Thursday, January 14, 2021

SANG PUTRI 48

SANG PUTRI  48

(Tien Kumalasari)

 

“Hallo... ya.. siapa ini?”

“Saya bicara dengan pak Handoko?”

“Iya.. benar, ini ponselnya Mirah?”

“Ya , kebetulan saya menemukan nomor kontak anda. Mirah ada dirumah sakit.”

“Apa? Sakit apa?”

“Kemarin malam dia digigit ular.”

“Apa? Digigit ular?”

“Ketika dia menyetop mobil saya, saya memberhentikannya karena dia tampak ketakutan. Dia masuk kedalam mobil, dan mengeluh kakinya sakit karena digigit ular. Saya melarikannya kerumah sakit terdekat, tapi ini dia ada dirumah sakit Solo, karena rumah saya ada di Solo, jadi lebih baik saya pindahkan saja. Saya khawatir ular berbisa. Saya baru sempat membuka tas yang dia bawa dan menemukan ponselnya.”

“Baiklah, saya akan segera kesana. Apa sakitnya parah?”

“Sudah mendapat pertolongan, tapi masih harus dirawat.”

“Keadaannya bagaimana?”

“Sudah membaik, tampaknya bukan ular berbisa.”

“Rumah sakit pusat ya?”

“Benar pak.”

Handoko menutup ponselnya dan beranjak pergi, tapi laki-laki yang memang pak Dimin itu memanggilnya setelah ia membuang sisa makannya yang tak sempat habis karena mendengarkan Handoko bertelpon.

“Tunggu pak.. tunggu..”

“Ya.. ada apa?”

“Yang bapak bicarakan itu namanya Mirah?

“Ya, dia bekas pembantu saya.”

“Ya Tuhan, bapak yang namanya pak Handoko?”

“Benar, bapak siapa?”

“Saya kan sudah bilang, nama saya Sandimin. Anak saya bernama Mirah.”

“Jadi bapak ini bapaknya Mirah?”

“Iya, saya sedang mencari Mirah juga, dan menyusul isteri saya yang pergi  kekota lebih dulu, tapi saya tidak tahu alamat bapak.”

“Baiklah, ayo ikut saya kerumah sakit.”

***

Pak Dimin merasa lega, walau masih khawatir dengan keadaan anaknya. Begitu sampai dirumah sakit, dan bertemu Mirah, pak Dimin menubruknya sambil menangis. Mirah sudah berada diruang rawat. Kakinya dibalut perban, dan selang infus masih terhubung dengan tubuhnya.

“Anakku... nduk... Mirah... ma’afkan bapak ya nduk..” tangis Dimin.

Mirah membuka matanya, terpana melihat bapaknya datang bersama tuan gantengnya. Ia juga heran mengapa bapaknya meminta ma’af dan menyesali perbuatannya.

“Bapak...bagaimana bapak bisa bertemu pak Handoko? Mana simbok?”

“Oalah nduk.. bapakmu ini juga sedang mencari mbokmu.. yang pergi tanpa pamit. Tapi menurut pak Handoko, mbokmu sudah sampai dirumah pak Handoko, tapi sekarang dirumah bu Suprih atau siapa.. yang katanya .. adiknya bu Suprih mau ngelamar kamu.”

“Oh, syukurlah.”

“Lha kamu ini kenapa bisa sampai digigit ular?”

Lalu Mirah bercerita tentang yang terjadi

Hari sudah gelap ketika Mirah kabur dari rumah, menyusup diantara pagar-pagar tetangga yang berupa pohon-pohon perdu. Lalu lari kejalan. Ia menunggu barangkali ada kendaraan lewat yang mau memberinya tumpangan. Mirah tidak berani menunggu ditempat terbuka, khawatir bapaknya menyusulnya. Ia berdiri diantara pohon-pohon, ketika tiba-tiba kakinya terasa sakit. Ia melihat kearah kaki kanannya dan melihat seekor ular sedang menggigit persis diatas mata kakinya. Mirah masih punya kesadaran untuk membiarkannya, agar ular itu melepaskan gigitan dengan sendirinya. Dia berdiri diam, tak bergerak. Dan itu berhasil. Tapi Mirah sangat ketakutan, jangan-jangan ular itu berbisa. Ia lari kejalan, dan membiarkan sebelah sandalnya terlepas. Ia melongok kearah jalan kecil yang menuju kerumahnya, dan dengan terkejut melihat seseorang menyapanya.

“Rah, mau kemana malam-malam begini?”

“Ssst, diam lik Sono..  jangan bilang sama bapak kalau ketemu aku.”

“Memangnya kenapa Rah? Kamu kabur dari rumah?”

Tiba-tiba Mirah melihat sebuah mobil melintas. Mirah menghadangnya, tanpa peduli bahwa mobil itu tidak menuju ke kota tapi kearah sebaliknya.

Mirah melepaskan sandal yang satunya, dan berjalan menghampiri mobil yang berhenti ketika tangannya melambai.

“Tolong saya,” pinta Mirah dengan gemetar.

“Dikejar orang mbak?” tanya seorang wanita yang duduk disamping kemudi.

“Iya, tolong cepat pergi,” pintanya lagi kata Mirah masih dengan ketakutan.

Pengendara mobil itu seorang bapak dan isterinya. Ia kemudian memacu mobilnya, karena Mirah tampak ketakutan.

“Siapa yang mengejar mbak? Orang jahat?”

“Bapak saya bu.”

“Lhoh.. bapaknya mbak? Ada apa? Adakah seorang bapak mengancam anaknya sampai membuatnya begitu ketakutan?”

“Saya.. dipaksa.. menikah.. dengan .. orang yang sudah tua..” kata Mirah terbata, dan sekarang diiringi dengan keluhan. Kaki yang tergigit ular terasa nyeri.

“Ya ampuun... Tapi kenapa mbak seperti kesakitan? Bapaknya sampai menghajar juga?”

“Tidak bu, saya tadi digigit ular..”

“Haaa?” laki-laki penolong dan isterinya itu terkejut.

“Kalau begitu langsung kerumah sakit mas,”

Dan laki-laki yang baik itu segera membawanya kerumah sakit terdekat. 

Pak Dimin meneteskan air mata mendengar cerita Mirah. Ia mengelus kepala Mirah penuh penyesalan.

“Saya dirawat sampai besok sorenya, lalu penolong saya itu memindahkan saya kesini, karena rumahnya dikota ini. Lalu ia meminta nomor ponsel saya dan bertanya ke nomor berapa dia  bisa menghubungi keluarga saya.  Ponsel saya mati karena dua hari tidak di cas. Baru tadi bisa dan penolong saya kemudian menghubungi pak Handoko.”

“Saya membawa sedikit uang, tapi mereka tidak mau menerimanya ketika saya membuka dompet saya dan ingin memberikan ATM saya.”

Handoko sudah masuk keruangan itu dan mendengarkan apa yang diceritakan Mirah.

“Syukurlah Mirah, kamu baik-baik saja. Aku sudah menelpon ibu, aku suruh menghubungi mas Pri, karena ibumu ada dirumah mbakyunya mas Pri.”

“Terimakasih banyak pak.”

“Saya sudah ketemu penolong kamu,  dia sudah membayar semua beaya sejak kamu dirawat. Aku ingin menggantinya tapi dia menolak.”

“Iya bapak.. beruntung saya menemukan orang-orang baik.”

“Karena kamu juga baik Mirah,” kata Handoko sambil tersenyum.

“Terimakasih bapak.”

“Sekarang aku mau pulang dulu. Sebentar lagi ibumu sama mas Pri akan datang kemari. “

“Sekali lagi terimakasih, telah menemukan bapak saya. Kalau tidak, entah bagaimana nasibnya,” kata Mirah sendu.

“Iya Rah, Allah menuntun aku agar kamu bisa bertemu bapak kamu. Syukurlah semua baik-baik saja.”

***

Palupi merasa lega, suaminya bisa menemukan bapaknya Mirah lalu mempertemukannya dengan Mirah.

“Syukurlah mas, aku senang, akhirnya semuanya baik-baik saja.”

“Tapi aku sungguh sangat malu. Awalnya tuh aku melihat pak Dimin tampak pucat, bersandar pada mobilku, aku beri dia uang, mengira dia pengemis.”

“Ya ampun mas.. apa penampilannya kayak pengemis?”

“Entahlah, aku cuma melihat pakaian kucel, tampak lemas dan pucat. Aku beri uang dia menolak dan bilang “saya bukan pengemis”, lalu aku minta ma’af. Ketika dia mau pergi aku lihat dia terhuyung-huyung, rupanya dia lapar, lalu aku belikan dia nasi dan minum. Sa’at itulah ada yang menelpon bahwa Mirah ada dirumah sakit.”

“Luar biasa sekali pengalaman Mirah ya mas. Pakai digigit ular segala, dan untunglah bukan ular berbisa.”

“Iya, cuma mungkin besok sudah boleh pulang, lukanya yang semula bengkak sudah membaik. Dan dokter tidak memperbolehkan pulang dulu karena dikhawatirkan luka itu menjadi infeksi, karena menurut bapak-bapak yang menolongnya, Mirah sempat demam.”

“Syukurlah kalau tidak apa-apa.”

“Kalau orang lain kan mimpi digigit ular itu tandanya dapat jodoh, tapi Mirah beneran digigit ular, dan memang dapat jodoh kan?”

“Iya ya mas, tapi bapaknya sudah tidak memaksa bukan?”

“Ketika bertemu, bapaknya menangis dan meminta ma’af, pastinya dia akan bisa menerima pilihan Mirah.”

“Syukurlah..” Aduuh.. bakal banyak yang menikah tahun ini ya mas?”

“Dan ada yang bakal punya adik juga..” kata Handoko dengan wajah berseri.

“Iya, eh.. mana susu yang aku minta mas belikan tadi?”

“Oh iya, sampai lupa..” kata Handoko sambil mengulurkan bungkusan susu kepada isterinya.

Palupi langsung kebelakang dan membuat susu untuk dirinya sendiri dan membuat  coklat susu untuk suaminya.

“Ibuu.. ini susu untuk adik?”

“Iya Bintang, kalau susu untuk Bintang yang itu. Bintang juga mau dibuatkan ?”

“Iya ibu. Bolehkah minta susunya adik ?”

“Tidak boleh Bintang, kita punya susu sendiri-sendiri. Ini untuk ibu dan adik, itu untuk Bintang, yang satunya itu untuk bapak.”

“Ooh..”

“Bintang tunggu saja disana sama bapak, nanti kalau sudah selesai ibu bawa kesana.”

“Apa yu Mirah sudah mau pulang?”

“Oh, iya Bintang, yu Mirah sudah mau pulang, mungkin besok.”

“Horeee... “ Bintang berjingkrak senang, sambil lari kedepan menemui bapaknya.

***

mBok Dimin menangis terharu ketika sudah tiba dirumah sakit. Ia memeluk dan menciumi Mirah sambil bercucuran air mata.

“nDuk.. simbok mencari-cari kamu. Syukurlah kamu selamat.”

“Iya mbok, simbok jangan sedih lagi. Saya sudah sehat. Mana bu Suprih?”

"Mobilnya nak Pri tidak muat, dia mengira kamu sudah bisa langsung pulang, jadi bu Suprih tidak ikut."

"O, ya sudah mbok."

“Lha itu, bapakmu kok ya bisa sampai kemari,” kata mbok Dimin sambil  menuding kearah suaminya sambil cemberut.

“Sudah mbokne, jangan marah lagi sama aku, aku sudah minta ma’af sama genduk.”

“Mengapa tiba-tiba menyusul kemari? Nanti kesayanganmu yang tua jelek itu mencari kamu, bagaimana ?” ejek mbok Dimin.

“Tidak lagi.. sudah, jangan diingat-ingat lagi..”

“Lha kenapa? Biasanya  kalau urusannya sama dia,  pasti nomor satu untuk kamu kan pakne?”

“Tidak, aku menyesal.”

“Setelah aku tinggal pergi?”

“Ya itu, lalu aku ternyata juga ditipu oleh carik gila itu.”

“Ditipu bagaimana?”

“Lha dia sudah nggak punya sawah, kok menjanjikan sawah buat aku. Lalu karena mengetahui hal itu,  aku kemudian menyadari kesalahanku mbokne, sungguh aku menyesal. Biarlah kita miskin. Aku mengerti, bahwa kebahagiaan genduk adalah yang nomor satu. Biarlah dia menikah dengan siapapun yang dia sukai.”

“Syukurlah kamu eling pakne. Lha ini, lihat ini.. yang dibelakang kamu ini, ya ini yang mau melamar anakmu.”

Pak Dimin menoleh, melihat Pri berdiri dibelakangnya, lalu kemudian mencium tangannya.

“Lihat, wajahnya tampan, orangnya santun dan sangat baik. Kamu bandingkan sama pilihan kamu yang tua tak tahu diri itu, jauh kan?” omel mbok Dimin.

“Oh, iya .. benar.. Ma’af ya nak. Saya membuat semuanya jadi nggak karuan. Ya seperti ini bapaknya Mirah, sama mboknya, hanya orang desa yang bodoh.”

“Saya juga keturunan orang desa bapak. “

“Apa benar sampeyan menyukai anak saya Mirah?”

“Saya bahkan hampir melamar kekampungnya dik Mirah pak.”

“Ya sudah, silahkan saja kapan mau datang. Tapi Mirah harus sembuh dulu. Ya kan Rah?” tanya pak Dimin pada anaknya.

Mirah tersenyum tersipu.

“Terserah bapak saja.”

“Ya sudah, aduh.. aku mau duduk, aku lelah sekali,”  kata pak Dimin sambil berjalan kearah kursi yang tersedia agak jauh dari ranjang Mirah.”

Pri mendekati Mirah, menggenggam tangannya erat.

“Cepat sembuh ya dik Mirah?”

“Kata dokter, kalau aku tidak panas lagi, besok boleh pulang.”

“Syukurlah. Dik Mirah mau saya antar kekampung, atau kerumah pak Handoko?”

“Pulang dulu kerumah ya nduk, sampai kamu sehat benar, simbok ingin merawat kamu, nanti kalau sudah seger lagi badanmu, boleh kembali kekota.” pinta mbok Dimin.

“Iya mbok.”

“Kalau begitu besok saya antar ke kampung ya bu.”

“Ibu sekarang mau nginep dirumah saya, sama bapak?” tanya Pri.

“Tidak nak, cuma semalam ini saja, biar simbok tidur disini, nanti simbok beli tikar. Diluar pasti ada. Nanti simbok cari.”

“Nggak apa-apa, nanti Pri carikan tikar sama bantal bu.”

“Jangan panggil saya bu, nak... nggak biasa dipanggil bu, jadi aneh kedengarannya.”

Pri tertawa.

“Memangnya berbeda, bu sama simbok? Sama  saja kan?”

“Jangan nak, Mirah juga memanggil saya simbok, jadi nak Pri juga harus panggil saya simbok, lebih enak.”

“Baiklah mbok. Saya juga memanggil ibu saya almarhumah dengan panggilan simbok.”

“Tuh kan..”

“mBokne... mbokne.. sini..!” tiba-tiba pak Dimin memanggil isterinya.

“Ada apa?” mbok Dimin mendekat.

“Bisakah kamu belikan aku makan? Mungkin diluar ada yang jual. Aku lapar,” kata pak Dimin pelan, malu kalau lainnya mendengar.

“O, pakne lapar? Ya sudah aku belikan dulu,” kata simbok,  lalu ia berjalan keluar. Tapi Pri memburunya.

“Bu.. mbok, simbok mau kemana?”

“Mau beli makan nak, itu, bapaknya bilang lapar.”

Pak Dimin tersipu...

“mBokneee, bikin malu saja...”

 “Nggak apa-apa,  biar saya saja mbok, sekalian buat semua,” kata Pri sambil berlalu.

“Simbok tuh, malu aku mbok..” omel pak Dimin.

“Lapar kok malu sih pak.”

Mirah tersenyum, ada bahagia pada senyum itu, ketika menyadari bahwa lamaran Pri tak akan ada halangan lagi.

***

Pagi itu ketika Handoko baru  bersiap-siap berangkat ke kantor, Pri datang menemuinya.

“Ma’af pak Handoko, saya mengganggu sebentar,” kata Pri yang menolak dipersilahkan duduk, takut mengganggu Handoko yang sudah hampir memasuki mobilnya.

“Tidak apa-apa mas. Bagaimana keadaan Mirah ?”

“Sudah baik pak, hari ini sudah boleh pulang.”

“Waah, pasti Bintang akan senang, sejak kemarin menanyakan terus.”

“Tapi ma’af mbak, ibunya dik Mirah minta agar Mirah dibawa ke kampung dulu.”

“Oh, gitu ya? Ya sudah tidak apa-apa, kan kemarin itu juga belum puas kangen-kangenan sama orang tuanya,” sambung Handoko.

“Tapi ma’af ya mas Pri, saya tidak bisa menjenguk, karena Bintang tidak ada temannya, saya tidak berani mengajaknya ke rumah sakit," sambung Palupi.

“Tidak apa-apa mbak, saya mewakili keluarganya pak Dimin mengucapkan terimakasih karena pak Handoko sudah mempertemukan kami semua.”

“Jangan difikirkan mas Pri, saya melakukan hal yang kebetulan, dan itu semua adalah keberuntungan Mirah.”

“Baiklah, saya pamit dulu, mau langsung kerumah sakit. Mudah-mudahan semua urusan cepat selesai sehingga dik Mirah bisa langsung saya antarkan pulang. Tapi saya mau pinjam mobilnya teman dulu, kalau pick up kan tidak cukup untuk berempat.”

“Mas Pri, kalau mobilnya mas Pri tidak cukup, boleh memakai mobil saya ini.”

“Terimakasih pak, saya sudah bilang teman dan sudah diijinkan, nggak enak kalau nggak jadi.”

“Ya sudah mas Pri, hati-hati ya,” pesan Palupi.

***

Siang hari itu Pri membawa Mirah dan kedua orang tuanya pulang. Sangat lega hati keduanya, karena semua berjalan baik, dan mereka bersiap menerima lamaran Pri kapan saja.

“Ya inilah gubugnya Mirah nak Pri, benar-benar gubug yang tidak patut,” kata pak Dimin, sementara mbok Dimin menyiapkan minuman dan menyuruh Mirah istirahat dikamar.

“Tidak apa-apa bapak, yang penting bukan rumahnya. Saya sudah mantap menjadikan dik Mirah sebagai isteri, bagaimanapun keadaannya,” jawab Pri bersungguh-sungguh.

“Terimakasih nak, saya minta ma’af kalau sebelumnya saya menolak nak Pri. Saya orang tua bodoh yang tergiur iming-iming harta berlimpah.”

“Seseorang pasti menginginkan yang  terbaik untuk anaknya. Dan bahwa ada sandungan, kita harus bersyukur karena bisa melewatinya.”

“Nak Pri adalah pilihan terbaik bagi Mirah. Saya sangat bahagia.”

“Terimakasih bapak.”

Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar.

“Bapak mertua.. bapak mertua.. Mirah sudah pulang?”

Wajah pak Dimin keruh seketika.

***

Besok lagi ya.

 

105 comments:

  1. Selamat malam..... terima kasih bu Tien
    SP_48 sudah tayang

    ReplyDelete
    Replies
    1. No 2 dibawah kakek habi he.. he..

      Delete
    2. Nembe mingker buat kopi je.. Kok sudah Mak bedunduk 😂

      Delete
    3. Terima kasih mbak Tien ... atas hadirnya SP 48.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    4. Alhamdulillah dapat kesempatan komen pertama sejak saya mengikuti cerbung karya bu Tien.
      Saya sdh baca bu Tien.... malam ini saya tidak menemukan adanya salah ketik... semuanya lancar... dialognya enak diikuti sebagai "tamba penasaran" kaburnya Mirah.
      Sugeng dalu, matur nuwun lan sugeng aso salira.

      Delete
    5. Wah juara 1.....selamat ya Kek

      Mtnuwun mbk Tien....
      Nglilir aku mbk

      Delete
    6. Selamat untuk juara 1
      Saya sengaja memberi kesempatan
      He he he

      Delete
    7. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍

      Delete
  2. Replies
    1. No 2 sy amankan bu. Maaf ya ...

      Delete
    2. Benar bu dokter Dewi nomor 2 bukan mas Danar...... yang ngutit dibelakangku. Selamat malam bu dokter Dewi salam kenal dari Bandung.

      Delete
    3. Ampun deh....mbak Tien..
      .ternyata siapa yg jd nomor 1 yg komen adalah suatu kepuasan tersendiri....unik sekali para penggemar cerbung ini...salam sehat dr Situbondo

      Delete
    4. Puji Tuhan, ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg SP48 hadir dg tetap bikin penasaran penggandrungnya.
      Ibu Tien memang luar biasa piawai, bikin cerita membumi tdk muluk2 persis terasa dlm kehidupan nyata, dg pesan moral yg sangat positip, mengasihi, peduli, terlibat, saling menjadi berkat...luar biasa...

      Dari Priok setia menunggu candake. Matur nuwun Berkah Dalem.

      Delete
    5. Puji Tuhan, ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg SP48 hadir dg tetap bikin penasaran penggandrungnya.
      Ibu Tien memang luar biasa piawai, bikin cerita membumi tdk muluk2 persis terasa dlm kehidupan nyata, dg pesan moral yg sangat positip, mengasihi, peduli, terlibat, saling menjadi berkat...luar biasa...

      Dari Priok setia menunggu candake. Matur nuwun Berkah Dalem.

      Delete
    6. 🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️ ternyata gak jadi nomor 2.... 😁😁

      Delete
    7. Salam kenal juga kakek Habi...

      Delete
    8. Mbk dokter Dewiyana....biar lebih kenal sama Kakek Habi,ikut di WAG yuuuuk...
      chat me 082116677789

      Delete
  3. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah lancar peetemuan Pri sm pak Dimin.. Si pengacau dtg ingin pamer gigi emasnya trs kena semprot pak Dimin sm simbok tar hehehe... Trimakasih Bu Tien, salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    2. Alhamdulillah SP-48 sudah tayang.
      Matur nuwun mBak Tien Kumalasari, semoga mBak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

      Happy ending tenan toh. . ADUHAI

      Delete
  4. Replies
    1. Alhamdulillah .... dok.
      Dapat kesempatan menduduki rangking 1. Padahal buka di HP belum ada... karena ada yang mau saya kerjakan untuk laporan Jum'at saya nyalain komputer..... klik kejora Pagi kok sudah ada.... langsung scroll kebawah blm ada yang komen.... nulis dulu baru baca.. hahaha

      Delete
    2. Gak nyangka Kake Habi itu di Bandung.. Salam sehat selalu..

      Delete
  5. Widih kalah set 😂😂🙏. MTR Nwn mbak Tien...Salam sehat bahagia 🙏

    ReplyDelete
  6. Malam Bunda.
    Makasih untuk SP 48,sukses buat Bunda
    Sehat dan tetap semangat

    ReplyDelete
  7. Trmksh mb Tien sdh tayang menyapa penggemar

    Salam sehat dr blora

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibu atau bapak ya, yang dari Blora.
      Selamat malam dan salam kenal saya Djoko Budi juga disebut Kakek Habi dari Bandung.
      Boleh minta tong supaya kami semua mengenal Anda, maukah Anda membuka diri dengan mengedit profil Anda ?
      Ini caranya:

      1. Klik tulisan UNKNOWN di komentar Anda
      2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
      3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
      4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
      5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
      6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
      7. Selamat mengedit Profil Anda

      Delete
  8. No.2
    Trimakasih mbak Tien..
    Sp48...

    Waduuh pak carik datang...kaco deh..hehe..

    Salam sehat mbak Tien..🙏

    ReplyDelete
  9. Wah ternyata salah nomor...ditinggal baca..udh bnyk yg komen..
    Gpplah nomer berp jg..yg penting udh baca..
    Udh senang2...dtg pengganggu lg...😡

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tenaaang
      Pak Dimin sdh sadar
      Pasti berani menolak dan melawan
      He he he

      Delete
  10. "Bapak mertua, mirah sudah pulang?" Tanya pak carik tersenyum pamer gigi emasnya. Cling.
    Trims bu tien. Ditunggu besok lg. Smoga tetap sehat waras bugar.

    ReplyDelete
  11. Kok mirah bisa digigit ular yah?
    Salam sehat dan bahagia bersama keluarga mbak tien.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wong sdh ketok wela-wela Mirah digigit ular gitu lho.... kok pertanyaannya pak Adri "KOK BISA?" nyatanya bisa.... Bu Tien dilawan....mau digigit ular... kalajengking.. apa jare bu Tien mau nulis apa.... Intermezo di menjelang tengah malam....
      Selamat malam pak Andri.... Salam sehat penuh semangat ....

      Delete
    2. Eh bpk, Saya kan komentar sebelum baca cerita nya pa he5x.

      Delete
  12. Wallah......berisik banget itu pak carik. Doyan ngapusi. Ketemu Pri...Skrg silahkan gigit jari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa lagi ini yang juga UNKNOWN ? Mungkinkah ini ibu Yuli Semarang ?? Ayo bu diedit profilnya agar yang lain tahu dan mengenal ibu, demikian juga bu Tien bisa menyapa Anda,,,

      Caranya :
      1. Klik tulisan "UNKNOWN" di komentar Anda
      2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
      3. Selanjutnya KLIK tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
      4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP dsb
      5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
      6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
      7. Selamat mengedit Profil Anda

      Delete
  13. Wis ditolak kok ya ora kwapok pak carik ki

    ReplyDelete
  14. Trimakasih bunda Tien sudah menghibur,sll ditunggu karya"nya
    Salam kompak sll dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  15. Pinternya ibu Tien.., bikin penasaran teruss tiap episodenya..., smg ibu Tien sehat sll..

    ReplyDelete
  16. Yg ditunggu akhirnya datang sdh makin ketara kebahahian yg dituju
    Salam sehat jeng tien

    ReplyDelete
  17. Terima kasih bunda Tien dear... atas hadirnya SP 48.

    Salam hangat kami dari Lampung.

    ReplyDelete
  18. Selamat malam makasih sp 48 dah tayang.
    Salam sehat dari jogja

    ReplyDelete
  19. Woalah si tua yg gak tahu diri...

    Trm. Kasih bu Tien... Salam sehat

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah akhirnya SP 48 muncul dengan cerita yang menggembirakan karena zPak Dimin dan bu Dimin bisa ketemu Mirah. Pri sdh direstui. Mirah sudah bisa pulang setelah dirawat. Psk Carik koq ya tidak tahu diri..madih berharap beristrikan Mirah. Ok selamat berkarya bu Tien..semoga sehat selalu..aamiin

    ReplyDelete
  21. Matur nuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Batang.

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah SP 48 sdh hadir
    Pak Carik...pak Carik...
    Seru dan dan bikin penasaran ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  23. Lapor jeng Nani Nur'aini Siba.
    Malam ini ada dua UNKNOWN yang saya ketemukan (sampai detik ini lho) dan sudah saya berikan caranya edit profil sebagai BLOGGER di tienkumalasari22.blogspot.com, semoga besuk sudah tidak ada lagi yang UNKNOWN.

    Yang mau bergabung di WAG PCTK (Penggemar Cerbung Tien Kumalasari) hubungi je Nani Nur'aini WA 0821 1667 7789 ke HP saya juga boleh 0851 0177 6038. Mangga ditunggu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... smg nanti malam sdh tdk ada UNKMONN lg Kek,Sdh bisa mengedit profilnya

      Yg mau gabung di Grup Penggemar Cerbung Bu Tien Kumalasari silakan chat me 082116677789

      Delete
  24. Alhamdulillah..... Matur suwun bunda Tien.... 😘😘😘

    ReplyDelete
  25. Pak carik lagi....😅

    Terima kasih bunda Tien, sehat selalu njih bun..🙏

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah walau terlambat
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
    Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya kepada kita semuanya aamiin

    ReplyDelete
  27. Matur nuwin... Mbak tien.. Sehat selalu

    ReplyDelete
  28. " Bapak mertua....bapak mertua...apa Mirah sudah datang ?......"

    Ambyaaaaar !!!! cling gigi mas nya bersinar bikin silau........!!

    ReplyDelete
  29. hehehe...lucu nih yg manggil bapak mertua tp tidak lebih muda

    ReplyDelete
  30. O bladi O blada (hehehehe, kaya lagu the Beatles) nih si Pak Carik, masih terus gencar ngejar perawan Mirah yg sedang disitu bersama Calon Suami-nya Mirah, Pri. Pria yg santun, baik hatinya, lebih ng-ganteng dari Pak Carik, dan juga mapan.

    Semakin penasaran nih kami, Bunda Tien. Ditunggu episode berikutnya yaaa.. TERIMA KASIH.

    Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat dan bahagia lahir batin. ♥️������

    ReplyDelete
  31. Komen dokter Dewi menurut waktu di hp sy mestinya memang urutan ke 2, krn kakek Habi 7.17 dan dokter 7.18
    Tapi tampaknya waktu komen tdk berarti sama dg urutan komen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuh kan...? Tapi ya udah gak papa... lucu lucu an aja sih... 😂😂

      Delete
    2. Untuk hiburan kita....jd semangat,seneeeeeng.....

      Delete
    3. Juri memutuskan
      Yg no 2
      Adalah.....

      Ibu Dewiyana

      Karena Bpk Danar me reply komen kakek Habi makanya posisinya lebih dibawah kakek Habi

      Termasuk sy khan diatas komen ibu Dewiyana walaupun jamnya jauh

      Delete
  32. Kaciaan pak carik patah hati. Makasih mbak Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah Mirah sdh ketemu, smg semuanya berakhir dg kebahagiaan. Aamiin
    Matursuwun mbak Tien, salam sehat bahagia sll dr Bekasi

    ReplyDelete
  34. Terima kasih banyak Bu Tien semangat dan sehat2 selalu kagem Bu Tien n keluarga❤❤❤💐💐🙏🙏🙏👍💪

    ReplyDelete
  35. Matur suwun Bu Tien salam hormat dari kota getuk

    ReplyDelete
  36. Terima kasih Bunda Tien.. salam sehat selalu

    Itu si carik mo iming" gigi emas kali..m

    ReplyDelete
  37. Matur nuwun bu Tien
    Ceritanya penuh pesan moral

    ReplyDelete
  38. Lega rasanya.. semua akan berakhir dengan happy... cuma Pak Carik yg bakalan ngaplo sama gigi ompongnya.
    Terima kasih Mbak Tien .. salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  39. Maturnuwun ibu Tien,salam hangat,semoga selalu sehat sekluarga,demikian jg dgn penggemar cerbung semua 🙏

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah rintangan demi rintangan bisa dilewati Mirah...Apakah ada kejutan baru..??? Kita tunggu saja dan terserah kepada Bu Tien... Salam sehat selalu buat bu Tien dan keluarga.

    ReplyDelete
  41. Trmkah kakek Habi atao bpk Djoko Budi....salam kenal jg dr blora sy seorang ibu, ga usah penasarana, sabar ya kek pd waktunya sy akan muncul kog hehehe.....maaf 🙏

    ReplyDelete
  42. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah.. akhirnya Mirah ditemukan dan telah ditolong oleh seseorang (seperti dugaan saya kemarin, bahwa yg menelpon mungkin penolong Mirah).
    Tapi ada lagi...seseorang teriak teriak... kayak nya sih itu si pak Carik yang kegilaan sama si Mirah.
    Salam sehat mbak Tien. Terima kasih

    ReplyDelete
  44. Sekarang sebelum baca cerbung nya, malah baca komen2nya dulu. Ternyata heboh terus, karena semuanya pengen no 1 komen biar dapat sepeda...😁😁😁😁
    Teruskan bapak ibu keseruan berkomentar nya.

    Salam sehat selalu buat Bu Tien, dari Bandung.


    Aduh pak Carik lagi, mau pamer gigi emas nih kayaknya..😂😂😂

    ReplyDelete
  45. Slmt pgii mba Tien smg shtsll ymksh SP 48 nya sdh tayang.. Slmseroja dri sukabumi unk mba tien sekeluarga.. Muuaahh🥰🥰😍😍

    ReplyDelete
  46. Wah tyt pembc setia mb Tien msh berlomba2 menjd komentator yg no 1... Pdhal no brppun nggak masalah khan semua komen terpublish... Apa di daring juga hrs no 1 ya... Mnrt sy kok yg terpenting bs dpt yg terbaik itu lbh membahagiakan tentu sesuai kriteria msg2..
    Klu yg no 1 itu p Carik khan kasihan Mirah .. jd lbh baik mas Pri wlu dpt urutan ke-2 saat melamar .. tp memenuhi kriteria utk jd pendamping Mirah yg terbaik... Ganteng, rendah hati dan berakhlak baik...smg samawa juga ya buat Mirah... Januari ceria atau Pebruari ceria mb Tien... Pembc ikut sj..nyimak...slm seroja.

    ReplyDelete
  47. Ada saja rintangan yg muncul, ketika seseorang ingin mewujudkan niat baiknya membangun rumah tangga. Semoga Pri dan Miran serta keluarganya untuk sabar dan ikhlas menghadapi ujian tsb, semuanya lancar. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  48. Wah pak Carik datang setelah pasang gigi palsu....
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  49. Maki panjang nih daftar barisan mbak Tien

    ReplyDelete
  50. Sabaaarr menanti episode berikutnya...
    Sempat tahan nafas..
    Salam segat MB Tien
    Always YulieslemanSendowo

    ReplyDelete
    Replies
    1. TOLOOOOOONG
      NAMA PROFILNYA DI UPDATE
      SEPERTI YANG TELAH BERKALI KALI DIJELASKAN OLEH KAKEK HABI DAN IBU ANI

      JUGA YANG DI PONDOK GEDE

      Delete
  51. Terimakasih mBak Tien,
    Sang Putri 48, sudah tayang
    sehat sehat selalu doaku
    saling sapa, dengan sesama pandemen saling rebut siapa duluan nongol dikolom komentar mengingatkan permainan bocah yang sebenarnya rindu kebersamaan;
    seperti pandemen cerita yang lain, kadang ada keinginan mencolek temen, ada lho celoteh dibalik dongeng mBak Tien; yang sebenarnya mengajak untuk mbok ya dibaca lagi, ada yang asyik kan.
    halah pangkatku ya mung tukang crigis aeng aeng
    bayangake, putra wayah pada ngumpul ana sing nggatekake; "eyang tak bantuin nyatet, eyang tinggal ngendika aja", lama lama bisa eksis sendiri hmm
    o ya bayangke full emosi, mbok Siti nuding nuding pak Dimin karo susure arep mrucut: "ngopo kok nangkene? biasane ngegung gungake carik ompong peot ra ta ta, apa unine di nut!!"
    pak Dimin semaur kanti memelas: "wis ta mbok aku wis njaluk ngapura karo genduk, rasah di eling eling carik edan"
    mbok Siti: "ngono ya!? bar tak tinggal lunga njuk lagi krasa!?"
    tak nyemak sedeku maneh

    ReplyDelete
  52. Ditunggu mbak sambunganya, makin seru......

    ReplyDelete
  53. Ditunggu mbak sambunganya, makin seru......

    ReplyDelete
  54. Mirah jangan jadi dg pak carik nanti dipanggil burik gak keren...

    ReplyDelete
  55. Alhamdulillah...
    Mtur nuwun Bun...
    Mugi2 tansah sugeng...

    ReplyDelete
  56. Coba lihat... Tp blm tayang gpp setia menunggu

    ReplyDelete
  57. Bu Tien.......seroja sll y bu sayaaang

    ReplyDelete
  58. Bu Tien banyak yg nunggu.. Semangat dan sehat njih bu... Kami menunggu karya ibu

    ReplyDelete
  59. Tepat 22.00. Rolikuran Tmg. Sampun kadung tresno.🤭.nderek mengintip SP 49.🧐. Sugeng Dalu mbak Tien 🙏

    ReplyDelete
  60. Belumkah..atau sy yg tertinggal??

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 26

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  26 (Tien Kumalasari)   Saraswati terkejut. Ia tak ingin bertemu suaminya di sana. “Mbok, becaknya suruh ke...