ROTI CINTA 07
(Tien Kumalasari)
Yanti tergopoh menghampiri, dan melihat Baskoro sedang keluar masuk kamar dengan bingung.
“Ada apa mas ?”
“Dian tak ada dikamarnya.”
“Apa? Tidak ada? Di kamar mandi barangkali..”
“Tidak ada, bahkan seluruh kamar sudah aku masuki..”
Yanti pucat seketika, ia beranjak kebelakang, pembantunya sedang membersihkan dapur.
“mBak, tahu nggak, kemana perginya mas Dian?”
“Lhoh, tadi tuh jalan keluar bu.”
“Jalan keluar? Jalan kaki maksudmu ?”
“Iya, jalan kaki, saya juga heran, mas Dian kayaknya masih sakit, tapi kok keluar jalan kaki.”
“Sudah lama mbak perginya?”
“Sudah lama bu.. setengah jam sudah ada kira-kira. Tadi habis makan, lalu saya bersihkan kamarnya. Saya lihat mas Dian ganti pakaian, tapi saya takut untuk bertanya bu. Tahu-tahu keluar begitu saja.”
Pembantu itu belum sempat menyelesaikan ucapannya, tapi Baskoro dan Yanti sudah memburu keluar, ke jalan raya. Tapi mereka tak melihat ada Dian disekitar jalan itu. Yanti mulai menangis.
“Ibu tenang ya, nanti mas akan mencarinya sampai ketemu. Sekarang kita cek bandara, apakah dia terbang ke Solo, barangkali."
Tapi dari bandara dikatakan bahwa tak ada penumpang bernama Ardian yang hari itu memesan ticket.
Yanti terus menangis. Ia duduk di sofa dan merasa lemas. Arini merangkul ibunya dan menghiburnya.
“Tak mungkin mas Dian hilang bu, barangkali dia ke Solo untuk menemui mbak Dina,” kata Arini.
“Naik apa dia?”
“Dia tidak naik pesawat karena pasti ketahuan. Bisa jadi naik bus atau angkutan lain.” kata Arini.
“Ya Allah, tuntunlah anak hamba ke jalan yang benar. Selamatkan dari perilaku yang tidak semestinya dilakukan,” bisik Yanti dengan berurai air mata.
“Arini, jaga Ibu, bapak mau keluar ya,” kata Baskoro yang kemudian pergi. Pastinya mencari kemana Dian pergi.
“Baru setengah jam lalu, mungkin masih ada di terminal bis atau apa,” gumamnya pelan.
***
“Bapaak… ibu..” Dina berteriak begitu memasuki rumah. Ia sengaja tidak minta dijemput walau hari Minggu dan ayahnya pasti ada dirumah.
“Dinaaa.. mengapa tidak bilang kalau sudah sampai, jadi bapak atau ibu bisa menjemput,” teriak Rina.
“Emang sengaja nggak bilang, biar jadi kejutan.”
“Ya nggak terkejut, kan ibu yang memesankan ticket, jadi sudah jelas kamu pulang, “ sambung Leo sambil memeluk Dina.
“Mana Dita?”
“Lagi jalan sama Abian..” kata Rina.
“Oh, sudah jadian rupanya?”
“Baru jalan sehari ini, itupun Dita seperti ogah-ogahan.”
“Orangnya ganteng, tapi Dina nggak suka, agak genit, begitu.”
“Ih, kamu itu setiap ada laki-laki yang pengin ngedekatin, ada-ada saja kekurangannya,” kata Rina.
“Iya, ingat Din, tidak ada manusia sempurna didunia ini.” sambung Leo.
“Iya, Dina tahu. Tapi memang Dina belum ingin. Cuma.. saat ini Dina sedang kacau nih.”
“Memangnya kenapa?”
“Dirumah om Baskara lagi heboh.”
“Heboh? Mereka berantem ?”
“Bukan, tiba-tiba mas Dian bilang cinta sama Dina..”
“Apa?” Leo dan Rina berteriak hampir bersamaan.
“Iya benar..”
“Bagaimana dengan kamu?”
“Dina suka sama mas Dian, karena mas Dian itu kakak Dina sejak dulu.. ya kan? Tapi Dina bingung. Keluarga om Baskoro menentang keras keinginan mas Dian. Buat Dina sih nggak apa-apa, kan Dina juga nggak suka, cuma agak sedih juga, sepertinya Dina ini punya kekurangan sehingga mereka tidak suka sama Dina. Mungkin karena Dina nggak begitu pintar ya. Tidak seperti mas Dian. Pastinya orang tua mas Dian mencari jodoh untuk mas Dian seorang gadis yang sama-sama pintar,” kata Dina dengan wajah agak sedih.
“Dina sayang, bukan itu. Kamu bukannya tidak pintar, buktinya kamu bisa menyelesaikan kuliah kamu.”
“Mengapa mereka menetang mati-matian perasaan mas Dian itu? Agak sakit juga lho hati Dina.”
“Ceritakan mas, sudah saatnya Dina tahu.”
“Baiklah, sekarang kamu istirahat dulu, nanti bapak akan bercerita tentang sesuatu yang semoga kamu bisa menerimanya dengan baik.”
“Ya pak, Dina ke belakang dulu, ganti baju dan kayaknya ibu sudah masak nih, baunya menusuk hidung.”
“Kalau begitu cepat ganti bajumu, kemasi barang-barang kamu, masukkan ke mesin cuci kalau memang ada yang kotor, lalu kita makan.”
“Nggak usah nungguin Dita?”
“Pasti dia sudah makan sama Abian.”
***
“Kita sudah makan, sudah jalan-jalan, lalu kemana lagi nih?” tanya Abian ketika mereka selesai makan.
“Pulang..”
“Kok pulang sih, belum puas nih jalan-jalannya..”
“Capek dong..”
“Kalau begitu kita ke taman, mencari udara sejuk..” kata Abian sambil menjalankan mobilnya.
Dita tak menolak, atau dia mulai nyaman jalan bareng anak muda ganteng yang memang benar-benar menarik ini?
Abian tersenyum, senang melihat Dita tidak bermaksud menolak. Alangkah menyenangkan gadis ini, tidak banyak bicara, kalau nggak suka bilang nggak suka, kalau suka diam saja. Abian menoleh kearah gadis disampingnya, melihat hidung mancung dan bulu mata lentik menghiasi sepasang mata bening yang selalu tampak teduh, Dalam hati dia berkata, aku telah jatuh cinta.
Tiba-tiba Dita berteriak.
“Awaaas…!”
Abian buru-buru menginjak remnya, dan Dita hampir saja terantuk dash board, untunglah ada sabuk pengaman mengikat erat tubuhnya.
“Maaf.. maaf..” kata Abian yang hampir saja menabrak seorang pengendara sepeda yang tiba-tiba menyeberang jalan.
“Ada yang sakit? Sakit ya?”
“Tidak, hanya kaget. Kenapa menyetir tidak melihat jalan?” tegur Dita sambil memandang tajam kearah Abian.
Abian melihat pandangan itu. Pastilah Dita marah, menganggapnya sembrono, padahal ia asyik menikmati bulu mata lentik yang terlihat cantik diwajah yang memang cantik.
“Maaf ya.. aku terlalu sembrono.”
“Sambil melamun ya?”
“Tidak.. eh.. iya.. “ jawab Abian tersipu.
“Hati-hati kalau memegang kemudi.. pikiran tidak boleh kemana-mana..”
“Baik bu..”
“Kok bu sih..?” lalu keduanya tertawa.
“Habis, cara memberi petuahnya sama dengan ibu-ibu.”
“Iih.. memangnya aku sudah kelihatan tua ya?”
“Bukan.. nona yang sangat cantik, tapi bersikap keibuan..”
Dita tersenyum. Ia tidak menolak ketika Abian menghentikan mobilnya didekat taman, kemudian keduanya duduk diatas bangku kayu yang memang ditata asri. Abian memilih tempat yang teduh, ternaungi pohon rindang yang daunnya berayun perlahan oleh tiupan angin.
“Segar ya udaranya?”
“Sangat segar..karena disaat siang, daun-daun itu menghembuskan O2, berbeda kalau malam, dia mengeluarkan CO2. Jadi sehat kalau siang-siang duduk dibawah pohon.”
“Pintar.. Artinya kalau malam tidak bagus duduk-duduk berduaan disini kan ?”
“Sangat tidak bagus, apalagi kalau gelap.”
“Takut ya?”
“Tidak boleh, nanti ada setan lewat..”
“Hiiih.. aku juga takut..” canda Abian sambil mendekatkan tubuhnya kedekat Dita.”
“Siangpun kalau begini aku juga takut,” kata Dita sambil duduk agak menjauh.
“Maaf, aku hanya bercanda, habis, kamu cerita tentang setan lewat sih.”
“Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan ya..”
“Tidak, sungguh aku minta maaf.”
Dita merasa, kebersamaan dengan Abian sangat tidak membosankan. Abian baik, sopan, dan tidak pernah berbuat yang ngelantur kearah yang tidak semestinya. Dia juga sangat menghargainya. Aduhai, apakah Dita juga jatuh hati ?
***
“Mengapa diam saja Dina?”
“Bapak bilang akan mengatakan sesuatu. Kita sudah selesai makan dan bapak belum mengatakan apa-apa.
“Ayo kita duduk di teras, bapak akan bercerita disana. Ibu mau ikut?”
“Duluan saja sana, nanti ibu menyusul,” kata Rina sambil membersihkan meja makan.
Dina ingin membantu ibunya, tapi sang ibu melarangnya.
“Sudah sana, kan bapak sudah menunggu.”
Lalu Dina mengikuti bapaknya kearah teras.
Leo duduk diam, seakan memikirkan sesuatu. Ada perasaan ragu karena dirinya terlibat dalam cerita itu. Dirinya ikut mencecap dosa manis yang puluhan tahun tersimpan , kemudian berimbas kepada anak-anaknya. Tapi bagaimanapun ia harus menyingkap dosa-dosa itu, apapun akibatnya.
Dina pun diam, menunggu. Ia heran melihat wajah ayahnya yang tampak sedih. Apa yang sebenarnya terjadi ?
“Dina,” akhirnya Leo berkata pelan.
Dina mengangkat wajahnya, menatap ayahnya yang seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Terkadang anak muda kalau sudah bergaul dengan sesama teman, sering tidak memikirkan apa yang menjadi akibat dari perbuatannya. Hura-hura, main ke bar, terkadang ngadain pesta, ada yang mabuk-mabukan.”
Dina tak berkomentar apapun. Hal seperti itu masih banyak dilakukan oleh anak-anak muda sekarang. Bahkan banyak teman-temannya yang masih suka melakukannya. Beruntung Dina tak pernah terpengaruh oleh ajakan hura-hura tersebut.
“Seorang anak nakal menuangkan sesuatu ke salah satu minuman, yang kemudian diminum oleh sepasang anak muda yang semula hanya ikut-ikutan. Yang dituangkan adalah semacam obat perangsang.”
Dina menutup mulutnya. Kejadian selanjutnya Dina sudah bisa membayangkannya.
“Kurangajar sekali mereka, lalu hal buruk itu terjadi bukan?” akhirnya Dina tak tahan untuk tetap diam tanpa membuka mulut.
“Malam buruk itu terjadi, tapi si laki-laki belum bisa bertanggung jawab. Ia masih kuliah dan tuntutan si gadis untuk menikahinya tak bisa dipenuhinya.”
“Waduh, kurangajar itu. Kasihan dong perempuannya.”
Hari terus berlalu, kuliah si laki-laki sudah selesai. Ia mencari dimana pacarnya yang dulu seperti dicampakkannya. Ia mencari dan terus mencari, tapi si gadis sudah tidak lagi tinggal dirumahnya. Kedua orang tuanya meninggal, dan dia pergi entah kemana.”
“Aduuh…”
Bulan demi bulan, berganti tahun, akhirnya si laki-laki menikah dengan gadis pilihan orang tuanya. Gadis yang semula tidak dicintainya, tapi ternyata dia bisa menjadi isteri yang baik. Lalu tumbuhlah cinta itu.
“Lalu bagaimana dengan gadis yang hilang entah kemana itu?”
“Dia hidup sendirian, sengsara dan menderita karena mengandung bayi yang entah dimana ayahnya berada.”
“Ya Tuhan, kasihan benar.”
“Ia melahirkan anaknya tanpa suami ataupun saudara yang menolongnya. Rumah orang tuanya yang dijual, hasilnya untuk menghidupi dirinya dan membesarkan bayinya. Lalu dia menjadi tukang sayur keliling, ketika anaknya sudah tumbuh besar.”
“Tukang sayur, itu seperti….”
“Anaknya laki-laki, cakap dan pintar. Dan Tuhan mempertemukannya ketika si laki-laki itu sudah memiliki seorang anak perempuan.”
“Ketemu juga akhirnya?”
“Allah Maha Besar. Anak perempuan itu kamu Dina, dan anak laki-laki cakap itu Ardian.”
“Apa? Jadi yang bapak ceritakan itu.. bapak sendiri, dan pacar bapak.. ibu Yanti?”
Leo mengangguk sendu.
“Kami bertemu, ketika ibu kamu tanpa sengaja berlangganan sayur sama dia. Bapak memanggilnya Ika, tapi ibumu memanggilnya Yanti, karena namanya Ika Wijayanti.”
Tak terasa air mata Dina mengalir deras.
“Apakah ibu Rina marah?”
“Tidak, mereka berteman baik, dan bapak diijinkan untuk menikahi ibu Yanti, tapi ibu Yanti menolak.”
“Ah.. tentu saja menolak. Ibu Yanti wanita baik, mana mau merusak rumah tangga orang.”
“Lalu bapak hanya mengangkat Dian menjadi anak angkat, sehingga kalian seperti saudara.”
“Ya Allah.. ya Allah.. itu sebabnya mereka menentang keinginan mas Dian yang mencintai Dina.”
“Benar, rupanya Baskoro belum menceritakan semuanya pada Dian.”
"Kami berpisah ketika ibu Yanti menikah dengan om Baskoro, lalu membawanya ke Jakarta."
“Aku akan menelpon mas Dian.”
***
Dina sedang merebahkan tubuhnya dikamar, setelah mendengar cerita ayahnya yang dianggapnya sangat luar biasa. Jadi dia maupun Dita itu saudara seayah dengan Dian. Lalu dia mencoba menelpon Dian, tapi berkali-kali tidak diangkat, membuat Dina menggerutu.
“Pasti ponselnya tertinggal dimana lagi, gitu.. Tapi kan ponsel itu selalu ada disamping dia tidur. Mungkin dia lagi ke mana.. Nanti saja aku menelpon lagi.”
Baru saja Dina mencoba memejamkan mata, tiba-tiba seseorang menubruknya.
“mBak Dinaaa !”
Dina membuka matanya, dan melihat Dita tersenyum-senyum disampingnya.
“Ya ampuun, yang baru pulang pacaran nih.. cerah bener wajahnya.”
“Ih, siapa yang pacaran, ketemu juga baru sekali.”
“Tapi seneng kan..?”
“Nggak..”
“Bohong. Kalau nggak seneng pasti cemberut dong. Lha ini, senyum-senyum.. kelihatan wajahnya cerah, begitu.”
“Aku kan seneng karena mbak sudah pulang, kangen tahu.”
“Ohoo.. terimakasih adikku sayang, mbak juga kangen kok,” kata Dina sambil menarik Dita sehingga mereka berguling-guling ditempat tidur.
“mBak juga seneng kan? Pasti mbak sudah pacaran sama mas Dian, buktinya mbak menghindari perjodohan itu.”
“Ngawur kamu.”
“Ngawur tapi bener kan?”
“Salah besar.”
“Benarkah ?”
“Salah besar. Kami tidak pacaran. Nanti aku cerita sama kamu, sekarang mana oleh-olehnya. Kalau orang lagi pacaran suka lupa memikirkan yang lagi nungguin dirumah, ya kan?”
“Ihh, dari tadi mikirnya aku pacaran saja.”
“Sudah, oleh-olehnya mana dulu?”
“Es krim, mau..?”
“Ya mau dong, kan itu kesukaan aku. Cepet ambilin .”
“Mau minum di kamar?”
“Nggak apa-apa, cepet, aku tungguin.”
Dita melompat turun, dan Dina terkejut ketika ponselnya berdering. Dia berharap Dian yang menelponnya, tapi ternyata dari ibu Yanti.
“Hallo, ibu Yanti,” kata Dina menyambut, tapi yang didengarnya dari seberang adalah tangisan bu Yanti.
“Ibu, ada apa?” tanya Dina heran.
“Apakah Dian datang kemari?”
Dina sangat terkejut.
“Baru saja Dina menelpon mas Dian, berkali-kali tidak diangkat.”
“Dian pergi dari rumah, sampai sekarang belum kembali,” tangis Yanti semakin menyayat.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah yang ditunggu sdh tayang
ReplyDelete❤️ *ROTI CINTA* ❤️
_#Episode_07_
Matur Nuwun bu Tien, semoga bu Tien sehat selalu dan selalu sehat. Salam SEROJA & tetap ADUHAI.
_dari mas kakek bdg_
Selamat kakek Habi juara 1
DeleteAlhamdulillah dikirimi roti.lagi, nuwun mb Tien
DeleteAlhamdulillah ROCIN 07 sdh tayang. Matur suwun Bu Tien🙏🙏
DeleteTerimakasih mbak Tien Rocin 07 sdh hadir, slm sehat tetap semangat. Merdeka
DeleteMaturnuwun Bu Tien, Roti Cinta~07 telah hadir lebih awal..🙏
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur suwun mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni
Alhamdulillah roti cintaku udah tayang
ReplyDeleteMakasih bunda tien semoga sehat walafiat panjang umur berbahagia selalu
Salam sehat penuh semangat
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komaroyah, Aisya Priansyah
Selamat malam
ReplyDeleteSukron Roti Cinta sudah hadir...salam aduhai mb Tien
ReplyDeleteADUHAIjuga jeng Atiek
DeleteWuiih... br aja kuintip masih kosong.
ReplyDeleteEeeit jebulnya sampun medal... mtr nuwun bu Tien.
Sg isturahat nggih.
Sugeng siang ibu Nien
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteRocin sdh hadir
Terima kasih bu tien ..... semoga bu tien sehat2 selalu
Aamiin pak Arif
DeleteAlhamdulillah ROTI CINTA 07 sdh hadir
ReplyDeleteSemakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat dan bahagia selalu
Aamiin
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah RC7 udah tayang
ReplyDeleteMakasih mbak Tien, semoga sehat selalu. dan penuh semangat.
Salam ADUHAY
Semangat dan ADUHAI ibu Pudya
DeleteAlhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Gasik...
Matur nuwun bu Ten..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
ADUHAI dari Solo pak Wedeye
DeleteHmmm..... 🤔 Dian Minggat, Dian mau jualan 'Roti Cinta' 😊
ReplyDeleteHahaa.. iya kali jeng Niel
DeleteAlhamdulillah ROTI CINTA 07 sdh hadir menyapa penggemarnya...
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat sll...
Salam ADUHAI SELALU..
Salam ADUHAI Yangtie
DeleteTerimakasih mbak Tien, RoCin 07 sudah hadir menghibur...
ReplyDeletesemakin seru...semakin penasaran...
sehat selalu mbak Tien
salam aduhai..
Salam ADUHAI ibu Alfes
DeleteAlhamdulillah ROTI CINTA Episode 07 sudah tayang, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Mas Dudut apa kabar
DeleteADUHAI
Terimakasih bu Tien Kumalasari, cerbung menjadi hiburan yg segar. Semoga ibu selalu sehat. Salam.
ReplyDeleteAamiin.
DeleteSiapa nih
Yetima kasih bu Tien..sdh tayang awal. Cinta Dian e Fina mirip seperti cinta Adit anak Putri dan Teguh Raharjo serta Dinda anak Retno dan Teguh Raharjo dalam cerber bu Tien.
ReplyDeleteDalam bening matamu..Semoga Dian dapat memahami seperti halnya Dina setelah diceritakan masa lalu oleh Leo
. Aamiin
Semogw
ADUHAI ibu Noor
DeleteAlhamdulillah tabir yg selama ini tertutupi akhirnya terkuak juga..
ReplyDeleteMakasih Bunda Tien, sehat2 selalu nggih..
Peluk cium dari Cirebon
Peluk hangat dari Solo ibu Fifi
DeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien RC 07nya. Salam sehat dan semangat selalu dari Bekasi Timur
ReplyDeleteSehat semangat dan ADUHAI ibu Umi
DeleteTerima kasih Mbak Tien Rocin 8 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu dari Semarang.
ReplyDeleteMaaf salah... Rocin ep 7 ding
DeleteTiada maaf bagimu. Hahahaaa
DeleteADUHAI jeng Ira
Teganya... teganya... teganya...
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien ROTI CINTA 7 nya sdh disantap ADUHAAII banget,, Leo sdh menceritakan ttg Dian ke Dita,,, sekarang kemana Dian,,
Salam sehat wal'afiat bu Tien
Salam sehat dan ADUHAI Mbah put
DeleteWow..indah sekali penjelasan Bunda cantik tentang siapa Dina dan Dian..mantab..salam sehat selalu ya Bunda cantik..Amin YRA 🙏
ReplyDeleteSalam kembali, bisakah sebutkan nama?
DeleteYuk ADUHAI lho
Dina
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien senantiasa sehat walafiat aamiin
Dalam srhat dan aduhai
Aamiin
DeleteADUHAI Ibu Salamah
Terimakasih Bu Tien Rocin 07 sdh hadir, slm sehat tetap semangat dari Pasuruan
ReplyDeleteSalam ADUHAI penuh semangat dan sehat, ibu Mundjiati
DeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteRoti Cinta, Roti Cinta, Roti Cinta,
Roti Cinta, Roti Cinta,, Roti Cinta
Matur nuwun Bunda Tien.
Salam ADUHAI Selalu dari Klaten.
Mangga dipunduti bu Isti
DeleteAlhamdulillah terimakasih bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah,matur nuwun.. tansah sehat,semangat nggih Bu Tien,Aamiin.
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI Ibu Rini
Alhamdulillah yang ditunggu sdh tayang trm kasih bu Tien....semoga Dian segera kembali dan dpt mengerti kenapa bu yanti dan pak baskoro melarang mencintai dina ....seperti dina yg dpt memahami cerita bapaknya
ReplyDeleteADUHAI ibu Winarni
DeleteMàtur nuwun bu Tien Roti cinta 7 sudah tayang..
ReplyDeleteCeritanya semakin seru dan membuat penasaran
Kemanakah Dian....
Salam aduhai
Kerumah ibu Moedjiati kayaknya
DeleteMatur nuwun mbak Tienku, Rotinya sudah sampai di alamat.
ReplyDeleteBaru Dina yang sudah tahu , masih satu yang harus segera diberi tahu. Dian yang belum tahu akan sangat beresiko berbuat yang tidak-tidak.
Tunggu saja bagaimana kisah selanjutnya.
Salam sehat dari Sragentina selalu Aduhai.
ADUHAI pan Latief
DeleteSekata dg pendapat mb Winarni... Smg Dian tdk berbuat yg nekat dan dpt menerima kenyataan spt Dina... Mgknkah Sawitri atau Arini yg bs menjd makmum bg Dian. Sawitri yg sdh familiar dg keluarga bu Yanti? Atau Arini yg bukan adik sedarah? Tp mgknkah mereka menjd crt dialur berikutnya? Semua ada ditangan mb Tien bgmn merangkai crt. Slm seroja slk🤲🙏
ReplyDeleteSEROJA ADUHAI jeng Sapti
Delete#selalu🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah.. RoCin07 sudah tayang, mksh mabuk Tien,salam Sehati(sehat selalu buat mbak Tien)
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI ibu Komariyah
DeleteRC 07 sdh hadir..smakin ruwet Dian yg kabur bawa cinta yg hampa ,pasti marah sama yanti ibunya la kan blm bicara Baskoronya.. klu Dina sdh tau Leo sdh kasih tau ..apa mungkin dia ke Solo??? Hahaha ahkirnya ruwet kan ...tp bagus ceritanya ... Dian sama sawitri aja hahhah,salam sehat Dan SALAM ADUHAI U BU TIEN jaga kesehatan ..
ReplyDeleteBaiklah, ADUHAI jeng Yanti
DeleteMaaf salah... Rocin ep 7 ding.
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien..RC07nyaa..
ReplyDeleteWaah msh blm tahu Dian kemana yaa..malah Dina yg dewasa..bs nerima kenyataan cerita ayahnya..
Semoga Dian jg bs ngerti..
Seperti yg duluuu..anaknya Putri sm anaknya Rahardjo...hmm..😊
Salam sehat mbak Tien dan makin aduhaiii..🙏🥰⚘
Makin ADUHAI ibu Maria
DeleteAlhamdulillah sudah bisa menyantap roti cinta.....terima kasih Bu Tien.....🙏🙏
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Sehat dan ADUHAI Prim
DeleteMakasih Bunda untuk ROTI CINTA nya.Yang pasti selalu ditunggu tunggu.
ReplyDeleteMet malam dan met beristirahat .
Sukses selalu buat Bunda.
Aamiin mas Bambang
DeleteADUHAI
Waaah... makin hari roti cinta makin asyiiik.... mdh²an bisa tmbus 91 part sperti dalam bening matamu..he.... semoga mbu Tien sekeluarga snntysa diberikn kesehatan sllu
ReplyDeleteAamiin. ADUHAI pak Zimi
DeleteAlhamdulillah, bu Tien terimakasih semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan untuk bu Tien sekeluarga.
ReplyDeleteAamiin
Aamiin.
DeleteADUHAI ibu Sudarwatisri
Dian....pergi kmn kamu nak...maturnuwun mbak Tien....sungguh ADUJAI Ronti Cinta mulai bikin baper...salam sehat dr Situbomdo
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI jeng In
DeleteMatur nuwun bunda Tien RC7 telah tayang...
ReplyDeleteselalu sehat njih bun...dan tetep ADUHAI 🙏
Tetap ADUHAI ibu Padmasari
DeleteKasian Dian. Makasih mba Tien. Salam sehat dan aduhai
ReplyDeleteKasiman.. eh.. kasihan tapi ADUHAI jeng Sul
DeleteAduh...kasihan Dian...itulah akibatnya kalau tidak dijelaskan sejak awal...semoga dia baik-baik saja
ReplyDeleteBenar Bunda, ADUHAI deh
DeleteTerima kasih bu tien , rc nya sangat mengharu biru .... salam.aduhai semoga bu tien sehat sehat ... dutunggu kelanjutannya
ReplyDeleteSekarang tidak boru lagi ibu Sri. ADUHAI
Deletebiru maksudnya
DeleteAlhamdulillah....akhirnya Roti Cinta datang juga...semoga Dian baik2 saja dan bert3mu dengan perempuan yg cantik dan baik hati serta menyayanginya... Dina mendapatkan laki2 ganteng yg mencintainya...
ReplyDeleteTrima kasih mba Tien...semoga selalu sehat dan terus berkarya...Aamiin
Aamiin . Terimakasih Papa Wisnu
DeleteAamiin. Terimakasih PPa Wisnu
DeleteAlhamdulillah akhirnya
ReplyDeleteRoti cinta 7 sdh tayang, Trmksh bu tien.. Sehat selalu..
Baru baca pagi RC 7 ,,,untung Leo bisa crita dengan Dita,,bahkan ceritanya baik sekali ,,enak didengar,,paling sudah dibisik,i jeng Tien jadi bisa gamblang siapa Dian sebenarnya Makanya gak usah menyembunyikan kebohongan ber lama²
ReplyDeleteMbak Yanik, ADUHAI deh
DeleteMatur suwun bunda Tien RC 7 sdh tayang, waaahhh...bakal seru nich ceritanya...
ReplyDeletekemana dian pergi?
kita tunggu kelanjutannya...
Salam sehat dan tetap semangat bunda Tien dan tak lupa selalu ADUHAII.....
ADUHAI jeng Lina
ReplyDeleteTrima ksih mbak Tien RC 07 nya makin seru dan ksihn Dian kmn pergibya.. Smgg jauh2.. Dansafar seperti Dina mrk berdua kk adik satu ayah.. Wah2 ditgu sll lanjutan cerbungnya y mba Tien.. Slmseroja dan makin aduhai dri sukabumi. 🥰🥰
ReplyDeleteAamiin
ReplyDeleteADUHAI jeng Ting
Alhamdulilah Roti Cinta 07 telah hadir. Kemanakah Dian pergi membuat hati sedih sang Bunda sedang Dina sudah tahu bahwa Dian saudara seayah yg tdk boleh untuk dicintai selayaknya 2 sejoli apalagi untuk berjodoh. Dian segera kembali untuk merajut asa dg Roti Cinta dg Safitri kah atau yg lainnya. Kita tunggu saja kisah kelanjutan Roti Cinta berikutnya.
ReplyDeleteTak sabar menanti Roti Cinta berikutnya. Matur nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu.,🙏🙏🙏🌟🌟🌟
Alhamdulillah ROCIN 7 tayang.. maturnuwun bu Tien... semangat 💪,sehat selalu...
ReplyDeleteSemangat dan ADUHAI Yangti
DeleteSehat selalu
ReplyDeleteCerita yang menarik...aku rapel Sampek 3 episode karena tidak sempet untukembukanya..
ReplyDeleteMbak Tien mmng jagonya mengaduk aduk rasa penggemar nya...
Aduhaiiii
Salam sehat selalu utk MB Tien..
Terus berkarya ... Semangatt
Aamiin. Apa kabar ibu Yulie
ReplyDeleteDiannn...dmn kau berada...
ReplyDeletePulanglah Dian ibumu menangisimu
Tdk kasihankah dg ibumu....
Untung Leo sdh menjelaskan semuanya pada anaknya.
Smg Dian segera ketemu.
Moga bunda Tien sll sehat.
Salam dari Bojonegoro.
Aamiin.
ReplyDeleteADUHAI jeng Wiwik
Asyik juga ya.. cowok nggak bisa cari pacar sendiri... Eeh si Ayah
ReplyDeletehalu inget cerita sambil lalu..
kreatif juga anak² Bu Rina..
Kejailan anak² Bu Rina mulai; si adek nggak mau kalau kakaknya bengong sendirian di rumah, waw ini sih rombongan piknik, anèh² aja mudah mudahan ilusi aja, tapi justru memberi pengertian sama si kakak, yang selalu ada aja dikritisi kalau ada cowok yang mau berusaha mendekati si kakak, lucu aja dilihat mereka bertiga kaya bintang berpindah bicara pun nggak nyambung².
Abian merasa dikerjain; nggak juga, dia menikmati jadi ketua rombongan kali .. berhasilkah si adek men-direct agar Abian perhatian nya ke si kakak?
Aduhai..
Terimakasih Bu Tien roti cinta yang ke tujuh sudah tayang..
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tersayang..
mugi Berkah Dalem Gusti tansah lumintu.
Amiin 🙏
Ceritanya bagus sekali
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Matur nuwun... Mbak Tien jadi ingat Galang dan Teguh...tapi Roti Cinta lbh mengharu biru.... sdih..
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Mudah mudahan Baskoro sgr menemukan Dian, anak yg disayangi. Maturnuwun Bu Tien ceritanya semakin menarik. Semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat, bahagia bersama keluarga tercinta. Aamiin. Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede....
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah rahayu wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulillah
ReplyDeleteWaduh jeng Tien, nek wis baca cerbung njenengan lali wektu, suwun nggih .
ReplyDelete