JANGAN BAWA CINTAKU 01
(Tien Kumalasari)
Ika Wijayanti meletakkan bakul dagangannya didapur. Sayur yang dijualnya tinggal sedikit. Ia memasukkannya kedalam kulkas agar besok bisa dijual kembali. Lalu dia duduk dikursi dapur, sambil meneguk air dingin yang sudah disiapkannya, lalu mengelap keringatnya yang membasahi dahi dan tengkuknya.
Perempuan cantik dan masih tergolong muda itu bekerja dengan menjual sayur keliling. Ada sepeda motor butut yang membantunya membawa dagangannya. Tak banyak pendapatan yang didapatnya, namun disyukurinya, karena pendapatan yang diterimanya cukup untuk membayar sewa rumah kecil yang ditempatinya bersama Ardian anaknya, dan membiayai sekolah anaknya yang sudah hampir lulus Sekolah Dasar. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal, sebelum Ardian dilahirkan. Mereka juga bukan orang berada yang meninggalkan banyak harta untuk Ika, anak tunggalnya. Hanya ada rumah kecil yang kemudian dijualnya, dimana sebagian uangnya ditabung dan sebagian lagi untuk modal berdagang sayur dan untuk menyewa rumah lain yang sederhana. Ia memang harus pergi dari kampungnya, yang telah menorehkan kenangan buruk atas hidupnya. Ia bersekolah sampai lulus SMA, dan tak mampu melanjutkannya karena orang tuanya keluarga tak mampu. Ia kemudian bekerja disebuah toko pakaian, yang hasilnya dipergunakan untuk makan bertiga bersama ayah dan ibunya. Ketika itu ibunya sudah sakit keras karena penyakit thypus yang terlambat ditangani, lalu meninggal tak lama kemudian.
Ada malam yang begitu buruk, yang mengatakan bahwa impiannya kandas, yang membuatnya terpuruk dalam derita berkepanjangan. Yang membuat ayahnya kemudian meninggal karena terlalu sedih memikirkan nasib anaknya.
Semuanya sudah berlalu, Ika telah berhasil melampaui semuanya.
Sekarang ini Ika tak merasa kekurangan. Ia dan Ardian bisa berpakaian pantas dan cukup makan, itu adalah anugerah. Tak banyak yang ingin diraihnya, kecuali membesarkan anaknya dan membuatnya menjadi orang.
Setelah cukup beristirahat, Ika memasak sayur karena tak lama lagi Ardian akan pulang sekolah. Ia hanya membuat sayur bayam dengan ceme, lalu menggoreng tempe dan tahu kesukaan Ardian.
Setelah selesai, ia menatanya di meja, lalu pergi mandi.
“Ibuu... Dian sudah pulang..” sebuah teriakan nyaring itu membuat senyum Ika terkembang. Ia sudah selesai mandi dan berpakaian bersih, lalu keluar menyambut buah hatinya.
“Sayang, bersihkan kaki tangan, lalu ganti pakaian kamu dengan yang sudah ibu siapkan,” Katanya sambil mencium ubun-ubun anaknya.
“Ibu masak apa hari ini ?”
“Masak enak, sudah sana cuci kaki tangan dulu, pakai sabun ya, yang bersih.”
“Ada tempe goreng nggak..”
“Adaa... Aduuh Dian, ibu kan tidak pernah lupa makanan kesukaan kamu.”
Ardian berlari kekamar mandi, Ika menunggunya didepan meja makan.
Bahagia rasanya, ketika sudah duduk berdua dengan buah hatinya.Hanya itu yang dia miliki, sebuah benih yang tumbuh menjadi besar, yang semula amat dibencinya, tapi kemudian sangat disayanginya.
Terbayang peristiwa mengerikan itu. Benci sekali bila mengingatnya, ketika pria tampan yang dicintainya hanya menginginkan tubuhnya, meninggalkan siksa dan kerak kering yang membakar hatinya. Meluluhkan cinta yang semula diagungkannya.
“Ma’af Ika, aku belum berani menikah, aku masih terlalu muda. Kedua orang tuaku akan murka,” jawabnya enteng ketika ia menuntut tanggung jawabnya.
Laki-laki muda nan tampan itu melenggang dengan nyaman, membiarkan tangis Ika melengking bahkan memenuhi angkasa.
Ika merasa dibodohi. Ia menurut saja ketika Leo mengajaknya berpesta, lalu entah bagaimana caranya, tiba-tiba dia tak sadar apa yang terjadi, dan ketika sadar ia sudah berada disebuah kamar, dan Leo terbaring disampingnya.
Ika bangkit dan melihat pakaiannya yang sudah tak karuan.
“Leo..! Apa yang kamu lakukan?” jeritnya sekuat ia bisa melakukannya.
Leo menggeliat, iapun tampak terkejut.
“Leo !!”
Ika membetulkan letak bajunya. Ia merasa ada yang aneh, ada yang berbeda.
“Leoooo..! Bisakah kamu menjawabnya?”
“Aku.. aku..” Leo gelagapan. Ia juga membetulkan semua pakaiannya, bahkan yang terserak dilantai.
“Aku tak tahu, bagaimana ini bisa terjadi.”
“Kamu sudah gila Leo !!”
“Ini.. pasti perbuatan orang-orang gila itu. Bukan aku.. aku tak sadar melakukannya. Ma’af Ika..”
“Kamu gila! Gila! Gila!!”
“Ma’af.. aku tak sengaja.. sungguh ini bukan keinginan aku..”
Ika terisak. Ia sangat mencintai Leo, laki-laki ganteng yang dikenalnya sejak mereka sekolah. Tapi dia tak ingin Leo mengotori cintanya dengan perbuatan busuk yang dilakukannya. Ia terus terisak, sampai ketika Leo menarik tangannya.
“Ayo aku antar pulang,” katanya lembut.
Ika menatap wajah tampan yang tampak pucat itu, dan melihat matanya yang kemerahan.
“Bagaimana dengan kejadian ini? Kamu menodai aku.”
“Kita pulang dulu, besok kita bicara lagi.”
Ika menurut, berharap keesokan harinya ada ungkapan rasa tanggung jawab dari Leo.
“Ibuuu... aku sudah selesai,” teriakan itu membuyarkan lamunannya.
“Oh, iya sayang.. ayo kita makan..” kata Ika riang.
“Asyiiik.. ada tempe goreng lagi..”
“Bukankah ibu selalu menggoreng tempe setiap hari?”
“Kemarin tidak kan, ibu memasak tempe yang rasanya manis, Dian nggak suka.”
“Ohh.. iya, ma’af.. itu namanya tempe bacem nak, nggak suka ya?”
“Enak yang ini..” kata Dian sambil menggigit tempe gorengnya.
“Baiklah, mulai sekarang akan ada tempe goreng untuk kesayanganku ini,” kata Ika sambil membubuhkan nasi dipiring anaknya.
“Ini sayur bayem, Dian juga suka.”
“Dian harus suka semua sayur, karena sayuran itu vitamin yang sangat bagus.”
“Iya, Dian tahu,” katanya sambil menyendok sayurnya.
Ika tersenyum, menatap wajah tampan buah hatinya tak berkedip.
“Dia seperti Leo, benar-benar sepeti Leo,” bisiknya dalam hati.
“Ibu mengapa tidak makan?”
“Oh... iya, ibu juga mau makan..” kata Ika sambil menyendok nasi dan sayurnya.
Lalu sambil menyuap makanannya, ia terus menatap wajah kecil yang dengan lahap menikmati nasi dan sayur bayamnya. Aduhai, Ika menyadari bahwa dia sangat mencintai laki-laki pemilik wajah tampan, yang dulu dengan sangat manis selalu membisikkan kata-kata cinta ditelinganya. Itu dulu, sebelum prahara malam itu melanda.
“Ibu, makanan Dian hampir habis, mengapa ibu tidak makan?” kata Dian ketika melihat ibunya hanya memegangi sendoknya.
“Aduuh.. anak pintar, iya.. ibu melihat kamu makan, jadi lupa menyuapkan makanan kemulut ibu sendiri,” jawab Ika sambil tersenyum.
“Nasinya mau nambah bu..”
“Oh, baiklah, ibu ambilkan atau ambil sendiri?”
“Ambil sendiri saja..”
Ika melanjutkan menyuap makanannya. Akhirnya ia harus melupakan semuanya. Merubah cinta kepada laki-laki yang telah meneteskan benih dirahimnya, menjadi kebencian yang tak akan terobati.
“Ibu, jangan lupa besok harus membayar uang sekolah dan uang untuk ujian ya. Besok batas terakhir pembayaran.”
“Iya sayang, sudah ibu siapkan. Ingatkan ibu kalau ibu lupa ya.”
***
Setiap pagi Ika berangkat lebih dulu, karena pagi-pagi sekali dia harus menjajakan sayurannya. Ia menyiapkan baju seragam anaknya dan sarapan, barulah berangkat. Dian sudah tahu apa yang harus dilakukannya sebelum berangkat sekolah. Berdandan rapi, sarapan, lalu mengunci rumah. Dian dan ibunya membawa masing-masing kunci rumah, supaya tidak kebingungan bagi yang pulang terlebih dulu. Sejak kelas empat ibunya mengijinkan Dian pergi kesekolah dengan naik sepeda sendiri, karena tempat sekolahnya tidak begitu jauh dari rumah.
Ika menjajakannya dari rumah kerumah, terkadang membawakan pesanan mereka. Banyak langganan yang harus dipenuhi permintaannya, dan para langganan biasanya puas atas pelayanan Ika. Kecuali ramah dan baik kepada semua orang, ia juga selalu membawa sayuran yang masih baru dan segar.
Sudah beberapa rumah yang dia layani pagi itu, ketika seorang wanita cantik berdiri ditengah gerbang rumahnya dan menghentikannya.
“Sayurnya masih banyak mbak?”
“Masih bu.. silahkan.. “ kata Ika sambil menstandard kan motornya lalu menurun kan semua dagangannya diatas tikar plastik yang selalu dibawanya.
“Masih banyak ya.. ada daging ?”
“Ada bu, dagingnya selalu yang bagus, ini ada yang satu ons an, ada yang seperempat kiloan. Daging ayam juga ada, tapi tinggal paha setengah kilo bu.”
“Aku mau yang seperempatan dua bungkus ya, daging sapi saja. Kentangnya ada ?”
“Ada bu, ini sekiloan..”
“Wortel, seperempat saja. “
Ika melayani pembelinya dengan sangat ramah. Ia menempatkan semua yang dibeli pelanggannya kedalam sebuah kantung plastik.
“Biasanya pembantu saya yang belanja dipasar, tapi hari ini dia pamit pulang ke kampung karena sakit. Yaah, agak repot aku mbak. Nggak tau sampai berapa lama nanti dia pulangnya, sementara suami aku tidak suka masakan yang beli diluar. Maunya memasak sendiri dirumah.”
“Benar bu, agak repot ya.. Bagaimana kalau ibu pesan yang akan dimasak besok, lalu saya bawakan ?”
“Oh .. bagus mbak.. boleh, aku ambil dulu uangnya sambil aku catatkan untuk belanjaan besok ya. So’alnya aku nggak suka kepasar. Kotor dan bau,” katanya sambil berlalu, tak lupa membawa belanjaan yang sudah dipesannya.
Ika mengangguk. Senang mendapat pelanggan baru, seorang wanita cantik. Tampaknya orang berada, rumahnya bagus, ada mobil bagus terparkir di halaman.
“Aduuh.. orang kaya itu segan ya kepasar tradisional? Kotor dan bau. Padahal aku setiap hari keluar masuk pasar. Nggak apa-apa sih untuk aku.. kalau nggak mau kotor dan bau.. ya nggak dapat duit ..” gumamnya sambil memasukkan kembali barang-barang dagangannya kedalam keranjang.
“Ini mbak, duitnya tadi, ini catatan pesanan saya untuk besok.”
“Baiklah bu... ini kembaliannya..”
“Sudah bawa saja dulu mbak, besok saya tinggal nambahin.. gitu kan enak.”
“Oh, ya sudah bu, terimakasih sudah belanja, saya permisi dulu..”
Wanita cantik itu mengangguk, lalu menutup gerbangnya dan masuk kedalam rumah.
***
Ika masih terus menjajakan barang dagangannya. Disebuah ujung jalan, beberapa ibu sudah menunggu. Ika berhenti sambil tersenyum.
“Agak siang sih hari ini, mbak Ika?” tanya seorang ibu.
“Iya bu, ma’af.. ada yang belanja agak banyak di gang sebelum ini,” jawab Ika sambil menurunkan barang dagangannya.
Ibu-ibu segera berebut mengambil sayuran yang dijualnya. Ika melayaninya dengan sabar. Bahkan ketika seorang ibu dengan nyinyir menawar dagangannya, ia tetap melayaninya sambil tersenyum manis.
“Mahal amat sih mbak Ika, biasanya sebiji juga seribu. Ini tiga biji duaribu boleh kan?” kata seorang ibu menawar buah ceme yang dipilihnya.
“Jangan dong bu, ya sudah untuk ibu duaribu limaratus saja.”
“Waduuh.. bu Kirman ini.. cuma limaratus rupiah saja kok ya ditawar, kasihan mbak Ika yang sudah bersusah payah menggendong dagangannya kemana-mana,” tukas ibu yang lain, yang sebel karena bu Kirman memang suka menawar.
“Lho, nawar ya boleh kan, namanya orang belanja, kalau bisa murah bukankah lebih irit?”
“Huhh..” ibu yang lain mencibir. Tapi Ika tersenyum saja.
Agak lama Ika melayani beberapa pembeli disitu, lumayan banyak ibu-ibu yang belanja.
Jam sepuluh pagi biasanya Ika sudah pulang.
***
Ketika itu sayur segarnya sudah hampir habis. Paling-paling tinggal satu atau dua ikat, yang akan dimasaknya sendiri nanti dirumah.
Ketika ia memasuki rumah, ia terkejut ketika melihat kartu pembayaran uang sekolah berikut uangnya masih tergeletak di meja.
“Aduuh, bagaimana Dian ini? Katanya ini hari terakhir. Harus aku susulkan ke sekolah nih. Tapi aku belum mandi.. bagaimana, badanku pasti bau.. nanti Dian malu ibunya kesekolah dengan tubuh bau sayuran, terkadang amis juga. Ya sudah, aku mandi dulu saja, nggak apa-apa seandainya Dian lapar dan aku belum sempat memasak. Masih ada sisa sayur dan telur.”
Lalu Ika segera mengangkat keranjang dagangannya turun, diletakkannya didapur, kemudian dia pergi mandi sebelum berangkat ke sekolah anaknya.
“Anak itu teledor sekali. Ribut mengingatkan ibunya, ee.. dia sendiri lupa membawanya. Menyesal tadi tidak aku masukkan kedalam tasnya sekalian,” omel Ika sambil masuk kekamar mandi.
***
Ketika sampai disekolah, banyak anak-anak bermain dihalaman. Rupanya memang sa’at istirahat. Ika mencari-cari diantara anak-anak itu, barangkali Dian sedang bermain bersama mereka. Tapi ia tak melihatnya. Mungkin sedang ada dibelakang sekolah atau apa, lalu Ika langsung masuk keruang guru.
“Selamat siang,” sapa Ika.
“Selamat siang bu, ada yang bisa kami bantu?” sambut salah seorang guru yang sedang berkumpul diruang itu.
“Saya mau membayar uang sekolah anak saya, dan uang untuk membayar ujian. Tadi sudah saya siapkan, rupanya dia lupa membawanya.”
“Oh.. iya, namanya juga anak-anak. Siapa anak ibu dan kelas berapa?”
“Namanya Ardian, kelas enam A, bu.”
“Iya lah, kelas enam, kan membayar uang ujian,” kata guru itu sambil tertawa.
“Mari silahkan duduk bu.”
“Namanya Ardian?” tiba-tiba salah seorang guru lainnya bertanya.
“Iya bu..”
“Saya wali kelasnya Ardian, tadi dia pamit pulang untuk mengambil uangnya yang ketinggalan.”
“Ya ampuun, jadi dia pulang ya, pantesan saya cari dihalaman tidak kelihatan. Pasti dia bingung uangnya sudah saya ambil.”
“Ya sudah bu, ibu bayarkan saja, nanti kan dia juga tahu kalau ibu sudah membayarkannya.”
“Baiklah bu.” Kata Ika sambil mengeluarkan kartu pembayaran Dian dan langsung membayarnya.
Melangkah keluar dari ruang guru, Ika mencoba mencari lagi apakah Dian sudah ada diantara mereka, ternyata belum ada.
“Aku tadi juga tidak memperhatikan kiri kanan sih, harusnya bersimpangan tadi, entah dimana,” gumam Ika sambil menstarter sepeda motornya, lalu keluar dari halaman sekolah.
***
Dian kebingungan, ketika dirumah tidak menemukan yang dicarinya.
“Tadi dimeja sini, kok nggak ada. Bukankah sebelum berangkat ibu meletakkannya disini? Apa aku lupa sudah aku masukkan kedalam tas ya? Tapi tadi sudah aku cari tidak ada tuh.”
Lalu Dian masuk kekamar, melihat barangkali tertinggal di atas tempat tidur, tidak ada juga. Dian kemudian keluar rumah dan menuntun sepedanya untuk kembali ke sekolah.
Jalanan sangat ramai siang itu, Dian mengayuh sepedanya pelan dan selalu minggir. Itu pesan ibunya wanti-wanti. Tapi Dian masih kepikiran tentang uang itu. Ia sama sekali tidak tahu bahwa ibunya sudah pulang dan sekarang mengantarkan uangnya ke sekolah.
“Bagaimana nanti aku bilang sama ibu guru ya. Uangnya nggak ada, lalu aku bayar pakai apa?” gumamnya sambil terus mengayuh sepedanya. Ia benar-benar bingung dan tak tahu harus melakukan apa.
“Apa aku mencari ibu dulu untuk meminta uang lagi ya? Pasti ibu marah, tapi daripada tidak membayar uang sekolah dan uang ujian, bukankah lebih baik dimarahi oleh ibu? Tapi harus mencari ibu kemana? Barangkali ibu masih berkeliling di kampung-kampung untuk menjajakan dagangannya. Tapi sesiang ini ibu sudah sampai dimana ?”
Lalu tanpa berfikir panjang, Dian menyeberang kekanan jalan, berharap akan bertemu ibunya digang yang ada didepan sana.
Dalam kebingungan Dian tak berpikir jernih. Tanpa menoleh kekiri dan kekanan, sepedanya nyelonong begitu saja.
Terdengar rem mobil berderit kencang. Dian terkejut lalu menghentikan sepedanya ditengah jalan. Dadanya berdegup kencang karena nyaris tertabrak mobil. Dengan wajah pucat pasi dia memutar sepedanya kembali ke pinggir. Tapi tanpa diduga pengemudi mobil itu turun dan menghardiknya.
“Kamu mau mati ?” hardiknya.
Wajah Dian pucat pasi.
“Diaaaan !” Ika melihat anaknya dari seberang jalan. Terkejut dia melihat ada seorang laki-laki menghardik anaknya, dan tampak sudah mengayunkan tangannya.
Mata laki-laki itu meredup, terpana melihat wajah anak kecil ganteng yang menatapnya dengan wajah pucat. Karena itulah maka dia tak langsung menamparnya. Ada sesuatu yang menarik dari si anak. Entah apa.
Sepasang mata anak kecil itu memandangi laki-laki ganteng yang nyaris menamparnya.
“Diaaan !” Ika kembali berteriak begitu sampai didekat anaknya. Tertegun memandangi laki-laki ganteng yang menatap Dian dengan tangan masih terangkat keatas.
***
Besok lagi ya
Sugeng dalu bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah....JBC 1sdh tayang Perdana
DeleteMaturnuwun mbk Tien telah menghibur secara gratis... tis
Smg selalu sehat dan mendapat ridho dr Allah SWT,Aamiin YRA
Selamat Mbk Laksmi Juara 1
DeleteMatur nuwun mbak Tien...cerbung baru.
DeleteSelamat datang Ika Wijayanti ...
Selamat mb Laksmie juara 1
DeleteMungkinkah ketemu bapaknya ?
DeleteCerita baru mulai, kita tunggu saja bagaimana sang dalang memainkan wayangnya.
Salam sehat mbak Tien ...dari sragentina selalu Aduhai.
Selamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗
DeleteHey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Malam jugaa..
DeleteAlhamdulillah cepat tayang.
Maksiih ibu.. Sehat selalu yaa.
I love yu bu Tien
Ya ketinggalan..
DeleteSyukurlah sudah terbit... terima kasih bunda Tien..
Puji Tuhan..sehat Bunda
Salam NKRI ... ADUHAIIIIII.
DeleteTerima kasih mbak Tien ... atas hadirnya episode baru JANGAN BAWA CINTAKU.
Salam hangat kami dari Yogya.
Alhamdulillah tayang gasik.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien. Semoga sehat selalu.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMaaf nih keliru nunul😁😁
DeleteAlhamdulillah sdh hadir yng ditunggu.....JBC dueun mb Tien 🙏
ReplyDeleteJBC 01 suwun mb Tien 🙏
ReplyDeletePuji Tuhan ....
ReplyDeleteJangan bawa cintaku sudah terbit ....masih sore saat aku masih belum ngantuk
Maturnuwun bu Tien
GBU
Alhamdulillah sudah muncul cerita baru , terimakasih Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang gasik JBC 01 trmjsh mb Tien 🙏
ReplyDeleteAlhsmdulillah JBC 01 sampun tayang
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien.
Alhamdulillah cerbung baru, terimakasih Ibu Tien
ReplyDeleteSami2 mas Bambang Pramono
DeleteSalam ADUHAI
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Waduuuuh,, aku telaaaat, ayo2 balapan di mulai,,, dan Comment terADUHAI di tunggu,, nnt saya bikinkan piagamnya,, semangat ya,,,kita seduluran selawase,, salam ADUHAI,,,,pokoke gayennnng.....
DeleteMas Rinto mesti lucuuu
DeleteSalam ADUHAI..
terima kasih bu tien ...cerbung barunya ...mengawali malam nan indah ...pasti penuh cerita cinta yg seru ..mengemaskan dan membuat kami menantikan pukul 21:00 dg penuh harapa dan berlomba menulis comment...
Deletesehat slalu ya bu ....
salam aduhaaiii dr Semarang
Nama tokoh nya hampir mirip nama saya Bu Tien, jadi semakin larut terbawa tokohnya .....jangan2 yang hampir menabrak adalah Leo, semoga Ardian gak dibawa oleh Leo setelah tahu itu anaknya...salam Seroja Bu Tien
DeleteCilacap hadir
DeleteAlhamdulillah Cerbung baru JANGAN BAWA CINTAKU Episode perdana sudah tayang. Matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
DeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Selamat pagii Ibu... semoga sehat selalu..,
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSelamat datang cerbung baru. .. .salam sehat selalu bu tien..
ReplyDelete.
Trm.kasih bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien cerbungnya
Alhamdulillah, cerbung JBC karya mbak Tien tayang gasik, matur nuwun smoga sehat selalu injih, wassalam dari Cibubur
ReplyDeleteMatur Suwun Bu Tien akhirnya cerbung baru sdh tayang. Salam ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah, akhirnya cerbung baru sudah mulai.
ReplyDeleteTerima kasih, matur nuwun Bu Tien.
Semoga njenengan pinaringan sehat wal afiat.
Aamiin Yaa Rabbal alamiin.
Saking Jember tansah ngantu-antu babare lelakon.
Asiikkk... makasih Mbak Tien sayang
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien cerbung barunya.
Semoga ibu sehat selalu.
Bu Tien, mau tanya Dian itu wanita apa pria yaa..
ReplyDeleteAtau sdh dijelaskan diatas, tapi saya ga baca.. Maaaf
Maksiih
Namanya Ardian.. hayoo pantesnya nama cewek atau cowok yaà
DeleteSalam ADUHAI
Ya cowok lah bu tien , anaknya ganteng seperti leo, dan oleh pengendara mobil mau ditempeleng, kalau cewek kan nggak mungkin
DeletePanes nya cowo, dan ngguanteng..
DeleteAlhamdulillah, Jangan Bawa Cintaku dah terbit n tayang,... makasih Bun Tien.
ReplyDeleteSy doakan semoga Bun Tien akan senantiasa dlm lindungan Allah SWT dan diberikan kesehatan yg prima oleh-Nya, ... Aamiin YRA.
Tks mbak Tien Jangan bawa cintaku sdh tayang,tangan yg mau melayang ke muka Ardian pasti Ayahnya nih hahaha sok tahu ya mbak Tien .
ReplyDeleteSalam sehat2 mbak Tien dr Tegal
Matur nuwun b Tien, "JANGAN BAWA CINTAKU" sdh mulai digelar...
ReplyDeleteSalam dari Rewwin....
21:05
Asyikkkk cerbung baru.... Terimakasih bunda Tien sehat sll.... Maaf paling bontot koment nya hehehe 😘😘😘😘
ReplyDeleteMungkin Leo...
ReplyDeleteHampir menampar Dian...
Menyedihkan awal... endingnya bahagia
Terima kasih Bunda Tien..sehat selalu
Terima kasih bu Tien cerber barunya. Judulnya saja menarik awal cerita sudah menarik ..Semoga bu Tien sehat selalu sehingga bisa menulis cerber cerber yang banya. Aamiin. Selamat berkarya
ReplyDeleteMakasih bunda ...Cerber barunya.
ReplyDeleteSalam sehat dari tasikmalaya
Trims bu tien...kayaknya bagus ceritanya...lanjut bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah,sdh cerbung baru,sehat2 terus bu Tien,terima kasih
ReplyDeleteMakasih mbak Tien.... Siapa ya laki laki itu? Apakah Rio ya?
ReplyDeleteWaduh....baru mulai sudah bagus sekali...Semoga bu Tien sehat selalu..
ReplyDeleteAlhamdulillah cerbung baru sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah CERBUNG baru sudah muncul.
ReplyDeleteMakasih ya Bun, tetap sehat dan selalu semangat.Met malam dan met istirahat
Asiiik nih cerita barunya. Terima kasih mba Tien. Salam hangat selalu
ReplyDeleteAlhamdulilah terimakasih bunda... Sehat selalu bunda sayang
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah muncul cerita barunya... Terimakasih bundaa...
ReplyDeleteBunda kalau boleh tau buah ceme itu apa? Penasaran...☺️
Ceme adalah oyong..
DeleteSalam ADUHAI
Met malam Mbak tien, terima kasih ada cerbung baru.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien sehat² selalu.
Salam sejahtera bersama keluarga.
Terimakasih bunda Tien JBC perdana telah hadir.
ReplyDeleteSalam aduhai dari kota Malang 🙏
terima kasih. cerbung baru nya sudah hadir mlm ini....suwun mb Tien..sehat selalu
ReplyDeleteSelamat malam mbak Tien..
ReplyDeleteTrimakasih cerbung baru...pasti seruu coretan pena mbak Tien..
Setia selalu nunggu lanjutannya..
Salam sehat dr bandung..🙏
Belum selesai bacanya, tapi diawal ceritanya mengingatkan novel dari marga t, dgn judul "badai pasti berlalu", mudah²an lebih seru dari cerita badai pasti berlalu.
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien cerita baru sdh muncul. Buah ceme itu apa ya? Smg mbak tien sehat selalu
ReplyDeleteCeme itu oyong.. jeng Nanik..
DeleteSalam ADUHAI
Matur nuwun... Mbak tien jadi tambah kosa kata. Salam Aduhai kembali. Jadi ingat lagunya Camelia Malik "Aduhai "
DeleteTerima kasih bu Tien... waduh... baru mulai udah langsung bikin deg deg an... pupil mata sampai ikut melebar membayangkan Dian nyaris ketabrak dan di tambah lagi (kayaknya) ayahnya mau memukul anaknya sendiri... jadi ikut tegang
ReplyDeleteHehee.. tenang jeng dokter..
DeleteSalam ADUHAI yuuk..
Alhamdulillah ..... terima kasih bu tien yg telah meluncurkan cerbung baru : jangan bawa cintaku dengan tokoh idola - ika wijayanti
ReplyDeleteSemoga lanxar jaya dan untuk bu tien sekelg semoga sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT
Selamat malam untuk semua pecinta cerbung dan selamat beristirahat
Assalamu'alaikum
terima kasih mbk tien atas cerbung barunya ....smg mbk tien selalu sehat
ReplyDeleteAlhamdulillah cerbung baru sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam Aduhai dari Bekasi
Wah jangan2 Leo yg mau menabrak Dian.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu.
Selamat datang JBC... terima kasih Bu Tien buat cerbung barunya. Salam Aduhai dari Ngaliyan - Semarang. Sehat² terus buat Bu Tien 🙏
ReplyDeleteAwal.cerita sdh baper bu Tien
ReplyDeletebakalan seru pastii
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC perdana sudah tayang
ReplyDeleteSalam Aduhai bu Tien, semoga sehat selalu
Alhamdulillah JBC perdana sudah tayang
ReplyDeleteSalam Aduhai bu Tien, semoga sehat selalu
Alhamdulillah Cerbung baru JANGAN BAWA CINTAKU sudah tayang.
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien Kumalasari..🙏
Alhamdulilah cerbung JBC 01 sdh tayang pas di tgl. 11 Maret 2021 tepat di hari jd UNS universitas kebanggaan Kota mb Tien lahir dan berdomisili... H-11 ya dr hbd?... Menilik judul (sptnya yg hampir menabrak Ardian adalah Leo) ... Jgn terjd Leo sdh berkeluarga tp blm dikaruniai keturunan?.. ketika tahu ibu dr anak yg akan ditabrak adalah IKA... Inikah awal konflik cerbung jbc memperebutkan Ardian? Jwbn nya menunggu alur crt selanjutnya. Slm seroja utk mb Tien dan kita semua... Nglilir pagi dinihari ...
ReplyDeleteCerbung JBC 1... Alhamdulillah bu Tien sehat..aku baru sempat baca yaa Allah semoga..kita pembaca juga jaga kesehatan.Aamiin
ReplyDeleteMenunggu JBC 2
ReplyDeleteMenunggu JBC 2 😊
ReplyDeleteLeo kah lelaki itu... ???
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah cerita baru sdh terbit. Maturnuwun Bu Tien, semoga sehat dan semangat selalu.Aamiin...
ReplyDeleteTadi malam sudah siap menunggu cerita baru, 😀 malah ketiduran ...
ReplyDeleteUdah ada yg baru nih, maturnuwun ya ibu,semoga sll sehat
ReplyDeleteMksh mb Tien. Baru sempat baca pagi ini.
ReplyDeleteTrimakasih bunda Tien,telah dihadirkan cerbung baru.Kayaknya seru nih...
ReplyDeleteMengingatkan kita pada jaman masih pakai bando dulu....aduhaii
Pacaran sih boleh,tapi harus hati"jangan sampai ada setan lewat.
Salah langkah terlalu percaya sama pacar nasibnya seperti si Ika Wijayanti....
Maaf Ika...aku blm berani menikah aku msh terlalu muda kedua orang tuaku akan murka.
Sepenggal kalimat yg membuat kita bergidik....
Enak banget ya kamu pacarnya Ika jadi cowok,setelah mereguk manisnya madu kamu campakkan begitu saja,bahkan kamu bisa melenggang dg nyaman membiarkan tangis Ika melengking memenuhi angkasa.
Lika liku perjuangan Ika tertunya msh sangat panjang...
Dengan kesabaran ketulusan dan tentunya dg memohon ampun kpd Yang Maha Kuasa smg Ika bisa melewati keterpurukannya dari kenangan pahit berkepanjangan yg ditorehkan kekasih hatinya, smg Ika bersama Ardian anaknya, nantinya bakal menemui kebahagiaan.
Sepertinya yg nyaris nabrak Ardian bapaknya sendiri nggih bunda...hehe kepo nih...
Smg bunda Tien sll sehat shg sll bisa menghadirkan hiburan berupa cerbung yg banyak ditunggu para penggemarnya.
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Jeng Wiwik.. asyik nih komennya..
ReplyDeleteSalam ADUHAI yuuk..
Trimakasih bunda
DeleteSlnt siaang mba tien.. Mkshy dgn cerbung barunya.. Msihblm mudeng nih mba.. Apakah ada sambungan yg pernah kita bc.. Slmsehat. Semangat. Aduhaidri skbmimuyaabg🥰🥰
ReplyDeleteChapter-01 JBC sudah membuat mataku berlinang-linang. Kasihan Ika. Sudah yatim piatu dan dinodai laki-laki yang mau enak-nya sendiri, lalu Ika harus berjuang sendiri menghadapi hidup yang ndak ada kompromi bagi-nya. Aku mau siapin tissue yang banyak aaah... Hehehe...
ReplyDeleteBundaaa... TERIMA KASIH ya sudah melanjutkan CerBer yang baru ini. Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat yaaaaa....
Alhamdulillah, sudah terbit cerbung baru.....terima kasih Bu Tien......
ReplyDeleteSemoga Ibu sehat dan bahagia selalu....Aamiin
Terimakasih mBak Tien cerita baru jangan bawa cintaku, sehat sehat selalu doaku. "Dian!!"
ReplyDelete"Oh.. kamu.. setelah kamu terlantarkan selama ini mau kau apakan!?" Teriak Ika penuh emosi..
adakah bisa menangkap pesan singkat ini?
Udah nggak model sekarang mah; we ak yang laku, pideo kol biar bisa sekalian kelihatan, nggak perlu emotikon, peduli amat jaringan buruk apa enggak, sana sini masih sering putus.. kaya telepon jadul.
Alhamdulillah. Wilujeng sonten mbak Tien, smg sehat dan semangat selalu
ReplyDeleteNgintip ah...jangan bawa cintaku pergi oh..wow wow
ReplyDeleteSelamat sore Bunda...
Kelihatan nya asyik.. ceritanya
Jadi ketagihan baca cerbung bunda Tien..
Baru sempat baca nih ...trimakasih bu Tien untuk cerbung barunya semoga bu Tien sehat2 selalu dan tetap semangat berkarya ..Gusti mbetkahi Amin .
ReplyDeleteSugeng dalu bu Tien ...
ReplyDeleteMugi JANGAN BAWA CINTAKU saged tayang kados kalawau dalu ...
Sak derengipun jam 20 sampun tayang ....
Bu Tien tansah wilujeng inggih ...
Sugeng dalu bu Tien ...
ReplyDeleteMugi JANGAN BAWA CINTAKU saged tayang kados kalawau dalu ...
Sak derengipun jam 20 sampun tayang ....
Bu Tien tansah wilujeng inggih ...
Para penggemar pembaca cerbung LG pada nunggu. . Jangan Bawa Cintaku...
ReplyDeleteAku ikut nunggu ..Bunda Tien semoga sehat selalu..
Gusti berkahi...
Ikutan menunggu..
ReplyDeleteSemoga aja ga ketiduran.
Salam. Aduhai.
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur swun bun...
Mugi2 sehat slalu...
Alhamdulillah...
ReplyDeleteCerbung baruuuu...
Makin semangat...
Salam sehat selalu mbak Tien 💪😍
Alhamdulilah telah hadir cerbung baru yg ku tunggu. Jazakillah Bunda Tien. Semoga lancar dan sehat selalu
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Jangan Bawa Cintaku sdh hadir tetap memukau penggemarnya...
ReplyDeleteLangganan sayur ibu Ika yg terbaru, kayanya dia isteri Leo...
Cinta memang penuh liku...
Semoga yg pengalamannya seperti Ika bisa menimba kekuatan, memelihara anak yg tdk berdosa... Tetap bisa mensyukuri sesuatunya.
Semoga melalui cerbung ibu Tien penggemar lebih dewasa dlm segala hal...
Matur nuwun ibu Tien, dalem nenggo lanjutnya...
Alhamdulillah kali ini bisa.
ReplyDeleteSudah sangat lama saya tidak berkesempatan bercerbung ria.
Ah.... Kiranya mereka akan segera bertemu dan saling mengenal kembali
ReplyDelete