Saturday, January 9, 2021

SANG PUTRI 44

SANG PUTRI  44

(Tien Kumalasari)

 

Mirah diam tak bergerak. Jawaban ayahnya sungguh membuatnya kaget. Ia benar-benar tak ingin menerimanya. Air matanya mengalir tiba-tiba.

“Yu Miraaaah...” tiba-tiba Bintang berteriak.

Mirah mengusap air matanya  lalu berdiri dan keluar dari kamar.

“Yu Miraaah...”

“Ya mas Bintang..”

“Mau minum susu....”

“Baiklah, yu Mirah buatkan ya,” kata Mirah sambil beranjak ke dapur.

“Sayurnya sudah nih.. hm.. gurih baunya sayur bobor ini Rah..”

Mirah tak menyahut, ia sibuk membuat susu, lalu dibawanya ke meja makan.

“Mas Bintang, susunya sudah tuh, dimeja.”

Lalu Mirah kembali ke dapur.

“Sudah telpon Rah?”

Tiba-tiba Palupi melihat mata Mirah merebak merah.

“Ada apa? Nggak dikasih sama orang tua kamu?”

“Bapak sudah terlanjur menerima lamaran pak carik..” jawab Mirah lirih.

“Apa? Dan kamu mau?”

“Tidak bu, pak carik iru orangnya sudah tua.. kesukaannya kawin cerai. Dia hanya mengandalkan kekayaannya.”

“Mengapa orang tua kamu menerimanya?”

“Entahlah bu, saya mau pulang besok, saya tidak sudi diperisteri oleh dia.”

“Jangan-jangan dia telah memberi uang banyak kepada orang tua kamu.”

“Mungkin juga bu..”

“Kamu harus pulang Rah, katakan kepada kedua orang tua kamu bahwa kamu tidak suka. Kamu juga harus bilang bahwa kamu sudah punya pilihan yang lebih baik dan kamu cintai.”

“Iya bu, semoga bapak bisa menerima alasan saya.”

“Nanti kalau kamu tidak berhasil, biar bapak sama aku menemui orang tua kamu.”

“Baiklah bu, terimakasih sebelumnya.”

“Kamu tidak usah sedih dan menangis, semua pasti ada jalan keluarnya.”

“Iya bu, semoga.”

“Ya sudah, hapus air matamu. Nanti cantiknya hilang, mas Pri pangling lho,” goda Palupi.

“Ah, ibu...” kata Mirah sambil mengusap air matanya.

Terbayang olehnya, bandot tua yang suka cengar cengir setiap kali melihatnya pulang, yang kala itu tak pernah diacuhkannya. Tak pernah terbayangkan laki-laki menyebalkan itu kemudian melamarnya menjadi isterinya. Ogah. Sudah jelek, tua, mata keranjang lagi. Iming-iming harta tak akan membuatnya tergiur. Lalu dengan malu-malu dalam hati Mirah membayangkan wajah Pri, yang walau tidak setampan tuan gantengnya, tapi lumayan manis, dan mata teduhnya membuatnya terpesona.

***

“Sudah bilang mbak Mirah yu?” tanya Pri pagi itu.

“Sudah, dia janji akan segera mengabari orang tuanya. Kita tunggu saja. Tapi kalau kamu mau menelpon ya tilpon saja, kan dia sudah jelas-jelas tidak menolak kamu.”

“Iya sih..”

“Ya sudah, telpon saja, barangkali lebih banyak yang akan kamu katakan.”

“Banyak sekali yu..”

“Aneh kamu ini, pacaran kok seperti saling malu begitu.”

“Dia juga pemalu sih yu.”

“Kalau dia pemalu, kamu yang harus kerap mengajaknya bicara. Nanti pas sudah nikah lalu malu sama malu bagaimana? Seperti mbakyumu dulu.”

“mBakyu dulu juga malu-malu, ketika masih pengantin baru?”

“Lha mbakyumu kan dijodohkan sama bapak sama simbok, belum kenal sebelumnya. Pas sudah menikah, saya nggak berani tidur sama dia.”

“Lho.. terus gimana yu?”

“Kangmasmu mendekati aku, aku lari dan sembunyi di kamarnya simbok.”

Priyambodo terbahak.

“Lha kok terus bisa kena.. bagaimana yu?”

Malam kedua masih begitu. Malam ketiga, simbok sama bapak pergi menginap dirumah simbah. Rupanya mereka sengaja pergi. Kunci pintu kamar disembunyikan entah kemana. Jadi ketika aku tidur dikamar simbok, dia tiba-tiba masuk. Aku mau lari kemana?”

Pri memegangi perutnya karena tertawa terus.

“ Waktu itu kamu masih kecil.. diajak bapak sama simbok kerumah simbah.”

“Lalu.. setelah itu yu Prih tidak kabur-kaburan lagi kan?”

Suprih tersenyum. Geli juga mengingat masa lalunya.

“Tapi kangmasmu itu ganteng dan baik, dia lembut dan penuh kasih sayang. Akhirnya  mbakyumu ini juga jatuh cinta bener sama kangmasmu. Lalu lahirlah Tanti, dan kamu ikut momong keponakanmu waktu itu. Biar miskin tapi kami bahagia dan saling mengasihi. Sayang kangmasmu tidak berumur panjang, Ia tak bisa melihat anaknya jadi orang.” kata Suprih sendu.

“Ya sudah, mas kan sudah tenang disana, yu Suprih jangan sedih.”

Suprih mengangguk sambil mengusap setitik air matanya yang menetes.

***

 “Mirah jadi pulang hari ini?” tanya Handoko ketika pulang untuk makan siang.

“Iya mas, saya suruh pagi-pagi, tapi dia menyempatkan bersih-bersih dulu baru pergi. Kasihan dia, semoga bapaknya tidak memaksa.

“Kalau Mirah tidak mau, apa ya harus dipaksa?”

“Orang tua kan macam-macam mas, ada yang terserah maunya anak, ada yang memaksakan kehendak. Nggak tahu kalau orang tuanya Mirah itu orang tua yang bagaimana.”

“Semoga yang terbaik untuk Mirah.”

“Aamiin. Tapi nanti kalau orang tuanya memaksa, saya sudah janji sama Mirah, saya dan mas akan ikut bicara pada orang tuanya Mirah. Barangkali .. siapa tahu mereka mau mendengarnya.”

“Ya, gampang nanti.”

“Mas sudah pesan gedungnya? Yang agak luas so’alnya untuk dua pengantin lho.”

“Sudah, itu urusan Danang.”

“Ya sudah, aku kan cuma mengingatkan, jangan sampai kelupaan.”

“Kamu yang bagian pesen catering, tapi kamu nggak boleh terlalu capek lho, ingat, bahwa kamu sedang mengandung.”

“Nggak kok, cuma lihat-lihat menunya, lalu pesan.. kan nggak harus mondar mandir.”

“Ya sudah.”

“Ayo makan mas, sudah siap dari tadi, dan Bintang sudah merengek lapar.”

“Masak apa isteriku hari ini?”

“Ada tumpang dan sayur bening..”

“Wauuw.. sudah lama aku tidak makan tumpang. Ada sayurannya kan?”

“Ada dong mas.. bayam, kacang panjang, kecambah, kenikir.. mentimun..”

“Banyak banget sayurannya.”

“Untuk Bintang apa?”

“Sayur bening bayam sama oyong, ayam goreng nggak pernah ketinggalan kalau dia sih.”

Keduanya beranjak keruang makan sambil berangkulan.

“Bintaaang... ayo makan..” teriak Palupi.

“Sebentar ibu... Bintang beresin dulu mainannya.”

“Bagus nak, jangan lupa cuci tangan ya.”

***

Mirah turun dari bis yang membawanya dari kota. Dengan hanya membawa satu dua lembar pakaian, Mirah melangkah menuju rumah yang tak jauh dari tempat dimana dia turun. Wajahnya gelap, tak ada senyuman atau harapan akan melepas rindunya kepada kedua orang tuanya, karena berita yang didengarnya kemarin siang.

Dalam melangkah itu tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dari Pri, berdebar Mirah mengangkatnya.

“Dik Mirah, eh.. boleh ya saya memanggil ‘dik’ saja?

“Boleh mas, eh.. pak..” jawab Mirah sambil tersenyum.

“Ya sudah ‘mas’ saja lebih enak, rasanya aku tua an  ya kalau begitu?”

“Iya, baiklah.”

“Kemarin mbakyuku sudah menelpon?”

“Sudah mas.. eh.. mm... mas.”

“Lalu apa kata orang tua kamu? Bisa ya Minggu depan aku ke kampung kamu?”

“Ini saya baru turun dari bis.”

“Maksudnya?”

“Saya memerlukan pulang, untuk bicara sama bapak.”

“Oh, baiklah, hati-hati ya, mas tunggu beritanya.”

Mirah menutup ponselnya lalu menarik nafas berat. Apakah bapaknya mau menerima kata-katanya bahwa dia sudah memilih seseorang?

Kira-kira limapuluhan meter sebelum dia sampai ke rumah, sebuah tangan memegang lengannya. Mirah berhenti melangkah, Matanya menyala marah begitu melihat siapa yang mencengkeram lengannya. Dengan keras dia menepiskan tangannya, lalu meneruskan langkahnya.

“Heeei... tunggu..”

Lalu sesosok laki-laki dengan gigi tanggal pas ditengah-tengahnya mengulaskan senyuman lebar. Tampaknya laki-laki itu merasa bahwa dengan senyuman itu ia tampak bertambah tampan. Mirah membuang muka.

“Mirah, sombong amat sih sama calon suami?”

Mirah tak menjawab, dia menyingkir kesamping laki-laki itu dan meneruskan langkahnya.

“Heeii.. sayangku... Kok gitu sih. Aku ini calon suami kamu.”

Mirah sudah sampai didepan rumahnya, lalu memasuki pekarangan dengan melangkah cepat. Dengan marah ia menoleh kebelakang, dan laki-laki itu mengikutinya.

Mirah masuk kedalam rumah dan menutup pintunya.

“Siapa?” teriakan simbok dari dalam.

“Aku mbok, Mirah..”

Simbok bergegas keluar lalu merangkul anak gadisnya erat.

“Lama sekali kamu nggak pulang nduk, simbok kangen..”

“Mirah juga kangen mbok.. Mana bapak?”

“Ke tegal, sebentar lagi pasti pulang.”

“Raah.. Miraah..” terdengar teriakan dari depan rumah.”

“Itu seperti suara pak carik?”

“mBok, aku lelah, suruh dia pergi.”

Simbok bergegas kedepan.

“Pak Carik ?”

“Mana Mirah mbok, aku mau ketemu.”

“Ma’af pak Carik, dia baru saja datang, masih lelah.”

“Oh, ya sudah, nanti sore saja aku kemari,” katanya lalu membalikkan tubuhnya setelah melongok-longok kedalam, barangkali bisa melihat yang dicarinya.”

Simbok menutupkan pintunya kembali.

Ketika kebelakang, dilihatnya Mirah duduk bersandar di kursi kayu dekat dapur.

“Ini minumlah, sudah dingin, tapi teh manis. Apa simbok hangatkan dulu?”

“Tidak usah mbok, ini saja.”

“Ini kamu bawa apa?”

“Roti mbok, kesukaan simbok, yang isinya pisang.”

“Enaknya, ya sudah, ayo dimakan bersama-sama. Tadi simbok bikin nagasari nih, ayo cicipin.”

“Iya mbok, sudah lama tidak makan nagasari, pasti enak,” kata  Mirah sambil membuka bungkusan daun pisang yang membalut nagasari buatan simboknya.

Simbok sudah masak sayur lodeh terong sama sambal teri, nanti kita makan sama-sama kalau bapakmu sudah pulang.”

“Ya mbok,” kata Mirah, tapi pikiran Mirah sedang kacau, tidak sepenuhnya menikmati nagasari yang dikunyahnya pelan.

“Lha kamu ini kenapa, pulang-pulang kok wajahny keruh begitu ?”

“Kemarin saya menelpon bapak.”

“Iya, bapakmu sudah bilang. Katanya ada yang akan melamar kamu, gitu kan?”

“Iya mbok,  tapi bapak mengatakan bahwa sudah ada yang mau mengambil Mirah sebagai isteri.”

“Ya itu nduk, pak carik. Dia suka sama kamu.”

“Bukankah isterinya sudah banyak?”

“Sekarang dia sudah tidak punya isteri.”

“Kan kesukaannya ganti-ganti isteri?”

“Dia janji, kalau sama kamu dia tidak akan kawin lagi. Kamu yang terakhir katanya.”

“Mirah ogah mbok.”

“Dia sudah tua, tapi dia sangat baik sama bapakmu.”

“Apa karena sangat baik sama bapak, lalu bapak rela Mirah diperisteri olehnya?”

“Rah.. kamu itu sudah dewasa, bapak sama simbok malu kalau kamu dikatain orang-orang ‘perawan tua’”

“mBok, aku justru akan mengatakan pada bapak sama simbok, bahwa sudah ada yang mau melamar Mirah. Orang baik-baik, bukan bandot tua seperti pak carik.”

“Hiishh. Mirah.. nggak bagus mengata-ngatai orang seperti itu.”

“Memang iya kan mbok sudah tua nggak tahu diri. Mirah itu mau diperisteri oleh seseorang yang memang sudah duda dan punya anak satu, tapi dia baik.”

“Tuh, kamu juga mau diambil duda.”

“Tapi masih muda mbok, isterinya meninggal. Anaknya masih kecil. Mirah suka sama dia mbok.”

“Ya sudah, kalau mbokmu ini bisa apa.. nanti kalau memang kamu tidak suka, tinggal bilang sama bapakmu bahwa kamu tidak suka.  Tapi sepertinya bapakmu sudah menyanggupinya lho. Dia menjanjikan sepetak sawah untuk bapakmu, kalau kamu jadi isterinya nanti.”

“Jadi aku ini dijual mbok?”

“Eeh, jangan bilang begitu, nanti bapakmu marah.”

“mBok, Mirah tidak mau. Mirah mau pergi saja.”

“Eeh.. jangaan.. tunggu bapakmu dulu.”

Lalu terdengar orang terbatuk-batuk memasuki rumah. Mirah kembali menyandarkan tubuhnya, wajahnya muram.

“Lho.. kamu datang Rah? Bagus, begitu bapak beri tahu bahwa pak carik melamar kamu, kamu langsung datang. Bapak senang kamu bisa membuat bapakmu bahagia.”

Mirah menatap bapaknya. Orang tua yang sangat disayangi dan dihormatinya, kali ini membuat hatinya sakit. Ia memperlakukan dirinya seperti barang dagangan. Diberikan dengan imbalan. Hati Mirah terkoyak pedih.

“Tadi aku ketemu pak carik, dia bilang kamu sudah datang, lalu aku buru-buru pulang. Dia bilang sa’at pernikahan nanti akan menanggap wayang kulit semalam suntuk.” Kata bapaknya Mirah sambil duduk dikursi didekat simboknya. Bau keringat yang apak dari tubuh bapaknya menyeruak. Bau apak itu biasanya membuat hati Mirah terharu karena keringat itu adalah kerja kerasnya, tapi kali ini Mirah benar-benar muak.

“Bapak, Mirah tidak mau.”

“Apa katamu?”

“Mirah tidak mau menikah dengan pak carik.”

Sang bapak menggebrag meja dengan keras, membuat Mirah nyaris terlonjak karena terkejut. Ditatapnya mata bapaknya yang tampak garang.

“Kamu harus menurut apa kata orang tua.  Jadi isteri seorang perangkat desa itu suatu kehormatan. Tahu tidak?”

“Tapi menjual anaknya sendiri itu bukan sesuatu yang terhormat pak,” kata Mirah dengan berani. Lama tinggal dikota, mengalami dan menyaksikan banyak hal, membuat Mirah bukan seperti gadis dusun yang bodoh dan penurut. Ia tahu mana yang bisa dilakukan dan mana yang tidak. Mana yang ia harus tunduk dan mana yang harus ditentang.

“Bodoh !! Siapa yang mengajari kamu berani sama bapakmu?”

“Bapak, saya menghormati bapak, tapi kalau bapak melakukan sesuatu yang tidak benar, maka saya mohon ma’af, akan menentangnya.”

“O, jadi menikahkan anak itu kamu anggap tidak benar?” suara bapaknya semakin meninggi.

“Yang tidak benar adalah, dengan siapa bapak menikahkannya dan dengan imbalan apa bapak merelakan anak bapak untuk calon menantu bapak itu.”

“Setan alas kamu. Bapak sudah banyak berhutang budi sama dia?”

“Dan bapak pergunakan Mirah untuk membayar utang bapak itu?”

“Pokoknya jangan banyak bicara, kamu harus nurut.”

“Tidak bapak, Mirah tidak mau.”

“Nurut !!”

"Tidak,” Mirah mulai menangis. Sang simbok yang merasa iba lalu mengelus punggung anaknya.

“Biarkan Mirah pergi..” isak Mirah.

“Pak, sabar pak.. jangan bicara keras sama anak sendiri. Dia baru datang, aku kangen sama dia, kok malah bapak marah-marah begitu.”

“Masukkan dia kedalam kamar, kunci dari luar.,”

Mirah berdiri dan ingin berlari, tapi tangan kuat bapaknya menghadangnya. Mirah meronta, tapi tak mampu melepaskan diri dari cengkeraman bapaknya, yang kemudian menariknya kedalam kamar, melemparkannya ke tempat tidur kemudian menguncinya dari luar.

***

Besok lagi ya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

129 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga Mirah tetap bersama mas Pri... Happy ending

      Delete
    2. Terima kasih mbak Tien ... SP 44 sdh bisa ditayangkan.

      Salam hangat kami dari Yogya.

      Delete
    3. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🥰🥰🥰

      Delete
    4. Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #silaturahim
      #cerbung_novel_populer
      #jumpa_fans

      Ayoooooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN...lalu ketuk EDIT PROFIL,,, Isi biodatamu ... Lalu SIMPAN,,, mudahkan........

      Delete
    5. Wah bu tien skrg yg mangamnkn no 1. Biar ga rebutan. Ha.. ha..

      Delete
    6. Hehee... nggak sengaja lhoh. Aku nggak usah dihitung aja... 😊😊

      Delete
    7. Mtnuwun mbk Tien
      Smg selalu sehat dan semangaaaat....

      Delete
    8. Alhamdulillah akhirnya SP-44 muncul. Matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
      Semoga Kita tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

      Waduh. .kasihan Mirah dipaksa nikah dgn pilihan bapaknya.. Semoga happy ending..

      Delete
    9. Jam 22 45 nglilir. Matur nuwun Bu Tien SP_44 sdh hadir ditengah para penggemarnya.

      Lembar koreksi:

      1. “Tidak bu, pak carik iru orangnya sudah tua.. kesukaannya kawin cerai.
      # “Tidak bu, pak carik itu orangnya sudah tua.. kesukaannya kawin cerai.

      2. “Lha kamu ini kenapa, pulang-pulang kok wajahny keruh begitu ?”
      # “Lha kamu ini kenapa, pulang-pulang kok wajahnya keruh begitu ?” #

      ........Mirah meronta, tapi tak mampu melepaskan diri dari cengkeraman bapaknya, yang kemudian menariknya kedalam kamar, melemparkannya ke tempat tidur kemudian menguncinya dari luar......

      Teganya...teganya...sama anak sendiri main paksa...kaya jaman Siti Nurbaya yang akan dinikahkan dengan Datuk Maringgih...... Kasihan Mirah

      Delete
  2. Matur nuwun... Mbak tien... Sehat selalu

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah.......
    masih kebagian nomor.....

    Yang ditunggu tunggu sudah hadir
    Matur nuwun sanget Ibu Tien,
    Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
    Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.

    ReplyDelete
  4. Matur nuwun..Mbak Tien SP 44 telah terbit, Alhamdulillah ... Sehat selalu n salam dari Cibubur

    ReplyDelete
  5. Senengnya SP 44 sdh hadir , walau deg2 an . Semoga bpk Mirah sadar ya klo dia salah menjodohkan putrinya. Mb Tien matur nuwun . Panj top markotop . Yuli Smrg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bu Yuli Semarang update dong profilnya, setiap malam ada ajakan edit profil....agar kita sesama blogger saling kenal. Ayo gabung di WAG-PCTK.

      Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #silaturahim
      #cerbung_novel_populer
      #jumpa_fans

      Ayoooooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN...lalu ketuk EDIT PROFIL,,, Isi biodatamu ... Lalu SIMPAN,,, mudahkan........

      Delete
  6. Waduh Mirah...ayo Pri tolong

    Terima kasih bunda..sudah hadir..no berikutnya..

    ReplyDelete
  7. Salam sehat semuanya.. salam sehat Bunda Tien...

    Pingin nolong Mirah..gmn ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayuk, Bu. Kita tolongin Mirah. Pasti semua Pembaca mau ikut bantuin juga... Hehehehe.. Salam kenal ya Ibu Sriati.

      Delete
    2. Salam kenal kembali Bu Rinjani..ya kasihan Mirah..pasti nangis terus..

      Delete
  8. Mks bu Tien cerbungnya makin seruuu...

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillaah SP 44 telah terbit, makasih bunda Tien sehat selalu salam dari tasikmalaya

    ReplyDelete
  10. Matur nuwun eyang
    Salam sehat saking Batang

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah, mboten ngantos dalu ngrantos babare Mirah.
    Matur nuwun Bu Tien, konflik-e tansaya damel penasaran.
    Saking Jember tansah ngantu-antu babare lelakon.

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah, kebagian baca n comment masih sore..
    Terima kasih bu Tien, sehat selalu ya..
    Maksih buat mas Rinto da kasih info..

    Salam sehat tuk eyang eyang semua di group.

    ReplyDelete
  13. Wow tambah seru nihhh, lanjutkeun lagi bunda. Sehat selalu bunda terima kasih

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah sore2 sdh dapat hiburan dari bu tien untuk dibawa ke alam mimpi, trimakasih bu tien, semoga bu tien n keluarga sehat2 selalu ..... kutunggu di episode berikut

    Selamat malam semuanya
    Assalamu'alaikum

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah, sebelum tidur bisa baca dulu,...

    Sehat selalu ya Bu Tien, salam dari Bandung.

    ReplyDelete
  16. Matur nuwun bu Tien..SP 44 adalah episode Mirah...kasihan Mirah dijodohkan dg imbalan tanah. Salam sehat buat bu Tien..selamat berkarya

    ReplyDelete
  17. Wah makin seru saja n8h ceritanya masih saja,ada orang tua yg kemaksakan kehendaknya.
    Terima kasih jeng tien

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah SP 44 sdh tayang menyapa penggemarnya...

    Salam sehat dr blora....🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Bu/pa update profilnya

      Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #silaturahim
      #cerbung_novel_populer
      #jumpa_fans

      Ayoooooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN...lalu ketuk EDIT PROFIL,,, Isi biodatamu ... Lalu SIMPAN,,, mudahkan........

      Delete
  19. Malam bunda Tien moga sehat" selalu
    Salam hangat dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah...
    Mtur nuwun Bun.....
    Mugi2 tansah rahayu...

    ReplyDelete
  21. Udah penuh aja yang komen... dashyat bener...

    ReplyDelete
  22. Miraaahhh...lari lewat jendela kan yang dikunci pintunya 😀

    ReplyDelete
  23. Ceritanya mulai nanjak lagi nih... mantullll

    ReplyDelete
  24. Mantap bunda Tien...

    Matur nuwun.🙏

    Salam sejuk dari kota Malang 😊

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah sudah tayang episode 44S

    ReplyDelete
  26. Terimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
    Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya aamiin

    ReplyDelete
  27. Tetima kasih bu Tien SP 44 sdh tayang ...kasihan Mirah... Jangan mauk nikah dg kakek kakek..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha wis kakek2 tur pongah joli. Kok njaluk ijol prawan

      Delete
  28. Malam Bunda
    Makasih SP 44 dah tayang.Sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.Sukses buat Bunda.
    Salam kami dari Solo

    ReplyDelete
  29. Maturnuwun ibu Tien...besok lagi ya,kutunggu kelanjutannya,salam sehat utk ibu dan klrg,tak lupa jg utk penggemar cerbung semua,kasihan Mirah..

    ReplyDelete
  30. Aduuuuuh... aku kok ngebayangin si Pak Curik itu serem banget yaaa... Mirah, maaf ya aku ndak bisa nolongin kamu. Hehehehehe... Pak Curik itu apa artinya yaaa...? Apakah semacam Lurah?

    Bunda Tien, rupanya masih ada ya perjodohan seperti jaman Siti Nurbaya?

    Semoga Bunda Tien senatiasa selalu sehat dan bahagia lahir batin ya, Bunda.♥️������

    ReplyDelete
    Replies
    1. CARIK mas, bukan CURIK.
      CARIK itu perangkat Desa kalau tugasnya sebagai sekretaris desa. Jika dikota SEKLUR = Sekretaris Kelurahan.

      Begitu Om Rinjani.

      Delete
    2. TERIMA KASIH ya Kakek Habi Bandung. Salam kenal dari bunda rinjani.

      Iya, maaf saya saking gemes-nya, nulis Carik jadi Curik. Semoga sehat selalu yaaa..

      Delete
    3. Ma'af bunda Rinjani.....kok saya manggilnya Om sih.
      Salam jenal kembali bunda.
      Bunda Rinjani dimana jika boleh tahu? Saya di Antapani Bandung Timur.

      Delete
  31. Maturnuwun Bu Tien, Besok disusul Tuan nggantengnya, untuk bayar utang budi sama carike

    ReplyDelete
  32. Smg sj hp Mirah msh on shg bs telp bu Palupi atau mas Pri agar menyusul/ menjemput dan sekaligus melamar shg bpknya Mirah percaya klu anak gadisnya dilamar org yg lbh baik drpd p Carik... Klu hanya sepetak sawah mas Pri mampu mengganti bhkn mgkn mengganti juga uang yg mgkn slm ini sdh ditrm bpknya... Pasti p Handoko pun bersedia membantu kesulitan Mirah... Krn bgmnpun Mirah sdh membantunya ketika masa2 sulit ketika Palupi sdg tdk menjd istri yg baik bagi Handoko... Smg.. slm seroja utk mb Tien dan kita semua....

    ReplyDelete
  33. Hallo jg mbak Tien..semoga sehat selalu..

    Trimakasih SP44
    Duuuh..kasihan bener miraaaah...moga2 bpkmu sadar..
    Ayo rah perjuangkan cintamu pd pri..
    Mbak Tien bikin deg2an lg...👍👍

    Btw mbak Rinjani...carik itu bawahnya lurah pangkatnya..(wakil gtlah)...tp kok udh bandot tua..ompong lg..hihi..
    Jangan mauuu miraaah...lariii ajaaa...😟

    ReplyDelete
    Replies
    1. TERIMA KASIH ya atas penjelasan-nya, Mbak Maria. Salam kenal, dan semoga Mbak beserta Keluarga sehat selalu ya, Mbak.

      Delete
  34. Lupa...blm beres nulis...

    Salam sehat dari bandung buat mbak Tien n kelg...juga penggemar cerbung karya mbak Tien..

    ReplyDelete
  35. Kasihan Mirah...jangan sampai sama pak carik ya... Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  36. Semoga nasib mirah baik ....
    semoga dg bantuan Palupi dan Handoko bis membantu Mirah ... leoas dari pak Carik..
    salam sehat selalu bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  37. Ya ampun.. bapaknya Mirah kok keterlaluan... ternyata matre juga bapaknya Mirah..
    Terima kasih Mbak Tien... smoga Mbak selalu sehat. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  38. Kasihan Mirah harus mengalami hal buruk.... apakah Mirah menyerah dengan keadaan itu.? ... semoga ayah Mirah segera menyadari sikapnya ysng salah terhadap Mirah. Salam sehat dan terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  39. Trimakasih mbak Tien yang baik hati ... seri 43 "hati lara Mirah" .. Ayo Pri , saatnya kamu perjuangkan impianmu ...

    ReplyDelete
  40. Terima kasih Bu Tien, lanjutannya sdh datang...
    Kasihan Mirah .....
    Kasihan saya....(Priyambodo)..🤭

    ReplyDelete
  41. Assalamualaikum wrwb.. Slmtpgii mbaTien.. Makasihy mba SP 44 nya.. Aduuhksihan dgn mirah.. Smgdpt teratasi dan bahagia.. Slmseroja dri farida sukabumi🥰🥰

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah SP44 sdh terbit...ternyata ada batu sandungan yg harus Mirah hadapi yaitu Bapaknya sendiri...Semoga ini bisa diselesaikan dengan baik oleh Mirah Palupi dan Handoko.
    Salam sehat buat Bu Tien dan Keluarga.

    ReplyDelete
  43. Pakai Jurus Terbang melayang RAH.!!.
    Lompat lewat jendela..sembari telpon Mas PRI..Help Me.
    Ngajari elek.tapi tujuan baik..biasanya dapat pahala 🤭. Selamat pagi 🙋. Sahabat semua. Tetap semangat di Hari Minggu. (Buat Mbak Tien..Trm ksh.dan Salam sehat bahagia🙏).

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah DP 44 sdh hadir
    semoga ada jalan keluar utk Mirah hingga Pri bisa menjadi suaminya Mirah
    semskin seru dan bikin penasaran ceritanya
    Terims kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  45. Apakah Mirah akan minta bantuan Handoko dan Palupi menghadapi bapaknya....?

    ReplyDelete
  46. Terima kasih mBak Tien, boleh menyimak kelanjutan kisah Sang Putri sampai ke 44, sehat sehat selalu doaku.

    Calon mertua mu punya kenangan manis masa lalu, keren; pakai kejar kejaran segala, kaya pilem India.. Nang

    ReplyDelete
  47. Akankah Mirah lolos dari kemarahan bapaknya...Sy tunggu saja di eps berikutnya. Maturnuwun Bu Tien, suguhan ceritanya yg menarik. Salam sehat kagem Bu Tien sekeluarga....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoooooooo edit profilmu dengan cara : ketuk UNKNOWN...lalu ketuk EDIT PROFIL,,, Isi biodatamu ... Lalu SIMPAN,,, Biar muncul namamu

      Delete
  48. Kasihan Mirah nikah sdh diambang mata ada sj rintangan yg dihadapi.

    ReplyDelete
  49. Wadewwww makin seru nih Mirah sdh jadi tawanan bpknya perjuangan mas Pri sdg diuji ketangguhannya bpk Mirah sdh sering diksh duit sama pak cutie bayarnya korbankan Mirah nah tuan ganteng n ndoro cantiq pasti turun gunung makasih mbak Tien di tunggu sp 45 nya Salam Seroja

    ReplyDelete
  50. Jangan-jangan nanti pak carik terlibat tindak pidana ya...

    ReplyDelete
  51. Semoga mirah dapat pertolongan tepat pada waktunya..jadi penasaran he. He..SS menungu dengan setia..Bunda sehat selalu

    ReplyDelete
  52. Komen yg ke 71
    Sdh jm 21.00 dilongok ah
    Jebule belum ada
    He he he

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jaga gawang nggih bapak 🙏

      Delete
    2. Aku juga ngintip, lek Latief.....durung ana.

      Delete
    3. Sambi maca cerbung kanca p2drs , basa Jawa...

      Delete
    4. Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg sp44 hadir dg penuh penasaran bagi penggemar...

      Sy baru sempat baca, ketinggalan jauh dg PCTK yg lain...

      Cerita ini mengingatkan sy pd KEMBANG TITIPAN...

      Semoga dari dlm kamar bisa tilp mas Pri dan ibu Palupi shg bisa bantu mengatasi segala masalah.
      Sabar menunggu SP45. Matur nuwun berkah Dalem.

      Delete
  53. Sblm bobok ngintip.. Siapa tahu sdh tayang..

    ReplyDelete
  54. Setia menunggu Sang Putri eps 45

    ReplyDelete
  55. Menanti... menanti hadirnya Sang Putri

    ReplyDelete
  56. Met malam Bunda sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.Bahagia bersama keluarga tercinta.
    Sukses buat Bunda.
    Ditunggu SP 45 nya Bun

    ReplyDelete
  57. ..intip" kok belum..
    Semoga bunda Tien sehat selalu..

    ReplyDelete
  58. Aku melu melu nengok 45 yo durung nongol https://media.tenor.co/images/20f544d4e3d33cd1ce66d2d8928a25be/tenor.gif

    ReplyDelete
  59. Wuaduh....
    Mirah terus piye....
    Kutunggu dan kutunggu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mirah kademen pa Widayat, Yo sempat nggawa selimut, dicekel, ditarik, dilebokna kamar, durung ganti klambi......ngringkel....mikirin nasibe....trus mbuka ponselnya nelpon ndoro putri Palupi.......

      Delete
  60. "Ada tumpang dan sayur bening."
    # Ada tumpang, sayur bobor dan sayur bening.#

    "Lha kamu ini kenapa, pulang-pulang kok wajahny keruh begitu ?"
    # wajahnya #

    "Hiishh. Mirah.. nggak bagus mengata-ngatai orang seperti itu.”
    # Huushh #

    Salam sehat mbak Tien ...Minggu libur ?

    ReplyDelete
  61. Mirah orang baik pasti akan dapat jodoh orang baik semoga happy ending

    ReplyDelete
  62. Sampai pagi ini Senin pukul 05.30 Mirah masih belum ada kabarnya ...Kita tunggu saja malam nanti semoga ada kabar yg baik. Salam sehat kagem Bu Tien dan Keluarga..

    ReplyDelete
  63. 05.54
    Masih menunggu kelanjutan SP, sperti yang lainnya.
    Semoga bu Tien sehat selalu.

    ReplyDelete
  64. SP 45... ternyata belum keliatan. Kebetulan ketiduran setelah jam 11 pm. Eh bangun jam 00.30 belum juga keliatan SP 45. , SEMOGA mbak Tien sehat selalu dan tetap berkarya agar tulisannya bermanfaat bagi orang banyak.
    Salam sehat dan bahagia selalu dari Makassar.
    Terima kasih mbak Tien.

    ReplyDelete
  65. Sambil nunggu nasibe Mirah
    Ini sekedar pengetahuan tentamg aparat desa
    Lurah/Petinggi = kepala desa
    Carik = sekretaris desa
    Kamituwa = kepala dusun/grumbul setingkat RW
    Jaga Baya = seksi keamanan
    Ulu2/ili2/Jaga Tirta seksi Pengairan
    Modin/Kayim seksi Rohani/agama
    Bendahara apa ya
    Mungkin ada yg lebih tahu
    Monggo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lurah. Lurah adalah sebutan lain dari Kepala Desa. Lurah memiliki tanggung jawab dan tugas utama dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Seperti kepala daerah lainnya, lurah berperan sebagai kepala koordinasi dalam urusan pemerintahan desa. Selain itu, lurah juga bertugas menggerakkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan maupun penyelesaian konflik.

      Kalau lurah merupakan kepala desa, maka Kamituwo yang membantu lurah di wilayah bagian desa atau Dusun. Kamituwo bertugas melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dusun. Selain pembangunan, Kamituwo bertanggung jawab dalam ketentraman dan ketertiban di wilayah kerjanya.


      Selanjutnya yaitu Carik. Hampir sama dengan sekertaris desa, carik bertugas dalam urusan surat menyurat maupun perihal kearsipan. Carik berperan untuk mengkoordinasi unsur-unsur pelaksana, menjalankan administrasi pemerintahan desa serta memberikan pelayanan administratif. Meskipun sebagai penanggung jawab dalam bidang administrasi, tapi carik juga lah yang mengambil alih fungsi lurah jika lurah sedang berhalangan.

      Sedangkan Kabayan atau Bayan, bertanggung jawab dalam hal pengembangan kemampuan dan potensi warga desa. Bayan bertugas melaksanakan pembinaan di bidang pendidikan dan menyiapkan sarana dalam kegiatan generasi muda terasuk bidang olahraga. Selain generasi muda, bayan juga bertanggung jawab dalam pembinaan dalam peranan wanita, pembinaan sektor pariwisata dan bidang informasi dan telekomunikasi.


      Berbeda dengan Bayan, Jogoboyo bertanggung jawab dalam bidang keamanan dan ketertiban desa. Jogoboyo bertugas melaksanakan pembinaan politik, seperti pemilihan pejabat desa. Selain itu juga menjaga stabilitas keamanan desa dengan cara menindak lanjuti perjudian, miras, narkoba maupun tindakan asusila.

      Untuk mengatur dalam ranah kegiatan sosial, Modin lah yang berperan meningkatkan urusan kesehatan, perawatan tempat ibadah maupun pembinaan badan sosial. Karena itu, modin juga yang mencatat segala urusan kematian, nikah maupun perceraian karena berkaitan tentang kehidupan sosial warga desa. Selain perihal mortalitas, modin berwenang untuk menghimpun dana sosial warga desa demi kepentingan korban bencana alam, penyandang cacat dan panti asuhan.

      Yang terakhir adalah Jogotirto. Meruntut dari arti kata jogo yang berasal dari bahasa jawa yang berarti jaga, atau penjaga. Sedangkan tirto yang berarti air. Jogotirto berperan dalam melaksanakan pembagian air dan memelihara sarana prasarana perihal irigasi. Selain itu, jogotirto berwewenang dalam memajukan pertanian, perikanan dan melaksanakan pembinaan usaha industri untuk meningkatkan perekonomian warga desa.

      Delete
  66. Bu Tiiiieeeeeeen....blm y..maaap bu

    ReplyDelete
  67. Matur nuwun ibu Tien komen sy bisa nangkring,loncat melewati 8 urutan waktu dibawahnya ...

    ReplyDelete
  68. Matur nuwun Ibu Tien, komen sy semalam bisa loncat dan nangkring melewati 8 komen2 yg sebelumnya.

    ReplyDelete
  69. Matur nuwun Ibu Tien, komen sy semalam bisa loncat dan nangkring melewati 8 komen2 yg sebelumnya.

    ReplyDelete
  70. Smoga Mbak Tien sehat2 saja ya... slmt berkarya di awal pekan ini. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  71. Semoga Mbak Tien selalu sehat ya.
    Slmt berkarya diawal pekan ini. Salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  72. memang kl menanti yg dirindukan sp 45 sehari rasa setahun...moga mbak tien sehat dn sp 45 segera tayang ....

    ReplyDelete
  73. Alhamdulilah sdh bisa mengikuti SP 44 tapi kok sampai saat bl hadir di hpku untuk kisah SP berikutnya. Semoga M Tien sklrg sehat wal'afiat dan kita semua jg sehat n bahagia.

    ReplyDelete
  74. Biasanya mbak Iyeng atau kakek Habi yang tau kenapa bu Tien belum hadir...

    ReplyDelete
  75. Alhamdulillah mbak Tien sehat kok...hanya kemarin kumpul putra wayah jadi nggak sempat nulis. Insya Allah malam ini tayang..

    ReplyDelete
  76. Alhamdulillah Mb Tien sehat. Salam kami dari Bali kagem Mb Tien & kelg 🙏

    ReplyDelete
  77. Persiapan lek2an
    Bikin kopi dan cemilan
    Nunggu SP 45

    ReplyDelete
  78. Ha.. ha.. sdh pd siap2 balpan. Sy absen dulu. Sdh ngantuk bert. Mudah2an no 1 digembok bu tien. Jd gak rebutn. Slamt begadang ...

    ReplyDelete
  79. Saya juga sdh habis klepon 5 butir + 5 putu, sing dienteni ra teka-teka......

    ReplyDelete
  80. Bu Tien.....salam seroja sll dan bagahia

    ReplyDelete
  81. Waduuuuh...yg kuat kamu Mirah...
    Smoga ada jalan yg baik
    Salam sehat bahagia mb Tien
    Yulie Sleman Sendowo

    ReplyDelete

MAWAR HITAM 01

  MAWAR HITAM  01 (Tien Kumalasari)   Di sebuah rumah mewah dengan perabotan cantik dan artistik, seorang nyonya duduk bersilang kaki di dep...