Sore itu pak Prasojo baru menikmati kopi pahit yang dihidangkan
isterinya. Bu Prasojo menemani sambil membuka buka koran yang dibolak
balik seperti mencari sesuatu.
"Ibu itu lagi mencari apa to?"
"Itu lho pak.. catering yang langganan kita itu ... saya pesen kok nggak
bisa menerima karena banyak barengannya. Saya lagi mencari yang lain."
"Buat apa ibu pesen catering?"
"Bapak itu bagaimana.. lupa ya kalau besok ibu tuh ulang tahun?"
Pak Prasojo tertawa.
"Kok malah diketawain to pak" bu Prasojo kesal melihat suaminya seperti kurang perhatian pada hari ulang tahunnya.
"Kayak anak kecil saja to bu.. lha wong ulang tahun itu kan berarti
umur kita berkurang.... pakai dirayakan segala. Biasanya kan cuma kita
bertiga.. makan2 direstoran kesukaan kita.. jalan2..."
"Kali ini ibu
pengin yang lain pak. Ibu mengundang tamu istimewa." Mata bu Prasojo
berbinar.. ia merasa menemukan jalan yang bagus demi menciptakan
kebahagiaan bagi satu2nya puteranya. Ya, bu Prasojo ingin mengundang bu
Harlan dan Dewi puterinya.
"Tamu istimewa siapa?" Pak Prasojo mulai menduga duga
"Itu lho pak.. bu Harlan sama Dewi." Tuh kan...
Pak Prasojo memamdangi isterinya dengan perasaan kurang senang. "Ada
apa nih.. ibu masih melanjutkan niyat ibu dengan menjodoh jodohkan anak
kita?Bowo belum tentu senang."
" Nanti kalau sering ketemu pasti lama2.dia senang. Laki2 mana yang nggak senang sama gadis secantik Dewi?"
"Tidak semua perempuan cantik itu menarik." Tegas pak Prasojo.
"Urungkan saja niyat ibu untuk mengundang orang lain. Kita akan merayakannya bertiga saja."
Bu Prasojo cemberut. Seperti anak kecil kehilangan mainan.
Tiba2 telpon berdering dan bu Prasojo bergegas menerimanya.
"Halllo... hai.. jeng.. ya.. selamat sore.. gimana... oh.. bener..? Ketemu di mal... waah
.. seneng donk Dewi.. lho.. kenapa...? Hahhh? Masa sih.. nggak... nggak
jebg.. nggak mungkin Bowo pacaran sama Asri... ya emoh to aku... nggak
jeng.. nggak bener itu.. nanti aku tanya dia... yaa.. pasti jeng...
jangan khawatir.. memang belum pulang dia.. baiklah.. selamat sore."
Bu Prasojo meletakkan gagang telpon itu dan bergegas mendekati suaminya.
"Dengar pak.. ada berita yang nggak enak.."
Pak Prasojo tidak menjawab. Sebagian berita itu ia sudah mendengarnya karena isterinya menjawab telponnya keras sekali.
"Bapak tau tidak.. tadi Dewi melihat Bowo berpacaran sama Asri."
"Ya biarin saja to bu.. mereka kan anak2 muda.. kalau saling suka ..
itu wajar.." jawab pak Prabowo datar. Ia tidak suka mendengar perempuan2
bergunjing. Walau sebenarnya heran kalau itu benar.
Mobil Bowo memasuki halaman. Bu Bowo menunggunya diteras samping rumah dan melihat Bowo menenteng belanjaan.
"Dari mana?" Suara itu seperti tidak biasanya. Sedikit ada nada marah didalamnya.
"Belanja bu.. untuk keperluan2 Bowo sendiri." Dan Bowo pun berlalu membawa belanjaannya kearah kamar.
"Tunggu Bowo.."
Bowo berhenti melangkah. Ia berharap ibunya tak membuka barang2
belanjaannya karena salah satunya adalah hadiah yangmasih
dirahasiakannya.
"Ibu dengar... kamu berpacaran sama Asri . Benar?"
Bowo menduga duga.. mengapa ibunya bertanya seperti itu. Tapi kemudian Bowo tertawa.
"Bowo.. ibu bertanya.. apa itu benar...?"
"Benar bu.."
"Apa?" Mata bu Prasojo seperti menyala.. marah sekali.
"Kalau dia mau.." jawab Bowo sekenanya. Lalu masuk kedalam kamar dan menutupnya.
#adalanjutannya#
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 48
CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 48 (Tien Kumalasari) Satria tertegun. Tentu saja dia mengenal penjual kain batik itu. Ia hanya heran, ba...
-
ADA MAKNA 36 (Tien Kumalasari) Wahyu menatap Reihan tak berkedip. Ucapannya sedikit mengejutkan. Ia meraba apa yang diinginkan sang adi...
-
KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 01 (Tien Kumalasari) Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...
-
ADA MAKNA 35 (Tien Kumalasari) Wahyu terbelalak. Ia mencengkeram ponselnya kuat-kuat, terbawa perasaan geram yang tiba-tiba meliputinya. ...
Eps.31 dan 32 sama ya, bu...
ReplyDelete