Tuesday, November 20, 2018

SEPENGGAL KISAH XXII

SEPENGGAL KISAH  22
(Tien Kumalasari)


Damar marah sekali. Matanya menyala bagai memancarkan api. Tangannya terayun dan ..plaaak.. suara nyaring itu terdengar.. suara hempasan tangan Damar yang mendarat dipipi Mimi, bersamaan dengan jeritan kesakitan dari mulut Mimi.
"Aaauuuu... "
Dan Mimi pun berlari keluar kamar sambil menangis. Damar tak perduli. Ia berjongkok dan memungut puing2 foto Asri yang tersobek sobek.
"Walau kau melupakan aku.. tapi aku tetap mencintaimu.. Asri," bisiknya sedih.
Pak Surya fan bu Surya mendekati anak gadis mereka yang menangis meraung raung.
"Ada apa ? Kenapa Mimi?" tanya bu Surya khawatir.
Mimi tak menjawab, tapi menunjukkan bekas tamparan Damar yang memerahkan pipinya.
Pak Surya segera memasuki kamar Damar dengan marah. Dilihatnya Damar sedang mencoba menyusun kembali sobekan2 kecil dari foto Mimi.
"Apa yang terjadi? Kau apakan Mimi?"tegur pak Surya menahan marah.
"Dia menyobek nyobek foto ini. Saya marah sekali." Damar menjawab dengan datar.
Pak Surya melihat susunan sobekan foto itu dan kemudian menduga duga.
"Apa kau masih memikirkan gadis itu?"
"Damar membisu.
"Kau masih mencintainya?"
Damar juga tak menjawabnya. Tapi pak Surya menangkap jawaban itu dari cara Damar memperlakukan sobekan2 foto itu.
Pak Surya kemudian duduk disofa dekat pembaringan.
"Damar, bukankah sudah ber kali2 aku katakan bahwa kau sudah dijodohkan dengan Mimi sejak kecil? Ayahmu sendiri yang mengharapkam terjadinya perjodohan itu."
"Tapi saya tidak mencintai Mimi."
"Aku tau.. karena gadis itu kan? Tapi bukankah dia sudah punya tunangan?"
Hati Damar teriris. Ia kembali teringat kata2 menyakitkan itu.
YA.. SAYALAH TUNANGAN ASRI...

DAMAR.. AKU TIDAK MENCINTAIMU LAGI
Damar menunduk. Apakah sebaiknya aku lupakan saja Asri dan menerima perjodohan itu?
Mimi masih terisak..
"Kalau kau mencintai dia.. jangan melakukan sesuatu yang dia tidak suka." kata bu Surya lembut.
"Tapi dia masih menyimpan foto pacarnya, apa aku harus diam saja ma?" Mimi seperti meminta agar sang ibu membelanya. Tapi bu Surya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Tidak mudah melupakan orang yang dicintai .. kau harus tau itu. Dan kalau kau ingin merebut hatinya maka kau harus sabar dan bisa memadamkan api yang membakar hatimu. Itulah cara merebut hatinya."
Ber hari2 Damar masih belum bisa menghilangkan kekesalannya. Mimi sudah meminta ma'af tapi bukan berarti ia harus melupakan perbuatan yang menyakitinya.
Foto itu sudah tersambung kembali. Damar menyusunnya dengan hati2 sehingga tak tampak bahwa foto itu terbentuk buk9an dari sambungan serpihan2. Wajah cantik itu dipandanginya sekali lagi. Didekapkannya kedadanya lalu
Damar memasukkan kembali kedalam dompetnya. Dilaci itulah Damar ingin menyimpannya. Namun ketika ia membukanya dihatnya sebuah map berwarna kuning.
Damar ingin tau isinya namun ketika membukanya.. terbacalah nama dan tanda tangan ayahnya.
#adalanjutannya#

No comments:

Post a Comment

MAWAR HITAM 01

  MAWAR HITAM  01 (Tien Kumalasari)   Di sebuah rumah mewah dengan perabotan cantik dan artistik, seorang nyonya duduk bersilang kaki di dep...