Saturday, August 14, 2021

ROTI CINTA 02

 

ROTI CINTA  02

(Tien Kumalasari)

 

Baru melihat tumpukan paling atas saja Dina sudah tahu bahwa itu bukan miliknya. Semuanya pakaian pria. Dengan cepat Dina menutupnya kembali. Ia berbaring karena merasa letih, bukan karena duduk di pesawat yang hanga satu jam itu, tapi mondar-mandir menelpon Dian sementara laki-laki genit itu terus mengikutinya yang membuatnya sangat letih.

Lalu ia menyesal kenapa tak mau memberikan nomor kontaknya pada si genit yang lumayan ganteng itu. Seandainya dia tak begitu sombong, pasti suatu saat dia akan menghubunginya dan kopor yang tertukar akan segera pulang kepada tuannya.

Dina mencoba memejamkan matanya. Ia menunggu, pasti suatu saat Dian akan melihat beberapa telpon tak terjawab darinya, dan juga membaca WA yang dikirimkannya.

Dina hampir terlelap ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Dengan cepat dia mengangkatnya, ternyata dari ibunya.

“Hallo bu..”

“Kamu sudah ketemu ibu Yanti? Dian sudah menjemput kan ?”

“Ini bu.. Dina masih menunggu mas Dian.”

“Lho.. belum dijemput? Kamu masih di bandara?”

“Dina menunggu di hotel ..”

“Gimana sih kamu?”

“Tolong ibu menelpon mas Dian, atau ibu Yanti. Mas Dian dari tadi tidak bisa dihubungi, mau menelpon bu Yanti Dina nggak punya nomornya.”

“Aduh Dina, mengapa tidak ngomong dari tadi?”

“Dina capek bu, mau tiduran sebentar.”

“Ya ampuun..”

Rina menutup ponselnya, pastinya dengan rasa sedikit kesal.

Sementara Dina kembali memejamkan matanya. Yang menjadi persoalan adalah kopor yang tertukar itu. Siapa dia dan dimana rumahnya? Katanya orang Solo juga, atau mau main ke Solo, Dina kurang memperhatikan apa yang dikatakan Abian ketika mengoceh di pesawat.

“Aku terlalu sombong, jadi inilah hukumannya,” gerutunya memarahi dirinya sendiri.

Padahal dia sopan, baik, ramah. Tapi senyumannya itu membuatnya sebal. Sebal atau suka ya? Beda tipis sih.

Lalu Dina benar-benar terlelap.

***

“Kamu gila. Aku kira sudah sampai di Solo, ternyata masih disini. Tadi aku sudah mengantar kamu ke bandara kan?” kata Dian ketika ditemui sahabatnya di kamarnya.

“Map biru tertinggal dikamar ini, ini dokumen punya bapak yang belum sempat aku masukkan kedalam koporku.”

“Jadi kamu tadi sudah sampai Solo, lalu kembali lagi kemari?”

“Iya lah, bapak bisa marah besar kalau aku nggak membawa dokumen ini. Dan untungnya dia tertinggal di kamar kamu, kalau tidak, entah jadi apa aku nanti.”

“Memangnya kenapa?”

“Ini nih, lihat.. koper ini bukan punya aku. Tertukar dengan seorang gadis sombong yang tadi duduk disebelah aku.”

“Kopor? Tertukar?”

“Kopor kami sama persis, dan letaknya berdekatan gitu. Ketika gadis itu turun dengan tergesa-gesa, dia langsung angkat saja tuh koper. Lha itu koporku yang dibawa. Begitu aku masuk kamar kamu ini dan mau memasukkan dokumen ini, aku baru tahu kalau ini bukan milik aku.”

Dian ikut membuka kopor itu dan tertawa terbahak-bahak.

“Jangan-jangan kamu suka menyimpan ini lalu membayangkan yang bukan-gukan.”

“Gila ! Aku ini anak muda baik-baik ya. “

“Iya.. iya, aku percaya..”

“Ini justru aku tinggal disini. Gadis itu tadi bilang mau beli makanan di toko kamu, coba tanyakan apa dia kehilangan kopor. Kalau ya, minta koporku dan kirimkan ke Solo saja ya.”

“Lho, masa aku harus menanyakan setiap pembeli tentang kopor kamu? Kalau begitu ayo kita tungguin dia didepan, kan kamu yang tahu mana orangnya.”

“Gadis, cantik tapi sombongnya amit-amit. Lagi pula aku sudah pesen tiket, ini aku mau langsung ke bandara.”

"Sekarang?”

“Ya sekarang, masa tahun depan. Bisa ketinggalan pesawat aku.”

“Baiklah, ayo aku antar saja lagi. Dasar manja, lama nggak ketemu malah bikin repot kamu tuh.”

“Yah, berbaik hati itu nggak boleh mengeluh, nanti pahala kamu hilang.”

“Iya.. iya, aku ikhlas kok.”

Beberapa menit setelah Dian pergi mengantar sahabatnya, bu Yanti masuk ke kamar Dian.

“Diaaan… Lho, mana dia?”

Ika Wijayanti adalah ibunya Dian. Dina selalu menyebutnya bu Yanti.

Sekarang Yanti sedang kebingungan mencari Dian, karena baru saja Rina menelponnya bahwa Dina terdampar di sebuah hotel karena menghubungi Dian tak berhasil.

Yanti berjalan kesana kemari tapi tidak menemukan Dian, dan ia  kesal ketika salah satu pembantunya mengatakan bahwa Dian pergi mengantarkan Abian.

“Ya ampuuun.. anak itu, mengapa sih pergi nggak bilang-bilang?”

Lalu Yanti menelpon Dina setelah Rina memberikan nomor kontaknya.

Dina masih terlelap ketika ponselnya berdering.

Dan dering yang kesekian kali baru membuat matanya terbuka.

“Pasti mas Dian, biarin.. nggak bakalan aku angkat, dia harus tahu bahwa aku marah sama dia,” katanya sambil menarik guling dan kembali memejamkan matanya.

Tapi dering itu sangat mengganggunya. Dina ingin mematikan ponselnya ketika tiba-tiba membaca sebuah nomor tak dikenal.

“Pemilik kopor itukah? Darimana dia tahu nomor ponsel aku?’

Dengan malas Dina mengangkatnya.

“Hallo… ini Dina?”

Dina terkejut. Itu suara yang sangat dikenalnya.

“Ibu Yanti ?”

“Ya ampun Din, ibu menelpon dari tadi..”

“Maaf bu, saya tertidur.”

“Mengapa kamu tidur di hotel? Kamu kan tahu alamat bu Yanti?”

“Ibu bilang, saya harus minta mas Dian untuk menjemput, kan Dina jarang ke Jakarta, ibu khawatir kayaknya. Tapi sejak turun dari pesawat mas Dian nggak bisa dihubungi.”

“Dian itu pergi dari tadi, ponselnya ketinggalan di toko, dari tadi krang kring krang kring, ibu diemin saja. Aduuh, kalau tahu itu dari kamu.”

“Jadi mas Dian pergi nggak bawa ponsel ?”

“Perginya tergesa-gesa tadi. Katanya ngantar temannya ke bandara. Sekarang kamu siap-siap ya, ibu jemput kamu.”

“Mas Dian belum pulang juga?”

“Tadi sudah pulang, kata pembantu katanya ada temannya, mereka berbincang di kamarnya. Barusan aku ke kamarnya, ternyata dia sudah pergi lagi.”

“Ya ampuun.”

“Tungguin ya, kalau bisa di lobi, supaya nggak kelamaan.”

“Baik, ibu Yanti.”

***

Sampai dirumah yang bagian depannya dijadikan rumah makan dan toko roti, Dian belum tampak pulang. Salah seorang pembantu menyuguhkan minuman segar dan roti buatan toko itu.

“Menurut Dina, toko ini bertambah besar ya bu ?” tanya Dina setelah melihat-lihat kedepan, dengan diantar Yanti. Ada beberapa karyawan melayani pembeli, melayani tamu yang makan disitu, dan didapur adalah tukang pembuat roti yang sudah ahli.

“Ayo duduklah dan ceritakan kabar kalian.”

“Kami baik-baik semuanya bu, sebenarnya pengin ngajakin Dita, tapi dia sedang ujian mulai hari ini.”

“Ibu seperti mimpi, kamu sudah besar bahkan sudah berhasil jadi sarjana.”

“Saya ini nggak begitu pintar bu, dulu waktu SD saya bisa karena ada mas Dian. Setelah mas Dian pindah ke Jakarta saya benar-benar kelihatan bodoh.”

“Ya enggak, bukan begitu lah.”

“Benar bu, ketika mas Dian pergi, saya tinggal kelas sampai dua kali di kelas empat dan lima. Lalu di SMP saya pernah tinggal kelas sekali. Jadi seharusnya saya sudah lulus tiga atau empat tahun yang lalu.”

“Itu karena kamu kurang percaya diri.”

“Bukan bu, saya memang tidak sepintar Dita yang lebih cerdas. Tapi untunglah saya akhirnya bisa menyelesaikan kuliah walau dengan nilai yang pas-pasan.”

“Kamu ingin melanjutkan ke S2?”

“Bapak meminta saya melanjutkan, tapi saya tidak ingin. Ini sudah cukup. Saya ingin bekerja saja.”

“Baiklah, pilih yang terbaik untuk hidup kamu. Kamu ingin bekerja di Jakarta?”

“Entahlah ibu Yanti, sebenarnya saya kurang suka kota ini. Terlalu bising dan berisik. Apalagi saya itu kalau di Jakarta benar-benar nggak tahu jalan. Itu sebabnya ibu menyuruh saya agar menelpon mas Dian setelah sampai. Nggak tahunya mas Dian malah nggak bisa dihubungi.”

“Apa kamu lupa, Dian itu sejak masih kecil sangat teledor. Bekal sekolah berapa kali tertinggal dirumah, dan ini ponsel. Sejak pagi ditinggal di toko.”

Dina tertawa.

“Untunglah bu Yanti menjemput saya.”

“Ibu kamu menelpon Dian juga nggak bisa, lalu menelpon ibu Yanti. Ayo itu diminum dulu, dan itu roti coklat kesukaan kamu.”

“Ibu Yanti masih ingat kalau Dina suka roti coklat.”

“Ingat dong, kan Dina anak ibu juga.”

“Mengapa toko ini dinamakan Roti Cinta?”

“Itu kan om Baskoro yang buat. Pokoknya harus diberi nama Roti Cinta, karena dulu dia pernah jualan roti keliling dengan nama Roti Cinta.”

Dina terkekeh. Waktu itu dia masih kecil. Dia sering dibawakan roti oleh ayahnya, namanya Roti Cinta.

“Itu kan kisah cinta bu Yanti dan om Baskoro. Ya kan ?”

“Kamu itu. Tahu aja..” kata Yanti sambil tertawa.

“Om Baskoro mana, dari tadi nggak kelihatan ?

“Om Baskoro itu sering ke luar negeri, bergantian dengan kakaknya, tante Risma. Tapi Minggu depan dia datang. Kamu akan lama disini bukan?”

Tiba-tiba Dina teringat pada kopornya yang tertukar oleh siapa, karena membayangkan akan lama disini pasti harus ada baju ganti.

“Kenapa diam? Nggak kerasan ya?”

“Bukan, ibu Yanti, Dina itu kehilangan kopor..”

“Lho.. kehilangan kopor bagaimana ?”

“Bu… tadi didepan ada pembeli cewek, cantik tapi galak nggak?” Yanti menoleh karena mendengar suara Dian. Dian belum melihat siapa tamu ibunya karena duduk membelakangi dia.”

“Pertanyaan apa sih itu? Lihat, siapa yang datang.”

Dian mendekat, dan terkejut melihat Dina ada disitu. Ia segera menarik dan memeluknya erat.

“Dina, aku kangen sama kamu..”

“Aku juga kangen, tapi sebel, dari tadi menghubungi kamu nggak bisa,” kata Dina sambil cemberut.

“Masa sih? Aku nggak dengar ponsel aku bunyi tuh, apa aku silent ya?”

“Kamu itu teledor nggak sembuh-sembuh Dian, ponsel kamu tertinggal di toko, mana bisa kamu mendengarnya, sedangkan kamu ngelayap kemana-mana.”

“Astaga naga… jadi dari tadi aku nggak bawa ponsel? Lalu Dina kemari sendirian?”

“Nggak, ibu yang jemput. Kasihan dia menunggu di hotel karena nggak berani kemari sendiri.”

“Nggak berani kesini, tapi berani menginap di hotel?”

“Hotel yang deket bandara, habis ada cowok nyebelin ngikutin aku terus, sementara menghubungi kamu nggak nyambung juga.”

“Aduh, maaf ya, aku tadi tuh nganterin temen yang bolak balik ke bandara, lalu kopornya tertukar dengan kopor seorang gadis, yang katanya cantik tapi sombong.”

“Itu akuuuu…” Dina berteriak keras sekali, sampai Dian menutup kupingnya.

“Ya ampuun… keras sekali kamu teriaknya.”

Yanti juga kaget, tadi Dina bercerita tentang kopor yang tertukar, apakah tertukar dengan kopor Bian, temannya Dian?

“Mengapa kamu berteriak?”

“Yang tertukar itu kopor aku sama dia. Siapa nama teman kamu yang genit itu, Abian ya?”

“Tuh, malah sudah kenalan di pesawat..”

“Aku sebel sama dia, ngajakin ngobrol terus, akhirnya aku turun sambil menenteng kopor dia.”

“Ini kopornya?” kata Dian sambil menunjuk kearah kopor yang masih ada didekat situ.

“Iya. Ngeri melihat isinya.”

“Tadi dia juga ngeri melihat kopor kamu..” kata Dian sambil tertawa.

“Kopornya ada dikamar aku, ayo ikut..” sambung Dian sambil menarik Dina, sekaligus menarik kopor yang tertukar itu.

Dina berteriak senang melihat kopornya. Ia membukanya, dan melihat susunannya tidak berubah.

“Terimakasih ya mas, telah menemukan kopor aku. Tapi aku nggak suka dia bilang aku sombong dan  galak..” katanya cemberut.

“Barangkali kamu galakin dia. Habis kamu juga bilang bahwa dia genit..”

“Iih, bukannya ngebelain adiknya, malah ngebelain orang lain.”

“Ya sudah, jangan cemberut begitu ah, ayo aku antar ke kamar kamu, setelah itu aku mau mengirim kopornya Bian dulu, kasihan dia.”

Ketika sampai di kamar yang dituju, ternyata Yanti sudah meminta pembantunya untuk menata.

“Ini kamar kamu Dina.”

“Terimakasih ibu Yanti, saya mau mandi dulu ya.”

“Baiklah, setelah itu kita makan bareng.”

“Aku mengirim  kopor Bian dulu ya. Ngobrolnya nanti saja,” kata Dian sambil mengacak rambut Dina.

***

“Benar, itu kopor aku?”

“Ya benar, ada gadis teriak-teriak karena kopornya tertukar tuh.”

“Benar, dia belanja di toko roti kamu?”

“Nggak, aku kasih dia gratis apa yang dia mau.”

“Kenapa ?”

“Dia adik aku, tahu?”

“Kamu punya adik ? Itu adik kamu yang ikut ayah kamu ke Amerika?”

“Bukan, itu yang ada di Solo.”

“Gila, kamu punya adik di Solo juga?”

“Punya lah, nggak percaya?”

“Cantik adik kamu, sayang dia galak.”

“Kalau sama laki-laki seperti kamu memang dia galak.”

“Busyett !! Aku ini sejelek-jeleknya cowok ya?”

“Nggak, aku bercanda. Ini aku sudak kirim kopor kamu.”

“Oke, terimakasih kakak ipar..”

“Apa maksud kamu?”

“Siapa tahu aku berjodoh sama adik kamu.”

“Nggak, nggak bisa ! Amit-amit, jangan sampai terjadi.”

Tapi Dian merasa aneh, ketika tiba-tiba ada rasa cemburu mendengar candaan Abian. Nah lo, apa Dian jatuh cinta sama Dina?

***

“Ini rumah siapa pak?” tanya Abian ketika ayahnya mengajak bertamu ke rumah sahabatnya.

“Ini sahabat bapak waktu masih kuliah dulu, namanya pak Leo Ardiansyah.”

“Oo.. tuh, ada anak gadisnya,” kata Abian ketika pak Iskandar menghentikan mobilnya.

“Selamat sore..” sapa pak Iskandar.

“Selamat sore,” jawab gadis itu yang ternyata adalah Dita.

“Ini putranya pak Leo?”

“Ya om.. Om mencari bapak saya?”

“Adakah bapak?”

“Ada, silahkan masuk, saya akan memanggil bapak.”

“Terimakasih.”

Pak Iskandar dan Abian masuk, dan duduk diruang tamu setelah Dita mempersilahkan. Diam-diam Abian terpesona melihat kecantikan dan keramahan Dita.

“Mengapa ya gadis ini mirip sekali dengan si galak yang aku temui kemarin di Jakarta? Tapi kalau boleh memilih, aku suka yang ini. Dia lembut, senyumnya ta kalah manis sama dia, tapi matanya teduh. Aduh.. mengapa aku jadi mikir yang enggak-enggak?” kata batin Abian.

“Bapak baru mandi, silahkan diminum ..” Abian terkejut, gadis lembut itu keluar dengan membawa tiga cangkir teh hangat yang kemudian diletakkannya di meja. Abian menatapnya tak berkedip.

***

Besok lagi ya

 

141 comments:

  1. Alhamdulillah RC_02 sudah tayang.
    Matur nuwun, bu Tien.
    Salam ADUHAI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih atas ROTI CINTA-nya Mbak TIEN.

      Delete
    2. Alhamdulillah Roti Cinta 2 sdh tayang, makasih mbak Tien, Slm tetap sehat tetap semangat

      Delete
    3. Alhamdulillah RC02 tayang matur suwun sanget Bu Tien salam sehat dan ADUHAI ...🙏🙏🙏🌼🌺

      Delete
    4. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏🙏

      Delete
    5. Selamat malam semuanya, oh rame sekali, ikut ah,,, Terima kasih Bunda 🥰🥰🥰

      Delete
  2. Waduh masih kebagian nomor 5 ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Roti Cintanya Bu Tien, semoga selalu sehat.

      Delete
  3. Alhamdulillah Roti Cinta sdh tayang, makasih mbak Tien slm tetap sehat tetap semangat

    ReplyDelete
  4. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Roti Cinta~02 sudah hadir... maturnuwun dan salam sehat ksgem Bu Tien..🙏

      Delete
  5. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ....
      Yang ditunggu tunggu telah hadir,
      Matur nuwun bu......
      Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
      Aamiin..... .

      Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN

      Delete
    2. Alhamdulillah roti cinta 2 sudah tayang

      Delete
  6. Alhamdulillah Roti Cinta sdh tayang
    Salam aduhai mb Tien

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah roti cinta sdh tayang
    Terima kasih ibu tien semoga sehat walafiat
    Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun mbak Tienku, Rotinya dah nyampek....

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah roti cinta sdh tayang
    Terima kasih ibu Tien
    semoga sehat selalu
    Salam ADUHAI 🙏🙏🙏

    Reply

    ReplyDelete
  10. Tks bu Tien RC 02 sdh tayang
    Semoga bu Tien selalu sehat penuh semangat.
    Salam sehat....

    ReplyDelete
  11. Terima kasih Cerbungnya mbak Tien...
    Salam sehat dari Purwodadi

    ReplyDelete
  12. Terima kasih ibu..
    Salam sehat selalu
    Dan salam Aduhai

    ReplyDelete
  13. Kalau membaca cerpen bu Tien kayak ikut jadi pemainnya.... Menyaksikan sendiri cerita nyata.. Sehat selalu bu Tien...

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah sudah terbit, bu Tien Alhamdulillah Semoga sehat selalu...

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah.. Trimksh bu tien, sehat selalu..
    Salam aduhayyy..

    ReplyDelete
  16. Kisah cinta yang menarik untuk disimak thanks Bunda cantik salam sehat selalu ya Amin 🙏

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah cerbungnya dah tayanh
    Terimakasih bunda Tien
    Semoha bunda selalu sehat dan bahagia
    Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah RC 2 sudah tayang
    Beberapa hari nga menyapa bunda Tien ,semoga sehat selalu dan terus berkarya ,salam Aduhai dari Jakarta

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah cerita baru
    Suwun ibu

    ReplyDelete
  20. Wah...gayeng kiyi.... saingan kakak - adik. Tapi ingat, kalo pilih adik masih harus menunggu empat tahunan, lama ya.
    Menunggu saja bagaimana sang Dalang Ngudhal Piwulang.
    Salam sehat untuk mbak Tien Kumalasari, dari Sragentina selalu Aduhai.

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah Roti Cinta 2 sdh tayang, makasih mbak Tien, Slm tetap sehat tetap semangat

    ReplyDelete
  22. Terimakasih mbak Tien Roti cinta 2 dah tayang,
    jadi ingat cerbung lama...
    sehat2 selalu ya mbak Tien, salam aduhai

    ReplyDelete
  23. Alhamdulilah RC2 sudah terbit...Ceritanya seru, matur nuwun bu Tien, mugi tansah sehat..
    Salam aduhai..

    ReplyDelete
  24. Terima kasih Mbak Tien.. RC 02 sudah hadir. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu dari Semarang

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah
    Roti Cinta 02 yg di tunggu2 telah hadir

    Yuk kita baca bersama
    Jelas makin penasaran kita

    Tuh kopor ketukar ma siapa

    Jgn2 yg mw di kenalin ma Dina

    So pasti sptnya mang ada detik2 yg mengarah kesana deh

    Mksh bunda Tien sehat selalu doaku

    Tetap ADUHAI

    ReplyDelete
  26. Alhamdulilah. Matur nuwun Bunda Tien. Semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah Bu Tien sudah segar dapat berkarya Roti Cinta 02. terima kasih bu Salam sehat

    ReplyDelete
  28. Makasih Bunda untuk ROTI CINTA 02, met malam dan met istirahat.
    Sehat selalu dan tetap semangat

    ReplyDelete
  29. Aduh, luar biasa.
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  30. Makasiih mbak Tien RC02nya..

    Waah..Abian pilih Dita nih..Dian suka sm Dina..tp kan ga boleh ya..mereka "se'ayah"...
    Bakal seruu ni..
    Ditunggu lanjutannya mbak Tien..

    Salam sehat selaludan aduhaii..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  31. Maturnuwun ibu Tien,salam sehat,nan aduhai

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah,matur nuwun buTien ..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah ROTI CINTA Eps 02 sudah tayang, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari.
    Semoga mbak Tien tetap sehat bahagia sejahtera bersama keluarga dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  34. Matur nuwun bunda Tien RC2 sd tayang.🙏

    Mugi bunda diparingi sehat selalu..🤲

    Salam ADUHAI dari kota Malang..

    ReplyDelete
  35. Bu Tien mmg cerdas merangkai cerita... Begitu ada yg evaluasi ttg jarak usia Dina & Dita, langsung dijelaskan di episode selanjutnya... Aduhai
    Salam Seroja aduhai dari pamulang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaa.. pak Gembong tahu aja.
      Salam ADUHAI.dari Solo

      Delete
    2. 𝕿𝖊𝖗𝖓𝖞𝖆𝖙𝖆 𝕯𝖎𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖉𝖎𝖐𝖔𝖗𝖊𝖐𝖘𝖎 𝖙𝖊𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌 𝖕𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓𝖓𝖞𝖆...𝖒𝖆𝖓𝖙𝖆𝖕 𝖉𝖆𝖓 𝖆𝖉𝖚𝖍𝖆𝖎 𝕭𝖀 𝕿𝖎𝖊𝖓...

      Delete
  36. Roti cinta 2 hadir ..salam Seroja aduhai..bu Tien sehat selalu waduh Dian suka dgn Dina mati aku... Dita pasti dgn Abian deh ..ha ha ha ha lucu seru juga nih cerita

    ReplyDelete
  37. Makasih RC02 sdh tayang
    Salam aduhai dr MAKASSAR

    ReplyDelete
  38. Aduhai....terima kasih mbak Tien, sambil lembur ternyata roti cintanya sudah muncul. Salam sehat bahagia sejahtera buat mbak Tien

    ReplyDelete
  39. Wooooyyy... Ternyata lanjutannyaJBCP. Terimakasih Mbak Tien,sdh kangen dg para tokohnya 🙏🙏

    ReplyDelete
  40. Terima kasih bu tien rc nya ...semoga bu tien selalu sehat dan tetap berarya menghibur penggemarnya .... salam aduhai dari pondok gede bu tien

    ReplyDelete
  41. Roti Cinta....sudah familiar dg karakter bbrp tokohnya jadi memikat jalinan ceritanya...

    ReplyDelete
  42. Terima kasih, Mvak Tien. Sangat menghibur dan selalu ditunggu lanjutan cerbungnya. Kiranya selalu sehat.

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah Riti Ci ta 02 sdh tayang... suwunmb Tien .

    Kalau Dian cinta sm Dina kan tdk boleh yaa kl tdk salah....... sebab mereka satu ayah....

    Salam seroja, smg mb Tien sll sehat

    Salam ADUHAI BANGET .....

    ReplyDelete
  44. Alhmdllh... trmksh mbu tien.... ceritanya sdh aduhai d part kedua.... seht trs...

    ReplyDelete
  45. Eh ternyata ada hubungan antara Arbian Dian dan Dina.. Wah seru nih..milih yang mana ya Arbian kalau dijodohkan? Matur nuwun bu Tien..di awal cerita sudah bikin penasaran

    ReplyDelete
  46. Assalamu'alaikum
    warrahmatullahi
    wabarakatuh

    Alhamdulillah ROTI CINTA sdh disantap,,
    Apakah Dian blm Tau kl Dina ,Dita itu adik nya,,, mantab 👍

    Salam Sehat wal'afiat & Aduhaaii banget
    Jazaakillahu khairan, baarakallahu fiiki bu Tien 🤗🙏🌿🌹🌿

    ReplyDelete
  47. Masyaallah .... bu Tien emang ADUHAI..
    ROTI CINTA ne mas Baskoro jebul berlanjut ke anak2nya nggih.
    Semoga buTien tansah pinaringan sehat wal afiat... aaamiin.

    ReplyDelete
  48. Tuh kan, kalau Ndak tau mrk seayah jadi ada rasa yg salah.
    Makasih mbak Tien . Salam sehat selalu. Aduhai.

    ReplyDelete
  49. Ini bagian dr crt yg judulnya jangan bawa cintaku ya mb Tien? Apakah mb Risma jd berjodoh dg aduh siapa lupa namanya? Sptnya jd kep yg bahagia ya?

    ReplyDelete
  50. Mbak Tieeeennn.. Mksihbanyak RC2 sdh tayang.. Iihh gemes bc nya.. Tuhkan psti nih Dina dgn Dian.. Ditasm Bian.. Tapi itu luuvunya. Tertukar koper.. Slnrharming bersm keluarga y mbak.. Salamseroja dan makin aduhai dri sukabumi🥰🥰

    ReplyDelete
  51. O... Ternyata Dina pernah tinggal kelas 3 kali.Aduh kok bodho banget sih Dina.
    Mangkanya jarak keduanya sekolah kok hanya selisih kurang lebih 4 th, padahal kalau dilihat dari usia selisih sekitar 9 th.
    Ternyata ini jawabannya.
    Bu Tien emamg pantai buat penasaran para penggemarnya, padahal baru episode 2 nih....
    Top, hebat buat bu Tien...
    Moga sll sehat dan bahagia.
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  52. Baru nyantai barubisa baca
    Setelah d telaah ohini kelanjutan kisah leo dan ika
    Nakasih bunda dah lama gak buka baru kali ini langsung 2 rpisode

    ReplyDelete
  53. Terimakasih Mbak Tien...
    semakin seru...dan semakin suka....
    gmana cerita kelanjutannya mbak Risma ya...trus mas Baskoro wkt ke Jkt gmana ya ceritanya....
    Salam sehat selalu mbak Tien
    salam aduhaiii

    ReplyDelete
  54. Replies
    1. Biasanya klu minggu gak ada mbak....
      tp gak ngerti jg tuk hari ini ya...#sy jg ngarep tayang

      Delete
  55. Puji Tuhan ibu Tien sdh sehat, tetap semangat dan produktip shg RC2 tersaji bagi kami penggandrungnya.

    Jangan2 Dian dan Dina muncul rasa cinta asmara... Wah kasihan banget mungkin mereka blm tahu kalau secara biologis adalah kakak adik, seayah.
    Saya masih ingat cerbung yg terdahulu (lupa judulnya) mirip2 ini, bahkan rasa sakit hati anak2 itu masih kurasakan.

    Semoga akhirnya nanti Bian sama Dina dan Dian sama Dita.
    Sumonggo ibu Tien sang dalang aja yg menentukan... Matur nuwun, salam ADUHAI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cerbung Adhit ama Dinda, cerbung dalam bening matamu, sy baca ulang cerbung ini klu lg senggang....padhal dah tau ceritanya, tp tetap senang baca cerbung mbak Tien

      Delete
    2. Terimakasoh banyak ibu ALFES.
      ADUHAI

      Delete
    3. Apa ya judulnya.. DALAM BENING MATAMU bukan ?

      Delete
  56. Dian, Dina, Dita satu ayah.... Msh ada hub darah.... Semoga Dina dan Bian saja, spy tdk menimbulkan dosa

    ReplyDelete
  57. Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien sdh tayang roti cinta walau saya terlambat....
    Salam sehat selalu.....salam aduhai...

    ReplyDelete
  58. Replies
    1. Mbak Tieeeen.. saya telmi setelah baca episode 2 Roti Cinta ini baru 'ngeh dengan nama Ika Wijayanti.. trus anaknya Dian dan sahabatnya Dina anak Leo + Rina.. hualaaah ini lanjutan dari "Jangan Bawa Cintaku" toh..
      Terima kasih dan salam sehat selalu..

      Delete
  59. Assalamu'alaikum
    warahmatullahi
    wabarakatuh

    Sehat wal'afiat semua ya bu Tien,,, ROTI CINTA nya sdg dioven ya,,,

    Salam ADUHAAII,,setia menunggu 🙏🤗

    ReplyDelete
  60. Dian masa cemburuin adiknya sendiri .... nggak nyangka selalu nggathuk ceritanya....si genit Bian ternyata teman Dian .... baru 2 episode sdh bikin penasaran...maturnuwun mbak Tien...salam sehat super ADUHAI dr Situbondo

    ReplyDelete
  61. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun...
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun...

    ReplyDelete
  62. Mbak Tieeeen.. saya telmi setelah baca episode 2 Roti Cinta ini baru 'ngeh dengan nama Ika Wijayanti.. trus anaknya Dian dan sahabatnya Dina anak Leo + Rina.. hualaaah ini lanjutan dari "Jangan Bawa Cintaku" toh..
    Terima kasih dan salam sehat selalu..

    ReplyDelete
  63. Matur suwun Bu Tien,salam sehat selalu💐💐💐🤗🤗

    ReplyDelete
  64. Mbak Tienku sayang, maturnuwun RC 2 nya. Terjawab sudah pertinyiinku, ttg selisih usia Dina Dita. Oh ya, di JBC dulu itu, Dian dan Dina belum diberitahu kalau mereka saudara seayah ya? Pantesan Dian bawaannya cemburu saat Dina mulai kenal Bian. Aha...seru nih. Yuuuk...kita tunggu eps 03. Salam super duper kangen katur mbak Tien

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 37

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  37 (Tien Kumalasari)   Laki-laki yang baru saja membuka pintu itu adalah Sulistyo. Matanya menatap gadis y...