mandi.

Meluap darah bu Prasojo mendengar nama Asri disebut.

"Jadi Asri penyebabnya? Dia lagiii?"

#adalanjutannyalho#

 


1 comment:

MAWAR HITAM 04

  MAWAR HITAM  04 (Tien Kumalasari)   Nyonya Andira menunjuk-nunjuk ke arah Satria, tapi Sinah segera menurunkan tangannya. “Jangan Nyonya, ...