MELANI KEKASIHKU 26
(Tien Kumalasari)
Santi terkejut, tapi dengan manisnya dia memberikan senyuman kepada tamunya.
“Halloooow... anda pasti salah alamat, saya tidak berurusan dengan polisi. Tapi kalau anda mau makan malam, ada dua bungkus nasi ayam yang belum saya sentuh, dan....”
“Saya mau ketemu ibu dokter Santi. Anda orangnya kan ?”
“Oh, ibu Santi? Tidak... dia tidak ada, saya pembantunya..”
“Anda siapa?”
“Saya pembantu ibu Santi, jelasnya saya perawatnya yang merawat dia ketika sakit, tapi sekarang tidak lagi.”
“Dimana ibu Santi ?”
“Tadi... dia.. keluar sebentar.. biar saya panggil dulu...” kata Santi sambil berusaha keluar sambil menerobos ke dua polisi yang berdiri di tengah pintu.
Tapi mereka menghalangi Santi keluar.
“Kemana ibu akan mencarinya? Biar saya temani.”
“Tidak, tidak usah, hanya dekat kok....”
“Anda bernama Santi bukan ?”
“Saya.. saya.. bukan... saya.. Yati.”
Tapi polisi tidak bisa dibohongi. Melihat gerak gerik mencurigakan dari wanita dihadapannya, dia yakin bahwa itulah orang yang dicarinya.
“Saya membawa surat perintah penangkapan untuk anda,” kata polisi sambil mengulurkan sebuah surat.
“Saya? Saya siapa..? Tidak.. pasti anda salah orang. Tolong jangan mengganggu waktu makan malam saya,” kata Santi sambil membalikkan tubuhnya. Tapi salah seorang polisi memegang lengannya dengan kuat. Santi meronta.
“Jangan berlaku kasar pada wanita,” kata Santi yang dibuat setenang mungkin.”
“Kami tidak akan kasar kalau anda tidak berbohong.”
“Masa saya berbohong?”
“Bawa dia.”
“Tidaaak...”
“Kalau memang anda bukan yang kami cari, kami akan melepaskan anda.”
Kedua polisi meringkus Santi yang meronta-ronta sambil menyemburkan sumpah serapah.
***
Malam itu di kediaman Panji masih terdengar pembicaraan yang serius. Melani dan simbok sudah beristirahat di kamarnya. Panji dan Maruti sangat terkejut, mendengar Anggoro beristerikan dokter Santi.
“Yaah, kalau begitu dialah orangnya..” teriak Maruti.
Anggoro menatapnya bingung.
“Benar, aku yakin dia. Bagaimana kamu bisa mengambilnya sebagai isteri? Sedangkan kamu tahu bahwa dia kenal baik dengan Anindita?” sambung Panji.
“Apa isteri kamu tidak pernah cerita siapa sebenarnya dokter Santi?”
Lalu Anggoro menceritakan asal mula hancurnya rumah tangganya, gara-gara ada orang yang mengirimkan foto-foto Anindita bersama seorang laki-laki, yang kemudian diketahuinya ber nama Boni. Dokter Santi yang selalu menghiburnya dan bersikap sangat manis kemudian membuat Anggoro bertekuk lutut, lalu mengambilnya sebagai isteri.
“Boni itu kan penjahat yang hampir menculik Melani ?” sela Andra yang ikut duduk diantara mereka.
“Santi itu dokter jahat yang karena kejahatannya maka dia dipenjara sampai bertahun-tahun.”
Anggoro merasa lemas mendengar penuturan mereka tentang Santi.
“Itukah sebabnya maka dia tidak lagi berpraktek sebagai dokter? Dia bilang ingin istirahat dan tak ingin berpraktek lagi."
“Pasti ijin prakteknya telah dicabut,” seru Maruti.
“Aku yakin apa yang menimpa kehidupan rumah tangga kamu itu karena dia.”
Anggoro tertunduk lemas. Kemungkinan besar Santi pelakunya. Wanita cantik yang bertanya dimana rumahnya bibik, kemudian benar-benar mendatangi bibik dan kemudian menculik Melani adalah Santi?.
“Besok saya akan ke kantor polisi. Boni harus mengatakan dimana isteri saya berada, mungkin dia tahu semuanya,” kata Anggoro dengan wajah sedih.
“Saya sudah bertanya ke tempat dimana bibik tinggal, atas petunjuk pak Sumanto, yang membeli rumah saya dulu. Tapi tetangganya bilang bahwa bibik sudah pergi, mungkin pulang kampung.”
“Kamu tahu dimana kampung asalnya pembantu kamu itu?” tanya Maruti yang ikut cemas mendengar penuturan Anggoro.
“Sayang sekali nggak. Saya tidak pernah mengurusi soal pembantu. Anindita yang tahu, karena dia yang mencari pembantu entah dari siapa dia mendapatkannya. Semoga aku bisa mendapat petunjuk setelah ketemu Boni,” kata Anggoro.
“Besok saya antarkan om ketemu dia di kantor polisi.”
“Terimakasih Andra.
***
Boni terkejut melihat Anggoro didepan matanya. Ia keluar dari kamar tahanan dengan kaki terpincang-pincang karena terkena tembakan ketika berusaha lolos.
“Begitu cepat Anggoro datang?” pikir Boni sambil duduk dihadapannya. Ia tidak tahu bahwa Anggoro memang datang dalam usahanya mencari anak isterinya, bukan karena dia didatangkan setelah dirinya tertangkap.
“Boni, kamu pasti mengenali saya.”
“Tidak, saya tidak kenal anda.”
“Apa Santi tidak memberi tahu kamu?”
Boni terkejut. Anggoro langsung menyebut nama Santi. Mungkinkah dia sudah tahu semuanya? Tapi demi sedikit mendapat keringanan hukuman, ia akan berterus terang dan tidak akan berbelit-belit. Ia siap mengatakan semuanya pada Anggoro, karena ia tak mau semua kesalahan ditimpakan padanya. Bukankah semua yang dilakukannya adalah karena perintah Santi? Dia melakukannya hanya demi uang.
“Saya tahu anda suaminya Anindita, tapi bukankah saya belum pernah kenal anda?”
“Benar. Darimana kamu tahu bahwa saya adalah suaminya Anindita? Dari Santi bukan ?”
“Ini semua bukan kesalahan saya semata. Yang saya lakukan adalah karena perintahnya.”
“Tolong jelaskan sama saya semua yang kamu ketahui.”
“Santi jatuh cinta sama anda, lalu dia menyuruh saya mencari orang agar membuat foto saya bersama seorang wanita, yang dibuat seakan itu wajah Anindita, agar anda menceraikan Anindita, atau mengusirnya dari rumah.”
Anggoro gemetar karena gemas dan marah. Dia memang melakukannya. Sebuah fitnah yang ditelannya begitu saja. Bodoh... bodoh... bodoh... umpatnya dalam hati. Tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.
“Lalu dia mendekati anda dan merayu anda bukan? Dan akhirnya anda terkecoh.”
“Apakah dia juga yang menculik Melani saat masih bayi?”
“Ya, saya juga yang mengantarkan dia ke kota ini dan menyerahkan bayi Melani kepada seorang wanita yang entah siapa.”
Anggoro mengepalkan tangannya. Ingin rasanya dia meremas-remas laki-laki buruk rupa itu hingga menjadi kepingan-kepingan kecil. Andra mengelus punggung Anggoro karena tahu om nya sedang diamuk amarah.
“Sekarang katakan, dimana Anindita.”
Untuk pertanyaan ini, Boni tak bisa menjawabnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Maaf, saya tidak tahu.”
“Benarkah anda tidak tahu ?”
“Semua yang saya tahu sudah saya katakan kepada anda. Yang terakhir saya benar-benar tidak tahu. Untuk apa saya bohong sementara saya sudah mengatakan semuanya? Saya juga sudah mengatakan semuanya pada polisi.”
Anggoro tertunduk sedih. Hampir saja air mata meloncat dari sepasang matanya yang memerah.
***
“Anggoro, untuk sementara waktu tinggallah disini dulu untuk menenangkan pikiran. Lagipula kamu baru saja bertemu anakmu,” kata Panji pagi itu ketika mereka selesai sarapan.
“Ya mas, saya ingin mencari bibik dari sini. Menurut cara dia berbicara, tampaknya dia benar-benar orang Jawa asli, walaupun dia bilang bahwa sudah lama tinggal di Jakarta.”
“Lalu bagaimana pekerjaan kamu? Usaha kamu bisa di handle orang lain bukan?”
“Bisa, saya sudah menyerahkan semuanya kepada wakil saya, sejak sebelum saya berangkat kemari.”
“Biarlah anak kamu tinggal disini dulu, sampai ibunya diketemukan.”
“Saya harus berterimakasih pada mas Panji dan mbak Maruti karena bersedia merawat Melani anak saya.”
“Kalian adalah keluarga kami, jadi Melani juga keluarga kami pula.”
“Om, bapak, Melan mau berangkat kerja dulu ya,” tiba-tiba Melani muncul, simbok mengikuti di belakangnya.
“Kamu mau kerja?” tanya Anggoro.
“Iya pak.”
“Mengapa tidak istirahat dulu setelah peristiwa yang membuat kamu terguncang kemarin itu,” kata Anggoro.
“Benar Melani, sebaiknya kamu minta ijin dulu. Biar Andra yang memintakan ijin untuk kamu,” sambung Panji.
“Tapi ponsel saya masih ada di toko.”
“Tidak apa-apa Melan, saya akan mengambilkan ponsel kamu. Kamu tidak usah bekerja dulu, tunggu beberapa hari sampai kamu bisa menenangkan diri,” kata Andra.
Melani tampak ragu, tapi Maruti yang baru saja keluar menguatkan saran-saran mereka.
“Tuh, aku setuju, lebih baik Melani menenangkan hatinya dulu, jangan buru-buru bekerja.”
“Menurut bapak, kamu harus segera keluar dari pekerjaan kamu,” kata Anggoro lagi.
“Keluar?” tanya Melani terkejut.
“Bapak memiliki perusahaan yang baik, kamu harus belajar menguasai pekerjaan untuk usaha bapak itu.”
“Di Jakarta?” tanya Melani sambil menatap simbok yang sejak tadi diam di belakangnya.
“Ya, di Jakarta. Nanti simbok bisa kamu bawa serta.”
Melani merangkul simbok dengan hangat.
“Baiklah pak, nanti Melani akan memikirkannya. Tapi biarkan Melani bekerja dulu, setidaknya sampai akhir bulan ini.
“Bagus Melan, aku mau ke kantor, sekalian memintakan ijin untuk kamu. Puas-puaskanlah melepas kangen sama bapak kamu,” kata Andra sambil tersenyum.
“Jangan lupa ponsel aku ya mas.”
“Pasti aku bawa sekalian. Bapak, Andra berangkat dulu,” kata Andra kemudian kepada ayahnya.
“Ya, bapak tidak ke kantor dulu. Bapak harus menemani om Anggoro selama berada disini.”
“Baiklah,” kata Andra sambil mencium tangan bapak ibu dan om nya, lalu berlalu setelah mengacak kepala Melani.
***
“Abi, kamu masih di Jakarta?” tanya pak Cokro ketika menelpon Abi, dan tidak tahu bahwa Abi belum jadi berangkat ke Jakarta. Untunglah kali itu ponselnya aktif.
“Abi masih di Solo bapak,” jawab Abi.
“Masih di Solo ? Kenapa?”
“Ada sesuatu yang harus Abi selesaikan.”
“Mengapa tidak pulang ke rumah saja Bi ?”
“Nanti pak, kalau pikiran Abi sudah tenang.”
“Mengapa tidak tenang nak, bapak selalu mendukung kamu.”
“Iya pak, terimakasih.”
“Kamu mau ke kantor tidak ?”
“Tidak pak.”
“Kamu dimana ?”
“Di hotel.”
“Hotel mana? Bapak ingin ketemu kamu.”
“Nanti bapak akan Abi beri tahu, sekarang Abi mau ke rumah sakit dulu.”
“Kamu sakit?”
“Sedikit, tapi tidak apa-apa, bapak jangan khawatir.”
“Abi, kalau kamu belum mau pulang, katakan dimana hotel tempat kamu menginap. Aku akan menemui kamu.”
“Ya pak, nanti Abi beri tahu.”
Pak Cokro masih ingin bicara, tapi Abi sudah memutuskan pembicaraan itu. Bu Cokro yang mendengar pembicaraan itu langsung mendekat.
“Abi menginap di hotel ?”
“Ya, tapi jangan tanya dimana hotelnya, dia tidak memberi tahu,” jawab pak Cokro.
“Apa dia sakit?” tanya bu Cokro khawatir.
“Tampaknya ya. Tapi dia bilang tidak apa-apa.”
“Tolong tanyakan sakit apa. Biasanya kalau sakit dia selalu dekat dengan ibu.”
“Setelah ibu memusuhinya, mungkin dia tidak ingin lagi dekat dengan ibu.”
“Jangan begitu dong pak, anak kita hanya satu, Abisatya. Bagaimanapun ibu tak mau kehilangan dia,” kata bu Cokro yang tiba-tiba menampakkan wajah sedih.
“Kalau ibu tidak ingin kehilangan dia, buat dia bahagia. Mengapa ibu menolak keinginannya hanya karena pilihannya anak seorang pembantu?”
Bu Cokro terdiam, agak berat memang menerima besan seorang pembantu. Walau dia bukan anak kandung simbok, toh simbok itu tetap orang tuanya, dan nanti kalau menikah juga pasti dia yang mendampinginya.
Pak Cokro berdiri, bermaksud keluar rumah. Sejak Abi tidak pulang, pak Cokro merasa tidak betah tinggal dirumah.
“Bapak mau kemana? Menemui Abi? Ibu ikut ya.”
“Tidak, bapak tidak tahu harus menemui dimana. Kan dia tidak mau bilang dimana dia menginap?” kata pak Cokro sambil berlalu.
“Bapak naik mobil saja, ibu tidak akan kemana-mana,” teriak bu Cokro.
“Tidak, bapak mau jalan-jalan saja,” kata pak Cokro sambil terus berjalan.
Bu Cokro duduk kembali di teras. Bagaimanapun ada rasa sedih ketika anak samata wayangnya tak mau pulang. Apalagi tadi dia mendengar bahwa dia sakit. Apakah rasa sedih itu bisa mengalahkan harga dirinya yang merasa malu berbesan dengan pembantu?
Bu Cokro mulai menimbang-nimbang. Wajah cantik Indi yang membuatnya tertarik terbayang di pelupuk matanya. Alangkah senangnya punya menantu seperti Indi. Cantik, pintar, baik. Tapi sejauh ini ia belum mendapat kabar tentang kesanggupan Indi agar mau mendampingi Abi.
Tiba-tiba ponsel bu Cokro berdering. Dari jeng Yayuk.
“Hallo jeng, apa kabar?”
“Kabar baik mbakyu. Mengapa lama mbakyu tidak muncul? Kemarin ulang tahun jeng Mini tapi mbakyu juga tidak muncul. Wah, ramai sekali mbakyu.”
“Tidak apa-apa jeng, saya sedang tidak enak badan.”
“mBakyu sakit?”
“Bukan, hanya sedang malas saja.”
“mBakyu, sebenarnya saya juga ingin bilang sama mbakyu.”
“Ada apa jeng?”
“Indi sudah bilang sama saya, bahwa dia tidak bisa menerima Abi sebagai suaminya.”
“Oh, begitu ya, dia sudah punya pacar?”
“Entahlah mbakyu, susah sekali saya mengerti. Saya minta maaf ya mbakyu, sungguh saya tidak bisa membujuknya.”
“Tidak apa-apa jeng, barangkali memang bukan jodohnya. Abi sendiri juga sulit jeng.”
***
Abi sedang mau masuk ke rumah sakit. Luka di kepalanya terasa sakit, dan badannya terasa panas. Ia bingung mencari obat yang diberikan dokter, entah jatuh dimana. Jadi sejak kemarin dia tidak meminum obatnya.
Ketika berjalan masuk itu, dilihatnya seorang wanita setengah tua sedang menuntun anaknya, seorang wanita kurus yang matanya menatap kedepan dengan tatapan kosong. Mereka berjalan tertatih, karena anak wanita itu terlihat lemas. Tadinya Abi tak begitu memperhatikan, tapi tiba-tiba di tangga lobi anak wanita itu terjatuh. Abi segera memburunya, dan membantunya bangkit, dengan melupakan rasa sakit di badannya sendiri.
***
Besok lagi ya
Senin, 15 Nopember 2021.
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
Kakek Juara 1
DeleteHorreeeee mk 26 tayang.. suwun bunda ❤️ salam Aduhaaaai 😘
DeleteWaou gantian kakek jaga gawang
DeleteSang juara
Horeee
Horeeeee Santi ditangkap....... Ngamuk nggak ya di Kantor Polisi ?? Matur nuwun bu Tien. Salam sehat dan.... tetap ADUHAI
DeleteSelamat malaaaaam, Terima kasih Ibu Tien, salam dari Hongkong 🙏🙏🙏🙏
DeleteOh bnr nih jeng Minim dari Hongkong
DeleteSalam sehat selalu
ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah Melani 26 dah tayang
ReplyDeleteTrimakasih bunda Tien...
Moga bunda sehat sll.
Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung.
ReplyDeleteADUHAI....
ReplyDeleteMaturnuwun mbak Tien
Terima kasih bunda, Mk sudah tayang 😍
ReplyDeleteSemoga bunda Tien sehat selalu 🤗🥰
Salam Aduhai dari Wahyu - Lamongan
Asyik.asyok asyik,, Sugeng Dalu jeng Tien,,,maca Sik aahhh
ReplyDeleteKatampi bu Tien... matur nuwun
ReplyDeleteAlhamdulillah Melani telah hadir.. maturnuwun Bu Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah mk 26 sdh up, tks bu tien..
ReplyDeleteSehat dn bahagia selalu..
Om / Tante Unknown, Bunda Tien ingin menyapamu sebagai pembaca setia, ayo dong di kasih nama biar kami bisa mengenalimu, seperti pepatah TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, walaupun UNTUK MENYAYANGI TIDAK PERLU KENAL, tapi tidak ada salahnya jika di kasih nama kaaan, walaupun jika tidak di kasih nama, tidak salah juga hi hi hi hi.........
DeleteTulisan UNKNOWN di ketuk, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lanjut isi biodata dan sertakan foto termanis yaa, lalu ketuk SIMPAN, okaay ADUHAI ❤❤❤
Ok deh Arin
DeleteSalam sehat selalu Arin
ADUHAI
Hallo Rin ...
DeleteSehat sehat selalu doaku ya..
Password lama susah hilang yaaa..
Tetap semangat dalam karya..
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien semoga sehat walafiat 🙏🙏🙏
Alhamdulillah ,MK 26 sudah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah MK 26 telah tayang, tks bu Tien. Sehat and bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alamdulillah
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir
Matur nuwun bu Tien
Semoga bu Tien selalu sehat dan tetap semangat
Salam ADUHAI dr Cilacap
Alhamdulillah MK 26 sdh tersaji
ReplyDeleteTerobati penasarannya...
Mtrsuwun mbak Tien.
Salam aduhaaiii
Apakah yg ditolong Abi itu anindita ya...semoga begitu
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien salam sehat selalu
Akhirnya yg tnggu sdh tayang... akan kah abi kembali yg menemukannya... waah... kereen... terima kasih Mbu Tien... sehat² trs...
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunfa Tien selalu sehat
Salam sehay fan aduhai
Alhamdulillah.. terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari, MK Eps 26 sudah tayang.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin YRA.
Salam sehat dan salam hangat.
Waah Abi.. Ketemu ibunya melani..
ReplyDeleteMakin seru..... Dan ga sabar besok.
Trima kasih ibu...
Salam sehat dan salam aduhai..
Salam Aduhaaaaai, hai apa kabar ???
DeleteRinta cantik kbr baik nih
DeleteSehat selalu Rinta,dedek udah gede yah udah muncul lagi
Horeeee....
Rintooooo
DeleteAlhamdulilla dah tayang
ReplyDeleteTadikmalaya menyimak
Makasih bundaMK nya
Salam aduhai sehat selalu
terima kasih mb Tien Melani kekasih ku 26 sudah tayang...sehat selalu ...salam afuhai
ReplyDeleteAlhamdulillah.. Abi ketemu ibunya Melani,pasti benar tebakan saya bu Tien.. Salam sehat selalu buat bu Tien sekeluarga,dan ceritanya tambah Aduhai.
ReplyDeleteDari tadi ngintip kok y sudah terlambat y. Alhamdulilah bisa mengikuti MK 26..
ReplyDeleteMakasih B Tien semoga lancar terus n sehat selalu
𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝑨𝒃𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝑨𝒏𝒊𝒏𝒅𝒊𝒕𝒂 .?? 𝑨𝒕𝒂𝒖 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒏𝒊𝒏𝒅𝒊𝒕𝒂..??
ReplyDelete𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒚𝒈 𝒎𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒕𝒖𝒉 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒅𝒊 𝒕𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝑨𝒃𝒊..??
𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑩𝒖 𝑻𝒊𝒆𝒏 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝑨𝑫𝑼𝑯𝑨𝑰.
𝑺𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒖𝒕𝒌 𝑩𝒖 𝑻𝒊𝒆𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂.
𝑨𝒂𝒎𝒊𝒊𝒏 𝒀𝑹𝑨..🙏🙏🙏
Maaf pak Indriyanto, wanita tua dan anaknya, bukan anak kecil loh...
DeleteHoreee MK 26 sdh tayabg
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg diberi sehat sll
Salam ADUHAI
Alhamdulilah
ReplyDeleteMakasih bu Tien.
Terima kasih bunda
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih, Mbak Tien, salam aduhai....
ReplyDeleteWanita yg ketemu Abi di RS rasa2nya kok Anindita yah
ReplyDeleteYa Allah moga bnr deh dugaanku
Yaah namanya juga berharao seh
Tp bunda Tien seh msh juga meng aduk2 rasa penasaran kita
Kita tunggu aj kelanjutannya bsk aj
Doaku bunda ttp sehat aj deh
ADUHAI...ADUHAI...ADUHAI
Horeee
Oh Abi ketemu Anindtya di rumah sakit?
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, MK 26 sdh hadir
ReplyDeletesemoga Ibu sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Makasih Bunda untuk Melani nya, yang pasti selalu ditunggu hadirnya
ReplyDeleteMet malam met istirahat Bunda
Alhamdulillah, suwun mbak Tien MELANInya
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
Semoga bu tien sehat2 selalu
Siapa yg ditolong oleh Abi? Anindita kah? Maturnuwun ibu Tien, besok lagi ya, salam sehat nan aduhai selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah,, Matur nuwun bu Tien untuk MK 26 nya
ReplyDeleteSemakin panas nih ceritanya,,,semoga Anindita yg dijumpai Abi ya
Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien n Aduhaaii 👍👍👍
Wah jangan2 itu ibunya Melani, terima kasih Bu Tien semoga selalu sehat.
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun
Tambah seru bikin penasaran Bu Tien trims Melani 26 udah hadir.,.sehat selalu Bu tien
ReplyDeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi,
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Salam dan Doa berkah, sehat , bahagia ADUHAI
DeleteTerimakasih pak Pri
DeleteTadinya Abi tak begitu memperhatikan, tapi tiba-tiba di tangga lobi anak wanita itu terjatuh. Abi segera memburunya, dan membantunya bangkit, dengan melupakan rasa sakit di badannya sendiri.
ReplyDeleteJangan² anak wanita kurus lemah yang bersama seorang wanita ini........
adalah Anindita...... Semoga menjadi obat penasaranku, tp........
Besok lagi ya.......
Semangat bu Tien, aduk² terus perasaan pembacamu
Nuwun mas kakek
DeleteMaturnuwun Bu Tien 🙏 MK sdh tayang,sehat selalu beserta keluarga,salam ADUHAI... Bu
ReplyDeleteSalam ADUHAI Yangti
DeletePuji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Melani26 hadir apik dan gasik buat kami penggemarnya.
ReplyDeleteSemoga yg ditolong Abi adalah Aninditya dgn putrinya, yg saat pisah dulu sebenarnya sdh mulai mengandung anak ke 2. Semoga semua bahagia.
Monggo ibu Tien, dilanjut aja penasaran nih... Matur nuwun Berkah Dalem.
ADUHAI ibu Yustinhar
DeleteMatur nuwun bu Tien ..Mk 26 sdh hadir..berita gembira krn Santi ditangkap polisi, Boni berterus terang tentang Santi dan akal bulusnya.. Semoga Abi dotemukan dengan Anindita..sepertinya yg jatuh di tangga adalah Anindita ..wah ketemu ibunya Melani . nNgarep nih bu Tien. Namanya juga menebak. Ok salam sehat. Semoga cerita berikut semakin berujung penemuan Anindita
ReplyDeleteSalam ngarep ibu Noor
DeleteMelan bakal jadi pengusaha tampaknya walaupun hanya lulusan SMA.
ReplyDeleteSanti sinting dibawa polisi.
Siapa ya yang ketemu Abi di rumah sakit?
Salam sehat mbak Tien, selalu ADUHAI....
Selalu ADUHAI pak Latief
DeleteTerima kasih banyak mbak Tien cerbung nya. Salam aduhai. Salam sejahtera.
ReplyDeleteSalam ADUHAI PAK Andrew
DeleteAlhamdulillah.. hatur nuwun mBak Tien Kumalasari, MK Eps 26 sudah tayang.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin Yaa Robbal'Aalamiiin salam aduhaai dari Cibubur
Salam sehat dan salam hangat.
Aamiin ya robbal alamiin
DeleteTerimakasih jeng Sis..
Alhamdulillah, terimakasih bu tien... Rasanya gak mau berhenti bacanya.... Harus nunggu besok lagi😁
ReplyDeleteAsiikkk.., Santi ditangkap polisi... biarkan dia membusuk di penjara. Orang jahat sekali dia.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien.. smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu.
ADUHAI ibu Ira...
DeleteAduhaiiii....
ReplyDelete🙏
Aninkah...
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam sehat dan selalu aduhai
Trimakasih mbak Tien..MK26nyaa..
ReplyDeleteWaah ada pemain baru nii...siapa yaa..
Sempga semua baik..
Salam sehat dah aduhaiii mbak Tien..🙏😘🌹
ADUHAI ibu Maria
DeleteHa ha ha, biasa anggêr bakul arêp kukut mêsthi ngringkesi apa sing ånå, wis kari ngetung bathi...
ReplyDeleteNgomong apé lo..
ketawa sendiri lagi
Itu tadi emak² nuntun anaknya yang keburu ceking, menderita susah menahun bagaimana tidak ..
Anaknya hilang pas lagi ngegemesin lagi, duh..
Kadang disela kekosongan hatinya meracau manggil anaknya.. walaupun lemah tapi terdengar jelas di sekitar nya
Hanya nggak terduga dan nggak mau menduga "sahabat" nya yang cantik melakukannya..
Waktu itu "sahabat"nya kan bersumpah dengan penuh kebencian untuk membalas biar ikut merasakan deritanya..
Terngiang kembali sumpah serapah kebencian itu. Dari "sahabat"nya..
Kadang menunduk menyalahkan diri sendiri, kena apa ya? Apa nggak peka diri ini?
Masa sih segitu lama masih membenci.
Rasanya sudah nggak ada harapan hidup lagi, tapi kan masih berharap untuk menemukan anaknya, tentu kawatir apakah baik² saja.
Kekuatiran itu menumpuk dan tidak pernah ada jawaban...
Kosong.. terlihat dari sorot matanya..
Ketika ditolong pemuda gagah dan cakep, walau agak bêngêb; segera racauan itu mulai; 'bukan aku tidak pernah melakukan, itu bukan aku', 'jangan, jangan usir aku mas' sambil menunduk 'maafkan aku nggak bisa menjaga anak kita Melani mas', eh pemuda bêngêb ini ngebatin; ih sok pede lu, emang aku suamimu..
Udah ditolong malah meracau, emang istri aku.. sambil menahan pusing di kepala menjauh..
Tapi tubuh perempuan itu familiar banget, gitu ya, mau bilang karoseri nanti piyé..
Karoserinya sangat mengenal gitu maksud lho?
Ngebayangin ternyata biså juga ya; tapi tadi perempuan itu meracau nyebut 'Melani anak kita', hah ..
Kembali mendekat berniat menanyakan penyebab dari derita penyakitnya, pada ibunya.
Setahu saya Melani itu tinggal dirumah pak Panji ..
Mulailah memori nya terusik, 'oh mas Panji, kak Maruti'.
Udah pemuda bêngêb lupa sakitnya, ingin mengantarkan ke rumah pak Panji siapa tahu budhénya Melani mengenal ini perempuan.
Siapa tahu .. aku enggak tahu,
Tahu² sudah lewat tengah malam... Jadi pagi donk..
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke dua puluh enam sudah tayang,
Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Nanang sedang meracau..
DeleteADUHAI..
Iya ini lagi nyidam cincau
DeleteAlhamdulilah MK sudah tayang, matur nuwun mugi Ibu tansah sehat.
ReplyDeleteAlhamdulilah..Melani sudah aman..
Bahwa kita perlu tahu dimana rumah yang membantu kita...
Semoga yg ketemu Abi adalah Anindita..
Makin seru
Salam seru ibu Moedjiati
DeleteAssalamualaikum wr wb.. Slmtpgii mbak Tien.. Terima kasih MK nya.. Slmtsehat dan aduhai sll dri sukabumi🙏🥰
ReplyDeletejgn2 wanita itu Anindita? yg kehilangan semangat stlhh ansknys diculik ? inikah cr mbak tien mempertemukan peran utama yg hilang dua dasawarsa? mksh uo nuya mk 26 mb Tien. slm seroja selalu? 🙏🤲
ReplyDeleteTerima kasih bu tien... makin seru smf bu tien all sehat , salam aduhai
ReplyDeleteDari pondok gede
Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat tuk berkarya... Salam... 👍💪🙏🙏🙏
ReplyDeleteHaloooo juga mbak Tien ... tErimakasIh MK 26 sdh dibaca tuntas, salam ADUHAI dr Kota Magelang
ReplyDeleteAlhamdulillah...semakin Aduhai ceritanya,terima kasih Bu Tien senantiasa sehat..dan sehat..,Aamiin.
ReplyDeleteAssalamualakum mbak Tien,seneng MK 26 sudah terbit..Aduhai... semoga wanita kurus dengan pandangan kosong yang bertemu drngan Abi adalah Anindita ... salam sehat dari bunda Arum Kuta Bali,,
ReplyDeleteSalam sehat Unknown. Namanya siapa sih
DeleteGimana cara memberi nama dan pasang foto ya..?salam Aduhai buat panggrmar Kejora Pagi( dari Bunda Arum Kuta Bali)'x
DeleteAbi sedang mau masuk ke rumah sakit. Luka di kepalanya terasa sakit, dan badannya terasa panas. Ia bingung mencari obat yang diberikan dokter, entah jatuh dimana. Jadi sejak kemarin dia tidak meminum obatnya.
ReplyDeleteKetika berjalan masuk itu, dilihatnya seorang wanita setengah tua sedang menuntun anaknya, seorang wanita kurus yang matanya menatap kedepan dengan tatapan kosong. Mereka berjalan tertatih, karena anak wanita itu terlihat lemas. Tadinya Abi tak begitu memperhatikan, tapi tiba-tiba di tangga lobi anak wanita itu terjatuh. Abi segera memburunya, dan membantunya bangkit, dengan melupakan rasa sakit di badannya sendiri.
Sepertinya wanita yang terjatuh ini Anindita dan wanita setengah tua itu bibik pembantunya...???
Kita tunggu saja kelanjutannya dari Bu Tien pasti ADUHAI ...Salam sehat utk Bu Tien dan Keluarga.. Aamiin YRA
Aamiin
ReplyDeleteMatur nuwun pak Indriyanto
Semua psti menebak wanita kurus itu Anindita dan simboknya, siapa tau bunda Tien pnya cerita seru trnyata dia adalah....? Salam aduhai bunda dri Bintaro seru jg klo tebakannya salah hehehe
ReplyDeleteAssalamualakum wrwb
ReplyDeleteSalam aduhai buat mbak Tein dan semua penggemar Kejora Pagi .. dari Kuta Bali,,🥰🥰
Kutunggu dan kutunggu lagi....
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSdh ketemu anak kandung tinggal istrinya nlm ketemu...wah wah di mana kan???
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Wah senangnya Anggoro sdh ketemu dgn anak gadisnya, semoga ibunya sgr diketemukan juga.
ReplyDeleteAbi memang pemuda yg baik, suka menolong orang lain tanpa memandang derajat. Semoga Abi berjodoh dgn Melani... Maturnuwun Bu Tien dan maaf baru bisa ketemu episode 26 dan 27 sekaligus pagi ini. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...