Siang itu Asri sibuk dikantornya. Ia mulai menikmati pekerjaanya dan
Bowo senang karena ternyata Asri sangat cerdas dan cekatan. Ia tak lagi
pernah menuntunnya pada setiap tugas yang dibebankan padanya.
Siang itu Bowo tak ada diruang kerjanya. Asri sendirian sedang mengemasi berkas yang baru selesai dikerjakannya.
Tiba2 terdengar ketukan dipintu dan masuklah 3 orang wanita yang salah satunya adalah bu Prasojo.
"Selamat siang bu," Asri menyapa lebih dulu.
"Siang.. mana Bowo?"
"Sedang keluar untuk menemui klien bu, ada yang bisa saya bantu?"
Asri menjawab dengan ramah lalu mempersilahkan ketiga wanita itu agar duduk dikursi tamu.
"Kalau ibu mau menunggu silahkan duduk dulu."
Ketiga wanita itu duduk. Asri men duga2.. siapa kira2 mereka itu.
Mungkin saudara jauh yang baru datang dari kota mana.. atau...
"Apakah Bowo akan lama.?"
"Saya tidak tau bu.. mungkin sebentar lagi."
"Coba aku tilpun dia.
Bu Prasojo mengambil ponselnya dan mencoba menelpon Bowo. Tapi Bowo tak mengangkat telponnya.
"Kok nggak mau angkat telponku sih anak itu," bu Bowo kesal.
"Mungkin sedang ada pembicaraan yang sangat penting sehingga tak mau diganggu bu."
"Ya sudah mbakyu.. lain kali saja," perempuan setengah tua itu menyela.
"Tunggu sebentar jeng, kita kan juga mau berbicara tentang hal penting.
Coba lihat, bukankah Dewi lebih pantas duduk dikursi itu?"
Asri terkejut. Apa maksud bu Prasojo berkata seperti itu?
Perempuan setengah tua itu tersenyum dan gadis disebelahnya tampak tersipu.
Bu Prasojo tidak berbicara sama Asri tapi kata2 itu jelas seperti
mengatakan bahwa dirinya tidak pantas duduk dikursi sekretaris.
Tapi Asri berusaha tenang dan menyapa ibu atasannya ini dengan manis.
"Mau saya ambilkan minuman bu?" tanya Asri sambil menuju lemari es yang ada diruangan itu.
"Dewi mau minuman dingin?" Bu Prasojo bertanya pada gadis didepannya.
"Seadanya saja tante,"
O.. jadi gadis itu bernama Dewi dan dia akan menggantikan tempatnya disitu. Asri mengambilkan 2 botol minuman dingin.
"Tapi aku mau yang hangat" kata bu Prasojo.
"Oh baiklah," Asri keluar ruangan itu untuk memesankan permintaan bu
Prasojo ke pantry. Ia sengaja tidak memencet bel dari ruangannya untuk
menghilangkan kesan sombong dimata ibu atasannya. Hari itu adalah hari
keduanya untuk berjalan tanpa kruk. Dalam setiap langkahnya Asri ber
tanya2
Apakah benar dia tak pantas? Dia mendengar tadi bu Prasojo
mengatakan bahwa Dewi lebih pantas duduk disana. Ya, ia sudah mendengar
bahwa gadis itu bernama Dewi. Cantik dan anggun.
"Sekretaris nak
Bowo itu cantik dan baik,"kata perempuan yang adalah bu Harlan, teman
arisan bu Prasojo , dan gadis itu Dewi, puterinya mengangguk meng
iyakan.
"Dia itu hanya anak pak Marsam, sopir pribadi kami."
"Biarpun anak sopir tapi kalau pintar?" Bu Harlan tersenyum. Tapi bu Prasojo menjawab dengan perasaan tak senang.
"Dia bekerja disini itu kan karena suamiku kasihan pada bapaknya".
Siang itu bu Prasojo dan tamu2nya pulang tanpa bertemu Bowo. Bowo
kembali kekantor tak lama menjelang jam kantor tiba. Dilihatnya Asri
sedang berkemas.
"Asri.. biar aku mengantarmu,"
"Tidak pak.. saya kan sudah sembuh jadi saya akan berangkat dan pulang sendiri."
"Asri.. ini perintah atasanmu!" Bowo berkata begitu tandas." Tapi
kemudian dia melihat bekas minuman yang masih terserak dimeja dan Asri
belum sempat membersihkannya. Melihat ayasannya memandangi bekas2
minuman itu Asri tergopoh gopoh membersihkannya.
"Ada tamu siapa?"
"Tadi.. bu Prabowo dan 2 orang tamubya menunggu bapak agak lama."
Bowo tertegun. Tak biasanya ibunya datang kekantor, bersama tamu pula.
"Tamu siapa?"
" Dua wanita.. saya dengar namanya Dewi.. dan ibunya.
#adalanjutannya#
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 49
CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 49 (Tien Kumalasari) Ketika menemui Sinah di rumah sakit, mbok Manis tidak pernah sendiri. Dewi yang tid...
-
ADA MAKNA 36 (Tien Kumalasari) Wahyu menatap Reihan tak berkedip. Ucapannya sedikit mengejutkan. Ia meraba apa yang diinginkan sang adi...
-
ADA MAKNA 41 (Tien Kumalasari) Ketika selesai makan, keduanya berebut mengantarkan. Emma ingin mengantarkan Feri, tapi Feri ingin menga...
-
KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 01 (Tien Kumalasari) Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...
No comments:
Post a Comment