MELANI KEKASIHKU 24
(Tien Kumalasari)
Boni menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum menutp lagi pintunya. Ia duduk, dan terpaksa memangku kedua belah kaki Melani yang terbujur disepanjang jok. Gemuruh dada Boni seakan tak mampu menahan gejolak hati setan yang menguasainya. Perlahan ia menundukkan kepalanya agar wajahnya bisa menyentuh wajah cantik yang diam tak berkutik. Tapi sebelum wajah buruk rupa itu mencapai tujuannya, mata Melani terbuka. Nanar ia memandang ke arah depan wajahnya dan dengan spontan tangan yang semula terkulai kebawah menampar wajah itu. Boni duduk sambil mengelus pipinya, dan Melani segera bangun, lalu menatap laki-laki didepannya dengan jijik.
“Apa yang kamu lakukan?” bentaknya.
“Melani... Melani.. tenang dan jangan berteriak ya.. Dengar, aku hanya ingin melihat.. apakah kamu masih panas atau tidak.. Tenang ya....”
Api yang menyala diseluruh aliran darahnya tak kunjung surut, diraihnya tubuh Melani, tapi Melani meronta. Tangannya mencoba membuka pintu disebelahnya, tapi sia-sia.
“Tak akan bisa sayang..”
Melani bingung bercampur ketakutan. Ia bingung mengapa bisa berada didalam mobil bersama laki-laki yang mengaku kerabat ayahnya ini. Otaknya berputar, kemudian dia menyadari bahwa laki-laki buruk rupa itu adalah penipu.
“Ya Tuhan...” rintihnya sambil memundurkan tubuhnya.
“Aku hanya ingin menyentuh kamu, cantik.”
“Pembohong, laki-laki busuk! Mana ayahku? Manaaa?” Melani berteriak.
“Nanti, dia ada di mobil yang lain.”
“Toloooong...!”
“Sssst... diam dan jangan berteriak. Kalau kamu berteriak lagi maka aku akan membunuhmu!” mata garang itu memerah menahan geram. Sekali tubruk dia berhasil merengkuh tubuh Melani. Sebelah tangannya membekap mulutnya, membuat Melani tak bisa berteriak lagi. Lalu tiba-tiba ia mengambil sesuatu dari dalam sakunya, seperti sebuah sapu tangan, yang kemudian ditaruhnya di hidung Melani.
Melani meronta, tapi apa dayanya? Tiba-tiba ia kembali terkulai lemas. Boni menyeringai. Ia tak sabar lagi, keburu sopir itu selesai makan.
Namun tiba-tiba sebuah sirene polisi terdengar meraung. Boni terperanjat. Ia belum sadar sedang apa polisi itu datang ke tempat ini, sampai ketika kemudian terdengar ketukan keras dipintu mobil. Boni melepaskan Melani yang kemudian kembali terkulai.
“Bukaaa! Bukaa !!” teriak polisi itu.
Boni juga belum sadar, mengapa polisi ingin agar dia membuka pintunya. Pelan ia melakukan perintah polisi itu, sambil berusaha menutupi tubuh Melani yang terkulai di pintu yang satunya.
Tapi tiba-tiba polisi menarik tubuhnya keras, dan hampir membuatnya tersungkur.
“Siapa dia?” hardik salah satu polisi yang berjumlah empat orang.
“Oh, dia.. isteri saya pak, sedang sakit dia,” jawabnya tanpa merasa salah.
“Salah seorang polisi menjenguk kedalam, dan melihat Melani terkulai bersandar pada pintu mobil.
“Benar dia pak,” kata polisi itu. Barangkali Andra juga mengirimkan foto Melani dalam laporannya.
“Namanya Melani kan?” tanya itu.
“Ya, isteri saya Melani pak,” jawabnya masih saja berbohong.
“Bawa dia !!” salah seorang yang tampaknya pemimpinnya, memerintahkan kepada anak buahnya.
“Heii, salah apa saya ? “ kata Boni yang menjadi keder karena sepertinya mereka mengetahui apa yang dilakukannya. Tiba-tiba dia menjatuhkan dirinya, berguling-guling, dan entah bagaimana caranya, kemudian dia berguling semakin mendekati sungai kecil disamping rumah makan itu, Boni berhasil menyelinap disana. Banyak pohon pohon perdu disekelilingnya. Tapi polisi lebih cekatan. Mereka mengejarnya dan melepaskan tembakan, membuat Boni tersungkur ke sungai, dengan dua luka tembakan di kakinya.
Dua orang meringkus Boni lalu memborgolnya.
“Haaaai... salah apa saya? Itu isterikuuu... isterikuu..” teriaknya sambil meronta. Tapi dua orang polisi menyeretnya masuk kedalam mobil polisi.
Sopir taksi itu keluar dan mendekat.
“Ada apa ya?”
“Kamu siapa?”
“Saya sopir taksi itu pak.”
“Mau kemana mereka?”
“Saya dibayar untuk mengantarkan mereka ke Jakarta pak.”
“Kamu mengenal dia?”
“Ya mengenal karena dia menyewa mobil saya.”
“Bawa mobil kamu, salah satu dari kami akan ikut bersamamu. Gadis itu masih pingsan didalam.”
Sopir itu mengangguk. Sebenarnya dia sudah tahu bahwa penumpangnya bukan orang baik-baik, sejak mencarternya dan membawanya ke hotel. Tapi dia kan mencari uang, apa pedulinya tentang baik dan buruknya penumpang yang telah membayarnya? Namun ia berjanji akan mengatakan semuanya nanti kepada polisi.
***
Andra bersorak begitu selesai menerima telpon dari kantor polisi.
“Alhamdulillah Sa...” dan tanpa sungkan dia memeluk Sasa untuk melampiaskan kegembiraannya, membuat Sasa gelagapan.
“Heeiii.. katakan apa kata polisi, dan lepaskan aku..” kata Sasa yang sedikit tersengal.
“Aduh... maaf Sa, saking gembiranya aku. Penjahat itu sudah tertangkap. Aku ingin segera ke sana untuk bisa menemui Melani.”
“Bagaimana Melani?”
“Dibawa polisi dalam keadaan masih terbius, tapi sekarang dia sudah sadar.”
“Syukurlah, tapi kita kan harus menunggu mas Abi..”
“Iya, aduh.. lama banget sih..”
Lalu ponsel berdering lagi.
“Ya pak?” tanya Andra karena yang menelpon adalah polisi yang tadi menghubunginya.
“Sepupu anda ingin bicara.”
“Oh, tentu, saya ingin mengatakannya tadi..Mana dia?”
“Mas Andra...” suara Melani lemah dan bergetar.
“Melani, kamu tidak apa-apa?”
“Untunglah... polisi segera datang. Cepat kemari mas.. “
“Iya tentu, aku sedang di rumah sakit, menunggu Abi yang sedang dirawat.”
“Mas Abi kenapa?”
“Dia bermaksud menyelamatkan kamu ketika kamu dibawa ke hotel, tapi penjahat itu menghajarnya.”
“Ya Tuhan. Lalu bagaimana keadaannya?” tanya Melani dengan nada khawatir.
“Hanya lebam-lebam dan sedikit pusing. Tuh, dia sudah keluar, kami akan segera menjemput kamu.”
“Cepet ya mas, aku pusing sekali..”
“Ya, ya.. segera Melan,” lalu Andra menutup ponselnya.
“Kamu bicara sama Melan?” tanya Abi dengan kepala diperban.
“Penjahat sudah tertangkap. Beruntung Melani selamat. Kita harus segera kesana.”
“Ya, aku selesaikan dulu administrasinya.”
“Sudah, biar Sasa mengurusnya, ayo kita duluan. Bayar semuanya ya Sa.”
“Baiklah,” kata Sasa yang segera menuju ke loket administrasi.
“Tak sabar aku.. bagaimana keadaan Melani?” tanya Abi sambil berjalan ke arah parkiran.
“Nanti dia pasti cerita, yang jelas polisi menyelamatkannya sebelum Boni melakukan hal terkutuk.”
“Syukurlah.. aku sudah ketakutan sejak tadi.”
“Apalagi aku Bi, kan aku yang menunjukkan alamat tempat kerja Melani? Dan untunglah kamu kebetulan juga melihatnya ketika penjahat itu membawanya ke hotel.”
“Bagaimana Melani bisa menurut ketika diajak pergi orang itu? Wajahnya menyeramkan.”
“Aku mengira karena orang itu membujuknya entah dengan apa, nanti semuanya akan menjadi jelas. Ayuk cepat, kita jemput Sasa di lobi, biar bisa segera berangkat. Tapi tunggu, aku harus menelpon ibu, supaya ibu juga tenang.”
***
“Maruti, ada baiknya kamu makan dulu, nanti perutmu sakit,” bujuk Panji karena Maruti tak mau beranjak dari teras sejak siang tadi.
“Nanti mas, kalau mereka sudah datang,” kata Maruti tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu pagar rumahnya.
“Tapi kamu tidak makan sejak pagi.”
“Nggak apa-apa mas, bagaimana aku bisa makan kalau hatiku tidak tenang? Mas saja yang makan.”
“Bagaimana aku bisa makan sendiri tanpa kamu?” balas Panji.
“Mereka belum menelpon juga sih mas.”
“Sabarlah Mar, kalau sudah ditangani polisi, pasti semuanya akan selesai. Makan ya, aku ambil makanannya kesini, kita makan bersama disini, ya.”
“Tapi aku tidak lapar.”
“Tidak, sesendok dua sendok cukup, yang penting makan,” kata Panji tanpa menunggu persetujuan Maruti, langsung pergi ke ruang makan, mengambil nasi dan lauknya yang diletakkan diatas nampan, lalu kembali mengambil piring setelah menaruh semuanya di meja teras.
“Ya ampun mas, mengapa mas yang melayani aku?”
“Tidak apa-apa, sekali-sekali suami melayani isterinya. Ya kan?” kata Panji sambil menyendok nasi kepiring untuk isterinya.
“Aduh mas, sedikit saja,” protes Maruti.
“Ini juga sedikit, aku suapin ya?”
“Tidak... biar aku makan sendiri.”
Akhirnya Maruti mau memakannya, karena Panji memaksanya. Walau dengan hati tidak nyaman, mereka tetap makan. Sebentar-sebentar Panji memberi semangat kepada isterinya.
Dering ponsel membuat Maruti tersedak, sambil tangannya meraih ponselnya.
“Pelan-pelan Mar. Minum dulu, biar aku mengangkatnya,” kata Panji yang kemudian mengulurkan gelas minuman kepada isterinya, lalu dia meraih ponselnya.
“Andra?”
“Bapak ya? Bapak sudah dirumah?”
“Sudah sejak tadi. Ibumu butuh ditemani. Dia bingung dan cemas memikirkan keponakannya.”
“Bapak dan ibu tenang saja. Penjahat yang mengaku kerabatnya om Anggoro itu sudah tertangkap.”
“Oh, syukulah. Melani bagaimana ?”
“Dia baik-baik saja. Ini Andra, Sasa sama Abi sedang menuju ke kantor polisi untuk menjemput Melani.”
“Syukurlah. Semoga semuanya segera selesai,” kata Panji sambil mengacungkan jempolnya ke arah isterinya, sebagai pertanda bahwa semuanya baik-baik saja. Wajah Maruti cerah seketika walau belum jelas semuanya. Acungan jempol suaminya menjadi pertanda sebuah berita baik.
Panji menutup ponselnya dengan wajah sumringah, Maruti menatapnya penuh tanda tanya.
“Tenang, ayo kita lanjutkan makan, penjahat itu sudah tertangkap dan Melani baik-baik saja.”
“Syukurlah, apa mereka sudah mau datang kemari?”
“Andra sedang menjemputnya di kantor polisi. Ayo, lanjutkan makannya.”
Maruti menyendokkan lagi sesendok nasi dan lauknya, lalu memakannya dengan lahap. Maruti melarang suaminya mengangkat sisa makan itu ke belakang. Hatinya sudah tenang, dan dia baru kembali ke teras ketika selesai mencuci piring-piring kotor, lalu membawa dua jus buah yang kemudian diletakkan di depan suaminya.
Panji tersenyum senang, melihat rona cerah di wajah isterinya.
“Diminum jusnya mas, dari pagi aku membuatnya,” kata Maruti sambil menghirup jus alpukat buatannya.
“Selamat sore..” keduanya terkejut. Seorang laki-laki gagah berdiri di tangga.
Maruti menatap tak berkedip. Ia merasa seperti mengenal tamunya.
“Anggoro ?” Panji lah yang lebih dulu berteriak.
Maruti membelalakkan matanya.
“Anggoro ?”
Laki-laki itu memang Anggoro. Begitu mendengar Panji dan Maruti menyapanya, ia lalu menghambur dan bersimpuh didepan Maruti, lalu menangis mengguguk didepannya.
“Anggoro, tenanglah,” kata Maruti sambil menepuk-nepuk bahu adik iparnya.
“Maafkanlah aku mbak, maafkan aku mas... kalian pantas menghukum aku.. aku tak bisa menjaga isteri dan anakku. Maaf mbak.. maaf ...”
“Tenang Anggoro, ayo duduklah dengan baik. Mana isteri kamu?” tanya Maruti.
Tangis Anggoro semakin menjadi-jadi.
“Aku berdosa mbak.. aku berdosa... aku menyia-nyiakan mereka. Isteri dan anakku, entah dimana...”
“Apa? Kamu tidak tahu dimana isteri kamu?”
“Isteri dan anakku mbak, entah dimana.”
“Kami baru saja menemukan anakmu, Melani.”
Anggoro mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata..
“mBak sudah bertemu Melani? Kami terpisah sejak dia masih bayi.”
“Sebentar lagi dia akan datang, dia cantik seperti ibunya dan sudah dewasa. Tapi bagaimana kamu bisa kehilangan isteri kamu juga?”
“Ada orang jahat memisahkan kami.”
“Duduklah disini Anggoro, dan mari kita bicara. Maruti, barangkali kamu bisa mengambilkan minum untuk adik kamu ini, supaya dia merasa lebih tenang,” kata Panji sambil mengangkat tubuh Anggoro dan mengajaknya duduk. Maruti beranjak kebelakang untuk mengambilkan minum, dengan perasaan tak menentu, karena ternyata Anggoro tidak tahu dimana Anindita berada.
***
“Mas Andra...” Melani segera berdiri dan menubruk Andra, begitu melihatnya datang. Tangisnya pecah didada bidang kakak sepupunya.
Andra memeluknya erat dan mengelus rambutnya lembut.
“Sudah.. sudah, jangan menangis lagi. Semua sudah berlalu. Maafkan mas Andra ya, mas Andra yang menunjukkan alamat tempat kerja kamu.”
“Aku bersyukur bisa selamat,” isaknya.
“Ini karena Abi melihat kamu ketika dia membawa kamu ke hotel.”
Melani ganti memeluk Abi, hanya sebentar tapi dilepaskannya dengan tersipu.
“Terimakasih ya mas. Mas jadi begini karena Melani,” kata Melani sambil menatap wajah Abi yang lebam-lebam.
“Tidak apa-apa Melan, demi kamu
apapun akan aku lakukan. Sayang ketika itu aku tidak bisa langsung berhasil dan
dia sempat mambawamu kabur.” kata Abi tanpa bisa mengalihkan pandangannya pada wajah cantik yang sangat dicintainya. Ingin ia merengkuhnya begitu lama untuk melepaskan kerinduannya setelah hampir saja kekasihnya itu celaka.
“Allah melindungi Melani dari kelakuan orang jahat itu.”
Begitu polisi selesai memeriksanya, bahkan juga mencatat keterangan dari Abi, maka mereka diijinkan membawa Melani pergi. Ia duduk di bagian belakang bersama Sasa.
“Apakah dia tidak mengganggumu Mel?” tanya Sasa dalam perjalanan pulang.
“Hampir saja mbak. Ngeri kalau mengingatnya.”
“Mas Andra, bisakah menghubungi simbok? Sudah lewat saatnya Melani pulang, simbok pasti bingung.
“Baiklah.”
“Biar aku saja yang menelpon, kamu kan lagi menyetir,” kata Abi.
“Tapi jangan ceritakan semua kejadian ini, katakan saja bahwa Melani langsung ke rumahku.”
Lalu simbokpun bisa menerima apa yang dikatakan Abi, dan kekhawatiran yang semula menderanya telah lenyap.
Tiba-tiba ponsel Andra berdering.
“Ya ibu,” jawab Andra ketika ternyata yang menelpon ibunya.
“Kamu dimana ?”
“Dijalan, sudah dalam perjalanan pulang.”
“Bersama Melani kan ?”
“Iya bu, tentu saja.”
“Bagus nak, ayahnya Melani menunggu dirumah.”
“Apa? Ayahnya Melani? Om Anggoro ?”
Mendengar itu tiba-tiba wajah Melani berubah pucat.
“Tidak.. tidak.. aku tidak mau kesana..” pekiknya seperti orang ketakutan.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah Melani ke 24 tayang.
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien...
Horee mb Wik juara
Deleteterimakasih bu Tien, MK 24 hadir menemai menjelang tidur. slm sehat tetap semangat
DeleteSelamat hatrick.......
DeleteAlhamdulillah .....
eMKa_24 sdh tayang.
Terimakasih bu Tien, semoga Bu Tien selalu sehat dan tetap menghibur dan membuat penasaran kami semua......
Salam ADUHAI.....
Salam sehat dan ADUHAI, Ibu Wiwik, jeng Nani, pak Djoni, mas Kakek
DeleteHoreee...mb Wiwik juara lagi
DeleteMbak Tien sayang, maturnuwun ya..sudah menyuguhi cerita yang bagus dan sarat pesan moral.
Santi, dokter egois dan frustrasi yang tak mau belajar dari pengalamannya. Selamat menikmati hotel prodeo ya Santi !
Abi, sekali terbukti, bahwa cinta sejati tak oernah mudah dimenangkan, perlu perjuangan gigih..
Melani, kisah hidupmu yang pilu, semoga berbuah semanis madu..
Dita, semoga penderitaanmu berakhir bahagia...
Mbak Tien, aku berharap alur ceritanya dibuat agak slow, jangan buru-buru happyend..hihihi biar puas.
Salam super kangeeen dari Bandung nih
MK duapuluhempat tayang
ReplyDeleteHoreeeee...horeeeeee...
ADUHAI
Horeee
DeleteIkutan juga ah.... horrreeeee.... MK 24 sudah tayang. Matur nuwun Mbak Tien.
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang, gemesh banget nie bunda hehehe
ReplyDeleteSalam aduhai
Wahyu - Lamongan
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien 🙏🙏🙏
Gasiik en mantull
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Alhamdulillah.
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien ... Semoga Berkah dan Ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu melindungi kita semua Aamiin😊🌹
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Alhamdulilah lancar jaya.
ReplyDeleteMakasih Bu Tien semoga sehat selalu
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Maturnuwun bu Tien
DeleteSami2 pak Wedeye
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMet malam bu tien tks sdh tayang... smg sehat sll ..salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Sri
DeleteSy jg ikutan hoooorrrreeee
ReplyDeleteMK 24 sdh tayang
Trmksh mb Tien smh sehat sll
Salam ADUHAI
Alhamdulillah MK24 telah tayang, tks bu Tien, sehat n bahagia selalu. Aamiin
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillaah.... MK 24 sudah hadir,
ReplyDeleteMakin asyiik, makin mendebarkan
Trima kasih ibu Tien... Semoga ibu dan keluarga sehat dan bahagia selalu
Aamiin yaa Robbal’alamiin...
Salam SeRoJa... ADUHAI...
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien, smg sll sehat
Terima kasih Bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah, sudah tayang
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
Salam sehat
Aduhai kok jadi begitu melani mendengar nama ayahnya …
Part paling ditunggu, dan hadir awal... terima kasih... mantul bnget.... sehat² Mbu Tien... ditunggu part berikutnya...
ReplyDeleteAlhamdulillah MK~24 sudah hadir, maturnuwun Bu Tien semoga panjenengan tetap sehat.
ReplyDeleteAamiin..🙏
Alhamdulillah MK 24 tayang , maturnuwun Bu Tien 🙏,salam sehat tetap semangat dan tambah ADUHAI ceritanya..
ReplyDeleteHoreee,,horeee,,sudah tayang ,,,pancen nilap aku kok tadi tak inceng belum tayang ,,,loo tak tinggal sebentar ngudang empuuss lakok sudah terbit
ReplyDeleteAlhamdulillah Melani tayang Twrimakasih bunda Tien
ReplyDeleteSemoga bunda Tien sekeluarga selalu sehat
Salam sehat dan aduhai
Alhamdulillah MK 24 sdh hadir
ReplyDeleteDuuh Melani..
Semakin seru dan bikin penasaran cerita lanjutannya.
Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu selalu sehat wal'afiat
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah.....Melani selamat....
ReplyDeleteWuik makin seru.turnuwun Mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah Melani sudah muncul kembali.
ReplyDeleteMakasih ya Bunda.
Met malam dan salam ADUHAI
Alhamdulilah ....horeeee
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien ...smg sehat sll
Matur nuwun mbak Tien-ku Melani sudah berkunjung ke rumah.
ReplyDeletePolisi Indonesia gerak cepat, penjahat cepat tertangkap. Usut siapa otaknya, seret ke meja hijau, hukum yang setimpal.
Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Seneng bisa tidur nyenyak.
ReplyDeleteUntung Melani selamat dr penjahat.
Maturnuwun mb Tien.
Salam sehat nan aduhai
Yuli Semarang
Alhamdulillah, matur nuwun mBak Tien Kumalasari MK Eps 24 sudah hadir.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin YRA.
Salam hangat dari Tangerang.
Alhamdulillah.....
ReplyDeleteMK sudah hadir .....
Makasih bu Tien, semoga sehat selalu bu. Salam aduhai ....
Puji Tuhan, matur nuwun ibu Tien, Melani lolos dari Boni yg mengerikan.
ReplyDeleteSuasana mulai membaik,semoga Dita juga bisa ditemukan dlm suasana baik pula.
Penasaran nunggu lanjutnya. Matur nuwun Berkah Dalem.
Alhamdulillah... lega, Melani selamat
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien sehat selalu
Alhamdulillah gasik saya mbacanya
ReplyDeleteMtrsuwun mbak Tien cantik
Makin seru critanya
Salam Aduhaiii
Sehat selalu...
Alhamdulillah do'a saya terkabul..Melani selamat. Matur nueun bu Tien..saya takutbaca lho karena takut terjadi sesuatu. Bapak Melani sudah datang ke rumah Maruti..semoga Melani bisa dibujuk dan trauma kejadian buruk hilabg. Wah Anggoro bisa ketemu putrinya , tinggal usaha mencari Anindita. Ditunggu kelanjutannya
ReplyDeleteAlhamdulillah... Makin aduhai bu Tien
ReplyDelete𝐖𝐚𝐡 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐢 𝐁𝐚𝐩𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐬𝐡 𝐭𝐫𝐚𝐮𝐦𝐚 𝐝𝐠𝐧 𝐲𝐠 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐁𝐨𝐧𝐲 𝐲𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐩𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚..𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐧𝐠𝐠𝐨𝐫𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐨𝐧𝐢 𝐲𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐀𝐧𝐠𝐠𝐨𝐫𝐨.
ReplyDelete𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈.
𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐛𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚...𝐀𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐘𝐑𝐀🙏🙏🙏
Duh seneng rasanya Melani selamat, sejak kemarin deg"an terus , matur nuwun Bu Tien sugeng dalu sugeng istirahat, Salam Aduhai saking Pasuruan
ReplyDeleteSami2 ibu Mundjiati
DeleteAduh...
ReplyDeleteMbak Tien memang hebat
Terima kasih mbak Tien
Samo2 KP LOVER
DeleteAlhamdulillah.. setelah kesibukan yg begitu menyita waktu .. akhirnya..bisa bisa mengikuti melani .. salam sehat mbak Tien b..dari Sawahlunto.. 🙏🙏
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Sariyenti
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin
DeleteMatur nuwun wo
Salam aduhai dari kota arang Sawahlunto..
ReplyDeleteAlhamdulillah,semakin Aduhai ceritanya
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien,sehat selalu..,
Aamiin.
Aamiin
DeleteNuwun ibu Rini
Alhamdulillah Melani selamat. Matursuwun mbak Tien yang semakin ADUHAI alur ceritanya
ReplyDeleteSalam sehat selalu
Salam ADUHAI ibu Umi
DeleteSimbok.. teriakan itu terdengar sambil berlari menuju rumah kontrakan mbok Karti..
ReplyDeleteSimbok heran kenapa anaknya memeluk erat dan menangis, dibiarkan anaknya meluapkan emosi kemarahan ketakutan seolah tanpa harapan...
Mereka datang kok sama mas Abi, ini pasti emaknya mas Abi yang membuat anak nya seperti ini, tapi wajah mas Abi kok kaya habis berantem...
Ada apa ini.. duh ngehabisin durasi aja..
Simbok membelai sayang sambil berusaha menenangkan emosi anaknya yang ketakutan kalau-kalau terpisah dari simbok,
mBok aku nggak mau berpisah dengan simbok aku anak simbok kan...?
Iya nduk simbok sendiri juga takut kehilangan mu tenanglah ceritakan bagaimana dan gimana kejadiannya simbok juga bingung ada apa?
Kamu datang² seperti ini, tapi itupun kalau kamu mau cerita, tapi simbok sudah senang sekali kamu pulang tapi ada apa sampai mas Abi mukanya begitu..
Aku nggak mau pisah darimu mBok biarkan aku bersamamu simboku..
ADUHAI...
Sampai lelah nangis dan tertidur di pelukan simbok dan ditidurkan rupanya minta ditemani takut kalau terpisah dari simboknya.
Melanjutkan tidur menghabiskan sisa pusing akibat minuman dari orang bertato tadi siang..
Berharap segera ketemu anaknya, Anggoro menceritakan kenapa mereka berpisah dan baru tahu kalau anaknya diculik dari bayi, baru menyesal..
telaaat kok tahunan, kamikakon..
Kebenaran apakah dia disuruh Anggoro di pertemukan lah di sel kantor polisi.. ternyata brutus yå sampai disini juga berarti perembukan dirumah makan itu perencanaan penculikan kali ini..
Baru tau dia betapa kejamnya...
Eh.. Santi nyusul mau menengok Sasa, ha neh sekali ..ya ..gara gara kata kata Anggoro yang mencibir, bagaimana seorang ibu bisa meninggalkan anak balita nya begitu saja..
wédok cap åpå kamu ini ..
Aaass embuh ... bruwêt..
Terimakasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke dua puluh empat sudah tayang,
sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Nanaaang
DeleteHa neh kamu ya
Hé hé hé hé aèng..
DeleteTerima kasih Mbak Tien ... Lega deeh , Melani selamat ... Salam Seroja Mbak Tien & keluarga ...
ReplyDeleteSami2 ibu Enny
DeleteSalam ADUHAI
alhamdulilah anggoro sdh smp juga di rmh maruti... smg melani bs dibujuk utk ketemu budenya maruti sblm ketemu bpknya.. jgn smp melani trauma krn boni yg bohong soal kead bpknya yg ktnya sakit... ditunggu crt lanjutnya.. slm seroja utk mb Tien dan para pctk🤗
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI jeng Sapti
DeleteAlhamdulillah. Terima kasih bu Tien. salam sehat selalu
ReplyDeleteSami2 bapak Wirasaba.
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
Trimakasih mbak Tien MK24nya...
ReplyDeleteDuuuh..Melani knp begitu..ini akibat si bon2 yg kerasukan setan itu..
Semoga anak dan bapak bs ketemu dan dalang hancurnya RT Anggoro segra diringkus..meringkuk dipenjara seumur hidup..😡😡😡
Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹
Salam sehat dan ADUHAI ibu Maria
DeleteAlhamdulilah MK sudah tayang, matur nuwun bu Tien, mugi tansah sehat.
ReplyDeleteBerhari hari degdegan...alhamdulilah Melani selamat..
Bagaimana pertemuannya dengan Anggoro
Hari hari menunggu penasaran lagi..pencarian Anindita...Santi masuk hotel prodeo lagi?...perjuangan Abi menghadapi bu Cokro..
Makin seru
Salam seru ibu Moedjiati
DeleteKasihan Melani, trauma dia.
ReplyDeleteMakasih mba Tien .
Semoga selalu sehat dan semakin aduhai
Aamiin
DeleteADUHAI ibu Sri
Matur nuwun bunda Tien MK 24..
ReplyDeleteSami2 ibu Padmasari
DeleteAlhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat... Salam... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin
DeleteSalam juga ibu Sri
Alhamdulilah.melani 24 udah tayang trims Bu Tien sehat selalu
ReplyDeleteSami2, Ibu Suparmia
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Alhamdulillah Bu Tien ternyata menyelamatkan Melani dari kejahatan Boni, karena kecerobohan Andra. Mengapa Melani takut bertemu dgn Anggoro, apakah Melani mengalami kejadian yg traumatis dgn ayahnya tsb. Semoga di episode 25,sdh ada jawabannya. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya semakin menarik dan seru. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin...Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
DeleteMatur nuwun sanget pak Mashudi.
Aamiin ya robbal alamiin
Slmt pgii mbak Tien.. Terimakasih MKnya.. Smg MK berakhirnya dgn bahagia semuanya . Terutamambak Tien yg sht sll dan dpt berkarya terus unk menghibur penggemarnya.. Aamiin.. Slmseroja dan Aduhai dri skbmi🥰🙏
ReplyDeleteAamiin
ReplyDeleteSalam seroja dan ADUHAI ibu Farida Inkiriwang
Alhamdulillah, aduhai banget bu Tien, salam sehat selalu ya
ReplyDeleteTerimakasih pak Merianto
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
Alhamdulillah,dengan tertangkapnya Boni kedok Santi cepat terbongkar,, salam sehat mbak Tien,, salam sehat penggemar Kejora Pagi dari Kuta Bali...
ReplyDeleteGemes.. gregetan dengan ulah Boni.. semoga kedok Santi cepat terkuay ,, salam dehat buat Mbak
ReplyDeleteTien dan penggemar Kejora Pahi ,, ( bunda Arum
Kuta Bali),,🙏🏻
Salam sehat buat ibu Susi dan bunda Arum.
ReplyDeleteADUHAI
Jam2 terbitnya Melani......
ReplyDelete.
Salam aduhai
ReplyDeleteMelani masih utuh dari jangkauan boni
Ada secercah harapan bagi abi
Salam dari tasikmalaya
Salam ADUHAI ibu Engkas
ReplyDeleteAssalamualaikum wrwb Aduhai Melani terma kasihMbak
ReplyDeletetien ,,🙏🏻🙏🏻
Alhamdulillah sehat u bu Tien ..MK 24 br baca...seruuu gmn. Anindita???
ReplyDelete