ROTI CINTA 02
(Tien Kumalasari)
Baru melihat tumpukan paling atas saja Dina sudah tahu bahwa itu bukan miliknya. Semuanya pakaian pria. Dengan cepat Dina menutupnya kembali. Ia berbaring karena merasa letih, bukan karena duduk di pesawat yang hanga satu jam itu, tapi mondar-mandir menelpon Dian sementara laki-laki genit itu terus mengikutinya yang membuatnya sangat letih.
Lalu ia menyesal kenapa tak mau memberikan nomor kontaknya pada si genit yang lumayan ganteng itu. Seandainya dia tak begitu sombong, pasti suatu saat dia akan menghubunginya dan kopor yang tertukar akan segera pulang kepada tuannya.
Dina mencoba memejamkan matanya. Ia menunggu, pasti suatu saat Dian akan melihat beberapa telpon tak terjawab darinya, dan juga membaca WA yang dikirimkannya.
Dina hampir terlelap ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Dengan cepat dia mengangkatnya, ternyata dari ibunya.
“Hallo bu..”
“Kamu sudah ketemu ibu Yanti? Dian sudah menjemput kan ?”
“Ini bu.. Dina masih menunggu mas Dian.”
“Lho.. belum dijemput? Kamu masih di bandara?”
“Dina menunggu di hotel ..”
“Gimana sih kamu?”
“Tolong ibu menelpon mas Dian, atau ibu Yanti. Mas Dian dari tadi tidak bisa dihubungi, mau menelpon bu Yanti Dina nggak punya nomornya.”
“Aduh Dina, mengapa tidak ngomong dari tadi?”
“Dina capek bu, mau tiduran sebentar.”
“Ya ampuun..”
Rina menutup ponselnya, pastinya dengan rasa sedikit kesal.
Sementara Dina kembali memejamkan matanya. Yang menjadi persoalan adalah kopor yang tertukar itu. Siapa dia dan dimana rumahnya? Katanya orang Solo juga, atau mau main ke Solo, Dina kurang memperhatikan apa yang dikatakan Abian ketika mengoceh di pesawat.
“Aku terlalu sombong, jadi inilah hukumannya,” gerutunya memarahi dirinya sendiri.
Padahal dia sopan, baik, ramah. Tapi senyumannya itu membuatnya sebal. Sebal atau suka ya? Beda tipis sih.
Lalu Dina benar-benar terlelap.
***
“Kamu gila. Aku kira sudah sampai di Solo, ternyata masih disini. Tadi aku sudah mengantar kamu ke bandara kan?” kata Dian ketika ditemui sahabatnya di kamarnya.
“Map biru tertinggal dikamar ini, ini dokumen punya bapak yang belum sempat aku masukkan kedalam koporku.”
“Jadi kamu tadi sudah sampai Solo, lalu kembali lagi kemari?”
“Iya lah, bapak bisa marah besar kalau aku nggak membawa dokumen ini. Dan untungnya dia tertinggal di kamar kamu, kalau tidak, entah jadi apa aku nanti.”
“Memangnya kenapa?”
“Ini nih, lihat.. koper ini bukan punya aku. Tertukar dengan seorang gadis sombong yang tadi duduk disebelah aku.”
“Kopor? Tertukar?”
“Kopor kami sama persis, dan letaknya berdekatan gitu. Ketika gadis itu turun dengan tergesa-gesa, dia langsung angkat saja tuh koper. Lha itu koporku yang dibawa. Begitu aku masuk kamar kamu ini dan mau memasukkan dokumen ini, aku baru tahu kalau ini bukan milik aku.”
Dian ikut membuka kopor itu dan tertawa terbahak-bahak.
“Jangan-jangan kamu suka menyimpan ini lalu membayangkan yang bukan-gukan.”
“Gila ! Aku ini anak muda baik-baik ya. “
“Iya.. iya, aku percaya..”
“Ini justru aku tinggal disini. Gadis itu tadi bilang mau beli makanan di toko kamu, coba tanyakan apa dia kehilangan kopor. Kalau ya, minta koporku dan kirimkan ke Solo saja ya.”
“Lho, masa aku harus menanyakan setiap pembeli tentang kopor kamu? Kalau begitu ayo kita tungguin dia didepan, kan kamu yang tahu mana orangnya.”
“Gadis, cantik tapi sombongnya amit-amit. Lagi pula aku sudah pesen tiket, ini aku mau langsung ke bandara.”
"Sekarang?”
“Ya sekarang, masa tahun depan. Bisa ketinggalan pesawat aku.”
“Baiklah, ayo aku antar saja lagi. Dasar manja, lama nggak ketemu malah bikin repot kamu tuh.”
“Yah, berbaik hati itu nggak boleh mengeluh, nanti pahala kamu hilang.”
“Iya.. iya, aku ikhlas kok.”
Beberapa menit setelah Dian pergi mengantar sahabatnya, bu Yanti masuk ke kamar Dian.
“Diaaan… Lho, mana dia?”
Ika Wijayanti adalah ibunya Dian. Dina selalu menyebutnya bu Yanti.
Sekarang Yanti sedang kebingungan mencari Dian, karena baru saja Rina menelponnya bahwa Dina terdampar di sebuah hotel karena menghubungi Dian tak berhasil.
Yanti berjalan kesana kemari tapi tidak menemukan Dian, dan ia kesal ketika salah satu pembantunya mengatakan bahwa Dian pergi mengantarkan Abian.
“Ya ampuuun.. anak itu, mengapa sih pergi nggak bilang-bilang?”
Lalu Yanti menelpon Dina setelah Rina memberikan nomor kontaknya.
Dina masih terlelap ketika ponselnya berdering.
Dan dering yang kesekian kali baru membuat matanya terbuka.
“Pasti mas Dian, biarin.. nggak bakalan aku angkat, dia harus tahu bahwa aku marah sama dia,” katanya sambil menarik guling dan kembali memejamkan matanya.
Tapi dering itu sangat mengganggunya. Dina ingin mematikan ponselnya ketika tiba-tiba membaca sebuah nomor tak dikenal.
“Pemilik kopor itukah? Darimana dia tahu nomor ponsel aku?’
Dengan malas Dina mengangkatnya.
“Hallo… ini Dina?”
Dina terkejut. Itu suara yang sangat dikenalnya.
“Ibu Yanti ?”
“Ya ampun Din, ibu menelpon dari tadi..”
“Maaf bu, saya tertidur.”
“Mengapa kamu tidur di hotel? Kamu kan tahu alamat bu Yanti?”
“Ibu bilang, saya harus minta mas Dian untuk menjemput, kan Dina jarang ke Jakarta, ibu khawatir kayaknya. Tapi sejak turun dari pesawat mas Dian nggak bisa dihubungi.”
“Dian itu pergi dari tadi, ponselnya ketinggalan di toko, dari tadi krang kring krang kring, ibu diemin saja. Aduuh, kalau tahu itu dari kamu.”
“Jadi mas Dian pergi nggak bawa ponsel ?”
“Perginya tergesa-gesa tadi. Katanya ngantar temannya ke bandara. Sekarang kamu siap-siap ya, ibu jemput kamu.”
“Mas Dian belum pulang juga?”
“Tadi sudah pulang, kata pembantu katanya ada temannya, mereka berbincang di kamarnya. Barusan aku ke kamarnya, ternyata dia sudah pergi lagi.”
“Ya ampuun.”
“Tungguin ya, kalau bisa di lobi, supaya nggak kelamaan.”
“Baik, ibu Yanti.”
***
Sampai dirumah yang bagian depannya dijadikan rumah makan dan toko roti, Dian belum tampak pulang. Salah seorang pembantu menyuguhkan minuman segar dan roti buatan toko itu.
“Menurut Dina, toko ini bertambah besar ya bu ?” tanya Dina setelah melihat-lihat kedepan, dengan diantar Yanti. Ada beberapa karyawan melayani pembeli, melayani tamu yang makan disitu, dan didapur adalah tukang pembuat roti yang sudah ahli.
“Ayo duduklah dan ceritakan kabar kalian.”
“Kami baik-baik semuanya bu, sebenarnya pengin ngajakin Dita, tapi dia sedang ujian mulai hari ini.”
“Ibu seperti mimpi, kamu sudah besar bahkan sudah berhasil jadi sarjana.”
“Saya ini nggak begitu pintar bu, dulu waktu SD saya bisa karena ada mas Dian. Setelah mas Dian pindah ke Jakarta saya benar-benar kelihatan bodoh.”
“Ya enggak, bukan begitu lah.”
“Benar bu, ketika mas Dian pergi, saya tinggal kelas sampai dua kali di kelas empat dan lima. Lalu di SMP saya pernah tinggal kelas sekali. Jadi seharusnya saya sudah lulus tiga atau empat tahun yang lalu.”
“Itu karena kamu kurang percaya diri.”
“Bukan bu, saya memang tidak sepintar Dita yang lebih cerdas. Tapi untunglah saya akhirnya bisa menyelesaikan kuliah walau dengan nilai yang pas-pasan.”
“Kamu ingin melanjutkan ke S2?”
“Bapak meminta saya melanjutkan, tapi saya tidak ingin. Ini sudah cukup. Saya ingin bekerja saja.”
“Baiklah, pilih yang terbaik untuk hidup kamu. Kamu ingin bekerja di Jakarta?”
“Entahlah ibu Yanti, sebenarnya saya kurang suka kota ini. Terlalu bising dan berisik. Apalagi saya itu kalau di Jakarta benar-benar nggak tahu jalan. Itu sebabnya ibu menyuruh saya agar menelpon mas Dian setelah sampai. Nggak tahunya mas Dian malah nggak bisa dihubungi.”
“Apa kamu lupa, Dian itu sejak masih kecil sangat teledor. Bekal sekolah berapa kali tertinggal dirumah, dan ini ponsel. Sejak pagi ditinggal di toko.”
Dina tertawa.
“Untunglah bu Yanti menjemput saya.”
“Ibu kamu menelpon Dian juga nggak bisa, lalu menelpon ibu Yanti. Ayo itu diminum dulu, dan itu roti coklat kesukaan kamu.”
“Ibu Yanti masih ingat kalau Dina suka roti coklat.”
“Ingat dong, kan Dina anak ibu juga.”
“Mengapa toko ini dinamakan Roti Cinta?”
“Itu kan om Baskoro yang buat. Pokoknya harus diberi nama Roti Cinta, karena dulu dia pernah jualan roti keliling dengan nama Roti Cinta.”
Dina terkekeh. Waktu itu dia masih kecil. Dia sering dibawakan roti oleh ayahnya, namanya Roti Cinta.
“Itu kan kisah cinta bu Yanti dan om Baskoro. Ya kan ?”
“Kamu itu. Tahu aja..” kata Yanti sambil tertawa.
“Om Baskoro mana, dari tadi nggak kelihatan ?
“Om Baskoro itu sering ke luar negeri, bergantian dengan kakaknya, tante Risma. Tapi Minggu depan dia datang. Kamu akan lama disini bukan?”
Tiba-tiba Dina teringat pada kopornya yang tertukar oleh siapa, karena membayangkan akan lama disini pasti harus ada baju ganti.
“Kenapa diam? Nggak kerasan ya?”
“Bukan, ibu Yanti, Dina itu kehilangan kopor..”
“Lho.. kehilangan kopor bagaimana ?”
“Bu… tadi didepan ada pembeli cewek, cantik tapi galak nggak?” Yanti menoleh karena mendengar suara Dian. Dian belum melihat siapa tamu ibunya karena duduk membelakangi dia.”
“Pertanyaan apa sih itu? Lihat, siapa yang datang.”
Dian mendekat, dan terkejut melihat Dina ada disitu. Ia segera menarik dan memeluknya erat.
“Dina, aku kangen sama kamu..”
“Aku juga kangen, tapi sebel, dari tadi menghubungi kamu nggak bisa,” kata Dina sambil cemberut.
“Masa sih? Aku nggak dengar ponsel aku bunyi tuh, apa aku silent ya?”
“Kamu itu teledor nggak sembuh-sembuh Dian, ponsel kamu tertinggal di toko, mana bisa kamu mendengarnya, sedangkan kamu ngelayap kemana-mana.”
“Astaga naga… jadi dari tadi aku nggak bawa ponsel? Lalu Dina kemari sendirian?”
“Nggak, ibu yang jemput. Kasihan dia menunggu di hotel karena nggak berani kemari sendiri.”
“Nggak berani kesini, tapi berani menginap di hotel?”
“Hotel yang deket bandara, habis ada cowok nyebelin ngikutin aku terus, sementara menghubungi kamu nggak nyambung juga.”
“Aduh, maaf ya, aku tadi tuh nganterin temen yang bolak balik ke bandara, lalu kopornya tertukar dengan kopor seorang gadis, yang katanya cantik tapi sombong.”
“Itu akuuuu…” Dina berteriak keras sekali, sampai Dian menutup kupingnya.
“Ya ampuun… keras sekali kamu teriaknya.”
Yanti juga kaget, tadi Dina bercerita tentang kopor yang tertukar, apakah tertukar dengan kopor Bian, temannya Dian?
“Mengapa kamu berteriak?”
“Yang tertukar itu kopor aku sama dia. Siapa nama teman kamu yang genit itu, Abian ya?”
“Tuh, malah sudah kenalan di pesawat..”
“Aku sebel sama dia, ngajakin ngobrol terus, akhirnya aku turun sambil menenteng kopor dia.”
“Ini kopornya?” kata Dian sambil menunjuk kearah kopor yang masih ada didekat situ.
“Iya. Ngeri melihat isinya.”
“Tadi dia juga ngeri melihat kopor kamu..” kata Dian sambil tertawa.
“Kopornya ada dikamar aku, ayo ikut..” sambung Dian sambil menarik Dina, sekaligus menarik kopor yang tertukar itu.
Dina berteriak senang melihat kopornya. Ia membukanya, dan melihat susunannya tidak berubah.
“Terimakasih ya mas, telah menemukan kopor aku. Tapi aku nggak suka dia bilang aku sombong dan galak..” katanya cemberut.
“Barangkali kamu galakin dia. Habis kamu juga bilang bahwa dia genit..”
“Iih, bukannya ngebelain adiknya, malah ngebelain orang lain.”
“Ya sudah, jangan cemberut begitu ah, ayo aku antar ke kamar kamu, setelah itu aku mau mengirim kopornya Bian dulu, kasihan dia.”
Ketika sampai di kamar yang dituju, ternyata Yanti sudah meminta pembantunya untuk menata.
“Ini kamar kamu Dina.”
“Terimakasih ibu Yanti, saya mau mandi dulu ya.”
“Baiklah, setelah itu kita makan bareng.”
“Aku mengirim kopor Bian dulu ya. Ngobrolnya nanti saja,” kata Dian sambil mengacak rambut Dina.
***
“Benar, itu kopor aku?”
“Ya benar, ada gadis teriak-teriak karena kopornya tertukar tuh.”
“Benar, dia belanja di toko roti kamu?”
“Nggak, aku kasih dia gratis apa yang dia mau.”
“Kenapa ?”
“Dia adik aku, tahu?”
“Kamu punya adik ? Itu adik kamu yang ikut ayah kamu ke Amerika?”
“Bukan, itu yang ada di Solo.”
“Gila, kamu punya adik di Solo juga?”
“Punya lah, nggak percaya?”
“Cantik adik kamu, sayang dia galak.”
“Kalau sama laki-laki seperti kamu memang dia galak.”
“Busyett !! Aku ini sejelek-jeleknya cowok ya?”
“Nggak, aku bercanda. Ini aku sudak kirim kopor kamu.”
“Oke, terimakasih kakak ipar..”
“Apa maksud kamu?”
“Siapa tahu aku berjodoh sama adik kamu.”
“Nggak, nggak bisa ! Amit-amit, jangan sampai terjadi.”
Tapi Dian merasa aneh, ketika tiba-tiba ada rasa cemburu mendengar candaan Abian. Nah lo, apa Dian jatuh cinta sama Dina?
***
“Ini rumah siapa pak?” tanya Abian ketika ayahnya mengajak bertamu ke rumah sahabatnya.
“Ini sahabat bapak waktu masih kuliah dulu, namanya pak Leo Ardiansyah.”
“Oo.. tuh, ada anak gadisnya,” kata Abian ketika pak Iskandar menghentikan mobilnya.
“Selamat sore..” sapa pak Iskandar.
“Selamat sore,” jawab gadis itu yang ternyata adalah Dita.
“Ini putranya pak Leo?”
“Ya om.. Om mencari bapak saya?”
“Adakah bapak?”
“Ada, silahkan masuk, saya akan memanggil bapak.”
“Terimakasih.”
Pak Iskandar dan Abian masuk, dan duduk diruang tamu setelah Dita mempersilahkan. Diam-diam Abian terpesona melihat kecantikan dan keramahan Dita.
“Mengapa ya gadis ini mirip sekali dengan si galak yang aku temui kemarin di Jakarta? Tapi kalau boleh memilih, aku suka yang ini. Dia lembut, senyumnya ta kalah manis sama dia, tapi matanya teduh. Aduh.. mengapa aku jadi mikir yang enggak-enggak?” kata batin Abian.
“Bapak baru mandi, silahkan diminum ..” Abian terkejut, gadis lembut itu keluar dengan membawa tiga cangkir teh hangat yang kemudian diletakkannya di meja. Abian menatapnya tak berkedip.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah RC_02 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun, bu Tien.
Salam ADUHAI
Terimakasih atas ROTI CINTA-nya Mbak TIEN.
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta 2 sdh tayang, makasih mbak Tien, Slm tetap sehat tetap semangat
DeleteAlhamdulillah RC02 tayang matur suwun sanget Bu Tien salam sehat dan ADUHAI ...🙏🙏🙏🌼🌺
DeleteTerima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏
DeleteSelamat malam semuanya, oh rame sekali, ikut ah,,, Terima kasih Bunda 🥰🥰🥰
DeleteRintooooo... ADUHAI deh
DeleteADUHAI ibu Arin
DeleteSelamat malam, salam sehat
ReplyDeleteADUHAI JENG Niel
DeleteSelamat! Mas Kakek number one
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
Sami2 ibu Susi
DeleteWaduh masih kebagian nomor 5 ya...
ReplyDeleteTerima kasih Roti Cintanya Bu Tien, semoga selalu sehat.
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta sdh tayang, makasih mbak Tien slm tetap sehat tetap semangat
ReplyDeleteBaiklah, pak Djoni
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August.
Alhamdulillah Roti Cinta~02 sudah hadir... maturnuwun dan salam sehat ksgem Bu Tien..🙏
DeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
Aamiin pak Wedeye
DeleteAlhamdulillah roti cinta 2 sudah tayang
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta sdh tayang
ReplyDeleteSalam aduhai mb Tien
ADUHAI Jeng Atiek
DeleteMatur suwun mbak Tien .
ReplyDeleteSehat selalu njih ..
Sami2 pak Arinto
DeleteAlhamdulillah roti cinta sdh tayang
ReplyDeleteTerima kasih ibu tien semoga sehat walafiat
Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏
Matur nuwun mbak Tienku, Rotinya dah nyampek....
ReplyDeleteAlhamdulillah roti cinta sdh tayang
ReplyDeleteTerima kasih ibu Tien
semoga sehat selalu
Salam ADUHAI 🙏🙏🙏
Reply
Salam ADUHAI ibu Pudya
DeleteTks bu Tien RC 02 sdh tayang
ReplyDeleteSemoga bu Tien selalu sehat penuh semangat.
Salam sehat....
Aamiin. Salam ADUHAI Yustikno
DeleteTerima kasih Cerbungnya mbak Tien...
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi
Sehat dan ADUHAI ibu Kharisma
DeleteTerima kasih ibu..
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Dan salam Aduhai
Salam ADUHAI ibu Putri
DeleteKalau membaca cerpen bu Tien kayak ikut jadi pemainnya.... Menyaksikan sendiri cerita nyata.. Sehat selalu bu Tien...
ReplyDeleteADUHAI ibu Swissti
DeleteAlhamdulillah sudah terbit, bu Tien Alhamdulillah Semoga sehat selalu...
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Nanung
DeleteAlhamdulillah.. Trimksh bu tien, sehat selalu..
ReplyDeleteSalam aduhayyy..
Kisah cinta yang menarik untuk disimak thanks Bunda cantik salam sehat selalu ya Amin 🙏
ReplyDeleteSalam tanpa nama. Bolehkah kenalan?
DeleteWinardiyanto Bunda dari jogja suwun
DeleteAlhamdulillah cerbungnya dah tayanh
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoha bunda selalu sehat dan bahagia
Salam sehat dan aduhai
Salam sehat dan ADUHAI ibu Salamah
DeleteAlhamdulillah RC 2 sudah tayang
ReplyDeleteBeberapa hari nga menyapa bunda Tien ,semoga sehat selalu dan terus berkarya ,salam Aduhai dari Jakarta
Assalamu'alaikum jeng Werdi
DeleteAlhamdulillah cerita baru
ReplyDeleteSuwun ibu
Sami2 Butut..
DeleteADUHAI
Wah...gayeng kiyi.... saingan kakak - adik. Tapi ingat, kalo pilih adik masih harus menunggu empat tahunan, lama ya.
ReplyDeleteMenunggu saja bagaimana sang Dalang Ngudhal Piwulang.
Salam sehat untuk mbak Tien Kumalasari, dari Sragentina selalu Aduhai.
Selalu gayeng dan ADUHAI mas Latief
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta 2 sdh tayang, makasih mbak Tien, Slm tetap sehat tetap semangat
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI IBU Mundjiati
DeleteTerimakasih mbak Tien Roti cinta 2 dah tayang,
ReplyDeletejadi ingat cerbung lama...
sehat2 selalu ya mbak Tien, salam aduhai
Ibu Alfes salam ADUHAI
DeleteAlhamdulilah RC2 sudah terbit...Ceritanya seru, matur nuwun bu Tien, mugi tansah sehat..
ReplyDeleteSalam aduhai..
Aamiin.
DeleteSalam sehat dan ADUHAI ibu Moedjiati
Terima kasih Mbak Tien.. RC 02 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu dari Semarang
ReplyDeleteJeng Ira, Aamiin
DeleteADUHAI selalu
Alhamdulillah
ReplyDeleteRoti Cinta 02 yg di tunggu2 telah hadir
Yuk kita baca bersama
Jelas makin penasaran kita
Tuh kopor ketukar ma siapa
Jgn2 yg mw di kenalin ma Dina
So pasti sptnya mang ada detik2 yg mengarah kesana deh
Mksh bunda Tien sehat selalu doaku
Tetap ADUHAI
ADUHAI jeng Maimun. Belum baca ya
DeleteAlhamdulilah. Matur nuwun Bunda Tien. Semoga sehat selalu
ReplyDeleteAamiin
DeleteSalam ADUHAI Ibu Rochmah
Alhamdulillah Bu Tien sudah segar dapat berkarya Roti Cinta 02. terima kasih bu Salam sehat
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI ibu Winarni
DeleteMakasih Bunda untuk ROTI CINTA 02, met malam dan met istirahat.
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap semangat
Semangat dan ADUHAI mas Bambang
DeleteAduh, luar biasa.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
ADUHAI yang luar biasa
DeleteSelamat malam
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien RC02nya..
ReplyDeleteWaah..Abian pilih Dita nih..Dian suka sm Dina..tp kan ga boleh ya..mereka "se'ayah"...
Bakal seruu ni..
Ditunggu lanjutannya mbak Tien..
Salam sehat selaludan aduhaii..🙏🥰⚘
ADUHAI selalu ibu Maria
DeleteMaturnuwun ibu Tien,salam sehat,nan aduhai
ReplyDeleteSehat nan ADUHAI Ibu Idayati
DeleteAlhamdulillah,matur nuwun buTien ..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.
ReplyDeleteAamiin,ibu Rini ADUHAI
DeleteAlhamdulillah ROTI CINTA Eps 02 sudah tayang, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat bahagia sejahtera bersama keluarga dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Aamiin, mas Dudut
DeleteADUHAI
Matur nuwun bunda Tien RC2 sd tayang.🙏
ReplyDeleteMugi bunda diparingi sehat selalu..🤲
Salam ADUHAI dari kota Malang..
ADUHAI Padmasari
DeleteBu Tien mmg cerdas merangkai cerita... Begitu ada yg evaluasi ttg jarak usia Dina & Dita, langsung dijelaskan di episode selanjutnya... Aduhai
ReplyDeleteSalam Seroja aduhai dari pamulang
Hahaa.. pak Gembong tahu aja.
DeleteSalam ADUHAI.dari Solo
𝕿𝖊𝖗𝖓𝖞𝖆𝖙𝖆 𝕯𝖎𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖉𝖎𝖐𝖔𝖗𝖊𝖐𝖘𝖎 𝖙𝖊𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌 𝖕𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓𝖓𝖞𝖆...𝖒𝖆𝖓𝖙𝖆𝖕 𝖉𝖆𝖓 𝖆𝖉𝖚𝖍𝖆𝖎 𝕭𝖀 𝕿𝖎𝖊𝖓...
DeleteRoti cinta 2 hadir ..salam Seroja aduhai..bu Tien sehat selalu waduh Dian suka dgn Dina mati aku... Dita pasti dgn Abian deh ..ha ha ha ha lucu seru juga nih cerita
ReplyDeleteLucu dan ADUHAI ibu Yanti
DeleteMakasih RC02 sdh tayang
ReplyDeleteSalam aduhai dr MAKASSAR
Salam ADUHAI buat ibu Nuraida
DeleteAduhai....terima kasih mbak Tien, sambil lembur ternyata roti cintanya sudah muncul. Salam sehat bahagia sejahtera buat mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat Bunda
DeleteWooooyyy... Ternyata lanjutannyaJBCP. Terimakasih Mbak Tien,sdh kangen dg para tokohnya 🙏🙏
ReplyDeleteWoooiiii.. who are you ?
ReplyDeleteTerima kasih bu tien rc nya ...semoga bu tien selalu sehat dan tetap berarya menghibur penggemarnya .... salam aduhai dari pondok gede bu tien
ReplyDeleteAamiin
DeleteSalam ADUHAI ibu Sri Maryani
Roti Cinta....sudah familiar dg karakter bbrp tokohnya jadi memikat jalinan ceritanya...
ReplyDeleteSalam ADUHAI IBU Anie
ReplyDeleteTerima kasih, Mvak Tien. Sangat menghibur dan selalu ditunggu lanjutan cerbungnya. Kiranya selalu sehat.
ReplyDeleteAamiin.
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Datik
Alhamdulillah Riti Ci ta 02 sdh tayang... suwunmb Tien .
ReplyDeleteKalau Dian cinta sm Dina kan tdk boleh yaa kl tdk salah....... sebab mereka satu ayah....
Salam seroja, smg mb Tien sll sehat
Salam ADUHAI BANGET .....
ADUHAI BANGET Yangtie
DeleteAlhmdllh... trmksh mbu tien.... ceritanya sdh aduhai d part kedua.... seht trs...
ReplyDeleteYerimakasih dan ADUHAI pak Zimi
DeleteEh ternyata ada hubungan antara Arbian Dian dan Dina.. Wah seru nih..milih yang mana ya Arbian kalau dijodohkan? Matur nuwun bu Tien..di awal cerita sudah bikin penasaran
ReplyDeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeletewarrahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdulillah ROTI CINTA sdh disantap,,
Apakah Dian blm Tau kl Dina ,Dita itu adik nya,,, mantab 👍
Salam Sehat wal'afiat & Aduhaaii banget
Jazaakillahu khairan, baarakallahu fiiki bu Tien 🤗🙏🌿🌹🌿
Aamiin ya Rabb.
DeleteADUHAI MBH Put
Masyaallah .... bu Tien emang ADUHAI..
ReplyDeleteROTI CINTA ne mas Baskoro jebul berlanjut ke anak2nya nggih.
Semoga buTien tansah pinaringan sehat wal afiat... aaamiin.
Aduhai inu Nien
DeleteTuh kan, kalau Ndak tau mrk seayah jadi ada rasa yg salah.
ReplyDeleteMakasih mbak Tien . Salam sehat selalu. Aduhai.
Tuh kan.. jeng Sul sih
DeleteIni bagian dr crt yg judulnya jangan bawa cintaku ya mb Tien? Apakah mb Risma jd berjodoh dg aduh siapa lupa namanya? Sptnya jd kep yg bahagia ya?
ReplyDeleteBaru ngeh ya jeng Sapti
DeleteMbak Tieeeennn.. Mksihbanyak RC2 sdh tayang.. Iihh gemes bc nya.. Tuhkan psti nih Dina dgn Dian.. Ditasm Bian.. Tapi itu luuvunya. Tertukar koper.. Slnrharming bersm keluarga y mbak.. Salamseroja dan makin aduhai dri sukabumi🥰🥰
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI, Farida
ReplyDeleteO... Ternyata Dina pernah tinggal kelas 3 kali.Aduh kok bodho banget sih Dina.
ReplyDeleteMangkanya jarak keduanya sekolah kok hanya selisih kurang lebih 4 th, padahal kalau dilihat dari usia selisih sekitar 9 th.
Ternyata ini jawabannya.
Bu Tien emamg pantai buat penasaran para penggemarnya, padahal baru episode 2 nih....
Top, hebat buat bu Tien...
Moga sll sehat dan bahagia.
Salam aduhai dari Bojonegoro.
Baru nyantai barubisa baca
ReplyDeleteSetelah d telaah ohini kelanjutan kisah leo dan ika
Nakasih bunda dah lama gak buka baru kali ini langsung 2 rpisode
Terimakasih Mbak Tien...
ReplyDeletesemakin seru...dan semakin suka....
gmana cerita kelanjutannya mbak Risma ya...trus mas Baskoro wkt ke Jkt gmana ya ceritanya....
Salam sehat selalu mbak Tien
salam aduhaiii
Nunggu RC 03
ReplyDeleteBiasanya klu minggu gak ada mbak....
Deletetp gak ngerti jg tuk hari ini ya...#sy jg ngarep tayang
Puji Tuhan ibu Tien sdh sehat, tetap semangat dan produktip shg RC2 tersaji bagi kami penggandrungnya.
ReplyDeleteJangan2 Dian dan Dina muncul rasa cinta asmara... Wah kasihan banget mungkin mereka blm tahu kalau secara biologis adalah kakak adik, seayah.
Saya masih ingat cerbung yg terdahulu (lupa judulnya) mirip2 ini, bahkan rasa sakit hati anak2 itu masih kurasakan.
Semoga akhirnya nanti Bian sama Dina dan Dian sama Dita.
Sumonggo ibu Tien sang dalang aja yg menentukan... Matur nuwun, salam ADUHAI
Cerbung Adhit ama Dinda, cerbung dalam bening matamu, sy baca ulang cerbung ini klu lg senggang....padhal dah tau ceritanya, tp tetap senang baca cerbung mbak Tien
DeleteTerimakasoh banyak ibu ALFES.
DeleteADUHAI
Apa ya judulnya.. DALAM BENING MATAMU bukan ?
DeleteDian, Dina, Dita satu ayah.... Msh ada hub darah.... Semoga Dina dan Bian saja, spy tdk menimbulkan dosa
ReplyDeleteADUHAI ibu Julitta
DeleteAlhamdulillah, terima kasih Bu Tien sdh tayang roti cinta walau saya terlambat....
ReplyDeleteSalam sehat selalu.....salam aduhai...
ADUHAI Prim
ReplyDeleteMbak Tieeeen.. saya telmi setelah baca episode 2 Roti Cinta ini baru 'ngeh dengan nama Ika Wijayanti.. trus anaknya Dian dan sahabatnya Dina anak Leo + Rina.. hualaaah ini lanjutan dari "Jangan Bawa Cintaku" toh..
DeleteTerima kasih dan salam sehat selalu..
Assalamu'alaikum
ReplyDeletewarahmatullahi
wabarakatuh
Sehat wal'afiat semua ya bu Tien,,, ROTI CINTA nya sdg dioven ya,,,
Salam ADUHAAII,,setia menunggu 🙏🤗
ADDUHAI Mbh put
DeleteDian masa cemburuin adiknya sendiri .... nggak nyangka selalu nggathuk ceritanya....si genit Bian ternyata teman Dian .... baru 2 episode sdh bikin penasaran...maturnuwun mbak Tien...salam sehat super ADUHAI dr Situbondo
ReplyDeleteSalam sehat kangen dan ADUHAI jeng In..
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun...
Mbak Tieeeen.. saya telmi setelah baca episode 2 Roti Cinta ini baru 'ngeh dengan nama Ika Wijayanti.. trus anaknya Dian dan sahabatnya Dina anak Leo + Rina.. hualaaah ini lanjutan dari "Jangan Bawa Cintaku" toh..
ReplyDeleteTerima kasih dan salam sehat selalu..
Oo.. iya kah ?
DeleteADUHAI dong
Aduhai.. pisan
DeleteSalam sehat selalu
Matur suwun Bu Tien,salam sehat selalu💐💐💐🤗🤗
ReplyDeleteSami2 pak Ari
ReplyDeleteMbak Tienku sayang, maturnuwun RC 2 nya. Terjawab sudah pertinyiinku, ttg selisih usia Dina Dita. Oh ya, di JBC dulu itu, Dian dan Dina belum diberitahu kalau mereka saudara seayah ya? Pantesan Dian bawaannya cemburu saat Dina mulai kenal Bian. Aha...seru nih. Yuuuk...kita tunggu eps 03. Salam super duper kangen katur mbak Tien
ReplyDeleteAduhai
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien,sehat selalu
ReplyDelete