A Y N A 17
(Tien Kumalasari)
“Ooh.. baiklah,” kata orang tadi.
“Ada apa ya?”
“Jadi tadi nggak ada orang kesini?”
“Nggak ada pak..”
“Baiklah. Saya permisi,” kata orang itu kemudian berlalu.
Sarjono menatap punggung orang asing itu sampai menghilang dibalik pagar. Suara sepeda motor menjauh menandakan bahwa orang tersebut menaiki sepeda motor.
Sarjono menutup pintu rumahnya. Tapi rasa khawatir tiba-tiba menghantuinya. Penggeledahan rumah, orang yang mondar mandir didepan rumah, lalu orang yang tiba-tiba menanyakan sesuatu yang tak jelas.
“Celaka, jangan-jangan Sumar ketemu orang tadi dan mengatakan bahwa dia dari rumah ini untuk mencari pekerjaan. Aku yang kebingungan tidak bisa berfikir sejauh itu,” gumamnya dengan perasaan gelisah.
Lalu dia mengemas beberapa pakaian dan barang yang sekiranya harus dia bawa.
“Benar kata Sumar tadi, aku harus pergi dari sini.”
Sarjono kemudian mengambil sepeda motornya, lalu keluar dari halaman, tak tahu harus pergi kemana.
Ia berhenti sebuah jalanan sepi agak di pinggiran kota. Terbersit keinginannya untuk menumpang di rumah Sumar, tapi ia merasa sungkan. Rumah Sumar kecil, dan ia nggak enak sama isterinya. Ia tahu isteri Sumar seperti kurang suka ketika dia datang ke rumahnya beberapa hari yang lalu.
“Tapi bukankah lebih baik aku ke rumah sakit saja? Aku tak bisa menyerahkan semuanya pada Sumar. Aku harus melihat keadaan Ayna.”
***
“Mas... aku tidak suka kalau terus-terusan begini.” Kata Winarni kepada suaminya malam itu.
“Terus-terusan bagaimana sih bu?”
“Mas itu membantu perbuatan yang tidak baik, ingat mas, itu dosa.”
“Perbuatan yang tidak baik itu apa? Namanya membantu itu ya perbuatan baik. Mana ada orang tidak baik mau membantu orang lain.”
“Itu ngelesnya melenceng mas, maksudku yang tidak baik itu perbuatan orang lain, lalu mas membantunya. Jadi sama saja mas itu melakukan dosa besar.”
“Kamu itu tidak usah kebanyakan protes. Kita itu butuh uang tambahan. Penghasilanku itu terkadang tidak cukup. Kamu sering protes kan?”
“Kalau menambah penghasilan dengan cara tidak benar ya lebih baik tidak usah mas. Kita bisa usaha lain.”
“Usaha lain apa? Aku ini cuma buruh. Tukang disuruh-suruh.. kalau harus usaha apapun kan harus punya modal. Jangan asal ngomong.”
“Apapun aku nggak setuju apa yang mas lakukan. Namaku dipakai untuk nama gadis yang sedang kecelakaan. Udah begitu aku harus berbohong ketika ada orang yang datang kemari dan banyak bertanya-tanya.”
“Kamu kan cuma bilang, ya.. dan ya.. itu cukup. Kok pakai ngomong macam-macam.
“Dengar ya mas, kelihatannya apa yang mas lakukan itu sudah tercium bau busuknya. Mungkin yang datang kemari itu polisi, siapa tahu?”
“Ah.. sudah.. sudah.. pusing mendengar omongan kamu bu.”
“Pokoknya aku tidak mau terlibat. Urus saja sendiri. Dan kalau sampai polisi benar-benar datang kemari aku akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.”
“Apa?”
“Iya, itu yang akan aku lakukan.”
“Kamu suka kalau suami kamu masuk penjara?”
“Lebih baik kamu masuk penjara untuk menebus dosa kamu mas, daripada terus menerus melakukan dosa.”
“Bodoh kamu itu. Melakukan dosa itu dosa apa? Aku tidak melakukan apa-apa, aku hanya dimintai tolong, dan aku hanya membantu.”
“Membantu sebuah kejahatan itu sama saja dengan melakukan kejahatan.”
“Yang kamu maksud kejahatan itu apa? Pak Sarjono hanya ingin mengambil isteri lagi, dan aku membantunya. Mana yang namanya jahat?”
“Kalau itu bukan sesuatu yang salah, mengapa harus sembunyi-sembunyi? Orang sakit bukannya dibiarkan dirawat dirumah sakit yang lebih bagus, malah dibawa kemana-mana. Nanti kalau sakitnya nggak sembuh lalu bertambah parah bagaimana? Dirumah sakit kecil seperti itu, bisakah sakitnya disembuhkan? Sekarang saja dia tidak bisa menjawab apapun. Namanya sendiri saja lupa. Dan kalian mengatakan bahwa namanya Winarni. Itu kan namaku? Apa itu bukan jahat namanya?”
“Sudah, diam !! Pusing kepalaku mendengar ocehan kamu,” kata Sumar yang kemudian beranjak masuk kedalam kamar. Meninggalkan isterinya yang tetap saja gelisah karenar.ulahnya membantu perbuatan Sarjono yang dianggapnya tidak benar.
“Aku benar-benar tidak suka. Aku harus menentangnya, tapi apa yang harus aku lakukan?”
Winarni masih duduk diruang tengah. Belum bisa memejamkan mata karena masih ada peperangan didalam batinnya. Kalau dia melaporkan semuanya pada polisi, suaminya akan dipenjara. Tak mungkin dia akan senang kalau suaminya masuk penjara.
“Lalu bagaimana? Kejahatan itu harus dihentikan,” gumamnya masih dengan perasaan gelisah.
***
Sarjono memasuki rumah sakit kecil yang ada dikota itu. Ada sebuah ruangan tempat pasien menginap yang sederhana. Sarjono mendapat uang yang banyak dari pemilik mobil yang menabrak Ayna, dan dipergunakannya untuk membawa Ayna kerumah sakit yang ada diluar kota. Beberapa dokter menyarankan agar Ayna dibawa saja kekota, tapi Sarjono menolaknya. Secara fisik Ayna tidak sakit, tapi dia tak ingat apapun. Benturan dikepala yang cukup keras menimbulkan trauma yang disebut amnesia. Dan gilanya Sarjono mensyukuri hal itu karena bisa membohongi Ayna seperti apa yang diinginkannya.
Ketika ia memasuki ruang dimana Ayna tergolek tidur, dada Sarjono berdentang kencang. Gadis cantik yang pernah menjadi anak tirinya selama berpuluh tahun itu tiba-tiba membangkitkan gairah dan keinginan untuk memilikinya, lebih daripada seorang bapak kepada anaknya, yaitu memperisterikannya.
Didekatinya ranjang itu, dan Ayna menatapnya dengan perasaan tidak suka. Entah mengapa ia sangat membenci laki-laki yang mengaku sebagai suaminya.
“Siapakah kamu?” tanyanya lirih ketika melihat Sarjono berdiri disampingnya.
“Kamu sudah berkali-kali menanyakannya, ‘ jawab Sarjono sambil berusaha memegang tangan Ayna, tapi ditepiskannya.
“Aku tidak percaya.”
“Kamu tidak percaya? Bukankah Sumar yang selalu menjengukmu juga mengatakan itu?” kata Sarjono sambil berusaha tersenyum.
Ayna memalingkan muka kearah lain, ia sungguh tidak suka melihat wajah ‘suaminya’.
“Malam ini aku akan tidur disini, menemani kamu. Jadi tenangkan hati kamu. Ya.”
Ayna tak menjawab.
“Benarkah namaku Winarni, dan aku adalah isteri laki-laki yang tidak lagi muda itu?” berkali-kali Ayna membatin.
“Tidurlah, sebenarnya kamu sudah sehat, tak ada luka, dan memar dikepala itu sudah memudar. Kalau boleh besok aku akan membawa kamu pulang.”
“Dimana rumahku?”
“Aku akan mencari rumah kecil yang nyaman untuk kita tinggali berdua, didekat-dekat sini saja. Besok aku akan melihat-lihat, lalu aku akan menunjukkan sama kamu, apakah kamu suka atau tidak.”
Ayna tidak menjawab. Ia memejamkan matanya dan tidur memunggungi suaminya yang masih saja berdiri disampingnya.. Ia merasa tidak sakit, kecuali kadang-kadang rasa pusing sangat menyiksanya.
Melihat Ayna tampaknya ingin tidur, Sarjono menggelar tikar yang tadi dibelinya, lalu berbaring disana. Ia merasa lebih aman, setelah merasa diawasi ketika berada dirumahnya. Besok ia benar-benar akan membawa Ayna pergi jauh dari rumahnya semula, dimana tak akan ada orang yang mengetahuinya.
Sarjono sudah pensiun, dan dia akan berusaha membuka lembaran baru bersama ‘isterinya’. Masih ada uang sisa pemberian pemilik mobil itu setelah nanti akan dibuatnya untuk membayar biaya rumah sakit. Mungkin ia akan menyuruh Ayna membuka warung makan kecil, bukankah Ayna pintar memasak? Tapi jangan-jangan dia juga lupa bagaimana cara memasak. Tapi itu akan difikirkannya nanti. Menurutnya Ayna sudah sembuh.
“Ia akan terus menjadi Winarni, isteri Sarjono,”
***
“Polisi sudah merasa pasti bahwa Sarjono menyembunyikan sesuatu,” kata Nanda yang malam itu masih berada diruang praktek Bintang.
“Hampir pasti dia dalangnya. Aku ingin cepat-cepat mendatangi rumahnya dan memaksanya mengaku dimana Ayna disembunyikan.”
“Biarkan polisi melakukannya Bin, kalau bukti sudah cukup pasti dia akan menangkapnya.”
“Iya sih, aku saja yang sebenarnya tidak sabar. Ingin tahu bagaimana keadaan Ayna,” kata Bintang dengan wajah gelisah.
“Iya sih, semoga dia baik-baik saja.”
“Kirain masih ada pasien..” tiba-tiba Bulan muncul.
“Ya, pasiennya aku nih, kata Nanda sambil tersenyum.
“Oh ya, sakit apa pasien yang satu ini?”
“Sakit cinta..” canda Bintang.
“Ooh, iya aku tahu.. kalian memang sedang sama-sama jatuh cinta kan?”
“Tepat sekali. Harusnya kamu jadi ahli nujum.” Seru Nanda.
“Kasihan..”
“Kok kasihan? Kalau kasihan, tolong buatkan minuman hangat untuk kami berdua. Buruan,” kata Bintang.
“Oh, begitu ya. Baiklah, mau minum apa kedua laki-laki bawel malam ini?”
“Enak aja, aku dibilang bawel.”
“Buruan..”
“Lha iya, mau dibuatkan minum apa? Kopi, coklat, atau apa..?”
“Kopi saja.. tanpa gula.”
“Aku nggak mau tanpa gula,” kata Nanda.
“Yang satu tanpa gula, yang satu manis.. gitu?”
“Kopi tanpa gula itu sehat,” kata Bintang.
“Nggak untuk kali ini, pokoknya yang manis, kayak kamu, canda Nanda.
Bulan tertawa, dan tawa itu kembali membuat Nanda terpesona.
“Baiklah...” kata Bulan yang kemudian berlalu.
Nanda menatapnya sampai Bulan hilang dibalik pintu.
“Bulan sangat penurut ya sama kamu?” kata Nanda.
“Iya lah, kalau nggak nurut bisa aku jewer telinganya.”
“Duuh, kok kamu jadi kakak kejam amat.”
“Enggak.. nggak pernah .. dia itu manja kalau sama aku, tapi dia juga selalu nurut sama aku. Adik yang baik. Besok kalau cari isteri harus yang baik, cantik, penurut..” kata BIntang.
“Bagaimana kalau Ayna ?” canda Nanda.
“Waduuh.. dia lagi? Jadi sedih mengingatnya.”
“Ya sudah, jangan diingat lagi, selalulah berdo’a untuk dia.”
“Iya, pastinya.. semoga kemelut ini segera berakhir..”
“Aamiin..”
Keduanya berbincang agak lama, tentang kemungkinan yang terjadi pada Ayna, dan berencana akan mengawasi rumah Sarjono setiap sa’at.
“Dan rumah laki-laki bernama Sumarno itu juga,” kata Nanda.
“Pesanan sudah siaap..” seru Bulan sambil membawa pesanan kakaknya.
“Hei.. mana yang manis, mana yang pahit?” tanya Nanda.
“Yang manis itu akuu...” canda Bulan sambil meletakkan gelas dihadapan masing-masing yang memesannya.
“Oh iya, tahu begitu aku tadi juga pesan yang pahit. Bukankah biarpun minumannya pahit kalau minumnya sambil menatap wajah kamu maka akan terasa manis?” kata Nanda sambil meraih gelasnya.
“Ada-ada saja, ayo diminum..” kata Bintang.
Tapi tiba-tiba keduanya berteriak karena pesanan mereka terbalik. Nanda mendapat kopi pahit, dan Bintang mendapat yang manis.
“Heeiii... kebalik, tahu !” teriak Bintang.
“Iya nih, aku benar-benar dapat yang pahit.”
“Oh, ya ampuun.. ma’af... iya aku salah,” seru Bulan yang kemudian memindahkan kedua gelas itu seperti pesanan mereka.
“Mau dijewer ya?”
“Kan aku sudah minta ma’af?”
Dan kegelisahan kedua anak muda itu sedikit mencair dengan adanya Bulan yang ikut duduk diantara mereka.
***
“Tanti, bagaimana keadaan kamu?” itu suara Widi ketika menelpon Tanti.
“Ya ampun Wid, aku dipaksa opname sama dokternya..” kata Tanti.
“Opname, jadi ini kamu ada dirumah sakit?”
“Iya, sudah sejak kemarin, aku sebenarnya nggak mau, tapi dokter dan suamiku sendiri memaksa aku.”
“Memangnya kamu nggak doyan makan?”
“Doyan sih, tapi setiap makan sedikit saja langsung muntah.”
“Ya ampun, ya bener lah kalau begitu. Kalau terus-terusan muntah bisa lemas, kasihan anak kamu.”
“Iya, aku tahu.”
“Mas Danang menemani kamu?”
“Tadi, iya.. tapi ini aku bersama ibu.”
“Oh, syukurlah kalau bersama ibu, jadi kamu lebih merasa tenang. Arsi besok mengajak kerumah kamu, tapi baiklah aku kerumah sakit saja.”
“Iya Wid, terimakasih. Aku nih juga sedih memikirkan Ayna. Sampai sekarang belum ada kabarnya.”
“Iya aku tahu, tapi kamu nggak boleh terlalu bersedih Tan, sudah banyak yang memikirkannya. Kamu harus fokus pada kandungan kamu. Apalagi kamu kan sedang berada dalam usia rawan untuk mengandung.”
“Iya, mas Danang juga wanti-wanti agar aku menjaga kandungan aku.”
“Luar biasa kamu Tan, aku ikut berbahagia bener. Oh ya, besok mau dibawakan apa?”
“Wedang ronde..”
“Apa? Siang-siang mana ada orang jualan wedang ronde?”
“Iya sih, nggak apa-apa. Lotis saja atau rujak.”
“Baiklah bumil.. sa’at datang aku akan membawa rujak, sorenya biar mas Ryan mencarikan wedang ronde untuk kamu.”
“Waah, senangnya. Kamu tahu nggak Wid, beberapa hari yang lalu mbak Lupi datang siang-siang sambil membawa wedang ronde. Dia mendengar ketika hamil ini aku selalu ingin minum wedang ronde.”
“Siang? Beli dimana mbak Lupi ?”
“Dia buat sendiri..”
“Astaga, aku pengin bisa buat ah. Yang susah buat yang bulet-buletnya itu ya?”
“Ngebayanginya seperti susah, tapi bagi yang bisa ya enak saja. Tapi jangan risau, aku bukannya ingin kamu membuatnya untuk aku lho. Besok cukup rujak saja.”
“Baiklah Tanti, dan aku janji sorenya mas Ryan akan datang membawakan wedang ronde untuk kamu.”
***
Pagi itu Ayna sudah bangkit dari tempat tidur dan mandi sendiri. Wajahnya kecut ketika melihat Sarjono masih duduk diatas tikar yang semalam digelarnya.
“Sudah bangun, isteriku?”
Ayna tak menjawab. Sungguh ia sangat membenci panggilan itu. Siapa sebenarnya orang tuanya sehingga mencarikan suami setengah tua dan sangat menjengkelkan itu untuknya.
“Sebentar lagi aku juga akan mandi, lalu membayar semua biaya selama kamu dirawat, lalu kamu harus menunggu aku yang akan pergi sebentar untuk mencari rumah kontrakan.”
“Rumah kontrakan? Kamu tidak punya rumah.”
“Karena kamu sakit, aku akan mencari rumah yang agak terpencil, yang pemandangannya indah, supaya kamu bisa kembali segar seperti sebelum sakit.
“Apakah aku punya anak ?”
“Oh ya, belum sayang, kita belum dikaruniai seorang anakpun, tapi nanti ditempat yang indah, dimana kamu merasa tenang dan senang, kita pasti akan segera punya anak.”
Dan tiba-tiba saja bulu kuduk Ayna merinding.
“Ya sudah, aku mau mandi dulu, bersiap-siaplah, mana pakaian yang harus kamu bawa. Tapi jangan tergesa, aku akan keluar sebentar nanti. Kamu harus menunggu, semoga aku mendapatkan rumah yang akan kamu sukai.”
Ayna tak menjawab, dan Sarjono mandi dengan perasaan gembira. Hari ini ia akan pergi jauh, dimana tak seorangpun akan bisa menemukannya. Bahagia yang diimpikannya untuk hidup bersama Ayna yang cantik akan segera terwujud.
Sarjono ingin bernyanyi dikamar mandi itu, tapi sungguh ia tak pintar bernyanyi. Suaranya juga sumbang, padahal ia benar-benar ingin bernyanyi.
Lalu ia keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah disiapkannya, bersih dan wangi. Ia memasuki kamar Ayna, tapi tak didapatinya Ayna disana.
“Isteriku... isteriku.. dimana kamu?”
***
Besok lagi ya.
Ayna 17 dah tayang aduhai..
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya hadir juga.Moga b.Tien sehat selalu salam dari Bojonegoro.
DeleteHoreeee....mbak Wiwik juara 1...selamat 👏👏👏
DeleteSelamat buat jeng Wiwik
DeleteADUHAI..
Selamat Mbak Wiwik No 1
DeleteMtnuwun mbk Tien
Selamat juara 1
DeleteMatoh banget...
Selamat buat jeng Wiwik...Aduhai.
DeleteKata Bu Tien....gak rugi begadang sd jam 23.20 wib.....ngantukku sdh mendera jam 22.22 sdh tepar, batu pagi ini buka blogspot.
Matur nuwun Bu Tien.....sehat terus ya. Dan dapat selalu berbagi cerita
Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna sudah hadir. Maturnuwun Bu Tien
DeleteJeng Wiwik juara 1 nya.
DeleteMatur nuwun ayna 17
ReplyDeleteMungkin dari Winarni akan terungkap, rahasia tentang Ayna.
DeleteNanda ganti haluan kepada Bulan yaa...
Salam sehat mbak Tien , dari sragentina.
Matur nuwun mbak Tien sayang,
ReplyDeleteAyna 17 sudah tayang, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, agar bersambung terus cerbung yg selalu dinantikan penggemarnya, Aamiiin yaa Robbal Aalamiiin, salam dari Cibubur
Terima kasih mbak Tien ... AYNA 17 sudah hadir di blog Kejora Pagi.
ReplyDeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Alhamdulillah Ayna 17 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalucdan bahagia bersama keluarga
Salam hangat dari Bekasi
9....
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
This comment has been removed by the author.
DeleteAlhamdulillah AYNA Eps 17 sudah hadir. Matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari. Semoga mbak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. Salam hangat dari Tangerang.
DeleteAyna pergi ke mana ya? Semoga kali ini tertolong oleh orang baik dan bisa pulang ke keluarganya yang baru.
Alhamdulillah.........
DeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Alhamdulillah, trimakasih Bu Tien.. Ayna kabur kyknya jd makin seru mantab.... Sehat sllu utk Bu Tien serta penggemar, salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun.
DeleteKomennya lucu-2 apalagi komen den bagus Nanang Setukliwon......puitis bingittttt, Nandang kasmaran......
DeleteYen aku mung Iki sing dadi ganjelanku
Iki aku mbuka esuk, merga dek bengi wis ngantuk banget.
1. Meninggalkan isterinya yang tetap saja gelisah _karenar.ulahnya_ membantu perbuatan Sarjono yang dianggapnya tidak benar.
# *_karena ulahnya_*
2. Tapi jangan-jangan dia juga lupa bagaimana _cara memasa_
# *_cara memasak_*
3. _“Sakin cinta..”_ canda Bintang.
# *_Sakit cinta_*
4. “Ooh, iya aku tahu.. kalian memang sedang _sama’sama_ jatuh cinta kan?”
# *_sama-sama_*
Monggo bahan koreksi naskahnya...kok gak ada yang ngoreksi sih Bu Tien? Biasanya mas Hadi, mas Yowa juga sering usil........
Kirim pesan dan saran perbaikkan, lha Yen aku mung nggoleki sing salah ketik, masalah redaksi itu "hak penulis"
Sakalangkong Bu Tien
Terimakasih dan....
Matur nuwun.
Alhamdulillah.... Ayna 17 tayang.... Terimakasih Bundaa Tien,smoga sehat sll... Aamiiin YRA.... Salam sayang dr Bekasi 😍😍
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk AYNA17, sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna 17 sudah tayang
ReplyDeleteWuaduh ......
DeleteMasih *UNKNOWN.*
Edit dong profilnya, sesama blloger hrs saling sapa.....
Masak UNKNOWN terus jenenge.
Bu Tien ya bingung ta yen arep nyalami
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :
1. Ketuk UNKNOWN,,,
2. Lalu ketuk EDIT PROFIL,
3. Isi biodatamu,,,
4. Lalu SIMPAN,,
Mudah khan
Silahkan dicoba
Alhamdulillah ayna 17 sudah tayang
ReplyDeleteSukurin... ayna kabur... kesel bener bacanya...
ReplyDeleteAyna 17 sdh hadir .trims mbak Tien smg mbak Tien sehat sll .salam seroja
ReplyDeleteAyna...kasihan kamu...amnesia dibohongi lagi sm si Jon...kemana Ayna pergi ya...apa ditolong oleh Winarni asli?
ReplyDeleteTtmksh mvak Tien...makin pinisirin...salam sehat dr Situbondo
Terima kasih Bu Tien utk Ayna 17-nya. Salam sehat buat Bu Tien 🙏
ReplyDeleteWaduh Ayna amnesia kasihan...Semoga segera selamat bertemu dgn penolongnya dalam pelarian ini. Salam sehat buat Bu Tien dan keluarga.
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 17 sudah muncul. Kemana Ayna pergi? Kasihan dia amnesia. Semoga Ayna ketemu dewa penolong Bintang atau Nanda. Aamiin. Salam sehat dan semangat berkarya untuk bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna yg ditunggu2 sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu.
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien... Smg sehat jasmani rohani ekonomi selalu berimajinasi berkreasi agar Ayna semakin mengaduk hati
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna 17 hadir, salam Seroja Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna 17 dah hadir. Semoga bu Tien sehat selalu Aamiin. Salam dari jogjakarta
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien
ReplyDeleteSalam.sehat saking Batang
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun...
Mugi2 slamet sedoyonipun..
Smg Ayna kabur dan ada org yg menolongnya...slm seroja utk mb Tien dan kita se mm ua.. smg bintang atau nanda penolongnya.,slm
ReplyDeleteAlhamdulillah AYNA~17 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien..🙏
ReplyDeleteTerimakasih mBak Tien
ReplyDeleteAyna ke tujuh belas sudah tayang
sehat sehat selalu doaku
ngeri aja polah mereka, ngapain pakai nyandera segala, keterlaluan, katanya orang sekolahan; nggak pernah ikut upacara bendera mesti, bukankah kemerdekaan itu hak segala bangsa? menjijikan beraninya sama kaum lemah, sudah gitu di rencana lagi, kan niat nya bener jahat
namanya juga akal busuk, biarlah membusuk, alam dengan baskara nya pasti menguap kan.. (getem getem karo glelang gleleng kapang nyawang sesawangan endah, sengsem in manah).
Puji Tuhan ibu Tien selalu sehat, semangat dan produktip shg Ayna 17 hadir dg tetap menyisakan penasaran penggandrungnya.
ReplyDeleteSemoga dlm pelariannya Ayna bertemu dan ditolong Winarni shg selamat dari olah Sarjono.
Nanda semakin dekat dg Bulan, semoga tdk terganggu dg munculnya Arsi. Gawat.
Terserah ibi sajalah... Kami tunggu lanjutnya. Matur nuwun berkah Dalem.
Selamatkan Ayna..kasihan. Makasih mba Tien . Salam sehat selalu
ReplyDeleteSemoga ayna bisa lari menjauh dari Sarjono jelek. Nanda dan Bulan. Bunda Tien sehat selalu ya. Ranti Blitar
ReplyDeleteAlhamdulillah Ayna sudah datang. Terimakasih bu Tien. Semoga sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien...AYNA 17 telah hadir.
ReplyDeleteSalam taklim dari kota Malang..🙏
Semoga Aina selamat terlepas dari Sarjono..aduh kasihan Aina lupa ingatan..
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien...salam sehat
Alhamdullilah... Ayna 17 sdh hadir terima kasih bunda Tien,
ReplyDeleteSemoga Ayna cepet pulih ingatannya
Duuuh...bapak tua itu di Sarjono perlu dijitak itu kepala biar sadar...orang kok jahat amat...
Hehehe baper bunda Tien
Salam sehat ulales dari bumi Arema Malang
Trmksh Ayna 17 sdh tayang, smg mb Tien sehat sll...
ReplyDeleteSalam sehat dr blora...🙏
Wuaduh ......
DeleteMasih *UNKNOWN.*
Edit dong profilnya, sesama blloger hrs saling sapa.....
Masak UNKNOWN terus jenenge.
Bu Tien ya bingung ta yen arep nyalami
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :
1. Ketuk UNKNOWN,,,
2. Lalu ketuk EDIT PROFIL,
3. Isi biodatamu,,,
4. Lalu SIMPAN,,
Mudah khan
Silahkan dicoba
Ya ALLAH.... Beri kekuatan kepada Ayna untuk bisa keluar dari lari sejauh-jauhnya dari tipu-jeratan bapak tirinya. Selamatkan diaaaaa... Hehehehe... Bunda Tien, bikin kami semakin penasaran?
ReplyDeleteKecelakaan yang menimpa Ayna, kok seperti skenario yang cocok dg rencana jahat Sumarno yaaa...?
Bunda Tien bisa aja niiih.. TERIMA KASIH untuk tayangan episode 17-nya. Semoga Bunda Tien sehat wal'afiat dan bahagia lahir batin ya, Bundaaaa... ♥️😗🇦🇺
Luar biasa alur ceritanya..
ReplyDeleteMakin seru dan penasaran..
Sehat selalu ya bu..
Mencekam
ReplyDeletePagi pagi udah galau, Ayna kemana sayang....... Terima kasih Bunda, monggo di lanjutkeun lagi
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Trimakasih bu tien cerbungnya, semoga bu tien sehat2 selalu ...... kutunggu episode ayna berikutnya
ReplyDeleteAssalamu'alaikum
Mhn tdk dipanjang panjangin penderitaan Ayna, sgr ketemu dgn Bintang, Nanda dan orang orang yg mengasihinya. Penasaran dan membuat deg degan. Maturnuwun Bu Tien, semoga harapan sy terbukti. Salam sehat dari Pondok Gede
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien..
ReplyDeleteSalam hangat utk ibu dan klrg,jg utk penggemar setia semua
Kasihan Ayna...
Kutunggu episode selanjutnya
Aduuhhh....
ReplyDeleteSudah 2 kali mbak Wiwik dapat juara 1 ....
Hebat mb Wik ....
Makasih Ayna 17 bu Tien ...
ReplyDeleteTapi saya geregetan sama pak tua yang gak tau diri itu ...
Jangan lama lama pak tua yang jahat itu berbuat semaunya sendiri bu Tien ...
Kasihan Bintang ....
Kan Nanda sudah mulai tertarik ke Bulan ...
Salam hangat dari malang ...
Selalu sehat ya bu Tien.
Aduuhhh....
ReplyDeleteSudah 2 kali mbak Wiwik dapat juara 1 ....
Hebat mb Wik ....
Ahayy trimakasih mbak Laksmie
DeleteTerima kasih Bu Tien, pagi2 sdh muncul cerbungnya...
ReplyDeleteSalam sehat selalu...😊🙏
Ayna 17 mtr nwn bu Tien...sehat sll njih
ReplyDeleteKemana Ayna pergi?
ReplyDeleteKetidak sukaannya pada Sardjono membawa dia ingin menghindar!
Semoga terdampar tempat yg benar .
Salam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulilah sudah bisa mengikuti kisah AYNA17. Mksh M Tien moga lancar terus.
ReplyDeleteBetul Ayna... pergi saja yg jauh dari Sarjono sigila itu. Smoga ada pertolongan utk Ayna.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, Ayna 17 sudah hadir menghibur dikala hujan ini. Smoga Mbak Tien selalu sehat dan bisa berkarya terus. Salam seroja dari Semarang.
Semoga Ayna segera menjauh dr mantan Bpk Tirinya...
ReplyDeleteMaturnuwun bu tien.. Makin seru..
Semoga ayna keluar rumah sakit dan ditemukan okeh bintang atau nanda
ReplyDeletePagar mau makan tanaman, tapi tanamannya sdh merambat pergi jauh. Semoga niat buruk kalah oleh niat baik.
ReplyDeleteSemoga sehat² selalu mbak tien.
Salam sejahtera utk mbak tien dan keluarga.
Mksih mba tien ayna 17nya..smg ayna g prnh jumpadgn ayah tirinya.. Smgbintang sgr menemukannya.. Slmseroja dan hangat dri skbmi y mba tien.. Muuaahh🥰🥰
ReplyDeleteGak sabar pengen yg 18 mbak
ReplyDeleteWuaduh ......
DeleteMasih *UNKNOWN.*
Edit dong profilnya, sesama blloger hrs saling sapa.....
Masak UNKNOWN terus jenenge.
Bu Tien ya bingung ta yen arep nyalami
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :
1. Ketuk UNKNOWN,,,
2. Lalu ketuk EDIT PROFIL,
3. Isi biodatamu,,,
4. Lalu SIMPAN,,
Mudah khan
Silahkan dicoba
Bagus ceritanya. Terima kasih.
ReplyDeleteMakasih bu.tien
ReplyDeleteWuaduh ......
DeleteMasih *UNKNOWN.*
Edit dong profilnya, sesama blloger hrs saling sapa.....
Masak UNKNOWN terus jenenge.
Bu Tien ya bingung ta yen arep nyalami
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :
1. Ketuk UNKNOWN,,,
2. Lalu ketuk EDIT PROFIL,
3. Isi biodatamu,,,
4. Lalu SIMPAN,,
Mudah khan
Silahkan dicoba
Belum tayang juga Ayna 18
ReplyDeleteNgintip....juga...
ReplyDeleteBlom tayang..
Ngapunten bu tien...
Ikutan ngintip ...
ReplyDeleteBelum muncul..
semoga sehat selalu Bunda Tien...
Ayna17... sedih... Ayna amnesia....
ReplyDeleteSalam sehat dan terima kasih mbak Tien
Wah amlm ngantuk..jd ga kebagian ayna 17..
ReplyDeleteSekrg didobel..
Nuwun mbak Tien..salam sehat de bandung.