MELANI KEKASIHKU 30
(Tien Kumalasari)
Bibik beranjak ke belakang sambil mengusap air matanya.
“Nak, cah ayu.. ayo keluar, ada yang ingin ketemu lho,” kata bibik sambil mendekati Anindita. Anindita tampak duduk dikursi makan. Di piring yang ada di depannya, masih ada nasi dan sayur yang belum dimakan.
“Lho, kok makannya belum di habiskan, sayang. Kemarin itu dokter bilang apa? Harus makan yang banyak, dan minum obatnya, supaya cepat sembuh,” kata bibik dengan lembut.
Anindita menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Aku mau anakku... anakkuuu..”
“Oh, iya bibik lupa, Besok kita mencarinya lagi ya.. ? Dengar, sebentar lagi kita akan bisa bertemu Melani.”
“Melani ? Aku mau Melani...” bisiknya pelan. Tapi seperti yang sudah-sudah, bibik hanya mengumbar janji, dan itu disadari Dita dari alam bawah sadarnya, sehingga kata-kata itu tidak pernah membuatnya bersemangat.
“Ayo kita keluar, ada nak ganteng yang akan membawa Melani kemari.”
“Nak ganteng?”
“Yang kemarin menolong kita, mencarikan taksi yang membawa kita pulang.”
“Nak ganteng ? Aku takut..”
“Mengapa takut? Dia itu orang baik,” kata bibik sambil menarik tangan Anindita.
“Orang baik..?”
“Ayolah keluar, nak ganteng akan menunjukkan sesuatu. Pasti cah ayu suka.”
“Suka ?”
“Pasti suka, ayolah....”
Anindita berdiri, dan bibik menuntunnya keluar, ke arah depan.
“Anindita berdiri tegak di pintu, enggan melanjutkan langkahnya. Tampaknya ragu-ragu.
“Itu ada nak ganteng yang baik hati, ayo kita lihat apa yang dibawanya,” rayu bibik.
“Ibu Anindita.... “ Abi mengalah untuk berdiri. Lalu melangkah mendekati Anindita. Anindita melangkah mundur.
Ya Tuhan, mata itu begitu kosong seperti tak ada nyala semangat didalamnya. Sungguh Abi merasa trenyuh. Ia membuka ponselnya, lalu ditunjukkannya pada Anindita.
“Lihat ibu...” kata Abi sambil mengulurkan ponselnya. Tapi Anindita menepiskannya. Untunglah Abi menggenggam ponselnya erat, sehingga ponsel itu tidak jatuh lalu berantakan.
“Ibu....”
“Cah ayu, nak ganteng ingin menunjukkan sesuatu. Foto Melani yang cantik,” kata bibik sambil memeluk pundak Anindita.
“Melani.. Melani cantik....” gumamnya tanpa sedikitpun menatap Abi.
Abi membuka lagi gambar di ponselnya, lalu dari tempat yang agak jauh, ditunjukkannya kepada Anindita.
“Ibu.. lihat ini... ada Melani disini..”
Mendengar nama Melani disebut, Anindita menoleh, dan matanya menatap sebuah foto. Tiba-tiba Anindita mendekat, lalu merebut ponsel itu.
Abi membiarkannya. Biarkan saja seandainya ponselnya ambyar, asalkan ibu Anindita puas menatap foto dirinya bersama bibik dan Melani kecil.
“Tiba-tiba wajah Anindita berubah. Mulutnya menyunggingkan senyum.
“Melani... anakku... cantik.. Melani...” bisiknya berkali-kali sambil menimang nimang ponsel itu dengan kedua belah tangannya. Hampir terloncat air mata Abi yang sudah menggenang di pelupuknya.
“Ibu, Melani sudah besar sekarang..” kata Abi dengan suara bergetar.
“Melani masih kecil... masih bayi.. dia cantik..” gumam Anindita sambil terus menerus menatap foto itu. Setiap kali foto itu menghilang, Abi membantunya menghidupkannya lagi.
“Cah ayu, sebaiknya duduk disana ya, kalau berdiri terus nanti capek,” kata bibik sambil menuntun Anindita, lalu didudukkannya di kursi.
“Bik, saya akan mengabari Melani dan om Anggoro agar datang kemari, bagaimana?”
“Sebaiknya begitu nak, karena kalau dia diajak pergi pasti tidak mau. Sudah lama menderita, jadi susah mengaturnya. Setiap hari saya memperlakukannya dengan sangat lembut, supaya dia selalu menurut apa kata saya. Jadi biarpun saya merasa kesal, saya selalu bertutur dengan lembut dihadapannya. Baik itu untuk menyuruhnya makan, minum obat, mandi, ataupun tidur.”
“Sebaiknya begitu, bibik. Supaya dia merasa selalu disayangi.”
“Saya sangat menyayangi dia sejak saya mengabdi pada keluarga pak Anggoro. Sakit hati saya ketika dia difitnah, lalu pak Anggoro mengusirnya dengan semena-mena.”
“Baiklah, sebetulnya saya akan menelpon sepupu Melani, tapi boleh nggak ya, saya meminjam ponsel saya?” tanya Abi ragu-ragu karena ponselnya digenggam Anindita sambil terus menatap foto yang terpampang disana.”
“Cah ayu, boleh pinjam ponselnya itu? Nak ganteng mau menelpon Melani..” bujuk simbok. Tapi Anindita lalu menyembunyikan ponsel itu dibelakang tubuhnya. Matanya menatap marah karena merasa diganggu.
“Oh, baiklah, baiklah... tidak jadi saja,” kata Abi.
“Nak ganteng, saya punya ponsel, tapi kecil, hanya bisa untuk menelpon. Itu hanya saya pakai untuk menelpon ke warung, kalau saya tidak bisa pergi meninggalkan bu Anindita ini, sementara saya butuh belanja atau beli makanan. Dan yang penting, kalau ada tetangga membutuhkan saya, ya cukup menelpon saya saja.”
“Maaf bik, dari tetangga itukah bibik mendapatkan uang untuk makan?”
“Saya bekerja untuk tetangga sekitar, mencuci baju, menyeterika, atau bersih-bersih. Itupun saya lakukan kalau bu Anin sedang tidur. Kalau tidur biasanya lama, karena obat yang diberikan dokter selalu membuatnya tidur.”
“Oh, dan itu bibik lakukan selama bertahun-tahun?”
Bibik mengangguk, lalu megusap air matanya. Ia mengambil sebuah ponsel kecil ke dalam kamarnya, lalu diberikannya kepada Abi.
“Pinjam ya bik, nanti pulsanya saya isikan.”
Abi menelpon Andra, karena hanya nomor kontak Andra yang dia ingat.
Tapi berkali-kali menelpon, Andra tidak mengangkatnya.
***
“Heiii.. melamun lagi...” tegur Andra ketika melihat Sasa seakan tak perhatian sama makanan yang disuapnya, ketika mereka sedang makan siang bersama.
Sasa menatap Andra dan tersenyum tipis.
“Enggak kok.. aku menikmati makanan ini.”
“Justru aku melihat kamu tidak menikmatinya, maka aku bilang bahwa kamu sedang melamun.”
“Bisa aja kamu..”
“Sa, aku tuh bersahabat sama kamu sudah lama. Aku melihat beberapa hari terakhir ini kamu sangat berbeda. Seperti sedang sedih, atau.. apa ya... pokoknya kamu sering melamun deh.”
“Aku merasa tidak tenang.”
“Karena ibu kamu?”
“Pasti sikap kamu akan berubah setelah tahu siapa ibu aku yang sebenarnya.”
“Ngarang ya, masa sih sikap aku berubah? Aku tetap bersikap manis sama kamu kan ?Karena kamu itu sahabatku yang amat baik, dan amat aku sayangi.”
“Benarkah?”
“Benar dong,” kata Andra sambil melanjutkan menyuap makanannya.
Sasa tersenyum senang, lalu menyuap lagi makanannya pelan.
“Kamu tidak perlu merisaukan siapa ibu kamu sebenarnya, karena kamu berada diantara orang-orang yang sangat mencintai kamu. Ya kan?”
“Iya sih..”
Mereka melanjutkan makan sambil berdiam diri. Tiba-tiba ponsel Andra berdering. Andra mengambil ponselnya, tapi dimatikannya.
“Kok nggak diterima sih?”
“Nggak ada namanya. Hanya nomor saja.”
“Siapa tahu penting.”
“Aku masih trauma ketika menerima telpon dari seseorang yang tak ada namanya. Ternyata itu Boni. Dan hal itu hampir membuat Melani celaka. Sejak saat itu aku tak mau menerima panggilan telpon tanpa nama.”
Dan berkali-kali ponsel Andra berdering, tapi diacuhkannya saja.
“Jangan-jangan penting,” kata Sasa sambil berdiri.
“Mau kemana kamu?”
“Ke toilet sebentar ya.”
Andra mengangguk. Dilihatnya Sasa tidak menghabiskan makanannya. Tapi Andra tak akan memaksanya. Dia meraih gelas minumannya, lalu tiba-tiba dilihatnya sebuah dompet terjatuh. Seorang wanita cantik berjalan keluar dari rumah makan itu, tanpa memperhatikan dompetnya yang terjatuh. Andra berdiri lalu mengambil dompet itu, kemudian berteriak memanggil.
“mBak... mbak..”
Tapi wanita itu terus melangkah keluar. Andra memburunya.
“mBak...” Andra terus memanggil.
Wanita itu menoleh ketika hampir menaiki mobilnya.
“Saya?” tanya wanita itu sambil menunjuk ke arah dadanya.
“Ya.. ini punya mbak bukan?”
“Oh, astaga... iya benar. Dimana ini tadi ?” tanyanya sambil menerima dompetnya.
“Terjatuh ketika mbak hampir keluar.”
“Terimakasih ya mas,” kata wanita itu sambil tersenyum. Andra menatapnya kagum. Adakah senyuman yang lebih manis daripada yang disunggingkan di bibir wanita itu?
“Mas, kok bengong, saya mengucapkan terimakasih lho,” kata wanita itu sambil tersenyum lebih lebar. Andra tersipu. Malu rasa kagumnya seperti ketahuan oleh pemilik senyuman itu.
“Oh.. eh.. iya... mm.. maaf.”
“Baiklah, kita kenalan ya, siapa tahu kita bertemu dijalan atau dimanapun, jadi susah saling memanggil nama, padahal mas sudah berbaik hati dengan menemukan dompet saya ini. Nama saya Indira.”
“Oh eh... saya.. Andra..”
“Andra? Saya seperti pernah mendengar nama Andra, dimana ya?”
“Banyak orang punya nama sama kan?” kata Andra yang mulai lebih tenang karena terbawa keramahan wanita cantik itu.
“Iya benar. Baiklah, saya permisi...” kata Indira sambil memasuki mobilnya, sambil kembali menyunggingkan senyumnya di bibirnya yang menawan.
Andra terpaku ditempatnya, menatap mobil yang dikendarai wanita cantik itu sampai hilang dari pandangannya, tertutup oleh kendaraan yang lain.
“Mas Andra !!” teriakan Sasa mengejutkannya. Ia menoleh dan bergegas menghampiri Sasa.
“Ngapain mas? Kok berdiri disitu?”
“Aku... itu... tadi.. ada dompet terjatuh, milik orang. Aku mengejarnya sampai diluar karena dia seperti tidak merasa kehilangan.”
“Oh.. kok mas seperti sedang mencari sesuatu ?”
“Tidak apa-apa. Kamu sudah selesai?”
“Kalau tidak melihat ponsel mas Andra masih tergeletak di meja, pasti aku mengira mas Andra meninggalkan aku sendirian,” omel Sasa sambil berjalan kembali ke tempat duduknya.
Andra tertawa.
“Masa aku tega meninggalkan kamu sendirian.”
“Tadi ponsel mas berdering lagi, tapi ketika aku mengangkatnya, dia sudah mematikannya.”
“Mengapa kamu mengangkatnya? Biarin saja.”
“Aku kira itu penting, buktinya menelpon ber-kali-kali. Cobalah mas, telpon kembali. Masa orang yang tidak berkepentingan mau menelpon berkali-kali. Aku lihat sudah sebelas kali dia menelpon.”
“Ya sudah, aku bayar dulu saja makanannya. Atau kamu saja deh yang menelpon. Tapi hati-hati, kalau dia mencurigakan langsung saja kamu menutupnya.
***
“Heran, kok Andra tidak mau menerima telpon aku ya?”
“Mungkin sedang di jalan mas.”
“Biar aku SMS in saja.”
Tapi ketika Abi hampir menulis, ponsel itu berdering. Dengan cepat Abi mengangkatnya. Tapi Abi mendengar suara wanita dari seberang.
“Hallo..”
“Hallo, kok seperti suara Sasa ya?”
“Ya ampuun, ini mas Abi bukan?”
“Iya, mana Andra, dari tadi aku menelpon tapi tidak diangkat.”
“Sudah aku suruh mengangkat tapi dia tidak mau. Katanya nomornya nggak dikenal.”
“Dasar Andra!”
“Tuh dia mas Andra. Mas, ternyata mas Abi yang menelpon,” kata Sasa kepada Andra yang baru kembali setelah membayar makanan di kasir.
“Abi ?”
“Gimana sih kamu, ini penting.” gerutu Abi.
“Nomornya aku nggak kenal. Ponsel kamu dimana?”
“Ceritanya panjang. Sekarang kamu harus menjemput ibu kamu, om Anggoro dan Melani, bawa dia ketempat bibik.”
“Bibik siapa ?”
“Sudah, bilang saja sama om Anggoro begitu. Ini ponsel pinjaman, pulsanya hampir habis. Aku SMS in saja alamatnya ya, nanti ada mobilku di mulut gang. Kalian harus berjalan masuk ke gang itu, aku menunggu didepan.”
Abi menuliskan alamat rumah bibik dan segera menutupnya, karena pulsa bibik hampir habis.
***
“Aku bingung Ndra, apa maksudnya rumah bibik?” tanya Anggoro dalam perjalanan ke alamat yang dituliskan Abi.
Andra mengantarkan mereka setelah menurunkan Sasa di kantor.
“Saya juga tidak tahu om. Abi menelpon tergesa-gesa, katanya pulsanya hampir habis.”
“Jangan-jangan bibik itu yang bekas pembantu kamu itu Ang..” sambung Maruti.
“Darimana Abi tahu ?”
“Ya nggak ngerti lah kita, katanya tadi ngomongnya tergesa-gesa.” kata Maruti.
“Iya, Andra sudah nanya, dia bilang nanti saja. Lagipula dia menelpon pakai ponsel orang lain yang pulsanya hampir habis. Jadi nggak jelas semuanya,” kata Andra.
“Jangan-jangan bibik pembantu kamu. Aku kok jadi gugup ya,” kata Maruti, sementara Melani diam saja, tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Tuh, didepan itu alamatnya. Kita harus masuk ke gang itu,” sambung Andra.
“Itu kan mobil mas Abi,” seru Melani yang sedari tadi diam.
“Tuh kan, kalau mobil Abi saja... hafal dia,” ledek Andra.
“Iiih... mas Andra,” kata Melani cemberut.
“Jangan didengarkan kakakmu itu, dia suka bercanda,” kata Maruti.
Andra memarkir mobilnya di belakang mobil Abi. Kemudian mereka turun dan berjalan memasuki gang.
Dari kejauhan mereka melihat Abi berdiri di pinggir jalan. Ia melambaikan tangannya untuk memberi isyarat tepatnya tempat yang harus mereka tuju.
“Ada apa Bi ?” tanya Maruti setelah sampai.
“Ayo kita masuk saja tante,” kata Abi sambil mendahului masuk.
“Bibik, mereka sudah datang.” kata Abi.
Anggoro berdebar. Bibik siapa yang dimaksud Abi? Ketika mereka memasuki rumah sederhana itu, Anggoro melihat seorang wanita sedang mengamati ponsel. Bergetar hati Anggoro. Dia sangat mengenali isterinya. Bergegas Anggoro mendekati dan menubruk Anindita.
“Sayang, kamu baik-baik saja?” tanyanya sambil berlinang air mata dan mendekapnya erat.
Anindita gelagapan. Dengan keras dia melepaskan diri dari dekapan Anggoro. Dan begitu melihat Anggoro, tiba-tiba Anindita melengking sangat keras, lalu mendorong Anggoro sampai Anggoro jatuh terjengkang.
“Pergiiiii... pergiiiii....” teriaknya seperti orang ketakutan, lalu berlari masuk kedalam.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah Melani sdh tayang
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien.
DeleteSalam ADUHAI.
Juara 1 mbk Wik
DeleteAlhamdulillah mk 30 sdh taysng..
DeleteTerimakasih bunda Tien sayang.. salam Aduhaaaai ❤️😘🙏
Selamat jeng Wiwik....balik ke Bojonegoro lagi. Mana yang lain??
DeleteAlhamdulillah.....
eMKa eps 30 sdh hadir, betapa bahagia hati Abi, sdh menemukan "ibu Dita balon mertua"
Terimakasih bu Tien semoga sehat selalu. Salam ADUHAI dari Bandung +++++
Waou mb Wiwik yes
DeleteAnindita .......
DeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba,
Anindita gelagapan. Dengan keras dia melepaskan diri dari dekapan Anggoro. Dan begitu melihat Anggoro, tiba-tiba Anindita melengking sangat keras, lalu mendorong Anggoro sampai Anggoro jatuh terjengkang.
Delete“Pergiiiii... pergiiiii....” teriaknya seperti orang ketakutan, lalu berlari masuk kedalam.
Karena sudah lama tdk jumpa dan trauma masa lalunya....
dimana Anggoro pernah mengusirnya bersama seorang bayi yang masih dalam gendongannya.......
Besok lagi ya....... kecewa....
Alhamdulillah....MK 30 sudah tayang
ReplyDeleteMaturnuwun mbk Tien
Mugi tansah pinaringan sehat
Sami2 jeng Nani,
DeleteAamiin
Terima kasih bunda, penasaran ttg Anindita nie semoga cepet ketemu trus sembuh dech 🙏
ReplyDeleteSalam aduhai 🙏🥰
Salam ADUHAI ibu Wahyu
DeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung.
ReplyDeleteAlhamdulillah MK tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda 🙏🙏🙏
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Puji Tuhan sudah tayang si Melaninya. Terima kasih Bu Tien. Salam sehat san aduhai selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang episode 30
ReplyDeleteSmg sehat selalu ibu....
Alhamdulillah, trimakasih mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulilah.
ReplyDeleteMatur nuwun B Tien..
Alhamdulillahsudah tayang Melani kekasih ku episode 30...salam sehat n salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah MK.30 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Matur nuwun bunda Tien..🙏
ReplyDeleteSalam ADUHAI dari kota Malang..
Alhamdulillah MK sdh hadir, maturnuwun Bu Tien 🙏,semoga sehat beserta keluarga, semangat dan ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah, ....
ReplyDeletePart-part yg paling menegangkan luar biasa... terima kasih Mbu Tien, sehat² trs... tak sabar dg part selanjutnya
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang, makasih bu Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAamiin 🤲
Alhamdulillah.....setelah maraton mengejar ketinggalan, akhirnya sampai juga ke episode ini....
ReplyDeleteTerimakasih Bunda Tien....salam sehat dan bahagia selalu....juga salam Aduhai.....
Tertinggal berapa episode bunda? Sampai lari marathon.
DeleteMaturnuwun ibu Tien, berdebar ketika membacanya, besok lagi ya, salam sehat nan aduhai selalu....
ReplyDeleteSelamat istirahat
Alhamdulillah, terimakasih bu Tien
ReplyDeleteSemoga sehat selalu ...
Salam aduhai dan tetap semangat ...
Alhamdulillah Melani dapat ketemu ibunya..semoga dengan ketemu suami.dan anaknya Anindita bisa pulih sembuh seperti sdiakala dan dapat hidup berbahagia bersama keluarganya...
ReplyDeleteAlhamdulillah...... MK30, terima kasih Bu Tien. Semakin seru ceritanya.
ReplyDeleteAduhai indah sekali .Terimakasih .
ReplyDeleteYg ditunggu telah datang..
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
Kesuwun b Tien. Sugeng dalu.
ReplyDeleteSalam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿
Cerita bagus sekali
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Alhamdulillah MK 30 sdh hadir
ReplyDeleteSemakin penasaran cerita lanjutannya
Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat selalu.
Aamiin
Salam ADUHAI selalu
Puji Tuhan MK30 sdh tayang...
ReplyDeleteSemakin penasaran untuk baca lanjutnya.
Matur nuwun ibi Tien. Salam ADUHAI.. berkah Dalem..
Alhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.. .
Duhai mbak Tien...ngk sabar menunggu besok...
ReplyDeleteAlhamdulilah..Ibu Tien MK sudah tayang, mugi Ibu tansah sehat.
ReplyDeleteMelani sudah ketemu Ibunya
Ini pasti seru ...bagaimana untuk kembali menjadi keluarga bahagia...Anggoro Anin, Melani...
Penasaran lagi....
AlhamdulillaahMK 30 nya, asyiikk anggoro bertemu anindita sama melani berbahagialah..
ReplyDeleteMakasih bunda salam aduhai !!
Bunda kok tasikmalaya gak d sebut” padahal banyak penggemar .. hehehe pengen d senggol ya
Oh ya, maaf. Besok aku sebut deh. Masa iya ya. Lupa aku
DeleteYbs pernah masuk WAG PCTK nggak genap 24 jam keluar lagi, nggak tahu apa sebanya dan nggak pamit ..... tahu-2 pergi aja.
DeleteOoh.. kenapa ya mas kakek.
DeleteAduhai mbak Tien
ReplyDeleteADUHAI ibu Anie
DeleteAlhamdulillah, matur nuwun mBak Tien Kumalasari MK Eps 30 sudah tayang.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat, bahagia bersama keluarga dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin YRA.
Salam sehat dan salam hangat.
Salam hangat mas Dudut
DeleteAlhamdulillah,terima kasih Bu Tien..
ReplyDeleteSenantiasa sehat,Aamiin.
Alhamdulillah, makasih Bu Tien....
ReplyDeleteJadi pengen cepet2 episode selanjutnya....🤭
Salam sehat selalu...
Salam sehat dan ADUHAI pak Prim
DeleteTrimakasih mbak Tien MK30nya...
ReplyDeleteAduhaiii sekalii...
Trenyuh liat kondisi Dita...semoga dgn pertemuan mendadak segra pulihningatan dan memaafkan Anggoro krn Melani..
Org berjasa spt simbok dan bibik patut diberi 👍👍👍
Besok lagiiiii....
Makin seruuu..
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹
𝑾𝒂𝒅𝒖𝒉 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒏𝒊𝒏𝒅𝒊𝒕𝒂 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒔𝒉 𝒕𝒓𝒂𝒊𝒎𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒐𝒓𝒐.
ReplyDelete𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒍𝒂𝒈𝒊 ..𝑨𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝑴𝒆𝒍𝒂𝒏𝒊 𝒅𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒂. 𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒍𝒊𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊.
𝑺𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝑩𝒖 𝑻𝒊𝒆𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂...𝑨𝒂𝒎𝒊𝒊𝒏 𝒀𝑹𝑨.🙏🙏🙏
Terima kasih Mbak Tien , MK 30 sdh hadir ... makin seru aja ceritanya ... Smg sehat & happy sll Mbak Tien & kelrg ... Salam Aduhai .
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien MELANInya yang semakin aduhai
ReplyDelete_*Salam sehat selalu buat Mbak Tien sekeluarga*_
Terima kasih bu Tien, salam Aduhai..
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien, semoga tetap sehat bersama keluarga dan kami...aamiin
ReplyDeleteAlhamdulilah..akhirnya Anggoro dan Anindita serta Melani.. berkat kegigihan Abi.. smg mrk berjodoh dan Anindita berjumpa lagi dg mb kakaknya Maruti serta Panji yg dl sempat mereka perebutkan..trmksh mb Tien sdh up mk 30.. slm seroja sll utk mb Tien dan para pctk.. Aduhai banget stlh 20 tahunan akhirnya mrk bersatu lagi minus dr. Santi..😭
ReplyDeleteTerimakasih MK 30 telah hadir...
ReplyDeleteSelaku ditunggu kelanjutannya...bikin penasaran...
bikin baperr
Senang bisa bertemu...
Salam Aduhaiii
Salam ADUHAI ibu Yulie
DeleteSudah ketemu Dita, tinggal diobatkan ke ahlinya.
ReplyDeleteApa masih ada kejadian yang diluar dugaan ya...
Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Salam ADUHAI pak Latief
DeleteAlhamdululah sdsh ketemu ... smg bu tien sehat sll...salam aduhai sari pd gede
ReplyDeleteADUHAI ibu Sri
DeleteKasihan Anindita Mudah2an cepat sembuh.
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam sehat,semakin aduhal
Sami2 ibu Sul.
DeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah makasih bu Tien... Semoga anindita bisa sembuh dr sakitnya
ReplyDeleteCeritera masih berliku, Anindita sudah ketemu Melani, Anggoro, Maruti dan Panji, untuk memulihkan ingatannya hanya butuh waktu saja.
ReplyDeletePertemuan Andra dengan Indira kelihatannya akan jadi ceritera baru lagi. Karena kalau Abisatya dengan Melani dan Andra dengan Indira, Sasa dengan siapa dong.
Ceriteranya semakin Aduhai.........
Bagaimana kalau dengan mas Hadi saja?
DeleteAssalamualaikum wrwb..
ReplyDeleteAduhai mbak Tien .alhamdulillah , keluarga kecil bertemu , lengkap sudahkeluarga besar Matuti.....
Se
Moga cuthelnya masih lama,,
Salam sehat buat cerbung Cah C,,
Aduhai sehat selalu mbak Tien ,,🤲🤲🥰🥰🥰🙏🏻
ADUHAI sejat ibu Susi
DeleteAlhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarys... Salam... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Salam aduhai Bu Tien. Semoga pertemuan Anindita dgn Anggoro dan keluarga Maruti, bisa menyembuhkan ingatan Dita sehat kembali dan tamatkah cerita ini... Mudah mudahan belum. Maturnuwun Bu Tien, telah membuat trenyuh, semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
DeleteMatur nuwun pak Mashudi.
Aamiin ya robbal alamiin
Sugeng enjing jeng Tien ,,lagi tak waca isuk,,,,,,hik. hik. hik,,,aku kudu ngguyu dhewe Anindita sing rodok owah pikirane ,,tingkahnya juga aneh,,,jeng ,Tien,olehe mengamati wong gak waras looo Nyang ndi ha ha ha ,,salam aduhai
ReplyDeleteSak durunge nyerat mesthi wis mengadakan pengamatan
ReplyDeleteHehee...lha piye mbakyu Yanik
DeleteAlhamdulillah, Matur nuwun bu Tien untuk MK 30nya ,jd terharu bacanya,,smp meneteskan air mata,, Aduhaaii banget 👍👍👍 bu Tien
ReplyDeleteSalam sehat wal'afiat semua ya bu Tien
Sami2 Mbh put
DeleteADUHAI..
Terima ksih cerbung MK 30 nya mbak Tien.. Salamsehat sll dan tetap semangat berkarya..
ReplyDeleteSalam sehat ibu Farida
DeleteTerima kasih Bu Tien atas kelanjutan ceritanya....semangat dan sehat selalu dalam berkaya ya Bu....
ReplyDeleteSami2 ibu, aamiin
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Rosen
Aamiin atas doanya ya Nang,
ReplyDeleteTeruslah berkarya
Alhamdulillah akhirnya Nelani, Anghoro dan Maruti bisa bertemu Anindita..meski ketakutanterhadap Anggoro ada kemungkinan dengan ketemu Maruti bisa mengingatkan Dita. Aduhai
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNyuwun pangestu ..
ReplyDeleteSendikå dawuh 🙏
Alhamdulillah. Maruti, Anggoro dan Melani bisa dipertmukan kembali setelah sekian lama terpisahkan oleh fitnah Santi. Matur nuwun Bu Tien. Sungguh sy ikut trenyuh lelakon Melani Kekasihku ini.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDipertemukan kembali dgn Anindita.
ReplyDeleteAduh Bu Tien kok pasti pemirsa d bikin penasaran cerita selanjutnya.,.trims Bu Tien sehat selalu
ReplyDeleteCeritanya semakin mengasyikan dan bikin penasaran.Bunda memang selalu OYE kalau meramu cerita.
ReplyDeleteMakasih Bunda, salam sehat dan tetap semangat
Deg deg an nunggu Dita- Anggoro
ReplyDelete𝑶𝒉..𝒅𝒆𝒈 ..𝒅𝒆𝒈 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕
ReplyDeleteDiinceng kok belum ada tanda2 nonggol ya Melani Kekasihku
ReplyDelete𝑺𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒏𝒐𝒏𝒕𝒐𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒊𝒃 𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒊𝒋𝒂..𝒎𝒐𝒏𝒈𝒈𝒐🙏🙏
ReplyDeleteAhkirnya Andra ajak om Anggoro.melat dan bu Maruti u ketemu te Anindita..nuhun bu Tien .sehat selalu
ReplyDeleteTerima ksih mba Tien.. Makinseru makin penasaran.. Hrssabar smp senin y mbak.. Slmseroja dan tetap aduhai.. 🥰🥰
ReplyDelete