MELANI KEKASIHKU 23
(Tien Kumalasari)
Abi bergerak cepat, sebelum Boni membungkukkan badannya, Abi sudah sampai disampingnya dan menggamit lengannya. Boni terkejut, menoleh dan menatap Abi dengan marah.
“Ada apa?” katanya kasar.
“Kenapa dia?” Abi sambil menunjuk ke arah Melani yang masih tampak memejamkan matanya.
“Apa urusan kamu?”
“Dia kerabatku.”
“Bodoh! Dia isteriku, sedang sakit. Pergi !” sentak Boni kasar. Tapi Abi bergeming. Ia mencengkaram lengan Boni.
“Lepaskan dia.”
“Orang gila ! Pergi!” kata Boni sambil mengayunkan kepalan tangannya. Sayangnya Abi tak sempat mengelak, dan membuatnya sempoyongan ketika pukulan itu mengenai pelipisnya. Dengan sigap Abi bangkit lagi, dan kemarahannya memuncak. Akan dia pertaruhkan nyawanya untuk melindungi Melani. Tapi badan Boni lebih tinggi besar, dan kebiasaan bertarung jangan diragukan lagi. Dia sudah tahu bahwa laki-laki ganteng ini biarpun badannya kekar, dengan gampang akan menjadi bulan-bulanannya. Sekali lagi dia mengayunkan tangannya untuk memukul wajah Abi, tapi Abi berhasil menangkisnya. Abi menonjok dada Boni dengan sekuat tenaga, tapi laki-laki itu tetap bergeming.
“Eh.. mas.. mas.. jangan berantem disini mas,” teriak petugas hotel.
“Dia mau mengganggu isteriku!” teriak Boni lantang.
Petugas hotel segera memanggil keamanan.
“Dia mau mengganggu isteriku, biar aku hajar dia,” Boni terus-terusan berteriak dengan suara baritonnya yang menyeramkan.
“Dia bohong !! Dia....”
Boni melayangkan satu pukulan lagi yang membuat Abi kembali terjengkang.
Tak cukup sampai disitu, sebelum Abi sempat bangkit, Boni menghujaninya dengan pukulan, dan Abi benar-benar tak sempat membalasnya. Pada suatu saat Boni menjatuhkan lagi pukulan di kepalanya, membuat mata Abi berkunang-kunang.
Hanya beberapa saat kejadian itu berlangsung. Satpam hotel mendekati dan melerai mereka.
“Tolong, laki-laki ini mau mengganggu isteriku. Dia sedang sakit dan aku harus melarikannya ke rumah sakit.” Katanya sambil mengangkat tubuh Melani dan dibawanya keluar. Sebuah mobil sudah menunggu di depan lobi, dan secepat kilat Boni masuk kedalamnya lalu kabur. Rupanya dia sudah memesan taksi yang tadi disewanya agar menunggu, dan bersiap didepan lobi sebelum Melani jatuh tak sadarkan diri.
“Tolong, dia menculik gadis itu.. dia menculik..” teriak Abi.
Satpam hotel yang kebingungan segera menatap keluar, dan mobil itu sudah tak kelihatan batang hidungnya.
“Dia membawa isterinya yang sedang sakit,” kata petugas hotel yang mempercayai kata-kata Boni, apalagi tadi ketika datang, Abi berbicara tak jelas dengan menanyakan ini itu kepada petugas.
“Celaka. Kenapa kalian begitu bodoh! Dia penculik !!” Abi berteriak sambil berusaha bangkit. Matanya masih berkunang-kunang.
Satpam segera melaporkan kejadian itu pada polisi.
Abi mencari ponselnya. Wajahnya sudah lebam disana-sini.
“Hallo..” sebuah jawaban dari seberang, suara Andra.
“Andra, aku Abi..”
“Ya aku tahu, ada apa? Aku sedang di bandara. Seseorang menculik Melani.”
“Ya ampun, aku baru saja melihatnya di hotel. Aku mencegahnya membawa Melani saat Melani tak sadarkan diri, tapi aku tak berhasil. Dia menghajarku habis-habisan, aku nyaris pingsan dan dia sudah kabur.”
“Apa katamu? Dia kabur ke mana?”
“Entahlah, mungkin ke bandara, ini sudah dekat dengan bandara.”
“Aku menunggunya disini. Ceritanya panjang. Bisakah kamu kemari? Kemungkinannya dia akan kabur dengan pesawat.”
“Aduh, kepalaku pusing sekali, baiklah aku mau menyusul kamu ke bandara.”
Abi memanggil taksi yang tadi ditumpanginya.
“Bagaimana pak? Polisi akan segera datang kemari,” kata satpam itu.
“Aku akan mengejarnya ke bandara. Nanti aku kemari lagi,” kata Abi yang segera menuju ke arah taksi yang sudah menunggunya.”
***
“Ya, bagaimana Bon?” tanya Santi ketika Boni menelponnya.
“Aku berhasil San.. aku sudah bersama Melani.”
“Bagus sekali, kerja kamu selalu baik Bon. Bonus sudah menunggumu. Kau apakan gadis itu?”
“Masih tak sadarkan diri. Aku sedang menuju bandara, dan segera bertolak kembali ke Jakarta.”
“Mengapa tidak kamu habisi saja gadis itu?”
“Gila kamu. Dia sangat cantik, aku akan membawanya pulang.”
“Kamu yang gila Bon, kalau kamu melakukannya, semuanya akan kacau.”
“Tidak, serahkan saja sama aku.”
“Sebaiknya kamu tidak pulang dengan pesawat.”
“Memangnya kenapa?”
“Bahaya, apalagi kalau gadis itu siuman.”
Boni tampak berfikir, lalu dia mengurungkan niatnya ke bandara yang sebenarnya sudah dekat. Ia berbincang dengan sopirnya dan tawar menawar tentang ongkosnya kalau dia mau membawanya ke Jakarta. Akhirnya berapapun yang sopirnya mau, Boni menyetujuinya. Mereka hanya lewat bandara, tapi tidak berhenti disana.
***
“Ya ampun Bi, mukamu sampai matang biru seperti itu?” pekik Andra ketika Abi sudah sampai disana. Tadi sambil berjalan Abi sudah menceritakan semuanya, membuat Andra juga menjadi panik. Tapi Abi tidak melihat laki-laki tinggi besar yang membawa Melani itu disekitar ruang tunggu.
“Harusnya dia sudah sampai disini. Dia kabur begitu membuat aku roboh.”
Keduanya mencari-cari, barangkali penjahat itu lolos dari pengawasan Andra.
“Jangan-jangan dia tidak naik pesawat,” kata Andra yang semakin cemas.
“Tampaknya begitu. Kalau ya, pasti sudah sampai disini. Mengapa kamu mengira dia akan naik pesawat?” tanya Abi yang tidak memperdulikan rasa nyeri pada lukanya dan pusing yang menderanya.
“Tadi pagi dia menelpon, dan tak lama kemudian sudah sampai di tempat kerja Melani. Jadi pasti dia naik pesawat. Aku pikir kalau dia kabur, mestinya akan naik pesawat juga.”
“Aku kira dia tidak begitu bodoh. Dengan pesawat akan gampang melacaknya. Pasti dia kabur melalui perjalanan darat.”
“Aku akan mengejarnya, tapi kita lapor polisi saja dulu.”
“Aku ikut bersamamu.”
“Bagaimana luka-luka kamu itu? Dan bukankah kamu sebenarnya mau ke Jakarta?”
“Aku batalkan saja. Masalah ini lebih penting.”
“Kamu juga bertahan dengan luka-luka itu?”
“Tidak apa-apa. Tapi kamu harus berpesan dulu kepada petugas bandara. Siapa tahu dia benar datang kemari. Jadi kalau ada seorang laki-laki, dengan membawa wanita yang tampaknya sakit atau pingsan, mereka harus menahannya. Kecuali itu lapor polisi, pasti ada disini.
“Baiklah. Sa, tolong ambil mobilnya ya, aku akan menyelesaikan urusan disini dulu,” katanya kepada Sasa yang sejak tadi diam saja.
Sasa segera pergi lebih dulu ke tempat parkir.
Tiba-tiba Abi terkejut. Sopir taksi yang tadi dipakainya menyusulnya.
“Pak, apakah bapak masih mau memakai taksi saya?”
Abi menepuk jidatnya, karena lupa membayarnya.
“Maaf pak, tidak lagi, saya sedang panik karena penjahat itu belum sampai ke mari,” kata Abi sambil memberikan sejumlah uang.
“Pak, barangkali bapak memerlukannya, saya mencatat nomor mobil yang tadi kita ikuti,” tiba-tiba kata sopir itu sambil menyerahkan secarik kertas.
“Oh, bagus sekali, saya sampai tidak memikirkannya. Terimakasih banyak ya.”
“Sama-sama bapak, semoga penjahat itu tertangkap.”
“Ada apa?” tanya Andra yang tidak mengerti dia itu siapa.
“Aku lupa membayar taksiku. Dan kebetulan sekali dia mencatat nomor mobil yang tadi kami ikuti. Nih, lihat,” kata Abi sambil menyerahkan catatan nomor mobil taksi itu.
“Ini bagus, laporan kita akan lebih terarah. Semoga dia tidak berganti mobil lain,” kata Andra yang kemudian menggamit lengan Abi untuk menemui petugas keamanan.
***
“Bapak kok pulang?” tanya Maruti ketika suaminya tiba-tiba pulang. Sejak tadi Maruti mondar mandir di teras, karena yang ditunggunya belum juga muncul.
“Aku tidak tenang, jadi lebih baik pulang. Andra dan Sasa juga sedang mencari Melani. Belum ada berita tentang Melani ?”
“Belum, ini aku juga menunggu dengan harap-harap cemas. Rasanya dia tidak akan membawa Melani kemari. Dia itu penjahat, dan hampir yakin bahwa dia anak buahnya Santi.”
“Perkiraanku juga begitu Mar, karena dia bisa menyebut nama Anindita dan Anggoro dengan baik. Hal itu kemudian dipergunakan untuk berpura-pura menjadi kerabat Anggoro.”
Air mata Maruti kemudian merebak. Kecemasannya sekarang adalah pada diri Melani.
“Bagaimana kalau Melani diapa-apakan?” Isaknya
“Kamu sudah menelpon Andra ?”
Sudah, Andra bilang sedang ada di bandara. Menunggu kalau-kalau Melani dibawa pergi dengan pesawat.”
“Sebaiknya lapor polisi saja. Polisi kan lebih bisa menanganinya.”
“Coba bapak telpon Andra.”
“Pasti dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Tapi aku akan menelponnya.”
“Ya bapak,” jawab Andra dari seberang.
“Bagaimana, kok tidak menelpon ibu atau bapak?”
“ Ini kami baru saja lapor polisi. Polisi akan segera melacaknya. Tampaknya memang dia penjahat. Abi memergokinya disebuah hotel.”
“Abi? Bagaimana bisa ketemu Abi?”
Kebetulan Abi mau ke Jakarta. Dalam perjalanan ke bandara dia melihat Melani bersama seorang laki-laki sedang berhenti disebuah mini market. Lalu Abi mengikutinya. Mereka memasuki sebuah hotel, dan Abi melihat Melani dicekoki dengan minuman sampai tak sadarkan diri.”
“Ya ampun.. lalu bagaimana ?”
“Ketika penjahat mau membawa Melani yang pingsan, Abi menghalanginya, tapi laki-laki itu memang ahli berkelahi, apalagi badannya lebih besar. Abi luka parah dibagian wajahnya.”
“Apakah tak ada keamanan di hotel itu?”
“Laki-laki itu berteriak-teriak mengatakan bahwa Melani itu isterinya, dan mengatakan bahwa Abi akan mengganggunya. Mereka melerai ketika Abi sudah tak berdaya dan laki-laki itu membawa pergi Melani.”
“Mereka tidak lapor polisi ?”
“Kemudian mereka juga lapor polisi. Abi menelpon Andra, lalu Andra menyuruhnya datang ke bandara. Tapi tampaknya mereka tidak akan naik pesawat.”
“Belum ada berita?”
“Polisi sudah bergerak. Kebetulan pengemudi taksi yang ditumpangi Abi mencatat nomor mobilnya. Semoga penjahat itu tidak berganti mobil.”
“Ya sudah, kamu dimana sekarang?”
“Karena sudah ditangani polisi, kami hanya bisa menunggu. Sekarang sedang mengantarkan Abi ke rumah sakit. Kasihan wajahnya sampai lebam-lebam. Kecuali itu dia tidak jadi ke Jakarta.”
“Kasihan dia.”
“Doakan bisa segera tertangkap ya pak?”
“Iya, kami terus berdoa. Kamu hati-hati.”
“Bagaimana mas?” tanya Maruti yang sejak tadi mendengarkan.
“Andra sudah lapor polisi. Dan kebetulan Abi melihatnya.”
“Iya, kok bisa ketemu Abi?”
“Dia dalam perjalanan ke Jakarta dan kebetulan melihat Melani. Tapi dia tidak berhasil menghentikan penjahat itu.”
“Ya Tuhan.. bagaimana sih, aku bingung bagaimana Abi bisa ketemu mereka.” Maruti kembali menangis.
“Ya sudah, sudah ditangani polisi, semoga polisi bisa menghadang dan menangkapnya. Kamu tenang ya, dan selalu berdoa. Aku ambilkan minum ya.”
“Nggak jelas cerita tentang Abi tadi..”
“Aku ambilkan kamu minum dulu, nanti aku ceritakan semuanya setelah kamu agak tenang.”
***
Melani terbaring di jok mobil bagian belakang kemudi. Sebentar-sebentar Boni menoleh ke belakang. Ia menyesal tadi tidak sempat mengerjainya ketika di hotel, karena keburu ada yang mengenalinya.
“Kurangajar, rupanya dia mengenal Melani. Untunglah aku bisa mengecoh petugas keamanan di hotel itu sehingga aku bisa lolos,” kata batin Boni yang kecewa tidak bisa melakukan apa-apa padahal Melani sudah dibuatnya pingsan. Menurut Santi, Boni harus menghabisinya, tapi melihat wajah cantik Melani, Boni punya rencana lain yang lebih mengerikan daripada kematian. Boni menelan ludahnya dan ingin segera tiba di Jakarta agar segera bisa menikmati wajah molek yang membuatnya tergoda,
Boni tetap mempergunakan taksi yang semula disewanya dan tidak mau berganti mobil, untuk menghindari kecurigaan karena membawa gadis yang sedang pingsan. Ia akan menyogok sopir taksi itu agar tak mengatakan apa yang terjadi kepada siapapun juga.
“Apa sebaiknya aku berhenti dulu disuatu tempat sebelum gadis itu siuman ya? Pasti ada hotel atau penginapan dimana-mana. Tapi membawa gadis pingsan pasti menimbulkan pertanyaan. Dan seandainya Melani sudah sadar, pasti dia juga akan berteriak-teriak,” Boni terus mengutak-atik akal agar bisa segera menikmati tubuh cantik yang menggiurkan itu.
“Benar sekali dia mirip ibunya. Sayang waktu itu tidak benar-benar bisa memeluknya, karena foto itu hanya akal-akalan saja untuk memfitnah Anindita. Dan sekarang ada anak gadisnya yang bisa menggantikannya.”
Boni menoleh ke belakang, melihat Melani masih belum juga sadarkan diri. Boni berkali-kali menelan ludah, menahan gejolak hati yang tidak segera terlampiaskan.
“Bolehkah nanti berhenti sebentar untuk makan pak, saya belum makan sejak siang,” tiba-tiba sopir taksi itu berkata.
“Ah ya, sama, sebetulnya saya juga lapar. Kita makan terakhir sebelum menjemput Melani ya. Nanti berhenti diwarung terdekat, tapi bapak saja yang turun, saya nitip nasi bungkus 2 sama minum,” kata Boni sambil menyiapkan selembar uang.
“Ya pak, saya makannya juga tidak akan lama, atau saya bawa saja ke mobil nanti makan didalam mobil?”
“Tidak, jangan. Mana enak makan di mobil, biar saya saja yang makan di mobil, nanti bersama Melani.”
Dan di sebuah warung, sopir menghentikan mobilnya.
“Ini uangnya, untuk makan bapak sekalian,” kata Boni sambil memberikan uangnya.
“Bapak mau makan apa?”
“Sembarang, nasi sama ayam juga boleh.”
Sopir itu turun dan bergegas menuju warung, Boni menyeringai senang. Ia turun dan masuk ke belakang, dimana Melani masih tergolek tak berdaya.
***
Besok lagi ya
Trimakasih bu Tien...
ReplyDeleteMelani dah tayang
Aduhai
Mbak Wik juara
DeleteHoreee
Horeeeeee,, Bunda Wiwik juaraaa ,, mantuuuuuul 👍👍👍
DeleteBunda Tien, terima kasih,, semoga Bunda sehat selalu, tetap semangat, doa terbaik untuk Bunda Tien Aamiin 🙏🙏🙏
DeleteMakasih mb I'in juga Rinta cah ayu.....
DeleteRINTOOOO
DeleteAamiin.
Matur nuwun.. kangen celoteh Rinto deh
Njih Bunda Tien, Sugeng ndalu 🙏🙏🙏
DeleteSelamat jeng Wik Bojonegoro, Anda layak menduduki singgasana kursi kemenangan di episode ke 23 makam ini.
DeleteMK duapuluhtiga tayang nih
ReplyDeleteAlhamdulillah msh penasaran dgn Melani yg bgtu polos nya
Untung mas Abi selalu siaga di sktr tkp
Mksh bunda Tien sehat selalu
ADUHAI....
HOREEEEEEEE....
Horeeeee Bunda Iin 👍👍👍
Deletealhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung.
ReplyDeleteHoreee dah tayang
ReplyDeleteHoreeeee, biar rameeee ❤️❤️
Deletealhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah yang di tunggu telah hadir MK 23 terimakasih bunda Tien
ReplyDeleteSami2 jeng Werdi..
Delete*LEMBAR KOREKSI:*
Delete1. ...dan _membuatnya sempooyongan_ ketika pukulan itu mengenai pelipisnya.
# .... dan *_membuatnya sempoyongan_* ketika pukulan itu mengenai pelipisnya. #
2. ... _tapi lagi-laki itu tetap bergeming._
# ... *_tapi laki-laki itu tetap bergeming._* #
Waduh.....mantongi.
Berdebar terus jantungku....
Baca episode ini....
Ternyata bu Tien pintar juga berkelahi....
Sehingga ceritanya seakan melihat film laga.....
Matur nuwun bu Tien, yang sdh ....
Membuat hatiku deg-deg plas.
Alhamdulillah MK sdh hadir, mksh bu Tien slm sehat tetap semangat
ReplyDeleteMatur suwun bu,Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah.....suwun ibu
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang
ReplyDeleteSalam sehat bu Tien
Aduhai Semakin seru ni ….
Alhamdulillah melani tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien selalu sehay
Dal sehat dan aduhai
Alhamdulillah MK 23 sdh hadir
ReplyDeleteHoorreee ikut2an biar seru
Trmkah mb Tien , salam seroja
ADUHAI
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi,
Matur Nuwun Bunda Tien, muhi2 tansah wilujeng rahayu Aamiin 🙏🙏🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah terima kasih...
ReplyDeleteSami2 pak Zimi
DeleteTrima kasih bu Tien, kasihan melani ya !
ReplyDeleteSami2 ibu Mundjiati
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeletePak Wedeye.. ADUHAI
DeleteSami2 ibu Arin
ReplyDeleteAamiin atas doanya
Alhamdulillah MK 23 sdh tayang, maturnuwun Bu Tien 🙏, Sugeng dalu Sugeng istirahat tetap semangat dan ADUHAI, sehat selalu beserta keluarga
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulillah...Melani kekasoh ku sudah tayang...salam aduhai mb Tien
ReplyDeleteAssalamualaikum ibu Tien..
ReplyDeleteSehat selalu tuk ibu dan keluarga.
Makin seru ceritanya dan sudah tidak sabar tuk nunggu kelanjutannya
Terima kasih bu.
Sqlam aduhai
Alhamdulillah 🙏🙏🙏
ReplyDeleteWah...deg-degan juga ni... akan ada kejadian apa di bagian belakang. Gadis cantik sedang pingsan, gak ada orang lagi.
ReplyDeleteApa polisi segera datang?
Salam sehat mbak Tien, yang selalu ADUHAI.
Alhamdulillah .
ReplyDelete. . Bikin deg-deg-an nich Mbak Tien..semoga selalu sehat nggih.. 😊
Alhamdulillah MK Eps 22 sudah tayang.
ReplyDeleteTerimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
Semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Alhamdulillah salam sehat Bu Tien dr Weru Sukoharjo
ReplyDeleteAduh...
ReplyDeleteSemakin seru
Terima kasih mbak Tien
Alhamdulillah MK 23 telah tayang, tks bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillah Melani dah tayang, alamat bisa tidur gasik.Makasih Bunda.
ReplyDeleteSehat selalu dan semangat
Alhamdulillaah
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMakasih bu Tien
Terimakasih bu Tien.. melani kekasihku sdh dtg..
ReplyDeleteduuh semoga melani selamat..
ga tega klo melani ada di tangan penjahat.. menyeramkan..
Salam sehat & salam aduhai bu Tien 🙏🙏
Semakin degdegan ceritanya..
ReplyDeletesemoga pertolongan segera datang, Melani selamat,
Terima kasih Bu Tien, MK 23 sdh hadir
semoga Ibu sehat selalu
Aamiin
Salam ADUHAI dari Bekasi
Terima kasih Mbak Tien .. MK 23 udah datang ... Aduuuh , jadi deg degan mau bacanya ... Salam sehat sll Mbak Tien & kelrg ...
ReplyDeleteSemoga pertolongan segera datang niat bejat Boni tidak terlaksana, dan sopir berinisiatif menelpon polisi, dan kedok Santi selama ini terhadap suaminya P Anggoro terbongkar.
ReplyDeleteSedang Ibunya Melany bisa dipertemukan kembali dengan anak dan suami tercinta. Ini mah maunya pembaca....
Namun kami tunggu ice break nya dari Bunda Tien yg saat ini bikin penasaran.
Sugeng ndalu lan matur nuwun Bu Tien semoga sehat selalu dan lan lancar terus.....,,🙏🙏🙏
Wah kasihan melani kalau sampai di kerjaon boni
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
smg Allo sll melindungi MELANI,
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien. Salam sehat
𝐖𝐚𝐝𝐮𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐀𝐛𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐁𝐨𝐧𝐢... 𝐋𝐞𝐩𝐚𝐬 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐧𝐢𝐡 𝐛𝐮𝐫𝐨𝐧𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚.
ReplyDelete𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐁𝐨𝐧𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐧𝐨 𝐩𝐨𝐥 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢.
𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐮𝐭𝐤 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚...𝐀𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐘𝐑𝐀..🙏🙏🙏
Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..tansah sehat nggih,Aamiin.
ReplyDeleteSemoga tdk terjadi hal buruk pada Melani,
ReplyDeleteSemoga polisi segera bisa menangkap Boni...
Penasaran, nunggu lanjutannya. Matur nuwun ibu Tien, Berkah Dalem.
Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien....sdh beberapa hari terlewat ...salam sehat selalu
ReplyDeleteSemakin seru ceritanya....
ReplyDeleteTidak jadi ngantuk
Woo.. sak ke mas kakek
DeleteAlhamdulillah Terima kasih mbak Tien, dasar boni bsndit otak mesum, semoga cepet ketangkap
ReplyDeleteADUHAI ibu Nanung
DeleteBoni ingin nambah dosa, dari pemeras, jadi penculik, sekarang mau jadi pemerkosa, terakhir mau jadi pembunuh sesuai perintah Santi, mudah²an dia segera ditangkap dan sadar.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien cerbung nya. Salam sehat selalu.
Salam ADUHAI pak Andrew
DeleteNangis mobilnya dibawa kabur penumpangnya yang didalamnya ada gadis tergolek lemah,
ReplyDeleteTrus yå cuma nggengam sisa kembalian uang buat makan tadi, telpon nya mendering tanya dimana posisi mu; diwarung pinggir jalan pak, tapi mobilku dibawa lari dengan didalamnya ada perempuan yang pingsan, arah ke Jakarta, katanya tadi mau ke Jakarta.
Dah nunggu lagi..
Yå tunggonono sesuai prosedur
nDra.. bingung yå.. saking semangatnya sok ngefrend membantu "kerabat om Anggoro" membawa lari dah jauh keluar kota, kuciwa berat...
Karena si sopir taksi kalau pakai ngati ati nganti nganti remnya rada kurang daya cengkeram nya nggak begitu kenceng alias rada kurang nggigit nggak terasa, asal menjauh dari kota aja..
Lha ånå truk gandhèng ora kuat nanjak ngebaki dalan macêt, nah bingung, rem kurang makan nyruduk bokong truk nancep nggo ganjêl truk gandhèng, tekan stang stir nyêmpèt dadané sopir wis raiso obah kapok ora..
klithih klithih tangi metu lawang kiwå mlaku sempoyongan diopèni wong pinggir dalan isih mumêt sirahé dadi ora iså neruské ... sésuk manèh waé
Terima kasih Bu Tien,
Melani kekasihku yang ke dua puluh tiga sudah tayang,
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Nanaaaang...
DeleteKarepmu Nang...🤩🤩🤩
Hé hé hé hé hé
DeleteDuuuh...tambah lagi dheg2annya nii selama bacaaa...😡😡
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien,mendebarkan hati nih..... Besok lagi ya, salam sehat nanti aduhai selalu
ReplyDeleteSelamat istirahat
Sami2 ibu Idayati
DeleteTrimakasih mbak Tien MK23nyaa...
ReplyDeleteSalam sehat dan aduaiii bangeet...🙏😘🌹
Maaf blm selesai nulis udh keenter..saking hreget sm bonbon...semoga polisi memergoki sblm bon² melakulan niat jahatnya...😰😰
Sami2 ibu Maria
DeleteAlhamdulillah, terimKasih bu Tien...
ReplyDeleteSami2 ibu Hestri
DeleteSemoga slamat Melani, srmakin seru
ReplyDeleteTrm ksh bu Tien, bacanya semakin ga sabaran. Salam sehat ya bun
Salam sehat dan ADUHAI ibu Handayaningsih
DeleteHoreee...MK 23
ReplyDeleteWaa ...besok lagii....sabaar
Makasih mbak Tien
Sehat selalu
Aduhaiii
Salam sabar dan ADUHAI IBU Yulie
Deletenggak ibunya nggak anaknya kok kasihan banget ya nasibnya. kapan mb Tien bikin mereka bertiga bs berkumpul kembali Melani, Anggoro dan mgknkah Anindita msh hidup? hanya mb Tien yg bs menjwb mau dibw kemana cerita ini berakhir? ditunggu bsk lanjutannya... slm seroja utk mb Tien dan para pctk
ReplyDeleteMakash mba Tien
ReplyDeleteAduh jgn2 supir makan eee Melani di garap🤭🤭
ReplyDeleteADUUHAI ibu Yanti
DeleteWaduh... Mbak Tien... eps msh membuat deg... deg.. plas...sport jantung.Sdh 3 eps membuat gemetar kapan bisa eps sambil tersebyum lega? Terimakasih mbak Tien sehat selalu Aduhai
ReplyDeleteSami2 ibu Nanik
DeleteADUHAI
Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya 🙏🙏🙏
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Sri
DeleteSami2..
Selamatkanlah melani ya alloh...trims bu tien sehat selalu
ReplyDeleteNuwun ibu Suparmia
DeleteSalam aduhai.
ReplyDeleteAh ,, semoga Boni tidak berbuat jahat kepada Melani dan semoga Boni lekas tertangkap. Terima kasih mbak tien , sehat dan bahagia selalu.
Sami2 ibu Imah
DeleteAlhamdulillah..... MKnya sudah hadir, terima kasih Bu Tien, semoga selalu sehat selalu.
ReplyDeleteAamiin
DeleteMatur nuwun ibu Yati
Assalamualaikum wr wb. Biar tambah deg degan dan biar tambah rame, diharapkan Boni bisa ngerjain Melani. Syukur Andra sok akrab, sehingga memberikan alamat Melani kpd orang yg tdk dikenalnya. Maturnuwun Bu Tien, sdh semakin menambah tekanan darah menjadi lebih tinggi, mengingat kejahatan yg bakal dilakukan Boni thdp Melani yg lugu dan ndeso. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
DeleteMatur nuwun pak Mashudi
Aamiin ya robbal alamiin
Aduhai.......tegaaaaaaaang......
ReplyDeleteADUHAI, mas Hadi
DeleteEng ing eng
ReplyDeleteJoyo...
DeleteAduh bu Tien, dimana belajar berkelahi? Semakin seru ajah. Polisi jangan nemukan mereka dong bu, biar semakin konflik, terima kasih bu Tien udah tayangan
ReplyDeleteYa Tuhaaan, melani jangan diapa apakan ya Mbak Tien .. bolehlah cerita dibikin tegang menantang garang .. tpi jangan menyakiti wanita ... uhuk uhuk.uhuk uhuk ...
ReplyDeleteDitunggu Mbak Tien kelanjutannya.. Matur nuwun
ReplyDeleteMatur nuwun MAGELANG sdh diabsen .. Hadir Mbak Tien, salam ADUHAI
ReplyDeleteMatur nuwun
ReplyDelete