Thursday, March 11, 2021

JANGAN BAWA CINTAKU 01

JANGAN BAWA CINTAKU  01

(Tien Kumalasari)

 

Ika Wijayanti meletakkan bakul dagangannya didapur. Sayur yang dijualnya tinggal sedikit. Ia memasukkannya kedalam kulkas agar besok bisa dijual kembali. Lalu dia duduk dikursi dapur, sambil meneguk air dingin yang sudah disiapkannya, lalu mengelap keringatnya yang membasahi dahi dan tengkuknya.

Perempuan cantik dan masih tergolong muda itu bekerja dengan menjual sayur keliling. Ada sepeda motor butut yang membantunya membawa dagangannya. Tak banyak pendapatan yang didapatnya, namun disyukurinya, karena pendapatan yang diterimanya cukup untuk membayar sewa rumah kecil yang ditempatinya bersama Ardian anaknya, dan membiayai sekolah anaknya yang sudah hampir lulus Sekolah Dasar. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal, sebelum Ardian dilahirkan. Mereka juga bukan orang berada yang meninggalkan banyak harta untuk Ika, anak tunggalnya. Hanya ada rumah kecil yang kemudian dijualnya, dimana sebagian uangnya ditabung dan sebagian lagi untuk modal berdagang sayur dan untuk menyewa rumah lain yang sederhana. Ia memang harus pergi dari kampungnya, yang telah menorehkan kenangan buruk atas hidupnya. Ia bersekolah sampai lulus SMA, dan tak mampu melanjutkannya karena orang tuanya keluarga tak mampu. Ia kemudian bekerja disebuah toko pakaian, yang hasilnya dipergunakan untuk makan bertiga bersama ayah dan ibunya. Ketika itu ibunya sudah sakit keras karena penyakit thypus yang terlambat ditangani, lalu meninggal tak lama kemudian.

Ada malam yang begitu buruk, yang mengatakan bahwa impiannya kandas, yang membuatnya terpuruk dalam derita berkepanjangan. Yang membuat ayahnya kemudian meninggal karena terlalu sedih memikirkan nasib anaknya.

Semuanya sudah berlalu, Ika telah berhasil melampaui semuanya.

Sekarang ini Ika tak merasa kekurangan. Ia dan Ardian bisa berpakaian pantas dan cukup makan, itu adalah anugerah. Tak banyak yang ingin diraihnya, kecuali membesarkan anaknya dan membuatnya menjadi orang.

Setelah cukup beristirahat, Ika memasak sayur karena tak lama lagi Ardian akan pulang sekolah. Ia hanya membuat sayur bayam dengan ceme, lalu menggoreng tempe dan tahu kesukaan Ardian.

Setelah selesai, ia menatanya di meja, lalu pergi mandi.

“Ibuu... Dian sudah pulang..” sebuah teriakan nyaring itu membuat senyum Ika terkembang. Ia sudah selesai mandi dan berpakaian bersih, lalu keluar menyambut buah hatinya.

“Sayang, bersihkan kaki tangan, lalu ganti pakaian kamu dengan yang sudah ibu siapkan,” Katanya sambil mencium ubun-ubun anaknya.

“Ibu masak apa hari ini ?”

“Masak enak, sudah sana cuci kaki tangan dulu, pakai sabun ya, yang bersih.”

“Ada tempe goreng nggak..”

“Adaa... Aduuh Dian, ibu kan tidak pernah lupa makanan kesukaan kamu.”

Ardian berlari kekamar mandi, Ika menunggunya didepan meja makan.

Bahagia rasanya, ketika sudah duduk berdua dengan buah hatinya.Hanya itu yang dia miliki, sebuah benih yang tumbuh menjadi besar, yang semula amat dibencinya, tapi kemudian sangat disayanginya.

Terbayang peristiwa mengerikan itu. Benci sekali bila mengingatnya, ketika pria tampan yang dicintainya hanya menginginkan tubuhnya, meninggalkan siksa dan kerak kering yang membakar hatinya. Meluluhkan cinta yang semula diagungkannya.

“Ma’af Ika, aku belum berani menikah, aku masih terlalu muda. Kedua orang tuaku akan murka,” jawabnya enteng ketika ia menuntut tanggung jawabnya.

Laki-laki muda nan tampan itu melenggang dengan nyaman, membiarkan tangis Ika melengking bahkan memenuhi angkasa.

Ika merasa dibodohi. Ia menurut saja  ketika Leo mengajaknya berpesta, lalu entah bagaimana caranya, tiba-tiba dia tak sadar apa yang terjadi, dan ketika sadar ia sudah berada disebuah kamar, dan Leo terbaring disampingnya.

Ika bangkit dan melihat pakaiannya yang sudah tak karuan.

“Leo..! Apa yang kamu lakukan?” jeritnya sekuat ia bisa melakukannya.

Leo menggeliat, iapun tampak terkejut.

“Leo !!”

Ika membetulkan letak bajunya. Ia merasa ada yang aneh, ada yang berbeda.

“Leoooo..! Bisakah kamu menjawabnya?”

“Aku.. aku..” Leo gelagapan. Ia juga membetulkan semua pakaiannya, bahkan yang terserak dilantai.

“Aku tak tahu, bagaimana ini bisa terjadi.”

“Kamu sudah gila Leo !!”

“Ini.. pasti perbuatan orang-orang gila itu. Bukan aku.. aku tak sadar melakukannya. Ma’af Ika..”

“Kamu gila! Gila! Gila!!”

“Ma’af.. aku tak sengaja.. sungguh ini bukan keinginan aku..”

Ika terisak. Ia sangat mencintai Leo, laki-laki ganteng yang dikenalnya sejak mereka sekolah. Tapi dia tak ingin Leo mengotori cintanya dengan perbuatan busuk yang dilakukannya. Ia terus terisak, sampai ketika Leo menarik tangannya.

“Ayo aku antar pulang,” katanya lembut.

Ika menatap wajah tampan yang tampak pucat itu, dan melihat matanya yang kemerahan.

“Bagaimana dengan kejadian ini? Kamu menodai aku.”

“Kita pulang dulu, besok kita bicara lagi.”

Ika menurut, berharap keesokan harinya ada ungkapan rasa tanggung jawab dari Leo.

“Ibuuu... aku sudah selesai,” teriakan itu membuyarkan lamunannya.

“Oh, iya sayang.. ayo kita makan..” kata Ika riang.

“Asyiiik.. ada tempe goreng lagi..”

“Bukankah ibu selalu menggoreng tempe setiap hari?”

“Kemarin tidak kan, ibu memasak tempe yang rasanya manis, Dian nggak suka.”

“Ohh.. iya, ma’af.. itu namanya tempe bacem nak, nggak suka ya?”

“Enak yang ini..” kata Dian sambil menggigit tempe gorengnya.

“Baiklah, mulai sekarang akan ada tempe goreng untuk kesayanganku ini,” kata Ika sambil membubuhkan nasi dipiring anaknya.

“Ini sayur bayem, Dian juga suka.”

“Dian harus suka semua sayur, karena sayuran itu vitamin yang sangat bagus.”

“Iya, Dian tahu,” katanya sambil menyendok sayurnya.

Ika tersenyum, menatap wajah tampan buah hatinya tak berkedip.

“Dia seperti Leo, benar-benar sepeti Leo,” bisiknya dalam hati.

“Ibu mengapa tidak makan?”

“Oh... iya, ibu juga mau makan..” kata Ika sambil menyendok nasi dan sayurnya.

Lalu sambil menyuap makanannya, ia terus menatap wajah kecil yang dengan lahap menikmati nasi dan sayur bayamnya. Aduhai, Ika menyadari bahwa dia sangat mencintai laki-laki pemilik wajah tampan, yang dulu dengan sangat manis selalu membisikkan kata-kata cinta ditelinganya. Itu dulu, sebelum prahara malam itu melanda.

“Ibu, makanan Dian hampir habis, mengapa ibu tidak makan?” kata Dian ketika melihat ibunya hanya memegangi sendoknya.

“Aduuh.. anak pintar, iya.. ibu melihat kamu makan, jadi lupa menyuapkan makanan kemulut ibu sendiri,” jawab Ika sambil tersenyum.

“Nasinya mau nambah bu..”

“Oh, baiklah, ibu ambilkan atau ambil sendiri?”

“Ambil sendiri saja..”

Ika melanjutkan menyuap makanannya. Akhirnya ia harus melupakan semuanya. Merubah cinta kepada laki-laki yang telah meneteskan benih dirahimnya, menjadi kebencian yang tak akan terobati.

“Ibu, jangan lupa besok harus membayar uang sekolah dan uang untuk ujian ya. Besok batas terakhir pembayaran.”

“Iya sayang, sudah ibu siapkan. Ingatkan ibu kalau ibu lupa ya.”

***

Setiap pagi Ika berangkat lebih dulu, karena pagi-pagi sekali dia harus menjajakan sayurannya. Ia menyiapkan baju seragam anaknya dan sarapan, barulah berangkat. Dian sudah tahu apa yang harus dilakukannya sebelum berangkat sekolah. Berdandan rapi, sarapan, lalu mengunci rumah. Dian dan ibunya membawa masing-masing kunci rumah, supaya tidak kebingungan bagi yang pulang terlebih dulu. Sejak kelas empat ibunya mengijinkan Dian pergi kesekolah dengan naik sepeda sendiri, karena tempat sekolahnya tidak begitu jauh dari rumah.

Ika menjajakannya dari rumah kerumah, terkadang membawakan pesanan mereka. Banyak langganan yang harus dipenuhi permintaannya, dan para langganan biasanya puas atas pelayanan Ika. Kecuali ramah dan baik kepada semua orang, ia juga selalu membawa sayuran yang masih baru dan segar.

Sudah beberapa rumah yang dia layani pagi itu, ketika seorang wanita cantik berdiri ditengah gerbang rumahnya dan menghentikannya.

“Sayurnya masih banyak mbak?”

“Masih bu.. silahkan.. “ kata Ika sambil menstandard kan motornya lalu menurun kan semua dagangannya diatas tikar plastik yang selalu dibawanya.

“Masih banyak ya.. ada daging ?”

“Ada bu, dagingnya selalu yang bagus, ini ada yang satu ons an, ada yang seperempat kiloan. Daging ayam juga ada, tapi tinggal paha setengah kilo bu.”

“Aku mau yang seperempatan dua bungkus ya, daging sapi saja. Kentangnya ada ?”

“Ada bu, ini sekiloan..”

“Wortel, seperempat saja. “

Ika melayani pembelinya dengan sangat ramah. Ia menempatkan semua yang dibeli pelanggannya kedalam sebuah kantung plastik.

“Biasanya pembantu saya yang belanja dipasar, tapi hari ini dia pamit pulang ke kampung karena sakit. Yaah, agak repot aku mbak. Nggak tau sampai berapa lama  nanti dia pulangnya, sementara suami aku tidak suka masakan yang beli diluar. Maunya memasak sendiri dirumah.”

“Benar bu, agak repot ya.. Bagaimana kalau ibu pesan yang akan dimasak besok, lalu saya bawakan ?”

“Oh .. bagus mbak.. boleh, aku ambil dulu uangnya sambil aku catatkan untuk belanjaan besok ya. So’alnya aku nggak suka kepasar. Kotor dan bau,” katanya sambil berlalu, tak lupa membawa belanjaan yang sudah dipesannya.

Ika mengangguk. Senang mendapat pelanggan baru, seorang wanita cantik. Tampaknya orang berada, rumahnya bagus, ada mobil bagus terparkir di halaman.

“Aduuh.. orang kaya itu segan ya kepasar tradisional? Kotor dan bau. Padahal aku setiap hari keluar masuk pasar. Nggak apa-apa sih untuk aku.. kalau nggak mau kotor dan bau.. ya nggak dapat duit ..” gumamnya sambil memasukkan kembali barang-barang dagangannya kedalam keranjang.

“Ini mbak, duitnya tadi, ini catatan pesanan saya untuk besok.”

“Baiklah bu... ini kembaliannya..”

“Sudah bawa saja dulu mbak, besok saya tinggal nambahin.. gitu kan enak.”

“Oh, ya sudah bu, terimakasih sudah belanja, saya permisi dulu..”

Wanita cantik itu mengangguk, lalu menutup gerbangnya dan masuk kedalam rumah.

***

Ika masih terus menjajakan barang dagangannya. Disebuah ujung jalan, beberapa ibu sudah menunggu. Ika berhenti sambil tersenyum.

“Agak siang sih hari ini, mbak Ika?” tanya seorang ibu.

“Iya bu, ma’af.. ada yang belanja agak banyak di gang sebelum ini,” jawab Ika sambil menurunkan barang dagangannya.

Ibu-ibu segera berebut mengambil sayuran yang dijualnya. Ika melayaninya dengan sabar. Bahkan ketika seorang ibu dengan nyinyir menawar dagangannya, ia tetap melayaninya sambil tersenyum manis.

“Mahal amat sih mbak Ika, biasanya sebiji juga seribu. Ini tiga biji duaribu boleh kan?” kata seorang ibu menawar buah ceme yang dipilihnya.

“Jangan dong bu, ya sudah untuk ibu duaribu limaratus saja.”

“Waduuh.. bu Kirman ini.. cuma limaratus rupiah saja kok ya ditawar, kasihan mbak Ika yang sudah bersusah payah menggendong dagangannya kemana-mana,” tukas ibu yang lain, yang sebel karena bu Kirman memang suka menawar.

“Lho, nawar ya boleh kan, namanya orang belanja, kalau bisa murah bukankah lebih irit?”

“Huhh..” ibu yang lain mencibir. Tapi Ika tersenyum saja.

Agak lama Ika melayani beberapa pembeli disitu, lumayan banyak ibu-ibu yang belanja.

Jam sepuluh pagi biasanya Ika sudah pulang.

***

Ketika itu sayur segarnya sudah hampir habis. Paling-paling tinggal satu atau dua ikat, yang akan  dimasaknya sendiri nanti dirumah.

Ketika ia memasuki rumah, ia terkejut ketika melihat kartu pembayaran uang sekolah berikut uangnya masih tergeletak di meja.

“Aduuh, bagaimana Dian ini? Katanya ini hari terakhir. Harus aku susulkan ke sekolah nih. Tapi aku belum mandi.. bagaimana, badanku pasti bau.. nanti Dian malu ibunya kesekolah dengan tubuh bau sayuran, terkadang amis juga. Ya sudah, aku mandi dulu saja, nggak apa-apa seandainya Dian lapar dan aku belum sempat memasak. Masih ada sisa sayur dan telur.”

Lalu Ika segera mengangkat keranjang dagangannya turun, diletakkannya didapur, kemudian dia pergi mandi sebelum berangkat ke sekolah anaknya.

“Anak itu teledor sekali. Ribut mengingatkan ibunya, ee.. dia sendiri lupa membawanya. Menyesal tadi tidak aku masukkan kedalam tasnya sekalian,” omel Ika sambil masuk kekamar mandi.

***

Ketika sampai disekolah, banyak anak-anak bermain dihalaman. Rupanya memang sa’at istirahat. Ika mencari-cari diantara anak-anak itu, barangkali Dian sedang bermain bersama mereka. Tapi ia tak melihatnya. Mungkin sedang ada dibelakang sekolah atau apa, lalu Ika langsung masuk keruang guru.

“Selamat siang,” sapa Ika.

“Selamat siang bu, ada yang bisa kami bantu?” sambut salah seorang guru yang sedang berkumpul diruang itu.

“Saya mau membayar uang sekolah anak saya, dan uang untuk membayar ujian. Tadi sudah saya siapkan, rupanya dia lupa membawanya.”

“Oh.. iya, namanya juga anak-anak. Siapa anak ibu dan kelas berapa?”

“Namanya Ardian, kelas enam A, bu.”

“Iya lah, kelas enam, kan membayar uang ujian,” kata guru itu sambil tertawa.

“Mari silahkan duduk bu.”

“Namanya Ardian?” tiba-tiba salah seorang guru lainnya bertanya.

“Iya bu..”

“Saya wali kelasnya Ardian, tadi dia pamit pulang untuk mengambil uangnya yang ketinggalan.”

“Ya ampuun, jadi dia pulang ya, pantesan saya cari dihalaman tidak kelihatan. Pasti dia bingung uangnya sudah saya ambil.”

“Ya sudah bu, ibu bayarkan saja, nanti kan dia juga tahu kalau ibu sudah membayarkannya.”

“Baiklah bu.” Kata Ika sambil mengeluarkan kartu pembayaran Dian dan langsung membayarnya.

Melangkah keluar dari ruang guru, Ika mencoba mencari lagi apakah Dian sudah ada diantara mereka, ternyata belum ada.

“Aku tadi juga tidak memperhatikan kiri kanan sih, harusnya bersimpangan tadi, entah dimana,” gumam Ika sambil menstarter sepeda motornya, lalu keluar dari halaman sekolah.

***

Dian kebingungan, ketika dirumah tidak menemukan yang dicarinya.

“Tadi dimeja sini, kok nggak ada. Bukankah sebelum berangkat ibu meletakkannya disini? Apa aku lupa sudah aku masukkan kedalam tas ya? Tapi tadi sudah aku cari tidak ada tuh.”

Lalu Dian masuk kekamar, melihat barangkali tertinggal di atas tempat tidur, tidak ada juga. Dian kemudian keluar rumah dan menuntun sepedanya untuk kembali ke sekolah.

Jalanan sangat ramai siang itu, Dian mengayuh sepedanya pelan dan selalu minggir. Itu pesan ibunya wanti-wanti. Tapi Dian masih kepikiran tentang uang itu. Ia sama sekali tidak tahu bahwa ibunya sudah pulang dan sekarang mengantarkan uangnya ke sekolah.

“Bagaimana nanti aku bilang sama ibu guru ya. Uangnya nggak ada, lalu aku bayar pakai apa?” gumamnya sambil terus mengayuh sepedanya.  Ia benar-benar bingung dan tak tahu harus melakukan apa.

“Apa aku mencari ibu dulu untuk meminta uang lagi ya? Pasti ibu marah, tapi daripada tidak membayar uang sekolah dan uang ujian, bukankah lebih baik dimarahi oleh ibu? Tapi harus mencari ibu kemana? Barangkali ibu masih berkeliling di kampung-kampung untuk menjajakan dagangannya. Tapi sesiang ini ibu sudah sampai dimana ?”

Lalu tanpa berfikir panjang, Dian menyeberang kekanan jalan, berharap akan bertemu ibunya digang yang ada didepan sana.

Dalam kebingungan Dian tak berpikir jernih. Tanpa menoleh kekiri dan kekanan, sepedanya nyelonong begitu saja.

Terdengar rem mobil berderit kencang. Dian terkejut lalu menghentikan sepedanya ditengah jalan. Dadanya berdegup kencang karena nyaris tertabrak mobil. Dengan wajah pucat pasi dia memutar sepedanya kembali ke pinggir. Tapi tanpa diduga pengemudi mobil itu turun dan menghardiknya.

“Kamu mau mati ?” hardiknya.

Wajah Dian pucat pasi.

“Diaaaan !” Ika melihat anaknya dari seberang jalan. Terkejut dia melihat ada seorang laki-laki menghardik anaknya, dan tampak sudah mengayunkan tangannya.

Mata laki-laki itu meredup, terpana melihat wajah anak kecil ganteng yang menatapnya dengan wajah pucat. Karena itulah maka dia tak langsung menamparnya. Ada sesuatu yang menarik dari si anak. Entah apa.

Sepasang mata anak kecil itu memandangi laki-laki ganteng yang nyaris menamparnya.

“Diaaan !” Ika kembali berteriak begitu sampai didekat anaknya. Tertegun memandangi laki-laki ganteng yang menatap Dian dengan tangan masih terangkat keatas.

***

Besok lagi ya

 

110 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah....JBC 1sdh tayang Perdana

      Maturnuwun mbk Tien telah menghibur secara gratis... tis
      Smg selalu sehat dan mendapat ridho dr Allah SWT,Aamiin YRA

      Delete
    2. Matur nuwun mbak Tien...cerbung baru.
      Selamat datang Ika Wijayanti ...

      Delete
    3. Mungkinkah ketemu bapaknya ?
      Cerita baru mulai, kita tunggu saja bagaimana sang dalang memainkan wayangnya.
      Salam sehat mbak Tien ...dari sragentina selalu Aduhai.

      Delete
    4. Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗

      Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣

      Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗

      Delete
    5. Malam jugaa..
      Alhamdulillah cepat tayang.
      Maksiih ibu.. Sehat selalu yaa.

      I love yu bu Tien

      Delete
    6. Ya ketinggalan..
      Syukurlah sudah terbit... terima kasih bunda Tien..
      Puji Tuhan..sehat Bunda

      Delete
    7. Salam NKRI ... ADUHAIIIIII.
      Terima kasih mbak Tien ... atas hadirnya episode baru JANGAN BAWA CINTAKU.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Terimakasih bu Tien. Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah sdh hadir yng ditunggu.....JBC dueun mb Tien 🙏

    ReplyDelete
  6. Puji Tuhan ....
    Jangan bawa cintaku sudah terbit ....masih sore saat aku masih belum ngantuk
    Maturnuwun bu Tien
    GBU

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah sudah muncul cerita baru , terimakasih Bu Tien

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah sdh tayang gasik JBC 01 trmjsh mb Tien 🙏

    ReplyDelete
  9. Alhsmdulillah JBC 01 sampun tayang
    Matur nuwun ibu Tien.

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah cerbung baru, terimakasih Ibu Tien

    ReplyDelete
  11. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduuuuh,, aku telaaaat, ayo2 balapan di mulai,,, dan Comment terADUHAI di tunggu,, nnt saya bikinkan piagamnya,, semangat ya,,,kita seduluran selawase,, salam ADUHAI,,,,pokoke gayennnng.....

      Delete
    2. Mas Rinto mesti lucuuu

      Salam ADUHAI..

      Delete
    3. terima kasih bu tien ...cerbung barunya ...mengawali malam nan indah ...pasti penuh cerita cinta yg seru ..mengemaskan dan membuat kami menantikan pukul 21:00 dg penuh harapa dan berlomba menulis comment...
      sehat slalu ya bu ....
      salam aduhaaiii dr Semarang

      Delete
    4. Nama tokoh nya hampir mirip nama saya Bu Tien, jadi semakin larut terbawa tokohnya .....jangan2 yang hampir menabrak adalah Leo, semoga Ardian gak dibawa oleh Leo setelah tahu itu anaknya...salam Seroja Bu Tien

      Delete
    5. Alhamdulillah Cerbung baru JANGAN BAWA CINTAKU Episode perdana sudah tayang. Matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
      Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

      Delete
    6. Selamat pagii Ibu... semoga sehat selalu..,

      Delete
    7. This comment has been removed by the author.

      Delete
  12. Selamat datang cerbung baru. .. .salam sehat selalu bu tien..
    .

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah
    Terimakasih bu Tien cerbungnya

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah, cerbung JBC karya mbak Tien tayang gasik, matur nuwun smoga sehat selalu injih, wassalam dari Cibubur

    ReplyDelete
  15. Matur Suwun Bu Tien akhirnya cerbung baru sdh tayang. Salam ADUHAI

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah, akhirnya cerbung baru sudah mulai.
    Terima kasih, matur nuwun Bu Tien.
    Semoga njenengan pinaringan sehat wal afiat.
    Aamiin Yaa Rabbal alamiin.
    Saking Jember tansah ngantu-antu babare lelakon.

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah...
    Matur nuwun Bu Tien cerbung barunya.
    Semoga ibu sehat selalu.

    ReplyDelete
  18. Bu Tien, mau tanya Dian itu wanita apa pria yaa..

    Atau sdh dijelaskan diatas, tapi saya ga baca.. Maaaf
    Maksiih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya Ardian.. hayoo pantesnya nama cewek atau cowok yaà

      Salam ADUHAI

      Delete
    2. Ya cowok lah bu tien , anaknya ganteng seperti leo, dan oleh pengendara mobil mau ditempeleng, kalau cewek kan nggak mungkin

      Delete
    3. Panes nya cowo, dan ngguanteng..

      Delete
  19. Alhamdulillah, Jangan Bawa Cintaku dah terbit n tayang,... makasih Bun Tien.

    Sy doakan semoga Bun Tien akan senantiasa dlm lindungan Allah SWT dan diberikan kesehatan yg prima oleh-Nya, ... Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  20. Tks mbak Tien Jangan bawa cintaku sdh tayang,tangan yg mau melayang ke muka Ardian pasti Ayahnya nih hahaha sok tahu ya mbak Tien .
    Salam sehat2 mbak Tien dr Tegal

    ReplyDelete
  21. Matur nuwun b Tien, "JANGAN BAWA CINTAKU" sdh mulai digelar...
    Salam dari Rewwin....
    21:05

    ReplyDelete
  22. Asyikkkk cerbung baru.... Terimakasih bunda Tien sehat sll.... Maaf paling bontot koment nya hehehe 😘😘😘😘

    ReplyDelete
  23. Mungkin Leo...
    Hampir menampar Dian...

    Menyedihkan awal... endingnya bahagia
    Terima kasih Bunda Tien..sehat selalu

    ReplyDelete
  24. Terima kasih bu Tien cerber barunya. Judulnya saja menarik awal cerita sudah menarik ..Semoga bu Tien sehat selalu sehingga bisa menulis cerber cerber yang banya. Aamiin. Selamat berkarya

    ReplyDelete
  25. Makasih bunda ...Cerber barunya.
    Salam sehat dari tasikmalaya

    ReplyDelete
  26. Trims bu tien...kayaknya bagus ceritanya...lanjut bu tien

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah,sdh cerbung baru,sehat2 terus bu Tien,terima kasih

    ReplyDelete
  28. Makasih mbak Tien.... Siapa ya laki laki itu? Apakah Rio ya?

    ReplyDelete
  29. Waduh....baru mulai sudah bagus sekali...Semoga bu Tien sehat selalu..

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah cerbung baru sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah CERBUNG baru sudah muncul.
    Makasih ya Bun, tetap sehat dan selalu semangat.Met malam dan met istirahat

    ReplyDelete
  32. Asiiik nih cerita barunya. Terima kasih mba Tien. Salam hangat selalu

    ReplyDelete
  33. Alhamdulilah terimakasih bunda... Sehat selalu bunda sayang

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah sudah muncul cerita barunya... Terimakasih bundaa...

    Bunda kalau boleh tau buah ceme itu apa? Penasaran...☺️

    ReplyDelete
  35. Met malam Mbak tien, terima kasih ada cerbung baru.
    Semoga mbak Tien sehat² selalu.
    Salam sejahtera bersama keluarga.

    ReplyDelete
  36. Terimakasih bunda Tien JBC perdana telah hadir.

    Salam aduhai dari kota Malang 🙏

    ReplyDelete
  37. terima kasih. cerbung baru nya sudah hadir mlm ini....suwun mb Tien..sehat selalu

    ReplyDelete
  38. Selamat malam mbak Tien..
    Trimakasih cerbung baru...pasti seruu coretan pena mbak Tien..

    Setia selalu nunggu lanjutannya..
    Salam sehat dr bandung..🙏

    ReplyDelete
  39. Belum selesai bacanya, tapi diawal ceritanya mengingatkan novel dari marga t, dgn judul "badai pasti berlalu", mudah²an lebih seru dari cerita badai pasti berlalu.

    ReplyDelete
  40. Matur nuwun... Mbak tien cerita baru sdh muncul. Buah ceme itu apa ya? Smg mbak tien sehat selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ceme itu oyong.. jeng Nanik..

      Salam ADUHAI

      Delete
    2. Matur nuwun... Mbak tien jadi tambah kosa kata. Salam Aduhai kembali. Jadi ingat lagunya Camelia Malik "Aduhai "

      Delete
  41. Terima kasih bu Tien... waduh... baru mulai udah langsung bikin deg deg an... pupil mata sampai ikut melebar membayangkan Dian nyaris ketabrak dan di tambah lagi (kayaknya) ayahnya mau memukul anaknya sendiri... jadi ikut tegang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee.. tenang jeng dokter..

      Salam ADUHAI yuuk..

      Delete
  42. Alhamdulillah ..... terima kasih bu tien yg telah meluncurkan cerbung baru : jangan bawa cintaku dengan tokoh idola - ika wijayanti
    Semoga lanxar jaya dan untuk bu tien sekelg semoga sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT

    Selamat malam untuk semua pecinta cerbung dan selamat beristirahat

    Assalamu'alaikum

    ReplyDelete
  43. terima kasih mbk tien atas cerbung barunya ....smg mbk tien selalu sehat

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah cerbung baru sdh hadir
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
    Salam Aduhai dari Bekasi

    ReplyDelete
  45. Wah jangan2 Leo yg mau menabrak Dian.
    Terima kasih Mbak Tien, smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu.

    ReplyDelete
  46. Selamat datang JBC... terima kasih Bu Tien buat cerbung barunya. Salam Aduhai dari Ngaliyan - Semarang. Sehat² terus buat Bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah JBC perdana sudah tayang
    Salam Aduhai bu Tien, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah JBC perdana sudah tayang
    Salam Aduhai bu Tien, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah Cerbung baru JANGAN BAWA CINTAKU sudah tayang.
    Maturnuwun Bu Tien Kumalasari..🙏

    ReplyDelete
  50. Alhamdulilah cerbung JBC 01 sdh tayang pas di tgl. 11 Maret 2021 tepat di hari jd UNS universitas kebanggaan Kota mb Tien lahir dan berdomisili... H-11 ya dr hbd?... Menilik judul (sptnya yg hampir menabrak Ardian adalah Leo) ... Jgn terjd Leo sdh berkeluarga tp blm dikaruniai keturunan?.. ketika tahu ibu dr anak yg akan ditabrak adalah IKA... Inikah awal konflik cerbung jbc memperebutkan Ardian? Jwbn nya menunggu alur crt selanjutnya. Slm seroja utk mb Tien dan kita semua... Nglilir pagi dinihari ...

    ReplyDelete
  51. Cerbung JBC 1... Alhamdulillah bu Tien sehat..aku baru sempat baca yaa Allah semoga..kita pembaca juga jaga kesehatan.Aamiin

    ReplyDelete
  52. Leo kah lelaki itu... ???
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah cerita baru sdh terbit. Maturnuwun Bu Tien, semoga sehat dan semangat selalu.Aamiin...

    ReplyDelete
  54. Tadi malam sudah siap menunggu cerita baru, 😀 malah ketiduran ...

    ReplyDelete
  55. Udah ada yg baru nih, maturnuwun ya ibu,semoga sll sehat

    ReplyDelete
  56. Mksh mb Tien. Baru sempat baca pagi ini.

    ReplyDelete
  57. Trimakasih bunda Tien,telah dihadirkan cerbung baru.Kayaknya seru nih...
    Mengingatkan kita pada jaman masih pakai bando dulu....aduhaii
    Pacaran sih boleh,tapi harus hati"jangan sampai ada setan lewat.
    Salah langkah terlalu percaya sama pacar nasibnya seperti si Ika Wijayanti....

    Maaf Ika...aku blm berani menikah aku msh terlalu muda kedua orang tuaku akan murka.
    Sepenggal kalimat yg membuat kita bergidik....
    Enak banget ya kamu pacarnya Ika jadi cowok,setelah mereguk manisnya madu kamu campakkan begitu saja,bahkan kamu bisa melenggang dg nyaman membiarkan tangis Ika melengking memenuhi angkasa.
    Lika liku perjuangan Ika tertunya msh sangat panjang...
    Dengan kesabaran ketulusan dan tentunya dg memohon ampun kpd Yang Maha Kuasa smg Ika bisa melewati keterpurukannya dari kenangan pahit berkepanjangan yg ditorehkan kekasih hatinya, smg Ika bersama Ardian anaknya, nantinya bakal menemui kebahagiaan.
    Sepertinya yg nyaris nabrak Ardian bapaknya sendiri nggih bunda...hehe kepo nih...
    Smg bunda Tien sll sehat shg sll bisa menghadirkan hiburan berupa cerbung yg banyak ditunggu para penggemarnya.

    Salam aduhaii dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  58. Jeng Wiwik.. asyik nih komennya..

    Salam ADUHAI yuuk..

    ReplyDelete
  59. Slnt siaang mba tien.. Mkshy dgn cerbung barunya.. Msihblm mudeng nih mba.. Apakah ada sambungan yg pernah kita bc.. Slmsehat. Semangat. Aduhaidri skbmimuyaabg🥰🥰

    ReplyDelete
  60. Chapter-01 JBC sudah membuat mataku berlinang-linang. Kasihan Ika. Sudah yatim piatu dan dinodai laki-laki yang mau enak-nya sendiri, lalu Ika harus berjuang sendiri menghadapi hidup yang ndak ada kompromi bagi-nya. Aku mau siapin tissue yang banyak aaah... Hehehe...

    Bundaaa... TERIMA KASIH ya sudah melanjutkan CerBer yang baru ini. Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat yaaaaa....

    ReplyDelete
  61. Alhamdulillah, sudah terbit cerbung baru.....terima kasih Bu Tien......
    Semoga Ibu sehat dan bahagia selalu....Aamiin

    ReplyDelete
  62. Terimakasih mBak Tien cerita baru jangan bawa cintaku, sehat sehat selalu doaku. "Dian!!"
    "Oh.. kamu.. setelah kamu terlantarkan selama ini mau kau apakan!?" Teriak Ika penuh emosi..
    adakah bisa menangkap pesan singkat ini?
    Udah nggak model sekarang mah; we ak yang laku, pideo kol biar bisa sekalian kelihatan, nggak perlu emotikon, peduli amat jaringan buruk apa enggak, sana sini masih sering putus.. kaya telepon jadul.

    ReplyDelete
  63. Alhamdulillah. Wilujeng sonten mbak Tien, smg sehat dan semangat selalu

    ReplyDelete
  64. Ngintip ah...jangan bawa cintaku pergi oh..wow wow

    Selamat sore Bunda...
    Kelihatan nya asyik.. ceritanya
    Jadi ketagihan baca cerbung bunda Tien..

    ReplyDelete
  65. Baru sempat baca nih ...trimakasih bu Tien untuk cerbung barunya semoga bu Tien sehat2 selalu dan tetap semangat berkarya ..Gusti mbetkahi Amin .

    ReplyDelete
  66. Sugeng dalu bu Tien ...
    Mugi JANGAN BAWA CINTAKU saged tayang kados kalawau dalu ...
    Sak derengipun jam 20 sampun tayang ....
    Bu Tien tansah wilujeng inggih ...

    ReplyDelete
  67. Sugeng dalu bu Tien ...
    Mugi JANGAN BAWA CINTAKU saged tayang kados kalawau dalu ...
    Sak derengipun jam 20 sampun tayang ....
    Bu Tien tansah wilujeng inggih ...

    ReplyDelete
  68. Para penggemar pembaca cerbung LG pada nunggu. . Jangan Bawa Cintaku...
    Aku ikut nunggu ..Bunda Tien semoga sehat selalu..
    Gusti berkahi...

    ReplyDelete
  69. Ikutan menunggu..
    Semoga aja ga ketiduran.

    Salam. Aduhai.

    ReplyDelete
  70. Alhamdulillah...
    Mtur swun bun...
    Mugi2 sehat slalu...

    ReplyDelete
  71. Alhamdulillah...
    Cerbung baruuuu...
    Makin semangat...
    Salam sehat selalu mbak Tien 💪😍

    ReplyDelete
  72. Alhamdulilah telah hadir cerbung baru yg ku tunggu. Jazakillah Bunda Tien. Semoga lancar dan sehat selalu

    ReplyDelete
  73. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Jangan Bawa Cintaku sdh hadir tetap memukau penggemarnya...

    Langganan sayur ibu Ika yg terbaru, kayanya dia isteri Leo...
    Cinta memang penuh liku...
    Semoga yg pengalamannya seperti Ika bisa menimba kekuatan, memelihara anak yg tdk berdosa... Tetap bisa mensyukuri sesuatunya.

    Semoga melalui cerbung ibu Tien penggemar lebih dewasa dlm segala hal...

    Matur nuwun ibu Tien, dalem nenggo lanjutnya...

    ReplyDelete
  74. Alhamdulillah kali ini bisa.
    Sudah sangat lama saya tidak berkesempatan bercerbung ria.

    ReplyDelete
  75. Ah.... Kiranya mereka akan segera bertemu dan saling mengenal kembali

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 42

CINTAKU JAUH Di PULAU SEBERANG  42 (Tien Kumalasari)   Arum terkejut, sekaligus tersipu. Ia melihat Listyo turun dari mobil dan menghampirin...