Tuesday, August 10, 2021

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 48

 

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK  48

(Tien Kumalasari)

 

Sang ibu hampir berteriak memanggil, ketika langkah Indri tiba-tiba juga berhenti. Ia ingat kata-kata simbah.

Jangan pergi tanpa membawa ampunan dari kedua orang tua kamu.

Lalu Indri melangkah kearah sebuah pohon mangga, yang dulu ketika masih remaja dia suka memanjatnya sendiri untuk memetik buahnya. Tapi kali itu Indri tidak memanjat. Ia duduk bersandar pada pohon mangga itu sambil menyelonjorkan kakinya. Air mata masih mengalir dari ke dua matanya. Berkali diusapnya dengan ujung lengan bajunya, tapi kemudian mengalir lagi dengan derasnya. Simbah benar, dia tak akan pergi sebelum bapak dan ibunya mengatakan ‘aku maafkan kamu’.

Itu akan memberatkan kakinya dalam melangkah, karena kata simbah suatu langkah apapun tanpa restu dari orang tua tak akan membuat hidupnya bahagia.

Indri masih mengusap air matanya, ketika sebuah uluran tangan tiba-tiba tampak didepan wajahnya. Ia kembali mengusap air mata yang membuat pandangannya kabur. Lalu ia mendongakkan kepalanya, dan melihat ibunya berdiri dihadapannya dengan tangan masih tergantung didepan wajahnya. Indri meraih tangan itu dengan perasaan was-was, jangan-jangan akan ditepiskannya dalam keinginannya mengusirnya dari situ. Tapi tangan itu menggenggam tangannya erat, dan menariknya agar berdiri.

“Ibu ?” bisik Indri lirih.

Sang ibu mengelus tangan Indri yang terlihat ada banyak parut-parut disana, lalu merengkuhnya dalam pelukan yang hangat. Keduanya tenggelam dalam tangis yang memilukan.

“Mengapa kamu duduk disini ?” tanya sang ibu.

“Indri tak akan pergi sampai bapak dan ibu memaafkan Indri,” bisik Indri terisak.

“Anakku, kamu sangat menderita?”

“Indri menderita karena terbuang dari bapak dan ibu.”

“Ayo masuk kerumah, bapak menunggu kamu.”

“Apakah ibu memaafkan Indri?”

Sang ibu mengangguk sambil merangkul Indri diajaknya masuk kerumah.

Bergertar hati Indri ketika melihat bapaknya berdiri, lalu merangkulnya erat. Terdengar suara seraknya yang memilukan.

“Tahukah kamu, bahwa kami sebenarnya sangat merindukan kamu?”

Indri terguguk didada ayahnya.

“Sekarang jangan pergi lagi. Kamu punya suami?” tanya sang bapak ketika tangis mereka mereda. Indri menggeleng pelan.

Tiba-tiba sebuah sepeda motor memasuki halaman. Indri terkejut. Yang datang adalah Anto dan Anis, bersama kedua anaknya, yang salah satunya adalah Nugi. Bagaimana mereka bisa sampai disini ?

“Selamat siang bapak, ibu, kata Anto sambil mencium tangan kedua orang tua Indri, diikuti Anis. Mia yang sudah agak besar ikut mencium tangan mereka.

“Kamu.. bukankah kamu…”

“Ya bapak, saya Anto, yang dulu pernah menikahi Indri.”

“Mau apa lagi kamu kemari, dan siapa mereka?”

“Ini isteri saya, dan ini anak-anak saya. Tapi yang kecil ini, namanya Anugerah, dia anaknya Indri dan saya.”

“Anak ini ?” teriak ibu Indri.

“Iya bu, ini anak Indri, yang Indri berikan kepada mas Anto dan isterinya, karena Indri tidak mampu merawatnya.” sambung Indri.

Lalu perlahan Indri menceritakan semua perjalanan hidupnya, membuat tangis sang ibu meledak kembali.

“Ibu tak menyangka, begitu besar penderitaan kamu. Bolehkah ibu menggendong Nugi?”

Anis menyerahkan Nugi kepada ibunya Indri, yang menciuminya dengan gemas.

“Cucuku sangat ganteng, lihat pak..”

“Kami akan sering membawa Nugi kemari, agar dia tahu bahwa disini ada kakek dan neneknya,” kata Anis.

“Nak Anto, isterimu baik sekali.”

“Indri senang karena Nugi berada ditangan seorang ibu yang baik.”

“Iya benar nduk.”

“Tapi mengapa kalian datang kemari? Darimana tahu aku ada disini? Hanya kebetulan saja, atau karena apa?”

“Kami tadi main kerumah simbah, agar Nugi senang bertemu ibunya kembali, tapi sampai disana simbah sakit.”

“Simbah sakit?”

“Tidak mau dibawa kerumah sakit, hanya memanggil-manggil nama kamu,” kata Anto.

“Ya ampun, kalau begitu aku mau kesana sekarang. Bapak, ibu, Indri pergi dulu,” kata Indri sambil berdiri.”

“Kamu naik taksi saja, aku mau mengantarkan anak-anak dan ibunya pulang terlebih dulu.”

Bapak dan ibunya Indri hanya saling pandang. Ia mendengar nama simbah ketika sekilas Indri menceritakan perjalanan hidupnya, seorang pemulung yang mengajarkannya tentang kehidupan dan kebaikan, tapi apa yang terjadi sekarang mereka tak sempat bertanya karena semuanya tampak tergesa-gesa.

***

Ketika sampai di warung, simbah hanya ditunggui Thole dan bapaknya, yang kebingungan karena simbah tak mau dibawa ke rumah sakit.

“Simbah.. mbah… simbah sakit?”

“Kamu Indri?”

“Iya mbah, saya Indri. Ayo kerumah sakit. Thole, tolong ambilkan ponsel aku didalam tas.”

“Apa yang akan kamu lakukan?”

“Saya akan menelpon pak Gunawan. Kemarin sudah berpesan bahwa….”

“Tidak, aku ini mau bertanya sama kamu. Kamu sudah ketemu kedua orang tua kamu?”

“Sudah mbah..”

“Mereka mau memaafkan kamu?”

“Iya mbah, syukurlah akhirnya bapak sama ibu memaafkan Indri.”

“Allah hu Akbar. Ini adalah keinginanku yang terakhir.”

“Apa maksud simbah ?”

“Aku ingin menjadikan kamu seorang wanita yang baik, yang bisa menjalani hidup kamu dengan tanpa beban, dan karenanya hidup kamu akan menjadi tenang dan nyaman.”

“mBah..”

“Teruslah menjadi wanita baik, semoga suatu hari nanti bisa mendapatkan suami yang bisa membahagiakanmu.”

“Tidak mbah, Indri tidak ingin lagi punya suami. Hidup Indri sudah nyaman bersama simbah. Biarpun bapak dan ibu sudah memaafkan Indri, tapi Indri akan tetap disini menemani simbah.”

“Baiklah, itu hidup kamu, jalanilah yang terbaik untuk hidup kamu.”

“Sekarang biarkan saya menelpon pak Gunawan. Simbah panas sekali, dan ini sejak kemarin, simbah harus dibawa kerumah sakit.”

Thole menyerahkan ponsel Indri.

“Jangan, apa yang akan kamu lakukan? Dengar tidak ada dokter yang bisa menghentikan kematian seseorang.”

“Simbah jangan berkata begitu,” Indri mulai menangis, demikian juga Thole.

“Thole, kamu tetap disini, menemani bu Indri, warung ini amanah dari seorang dermawan, harus dijaga dan jangan membuat dia kecewa.”

“Simbah tidak akan meninggal kan ?”

“Thole, simbah sudah berhasil membuat kamu bisa menelan matahari, kamu harus membuat hidup kamu lebih baik, dan jadilah orang yang baik. Kalian berdua, jangan membuat simbah kecewa. Ya,” kata simbah sambil tersenyum, dan senyum itu masih tetap tersungging dibibirnya yang keriput, ketika raga tua itu tinggallah raga. Ketika roh baik pergi meninggalkannya, dan menyisakan isak dan duka lara.

***

Indri dan Thole masih bersimpuh didekat gundukan tanah penuh bunga itu ketika Suni mengajaknya pulang.

Pak Murti dengan diantarkan Gunawan menunggui sampai pemakaman selesai, barulah mereka pulang.

“Indri, kamu harus tetap menjaga warung simbah ya,” pesan pak Murti sebelum pergi.

Indri hanya mengangguk, tak kuasa menjawab apapun karena kesedihannya.

“mBak Indri, simbah sudah tenang, jangan sampai tangis mbak Indri membuat perjalanannya menjadi tersendat. Kita doakan saja, agar simbah diwafatkan dalam husnul khotimah.”

“Aamiin..”

“Simbah itu sangat berarti untuk saya. Tanpa simbah entah bagaimana ujud hidup saya.”

“Iya, saya tahu. mBak Indri bisa berterimakasih atas semua kebaikan itu dengan terus mendoakan simbah, ya kan? Aku juga sedih, simbah belum sempat menggendong cucunya yang masih ada dalam kandungan saya ini.”

Indri tersenyum tipis sambil mengelus perut Suni yang kelihatan sudah membuncit.

“Ayo kita pulang, hari sudah sore. Thole, ayo, ajak bu Indri pulang.”

“Setiap saat saya akan kemari, bilang pada simbah dan bercerita tentang keberhasilan saya.”

“Iya Thole, simbah pernah bercerita bahwa kamu adalah Hanoman yang sakti..” kata Suni sambil menggandeng Indri dan Thole melangkah pergi.

“Iya.. saya ingin menangis kalau teringat dongengan simbah.”

“Simbah akan bangga kalau kamu jadi anak pintar, Thole.”

“Benarkah?”

“Tentu saja benar, karena yang sangat ingin kamu agar bisa meneruskan sekolah itu adalah simbah.”

Memasuki rumah yang terasa lengang, kembali sedu sedan menyesak didada Indri. Suni yang belum ingin pulang masih menemani.

“Apakah mbak Indri akan pulang ke rumah bapak dan ibu mbak Indri?”

“Tidak, sesekali saja saya pulang, karena simbah menitiipkan warung ini agar saya menjaganya.”

“Baguslah, kalau mbak Indri ingin pulang, ada Thole yang bisa ikut menjaga warung bukan?”

Thole hanya mengangguk, kemudian dia membantu bapaknya membersihkan bekas tempat duduk para pelayat, dan merapikannya.

***

“Aku tuh tadi seperti melihat Indri..” kata Sony kepada isterinya.

“Benarkah ? Mengapa mas tidak memanggilnya lalu mengajaknya pulang? Sudah setahun lebih kita mencarinya bukan ?”

“Aku ragu, apa itu benar atau salah, soalnya aku melihat dia sedang membawa keranjang di kiri kanan tangannya, seperti orang yang tidak cacat. Bukankah tangan Indri cacat?”

“Iya sih. Tapi siapa tahu dia sudah berobat dan sudah kembali sempurna.”

“Tadi aku ragu-ragu sih, waktu itu sedang ada orang meninggal, jadi dia diantara para pelayat,  begitu.”

“Bukan orang tuanya dia yang meninggal kan?”

“Sepertinya bukan, rumahnya bukan disitu. Itu dipinggir jalan besar. Kalau tidak salah disitu ada warung sembako, tidak besar sih, kan aku tiap ke kantor lewat jalan itu.”

“Berarti yang meninggal pemilik warung itu.”

“Entahlah, mungkin pemilik warung itu, mungkin tetangganya, entahlah, yang aku heran seperti ada Indri diantara mereka.”

“Bagaimana kalau besok-besok atau kapan kita lewat jalan itu dan siapa tahu melihat mbak Indri ada diantara rumah-rumah yang ada disana.”

“Setiap hari aku lewat, tak pernah melihat Indri.”

“Mungkin mas tidak memperhatikan.”

“Iya sih, nggak tahu kenapa, aku ingin mencarinya lagi.”

“Mas masih mencintainya?”

“Bukan masalah cinta, tapi dia kan masih isteri aku.”

“Tapi mas, seandainya dia mau kembali, aku tidak keberatan kok. Aku mau berbagi dengan mbak Indri. Rasanya kasihan melihat nasibnya waktu itu.”

“Entahlah, bagaimana nanti. Yang penting kita bisa bertemu dulu sama dia.”

“Iya mas. Besok kita libur, boleh dong jalan-jalan ke daerah itu, siapa tahu bisa menemukan sesuatu.”

“Baiklah, aku setuju.”

***

“Bu Indri, warungnya dibuka ya?”

“Aku masih sedih Thole..”

“Kalau kita hanya bengong saja, kita terus-terusan teringat simbah, tapi kalau kita sambil bekerja, pasti kesedihan kita agak berkurang.”

“Baiklah, kamu pintar Le, buka saja warungnya, sudah seminggu tutup, kasihan kalau ada orang membutuhkan apa-apa.”

Lalu Thole membuka warung simbah, dan Indri mulai menata dagangannya yang semula dipindah-pindahkan tempatnya karena ada banyak tamu.”

“Simbah senang ya, warungnya sudah saya buka kembali,” bisik Indri dengan mata berkaca-kaca.

“Bu Indri jangan menangis terus, simbah akan sedih.”

Indri mengusap air matanya.

“Bu Indri, saya akan menimbangi gula dibelakang ya, yang di etalase tinggal dua bungkus.”

“Oh iya le, bungkus per setengah kiloan saja ya.”

Indri sedang melayani pembeli ketika dilihatnya dua orang menunggu diatas sepeda motor. Tak jelas siapa karena keduanya memakai helm.

Tapi ketika keduanya turun dan melepas helm nya, Indri sangat terkejut. Mereka Sony dan isteri barunya.

“Jadi benar kamu Indri?”

“Ya..Son.”

“Bolehkah kami masuk ?” kata Sony.

“Silahkan.”

Lalu mereka duduk di kursi bambu dibelakang etalase warung.

“Sudah lebih dari setahun aku mencari kamu. Ternyata kamu disini ?”

“Ya, setelah melalui perjalanan panjang.”

“Tangan kamu sudah sembuh..”

“Ya, seseorang membantu membuat tanganku sembuh kembali.

“Aku melihat kamu ketika ada yang meninggal disekitar sini.”

“Ya, pemilik warung ini.”

“Oh, pantesan. Itu kerabat kamu?”

“Lebih dari itu, ceritanya panjang.”

“mBak Indri, singkat kata, kedatangan kami kemari adalah untuk menjemput mbak Indri,” kata isteri Sony yang tak sabar ingin segera mengutarakan maksudnya.

Indri menatap wanita cantik yang telah menjadi isteri Sony, dan sesungguhnya dia senang, tampaknya wanita itu baik.

“Itu benar mbak, seperti dulu saya pernah mengatakan, marilah pulang dan biarkan saya menemani mbak Indri. Kita akan menjadi keluarga yang rukun dan bahagia.”

Indri tersenyum. Kembali, lalu hidup bersama madu? Tidak, Indri sudah berjanji tak akan menjadi isteri siapapun. Hidupnya sudah nyaman, dan pelajaran dari hari-hari yang dilaluinya cukup membuatnya bisa memilih yang terbaik untuk hidupnya.

“Bagaimana Indri?”

Indri menatap Sony dan isterinya berganti-ganti.

Lalu dia tersenyum .

Tidak Sony, ceraikan saja aku.”

“Indri..!!”

“Aku sudah menemukan hidup aku, dan aku melihat kalian berbahagia. Cukuplah semua itu.”

“mBak Indri serius?”

“Sangat serius. Semoga kalian bahagia, aku ingin cerai.”

***

T A M A T

 

Kapan lagi ya..

ROTI CINTA

“Ya ampuun… ini punya siapa? Ini bukan milikku. Celaka, mengapa isinya pakaian pria? Aduh, pasti tertukar dengan laki-laki genit yang tadi duduk disebelahku.”

Teriak Dina ketika sudah sampai di kamar hotel dimana dia menginap.

 

Tungguiiiiin…

 

160 comments:

  1. Replies
    1. Juara 1 lagi Jeng Trinil


      Alhamdulillah MCYT 48 sudah tayang,Mtnuwun mbak....

      Salam sehat dan ADUHAI mbak Tien

      Delete
    2. Selamat hatrick buat jeng Triniel dua kali berturut-turut berhasil menjadi pemenangnya.

      Alhamdulillah MCYT_48, sdh hadir ditengah-tengah para penggemar yang sdh sejak sore tadi _"intap-intip"_

      Terimakasihku bu Tien...salam ADUHAI, dari "mas kakek" mBandung.........

      Delete
    3. T a m a t...
      Wuihh.... lanjut roti cinta....
      Rotiiii.... !!! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

      Delete
    4. Alhamdulillah MCYT48 tayang matur suwun Bu Tien ..Kita tunggu saja cerbung baru Roti Cinta...๐Ÿ™๐Ÿ™๐ŸŒผ๐ŸŒบ

      Delete
    5. Selesai sudah Cinta Yang Terserak ... mengakhiri tahun 1442 H.

      Selamat Tahun Baru 1443 H.
      Salam ADUHAAAII.

      Delete
    6. Hadiiiiir, terima kasih Bunda, semoga Bunda sehat selalu, Aamiin
      Kami menunggu ๐Ÿฅฏ ROTI CINTA ๐Ÿฅฏ
      ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

      Delete
    7. Alhamdulillah MCYT sdh hadir dg ending yg indah dan bermakna,memang mbak Tien piawai dalam mengolah kata dan rasa, Salam hangat dari Jkt

      Delete
    8. This comment has been removed by the author.

      Delete
    9. Alhamdulillah MCYT~48 sudah hadir merupakan episode terakhir, maturnuwun Bu Tien..๐Ÿ™

      Delete
    10. Apa ROTI CINTA nya Baskoro yang di Cerbung sebelumnya .. Kita tunggu saja dan salam Sehat dan ADUHAI utk Bu Tien semoga tetap sehat dan terus berkarya..Aamiin YRA

      Delete
  2. Replies
    1. Sudah selesai dan punya jawaban, pencarian Soni berakhir.
      Kemandirian Indri teruji sampai tholรฉ dewasa mandiri,
      Jangan jangan si tholรฉ yang ketukรชr tas sama Dina
      Aduhai..
      Nggaklah itu Nugi..

      Delete
  3. Terima kasih bunda

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah MCYT48 sudah tayang..sehat selalu mb Tien ...salam aduhai

    ReplyDelete
  5. Selamat malam jeng Tien ,,sehat ,,kuat ,,semangat,,tetap berkarya.menghiburnkita semua,,,

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah terima kasih bunda, semoga selalu sehat.
    Salam aduhai bunda

    ReplyDelete
  7. Sembah nuwun Bu Tien, Sehat sll Bun - salam Aduhai dr Klipang ....๐Ÿค๐Ÿ™

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah.. tammat ya bund.. smg bunda Tien sehat sll dan ditunggu cerbung berikutnya.. salam sehat penuh Aduhaaaai ❤️๐Ÿ˜๐Ÿ˜˜๐Ÿค—

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah... selalu sehat nggih Mbak Tien .
    Jazaakillah khoiron katsiiron.

    ReplyDelete
  10. Terima kasih Bu Tien. Salam aduhai selalu ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

    ReplyDelete
  11. Terima kasih bu Tien.
    Semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  12. Terims kasih bu Tien
    MCYT 48 sdh tayang.
    Semoga bu Tien dianugerahi rahmat kesehatan yg prima hingga terus dapat berkarya.
    Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah yg ditunggu " udah tayang
    Terima kasih bu tien ๐Ÿ˜ salam sehat penuh semangat ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah terima kasih bunda, semoga selalu sehat.
    Salam aduhai bunda dari Pasuruan

    ReplyDelete
  15. ROTI CINTA ... lanjutan JANGAN BAWA CINTAKU ya .. *kepo.com*
    Tambah Penasaran

    ReplyDelete
  16. Matur nuwun mbak Tienku, mcyt pamungkas telah tayang.
    No comment aja ...menunggu roti cinta yang pasti aduhai.
    Salam sehat dan salam Aduhai.

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah semua bahagia.....
    Terima kasih bu Tien. Semoga sehat selalu .... Aamiin ๐Ÿคฒ

    ReplyDelete
  18. Ditunggu tayangan *ROTI CINTANYA*

    ReplyDelete
  19. Wow..mantab Bunda cantik apa roti cinta itu milik Dina dan Dian ya ..salamsehat selalu ๐Ÿ‘

    ReplyDelete
  20. Wah sudah tamat.... Dan semuanya bahagia... Roti Cinta... Kayak nya lebih Aduhai.....

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah. Semoga Bu Tien sehat wal afiat selalu.

    ReplyDelete
  22. Alhmdulillh.... MCYT Usau dg Happy Ending.... trmkasih Bu Tien.... MCYT Luarrrr biasaaaa.... sehat² mbu tien... mdh²n bisa ktemu lgi dg Indri dan Nugi....he....

    ReplyDelete
  23. Tamat sudah , maturnuwun mb Tien .
    Asyik segera cerbung baru lagi .
    Salam sehat nan aduhai mbak Tien .
    Yuli Semarang

    ReplyDelete
  24. wah tamat...kok kehilangan rasanha

    ReplyDelete
  25. Waduh wis tamat.
    Ya kita tunggu ROTI CINTA.

    Salam sehat dsn ADUHAI...

    ReplyDelete
  26. Aduhai.. udah tamat....
    Ditunggu "roti cintanya " ibu ..๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜
    Salam sehat,semangat, selalu bahagia❤️❤️❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuuk tungguin, ibu Wening. Kayak nama keponakanku nih.

      Delete
  27. Akirnya tamat juga MCYT,tks mbak Tien yg sudah menamatkan cerbung ini jg dng sabar kami semua menunggu cerbung baru ROTI CINTA. Salam Aduhai dari Tegal.

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  29. Matur nuwun mbak Tienku, mcyt pamungkas telah tayang.
    Menunggu roti cinta yang pasti aduhai.
    Semoga mb Tien sehat selalu, salam sehat dan salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  30. Terima kasih Mbak Tien, MCYT benar2 sangat menghibur kami para pembaca setia Mbak Tien. Ditunggu episode selanjutnya. Semoga Mbak Tien selalu dianugerahi dengan kesehatan dan kebahagiaan. Amin.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien....
    Semoga sehat dan bahagia selalu....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sehat dan ADUHAI ibu Prim. Eh ibu atau bapak ya

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Bisa dipanggil Om Bu Tien...๐Ÿ˜€
      Karena cucunya baru 2...๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

      Sambil nunggu rotinya mateng ach.

      Delete
  32. Mbak Tieeen...
    Makasiiih banyaak telah menamatkan mcyt ke 48 dgn apik...semua bahagia dan tenang..

    Menunggu ROTI CINTA...

    Salam sehat dan aduhaiii...๐Ÿ™๐Ÿฅฐ⚘๐Ÿ‘

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah.. The end..
    Trimksh bu tien.. Semoga sllu sehat

    ReplyDelete
  34. Matur nuwun Ibu Tien...happy ending, cerita yร ng berpetuah...
    Mygi tansah sehat

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah MCYT 48 sdh hadir dan happy ending...
    Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat dan bahagia selalu
    Kami menunggu cerbung baru ROTI CINTA nya Bu...
    Salam ADUHAI dari Bekasi

    ReplyDelete
  36. Terima kasih Mbak Tien MCYT 48 sdh tayang ... Semoga sehat dan bahagia selalu ... Salam Aduhai

    ReplyDelete
  37. Terima kasih mbak Tien, akhirnya cerbung nya happy ending. Termasuk saya juga happy, tdk ada poligami.
    Terima kasih banyak mbak Tien, sekian lama sdh menghibur.
    Salam sejahtera utk mbak Tien dan keluarga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.. syukurlah anti poligami. ADUHAI PAK Andrew

      Delete
  38. Alhamdulillah tamat achirnya..
    Trm ksh bu Tien. Ditunggu ceritanyas

    ReplyDelete
  39. Tamat sarat dg petuah... Hidup yg penuh dg liku sedih bahagia penuh perjuangan dan akhir pencapaian yg diinginkan ... Bahagia tdk hrs bersatu... Trmksh mb Tien tahun baru disambut dg serial baru...smp bsk ditunggu crt barunya.. slm seroja sll buat mb Tien dan pctk๐Ÿค—

    ReplyDelete
  40. Ditunggu cerita lainnya. Salam Sehat bu Tien..

    ReplyDelete
  41. Makasih mba Tien. Salam hangat dan aduhai

    ReplyDelete
  42. Tamat. Makasih Bu Tien ๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  43. Aduhai alangkah bahagianya hatiku MCYT berakhir indah...๐Ÿ˜

    Matur nuwun bunda Tien..kami setia menunggu cerita selanjutnya.

    Tetap sehat njih bun...dan tambah ADUHAI.

    ReplyDelete
  44. Terimakasih banyak mbak Tien, MCYT sangat menghibur
    Salam sehat dan aduhaiiii

    ReplyDelete
  45. Akhirnya selesai sudah perjumpaan kota dengan SUNNY dan INDRI.
    Makasih Bunda untuk MCYT yg sangat luar biasa.
    Sukses selalu dan met istirahat ya Bunda, sampai ketemu dg cerita yang lain .
    Sehat dan tetap semangat

    ReplyDelete
  46. MCYT 48 hadir ..alhamdulillah br buka tengah malam ..pas lg lapar❤❤๐Ÿคฃ๐Ÿคฒjaga kesehatan ..u bu Tien sehat selalu Aamiin ,kayaknya mau tamat nih

    ReplyDelete
  47. Yeee,tau2 dah kelar,sukses Bu Tien๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™ di tunggu lagi cerita selanjutnya suwun๐Ÿ™

    ReplyDelete
  48. Terima kasih Bu Tien,selalu menunggu cerita selanjutnya,salam sehat dari Kediri.

    ReplyDelete
  49. Slmt pgii mbak Tien.. Alhamdullilah mcyt sdh tamat dgn penuh kebahagian endingnya.. Twrimakasih mbak.. Episode selanjutnya Roti Cinta psti bikin penasaran jg.. Semogamba Tien sehat terus dan bisa tetap menghibur penggemarbya... Salamseroja dan Aduhai dri sukabumi๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

    ReplyDelete
  50. Maturnuwun ibu Tien kutunggu Roti Cinta nya,sehat selalu dan aduhai

    ReplyDelete
  51. ALhamdulillah MCYT happy ending. Matur nuwun Bu Tien atas ceritanya yang penuh dengan nasihat kehidupan. Semoga Ibu semakin sehat, aamiin...

    ReplyDelete
  52. Terimakasih mba Tien, cerita yg sangat bagus, kami tunggu cerita berikutnya ....๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  53. Terima kasih bu tien, alhamdulilah happy ending .... smg bu tien selalu sehat...ditunggu ksrya selanjutnya

    ReplyDelete
  54. Wah..... Bakal ada roti cinta lagi, nih mbak...jadi teringat sama Baskoro...

    ReplyDelete
  55. Jadi cinta yang terserak itu adalah cinta Indri.

    ReplyDelete
  56. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillah,, terima kasih bu Tien MCYT 48 menutup cerita,,semua senang termasuk sy bisa membaca cerbungnya

    Sy akan menunggu *ROTI CINTA* bu Tien,yg pasti lebih gurih n mantab ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿค—

    Salam sehat wal'afiat n ADUHAAII

    ReplyDelete
  57. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August.

    ReplyDelete
  58. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  59. Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah MCYT, begitu indah endingnya, apik di tata dlm cerita tentang perjalanan hidup setiap orang yg berbeda-beda. Filosofinya memotivasi kita untuk menjadi hamba Allah Swt yg selalu dekat dengan-NYA, terhindar dari penyakit hati sprt iri hati, dengki, zalim dan sifat jelek lainnya. Jadilah orang yg suka menolong, mudah memberikan maaf, beramal sholeh dan perbuatan lain yg terpuji. Maturnuwun Bu Tien, semoga Bu Tien beserta keluarga senantiasa dikaruniai rahmat taufiq hidayah, sehat wal afiat, semangat dlm berkarya. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.. Ditunggu di cerita berikutnya... ROTI CINTA..Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  60. Terima kasih Buk Tien,
    Cerbungnya selalu suatu drama kehidupan, penuh liku- liku kehidupan, kita yg membaca larut didalamnya, suatu karya yg indah...๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ‘

    ReplyDelete
  61. Jangan jangan ROTI CINTA berkaitan dengan JANGAN BAWA CINTAKU. Pasti seru.

    ReplyDelete
  62. Alkhamdulillah happy ending..bu mksh ceritanya semoga ibu tien selalu diberi kesehatan oleh Alloh SWT.salam ADUHAI...Amiin

    ReplyDelete
  63. Alhamdulillah happy ending......terima kasih bu atas hiburannya, semoga ibu selalu sehat.....salam dr Yogya

    ReplyDelete
  64. Terima kasih bu Tien akhirnya Indri mendapat maaf kedua orang tuanya. Simbah meninggal dengan tenang karena sudah berhasil membuat Indri jadi orang baik, Thole bisa bersekolah dan juara. Alhamdulillah happy end..aduhai deh pokoknya

    ReplyDelete
  65. tksh utk MCYT nya Bu Tien, semoga ROTI CINTA segera hadir - salam Sehat nan Aduhai dr Klipang ...๐Ÿ‘๐Ÿ™

    ReplyDelete
  66. Udah tamat MCYT...
    Alhamdulillah Indri sdh kembali ke jln yg benar.
    Semua sdh bahagia.
    Untuk roti cinta kayaknya lanjutan "jangan bawa cintaku" nggih bunda....
    Pasti seru nih...

    Moga bunda sehat sll dan menghasilkan karya" indah yg bisa dinikmati para penggemarnya.
    Salam sehat dan aduhai dari Bojonegoro

    ReplyDelete
  67. Alhamdulillah sdh tsyang dan tamat ,cerita yg menggugah kesadaran seorang indri๐Ÿ‘๐Ÿ‘,ditunggu roti cinta nya , maturnuwun bu tien semoga sehat selalu,salam sehat dan salam aduhai

    ReplyDelete
  68. Alhamdulillah, tamat. Terima kasih ya bu Tien

    ReplyDelete
  69. Teriima kas8h bu tien cerbungnya walau masih dalam pemulihan tetap berkarya untuk kami penggenar cerbung bu tien. Salam sehat dan jaga kesehatan

    ReplyDelete
  70. Terima kasih bu Tin. Salam aduhai.
    Ingin kisah Baskoro, Ika, Dian, Dina..dan siapa tu ayahya Dian berlanjut..

    ReplyDelete
  71. Matur nuwun mbak Tien ..Akhirnya jungkir balik kehidupan Indri berakhir,lbh mengesankan dan tertambat di hati. Roti Cinta ttg jungkir balik hdp Baskoro dan Ika kah?

    ReplyDelete
  72. Roti Cinta lanjutan Ika Baskoro yaa...uh seru..
    Yg jadi tokoh cerita.Dina, Dian...yg sdh beranjak.dewasa...
    Kami tunggu dg setia
    Mbak Tien sayang....

    ReplyDelete
  73. Roti cinta kita tunggu Dian n Dina jua ika n Baskoro yaaa yaa kangen dgn tokoh2 ini hahhaha Bismillah bu Tien Sehat selalu

    ReplyDelete
  74. Selamat malam sahabat2 WAG PCTK, saya beritahukan bahwa malam ini lapak *Cerbung Utama* kosong. Bu Tien lagi siap-2 akan menghadirkan cerbung baru dengan judul "ROTI CINTA"

    Berhubung kosong sebagai koordinator cerbung utama maka akan saya tayangkan cerbung pengganti 15 Episode TAMAT, dengan judul *MENCINTAI APA ADANYA*


    ๐Ÿ‘‡๐Ÿผ ๐Ÿ‘‡๐Ÿผ๐Ÿ‘‡๐Ÿผ

    *๐Ÿ’šMENCINTAI APA ADANYA๐Ÿ’š*

    *Oleh Asmy*

    Part_01

    *****


    “Ayah, kenapa kau tak bilang kalo calon suamiku berkebutuhan khusus?
    Ayah membohongiku,”
    ucap Mesya ketika kami sedang makan malam dan dia baru tiba entah darimana.
    Ibu yang sedang mempersiapkan makanan ikut terkejut mendengarnya.

    Maaf.... hanya mereka yang sdh bergabung di WAG PCTK yang bisa menikmati "MENCINTAI APA ADANYA"
    Jika disini harus seijin yang berwenang.....
    Begicuuuu kan bu Tien....???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh .... Maaf bu Tien....ada yang terbawa disini sak uplik......,,

      Delete
  75. Terima kasih Bu Tien sudah tamat...lanjut cerbung baru.... penasaran

    ReplyDelete
  76. Ngintip Roti Cinta sudah mateng belum ya? Ternyata masih dlm oven ya mbak Tien?
    Salam Aduhai sambil nunggu Roti Cinta yg pastinya aduhaiii...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sama-sama menunggu,,baru tercium wangi menteganya,,hampir matang๐Ÿคญ

      Delete
  77. *ROTI CINTA* itu dulu milik Baskoro yang dititipkan pada Ika.
    Selamat tahun baru 1-Muharam-1443 H.
    kepada semuanya, Insyaa Allah kita menasuki masa *New Normal* yang lebih baik.

    ReplyDelete
  78. Alhamdulillah sudah tamat MCYT menunggu Roti cinta .. sehat selalu ya Bu Tien

    ReplyDelete
  79. Alhamdulillah, menanti roti cinta ….. buTien
    dengan ending cerita MCYT yang bagus
    salam aduhaii…. Bu Tien menyenangkan hati pembaca dan puas ๐Ÿ˜Š

    ReplyDelete
  80. Terima kasih Bu Tien, setiap cerbungnya Bu Tien, akhirnya pasti bisa melegakan pembaca.Happy ending. Ditunggu rotinya Bu, salam aduhai ๐Ÿ‘๐Ÿฝ๐Ÿ™❤️

    ReplyDelete
  81. Salam sehat mbak tien
    Semoga malam ini Roti Cinta mulai tanyang Selalu Rindu karya² mbak tien

    ReplyDelete
  82. Puji Tuhan, lega hati ini krn MCYT tuntas dgn semua orang didlmnya menjadi orang baik, saling peduli, rukun, guyub, tentram damai dsb serasa aura surgawi..

    ROTI HIDUP penggantinya, sy yakin tetap bikin penasaran, banyak liku2 kehidupan yg akhirnya happy ending...
    Matur nuwun ibu Tien. Salam ADUHAI

    ReplyDelete
  83. Sorry : ROTI CINTA... bukan ROTI HIDUP

    ReplyDelete
  84. Terima kasih Mbak Tien, diakhir cerita ada segenggam bawang , sehingga mata ini meneteskan air mata. Semoga ROTI CINTA ini lanjutannya MCYT.
    Semangat Mbak Tien ,๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ‘Œ๐Ÿ‘Œ

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 48

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  48 (Tien Kumalasari)   Satria tertegun. Tentu saja dia mengenal penjual kain batik itu. Ia hanya heran, ba...