A Y N A 19
(Tien Kumalasari)
“Sekarang makanlah, aku ambilkan ya, nasi soto saja? Mau?”
Ayna mengangguk, karena memang dia lapar. Tapi kemudian dia ingat bahwa tak punya uang sepeserpun.
“Tidak ...tidak bu.. sudah cukup.. minum saja..”
“Mengapa ? Tidak suka soto? Mau yang mana, ayo lihatlah, ada banyak macam lauk diwarung ini.”
“Tidak, saya... saya tidak punya uang..” katanya lirih.
“Ya ampuun.. aku tidak minta bayaran. Aku kasihan melihat kamu hampir pingsan karena kelaparan. Sudah jangan pikirkan.”
Si ibu warung yang baik hati itu kemudian datang mendekat sambil membawa semangkuk nasi soto yang masih panas. Harum bawang goreng ditaburan soto itu membangkitkan selera Ayna yang memang sedang lapar.
“Ayo, makanlah.. apa harus aku suapin?”
“Tidak, saya makan sendiri....”
Ayna mengaduk-aduk nasi soto itu dan menunggu panasnya berkurang, kemudian menyuapnya perlahan.
“Enakkah?”
“Sangat enak..terimakasih bu.”
Ibu warung menunggui Ayna makan sambil menatapnya lekat-lekat. Dua orang pelayan baru datang, memandangi majikannya yang tampak sangat memperhatikan ‘tamu’nya, tapi tak berani bertanya. Mereka merampungkan pekerjaan majikannya, menyiapkan segala sesuatunya apabila pembeli datang.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Oh ya, kamu boleh memanggil aku bu Tarni.”
Ayna mengangguk, lalu menjauhkan mangkoknya dari hadapannya.
“Mau nambah?”
Ayna menggeleng. Ia meraih sisa teh di gelasnya dan meneguknya pelan.
“Apa yang terjadi pada diri kamu, Winarni?”
Ayna menggeleng.
“Kamu tak mau menceritakannya? Melihat keadaanmu yang pergi tanpa membawa apa-apa, tampaknya kamu kabur dari rumah. Benarkah ?”
Ayna mengangguk.
“Dimarahi orang tua?”
Ayna menggeleng.
“Lalu apa? Aku tidak boleh tahu?”
Ayna tiba-tiba menangis.
“Ya sudah, tidak apa-apa kalau tidak mau mengatakannya.”
“Saya.. lupa semuanya..”
“Lupa bagaimana?”
“Saya sakit, tak ingat apa-apa.”
“Sedikitpun tak ingat?”
“Hanya nama saya, dan bahwa saya punya suami.”
“Kamu sudah punya suami?”
Ayna mengangguk.
“Kamu kabur dari suami kamu?”
“Saya tidak suka dia..saya benci dia..”
“Kenapa? Dia jelek? Tidak sebanding dengan wajah kamu yang cantik ayu?”
“Dia sudah tua...”
“Ya ampun, mengapa orang tua kamu menikahkan kamu dengan orang tua? Apakah dia kaya raya?”
“Entahlah. Saya juga lupa siapa orang tua saya.”
“Ya ampuuun... kamu sakit Winarni?”
“Saya kabur dari rumah sakit, ketika suami saya mau mengajak saya pulang.”
“Aduuh.. bagaimana ini?”
“Dengan apa saya harus membayar makanan ini?”
“Kamu tidak usah membayar apapun. Tinggallah disini membantu aku berjualan.”
“Saya ...?”
“Kalau kamu menolak, lalu kamu mau kemana?”
Ayna menggeleng. Ia benar-benar tidak tahu harus pergi kemana.
“Win, tinggallah disini sampai ingatan kamu pulih, baru kamu boleh pergi. Barangkali nanti juga kamu sudah ingat siapa orang tua kamu dan dimana rumah kamu. Bagaimana?”
“Saya menyusahkan..”
“Aku tinggal dirumah sendirian. Anakku satu, tapi bekerja diluar kota dan jarang pulang. Mereka itu pegawai warung kecil ini, membantu melayani kalau ada pembeli, dan juga bersih-bersih,” kata bu Tarni sambil menunjuk kearah kedua pembantunya yang sedang mengelap piring-piring dibalik pintu kaca.
Ayna menatap mereka sekilas.
“Kalau siang ada yang membantu aku memasak, tapi sore hari mereka sudah pulang.”
“Baiklah, saya akan membantu ibu. Jadi saya harus tidur di warung ini?”
“Tidak, rumahku ada dibelakang warung. Ayo ikut aku, kamu tampak letih.”
Bu Tarni yang baik hati segera mengajak Ayna kebelakang.
Ada rumah kecil di belakang warung itu. Rumah yang lumayan bagus, dan tertata rapi.
“Ayo masuk..” bu Tarni menggandeng tangan Ayna.
Ayna mengikuti dengan perasaan tak menentu. Ia merasa bahwa ia tak akan kerasan tinggal disebuah rumah yang asing.
“Ini kamarku..” kata bu Tarni lagi sambil menunjuk kesebuah ruang, lalu membukanya sedikit.
“Sebuah kamar yang apik, dan berbahu harum, “ bisik Ayna.
“Ayo aku tunjukkan kamar untuk kamu.”
Bu Tarni membuka sebuah pintu kamar, sedikit gelap karena jendelanya juga tertutup. Lalu dinyalakannya lampu, sehingga kamar itu menjadi terang.
Tak ada wewangian dikamar itu, karena tak berpenghuni.
Bu Tarni membuka almari, kemudian mengambil seprei, selimut dan sarung bantal di almari itu. Lalu ia mengalasi kasur diranjang yang tidak begitu besar itu. Ayna membantunya.
“Nanti kamu boleh tidur disini. Sebentar, tinggal memasang sarung bantal dan guling, lanjutkan ya, aku akan mengambil baju ganti untuk kamu,” kata bu Tarni sambil beranjak keluar kamar.
Ayna melanjutkan memasang sarung bantal dan guling.
“Kamar ini nyaman, jauh beda nya dengan kamar dirumah sakit yang berbau obat dan mencerminkan suasana ngeri, apalagi kalau Sumar datang, lebih-lebih laki-laki bernama Sarjono yang mengaku suami aku. Benarkah aku isterinya? Apa salahku sehingga orang tuaku menikahkan aku dengan laki-laki tua dan menjengkelkan itu?” gumamnya lirih sambil merapikan kembali alas tidur itu.
“Win... ini baju ganti untuk kamu, ada beberapa punyaku, sudah kekecilan karena sekarang aku gemuk. Ini baju-baju waktu aku masih langsing,” kata bu Tarni sambil meletakkan beberapa potong baju diatas kasur.
“Sudah rapi kasurnya, sekarang aku tunjukkan kamar mandinya,” katanya lagi sambil menggandeng Ayna kekamar mandi.
“Nah, nanti mandilah dan ganti pakaian kamu. Kalau mau air hangat menjerang air dulu sebentar. Dapurnya disebelah situ.”
Ayna hanya mengangguk.
“Oh ya, di kamar mandi ada almari kecil, ada sikat gigi baru masih dalam plastik, pakai saja. Semua ada disitu, sampo, sabun, pasta gigi.”
Ayna mengangguk lagi.
Lalu bu Tarni menggandengnya lagi ke kamar.
Ia membuka lagi almari dan mengambil sehelai handuk.
“Ini handuk. Mandilah agar badan kamu segar, kemudian ganti bajumu, dan istirahatlah.”
Bu Tarni kemudian kembali ke warung.
Dua orang pembantunya sedang melayani pembeli. Sebenarnya mereka sudah pintar tanpa bu Tarni membantunya. Tapi bu Tarni tak bisa melepaskannya begitu saja. Ia harus melayani tamu dengan sebaik-baiknya.
“Aku kasihan sama gadis itu, tampaknya dari keluarga baik-baik, dan sedang kebingungan,” katanya tanpa ditanya oleh kedua pembantunya.
“Ibu belum mengenal sebelumnya?”
“Tadi dia hampir pingsan karena kelaparan didepan warung, lalu aku memgajaknya masuk, memberinya makan dan minum. Entah mengapa, aku merasa iba melihatnya. Dia butuh pertolongan.”
“Tapi ibu harus hati-hati.”
“Apa maksudmu?”
“Jaman sekarang banyak penjahat yang berpura-pura. Pura-pura lapar, pura-pura sakit, lalu dia menipu, bahkan merampok.”
“Jangan gila kamu. Dia sangat lemah dan pucat,” kata bu Tarni kesal.
“Bagaimanapun ibu harus hati-hati. Saya lihat ibu memberinya perhatian yang sangat besar kepada orang yang belum pernah ibu kenal.”
Bu Tarni duduk sambil melihat makanan yang siap dihidangkan kepada tamu nya, lalu mengangguk, dan salah satu pelayan membawa nya ke depan.
“Entah kenapa, aku merasa iba melihat dia. Dia tidak ingat apa-apa, tidak membawa apa-apa, Sepeser uangpun tidak.”
“Mudah-mudahan dia bukan orang yang bermaksud buruk.”
***
“Bagaimana kabarnya mas, belum ada titik terang ya?” tanya Bulan ketika Bintang mau mulai praktek sore itu
“Aku sudah berusaha mencari bersama Nanda, sudah lapor polisi juga, dan sudah pasang iklan di beberapa koran. Tinggal menunggu hasilnya. Sedih aku.”
“Mas sungguh-sungguh mencintai Ayna?”
“Dia gadis yang sangat istimewa.. aku sangat mrindukan segera ketemu dia..”
“Itukah cinta ?”
“Ini mungkin cinta.”
“Bagaimana dengan mas Nanda?”
Bintang menghela nafas berat. Kalau harus bersaing dengan sahabat, Bintang tak tahu harus bagaimana. Pasti sangat rumit..
“Rumit kan ?” kata Bulan seperti merasakan apa yang dirasakan Bintang.
“Entahlah.. tapi persahabatan itu kan lebih dari segalanya. Tak harus putus walau ,,”
“Walau kecintaannya direbut ?”
“Mestinya begitu..”
“Kakakku hebat ya.. semoga bisa meraih cinta kamu ya mas..”
“Kamu adikku yang baik, semoga kamu juga mendapatkan laki-laki baik yang sangat mencintai kamu,” kata Bintang sambil mengacak rambut adiknya, kemudian berlalu ketempat praktek. Ada perasaan haru dihati Bulan, kalau sampai kakaknya tak berhasil meraih cintanya nanti. Bulan mengantarkannya sampai ke teras.
Ia hampir masuk kerumah ketika sebuah mobil memasuki halaman.
“Mas Nanda? Mau apa kemari lagi? Bukankah mas Bintang sedang praktek?”
“Bulaaan...” teriak Nanda begitu turun dari mobil dan berjalan ringan mendekati Bulan.
“Mas Bintang baru saja mulai praktek. Malam ini pasiennya banyak. Yang terdaftar saja ada enam, nggak tahu kalau nanti ada tambahan lagi,” kata Bulan.
“Aku tahu, dokter ganteng dan pintar pasti banyak pasiennya. Yuk jalan-jalan.”
“Lhoh, mas Nanda ngajakin aku jalan-jalan?”
“Iya, kamu sudah mendengarnya kan?”
“Sambil mencari jejak Ayna kan ?”
Nanda tertawa.
“Iya, siapa tahu nemu..”
“Ayuk masuk, bapak sama ibu ada didalam. Harus pamit dulu dong.”
“Iya, aku tahu..”
***
“Pasti sudah banyak orang yang membaca iklan itu,” kata Bulan dalam perjalanan bersama Nanda.
Nanda menjalankan mobilnya pelan, sambil matanya mengawasi kiri dan kanan jalan.
“Semoga ada hasilnya,” jawab Nanda.
“Mungkinkah Ayna berjalan-jalan terus sepanjang dua hari ini ?”
“Entahlah.. kita kan hanya berusaha.”
“Ayna gadis yang sangat istimewa. Banyak laki-laki memperebutkannya,” gumam Bulan.
“Aku tidak memperebutkan...”
“Menginginkan..? Oh.. aku ganti kalimat aku, banyak laki-laki menginginkannya.. begitukah?”
Nanda tertawa.
“Kamu bisa saja..”
“Benar kan ?”
“Aku hanya menginginkan dia selamat...”
“Lalu...?”
“Biarlah waktu yang menjawabnya..”
“Diplomatis sekali.. tapi aku bisa menangkapnya kok..”
“Kamu memang pinter, cerdas, cantik...”
“Ehem...”
“Kok ehem sih...”
“Ya senang lah aku dipuji, kirain cuma Ayna saja yang cantik, aku juga cantik...”
“Yakiiin lah bahwa kamu memang cantik..”
“Ehem...”
“Terkadang kamu nggemesin ya?”
Lama-lama Nanda bukan melihat kekiri kanan jalan, tapi sering melirik kearah kirinya, dimana si Bulan cantik sedang tersenyum-senyum menggemaskan.
“Mana sih mas, hari sudah malam, mana bisa mencari seseorang ditengah keramaian begini?” kata Bulan mengalihkan perhatian Nanda. Ia tahu Nanda sering melihat kearahnya dan itu juga membuat hatinya berdebar. Aduhai, apa yang sebenarnya terjadi pada kedua anak manusia ini?”
***
Ayna sudah selesai mandi. Hari mulai gelap. Ia mengenakan pakaian yang diberikan bu Tarni. Pas sekali ditubuhnya. Rupanya bu Tarni yang sedikit gemuk dulunya juga langsing seperti dirinya. Ia meraih sisir yang terletak di meja disamping tempat tidur. Ada yang terasa aneh ketika melihat kearah rambutnya. Sudah lama dia tidak bercermin, dan ketika melihat kearah cermin, ia merasa ada yang salah, entah apa.
“Benarkah rambutku pendek sebatas bahu? Rasanya aneh,” gumamnya perlahan.
Ia mengelus rambutnya perlahan.
Ayna tak mengerti, atau tak sadar ketika sebelum dibawa kerumah sakit oleh Sumar, rambutnya yang panjang tergerai sampai ke pinggang telah dipotongnya sampai sebatas pundak. Itu atas usul atau saran Sarjono, agar Ayna punya penampilan berbeda. Dia juga membuang hijab yang semula dipakainya.
“Ah, entahlah. Aku tak ingat apapun, sedih sekali rasanya. Dan semakin aku mencoba mengingat, kepalaku terasa sangat pusing.
“Dimana rumahku, siapa orang tuaku.. Duuh, aku hanya ingat namaku, Winarni dan Sarjono suamiku. Aku benci situasi ini. Sungguh aku benci laki-laki bernama Sarjono. Aku ingin bertemu orang tuaku, dan menolak dijadikan isterinya. Tapi sudah berapa lama aku menjadi isterinya? Mengapa aku jijik melihat wajahnya? Seakan dia bukan orang yang baik. Mengapa bapak.. mengapa ibu.. aku diperisteri olehnya?”
Lalu titiklah air matanya. Ia memegangi kepalanya yang kembali terasa berdenyut. Lalu ia menghampiri tempat tidur dan membaringkan tubuhnya disana.
Ia mencoba mengendapkan pikirannya. Ia lebih memikirkan orang baik yang tiba-tiba menolongnya, memberi dia minum dan makan, lalu memberi dia tumpangan, memberi pakaian pengganti, memberi perhatian.
“Beruntungnya aku bertemu dia..”
Lalu tiba-tiba pintunya terbuka, dan wanita baik itu muncul.
“Win, aku lupa, apakah kamu seorang muslim?”
Ayna mengangguk.
“Aku membawakan mukena untuk kamu, sudah lewat sa’at maghrib.”
Bu Tarni meletakkan mukena dibawah kakinya.
Ayna bangkit, lalu meraih mukena itu.
“Bersholatlah, aku sudah tadi, sekarang mau kembali ke warung.”
Ayna mengangguk lagi.
“Setelah itu tidurlah, kamu tampak lelah,” katanya sambil melangkah keluar dari kamar.
Ayna bangkit, menggelar sajadah, mendekap mukena yang diberikan bu Tarni.
“Sudah lama aku tidak pernah melakukan ini. Bukankah kalau sholat aku harus berwudhu?”
Ayna meletakkan mukena diatas sajadah, lalu keluar untuk berwudhu di kamar mandi.
Ketika kembali dan mengenakan mukena, Ayna merasa hampir melupakan semua do’a yang harus diucapkannya. Lalu ia bersimpuh diatas sajadah, dan menangis terguguk disana.
“Ya Allah ya sesembahanku, tuntunlah aku untuk bersembah kepadaMu..”
Perlahan ia bersujud, dan mengucapkan do’a yang diingatnya.
Lalu ia kembali membaringkan tubuhnya setelah melipat mukena dan sajadahnya.
Ia memejamkan matanya, mencoba mengingat semua do’a.
“Nanti aku akan minta bu Tarni, barangkali punya buku tuntunan sholat, agar aku bisa bersujud dengan sempurna,” bisiknya sambil memejamkan matanya.
Ayna hampir terlelap, ketika tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya. Ayna membuka matanya. Dan terkejut melihat seorang laki-laki berdiri didepan pintu.
“Hei !! Siapa kamu?” laki-laki itu berteriak.
***
Besok lagi ya.
No 1
ReplyDeleteAlhamdulillah mbk Tien sdh sehat...
DeleteAYNA 19 tayang gasik banget...
Sehat terus nggih mbk
Selamat malam Bu Tien matur nuwun tayang gasik.
DeleteSelamat jeng Nani, ternyata wis jaga gawang gawang ...ta.
Jeng Nani juara nginceng,... horeeee 👏👏👏
DeleteSugeng dalu mbak Tien.... Mugi tansah pinaringan sehat wal Afiat.... Semangaaat
Doaku selalu..Salam sayang dr Surabaya ❤️🤗🥰😍
Selamat mbak Nani juara 1 aduhaii
DeleteTerima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayoooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, dan isi biodatamu,,, lalu SIMPAN,, mudahkan......
Alhamdulillah mbak Tien sampun sehat...semoga selalu diberikan kelimpahan nikmat sehat untuk terus berkarya menghibur para penggemar...aamiin 🤲
DeleteSelamat mvak Nani juara 1 👏👏👏
DeleteTerima kasih mbak Tien ... AYNA 19 sudah tayang.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Waaahhh....
ReplyDeleteMb Nani nomor wahit...
Selamat mbak ...
Maturnuwun bu Tien ...
ReplyDeleteAyna sampun tayang ....
Bu Tien sampun sehat inggih ...
Salam hangat saking malang
Wah Ayna tayang gasik matur nuwun B.Tien moga b.Tien sehat"'terus
DeleteKangen Ayna..... Alhamdulillah😍😍
ReplyDeleteMatur Suwun Bu Tien semoga sehat selalu...
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 19 sudah tayang lebih awal, semoga bu Tien sehat terus
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 19 sudah tayang lebih awal, semoga bu Tien sehat terus
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna tayang cepat...semoga sehat terus Bu Tien...
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 19
ReplyDeleteWah...sugeng ndalu..aku ketinggalan terus ya...
ReplyDeleteGak masalah. Yang penting Ayna 19 sudah hadir, pertanda mbak Tien tersayang sudah sehat lagi.
Maturnuwun mbakyu
Sangat susah menebak waktu tayang ayna. Ditunggu dari jam 20, hingga jam 22 belum tayang, tunggu jam 23, eh jam 20 sudah muncul.
ReplyDeleteAny way. Salam sehat utk mbak tien, Salam sejahtera utk keluarga.
Iya sih mas.. kan nulisnya juga sa'at senggang.. btw salam ADUHAI...
DeleteAlhamdulillah.. Maturnuwun bu tien.. Salam ADUHAI..
DeleteTerima kasih mbak Tien, pernyataan saya langsung di jawab oleh mbak Tien. Semoga mbak Tien sehat² selalu.
DeleteMatur nuwun mbak tien-ku...ayna19.
ReplyDeleteSyukurlah sudah sehat dan dapat kembali menghibur kami.
Jadi deh, Nanda dng Bulan. Biar Ayna diperjuangkan Bintang.
Salam sehat mbak Tien ...dari sragentina...selalu aduhai.
Haduh ...siapa laki2 yang mendatangi Ayna...
ReplyDeleteSemiga Ayna hanya mimpi
Bu Tien paling bisa mengaduk aduk hati pembaca jadi penasaran Terima kasih Bu teen Kami tunggu cerita selanjutnya
Puji Tuhan...Bunda sudah sehat...Aina 19 sudah hadir.. terimakasih Bunda..
ReplyDeleteWah bu admin no.1....
ReplyDeleteMas Rinto, bu Nani dapat hadiah apa nih?.....hehehe
Jadi deg" kan bacanya..
ReplyDeleteAduh .siapa LG tuh..laki"???
Puji Tuhan ibu Tien sdh sehat kembali dan sdh meluncurkan Ayna 19 yg didamba para penggandrung, krn Ayna kemarin libur sehari.
ReplyDeletePria yg tiba2 datang dan berteriak siapakah kamu? Rupanya anak ibu warung yg baik hati, yg kerja di luar kota. Semoga bisa menjadi sahabat yg baik.
Penasaran nih, pengin tahu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.
Aduh...apakah laki-laki itu anak bu Tarni?
ReplyDeleteSemoga bu Tarni cepat datang dan menjelaskan. Kasihan Ayna...hu..hu..hu..
Alhamdulillah mbak Tien udah sehat. Udah bisa berkarya lagi. Karya yang selalu ditunggu... Salam sehat selalu mbak Tien... Makasih ya Ayna hadir sebelum aku tidur...
ReplyDeleteMatur suwun bunda Tien Ayna 19 sdh tayang, mudah2an Ayna selamat, jauh dari orang2 jahat..duuh jadi baper bunda...salam sehat ulales bunda dari bumi Arema Malang
ReplyDeleteAnak Bu Tarni kah? Makasih mba Tien.Salam sehat selalu.
ReplyDeleteRajin ngintip .Belum banyak yg komen nih
Ayna19 dah tayang ... salam sehat bunda tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 19 sdh hadir
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak Tien sdh sehat.
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga
Salam hangat dari Bekasi
wah siapa laki2 itu?
semakin seru dan bikin penasaran ceritanya.
Oia pak Yoga kemana ya?
Matur nuwun bunda Tien
ReplyDeleteSalam.sehat dari Batang
Alhamdulillah sdh sehat ..yaa alhamdulillah masih sore aku bisa baca..emangnya jam brapa tayang nya sehh..
ReplyDeleteWaduh... udah telat...
ReplyDeleteBu Tien... terima kasih banyak... sehat ya bu...
Aamiin.. jeng dokter...
DeleteSalam ADUHAI.
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Werdi Kaboel,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah sudah muncul Ayna 19.. Berarti bu Tien sudah sehat..
ReplyDeleteWah sepertinya yang datang putranya bu Tami. Semoga terjadi apa apa pada Ayna. Aamiin.Salam sehat dan semangat berkarya buat bu Tien
Wah cerbungnya makin membuat penasaran siapa ya laki2 itu. Mudah2an nanda sang penolong
ReplyDeleteSudah sehat ya jeng tien.
ReplyDeleteSalam sehat dan jaga kesehatan
Matur nuwun mbak Tien sayang,
ReplyDeleteAyna 19 sudah tayang gasik, Alhamdulillah, smoga mbak Tien semakin sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari kebonku, Tanggamus,Lampung
Walaah.. sudah sampai Lampung lagi jeng?
DeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah mbak tien 19 sudah tayang
ReplyDelete✍️ #Bu_Tien_Kumalasari, seorang eyang sepuh yang profesinya ^Asisten Apoteker senior yang berusia 72tahun dan kini masih aktif bekerja di sebuah Apotik di kota Solo Jateng...��
ReplyDelete...(^saya usia 69tahun / pensiunan PNS Depkes RI, pernah merasakan suka duka sebagai Asisten Apoteker antara tahun 1974 - 1987 di Rumah Sakit Dinas di Jakarta Timur)...��
#Dan disamping kegiatannya itu, Bu Tien masih mampu berkarya sebagai ^Penulis Novel yang ditayangkan berupa ^Cerita Bersambung /Novel populer. Luar biasa.��
☘️
#Do'a kita untuk Bu Tien Kumalasari :
"Semoga Tetap Sehat Wal'afiat & Semangat.!"��
Aamiin YRA.��☘️
Alhamdulillah,Bu Tien sampun sehat.
ReplyDeleteMugi2 tansah ginanjar sehat wal afiat saengga saget paring panglipur dumateng para sutrisno Ayna.
Saking Jember Kula tansah dedonga mugi2 panjenengan tansah bagas waras tinebihna saking bala' musibah Saha penyakit.
Aamiin Yaa Rabbal alamiin.
Alhamdulillah AYNA Eps 19 sudah tayang gasik, berarti mbak Tien sudah dangan.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Ayna mungkin tidur di kamarnya putra bu Yatno..? Entahlah.. Kita tunggu besok lagi..
✍️ #Bu_Tien_Kumalasari, seorang eyang sepuh yang profesinya ^Asisten Apoteker senior yang berusia 72tahun dan kini masih aktif bekerja di sebuah Apotik di kota Solo Jateng...👍
ReplyDelete...(^saya usia 69tahun / pensiunan PNS Depkes RI, pernah merasakan suka duka sebagai Asisten Apoteker antara tahun 1974 - 1987 di Rumah Sakit Dinas di Jakarta Timur)...😀
#Dan disamping kegiatannya itu, Bu Tien masih mampu berkarya sebagai ^Penulis Novel yang ditayangkan berupa ^Cerita Bersambung /Novel populer. Luar biasa.👍
☘️
#Do'a kita untuk Bu Tien Kumalasari :
"Semoga Tetap Sehat Wal'afiat & Semangat.!"👍
Aamiin YRA.🙏☘️
... (dari Rusman S.Abrus - Kramatjati, Jakarta Timur) ...
Ooh.. mas Rusman ya. Terimakasih banyak..
DeleteSalam ADUHAI
..
Salam sehat mb Tien , cerbungnya bikin penasaran . Yuli Suryo , Smrg
ReplyDelete✍️ #Bu_Tien_Kumalasari, seorang eyang sepuh yang profesinya ^Asisten Apoteker senior yang berusia 72tahun dan kini masih aktif bekerja di sebuah Apotik di kota Solo Jateng...👍
ReplyDelete...(^saya usia 69tahun / pensiunan PNS Depkes RI, pernah merasakan suka duka sebagai Asisten Apoteker antara tahun 1974 - 1987 di Rumah Sakit Dinas di Jakarta Timur)...😀
#Dan disamping kegiatannya itu, Bu Tien masih mampu berkarya sebagai ^Penulis Novel yang ditayangkan berupa ^Cerita Bersambung /Novel populer. Luar biasa.👍
☘️
#Do'a kita untuk Bu Tien Kumalasari :
"Semoga Tetap Sehat Wal'afiat & Semangat.!"👍
Aamiin YRA.🙏☘️
Terimakasih banyak. Boleh sebutkan namanya😊 ini AA dari Riau, bukan ?
DeleteAlhamdulillah mb Tien sdh sehat kembali dan bs menghibur para penggemar cerbungnya....
ReplyDeleteSmg tetap sehat sll.....salam hangat dr blora....🙏
Alhamdulillah ibu Tien sdh sehat kembali, maturnuwun Ayna 19 sdh tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah ..... ayna 19 sdh mengudara ..... terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu
ReplyDeleteSiapakah laki2 yg datang itu ..... aq tunggu di episode berikutnya saja
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Mugi2 slamet sedoyonipun...
Alhamdulillah...Ayna 19 sampun tayang...ikut teraduk aduk rasa hati ini...rasa kasihan,sayang,jengkel entah apalagi...kasihan nasib Ayna...
ReplyDeleteSemoga kedepannya nasib baik d bahagia berpihak kpd Ayna
Salam sehat selalu kagem mbak Tien
Kehadidannyabslk ditunggu..
Alhamdulillah AYNA 19 dah hadir, makasih Bunda.
ReplyDeleteJangan lupa jaga kesehatan lho Bun.
Tetap semangat dalam berkarya dan sukses buat Bunda.
Met istirahat Bun
Alhamdulillah Bunda Tien sudah kembali sehat dan menayangkan Ayna Episode 19. Semoga sehat terus ya, Bunda Tien. ♥️😗🇦🇺
ReplyDeleteSemoga Nanda jadian sama Bulan.
TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Aku baca-nya sampe ikut deg-degan. Semoga Ayna hanya bermimpi.
Matur nuwun... Mbak tien... sdh sehat hingga Ayna hadir. Smg mbak tien sll sehat jasmani rohani ekonomi
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna #19 sh hadir ..terima kasih bu Tien ..sehat slalu ...dan tulisan ibu slalu menghibur sebelum saya tidur ..
ReplyDeleteAlhamdulillah bunda Tien dah sehat. Makasih bunda Tien ayna 19 dah tayang gasik.
ReplyDeleteSalam sehat dari jogjakarta.
Alhamdulillah bunda Tien dah sehat kembali.
ReplyDeleteMakasih bunda Tien ayna19 dah tayang gasik.
Salam sehat dari jogjakarta.
Terima kasih Mbak Tien, Ayna 19 sudah hadir.. semakin seru saja ceritanya. Tak sabar menunggu lanjutannya.
ReplyDeleteSmoga Mbak Tien selalu sehat... salam seroja dari Semarang.
Aduh kaget aku... ada yang masuk ke kamar Ayna. Semoga bukan orang jahat. Kasihan Ayna harus mengalami peritiwa buruk. Ayna 19...
ReplyDeleteSalam sehat dan terima kasih mbak Tien
Mungkin anak Bu tarni baik. Dia hanya kaget saja ada org asing di rumahnya. Dan dia mendadak pulang tanpa rencana dan tanpa bkhabari ibunya.
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 19 sudah tayang..sehat terus ya bu Tien..aamiin
ReplyDeleteBisa2 anak bu tarni menjadi saingannya bintang. He he he...kog malah jd ngarang cerita sendiri. Kita serahkan pada bu Tien.
ReplyDeleteAyna...kasihan sekali nasibmu kelaparan..beruntung ketemu bu Tarni iyg baik...
ReplyDeleteAduh...anak bu Tarni tiba2 datang...gimana kelanjutannya..mbak Tien selalu bikin penasaran
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna19..
Telat baca hampir ngantuk..tp sayang dilwatkan..tiba2 ada yg berteriak..ikut kaget..😯
Salam sehat dr bandung.
Terima kasih bunda Tien AYNA 19 nya, pas nglilir intip2 kq sdh terbit.
ReplyDeleteSalam sehat selalu dari kota Malang 🙏
Terimakasih bu Tien. Salam sehat dr Jogja (susana Itsuko)
ReplyDeleteMaaf biar ada namanya edit profil dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, dan isi biodata,,, klik SIMPAN,,
DeleteSdh sehat mb Tien alhamdulilah...
ReplyDeleteSmg laki2 yg dtg adalah anak laki2 putra bu Tarni penolongnya.. dan tdk berlaku semena2 pd Ayna.. akan bertambah lgkah oengge ar Ayna? P Sarjono, Bintang, Nanda dan pendtg baru? Anak laki2 bu Tarni..slm seroja
Sdh sehat mb Tien...Alhamdulilah.
ReplyDeleteSmg Ayna ditangan org2 yg baik. Aamiin YRA
Alhamdulillah Ayna 19 sudah muncul. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeletewahhh ketinggalan komennya jauhhh
ReplyDeleteRupanya anak bu Tarni pulang kerumah dan tdk tau ada orang ....?
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdullilah mba Tien sdh sht kembali.. Trimaksih aynanya mba.. Makin membuat penasaran.. Siapagerangan laki2 itu yg msuk kekmr ayna.. Smgputranya ibu yg punya warung dan tdk jahat.. Smgayna cpt diberi ingat kembali siapa dia sbnrnya dan diketemukan sm bintang atau nanda.. Slmseroja dan tetsp semangat dri sukabumi unk mba Tien sekeluarga🥰🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu Tien sudah sehat kembali....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien
Salam sehat selalu, semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan berkahnya....Aamiin
Bu Tien mhn tdk diperpanjang penderitaan Ayna, kasihan, sdh jatuh ketimpa tangga pula. Diharapkan laki laki yg datang bukan orang yg jahat, krn saya benci dgn kejahatan apapun itu. Semoga Bu Tien segera mempertemukan Ayna dgn Nanda atau Bintang dan orang yg menyayangi Ayna termasuk Polisi, krn mereka sdh lama mencari kemana mana, kasihan jika upaya mereka gagal. Maturnuwun Bu Tien suguhan ceritanya yg menarik dsn bikin baper pembacanya. Semoga sehat selalu dan salam semangat dari Pondok Gede.
ReplyDeleteJustru saya harapkan, ayna makin sulit ditemukan, biar makin seru. He5x. Maaf, beda pendapat dgn unknown di pondok gede.
DeleteSemoga ayna baik2 aja..trims bu tian sehat selälu
ReplyDeleteAlhamdulillah, Anya 19 semakin seru. Salal Dewi Purworejo
ReplyDeleteJeng Dewi... Maaf biar ada namanya edit profil dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, isi biodata,,, klik SIMPAN,,
DeleteAlhamdulilah sdh dpt mengikuti AYNA 19 Mdh2an M Tien sehat selalu. Salam dr Muntilan Magelang. Roch Hidayat.
ReplyDeleteBiar ada namanya,tolong diedit profilnya
DeleteSelamat malam....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat Aamiin 💗💗💗
DeleteHallooooo Guys.... gabung yukkk
👇
WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Pokoknya aseeeeek dech....
Di tunggu yaa jangan pake lama
Okeeeeeey.....
Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua Reader mengenalmu.... Dengan cara : ketuk UNKNOWN,,, lalu ketuk EDIT PROFIL, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, tenang ga ada semut kok,, jadi amaaaan.... lalu ketuk SIMPAN... cukup pakai jari saja yaa, jangan pakai palu,, nnt hapenya pecah he he he he.... mudahkan...... Kalau belum bisa juga,, nnt dech aku maen ke rumahmu 🤣🤣🤣
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Intap intip ayna kok belum nongol ya...
ReplyDeleteMasih sore
DeleteIkut ngintip Kok belum nongol ya pingin segera tahu kelanjutan nasib dan siapa laki-laki yang membuka kamarnya Terima kasih bu Tin Kami tunggu berita selanjutnya
ReplyDeleteMo tidur..
ReplyDeleteNgintip dulu...
Penasaran ...
Salam sehat Bunda Tien...
Berjaga-jaga agar bisa jadi yg pertama.
ReplyDelete